Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I
KELAHIRAN

Pada tanggal 30 Agustus 2006, subuh jam


05:13, lahirlah seorang anak perempuan dengan
persalinan yang normal. bayi itu meraung raung
menangangis tak kenal akan dunia luar. tak
mengerti apa yg akan di hadapinya, namun
kelahirannya merupakan kelahiran yg di nantikan
oleh sepasang suami istri.
Sang ibu tak menyangka anaknya akan terlahir
normal, mengetahui bahwa ia melahirkan sang
anak masih dengan kandungan yg berumur 7 bulan
atau biasa di sebut prematur.
Tubuh bayi itu sangatlah kecil dan rapuh saat
sampai ke tangan sang ibu, bisa di bilang
ukurannya seperti botol air mineral yang berukuran
1 liter.
Bayi itu di beri nama Karmen Lerinda Kendina
Indriawan. Nama yg unik. Arinya..... hahaha saya
juga tidak tahu. Saat saya tanya ke ibu saya, ibu
saya tak tahu arti dari nama itu.
Ibu saya memberi nama itu karena dia
menyukai salah satu karakter AADC, yang
bernama `Karmen`. lucu ya.
Setelah saya cari di internet arti nama dari
`Karmen Lerinda Kendina` adalah `seseorang yg
pemberani, peduli sesama dan di cintai oleh semua
orang` indah bukan?.
Namun itu hanya sebuah nama saja, saya jelas
bukan seseorang yg pemberani apalagi di cintai
semua orang. Namun, di bagian `peduli sesama`
mungkin saja cocok untuk saya.
Sementara `Indriawan` merupakan nama
belakang dari bapak saya.
Semua berjalan lancar lancar saja awalnya.
Hingga bapak saya bilang bahwa saya bukan
anaknya. Beliau berkata “mana mungkin itu anak
saya, anak saya tidak mungkin kepalanya peang!”
Aneh bukan. Seorang bapak tidak ingin
mengakui bahwa saya anaknya hanya karena
kepala sang anak peang. Tetapi hal itu wajar
karena ayah saya mempunyai penyakit gangguan
jiwa, Skizofernia.
Ibu saya yang sakit hati, dan tidak terima
melaporkan bapak saya ke mabes porli. Kebetulan
saat itu ayah saya adalah seorang polisi. Jangan
tanya bagaimana bisa seseorang yang mempunyai
gangguan jiwa bisa masuk kepolisian. Seseorang
akan bisa melakukan apa saja asalkan ada
uangnya.
Bapak saya di sidang, dan hasilnya beliau di
turunkan pangkatnya, lalu di potong gajinya. Bapak
saya terima terima saja karena baginya, selagi
masih ada uang dan gaji ia tak masalah
pangkatnya turun.
BAB II
MASA KECIL

Tak banyak yang saya ingat saat saya masih


balita. Itupun belu berumur 5 tahun bahkan.
Beberapa hal yang saya ingat adalah, dulu sewaktu
saya masih seumur 10 bulan saya sudah bisa
berbicara. Waktu itu kata pertama yang saya
ucapkan adalah “Ibu”. Ibu saya terkejut mendengar
Karmen balita mulai berbicara.
Walau begitu saya ada;ah anak yg mungkin di
bilang cukup susah merangkak. Saya mulai bisa
merangkak saat umur saya 1,6 bulan. Itupun
tahapannya sangat lama hingga umur saya 2 tahun
baru saya bisa berjalan.

Dahulu ibu saya cukup kerepotan untuk


menjaga Karmen balita. Ia harus membawa bayi
kecil itu sembari mengajar anak anak lesnya.

Awalnya Bapak saya menyarankan saja kalau


Ibu beristirahat di rumah, dan bapak saja yang
mencari uang. Namun, Ibu menolak.

Karena Ibu saya mengajar les privat di


lingkungan rumahnya yang areanya dekat dengan
kedua orang tuanya dan mertuanya. Ibu saya
terkadang menitipkan saya di rumah orang tuanya,
ataupun kadang di rumah mertunya.
Lalu setelah menitipkan Karmen balita ke
rumah orang tuanya yang bisa di bilang rumah
kakek saya. Ibu saya mengajar beberapa muridnya
dari jam 8 pagi, hingga jam 7 malam. Ituoun kalau
tidak ada kendala. Jika saja terjadi kendala seperti
murid ibu saya yang rewel ataupun jam tambahan
belajar. Pasti ibu saya akan pulang lebih larut
sekitar jam 9 malam.

Sekitar umur 2 tahun Ibu saya mulai menyewa


pengasuh anak. Jangan pikir pengasuh anak yang
ibu saya sewa seperti di film film Hollywood, yang
memakai dress hitam lengkap dengan apron
putihnya.

Tidak, pengasuh anak yang ibu saya sewa


atau pekerjakan adalah seorang wanita paruh
baya. Awalnya ibu saya bertanya keapda tetangga
tetangga bahwa ia memerlukan seorang pengasuh
anak.
Terdengarlah kabar ini sampai di gang
sebelah. Kebetulan, di gang sebelah ada orang
yang tertarik dengan pekerjaan yg Ibu saya
tawarkan. Esok harinya wanita itu pergi datang
kerumah saya dan menjadi pengasuh saya.

Nama wanita tersebut adalah Ibu Adah. Ibu


Adah adalah orang yang sangat baik, dia merawat
saya dengan penuh kasih sayang seperti saya
adalah anaknya. Saya juga sering di bawa ke
beberapa tetangga Bu Adah sehingga tetangga
sekitarnya menjadi sangat sayang kepada karmen
kecil kala itu.

Namun tak berselang lama, Bu Ada jatuh sakit


yang membuat ia tak memungkinkan untuk
merawat saya. Kala itu ibu saya ibung mau mencari
pengasuh di mana lagi yang benar benar bisa
menjaga saya.
Di tengah kebingungan datang seorang nenek
nenek ia adalah tetangga Bu Adah. Wanita paruh
baya itu bernama Mbah Encas. Beliau datang
kepada ibu saya dan berkata ia ingin menjadi
pengasuh saya.

Ternyata sesaat setelah mendengar kabar


bahwa saya tak akan lagi di titipkan di Bu Adah.
Mbah Encas sedih, karena selama ini ia ikut
menjaga saya. Dia tak rela jika saya di titipkan di
orang lain. Beliau takut jika saya di titipkan di orang
lain saya tak akan mendapatkan perawatan yang
layak. Maka dari itu ia bersedia menjadi pengasuh
saya selanjutnya.

Waktu saya ingin berumur 2 tahun ibuku


mengandung lagi. Saya senang sekali mendapat
kabar saya akan mendapat adik. Setiap hari saya
bertanya kepada ibu saya “adek bayinya sudah
siap belum keluar” namun ibu saya selalu bilang
“belum masih lama nak”.
Ketika kandungan ibu saya mencapai 9 bulan
dan ibu saya sudah mulai sakit sakitan harus
rumah di sakit. saya dan bapak ku seringkali bolak
balik rumah sakit.

Terkadang jika tidak di ajak, saya di titipkan di


rumah kakek saya, orang tua dari ibu saya.
kebetulan di sana juga banyak sepupu dan tante
saya, jadinya saya tidak sedih dan kesepian.
Namun ketika para sepupu saya sudah pulang,
saya akan di temani tante saya. Tante saya
bernama Febry saya biasa memanggilnya ‘Mba
Eby’.

Mba Eby sangat baik, dia selalu menemani


saya dan menghibur saya. Dia juga akan mengajak
aku ketika aku bosan. Terkadang mengajak ke mall
untuk bermain time zone, atau hanya sekedar
nonton bioskop. Ia selalu menyempatkan diri untuk
bermain denganku.
Dan lahirlah adikk ku pada tanggal 31 juli 2008.
Aku senang sekali, adikku perempuan bernama
Pingki Laura Indriastuti Indriawan. Aku senang
sekali.
BAB III
TAMAN KANAK KANAK

Dulu sebelum saya Tk karena saya sudah


cukup umur dan mengerti akan pekerjaan ibu saya.
Pasti jika ibu saya mengizinkan, Saya di bawa ikut
bekerja dengan ibu saya dan tidak di titipkan di
mbah Encas. Ibu saya merupakan guru les privat di
asrama brimob.

Ibu saya bekerja mengajar dari satu rumah ke


rumah lainnya. Dan biasanya ibu saya mengajar
murip SD hingga SMP. Lalu rata rata dari mereka
juga seumuran dengan saya, jika tidak ada
biasanya mereka mempunyai adik yg se umuran
dengan ku. Jadi jika ibu saya selesai mengajar
saya pasti akan bermain bersama murid muridnya.
Suatu hari saat saya ingin berangkat ikut
dengan ibu saya sekitar jam 9 pagi, saya melihat
segerombolan anak anak Tk yang sedang bermain
di taman kepunyaan Tk tersebut.

Mereka ceria sekali bermain main, ada yg


bahkan sambil berlari larian kesana kemari,
bermain perosotan, ayunan, jungkat jungkit dan lain
lain.

Saya yang waktu kecil melihat anak anak


bermain main bersama apalagi ada yang bermain
prosotan, jungkat jungkit, ayunan, dan lain lain.
Saya sangat ingin masuk Tk tersebut, nama Tk itu
adalah Tk pelita.

Sepulang mengajar, saya menangis nangis


meminta bapak saya untuk mendaftarkan saya di tk
tersebut. Saking inginnya masuk tk tersebut, saya
sampai rajin belajar membaca, karena syarat
masuk Tk adalah bisa membaca.
Karena melihat kegigihan saya, saya di
daftarkan oleh ibu saya di Tk karena dahulu saya
yang masih berumur 5 tahun sudah bisa membaca,
walaupun masih terbata bata. Melihat potensi itu
ibu saya tidak mau membuang buang itu saya lalu
di masukkan atau bisa di bilang di daftarkan di tk
pelita.

Awalnya saya sangat senang, sebelum ibu


mengajar saya akan di antarkan ke mbah encas,
dan adik saya akan di antarkan ke pengasuhnya.
Sekedar info pengasuh adik saya dan pengasuh
saya berbeda orang jadi, setelah ibu saya
mengantar saya ke pengasuh saya, sehabis itu
beliau mengantarkan adik saya ke pengasuhnya.

Karena itu adaah hari pertama saya, saya


sangat senang bisa di antarkan oleh ibu saya
hingga masuk

Anda mungkin juga menyukai