Penulis : Pidi Baiq Penerbit : Dar! Mizan Jumlah halaman : 330 halaman
Novel dengan cover warna Biru, disertai gambar ilustrasi
lelaki SMA dan motornya ini ditulis oleh Pidi Baiq. Pidi Baiq menulis novel ini semata mata untuk membuat sebuah karya. Karya Pidi Baiq dalam bentuk novel ini diangkat dari kisah nyata, ia tidak suka jika harus mengarang cerita. Pidi baiq menulis novel ini dibantu oleh sosok Milea. Milea sebenarnya adalah nama samaran. Milea adalah murid baru pindahan dari Jakarta ke Bandung. Wajahnya yang cantik membuat beberapa teman sekolah jatuh cinta padanya. Salah satunya ialah sang peramal. Lelaki itu mengatakan bahwa mereka nanti akan bertemu di kantin. Tapi, ramalannya salah. Hari itu Milea tidak kekantin karena membicarakan urusan kelas dengan teman temannya. Sang peramal itu terus mencari perhatian milea. Sang peramal itu menitipkan surat kepada Piyan untuk Milea,yang isinya ramalan bahwa besok mereka akan bertemu. Milea meragukan ramalannya, karena besok adalah hari Minggu, mereka tidak akan bertemu. Tapi ternyata, ramalannya benar. Sang peramal itu datang kerumah milea dan memberikan surat undangan untuk sekolah di hari Senin-Sabtu. Hal sederhana itu membuat Milea tersenyum dan mulai menaruh perhatian kepada sang peramal. Awalnya milea mengabaikan ramalan ramalan lelaki itu. Namun, karena sang peramal itu selalu mengganggu Milea, akhirnya ia mencari tahu tentang sang peramal itu. Sang peramal itu bernama Dilan, panglima tempur salah satu geng motor di Bandung. Dilan mengikuti Milea pulang dengan angkot dan mengatakan bahwa Milea itu cantik, tetapi Dilan belum mencintainya, tidak tahu kalau sorenya. Perkataan Dilan membuat hati Milea berdebar-debar, mungkin ia kaget atas ucapan dilan. Dilan juga mengatakan bahwa suatu saat Milea akan tahu namanya. Dalam hati Milea sedikit kesal, ia sudah tahu bahwa namanya itu Dilan, tapi Milea diam saja. Saat turun dari angkot, Milea selalu memikirkan Dilan. Karena milea selalu memikirkan dilan, dikantin milea menanyakan kepada temannya apakah semua siswa makan dikantin. Sebenarnya ia ingin tau apakah dilan ada di kantin atau tidak. Ternyata, kebiasaan gengnya Dilan saat istirahat itu tidak dikantin, melainkan di warung bi Eem. Salah satu warung luar sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah. Saat itu tiba tiba Dilan datang dan menyapa Lia. Dia mengatakan pada Nandan bahwa dia sudah mencintai Lia. Sebenarnya ia mengatakan itu juga didepan Lia. Tapi Dilan mengandai andai Lia tidak mendengarnya. Dilihat dari tatapan Nandan, wajahnya terlihat kesal karena sebenarnya Nandan juga suka pada Lia. Tetapi, Lia mengabaikan perasaan Nandan. Lia hanya bisa diam, hingga tak terasa waktu istirahat telah selesai. Selesai istirahat, Lia dan teman temannya masuk kelas. Tak disangka, Dilan juga masuk ke kelas Lia dan duduk di sebelahnya. Lia heran, kenapa teman teman sekelasnya tidak ada yang berani mengusir Dilan. Saat itu, Dilan meminta kertas dan menulis daftar nama orang orang yang suka ke Lia. Nama-nama itu dicoret kecuali nama Dilan. Katanya, Dilan yang akan berhasil menjadi pacar Lia. Saat guru datang dan menegur Dilan, akhirnya Dilan meninggalkan kelas itu dan Dilan merencanakan sepulang sekolah akan bertemu dengan Lia. Sepulang sekolah, Dilan mengatakan pada Lia bahwa nanti malam ia akan datang ke rumah Lia. Lia melarangnya, tapi Dilan tetap datang kerumahnya. Saat datang ke rumah Lia, Dilan bertemu dengan ayahnya Lia, dan mengaku sebagai utusan kantin, mengatakan bahwa ada menu baru di kantin. Hal itu membuat Lia ketawa. Setelah itu Dilan menelepon Lia. Saat itu pertama kalinya Lia menyebut nama Dilan kepadanya. Sejak saat itu, setiap malam Dilan pasti menelepon Lia. Hari itu, Lia ulang tahun tapi, Dilan tidak menelepon Lia, tidak juga memberi ucapan selamat ulang tahun padanya. Tepat pukul 12 malam, Beni pacar Lia yang di Jakarta datang ke Bandung dan memberi kejutan untuk Lia. Tapi Lia tidak begitu senang atas kehadiran Beni, Lia merasa biasa saja. Saat itu, Lia hanya menunggu Dilan mengucapkan selamat ulang tahun dan memberi kejutan untuknya. Teman teman sekelas memberi kejutan untuk Lia. Nandan, memberi kado ulangtahun berupa Boneka. Saat pelajaran di mulai, tiba tiba Dilan datang dan menghampiri Lia untuk memberikan bungkusan dan mengatakan selamat ulang tahun pada Lia. Semua siswa dikelas memandang Lia. Setelah sampai dirumah, Lia membuka bungkusan dari Dilan. Isinya sebuah TTS yang sudah diisi semua. Lia senang dan tertawa atas apa yang dilakukan Dilan. Menurutnya, itu unik. Beberapa hari kemudian, Lia merasa ada yang berbeda dari Dilan. Dilan terasa menjauh dari Lia. Akhirnya, Lia mencari tahu kenapa Dilan menjauh. Ternyata, Dilan menyangka bahwa Lia berpacaran dengan Nandan, karena Lia dan Nandan pernah pulang sekolah bersama. Lia mencoba menjelaskan pada Dilan bahwa Lia dan Nandan tidak pacaran melalui Piyan. Hari itu, ada seleksi cerdas cermat di sekolah. Lia memilih duduk di bangku depan agar bisa melihat Dilan yang sedang di seleksi dengan jelas. Lia berharap Dilan bisa lolos seleksi cerdas cermat itu. Walaupun Dilan terlihat nakal dan ugal ugalan tapi dia selalu menjadi juara kelas. Tapi, kenyataannya dia selalu sengaja menyalahkan jawabannya,menjawab pertanyaan dengan nyeleneh dan membuat Lia kesal. Karena jawaban dari Dilan tidak ada yang benar, kelasnya tidak lolos seleksi cerdas cermat. Siswa yang berhasil lolos seleksi akan diberangkatkan ke Jakarta. Siswa lain yang tidak lolos juga dianjurkan ikut untuk mendukung sekolahnya. Lia sangat berharap Dilan ikut ke Jakarta, nyatanya tidak. Setelah acara, sekolah mereka kalah. Para siswa dianjurkan untuk makan terlebih dahulu di sekitar tempat lomba tersebut. Lia makan bersama Nandan dan Novi. Saat Novi pergi ke toilet tiba tiba Beni datang dan marah marah. Beni memukul Nandan dan mengatai yang tidak sopan kepada Lia.Lia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Beni dengan kata lain mereka putus. Di perjalanan lia terus saja menangis dan wajahnya terlihat pucat. Keesokan harinya, Lia sakit. Kata dokter,karena dia kecapekan dan harus istirahat selama 3 hari. Di hari ke 2, teman-teman sekelasnya menjenguk Lia. Saat ada telepon dari Dilan,Lia menyuruh Dilan untuk datang kerumahnya. Lia ganti baju dan dandan. Tak lama kemudian ada yang datang, tapi itu bukan Dilan, melainkan Bi Asih. Bi Asih adalah tukang pijit yang dikirim Dilan untuk memijit Milea. Beberapa menit kemudian akhirnya Dilan datang. Teman teman sekelas Lia bersiap siap untuk pulang. Dilan tidak mengizinkan Lia untuk mengantar teman temannya sampai depan, biar Dilan saja yang mengantar,Lia istirahat saja. Beberapa hari kemudian, Beni datang ke Bandung, meminta maaf dan mengajak Lia untuk berpacaran lagi dengannya. Lia memaafkan Beni tetapi tidak mau jika diajak balikan. Lia sudah terlalu nyaman dengan Dilan. Hari Senin, saat upacara, Dilan masuk ke barisan kelas Milea. Pada saat kepala sekolah berpidato, pak Suripto menegur Dilan. Tanpa kata kata, pak Suripto langsung menarik kerah baju Dilan. Hal itu membuat Dilan dan pak Suripto berkelahi. Setelah sedikit mereda, Dilan dibawa ke ruang guru dan menjelaskan apa yang terjadi. Akhirnya Dilan mendapat skorsing dari sekolah selama seminggu. 2 hari setelah kejadian, ibunya Dilan datang ke sekolah. Dan Lia pulang bersama bundanya Dilan. Ternyata, ibunya Dilan asiknya sama seperti Dilan. Ibunya Dilan pun senang dengan Milea, jadi ibunya Dilan memberikan dukungannya agar mereka jadian. Sepulang sekolah, di angkot Lia melihat Dilan dengan motornya mengikuti angkot yang dinaiki milea. Dilan menyuruh Lia untuk turun dari angkot itu dan naik motor bersama Dilan. Dilan mengajak Lia jalan jalan dan mampir untuk makan bakso. Dilan memberi kerupuk untuk Lia. Kerupuk itu dibagi menjadi 2, separuh untuk makan bakso dan sisanya untuk makan malam dirumah nanti. Milea menurut saja apa yang Dilan katakan. Setelah makan bakso dan jalan jalan, Dilan mengantar Lia pulang. Dilan melihat ada lelaki di depan rumah Lia. Lia memberi tau Dilan, lelaki itu adalah kang Adi, guru les privatnya Lia. Saat Lia masuk rumah, Lia izin untuk tidak les privat bersama kang Adi. Di sekolah, Lia mendapat kabar bahwa Dilan dan gengnya akan menyerang sekolah lain. Mendengar kabar itu, Lia langsung cemas dan ingin membuktikan kebenarannya. Saat istirahat Lia datang ke warung Bi Eem ditemani oleh Wati. Di warung Bi Eem, Lia mengajak Dilan untuk jalan jalan bersamanya. Hal itu dilakukan agar Lia bisa menggagalkan rencana Dilan untuk menyerang sekolah lain. Awalnya Dilan menolak ajakan itu, tapi Lia tetap pada keinginannya. Akhirnya Dilan mau menuruti kemauan Lia. Lia memaksa dilan untuk mau jalan jalan bersamanya. Lia terus mencari ide agar Dilan tetap bersamanya dan tidak melakukan penyerangan itu. Akhirnya, Lia dan Dilan menuju rumah Dilan. Dirumah Dilan, Lia bertemu dan mengobrol dengan keluarga Dilan. Saat Lia sedang mengobrol dengan Bundanya Dilan, Dilan mendapat telepon dari Anhar. Lia curiga, Dilan akan melakukan rencana penyerangannya. Lia menghampiri Dilan dan mengatakan kemanapun Dilan akan pergi Lia ikut. Akhirnya Dilan tidak jadi pergi dan memilih untuk tidur. Saat Dilan tertidur di kursi, Lia melihat lihat album foto Dilan. Lia juga diajak bundanya Dilan untuk menuju kamar Dilan. Di kamar Dilan, Lia dan bunda merapikan kamarnya. Bunda Dilan memberitahu puisi puisi karangan Dilan kepada Lia. Setelah itu, Dilan