Anda di halaman 1dari 7

Story Of My Life

Hai, perkenalkan namaku Yabes Paugan Sinambela. Biasanya dipanggil dengan panggilan
Yabes saja. Namaku ini mempunyai sebuah arti. Nama Yabes diberikan oleh ibuku yang
diambil dari ayat Alkitab 1 Tawarikh 4:9-10 yang berisi, “Yabes lebih dimuliakan dari
saudara-saudaranya. Dan ayat itu juga mengutip tentang doa seorang Yabes yang meminta
kepada Allah untuk memberkatinya dengan berlimpah-limpah dan memperluas daerahnya,
serta ia meminta kepada Tuhan supaya tangan Tuhan menyertainya sehingga kesakitan tidak
menimpanya. Dan Tuhan pun mengabulkannya.

Itulah sebabnya Ibuku menamaiku dengan nama itu. Ia menginginkan berkat yang
daripada Tuhan menyertai aku. Aku sangat bersyukur dan bangga memiliki nama itu.
Namaku yang selanjutnya, Paugan. Nama ini diberikan oleh Ayahku, dikarenakan sebelum
aku lahir terjadi musim kemarau yang amat panjang di kampung halaman nya, sehingga
terjadi kekurangan bahan pangan (Paceklik). Namun dia mendapat mimpi, apabila aku lahir
harus dinamai dengan nama Paugan. Dan setahun setelah aku lahir musim kemarau itu kian
membaik.

Aku dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana. Pada tanggal 1 Mei 2005, aku
dilahirkan di sebuah Rumah Sakit Adam Malik yang beralamat di Jl. Bunga Lau No. 17,
Kemenangan Tani. Di ruang persalinan, dengan sekuat tenaga Ibuku berjuang mengeluarkan
aku dari rahim nya ditemani oleh Ayahku disampingnya. Setelah aku keluar dari rahim
Ibuku, semua keluarga tampak bergembira. Tangisan bahagia terpancar dari mata Ibuku
karena ia telah berhasil melahirkan ku. Setelah segala urusan administrasi diselesaikan oleh
Ayahku, aku pun dibawa pulang ke rumah oleh kedua orangtuaku.

Waktu yang pertama kali aku menginjakkan kaki di rumah. Pada saat aku masih bayi
aku sering sekali menangis. Namun Opung Boruku dari kedua orangtua ku menggendong-
gendong aku seraya menghentikan tangisan ku. Lagu-lagu pun di senandung kan oleh Opung
ku. “Sapele-sapele siria ria mangangkat jarum bosi tohot tu bariba...” itulah lagu yang kerap
kali dinyanyikan Opung ku. Sebua suasana yang sangat hangat dan harmonis kurasakan pada
saat itu, karena kedua opung Boruku masih sempat melihat ku lahir dan menjaga aku.

Tepat di umur ku 1 tahun, aku sudah mulai diajari berjalan oleh ayah dan ibuku.
Kedua opungku pun turut mengajari ku berjalan. Jatuh.. Bangkit.. Jatuh.. Bangkit. Itulah fase
yang kulewati hingga aku berumur 1 tahun 6 bulan aku sudah bisa berjalan tanpa bantuan
orangtua.

Kemudian di usia ku yg ke-2 tahun ayah dan ibuku sudah mulai mengajari ku
berbicara membaca,menulis, dan menghitung. Ibuku memiliki semangat yang sangat besar
dalam mengajariku. Y-A... Ya, B-E... Be, tambah S, Yabes... Itulah dasarnya dengan mengeja
nama sendiri terlebih dahulu. Aku juga diajari bahasa Inggris oleh ibuku karena dia
merupakan lulusan sastra Inggris. Hingga pada umur 3 tahun aku mahir membaca. Membaca
buku dongeng, membaca komik, hingga membaca Alkitab.

Kerohanian ku juga dibina oleh kedua orangtua ku, baik secara internal seperti berdoa
bersama saat makan dan juga secara eksternal seperti mengantarkanku ke Gereja untuk
berjumpa dan bernyanyi memuji Tuhan bersama teman-teman seusiaku. Kakak guru sekolah
Minggu ku sering mencubit pipi ku yang gemoy pada waktu itu, hehehe... Saya juga sangat
ramah kepada kakak-kakak sekolah Minggu sehingga saya dikenal baik oleh mereka. Pada
waktu itu saya merupakan kategori balita disana.

