Anda di halaman 1dari 6

Hari Ini Esok Dan Masadepan

Ro’is Sholeh
Laskar Primavera

Aku seorang anak laki-laki yang awalnya dirawat sepenuh hati oleh seorang ibu yang berusia
empat puluh tahun dan seorang ayah yang berusia lima pilih dua tahun dan aku memiliki tiga
saudara, satu kakak laki – laki, satu kakak perempuan dan satu adek perempuan. Bapak dan
ibu sudah tidak muda lagi memang, tapi mereka masih saja bersikeras melaksanakan
tanggung jawabnya itu dengan jiwa yang sangat luar biasa, meskipun pekerjaan ibu ku Cuma
sebagai penjual pondoh pecel dan bapak ku sebagai petani di sawa yang hasilnya belom tentu,
namun mereka tetap bekerja keras dengan semangat dan tidak mengeluh sama sekali apalagi
berfikiran untuk menyerah.

Dulu di masa kecilku banyak sekali orang – orang yang merendahkan keluargaku dan
meremehkan keluargaku karena keluarga ku karena keluargaku adalah keluarga kurang
mampu. Jika waktu kecil aku bisa hidup mandiri pasti akan aku lakukan semuanya sendiri.
Tanpa bantuan ibu. Sayangnya, untuk berjalan sendiri saja aku masih butuh kedua tangan ibu
dan kesabaran dari ibu, sekarang aku harus bisa membuktikan kepada orang – orang yang
sudah merendahkan ku dan meremehkan ku dan keluarga ku kalau aku bisa. Sebelumnya
izinkan aku memperkenalkan diriku kawan.

Hai namaku Ro’is sholeh biasa di panggil Rois, aku adalah seorang mahasiswa Universitas
Sebelas Maret Surakarta (UNS), fakultas ilmu budaya, program studi sastra Indonesia. Di sini
aku akan bercerita tentang perjalanan hidup ku dari sekolah dasar sampai sekarang yang
sudah menjadi mahasiswa ini dan apa planning ku untuk hari besok dan untuk masadepan ku.
Dulu aku sekolah dasar di SD Negeri 02 Tunggulrejo, aku melanjutkan ke Sekolah
Menengah Pertama yaitu, SMP Negeri 1 Colomadu dan aku melanjutkan sekolah ke Sekolah
Menengah Kejuruan yaitu, SMK N Jumantono dan sampai sekarang melanjutkan ke
perguruan tinggi negri yang ada di Surakarta yaitu di Universitas Sebelasmaret Surakarta
(UNS) di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) program studi sastra Indonesia.

Sebenarnya prodi sastra Indonesia adalah prodi yang tidak aku inginkan dan aku harapkan,
aku masuk sastra Indonesia ini bisa di bilang terpaksa. Aku masuk sastra Indonesia melalui
jalur SBMPTN di jalur ini pilihan pertama ku adalah Ekonomi pembangunan dan pilihan
kedua ku adalah sastra Indonesia ini. Alasan ku memilih sastra Indonesia ini karena dari
berbagai pilihan yang ada kemungkinan besar aku bisa masuk adalah prodi sastra Indonesia
ini, sebenarnya aku pun juga belom mengetahui, apa itu sastra Indonesia, trus setelah lulus
maujadi appa, sebenarnya banyak juga orang yang sampai saat ini masih meremehkan dan
memandang sebelah mata tentang sastra Indonesia ini.

Sampai saat ini pun aku juga masih bingung dan belom tau setelah lulus nanti aku mau jadi
appa dan mau kemana, maka dari itu mulai dari sekarang aku harus merubah planning ke
depan ku mulai dari sekarang, aku pun harus belajar lebih giat dan mengurangi kegiatan-
kegiatan yang tidak terlalu penting dan aku harus bisa memprioritaskan mana yang lebih
penting dan mana yang harus di utamakan.

Dulu sempat setelah menjalani kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa
Baru (PKKMB) atau yang dulu sering kita kenal dengan sebutan ospek, aku pernah
merasakan tidak ada kenyamanan sama sekali masuk di sastra Indonesia ini dan sempat
berfikiran untuk keluar atau mengundurkan diri. Jarak antara rumak ku dengan kampus
sekitar 25 kilo meter, di hari pertama PKKMB jam 06.30 mahasiswa baru harus sudah berada
di kampus, aku berangkat dari rumah jam 05.30 aku juga harus menjemput teman ku dulu
yang kost di depan SMA Muhamadiyah 1 Karanganyar.

Nama teman ku yang kost di depan SMA Muhamadiyah 1 Karanganyar adalah, Muhammad
adib rifai berasal dari demak biasa di panggil dengan sebutan adib. Setelah aku sampai di
depan kost, adib sudah menunggu di depan, akupun bertanya kepada adib. “ dib apa kamu
sudah menunggu lama di sini.? ” Adib pun menjawab “iyha aku menunggumu sudah sekitar
30 menitan”.

Jam jam 06.20 aku sampai di kampus, di hari pertama ini aku mengira hari yang cukup
menyenangkan, ternyata tidak samasekali aku dan banyak mahasiswa baru di arahkan menuju
setadion lapangan UNS. Disana alu dan banyak mahasiswa baru disururuh baris dan
menunggu upacara pembukaan PKKMB tahun peljaran 2022. Suasananya disana sangat
pansas sekali dan tidak ada atap nya juga, sampai baju yang aku pakai basah oleh keringat.
Setelah selesai upacara pembukaan, semua mahasiswa baru pun di kelompok kan sesuai
dengan fakultas masing-masing untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Setelah kegiatan hari
pertama selesai, akupunlangsung pulang ke rumah, setelah perjalanan kuranglebih sekitar 45
menit aku sampai di rumah dan.

Sesampainya aku di rumah, aku istirahat sejenak sambil melepas sepatu ku setelah itua aku
pergi ke kamarmandi untuk mandi, setelah itu aku ganti baju dan duduk istirahat di teras
rumah di samping ibuk ku disini aku di tanyha oleh ibu“ gimana ospek mu tadi?” aku terdiam
dan aku bercerita dengan ibu bagaimana kegiatan di kampus tadi pagi, di hari ke dua aku
berangkat pagi-pagi lagi dan juga masih menghampiri Adib lagi, sesampai di kampus, aku
menuju gedung fakultas ilmu budaya, di sana di arahkan menuju ke ruangan oleh panitia
untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.

Beberapa hari pun berlalu ospek pun telah selesai dan sudah akan di adakan perkuliahan.
Pada hari senin, 22 agustus 2022 aku sudah mulai kuliah dan memulai mengikuti pelajaran-
pelajaran pertamakali. Di hari pertama kali masuk kuliah aku merasa senang sekali, di hari ini
aku banyak mengenal teman, namun juga banyak banyak teman-teman satu kelas yang
belom aku kenali, meski sudah kenalan namun terkadang juga masih lupa dengan nama
teman satu kelas. Sebenarnya jumlah mahasiswa prodi sastra Indonesia ini ada 85 mahasiswa
dan untuk kelas di prodi sastra Indonesia di bagi menjadi 2 kelas yaitu kelas A dan kelas B,
untuk pembagian kelas nya di urutkan sesuai dengan NIM masing – masing mahasiswa,
untuk kelas mahasiswa yang NIM terakhir nya ganjil masuk kelas A, sedangkan mahasiswa
yang NIM terakhirnya genap masuk ke kelas B.

Dan aku masuk ke kelas B, di kelas ini aku mendapatkan banyak sekali teman dan di kelas ini
aku juga mendapat kan teman yang berasal dari luar jawa juga. Sebenarnya di program studi
sastra Indonesia ini adalah program studi yang tidak saya inginkan, kenapa aku tetam
mengambil program studi ini, karena aku masih teringat dengan pesan dari ibu ku. Yaitu.

“jika kamu sudah mengambil keputusan dan keputusan mu itu terkabulkan kamu harus
bertanggung jawab dengan keputusan mu tersebut dan kamu tidak boleh menyerah begitu
saja dan harus tetap berjuang untuk masadepan”.

Sebenarnya aku juga sedikit tidak percaya diri sih ketika di tanya orang gitu, waktu itu kan
aku sedang bermain ke rumah temenku yang rumahnya dekat dengan sekolah SD ku dulu.
Disana aku bertemu dengan salah satu guru dan bertanya kepada ku.
Bapak guru : “ Eh, mas rois apa kabar, sekarang sudah kerja appa kuliah ?”
Aku : “ Alhamdulillah sehat bapak, saya masih kuliah pak”
Bapak guru : “ kuliah dimana mas Rois.?”
Aku : “ kuliah di Univesrsitas Sebelas Maret Surakarta pak”
Bapak guru : “ ambil jurusan appa mas rois..?”
Aku : “ambil jurusan sastra Indonesia pak.”
Jawabku dengan sedikit malu. Tapi aku harus bisa membuktikan dengan orang-orang
yang merendahkan apa itu sastra Indonesia.
Bapak guru : “oalah”
Aku : “iyhs pak”

Di hari-hari selanjutnya aku menjalani kuliah dengan rasa senag dan bahagia meskipun belom
tahu nanti mau jadi apa dan mau kemana ketika lulus nanti. Di hari hari selanjutnya pun aku
juga menjalani dengan senang, meski ada dosen yang tidak menyenangkan dan ada juga
dosen yang menjelaskan materi membuat ku ngantuk, waktu itu ada dosen yang menjelaskan,
cara penjelasanya membuat ku ngantuk dan aku sempat tertidur dari awat materi di mulai
sampai selesai dosen keluar dari kelas. Aku pun tidak mendengar materi yang di jelaskan
oleh bapak dosen dan tidak sempat mencatat materi itu, untung ada teman ku yang mencatat
dan aku maeminta teman ku untuk mem fotokan catetanya.

Disini aku harus berjuang dan bersunguh – sunguh, agar bisa mendapat kan nilai yang bagus
dan memuaskan, bisa membahagiakan kedua orang tua dan dapat lulus dengan tepat waktu,
semoga setelah lulus kuliah nanti aku mendapatkan pekerjaan yang mapan dan mendapat kan
jodoh yang sholehah.

Jika aku ingin mengapai cita-cita ku, aku harus dapat membagi waktu ku untuk belajar dan
meluangkan waktu, agar dapta mengapai cita-cita ku tersebut. Dulu sebelum masuk ke
perguruan tinggi negeri aku pernah bermimpi, aku ingin menjadi abdi Negara seperti tentara
atau polisi, tetapi semua mimpi ku tersebut gagal karena fisik ku tidak masuk kriteria untuk
menjadi abdi Negara, dan aku pun memutuskan untuk mengambil kuliah ini.

Sekarang aku memilki keinginan dan cita - cita menjadi seorang jurnalis, Profesi sebagai
seorang jurnalis bagiku merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagiku, dan aku saat ini
sudah mulai suka dengan menyusun suatu berita tentang kejadian – kejadian apapun yang ada
di di lingkup sekitar ku.

Kenapa aku bisa memilih atau bercita – cita sebagai jurnalis, karena dulu waktu ada bencana
almam kebakaran di suatu kota aku melihat seorang jurnalis yangs edang meneliti atau
sedang mengumpulkan berita yang akurat dan benar untuk di tayangkan di media elektronik
dan media cetak. Bukan hanya itu sebagai jurnalis juga dapat membantu aparat kepolisian
untuk memecahkan kasus – kasus di suatu pemerintahan atau di suatu daerah.

Karena juga selain sesuai dengan jurusan kuliah ku, jurnalis juga mendapat kesempatan
meliput di acara-acara seminar, maka secara tidak langsung sang jurnalis turut ikut menyimak
dan mendapat banyak ilmu dari materi yang disampaikan narasumber, juga bulan hanya itu
keinginan untuk bertemu orang-orang hebat dalam berbagai bidang terkadang terbesit di hati
agar bisa termotivasi dan mengambil banyak pelajaran darinya. dengan menjadi jurnalis,
seseorang bisa mewujudkannya. karena berprofesi sebagai jurnalis bisa mewawancarai orang-
orang besar, seperti ulama, pejabat atau pengusaha.

Aku pun ingin cepat menyelesaikan kuliah ku ini atau ingin cepat lulus, dan aku ingin
secepatnya menjadi seorang jurnalis,
Pada suatu malam aku bertanya kepada ibuku “ Ibu apakah aaku pantas menjadi jurnalis
ibu..?” tanyha ku kepada ibuku yang sedang duduk bersama kakak perempuan ku menonton
berita sambo di televise.

“ Cocok sekali nak, kamu sangat lah cocok sebagai jurnalis, toh kan kuliah mu juga di bidang
itu kan nak, “tetapi ada satu hal yang harus diperhatikan oleh seorang jurnalis hebat bahwa
dalam menulis berita, Dila tidak boleh mencampur adukan fakta dan opini,” Jawab ibuk
memotifasi aku

“ Baik bu… aku akan selalu mengingat nasehat ibu ini” jawab ku

“Oh ia disamping itu pula, kamu harus menjunjung tinggi kode etik jurnalistik serta selalu
berpijak pada aturan main pada dunia jurnalistik yakni Undang-Undang No. 40 Tentang Pers,
semoga kamu dapat memahami semuanya dek,” kata kakak perempuan ku kepadaku
“Dengan bangga aku mengatakan pad Ibu ku bahwa Aku sudah tidak sabar ingin segera lulus
kuliah dan supaya dapat segera menaklunakan setiap lokasi peliputan ku. Kemudian Ibu ku
tersenyum bahagia mendengar perkataan ku tersebut”

Mulai sekarang aku mencari – cari suatu informasi yang dapat membantu ku untuk dapat
membantu aku menuju atau meraih suatu cita – citaku, dan aku juga mulai mengikuti
kegiatan ayau organisasi – organisasi atau sebuah seminar yang berhubungan dengan dengan
jurnalis. kegiatan jurnalistik adalah kegiatan yang sangat menyenangkan asalkan kita selalu
berpegang teguh pada aturan dan kode etik jurnalistik yakinlah semua akan baik-baik saja.

Ketika kita dapat menjunjung tinggi kode etik jurnlistik saya yakin apa pun yang kita lakukan
akan diberkahi dan dimudahkan oleh Allah SWT. Itulah presepsi yang saya tanamkan kepada
setiap wartawan yang detraining di surat kabar harian sinar harapan.

Yang terpenting dari peristiwa ini bahwa, lmu itu sebaiknya tidak disembunyikan melainkan
harus dibagi agar semua wartawan / jurnalis agar memiliki motivasi besar untuk menjadi
wartawan hebat sehingga mampu memberikan kontribusi dan loyalitas dalam
bekerja,sehingga secara otomatis para wartawan / jurnalis tersebut akan bekeja secara
maksimal, dan dapat dipastikan bahwa apapun yang dikerjakan akan membawa kepuasan
secara pribadi. Intinya adalah jika kita ingin bercita-cita menjadi jurnalis yang hebat, maka
kita harus bekerja bersungguh-sungguh karena hanya dengan cara berkerja bersung-sungguh
apapun profesinya saya yakin akan memberikan dampak positif bagi peningkatan
produktifitas dalam bekerja.

Setelah lulus nanti aku akan berusaha semaksimal mungkin agar cita – cita ku menjadi
jurnalis dan aku juga harus membuat kedua orangtua ku dan saudara – saudaraku bangga
dengan pencapaian ku, aku tidak boleh menyia – nyiakan kesempatan ku untuk dapat menjadi
jurnalis, aku juga harus bisa membuktikan kepada orang – orang yang merendahkan ku dan
keluarga ku di waktu aku kecil dulu. Semoga cita – cita ku saat ini bisa terkabulkan aamiin.

Anda mungkin juga menyukai