mengantarkan Lia pulang. Lia ingin Dilan berjanji untuk tidak melakukan penyerangan seperti yang akan dia lakukan. Sesampainya dirumah, Lia dan Airin, adiknya, les privat dengan Kang Adi. Lia diajak untuk jalan jalan ke ITB, kampusnya kang Adi. Milea takut Dilan cemburu, Lia berjanji pada Dilan tidak akan pergi bersama kang Adi. Tapi, keesokan harinya kang Adi datang kerumah Lia untuk mengajaknya jalan jalan ke ITB. Lia menolak ajakan kang Adi, tetapi ayahnya menyarankan agar Lia pergi bersama kang Adi. Selama perjalanan Lia bingung, Lia merasa tidak enak kepada Dilan karena ia sudah berjanji untuk tidak pergi bersama kang Adi. Sesampainya di rumah, Lia di beritahu pembantunya bahwa tadi Dilan menelepon, dan Dilan tahu bahwa Lia pergi bersama kang Adi. Lia merasa sangat bersalah kepada Dilan. Di kamar, Lia hanya menangis dan memandangi salinan puisi yang ditulisnya secara diam diam saat di rumah Dilan. Lia takut Dilan marah dan tidak mau lagi bertemu dengan Lia. Keesokan harinya, Lia ingin bertemu Dilan untuk menjelaskan tentang ia yang pergi bersama kang Adi. Lia mencari Dilan di warung Bi Eem, tapi Dilan tidak ada disana. Di warung bi Eem ada Susi, orang yang suka dengan Dilan, hal itu membuat emosi Lia meningkat. Ditambah lagi Anhar yang bicara asal asalan, membuat Lia bertengkar dengan Anhar sampai sampai Anhar menampar Lia. Lia merasa kesakitan, berlari dan menangis menuju kelasnya. Membuat Dilan dan Anhar bertengkar. Saat istirahat, kabar Dilan dan Anhar bertengkar sampai ke telinga Lia. Lia langsung bergegas ke lapangan, berusaha memisahkan Dilan dan Anhar. Dilan tidak terima jika Anhar menampar Lia. Setelah Dilan dan Anhar sudah tidak bertengkar, Lia dan Dilan menuju warung Bi Eem. Lia minta maaf karena sudah berbohong kepada Dilan tentang pergi bersama Kang Adi. Tapi Dilan tidak mau membahas soal itu. Setelah mengobati luka Dilan, Dilan meminta selembar kertas dan bolpoin. Dilan membuat surat resmi bahwa mereka berpacaran dilengkapi materai dan tandatangan DilanMilea yang isinya seperti teks proklamasi. Akhirnya mereka berdua pun resmi pacaran. Karena mengisahkan dilan milea berpacaran, novel ini memiliki keterbatasan, dalam arti tidak semua kalangan bisa membaca novel ini. Anak dibawah umur tidak cocok membaca novel ini, karena didalamnya mengandung unsur percintaan. Sisi lain dari kisahnya yang mengandung percintaan, bahasa yang digunakan begitu sederhana, tidak norak, namun dapat terasa romantisme nya. Adanya ilustrasi-ilustrasi pada novel meningkatkan rasa semangat untuk membaca. Meski bukunya terlihat tebal, namun tulisannya agak besar yang memudahkan saat membaca. Novel ini juga sudah difilmkan yang tayang pada 25 Januari 2018 di bioskop. Dilan diperankan oleh Iqbaal Ramadhan dan Milea diperankan oleh Vanesha Prescilla. Setelah membaca novel atau menonton filmnya, kita bisa mengambil pelajaran jangan menilai sesuatu hanya dari covernya. Yang terlihat nakal belum tentu kisah hidupnya buruk. Dilan, anak brandalan, nakal, ugal ugalan, anggota geng motor. Dibalik sifatnya itu, Dilan berprestasi, dia selalu menjadi juara kelas, selalu mendapat peringkat disekolahnya.