Anda di halaman 1dari 5

Teks auto biografi

Nama : Syabilla Shafa Azzahra


Kelas : XII IPA 2

“menurutku tuhan itu baik, merangkai ceritaku sehebat ini”

Namaku Syabilla Shafa Azzahra, orang-orang biasa memanggil aku billa. Aku dilahirkan pada 3
April 2007 di tangerang, Banten. Aku merupakan anak tunggal yang tinggal hanya bersama kedua
orang tua ku. Aku terlahir di keluarga yang hangat dan sederhana. Ayahku seorang wirausahawan
dan ibuku bekerja di apotek. Ketika bekerja orangtuaku menitipkanku kepada nenekku yang sedari
kecil ku panggil dengan ibu. Sejak kecil aku selalu di manjakan oleh orang tuaku namun ayahku
selalu mengajarkanku untuk menjadi disiplin, jujur, baik dan selalu rajin ibadah. orangtuaku
menitipkan sepotong harapan yang begitu besar kepadaku untuk bermetamorfosis menjadi seorang
yang berguna di dunia. Dalam perjalanan hidup ini tentunya sangat berharga bagiku, bahkan emas
pun tidak lebih berharga atas izin Tuhan yang maha esa yang mana aku telag diberi kesempatan
hidup dengan jiwa ragaku ini, yang walaupun terkadang tidak seindah birunya langit .di masa 17
tahun hidupku ini aku duduk di bangku SMA, menghabiskan hari-hari di saat tahun terakhirku di
sekolah. Selama 17 tahun diriku hidup dengan jiwa raga ini, banyak sekali warna serta rasa yang
ku alami. Miliaran mimpi masih terikat dengamu, seper halnya jutaan bintang di angkas.
Menyelam dalam lautan, mencapai puncak tertinggi, dan menggapai matahari. Seperti itulah
kehidupan.
Awal mula perjalananku ini, aku menempuh pendidikan di masa taman kanak kanak, saat itu aku
berusia 5 tahun. Di masa taman kanak-kanak. Aku di ajar oleh guru-guru yang hebat, aku
bersekolag di taman kanak kanak raudhatul hasanan, aku diajari membaca dan menulis berbagai
huruf, menghitung angka- angka serta bernyanyi. Aku menjalani masa taman kanak-kankku
dengan bahagia, disana aku dapat belajar dan beramain, berkenalan dengan teman-teman baru dan
sebagainya. Hari-haru yang kulali negitu cerah tapa awan hitam yang menggebu. Di masa masa
yang indah itu seoukang sekolah tak pernah lupa aku bermain dengan temanku. Hari-hari itu terasa
menyenangkan, berlaluan kesana kemari pun rasanya tidak pernah lelah, hari dimana membuka
kotak bekal saat jam istirahat adalah hal yang paling ditunggu - tunggu. Menonton kartun di
rekevusi ketika pulang sekolah, bermain, memveli mainan baru, dan tidak memikirkan apa apa,
senuanya sangat menyenangkan kala itu, tak lupa, hal rutin yang dilakukan pada sore hari yaitu
belajar di tempat pendidikan agama bersama sama. Hal hal yang dipelahari serta ilmu ilmu yang
didapat tentu nya sangat berguna bagi kehiduoabku selanjutnya. Terubgat, di akhir perpisahan
taman kanak kanakku aku ditunjuk untuk membacakan puisi di atas panggung. Saat itulah untuk
pertama kali bya salan hidupku aku belajar bagaimana cara membaca puisi. Ketika itu aku
membacakan puisi yang berjudul “ibu” di atas panggung perpisahan, saintuy aku membacakan
puisi yang sangat haru, saat itu rasanya aku gugup namun juga senang mendengar suara gemuruh
semua penonton yang memberikan tepung tangan.
Setelah melwati masa taman kanak kanak, aku menempuh pendidikan selanjutnya ke sekolah
dasar yang lokasinya tidak jauh dari rumahku, yautu SDIT Awabin. Selama 6 tahun aku duduk di
bangku sekolah dasar aku berkenalan dengan teman teman baru. Di saat itu semua anak harus
beradaptasi dengan lingkungan barunya, orang tua mereka cukup khawatir hingga terus menunggu
di depan ruang kelas. Teman teman ku sangat bermacam macam , tentu nya aku sangat gugup saat
pertama kali berkenalan. Hal-hal harus ku laksanakan tentu nya duduk tenang di kelas,
mendengarkan penjelasan guru, serta mengikuti peraturan peraturan sekolah. Di tahun tahun itu
lah aku mulai mengalami banyak hal hal baru, mempelajari banyak mata pelajaran serta mulai
belajar untuk berkembang. Di masa sekolah dasar itu lah bentuk adaptasi diriku sudah mulai
berubah.

bentuk adaptasi diriku sudah mulai berubah tetapi kegiatan sepulang sekolah layaknya anak-anak
lain seperti bermain pun masih terus dilakukanKegiatan pembelajaran di lingkungan sekolah dasar
menjadi lebih kompleks tak kala berbagai macam ekstrakurikuler serta kegiatan-kegiatan diluar
sekolah yang dilaksanakan untuk dapat mengembangkan bakat serta pengetahuan para siswa. Aku
mengikuti ekstrakulikuler yang bisa mengembangkan bakat dan minat ku.. aku mengikuti ekskul
menggambar dan menari. Aku sering memenangkan lomba menggambar kartun atau cerita
bergambar, aku sangat menyukainya. Hari hari ku sangat berwarna warni seperti pelangi dan aku
menjalani kehidupanku yang penuh suka cita setiap harinya. Tingkat Provinsi tersebut, serta aku
dengan tim ku mendapat juara 1.
Hari-hari biasa yang terus dilalui nanti nya akan menjadi momen berharga di kemudian hariSeperti
di kala hari itu momen yang selalu tervisualisasi dalam pikiranku kenangan- kenangan yang selalu
didapat kala hujan turun di sore hariAku ingat momen itupada suatu hari sepulang sekolah ketika
hujan telah reda dimana lapangan dipenuhi dengan genangan airanak anak bermain kesana -
kemari meluapkan kebahagiaan merekaDiselangi dengan sinar jingga di sore hari serta aroma
udara setelah hujanaku duduk di bawah pohon bersama teman- teman ku, kami berbincang sambil
tertawa sembari mentari sudah ingin terlelapsetelah itu kami pulang ke rumah dengan perasaan
bahagiaTingkat demi tingkat aku lalui saat dimana sudah hampir berakhir perjalanan selama 6
tahun ini. Saat itu lah dimana aku bukanlah anak kecil lagiaku sudah akan beranjak remaja dan
berjuang untuk kelulusanSaat itu tidak ada kata untuk bermain-main segala nya sudah dilakukan
dengan serius, karena ujian kelulusan akan tiba sebentar lagi Wali kelasku sudah mulai
membimbing anak-anaknya ke arah yang lebih seriusaku teringat sebuah kalimat yang ia lontarkan
waktu itu"Mempertahankan lebih sulit daripada merebut"Dengan segenap hati walaupun jiwa raga
ini masih ingin menetap. Aku terus berjuang dan bisa melewatinya.

Perjalananku berlanjut ke tahap selanjutnya yaitu tingkat Sekolah Menengah Pertama, aku
memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku ke pondok pesantren latansa gedong, lebak banten.
Saat itu aku dimasukkan oleh kedua orang tuaku agar aku bisa menjadi anak yang mandiri. sebagai
anak berumur 13 kala itu, aku mulai belajar menghadapi kehidupanku. Aku mulai belajar tinggal
di lingkungan yang baru dan bertemu orang orang yang baru pula, aku bertemu dengan orang orang
yang berasal dari berbagai macam kota dan wilayah. Aku belajar bersungguh sungguh karena
banyak juga hafalan yang menumpuk, aku menjadi peringkat satu karena usaha ku. Aku mulai
belajar mencuci bajuku sendiri, membereskan, dan mengurus diriku sendiri. Aku mulai terbiasa
dengan kehidupan pondok, harus mengikuti jadwal dan peraturan yang sangat ketat. sering terjatuh
karena terburu buru mengejar, sudah biasa aku alami. Mengobrol menggunakan bahasa indonesia
tidak diperbolehkan, terbiasa menggunakan bahasa arab dan bahasa inggris. Aku sering merasa
tidak betah, rindu kedua orangtuaku di rumah tetapi aku merasa dan berfikir kalau aku pasti bisa,
tidak mau merepotkan kedua orangtuaku. Tiba lah perpulangan semester kedua di kelas 7, aku
bahagia bisa bertemu dan pulang ke rumah yang sudah ku nanti nanti. Aku sangat bahagia, jalan
jalan bersama keluarga setelah melewati ujian tulis dan ujian lisan yang susah dilewati di pondok.
Setelah masa liburan ku usai, aku naik ke kelas 8 semester 1. Aku mulai menemukan pelajaran
pelajaran yang lebih sulit dari sebelumnya, dan hafalan yang semakin banyak. Namun, aku sudah
mulai terbiasa dan tak menjadikkanya sebuah beban.

