Anda di halaman 1dari 5

SEMANGAT DAN USAHA SEORANG PELAJAR

Pada suatu hari disebuah desa terpencil, ada seorang anak


yang bernama Dian, ia terlahir dari keluarga yang sederhana dan
ekonomi keluarga yang berkecukupan. Ayahnya hanya seorang
petani dan penghasilannya pun hanya cukup untuk kebutuhan
sehari-hari. Dian masih menduduki bangku sekolah menengah
atas. Dian adalah siswa yang pandai dan juga berprestasi
disekolahnya dan ia juga merupakan siswa yang baik, mudah
bergaul dan ramah kepada siapapun. Dian juga anak yang memiliki
pendirian teguh, semangat dan mempunyai cita-cita yang tinggi.

Tetapi, ada satu hal yang menjadi masalah untuk Dian menimba
ilmu. Jarak rumah dengan sekolahnya cukup jauh dikarenakan
Dian tinggal dipedalaman, sehingga Dian harus berjuang lebih
ekstra untuk bisa datang kesekolah, bagaimana tidak, jarak rumah
dengan sekolahnya hingga 10km. Belum lagi jika musim hujan, dia
harus melewati jalan yang rusak, terjebak banjir diperjalanan
bahkan bisa kehujanan.

Hingga suatu hari tepatnya pada hari senin, pada saat Dian
berangkat dari rumah menuju sekolahnya, tiba-tiba hujan turun
begitu deras membuat Dian kehujanan ditengah perjalanan,

sehingga Dian harus berhenti sesaat untuk berteduh. Ketika hujan


sudah mulai sedikit reda, Dian melanjutkan perjalanannya dengan
penuh semangat melawan rintisan air hujan agar bisa sampai
disekolah tepat waktu, walaupun ia tahu bahwa akan telat tiba
disekolah.

Sesampainya Dian disekolah, ia melihat pintu gerbang sudah


ditutup, dan Dian tahu bahwa dirinya akan dihukum atas
keterlambatannya. Dengan pakaian yang sedikit basah, Dian
dipanggil oleh guru piket pada hari itu, dan bertanya pada Dian
mengenai alasan atas keterlambatannya. "Heyyy nak,,, apa yang
kamu lakukan? Apa kamu tidak tau gerbang sekolah sudah ditutup
1 jam yang lalu, kenapa kamu bisa terlambat?" Tanya guru piket.
"Iya Buk saya tau, maafkan saya Bu, saya sudah berusaha sebisa
saya untuk datang tepat waktu, akan tetapi saya kehujanan dan
harus menunggu hujan reda agar bisa kesekolah. Saya sadar akan
kesalahan saya Bu, dan saya siap menerima sanksi atas perbuatan
saya ini," jawab Dian dengan penuh harapan. "Bukan masalah
sanksinya nak,,, kamu sudah terlambat sedangkan teman-temanmu
sudah mulai belajar sejak 1 jam yang lalu, jika terus seperti ini
kamu akan ketinggalan materi," kata Ibu Guru piket. " Saya tau
Bu,,, tapi apalah daya saya, jarak rumah dengan sekolah tidaklah
dekat Bu, saya sudah berusaha, lebih baik saya menerima sanksi
daripada harus balik ke rumah, saya tidak ingin kedua orang tua
saya kecewa Bu, mereka bekerja mencari nafkah untuk bisa
membiayai sekolah saya, saya harus bisa menghargai kerja keras
mereka, saya datang untuk mencari ilmu dan agar saya bisa
mengubah nasib kedua orang tua saya kelak dan saya ingat bahwa
tidak ada kata terlambat untuk belajar," jawab Dian kepada guru
piket. " Baiklah nak, kata-katamu sangat menyentuh hati Ibuk, Ibu
percaya denganmu, mungkin teman-temanmu yang lain belum
tentu punya pemikiran yang dewasa seperti dirimu, baiklah nak
silahkan pergi ke kelas dan lanjutkan pelajaranmu, Ibu yakin
kelak kamu akan bisa mengubah nasib dan bisa mengangkat
derajat kedua orang tuamu," kata Guru piket dengan penuh
bangga. "Baik Buk,,, terima kasihhh, saya janji tidak akan
mengulangi kesalahan yang sama," kata Dian. Lalu Dian berlari
dan masuk ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran.

Singkat cerita, pada saat jam istirahat berbunyi, Dian pergi ke


kantin dan bertemu dengan salah satu temannya yg bernama Teni.
Teni bertanya kepada Dian, mengapa ia bisa datang terlambat.
"Hey Dian, kenapa kamu bisa terlambat tadi pagi? Apakah ada
masalah?" Tanya Teni pada Dian. "Ehmmm, iya Ten, tadi pagi aku
terjebak hujan di jalan," jawab Dian. "Ohh begitu ya,,, oh iya
beberapa bulan lagi kan penilaian akhir tahun nihh, gimana kalau
kita belajar bareng aja, biar aku juga bisa nanya materi yang belum
aku pahami, gimana mau ga?" Tanya Teni kepada Dian. "Okeey,
kalau begitu nanti kita belajar bareng," jawab Dian dengan senang
hati.

Dua bulan telah berlalu, penilaian akhir tahun juga telah usai.
Kini saatnya diumumkan siswa/siswi yang berprestasi itu. Dian
dan seluruh siswa berkumpul dilapangan untuk mendengarkan
pengumuman tersebut. Hati Dian berdegup-degup kencang
mendengarkan pengumuman itu. Lepas dua nama telah disebutkan,
kini tinggal satu nama yang belum disebut dan ternyata nama siswa
yang terakhir itu adalah Dian. Akhirnya Dian termasuk dari 3
siswa/siswi berprestasi disekolahnya, hati Dian sangat senang.
"Selamat ya Dian, akhirnya apa yang kamu cita-citakan selama ini
telah tercapai," kata Teni. "Terima kasih ya Ten, ini juga berkat
dukungan dari kamu," jawab Dian kepada Teni sambil
mengucapkan selamat.

Bel pulang berbunyi, Dian tak sabar untuk memberitahukan


berita bahagia ini kepada kedua orang tuanya. sesampainya
dirumah, Dian langsung memberitahukan kepada kedua orang
tuanya. "Ayah,Ibu, Dian dapat penghargaan siswa berprestasi dari
sekolah," kata Dian kepada kedua orang tuanya. " Yang bener
nak?" Tanya Ibu Dian. "Iya Pak, Bu," jawab Dian sambil memeluk
Ayah dan Ibunya. Kedua orang tua Dian pun sangat bahagia
mempunyai anak seperti Dian.

Pesan Moral
Pesan moral yang dapat diambil dari cerpen di atas yaitu, untuk
belajar tidak ada kata terlambat selagi ada niat. Prilaku Dian yang
dapat kita teladani dalam kehidupan nyata yaitu sikap bakti dan
hormat kepada orang tua, sekaligus semangat Dian untuk pergi ke

sekolah, meskipun jarak rumah dengan sekolahnya lumayan jauh.

Anda mungkin juga menyukai