Pada umur 4 tahun aku didaftarkan oleh kedua orangtuaku di sebuah Taman Kanak-Kanak
Budi Murni 2 Medan yang terletak di Jalan Tembakau 17 No. 2, Kecamatan Medan
Tuntungan. Aku merupakan siswa yang pandai disini. Aku juga sangat ramah kepada guru-
guru ku. Guru yang masih kuingat sekali yaitu Bu Galingging. Ibu itu baik sekali sama ku.
Aku dibimbing dengan cara yang tepat.

Aku juga pernah naksir sama teman TK ku, yang bernama Sabrina.”kamu masih anak TK
kok sudah tau perasaan” begitula kata guru setelah aku beritahu padanya hahhaha... Namanya
juga perasaan Bu, perasaan tidak mandang usia Bu, hehehe. Aku juga sering jajan di depan
TK itu, sebut saja namanya Wak Sampur. Tiap pulang sekolah aku dijemput oleh ibuku,
kadang juga ayah ku. Sebelum aku pulang, aku dikasih waktu untuk jajan di tempat Wak itu.
Makan soto ayam, lontong, Chiki-chiki, dan masih banyak lagi. Aku juga suka beli mainan
disitu. Aku juga kerap diajak oleh ibuku makan pecal di sebuah tempat yang jauh dari
sekolah. Tidak jarang juga ibuku mengajak ku berbelanja di swalayan di persimpangan
sekolah. Selama aku TK aku punya sahabat yang sangat dekat sekali sama ku, namanya
Alden. Setiap hari kami selalu sama. Kalo ibunya sedang sibuk dia dititipkan ditempat ku,
begitu sebaliknya. WaktuWaktu TK pun kuselesaikan selama 2 tahun, belajar dan bermain
bersama dengan teman-teman yang baik. Jujur saja, masa-masa selama di TK terasa
kebahagiaan tanpa tekanan tugas-tugas seperti sekarang, hehehe...
Hingga pada umur 6 tahun aku didaftarkan oleh ayah dan ibuku ke Sekolah Dasar
Budi Murni 2 yang terletak di Jalan Kapiten Purba No. 18, Kecamatan Medan Tuntungan.
Hari pertama ku SD diantar oleh kedua orangtuaku. Sungguh hari yang sangat bahagia bagi
ku berjumpa dengan kawan-kawan yang baru. Waktu itu dalam satu kelas kami ada 30 siswa
kelas 1, aku masuk kelas 1B waktu itu. Aku memiliki kawan-kawan yang sangat beragam
dari suku, agama, sifat, fisik, dan sebagainya. Namun aku menganggap perbedaan itu menjadi
sebuah dorongan untuk menciptakan sebuah persatuan diantara kami. Eits.. disini ada wanita
yang Kusuka lho, namanya Violensia. Wanita yang memiliki paras yang menawan.

Di kelas 1 aku mendapat juara 1 umum, aku juga mengikuti beberapa lomba dari luar
sekolah. Pengumuman juara itu pun dihadiri oleh kedua orangtuaku. Kami pun foto bersama
dengan kepala sekolah dan beberapa guru yang lain. Setelah itu, foto bersama kami pun
dipajang di sebuah majalah dinding (Mading) sekolah. Aku pun sangat bangga melihat foto
itu dipajang. Tapi, aku dikenal oleh guru karena hyperaktif dan memiliki keisengan kepada
teman. Setelah kegiatan belajar di sekolah, aku pulang ke rumah dan lanjut bermain dengan
teman-teman. Kelereng, stik, alip sembunyi, pecah piring, bola kaki, dan masih banyak lagi
yang aku minkan bersama teman-teman. Baik itu dengan teman seagama ataupun beda
agama, kami tetap kompak bermain bersama.

Di lingkungan ku aku terkenal sebagai anak yang ramah, apabila ada pejalan kaki
yang lewat depan rumah pasti aku sapa. Orang muda maupun orang yang sudah tua. Aku juga
memiliki tetangga yang baik sekaligus menjadi teman bermain ku. Tetangga yang paling
akrab dengan ku yaitu tetangga depan rumah. Nama nya Tarmana. Sebenarnya dia lebih tua
daripadaku, namun tidak menghalangi dia untuk bermain dengan kawan-kawan yang
seumuran ku. Abang ini sangatlah baik dan ramah padaku, dia juga tidak sungkan untuk
berbagi mainannya kepadaku. Aku juga menyempatkan waktu ku untuk mengikuti les diluar.

