Anda di halaman 1dari 5

Memori yang Membekas

Aulia Novita Anggraeni

Namaku Aulia Novita Anggraeni, aku biasa dipanggil Aau. Aku lahir pada hari Jumat
tanggal 14 Mei 2004 anak kedua dari dua bersaudara. Pada malam itu Ayah dan Kakaku
sedang menungguku lahir dan mereka duduk di depan televisi sambil asyik menebak-nebak
jenis kelaminku dan ternyata bayi perempuanlah yang lahir pada pukul dua lewat tiga puluh
tujuh menit itu. Suara tangisku yang kencang saat lahir membuat Ayah dan Kakaku sangat
senang kalau aku dilahirkan dengan keadaan selamat. Waktu terus berjalan kehidupanku saat
kecil tidak begitu ada masalah, karena aku dulu hanya bisa menangis dan tertawa. Pikiranku
waktu kecil cuman satu yaitu bermain setiap waktu.
Hari demi hari berlalu, pada tahun 2008 aku masuk di TK Bhayangkari. Pada hari
pertama aku sekolah aku datang terlalu pagi karena aku sangat bersemangat untuk mengikuti
pembelajaran di kelas. Saat menunggu bel masuk aku duduk di bangku panjang di depan kelas
dengan sebatang pohon filicium tua yang riang meneduhiku. Sebenarnya, aku belum mau
bersekolah tetapi orang tua menyuruhku dengan alasan agar aku dapat mulai mengenal
lingkungan. Akhirnya aku pun setuju karena dalam pikiranku sekolah taman kanak-kanak
cukup menyenangkan. Namun, setelah kujalani taman kanak-kanak tidak seperti yang
kupikirkan. Taman kanak-kanak tidaklah asyik karena di sana aku hanya mempunyai satu
orang teman.
Pada suatu hari sekolahku mengadakan perlombaan 17 agustus dimana semua siswa
diwajibkan untuk mengikuti beberapa perlombaan. Pada saat itu aku mengikuti perlombaan
cepat-cepatan memasang baju. Anehnya teman-temanku yang mengikuti lomba itu
semuanya menangis karena malu dan bedanya denganku aku memasang baju dengan santai
dan akhirnya akulah yang tercepat. Saat pengumuman juara, aku meraih juara satu dan
mendapatkan sebuah hadiah meja belajar dan buku tulis. Pada waktu itu teman-teman yang
tidak mendapat juara menangis histeris mereka sangat kesal denganku sampai mendorongku
hingga terjatuh ke lantai dan tak sadarkan diri. Guru-guru yang melihat langsung menolongku
dan mengantarkan ke rumah sakit dan teman-teman yang mendorongku lari entah kemana
mereka pergi. Waktu itu kepalaku terbentur dengan keras sehingga membuat darah yang
keluar dari kepala terus mengalir. Guruku panik dan langsung mengabari Ibuku, tidak lama
kemudian Ibu datang menghampiriku dan guruku langsung menceritakan tentang semua
kejadian yang terjadi. Ibuku mengatakan bahwa anak dan orang tua yang terlibat dalam
kejadian tadi harus bertanggung jawab.
Saat aku keluar dari rumah sakit anak dan orang tua yang terlibat dalam kejadian itu
datang ke rumah untuk meminta maaf kepadaku. Mereka langsung meminta maaf dan
mengakui kesalahannya. Aku membalas dengan senyuman sambil berkata, “Aku memaafkan,
tapi kalian harus berjanji kalau kalian tidak mengulangi kesalahan itu lagi.” Teman-temanku
mengatakan bahwa mereka tidak mengulangi kesalahan itu lagi.
Besok harinya aku diperbolehkan untuk bersekolah kembali. Aku yang awalnya punya
satu teman saja sekarang aku memiliki banyak teman dimana saat perpisahan yang sebentar
lagi akan tiba. Hari terus berjalan tidak terasa hari perpisahan kami pun tiba. Dimana
perpisahan akan menyambut hari-hari penuh dengan rindu. Waktu itu kami menampilkan
beberapa pentas terakhir kami. Setelah acara selesai aku dan teman-temanku saling meminta
maaf dan kami berjanji kenangan yang ada pada waktu TK harus dikenang selalu.
Setelah tamat dari taman kanak-kanak pada tahun 2010, aku melanjutkan sekolah
dasar yaitu di SDN Keraton 5. Aku mengira kehidupan di sekolah dasar sama dengan
kehidupanku di taman kanak-kanak. Namun ternyata pikiranku salah. Di sekolah dasar aku
menemukan kehidupan baru yang membuat kesendirianku terhapuskan dan aku juga mulai
belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Setiap hari kulalui dengan bercanda
bersama teman-temanku di situlah aku merasakan indahnya kehidupan.
Pada waktu aku duduk di kelas 5, guru agamaku menyampaikan bahwa ada perlombaan
tartil Al-Qur’an dimana setiap siswa kelas 5 dan 6 akan dites bacaannya. Besok harinya
diumumkan akulah yang diikutkan dalam perlombaan itu. Dalam mengikuti perlombaan aku
memiliki semangat yang keras seperti baja. Hari demi hari kulalui tidak terasa perlombaan
akan dilaksanakan pada besok hari.
Pagi yang cerah itu aku sudah berada di sekolah. Guruku berkata, “Kamu latihan
terlebih dahulu karena kata panitia perlombaan diundur sehabis zuhur.” Setelah selesai sholat
zuhur aku pergi bersama guruku ke tempat perlombaan dan bingungnya tempat itu terlihat
tidak ada penghuni. Guruku langsung menanyakan kepada panitia lomba. Kata panitia,
”Perlombaan sudah selesai Pak dan tidak bisa diulang sehingga harus didiskualifikasi.” Aku
dan guruku langsung pulang dengan perasaan yang sedih dan hancur. Saat perjalanan pulang
ke rumah mukaku yang sudah tidak tau bagaimana bentuknya dan hatiku yang hancur, lomba
pertamaku dibilang sangat menyedihkan. Saat aku sampai di rumah Ibu melihatku dan
menanyakan bagaimana perlombaan tadi dan aku hanya diam dengan meneteskan air mata.
Ibu bingung ada apa dengan anaknya yang tiba-tiba sedih dan Ibu terus menanyakan hal itu
mau tidak mau aku harus mengatakan sejujurnya bahwa aku didiskualifikasi dalam
perlombaan. Ibuku berkata,” Tidak apa-apa Nak mungkin itu belum rezeki kamu, jangan sedih
dan jangan takut mengikuti perlombaan lagi.”
Beberapa minggu kemudian diberitahukan bahwa ada perlombaan pembacaan teks UUD
1945 dan saat itu akulah yang terpilih kembali. Aku dilatih sekitar beberapa hari tetapi dengan
hasil yang maksimal. Saat hari terakhir latihan aku sangat bersemangat sampai suaraku
menjadi hilang padahal besok adalah hari perlombaannya.Kemudian guruku menyarankan
untuk meminum penyegar tenggorokan dan istirahat lebih awal.
Besok paginya aku sangat bersyukur suaraku sudah pulih kembali. Pada saat
perlombaan akan dimulai jantungku berdetak sangat kencang dan kakiku gemetar mungkin
karena banyak orang di dalam ruangan. Waktu giliranku maju tiba-tiba rasa gugup itu sekejap
hilang dibenakku karena kata guruku aku harus percaya diri. Akhirnya setelah beberapa menit
aku telah menyelesaikannya. Pengumuman juara akan dimulai sekitar jam 2 siang dan saat
itu jantungku kembali berdetak kencang. Tidak lama kemudian pengumuman lomba dimulai.
Waktu diumumkan ternyata aku menjadi juara kedua. Aku sangat bahagia karena hasil
latihanku selama ini tidak sia-sia. Aku bisa membawa nama baik sekolah dan membuat orang
tuaku bangga denganku. Semua yang terjadi pada waktu SD harus diingat dan dijadikan
pelajaran untuk ke depannya.
Pada tahun 2016, aku selesai menempuh pendidikan di sekolah dasar. Selanjutnya aku
melanjutkan sekolah menengah pertama. Orang tua mengharapkan agar aku dapat masuk ke
SMP favorit. Namun, hati kecilku berkata aku tidak percaya diri apabila masuk ke SMP favorit,
karena biasanya sekolah itu dominan dengan orang yang pintar. Setiap waktu aku memikirkan
apakah aku bisa masuk ke sekolah favorit aku sangat takut mengecewakan orang tuaku.
Namun, dengan izin Allah SWT aku bisa bersekolah di SMP favorit yaitu di SMPN 1 Martapura.
Perjalanan hidupku dimulai, masa SMP banyak kutemukan orang yang hebat dan
menginspirasi. Namun, pada waktu kelas 3 SMP aku terjerumus ke dalam pergaulan yang
kurang baik. Setiap hari aku diajak dengan dua orang sahabatku untuk jalan-jalan tanpa
mengingat waktu. Aku juga merasa hal itu biasa saja padahal sebenarnya sangat berdampak
buruk bagiku. Pada saat diadakan ujian kelulusan sekolah aku merasa aku tidak mampu
menjawab soal ujian. Aku sedih tapi aku juga belum merasa kalau aku punya kesalahan.
Waktu dibagikan nilai ujian banyak sekali nilaiku yang dibawah kkm dan aku harus melakukan
remedial. Ibu bingung melihatku sibuk dengan apa yang kukerjakan padahal aku telah selesai
ujian. “Nak, kamu sedang mengerjakan apa,”kata ibuku. “Aaa..aaa...aku mengerjakan
remedial ujian Bu, ”kataku. “Apaa!” teriak Ibuku, “kenapa kamu jadi remedial bukannya kamu
belajar setiap hari.” Kataku,“Emm...aku belajar Bu tapi aku tidak fokus karena aku bermain
handphone.” Ibu berkata dengan nada tinggi, “Kalo begitu sekarang handphone kamu Ibu sita
dan tidak boleh diambil sebelum kamu menerima nilai rapor.” Saat itu aku dihukum dan tidak
dibolehkan untuk kemana-mana. Aku menerima hukuman itu dengan lapang dada karena aku
tau semua ini berdasar atas kesalahanku, aku tau semua ini Ibu lakukan demi kebaikanku.
Hari terus berlalu dimana waktu pembagian rapor dan pengumuman peringkat pun tiba. Saat
disebutkan peringkat 1 sampai 3 namaku tidak ada, ku pikir ini mimpi tapi ternyata tidak. Aku
pulang dengan kesedihan, aku takut Ibu tidak memaafkanku. Tapi ternyata setelah melihat
nilai-nilaiku bagi Ibuku nilai itu adalah nilai yang terbaik. Ibu berkata, “Nak, tenang saja Ibu
tidak akan marah, Ibu hanya memberi pelajaran kepadamu agar kamu lebih rajin untuk
belajar.” Kataku,”Iyaa Bu, aku berjanji akan belajar lebih giat lagi.”
Saat ujian dan remedial telah selesai. Saatnya angkatan kami mempersiapkan acara
perpisahan. Kami melaksanakan perpisahan di sebuah gedung mewah. Pada waktu itu kami
melakukan gladi bersih sebelum hari perpisahan besok. Saat dilaksanakan gladi bersih
semuanya dapat berhadir sehingga persiapan acara besok menjadi lebih matang.
Hari perpisahan pun tiba, setiap murid berada sesuai susunan kelas masing-masing.
Acara pun berlangsung secara hikmat, semuannya hanyut dalam kesedihan. Aku merasa masa
SMP ini banyak masalah yang kulalui sehingga semuanya bisa dijadikan pelajaran.
Setelah aku menyelesaikan sekolah menengah pertama kemudian aku melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi yaitu sekolah menengah atas. Sekarang aku bersekolah di SMAN
1 Martapura kelas 12 jurusan IPA. Aku mengambil jurusan IPA karena aku ingin melanjutkan
kuliah di kedokteran. Sebelum aku melanjutkan ke jenjang perkuliahan banyak masalah yang
kulalui di masa SMA ini.
Saat hari pertama sekolah aku bertemu dengan teman-teman dari sekolah yang
berbeda, mereka semua hanya diam membisu termasuk aku. Namun, beberapa minggu
kemudian kami menjadi akrab karena pada waktu itu sekolah mengadakan perlombaan.
Banyak sekali perlombaan yang harus diikuti tetapi beberapa orang ada yang tidak mau
berpatisipasi. Aku merasa kesal saat itu karena semua akulah yang menyiapkannya. Beberapa
orang banyak mulut saja tapi tidak mau ikut lomba. Waktu itu ada satu perlombaan dimana
masih banyak kekurangan orang. Aku bingung teman-teman di kelas banyak yang tidak turun
sekolah. Saat itu wali kelasku sampai ikut turun tangan. Kata wali kelasku, ”Aulia tolong telpon
teman-teman mu yang lain untuk datang ke sekolah, kalau tidak akan dialfa.” Kataku, ”Baik
Pak segera saya telpon.” Tidak lama kemudian teman-teman yang ku telpon tadi datang tetapi
tidak ada persiapan apapun dari mereka. Terpaksa kelasku tampil dengan seadanya daripada
terlihat tidak kompak dari kelas lain.
Kurasa masa SMA ini sangat cepat karena tidak terasa sekarang aku berada di kelas
12. Saat datangnya virus corona pada maret 2020 membuat pembelajaran tatap muka
menjadi pembelajaran jarak jauh karena menghindari penyebaran virus corona. Semua
kegiatan dilakukan hanya dirumah saja. Karena itu aku sempat merasakan beberapa kendala
seperti bagaimana cara memahami materi yang diberikan melalui video maupun PPT. Orang
tuaku juga bingung bagaimana mengatasi hal itu sedangkan kalau keluar rumah saja takut
bagaimana mau mengikuti les tambahan. Tetapi hari-hari kulalui aku mulai belajar dengan
mandiri sampai dititik ini aku merasa pembelajaran jarak jauh menjadi mudah karena sudah
2 tahun lebih aku melewatinya.
Pada tahun ini 2021 bulan Oktober sekolahku sudah mengadakan pembelajaran tatap
muka kembali aku sangat senang karena di sekolah bisa lebih mudah memahami materi yang
dijelaskan. Sekolah tatap muka menurutku sangat penting apalagi seperti aku sekarang yang
mau melanjutkan kuliah, dimana aku harus memiliki bekal ilmu yang lebih banyak. Semoga
dengan adanya pembelajaran tatap muka sekarang bisa mengejar materi yang kurang
dipahami dan juga semoga semua ini tidak berpengaruh pada peningkatan kasus covid-19.
Aku berharap pandemi covid ini cepat berakhir agar semua aktivitas terutama dunia
pendidikan kembali normal sehingga membuat generasi ke depannya lebih baik dan
berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai