Anda di halaman 1dari 7

Kenangan Berharga yang Tidak Terlupakan

Orientasi:

Saya bernama Minarti Atikah Dewi, biasa dipanggil Tika, anak keempat dari lima
bersaudara. Saya lahir di Malang, 11 Januari 1998 dan kini tinggal dan bekerja di
Surabaya.

Urutan Peristiwa:

Masa kecil saya cukup menyenangkan, saya masuk ke taman kanak-kanak pada tahun
2003, dan selalu diantar setiap pagi oleh ayah dan siang harinya giliran ibu yang
menjemput saya pulang sekolah. Ayah saya adalah seorang petani yang sehari-hari
pergi ke sawah untuk bercocok tanam, sedangkan ibu adalah seorang ibu rumah tangga
namun juga membuka warung kecil-kecilan di rumah.

Saat libur tiba, saya biasanya akan ikut ayah ke sawah, bukan untuk membantu namun
hanya bermain-main di sekitar sawah, setelah itu biasanya ayah juga akan mengajak
saya untuk mandi dan main air di sungai. Setelah saya lulus TK, saya melanjutkan
pendidikan di sebuah SD Negeri yang letaknya cukup dekat dari rumah.

Setelah saya masuk SD, saya sudah tidak pernah lagi diantar jemput oleh ayah dan ibu,
karena saya selalu berangkat dan pulang bersama dengan Sari, tetangga yang juga
menjadi sahabat saya hingga saat ini. Bersama Sari, saya juga duduk satu meja
dengannya, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 SD. Sayangnya, setelah lulus SD, saya dan
Sari harus berpisah sekolah.

Saya melanjutkan pendidikan, di SMP Negeri 3 Malang sedangkan Sari melanjutkan


pendidikannya ke MTS Muhammadiyah Malang. Di SMP saya mendapatkan banyak
teman baru dan tentunya kenangan-kenangan bersama teman-teman itu tidak mudah
untuk terlupakan.

Salah satu kenangan yang sulit dilupakan itu adalah ketika masa orientasi siswa dan
saya cukup sering dikerjai oleh kakak kelas.

Setelah saya lulus SMP, ayah memutuskan untuk menyekolahkan saya di Surabaya.
Sehingga saya harus lebih mandiri walau sebenarnya di Surabaya saya masih tinggal
dengan saudara, yaitu dengan keluarga kakak pertama saya.
Satu hal yang paling menyenangkan adalah ternyata Sari juga akan bersekolah di
Surabaya, sebab ayah Sari dipindah tugaskan ke Surabaya, sehingga mau tidak mau Sari
harus ikut juga ke Surabaya.

Nah, di SMA 9 Surabaya inilah saya dan Sari akhirnya melanjutkan pendidikan di sekolah
yang sama. Masa-masa SMA juga cukup menyenangkan dan sulit dilupakan.

Reorientasi:

Masa-masa sekolah mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA cukup banyak kenangan yang
tercipta. Suka duka bersama teman-teman memang begitu berharga, apalagi hingga
saat ini saya juga masih sering berkomunikasi dengan teman-teman sekolah khususnya
Sari yang masih menjadi sahabat saya sampai detik ini.
Teks Cerita Sejarah Diri

Pribadi Nama saya Risma Farlis Pradita. Saya saat ini berumur 17 tahun yang berarti saya lahir pada
tanggal 6 April 2000. Saya merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ayah saya bernamaFakhrurrozie.
Ayah saya bekerja sebagai Karyawan di PT Pertamina Persero. Ayah saya lahir padatanggal 5 Mei 1969.
Ibu saya bernama Dewi Erlisa. Ibu saya bekerja sebagai Ibu Rumah Tanggayang mengurus keluarga
sehari – hari. Ibu saya lahir pada tanggal 1 September 1970. Ayah danIbu saya menikah pada tahun 1995
dan dikaruniai anak perempuan pertama yang bernama RIskiFarlis Utami, yang merupakan saudara
perempuan saya. Saudara Perempuan saya pada saat inisedang menjadi mahasiswi di Universitas Islam
Indonesia di Yogyakarta. Saudara Perempuan sayalahir pada tanggal 2 April 1996, kami berdua memiliki
perbedaan umur sebanyak 4 tahun 4 hari.Saya memiliki hobi menari, berolahraga, dan menyanyi. Namun,
satu hobi yang hanyamenonjol di dalam diri saya adalah menari. Saya sekarang merupakan pelajar di SMA
PatraMandiri 1 Palembang. Pada saat saya berumur 5 tahun atau lebih tepatnya saat saya di TamanKanak
 – 
 Kanak. Saya sering mengikuti lomba menari dan menyanyi atau paduan suara. Dan untuk  pertama
kalinya saya memenangkan juara 3 pada lomba paduan suara. Dan saya pernah mengisiacara dengan
Tarian Zapin ketika di TK.Pada saat saya memasuki Sekolah Dasar (SD) pada umur 6 tahun yang berarti
saya hanya1 tahun di Taman Kanak–Kanak, saya mengikuti tes bersama teman saya yang
duduk disamping saya. Pada waktu itu saya di tes bersama guru yang bernama Bapak Asman. Saya
disuruh menyanyikan lagu yang saya ketahui. Namun dikarenakan saya sedikit pemalu pada waktu itu
saya tidak menyanyikan lagu apapun. Setelah saya di tes dan saya melihat pengumuman, saya memasuki
kelas 1A. Saya pernah mengikuti Lomba Saritilawah dan memenangkan juara 2.Saya memiliki kejadian
memalukan pada saat saya di sekolah. Ketika saya kelas 2 SD saya menggunakan sepatu kakak
perempuan saya, entah kenapa pada waktu itu saya hanya ingin menggunakan sepatu kakak saya yang
sudah lama tidak terpakai. Namun ketika tanda bel sudah berbunyi menandakan bahwa waktunya
pulang, tetapi saya hanya diam di tempat dan merasakan ada yang aneh di sepatu saya. Saya selalu
menapakkan kaki saya dan tidak mengangkatnya. Guru saya menanyakan kenapa saya belum pulang
ketika teman teman saya sudah pulang semua. Dan ketika saya mengangkat kaki saya, sol sepatu yang
saya gunakan ternyata lepas, dan saya harus menanggung malu. Dikarenakan saya sangat malu dan pada
saat itu saya masih kecil, saya menangissekencang kencangnya. Untung saja pada saat itu kakak
perempuan saya ada di kelas 6SD. Laluguru saya memanggil kakak saya dan kebetulan kakak saya
sedang ada jadwal sholat berjamaahdan membawa sandal yang digunakannya untuk mengambil wudhu.
Dan saya berhenti menangisketika kakak saya datang dan memberikan sendalnya.Pada saat saya
berumur sekitar 8 tahun di sekolah saya pernah dikunjungi Dancow untukmengadakan kompetisi menari.
Saya mengikuti kompetisi menari dan dilatih oleh Tante Desi.Saya pada waktu itu mengikuti lomba menari
secara berkelompok bersama 4 teman saya, yang bernama Luthfiyah, Naufal, Lintar, dan Raihan. Kami
sering latihan untuk memenangkan lombaitu. Dan beruntungnya pada lomba tahap pertama kami
memenangkan lomba tersebut dan berlanjut
 
ke tahap selanjutnya. Dikarenakan setiap tahap memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, kamitetap terus
berlatih keras untuk memenangkan lomba tersebut. Tahap kedua yaitu tahap dimanakami mewakili nama
sekolah sebagai perwakilan, dilaksanakan di Palembang Trade Center (PTC)Mall. Kami mengikuti
perlombaan dan melakukan yang terbaik untuk memenangkan juara 1,dikarenakan jika kami
memenangkan juara 1 kami akan dikirim ke Jakarta untuk mewakiliPalembang dalam ajang lomba
tersebut. Ketika kami menonton tarian dari sekolah lain, timbulahrasa pesimis dari kami, karena
kemungkinan untuk memenangkan lomba itu sangatlah kecildengan lawan yang begitu bagus. Dan diakhir
acara pengumuman pun dimulai. Dengan raut wajahyang sedih kami tidak mengharapkan untuk
memenangkan lomba tersebut. Ketika pemandu acaramenyebutkan beberapa kode yang menuju kepada
kami, kami langsung merubah raut wajahmenjadi optimis. Kami tidak membayangkan jika kami akan
memenangkan lomba tersebut. Danakhirnya saat yang ditunggu tiba, pemandu acara menyebutkan nomor
urutan kami dan namasekolah kami. Kami sangat senang Karena kami sudah berhasil melakukan yang
terbaik danmemenangkan lomba tersebut. Dan tahap terakhir, tahap dimana kami dikirim ke Jakarta
untukmewakili nama sekolah.Pada saat kami di Jakarta kami hanya boleh memiliki wali dua orang dewasa
dan satu perwakilan dari Dancow yang akan membimbing kami nantinya. Namun, ibu saya ikut
mengantardan ikut ke Jakarta hanya untuk menonton saya dan tidak menjadi perwalian kami. Pada saat
ituyang menjadi perwalian kami adalah Ibu Yuli selaku Kepala Sekolah saya dan Tante Desi yangmelatih
kami. Saya sangat sedih karena ketika di Bandara Jakarta saya dipisahkan dengan ibu sayadan tidak
boleh bersama. Dan ketika di bandara itu kami dikawal oleh banyak pengawal dan banyak wartawan yang
ada disitu, pada saat kami keluar bandara keadaan sangat ramai sehinggasaya tidak bisa menemukan ibu
saya. Ketika saya sampai di bus saya terus memikirkan dimanaibu saya akan menginap dan dimana ibu
saya sekarang berada. Untungnya ibu saya ditemani olehibu- ibu dari teman saya. Sangat susah untuk
bertemu ibu saya pada saat itu, Karena kami dikarantina di sebuah Hotel bintang 5 yang bernama Hotel
Kristal. Dalam satu ruang hotel itu terdiridari 3 kamar tidur dan masing masing dilengkapi oleh 3 kamar
mandi, selain itu terdapat mejamakan yang tersedia berbagai macam makanan dan susu dari produk
Nestle, satu dapur, dan saturuang TV.Kami melakukan banyak kegiatan pada saat di hotel, kami memiliki
latihan bersama pelatihdari Jakarta yang biasa kami panggil Kak Ari Tulang. Kak Ari Tulang adalah orang
yang tegasdalam melatih. Setiap daerah harus menampilkan satu tarian yang diajarkan oleh Kak Ari
Tulang.Kak Ari Tulang sering memarahi kami pada saat latihan. Ketika kami selesai latihan, kami
kembalike ruangan kami dan pada saat kami sudah sampai di lift, saya memlihat ibu saya
sedangmenunggu di Lobby Utama. Ketika kami ingin menghampiri ibu kami, kami di halangi
oleh pengawal yang ada disitu, dan pada akhirnya kami tidak dapat bertemu ibu kami. Dan sayamenangis
pada saat itu karena saya sangat merindukan ibu saya dan sudah lama tidak melihatwajahnya. Ketika kami
sampai di ruangan kami, entah bagaimana caranya tidak lama kemudianibu kami mendatangani ruangan
kami dan saya sangat terkejut, saya memeluk ibu saya danmenangis lagi. Kami keluar dengan mengendap
endap agar pengawal disana tidak melarang kamiuntuk keluar. Dan akhirnya kami keluar dan pergi ke
supermarket sebelah hotel untuk
membeli beberapa keperluan. Lalu sudah saatnya ibu saya untuk pulang ke tempat penginapan mereka
 
Karena tidak boleh menginap di tempat yang sama bersama kami. Ruangan kami sangatlah luassehingga
kami sering memainkan mainan petak umpet hingga dimarahi oleh Tante Desi dan IbuYuli. Setiap pagi
biasanya sarapan kami di siapkan oleh Bu Yuli ataupun Tante Desi. Pada saat itusaya satu kamar
bersama Tante Desi dan Luthfiyah.Lomba pun tiba, kami menggunakan pakaian dan properti yang sudah
kami siapkan. Padasaat lomba berlangsung, lomba tersebut disiarkan oleh siaran TV RCTI. Kami berlomba
di MallCheetos yang ada di Jakarta yang pada saat itu merupakan Mall para artis. Dan kami
memiliki partner Cut Tari untuk menemani kami tampil dalam tarian kami. Dikarenakan
setiap kota pastimemiliki partner atau artis sendiri untuk menemani mereka dalam adegan akting yang ada
di tariankami. Dan pada akhirnya kami tidak memenangkan lomba tersebut dan mendapat
penghargaandari mengikuti lomba tersebut.Saya sangat sering mengikuti banyak lomba tari modern pada
saat saya berada di SekolahDasar. Dan Alhamdulillah saya sering memenangkan juara pertama pada saat
itu. Saya juga pernahmengikuti lomba menyanyi islam atau Nasyid dan dikirim ke Jakarta untuk mewakili
KotaPalembang Namun ketika saya kelas lima dan enam saya tidak lagi mengikuti lomba
dikarenakan persiapan ujian nasional.Dan pada akhirnya saya lulus dalam jenjang Sekolah Dasar dan
masuk ke jenjang SekolahMenengah Pertama di SMP Patra Mandiri 1 Plaju. Pada saat SMP saya hanya
mendapatkan prestasi ranking 7 pada saat kelas satu SMP dan ranking 3 pada saat kelas dua SMP
dan selanjutnyaranking 2 pada saaat kelas 3 SMP. Lalu saya melanjuti jenjang selanjutnya yaitu
SekolahMenengah Atas di SMA Negeri 4 Palembang melaluli jalur PMPA, namun dikarenakan suatu
alsansaya pindah ke SMA Patra Mandiri 1 pada saat kelas satu semester 2. Ketika saya kelas dua
SMAsaya pernah mngekiuti Lomba Paduan Suara di Bogor. Dan sekarang saya sudah berada di kelastiga,
semester pertama dan akan menghadapi UN pada semester kedua dan melanjutkan keUniversitas yang
saya inginkan. Saya harap saya dapat menjadi orang sukses di dunia maupun diakhirat kedepannya.Risma
Farlis PraditaXII MIPA 2
Nama saya Ucok, anak pertama dari tiga bersaudara. Saya dilahirkan dibulan Oktober pada
tahun 2001 dari keluarga sederhana. Dengan penuh kasih sayang kedua orangtu saya
membesarkan dan menidik kami sampai menjadi sekarang ini. Saya bersekolah di SMAN 4
Pekanbaru pada tahun 2006, saya masuk ke taman kanak-kanak. Banyak hal yang
menjengkelkan, mulai dari teman yang tidak asyik hingga pelajaran yang tidak saya sukai.

Saya memasuki sekolah baru Madrasah Ibtidayah Nurul Ilmi. Ternyata saya menemukan
kehidupan baru, di sana saya banyak menemukan teman-teman yang membuat kesendirianku
terhapuskan. Tahun 2013 silam saya selesai menempuh pendidikan MI. Keluarg kami
mengharapkan supaya saya bisa masuk SMP yang terbaik di kota Pekanbaru

Saya mulai menjalani pendidikanku di SMPN 6 Pekanbaru. Keinginan hati kecilku pun terwujud.
Pada masa SMP saya tidak memikirkan bagiamana cara supaya mendapat teman lagi karena
hampir semua yang berada di SMP tersebut adalah teman seperjuanganku sewaktu di SD.

Pada tahun 2017, saya berada di sekolah baru dengan tempat dan lingkungan yang berbeda
yaitu SMAN 4 Kosngosan. Awalnya saya berniat untuk masuk kejurusan IPA namun Tuhan
berkehendak lain, dengan memilihkan IPS untukku. Dengan masuk ke jurusan IPS, cukup
membuatku sedih beberapa minggu. Namun beberapa bulan kemudian saya bisa menjalaninya
dengan lebih senang hati.

Pada awal masuk SMA saya juga mengikuti banyak kegiatan ekstrakulikuler. Tetapi semua itu
tidak semudah yang saya bayangkan. Saya tidak mampu untuk membagi waktu melaksanakan
kegiatan ekstrakulikuler tersebut secara berasmaan. Jadi saya putuskan untuk memilih yang
bisa membuat nyaman, pilihanku jatuh pada Paskibra.

Saya belajar banyak diantaranya mengenai kedisiplinan, kepemimpinan, baris berbaris,


menghargai waktu, kerjasam tim, hingga mengurus serta mengelola sebuah organisasi.

Dan pada tahun ketiga saya bersekolah di SMAN 4 Kosngosan, ini menjadi bagian paling sedih
saya selama ini. Bagaimana masa depan untuk memilih universitas yang kami inginkan. 

Masa ini akan menjadi bayangan bagaimana kehidupan setelah lulus dari sekolah. Jadi saya
akan berusaha dengan sebaik-baiknya supaya kesuksesan bisa saya dapatkan dan kariar ku
memiliki akhir yang baik.
Bapakku Seorang Pahlawan

Kampung Mijilan atau Wijilan adalah kampung yang identik dengan cap kampong gudheg Yogya.
Mengapa? Ya, karena kalau suatu saat ke sana atau pernah ke sana, kalian akan temui sederet penjual
gudheg Yogya di kiri dan kanan jalan. Tepatya, setelah kalian melewati plengkung Yogya. Jika kita berjalan
lurus ke arah selatan, kita akan menemui jalan yang bercabang. Jalan yang ke arah selatan akan
membawa kita menuju ke pojong beteng kulon kota Yogyakarta. Nah, kalau mengambil arah lurus ke barat,
kalian akan sampai ke Keraton Yogya. Sebelum sampai ke Keraton Yogya, di sebelah utara ada Kampung
Bludiran Kampung ini berbatasan langsung dengan Keraton. Di Kampung inilah aku dilahirkan oleh
seorang wanita cantik asli Yogya. Dialah ibuku. Ia dulu adalah seorang guru SD. Namun, ibu memutuskan
untuk mengundurkan diri dari tugas mengajarnya karena harus mengurus aku, kakak-kakakku, dan adikku.
Selain itu, Ibu juga harus sibuk dengan tugasnya sebagai seorang istri perwira ABRI.

Lalu, siapakah ayahku? Ia adalah seorang perwira Angkatan Darat yang bertugas di Rumah Sakit Tentara
di Yogya. Tepatnya, di RS Detasemen Kesehatan (DKT), yang terletak di sebelah selatan RS Bethesda
Yogyakarta. Wah, keren ya, bapakku tentara tetapi bertugas di rumah sakit. Ya, itu karena ayahku telah
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan sebagai mantri kesehatan, khususnya kesehatan dan perawatan
gigi. Itulah mengapa ayahku ditugaskan sebagai kepala poliklinik gigi di rumah sakit tersebut. Aku ingat
sewaktu kecil, seringkali ayah mengajak aku dan adikku ikut ke rumah sakit. Kami berdua dibiarkan
bermain seharian di rumah sakit, bergelantungan di pohon belimbing depan klinik gigi, atau bermain
ayunan di taman. Sore hari kami pulang bersama ayah.

Aku selalu bangga dengan ayahku sebab bagiku ayahku adalah seorang pahlawan. Ia tidak hanya
pahlawan keluarga yang berjuang demi hajat hidup istri dan anak-anaknya tetapi ayah ternyata adalah
pahlawan yang sebenarnya, orang yang telah ikut berjasa bagi kemerdekaan bangsa dan negara
Indonesia. Ayahku lahir pada 10 Oktober 1927. Pada usia 18 tahun ayah sudah ikut berjuang ….

Anda mungkin juga menyukai