Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 4

Anggota:
1. Hafiffah Azzahra
2. Maritsa Khansa Putri
3. Meisya Ayu Fadillah
4. Melly Andhika Putri
5. Jamalan Majuda
6. Putra Aditya

Kritik Sastra Novel Dilan 1990 karya Pidi Baiq

Pidi Baiq adalah seniman multitalenta asal Indonesia. Dia adalah penulis novel dan
buku, dosen, ilustrator, komikus, musisi dan pencipta lagu. Pidi Baiq semakin dikenal para
pecinta karya sastra khususnya novel bergenre humor. Novel "Dilan 1990” karya Pidi Baiq
adalah salah satu karya sastra Indonesia yang sangat populer dan telah menginspirasi
banyak pembaca sejak pertama kali diterbitkan.
Novel “Dilan: Kau Dilanku 1990” sebuah novel romantis populer pertama dari series
trilogi dilan. Karya Pidi Baiq yang merupakan karya dengan sumber inspirasi kisah nyata dari
sudut pandang seorang pemuda Sekolah menengah atas di Bandung. Dilan memiliki sifat
yang keras kepala namun penuh dengan kebaikan dan kejujuran , Dilan yang juga
merupakan tokoh utama dalam cerita novel. Intisari novel ini ialah kisah cinta Dilan dengan
murid perempuan baru di SMAnya yang bernama Milea. Milea sendiri digambarkan sebagai
gadis yang cerdas, cantik, dan penuh semangat, yang akhirnya jatuh cinta kepada Dilan
meskipun awalnya enggan menerima perhatiannya. Hubungan cinta mereka yang intens
penuh warna dan penuh intrik menjadi inti dari alur cerita novel ini.
Dilan memiliki beragam cara untuk mendekati dan mencuri perhatian Milea. Mulai dari
bertingkah selayaknya seorang peramal, berpura-pura menjadi orang suruhan kantin, dan
banyak lagi perhatian-perhatian kecil yang diberikan untuk melunakkan hati Milea. Masalah
pertama dalam novel ini ialah saat sedari awal Dilan berusaha mendekatinya Milea ternyata
telah memiliki kekasih disekolah lamanya di Jakarta. Penulis mengemas tiap scene romantis
dengan apik, kali ini tidak lupa menambahkan bumbu konflik.
Akhir kisah cinta dalam novel "Dilan: Kau Dilanku 1990", hubungan cinta antara Dilan
dan Milea mengalami berbagai ujian dan tantangan, termasuk konflik dengan keluarga dan
perbedaan pendapat. Namun, meskipun menghadapi berbagai rintangan, cinta mereka tetap
kuat dan mereka berhasil melaluinya bersama-sama. Pada akhirnya, Dilan dan Milea tetap
bersama dan menjalani hubungan mereka dengan penuh kesetiaan dan kepercayaan satu
sama lain. Meskipun detail akhir cerita bervariasi tergantung pada versi yang dibaca,
umumnya mereka berhasil mengatasi semua rintangan dan tetap bersama sebagai pasangan
yang bahagia.
Novel “Dilan: Kau Dilan 1990” menggunakan sumber inspirasi cerita dari kisah tokoh
asli, tokoh asli dibalik novel ini sebenarnya cukup dirahasiakan oleh penulis. Kisah diawali
dengan gombalan Dilan saat pertama kali melihat wajah baru baginya, mengambil setting
sekolahan SMA kota Bandung yang masih asri scene ini ditulis begitu dramatis, dengan
bahasa rayuan yang tidak basa-basi, cara ini ampuh memberi kesan pertama yang misterius
memberi rasa penasaran.
“Aku ramal, nanti kita akan bertemu di kantin.” – Dilan
Jurus jitu Dilan ialah kata-katanya yang estetis selain dari sifat keberaniannya
dan paras tampannya yang menjadi daya pikat tersendiri.
Terlepas dari tema romantis dalam cerita, novel ini banyak mengandung unsur
ekstrinsik berupa setting suasana dan norma dalam cerita terlebih dalam konflik penulis turut
menyertakan bahasa dan diksi yang mengekspresikan emosional tiap-tiap tokohnya. Pada
adegan perkelahian penulis turut menggunakan bahasa yang digunakan tokoh sesuai dengan
latar tempat, caci-cacian yang kerap digunakan pemuda Bandung dimasa itu.
Novel Dilan memiliki pengaruh sosial cukup besar karena kepopulerannya, membawa
latar Bandung beserta budaya dan bahasanya. Terkait dengan sosial Novel ini menunjukan
permasalahan dalam kehidupan manusia berupa pandangan hidup salah satunya tidak
mengindahkan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, kecenderungan itu disebut
sebagai konformitas. Konformitas juga merupakan bentuk pengaruhsosial dimana individu
mengubah sikap tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada. Novel
Trilogi Dilan karya Pidi Baiq merupakan salah satu novel yangberisi muatan konformitas.
Novel tersebut menggambarkan kebanyakan remajaIndonesia pada zaman dahulu, sekarang,
dan masa yang akan datang.
Konformitas tidak selalu buruk, ada juga konformitas yang baik terkhusus dalam novel
Dilan 1990. Berikut bentuk konformitas yang digambarkan dalam novel “Dilan: Kau Dilanku
1990”:
A. Konformitas Negatif:
1) Bolos Sekolah
2) Berkelahi dan Tawuran
3) Penyalahgunaan Alkohol dan rokok dibawah umur
4) Prostitusi
5) Pemalakan
6) Pergaulan Bebas
B. Konformitas Positif
1) Aktif dalam kegiatan sekolah dan luar sekolah
2) Suka membaca dan menulis
Konformitas dalam novel ini dapat dipandang sebagai instropeksi diri bagi kita dan
bagi sistem pendidikan dibangsa kita. Semua keburukan lingkungan dalam novel Dilan bukan
untuk ditiru tapi cukup diambil pelajarannya saja, sayangnya hal ini belum begitu digariskan
oleh penulis sehingga memberikan contoh yang terkesan kurang baik untuk dicontoh oleh
pembaca yang masih muda yang bisa saja mereka menempatkan dirinya sebagai tokoh
dalam novel. Idealnya semua kesenangan masa muda dapat dicapai tanpa ikut pergaulan
geng motor yang hanya adu kuat dan adu kenakalan.
Dan nilai-nilai positif dalam novel juga tidak boleh ditepikan begitu saja. Tokoh Dilan
sebenarnya memiliki sifat-sifat yang tersirat yang patut untuk diteladani sebagiannya. Seperti,
Keberanian untuk berkomitmen hanya saja diarah yang baik, Rasa sadar akan tanggung
jawab dan amanah akan tanggung jawab seperti menjaga Milea itu juga salah satu yang
patut dicontoh, Disiplin dan rela menerima konsekuensi dari melanggarpun dapat dicontoh
meski lebih baik menghindarkan diri dari masalah sedari awal.
Karakter didalam novel ini juga sangat kuat dan memukau. Contohnya seperti Dilan,
dengan segala keanehannya, adalah tokoh yang memikat pembaca dengan sikapnya yang
tegas namun romantis. Sementara Milea adalah perempuan cerdas dan mandiri yang
mencoba untuk memahami perasaan cintanya terhadap Dilan. Pidi Baiq juga menggunakan
bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai gaya penceritaannya dalam
novel ini. Hal inilah yang membuat novel "Dilan 1990" menjadi istimewa.
Novel "Dilan 1990" karya Pidi Baiq menawarkan pengalaman membaca yang unik
melalui penggambaran karakter yang kuat dan atmosfer yang menggugah emosi,
menampilkan kisah percintaan remaja yang dituturkan dengan cara yang menarik dan penuh
kehangatan. Karakter-karakter utama seperti Dilan dan Milea dirancang dengan kedalaman
yang memungkinkan pembaca untuk merasakan dan terhubung dengan emosi mereka,
sementara humor khas Pidi Baiq menambah unsur hiburan yang membuat cerita ini tidak
hanya mengharukan tetapi juga menyenangkan untuk diikuti. Namun, novel ini mungkin tidak
akan beresonansi dengan setiap pembaca. Gaya penceritaan yang subjektif dan fokus pada
tema percintaan remaja bisa menjadi kekurangan bagi mereka yang mencari jenis cerita atau
pendekatan yang berbeda. Keberhasilan novel ini dalam menghibur atau menyentuh hati
pembaca sangat bergantung pada seberapa jauh pembaca bisa mengaitkan diri mereka
dengan pengalaman dan emosi yang digambarkan melalui narasi Pidi Baiq.
Menurut penulis, buku ini cukup menarik. Cerita ini mainstream, seperti novel-novel
remaja biasa tentang kisah cinta anak SMA. Tapi yang membuat buku ini bagus dan menarik
adalah, Sang penulis yaitu Pidi Baiq dapat membawa kita bernostalgia ke tahun 1990 dimana
anak SMA pada zaman itu tidak seperti zaman sekarang. Gaya pacarannya pun berbeda. Di
novel ini diceritakan mereka berpacaran hanya dirumah, membantu ibu dari pasangannya
untuk memasak atau hanya membuat minuman. Dan di buku ini, mereka (Dilan dan Milea )
kerjanya tidak hanya pacaran saja, mereka juga belajar bersama. Jadi, selain mereka fokus
mengejar cinta, mereka juga fokus mengejar cita-cita.
Diceritakan juga keadaan kota Bandung pada zaman itu. Saya terbawa ke masa-masa
itu ketika saya membaca novel ini. Bahasa dari novel ini cukup baku. Karena, ceritanya Dilan
ini menyukai hal-hal yang berbau sastra jadi bahasanya lumayan baku namun mudah
dimengerti. Alurnya pun saya nilai bagus. Novel ini meiliki alur maju, tidak ada yang berpitar
di satu alir saja dan kata-katanya tidak berbelit-belit, maka dari itu ceritanya tidak
membosankan.
Covernya cukup menarik, bahannya bagus, kertasnya juga bagus, namun ada satu
kekurangan yang saya temukan pada buku ini, yaitu dengan tidak adanya sinopsis pada buku
ini. Menurut saya sinopsis itu penting untuk bagi yang belum tau tentang apa isi dari buku
tersebut. Jika penulis dapat mencantumkan synopsis dari novel tersebut, pembaca dapat
mengetahui terlebih dahulu tentang apa isi dari buku tersebut dan dengan adanya sinopsis
para pembaca akan lebih penasaran lagi dengan isi dari novel Dilan 1990 ini.
Kesimpulan dari kritik sastra novel "Dilan: Kau Dilanku 1990" karya Pidi Baiq,
konformitas sosial menjadi tema utama yang menggambarkan pandangan hidup remaja
Indonesia pada masa itu. Konformitas negatif, seperti merokok, bolos sekolah, dan tawuran,
disajikan sebagai perilaku yang tidak mengindahkan norma sosial. Namun, ada juga
konformitas positif, seperti aktif dalam kegiatan sekolah dan suka membaca, yang
menunjukkan sikap yang sesuai dengan norma yang baik. Meskipun novel ini memberikan
contoh perilaku negatif, nilai-nilai positif seperti keberanian, tanggung jawab, dan disiplin dari
tokoh Dilan patut diteladani. Kesimpulannya, novel ini menjadi cermin bagi pembaca untuk
introspeksi diri dan refleksi terhadap nilai-nilai yang dijunjung dalam masyarakat, serta
memberikan pemahaman bahwa semua kesenangan masa muda dapat dicapai tanpa
mengikuti pergaulan negatif.

Anda mungkin juga menyukai