Setelah tiba waktunya libur kenaikan kelas 2, aku diajak oleh kedua orangtuaku ke
kampung halaman ibuku yang terletak di Porsea. Kami juga berbarengan dengan tulang ku
menggunakan kendaraan mereka. Suasana hati yang sangat gembira kurasakan pada saat itu.
Setiba di Porsea, kami pun menyalami opung Boru dari ibuku. Setelah itu, kami pun bergegas
menuju makam opung Doli dari ibuku. Suasana hati pun berubah menjadi suasana sedih,
terutama bagi keluarga ibuku. Seusai dari sana kami pun balik kerumah opung ku. Setelah itu
kami pun bergegas berekreasi ke Parapat. Kami pun mengunjungi beberapa destinasi wisata
di Parapat, mulai dari air terjun Sipisopiso, air terjun Efrata, Aek Sipitu Dai, dan beberapa
spot wisata lainnya. Setelah kami puas menikmati jalan-jalannya, kami pun kembali ke rumah
dengan keadaan pikiran yang segar dan bugar.

1 tahun pun kulalui hingga aku naik ke kelas 2. Dikelas 2 ini aku mendapat hadiah
PlayStation, PC dan PSP dari bapakku. Aku pun sangat gembira sekali menerima itu. Aku
langsung mengajak kawan-kawan ku untuk bermain bersama-sama. Aku rajin sekali membeli
kaset-kaset dengan game-game yang baru utuk PlayStation ku. Pulang kerja bapakku pasti
meluangkan waktunya untuk membeli kaset video game dan juga memory card game untuk
PSP ku. Beribu kaset menumpuk dirumah ku dan juga berjuta uang habis untuk membeli itu
saja. Kini aku baru sadar, ternyata tidak ada gunanya membeli hal-hal yang tidak menunjang
kegiatan ku sebagai pelajar. Menyesal karena apabila uang untuk membeli kaset itu lebih baik
saja kutabung mungkin aku sudah bisa membeli rumah, hahaha...

Di kelas 2 ini aku pun mulai belajar mengoperasikan komputer di rumah. Mulai dari
mengoperasikan Microsoft Word hingga mengutak-atik situs. Aku mulai mempelajari
bagaimana caranya membuat situs dan bagaimana caranya meretas sebuah data yang
disajikan dlm sebuah situs. Aku mempelajarinya secara otodidak. Mengoding merupakan
tahap dasar dari itu semua.

Sewaktu aku kelas 2, aku sempat dikabarkan menghilang. Kabar ini disampaikan juga
oleh seorang ustadz melalui toa dari masjid. Padahal aku pada waktu itu ke rumah bou ku,
wajar sih orangtua kecarian karena aku tidak izin terlebih dahulu kepada mereka. Dan aku
disana hingga sore menjelang malam hari, sehingga orangtuaku sudah tidak tahu lagi ingin
mencariku menggunakan apa. Sungguh pengalaman yang sangat membanggongkan pada saat
itu.

O iya mengenai kegiatan aku waktu libur kenaikan kelas 3, aku habiskan di kampung
bapak aku yang terletak di Kutacane, Aceh Tenggara. Sebelum kami bersngkat, kami
sekeluarga memberesi rumah terlebih dahulu, setelah itu melipat pakaian yang ingin dibawa
kesana. Selama liburan aku merasa senang sekali.

Waktu pun berjalan denagn cepat hingga aku naik ke kelas 5. Disini sudah mulai
terjadi konflik antara kedua orangtuaku. Tepat pada sore hari mereka berkelahi, entah apa
yang mereka debatkan, aku bingung. Hingga pada malam hari, akhirnya ibuku mengalah dan
dia pun cabut dari rumah. Dia meninggalkan kami, entah kemana dia pergi. Sungguh kejadian
yang menyayat hatiku. Aku pun berdiri tanpa bantuan seorang ibu. Hingga aku menerima
kelulusan dari Sekolah Dasar, ibuku belum kembali juga. Prestasi ku pun mulai menurun
disitu.

Setelah aku tamat, aku pun melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Budi
Murni 2 juga. Aku pun berjumpa dengan kawan-kawan baru. Hari pertama sekolah, diadakan
tes untuk mencari murid kelas Unggulan. Sejumlah tes pun kukerjakan, dan tiba akhirnya aku
pun masuk ke kelas unggulan yaitu 7-1. Aku pun merasa sangat senang pada saat itu.