Kemudian suatu hari, kamis 25 agustus 2019 aku yang telah usai melaksanakan sholat dzuhur di
aula masjid tiba tiba dihampiri seorang ustadzah menggunakan motor, aku dijemput untuk pulang.
Aku pun terheran heran, dan ustadzah itu menyuruhku tidak membawa baju atau membawa
apapun, aku hanya diminta untuk pulang. Saat tiba diruang keputrian aku melihat kedua om ku
menjemputku, aku diminta pulang karena kata beliau akan diadakan liburan bersama. Aku pun
pulang bersama kedua om ku, di perjalanan aku melihat ke kanan kiri luar jendelaa.. aku melihat
banyak pohon sawit, dan hamparan sawah. saat dzuhur aku bersama om ku makan dan berhenti
untuk sholat, saat sholat aku berdoa untuk kedua orang tuaku. lanjut di perjalanan aku merasa
senang karena bisa pulang, dan dapat bertemu kedua orang tuaku.
Sesampainya di rumah, aku melihat ada bendera kuning yang berkibar di depan gang rumahku.
Banyak sekali orang yang menatap diriku dengan mata penuh keharuan, adapula orang yang
menjerit dan menangis melihat kedatanganku. Sampailah aku kedepan pintu rumahku, aku melihat
dengan kedua mataku sendiri kedua orangtuaku sudah terkafani. Tatkala itu aku yang berumur 13
tahun sempat bertanya “Siapa mereka?” Sambil menunjuk ke arah dua jasad yang terbaring
bersebelahan tersebut. semua orang yang disana menjerit dan menangis melihat ku kala itu,
saudara saudara ku merangkul ku dan mulai bicara “ itu Ayah sama Bunda”, aku yang masih sangat
kecil terkejut sampai aku tidak bisa teriak hanya terduduk sambil memandangi kedua jasad
orangtuaku. Nenek ku pingsan saat itu juga, semua saudara ku menahanku dan memapahku agar
aku tetap kuat. Aku menetehkan air mata dan mulai berteriak namun tidak ada suara yang bisa
keluar saking terkejutnya. Aku melihat kedua wajah orang yang aku sangat sayangi, aku
menyentuh kedua dahi ayah dan bunda ku. Bagaikan mimpi buruk yang menjadi kenyaataan,
bagaikan petir yang menyambar aku berusaha kuat. Aku bersama keluarga ku menuju ke
pemakaman setelah kedua jasad orang tuaku di sholatkan, aku melihat sendiri ayah dan bunda ku
dikubur bersampingan. Saat dikubur aku merasa ada angin yang datang dari dua arah, seperti
dipeluk oleh angin aku berusaha ikhlas se ikhlas ikhlasnya.
Setelah melewati hari itu, aku pun keluar dari pondok pesantren dikarenakan keluarga ku ingin
bisa memantau ku setiap saat. Aku melanjutkan masa sekolah menengah pertama di Mts Daarul
Muqimien dekat dengan rumah nenek ku, aku berusaha lagi dan lagi untuk beradaptasi dengan
lingkungan dan orang orang baru. Pembelajaran yang baru peraturan yang baru aku pun
menghadapinya, aku bertemu dengan teman teman yang latar belakangnya jauh berbeda dengan
teman teman ku di pesantren. Aku merasa benar benar berada di lungkungan yang sangat berbeda,
kala itu kelas 8 aku berusaha merebut kembali rangking ku dengan belajar bersungguh sungguh,
walaupun setelah kejadian mengharukan itu aku sempat melewati masa depresi yang berat. Aku
mulai mengikuti ekstra kulikuler dan mempunyai banyak teman yang bermacam macam. Aku
banyak mengikuti lomba mendesain ataupun kaligrafi. berusaha belajar dan melawan rasa
malasku. Kebahagian di masa itu itu serasa matidimana saat 2020 pandemi melanda yang membuat
semua orang membatasi aktivitasnya termasuk sekolahSaat itu merupakan saat-saat yang sulit
dimana banyak sekali korban yang berjatuhanangka kematian meningkat drastis, serta para pelajar
yang tidak bisa melakukan kegiatan pembelajaran di sekolahAku melakukan kegiatan
pembelajaran secara online dirumah sejak kelas 8 di semester 2 disaat ituteman- teman yang mula
nya merasa senang karena bisa belajar dirumah lama kelamaan menjadi jenuh karena bosan tidak
bisa bertemu dengan teman-teman nyaDari situ juga banyak para siswa yang menjadi malas dan
tidak mengerti pelajaran sama sekaliSaat itu aku juga jarang sekali keluar rumahdan hanya bisa
bertemu dengan teman-teman sesekaliDengan keadaan yang seperti itu tentu nya aku dirumah
melakukan berbagai macam kegiatanseperti mengembangkan bakat serta hobi yang mana kala itu
aku menjadi sering untuk membuat berbagai macam makanan serta menggambarHari demi hari
berlalutanpa sadar saat itu tibalah aku di semester akhir sekolah menengah pertamaSeperti
layaknya anginsemuanya berlalu begitu saja tanpa disadari sekolah tidak terasa seperti sekolahdan
ujian tidak terasa seperti ujianDalam setiap pertemuan pasti ada perpisahandisaat itu lah aku akan
berpisah dengan teman-temanku. Kami berpisah melanjutkan ke SMA pilihannya masing-
masingmeski begitu kami berjanji tidak akan melupakan satu sama lain dan akan bertemu lagi di
lain waktu Dan aku berhasil mendapatkan juara umum saat kelulusan di Mts, aku berusaha dan
ingin membuat bangga keluarga ku. Setelah kelulusan Mts aku pun merasa denial, akan
melanjutkan masa masa putih abu ku.. akhirnya aku memilih melanjutkan masa Sekolah
Menengah atas ku di SMAN 11 Kabupaten Tangerang.

Akhirnya aku tiba di masa putih abu abu, banyak orang berkata ini masa masa yang paling
menyenangkan saat sekolah. kala itu aku memilih untuk masuk jurusan IPA, dan aku masuk ke
kelas IPA 2. angkatan ku adalah angkatan dengan masa corona jadi saat kelas 10 aku mengalami
belajar online ataupun belajar dengan dua sesi, ada sesi pagi dan juga sesi siang. Aku senang
bertemu dengan teman dan lingkungan yang baru lagi, aku sangat menikmati hari hari nya bersama
teman temanku. berani untuk berkenalan dan beradaptasi dengan teman-teman baru, perlu
diketahui mereka merupakan orang-orang ambisius dan pekerja kerasmereka semua memiliki
semangat yang membara dalam menggapai impian serta cita-cita nya untuk masa depan mereka.
Disana aku memiliki beberapa teman akrabkami sering berbagi cerita, berbagi pengetahuan serta
pengalaman-pengalaman hidupDikala waktu luang kami sering melakukan kegiatan bersama-
sama seperti menonton film, pergi berlibur atau makan-makan bersama
Hari demi hari yang kulalui sebagai seorang pelajar SMA tidaklah mudah, karena ada banyak
rintangan dalam perjalanan iniSelalu terbayang di benak pikiranku mengenai bagaimana aku
selanjutnya? apakah aku dapat menggapai seluruh impianku?hingga tak disadari sebentar lagi aku
akan tumbuh dewasa. Saat ini aku memang aku masih seorang anak remaja namun mustahil jika
aku nanti nya tidak akan tumbuh dewasaAku yang sedang menikmati perjalanan di tahun akhirku
singgah disekolah ini, mulai terbayang dipikirkanku untuk merencanakan masa depan kuingin
kemana aku selanjutnya dan jalan apa yang akan kou tempuh untuk menggapai mimpi-mimpi ku
itu. Masa-masa di SMA ini memanglah sangat menyenangkanbanyak sekali pelajaran hidup dan
perkembangan diri yang aku dapatkan dari orang-orang hebat yang aku temukan disanaSaat-saat
dimana kami para murid kesulitan untuk mengerjakan tugaspulang hingga matahari tenggelam
ketika pramuka, saling berdebat hanya karena hal sepelekeributan ketika pementasan teater serta
saling bertengkar ketika ada lomba antar kelas, semua itu adalah hal yang buruk namun akan selalu
menjadi memori yang membekas di pikiran kamiSelama bersekolah disini, banyak sekali hal yang
sudah aku rasakan, diantara terang serta gelap nya kehidupan pasti akan selalu ada cahaya yang
selalu berkilauSaat-saat menyenangkan itu akan selalu kuingat dalam hidupku, festival musik,
perlombaan, bazar berbagai macam makanan, mendekor kelas serta berbagai macam kegiatan itu
yang akan selalu menjadi momen yang tidak akan pernah terlupakanJika saja aku tidak
memutuskan untuk bersekolah disini maka tidak pernah aku rasakan bagaimana melihat gunung
dan perkebunan, pergi ke dermaga dekat laut serta bernyanyi di tengah hujan yang semuanya
dilakukan ketika pulang sekolah. Manis pahit kisah hidupku ini telah kulalui semuanya, perasaan
senang, sedih, kecewa, takut telah menghampiriku selama 17 tahun kehidupanku iniAda orang
yang membuat kita kecewa, marah atau sedih, namun dibalik itu selalu ada orang yang memberiku
bantuan, dorongan, atau motivasi yang membuatku terus melangkah kedepan"Selama dunia ini
belum berakhir, teruslah lanjutkan perjuanganmu”.

Anda mungkin juga menyukai