Anda di halaman 1dari 5

Angkatan Pertama

Karya Misbahul Munir

Pagi ini, adalah hari yang paling aku tunggu dalam tiga tahun masa SMP, hari ini aku dan seluruh
angkatanku melaksanakan wisuda kelulusan kami, yang bertempat di aula sebuah hotel di Kota
Tangerang. Aku menghabiskan masa SMP ku dengan baik, guna untuk mempersiapakan diri
mendaftar di sma negeri impianku, semenjak kelas 8, aku berusaha memperbaiki nilaiku untuk hari
ini, hari dimana namaku tertera pada selembar kertas yang sialnya harus aku dapatkan setelah 3
tahun menunggu.
Aku duduk di baris ketiga sebelah kanan bersama ibu ku, kami tiba 10 menit sebelum acara dimulai.
Tepat 08:00 acara dimulai, dengan sambutan hangat Kepala Sekolah pastinya, lalu dilanjutkan
dengan pengalungan mendali sebagai tanda kelulusan kami. Aku berkumpul dengan dengan teman
- teman ku untuk melakukan foto bersama, selesai sesi foto bersama selesai, salah satu temanku
bertanya kepadaku perihal sma mana yang akan aku pilih.
“Eh Dimas, congrats yaa lo udah lulus” ujar salah satu temanku
“Haha iya nih, lu juga udah lulus ya kampret”
“Iya juga ya, btw udah ada rencana mau masuk sma mana belum” ujarnya
“Udah nih, aku sih niatnya mau masuk ke MAN Insan Cendekia Serpong” jawabku
“Wah sekolah favorit kan itu, masuknya juga susah banget pasti, semoga dapet ya, gua yakin lu
pasti bisa koo Dim”
“Iyaa taa, kalo lu mau masuk mana nih?” Ujarku
“Mau masuk SMA 101 Jakarta aja lah, doain yaa”
“Ooh 101, oke deh semoga keterima ya”
“Iyaa, eh gua duluan ya, Ibu gua udah nungguin tuh, nanti ngomel kalo kelamaan”
“Yaudh sana”
“Okee, byee”
“Oke”
Dia Tania, salah satu teman dekatku selama di SMP, kami berteman sedari kecil, kebetulan rumah
kami tidak terlalu jauh, jadi sudah amat bosan untuk berbicara panjang lebar dengannya.

***
Hari ini adalah hari pengumuman pendaftaran di MAN Insan cendekia, jam 09.00 aku dan ibuku
berangkat menuju MAN IC dan tiba pukul 09.30. Aku sangat takut namaku tidak ada di daftar
nama-nama siswa yang diterima di sekolah ini. Benar saja, setelah membaca daftar nama yang
tertempel di mading sekolah, tidak ada namaku disana, aku panik dan hampir putus asa.
“Coba cari pelan-pelan, yang teliti mungkin kamu terlalu buru-buru” ujar ibuku yang berada di
samping ku
“Udah Mah, aku udah baca 5 kali tapi ngga ada, gimana dong” jawabku dangan lemas
“Yaudh gapapa ko kalo kamu ngga diterima disini, mungkin belum rejeki kamu untuk sekolah
disini” ujar ibuku mencoba menyemangati ku
“Tapi mah, aku nunggu 2 tahun loh untuk hari ini, aku belajar mati-matian, naikin nilai aku,
ngurangin waktu main, Cuma buat hari ini mah, hari ini, ini ga adil banget”
Ibuku terdiam mendengar ucapanku.
“Katanya hasil tidak akan menghianati usaha, mana buktinya, semua cuma omong kosong belaka”
jawabku dengan amarah
Kami pulang dalam keadaan diam membisu, aku terdiam memandangi jalanan yang ramai. Ibuku
pun lebih fokus mengemudi, mungkin dia memberikan waktu untuk ku marah, kecewa, dan
istirahat sendirian.
Setibanya dirumah, aku langsung masuk ke kamar ku, aku terduduk di meja belajar, meja yang
dulu selalu kupakai untuk melakukan hal terbaik yang bisa aku lakukan, yaitu belajar.
Sudah tiga hari aku tidak keluar dan mengobrol bersama keluargaku, aku benar-benar marah pada
kenyataan bahwa aku telah gagal, aku cuma keluar untuk mandi dan makan, sisanya aku habiskan
untuk menyendiri dikamar, sampai satu hari ayahku pulang dari dinasnya keluar kota.
“Tok, tok, tok. Dimas, Papah boleh masuk”
“Masuk aja, ngga dikunci” jawabku
“Kamu kenapa, ko gamau keluar kamar, ada apa ko sampe kaya gitu” tanya ayahku
“Aku ditolak MAN IC pah, padahal aku udah berusaha semaksimal mungkin, aku udah kurangin
waktu mainku cuma buat belajar, tapi apa hasilnya aku tetep ngga diterima, aku ngga percaya lagi
kalo hasil ngga akan menghianati usaha, semua omong kosong” Jawabku dengan murung
“Nak, Papah tau kamu pasti marah, kamu pasti sedih, kamu pasti kecewa, tapi kamu gaboleh nyerah
nak, ditolak sekolah favoritmu bukan akhir segalanya ko. Dulu kan kamu sendiri yang bilang kalo
kamu gagal karna pilihan kamu sendiri itu jauh lebih baik daripada gagal karna pilihan orang lain,
udah yaa, gaboleh kaya gini” ujar papahku
“Tapi aku udah gagal pah, Mamah sama Papah pasti kecewa juga kan, iyakan?”
“Ngga ko, Mamah sama Papah malah bangga sama kamu, papah sering liat waktu kamu belajar
giat banget, sampe sampe kamu gamau main, papah bangga sama kamu. Lagipula nak, gagal itu
biasa dan berhasil itu biasa karna dalam hidup pilihannya cuma itu, cara hidup bekerja adalah
membuat seseorang berhasil dan orang itu menambah keberhasilannya, atau membuat orang
tersebut gagal sampe dia menemukan letak keberhasilannya”
“Cari sekolah lain aja ya nak, nanti Mamah cariin yang deket aja” sahut ibuku dari belakang.
“Terserah Mamah sama Papah aja sekarang, aku ikut aja”
Aku sedikit melepaskan beban beratku kali ini, berbicara dengan ayahku membuat pikiranku
membaik, aku mulai bisa menerima keadaan bahwa aku gagal, tapi bukan brarti aku menyerah.
Setelah ayah dan ibuku keluar kamar, terdengar samar-samar mereka membicarakan tentang akan
kemana sekolah yang akan aku tuju sekarang, aku mendengar satu nama yang tidak asing, Yayasan
Ki Hajar Dewantoro.
“katanya ada sekolah baru loh di deket rumah”
“sekolah baru? Yang mana?”
“itu Sma Dewantoro yang deket rumah”
“loh dewantoro kan sekolah lama mah, baru darimananya coba” jawab ayahku
“yang lama itu cuma SMK sama SMP nya aja yah, SMA nya baru dibuka tahun ini, masuk
dewantoro aja ya, deket dari rumah juga” ujar ibuku kepada ayahku
“yaudah kita masukin dimas kesitu aja, deket dari rumah juga” jawab ayahku
Keesokan paginya, ibuku langsung bergegas ke SMA Dewantoro untuk mengambil formulir
pendaftaran. Aku dan ibuku sudah menyiapkan semuanya dan hari itu juga formulir pendaftaran
aku serahkan ke sekolah.

***
Setelah melaui proses pendaftaran, hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah ke sekolah
baruku, siswa angkatan pertama, tidak ada masa orientasi siswa seperti waktu aku masuk ke SMP
dulu. Hari pertama kami semua langsung melaksanakan upacara dilapangan sekolah. Lalu ada
sambutan dari Ketua yayasan kepada siswa/siswi baru baik dari SMP, SMK, maupun SMA.
“selamat datang kepada seluruh siswa siswi baru kelas 7 dan 10 dari SMP dan SMA, SMK yayasan
pendidikan Ki Hajar Dewantoro, khusus untuk anak kelas 10 SMA, kalian adalah angkatan pertama
di sekolah ini, karna memang pada dasarnya sma baru dibuka tahun ini, tepat 20 tahun setelah
yayasan pendidikan Ki Hajar Dewantoro di dirikan pada tahun 1986. SMA hadir karna permintaan
dari masyarakat sekitar yang tidak ingin menyekolahkan anaknya terlalu jauh dari rumah mereka,
atas usulan tersebut dan masukan dari beberapa petinggi yayasan, maka saya selaku pimpinan
yayasan memutuskan untuk membangun gedung sma pada akhir 2004 dan alhamdulillah pada hari
ini, bulan Juli tahun 2006 bangunan SMA sudah dapat digunakan”
Itu adalah sambutan singkat dari Keyua Yayasan Ki Hajar Dewantoro, beliau adalah bapak
Mulyadi. Beliau juga merupakan salah satu pendiri dari yayasan Ki Hajar Dewantoro ini. Sekolah
yang akan menjadi tujuan setiap pagi dalam tiga tahun.
Setelah upacara selesai, kami semua masuk kedalam kelas, aku masuk di jurusan IPA. Tidak butuh
waktu lama bagiku untuk mendapatkan teman baru, karna memang sejak smp, aku terbilang anak
yang mudah untuk bergaul dan memdapatkan teman baru.
“Kenalin, gua Rio” Ucapnya sambil menjabat tanganku
“Ehh iya gua Dimas, salam kenal” jawabku
“Gua Sindy” Ucap salah seorang perempuan di belakang kami.
“Ooh, iya Sindy salam kenal juga”
“Iya salam kenal juga Dimas” jawabnya saat kami berjabat tangan.
Vanesa, Rio, Sindy, Alisya dan Hana adalah beberapa teman baruku di kelas, kami semua duduk
pada satu barisan yang sama. Kami semakin dekat dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke
bulan, dan tahun ke tahun. Sampai pada akhirnya kami sudah ada di kelas 12 sekarang, melalui hari
hari yang melelahkan dan perjalanan yang hanya sebentar, kami melaui itu semua dengan penuh
kegembiraan yang sesekali sering disusupin hal yang tidak menyenangkan, seperti dihukum karna
pergi ke kantin pada jam sekolah, berdiri dilapangan karna telat masuk sekolah, tidak boleh
mengikuti pelajaran karna tidak membawa buku atau tidak mengerjakan PR. Kami melalui itu
semua bersama sama. Hal itulah yang akan kami kenang selama masa SMA ini, masa yang disebut
adalah masa paling indah dalalm hidup kita. Yaa, masa SMA.

***
Hari ini, kami semua dinyatakan lulus ke Perguruan Tinggi masing-masing, aku ke Universitas
Indonesia, Vanesa ke Universitas Airlangga, Sindy ke Universitas Padjajaran, Rio ke Universitas
Negeri Jakarta, sedangkan Alisya dan Hana diterima di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Kami
semua merayakannya dengan penuh kegembiraan, kegembiraan yang membawa kami pada waktu
dimana kami semua harus berpisah untuk tujuan dan cita-cita masing-masing.
“Perpisahan adalah akhir dari yang lama, dan awal dari yang baru” ucap Rio yang membuat kami
semua melirik ke arahnya.
“Iyaa ri, ngga kerasa ya udah 3 tahun kita sama-sama, bulan depan udah wisuda aja nih hahaha”
sahut Hana.
“Gua harap kita semua sukses dikehidupan masing-masing, kita ngga tau kehidupan seperti apa
yang akan kita jalani selanjutnya, bisa jadi membahagiakan, bisa juga malah menakutkan, tapi yang
perlu kita lakukan cuma bertahan, dan jangan nyerah” ujar Vanesa menambahkan.
“iya saa, semoga kita semua sukses” ujarku lalu di aamiin kan oleh semuanya.
***
Setelah sesi foto bersama wisuda, kami semua menyempatkan diri untuk berkumpul di kantin
sekolah sejenak, sambil membicarakan momen-momen yang membuat kami semua tertawa sampai
lupa bahwa kami bukan lagi bagian dari sekolah ini, angkatan pertama, dan lulusan pertama Sma
Ki Hajar Dewantoro membuat kami sangat bangga akan hal itu.
Setelah selesai di kantin, kami berdiri tepat di depan gedung SMA, membayangkan bahwa mulai
besok kami tidak takut telat datang lagi, tidak takut pada guru yang masuk ke kelas dengan
membawa gunting, tidak takut lupa membawa dasi dan topi saat upacara, tidak harus berpura pura
sakit karna kami bangun kesiangan. Sekolah bukan hanya tempat kami untuk belajar, tapi juga
tempat kami menumpuk banyak kenangan.
Semuanya sudah selesai hari ini.

Anda mungkin juga menyukai