Selama aku SMP, aku sangatlah bandal sekali, mungkin karena tidak ada lagi sosok
ibu yang membimbing ku. Hingga pada saat itu, aku berkelahi dengan seorang teman. Kami
berkelahi dengan hebat, karena dia menyebut-nyebut nama ayahku. Aku pun menendang nya,
namun dia menangkis tendanganku, hingga aku tersungkur ke lantai. Kami berdua pun di
panggil ke ruang BP untuk dibimbing lebih lanjut. Setelah itu aku pun merasa lebih baik aku
berubah dari sekarang menjadi baik. Masa SMP kujalani tanpa kedua orangtuaku, ayahku
pergi ke kampung halamannya untuk mengerjakan lahan disana. Ibuku melarikan diri entah
kemana. Selama aku SMP, aku tinggal bersama dengan kakak dan adikku saja sambil
diperhatikan oleh bou dan tua ku juga.

Hingga tiba saat nya aku menerima kelulusan dari SMP, dan aku memilih untuk
melanjutkan Sekolah Menengah Atas di kampung halaman ayahku. Aku pun berangkat dari
Medan, dan menjumpai ayahku. Dan aku didaftarkan di SMA PANTI HARAPAN, dan
sekolah itu memang pilihan ku jika aku sekolah di kampung halamannya. Hari pertama aku
sekolah, diadakan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Aku pun mengikuti
kegiatan tersebut. Setelah itu diadakan tes untuk mencari murid siswa Unggulan yaitu kelas
IPA 1. Aku mengerjakan segala tes yang diberikan kepadaku dengan baik. Hingga pada
akhirnya dibacakan pengumuman bahwa aku masuk ke kelas IPA 1. Aku sangat bangga dan
senang dngan kemampuanku.

Pada awal aku sekolah, ada musibah Covid-19 yang menyebabkan proses belajar
mengajar dilakukan secara per-shift. Aku pun memilih masuk kedalam shift 1. Proses PBM
pada awalnya dilakukan 7 hari sekolah, 7 hari belajar dari rumah. Namun kebijakan itu
diganti lagi dengan diselang-selingi per-shift untuk melakukan PTM (Pembelajaran Tatap
Muka). Sungguh tidak mengenakan bagiku karena sekolah tidak dilaksanakan secara full.

Sewaktu aku kelas 1, ada sebuah lomba yaitu Cerdas Cermat Karakter Bangsa. Aku
pun mengikuti pelatihan terlebih dahulu bersama guru pembimbing nya yaitu Pak Jhon dan 2
orang rekanku satu tim, yaitu Marwan dan Kakak kelas. Aku juga dibimbing oleh kedua
kakak kelas yang sangat hebat yaitu Bang Joy dan Kak Emia yang pada saat itu juga
mengikuti lomba Sadar Hukum. Dan tibalah pada hari H nya, lomba diadakan di Kutacane.
Kami berangkat dari sekolah menuju ke tempat diadakan lomba tersebut. Aku pun merasa
gugup pada saat itu. Tibalah kami di tempat itu, kuliat banyak orang-orang hebat yang
mengikuti lomba ini, aku pun masih gugup pada saat itu. Kami bertiga pun langsung masuk
ke dalam ruangan lomba tersebut. Pertama-tama kami diberikan 10 soal yang dijawab secara
tulisan. Kami pun berhasil melewati tes tersebut. Hingga dilaksanakan lah dengan sistem CC.
Pada waktu itu kami melawan 4 tim dari sekolah yang berbeda.

Kami pun berhasil mengalahkan 4 tim tersebut. Dan tibalah finalnya kami melawan 4
tim lagi. Namun kami kalah disini, dan hanya menduduki posisi yang ke-4. Aku pun down
karena kami tidak dapat meraih juara saat itu. Tapi setelah itu aku disemangati oleh ayahku.
Kalah menang soal biasa. Setelah itu kami pun kembali ke rumah masing-masing.

Selama aku kelas 10 aku juga mengikuti KSN (Kompetisi Sains Nasional). Aku
mengikuti kompetisi itu dan aku memilih bidang biologi. Kami pun dibimbing oleh guru
pembimbing masing-masing bidang. Selama beberapa bulan kami dibimbing, tibalah hari H
nya dilaksanakan kompetisi tersebut. Namun dilaksanakan dengan sistem Daring.

Aku menjawab serangkaian soal yang ada pada layar komputer. Jujur soal-soal nya
sangatlah sulit dan menggunakan sedikit bahasa Inggris. Namun aku tetap mengerjakan soal
tersebut dengan cermat. Kompetisi pun berakhir dan kami diminta untuk menunggu
pengumuman yang lolos KSN tingkat kabupaten. Selang beberapa keluarlah
pengumumannya. Nama terpampang di sebuah file pengumuman tersebut. Aku merasa
bangga dan sangatlah senang. Bersama juga dengan kawan-kawan sekelas ku yang nama nya
terdapat di file tersebut, namun berbeda bidang. Setelah itu kami dibimbing lebih lanjut oleh
guru pembimbing khusus untuk beberapa bidang tersebut. Pada saat itu guru pembimbing ku
ialah Miss Riris. Aku tidak sendiri dibimbingnya, namun bersama dengan kedua kakak kelas
yaitu Bang Josua dan Kak Cahaya. Kami dibimbing untuk persiapan KSN tingkat Provinsi.

Selang beberapa bulan kami dibimbivng, tibalah waktu nya dilaksanakan KSN-P.
Proses juga sama dilaksanakan secara daring dan menggunakan kamera pengawas. Aku
melihat soalnya sangatlah sulit. Bahasa Inggris lebih dominan disini. Namun aku tetap
menjawab soal tersebut, aku tidak tahu itu benar atau tidak. Waktu pun habis. 200 soal telah
kuisi. Hingga beberapa bulan, diberikan pengumuman yang lulus KSN-P. Ternyata dari
sekolah kami tidak ada satupun yang lolos, aku merasa kecewa dengan diri ku saat itu.
Namun tidak mematahkan semangat ku. Selama aku kelas 10 aku mendapat juara 2 kelas
berturut-turut.

Setelah itu, aku pun naik ke kelas 11. Saat itu ada pemilihan anggota OSIS yang
dilaksanakan di lapangan, aku pun mengangkat tangan ku. Aku pun menjadi anggota OSIS
untuk satu tahun kedepan. Aku lumayan aktif di OSIS ini, bila diminta untuk datang ke
sekolah aku pun siap. Selama aku kelas 11, aku mulai mengenal cimta dan perasaan yang
membuat prestasi ku menurun di semester 1. Alhasil aku mendapat juara 3, digeser oleh
teman ku. Tapi itu tidak membuatku menjadi down. Di kelas 11, aku pun mengikuti KSN itu
lagi, namun namanya sudah diganti menjadi Olimpiade Sains Nasional (OSN). Namun
peserta nya menjadi 5 orang. Aku tetap mengikuti bidang biologi. Rekan ku saat itu 2 orang
dari kelas 10 dan 3 orang dari kelas 11. Kami berlima pin dibimbing oleh Miss Riris. Miss itu
mengajar sangatlah bagus. Kami pun dibimbing selama beberapa bulan. Hingga tibalah hari
H nya dilaksanakan lomba tersebut, namun sistem nya tetap secara daring. Serangakaian soal
dihadapkan pada ku didepan layar komputer lab sekolah. 200 soal kukerjakan dengan baik.
Hingga beberapa bulan kemudian diumumkan lah yang lolos tahap kabupaten. Ternyata
hanya aku sendiri yang lolos dari antara 5 orang di bidang biologi. Aku pun sangat bangga.
Setelah itu aku dibimbing oleh Miss Riris untuk mempersiapkan ke tingkat provinsi. Aku
juga belajar sendiri dari rumah dengan menonton video dari channel orang luar. Aku rasa
persiapan ku sudah matang, hingga tibalah dilaksanakan OSNP. Aku kaget dengan soalnya
yang menggunakan bahasa Inggris. Namun aku tetap menjawab 200 soal tersebut. Hingga
tiba pengumuman yang lolos, nama ku tidak tercantum disitu. Down sih, tapi gpp lah.

Setelah mengikuti ujian akhir semester aku dinyatakan naik ke kelas 12. Di kelas 12
ini aku mulai fokus untuk belajar UTBK. Saat ini aku tetap belajar untuk mengikuti UTBK
nantinya. Harapan ku yaitu lolos ke PTN favorit ku. Namun aku juga mempersiapkan untuk
kedinasan nantinya. Semoga aku lolos. Amin. Sekian riwayat hidup dari saya, terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai