Anda di halaman 1dari 7

Membuat Autobiografi, Biografi Dan Menganalisis Kesalahan Kata

Di Iklan

Disusun Oleh :

KARLINA
20120022

JURUSAN EKONOMI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH
2023
Autobiografi
Nama saya Karlina, biasa dipanggil karl, karlina atau na. Ayah saya bernama Muhammad

dan Ibu saya bernama Cut Intan. Saya anak ke 1 dari 3 bersaudara, 1 perempuan dan 1 laki-laki.

Saya lahir di komplek yang bernama Geuceu Menara pada tanggal 5 oktober 2002, dan saya

dibesarkan oleh orang tua saya disana tepat nya di kota madya Banda Aceh. Adik perempuan

saya yang pertama sedang menempuh pendidikan jenjang SMA kelas 3 sedangkan adik laki laki

saya yang ke 2 sedang menempuh pendidikan SD kelas 4.

Saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana, Ayah saya hanyalah seorang supir mobil

L300 yang bekerja semenjak SMA tetapi sekarang Ayah saya sudah meninggal saat saya SD

kelas 5 sedangkan Ibu saya seorang Ibu Rumah Tangga. Namun, walaupun kami hidup dengan

sederhana tapi kami hidup bahagia. Kedua orang tua kami mendidik kami dengan baik dan kami

selalu berdoa agar kami sukses dan bisa membanggakan orang tua kami. Saya bangga akan

pengorbanan ibu dan saya sayang dengan mereka karena tanpa mereka kami tidak akan pernah

tau bentuk dunia ini, tidak akan tahu seperti apa cinta dan kasih sayang darinya, dan tidak akan

pernah merasakan yang namanya hidup.

Hobi saya menari, membaca puisi, menonton, membaca novel, berenang. Saya senang

ketika melihat orang menjuarai dan beberapa medali untuk membela tanah air kita di indonesia

dalam beberapa tahun silam dan disitulah saya mulai tertarik dengan membaca puisi.

Kelurga kami termasuk kelurga yang lumayan taat beribadah, dari kecil saya sudah

diajarkan ibu untuk selalu melaksanakan sholat lima waktu. Waktu kecil dan sampai sekarang
setiap azan datang, ibu selalu cerewet menyuruh saya segera melaksanakan sholat karena ibu

mengatakan jika melalaikan sholat berarti kita meruntuhkan tiang agama islam dan termasuk

dalam golongan orang-orang kafir.

Saat saya berumur 6 tahun saya menduduki bangku SD, di umur 6 tahun saya bisa

membaca, berhitung dengan cepat selama saya bersekolah disana saya mendapat peringkat 2

samapai saya lulus SD saya berangkat ke sekolah berjalan kaki. Karena rumah saya dan tempat

saya bersekolah sangat dekat.

Akhirnya pada tahun 2012 saya lulus sekolah dasar dan malanjutkan ke jenjang yang lebih

tinggi pada tahun tersebut. Saya mendapatkan beasiswa kemudia saya melanjutkan pendidikan

ke SMP Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School yang berada di bawah jembatan lamnyong.

Pada hari pertama saya masuk, saya sangat canggung dikarenakan siswa yang disana sangatlah

pintar dan tentunya memiliki karakter yang berbeda beda dan beragam. Berbagai macam

karakter telah saya temui. Seperti, egois, rendah hati dam lainnya.pada umumnya mereka

berangkat kesekolah menggunakan motor milik orang tuanya, ada juga yang menggunakan

sepeda dan berjalan kaki termasuk saya sendiri. Saya berjalan kaki dikarenakan saya adalah anak

asrama dan asrama dan juga sekolah jaraknya sangatlah dekat. Terkadang saya mengeluh

dikarenakan uang jajan yang dikasih ibu hanyalah 20 ribu dalam seminggu. Terkadang saya juga

iri melihat teman teman disekolah makan sesuka hati tanpa mengkhawatirkan uang nya habis.

Namun saya tidak seperti mereka yang kebutuhannya mencukupi. Walupun demikian saya tidak

pernah menuntut ibu untuk memberikan uang jajan seperti mereka, karena saya mengerti akan
keadaan ekonomi pada waktu itu. Alhamdulillah saya bersekolah disana mendapatkan banyak

prestasi dan juga mengikuti olimpiade.

Pada tahun 2017, Alhamdulillah saya lulu dari SMP Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual

School dan mengambil jenjang yang lebih tinggi lagi. Saya tetap melanjutkan SMA di tempat

yang sama karena saya masih mendapatkan beasiswa dan saat di SMA saya juga banyak

mendapat presentasi saya pernah mewakili dari aceh untuk mengikuti lomba di tingkat nasional

tetapi sayangnya saya tidak mendapatkan juara tetapi guru saya juga terus menyemangati saya

walaupun saya tidak mendapatkan juara.

Sewaktu kelas 1 SMA saya mengikuti ekstra tari di sekolah yang begitu sangat saya

gemari. Setiap minggunya kami melaksanakan latihan bersama yang didampingi oleh guru. Dari

ekstra tari tersebut saya banyak mempelajari banyak jenis tarian dan juga mengikuti lomba. Di

sekolah saya hanya mempunyai 1 jurusan yaitu IPA. Dikelas 2 saya memiliki teman-teman yang

penuh kekompakan satu sama lainnya. Sampai suatu ketika kami pernah siaran langsung di

sekolah namun salah satu guru kami mengetahui dikarenakan kami tidak diperbolehkan

membawa hp ke sekolah walaupun membawa hp harus dikumpulkan ke guru dan setelah usai

sekolah akan di kembalikan lagi oleh guru, kemudian akhirnya kami ketahuan dan di hukum

bersama dengan dengan teman lainnya dan tidak akan mengulangi nya lagi.
Di kelas 3 SMA saya melaksanakan ujian nasional btetapi di tahun kelulusan saya rupanya

UN ditiadakan dan saat itu juga baru muncul Covid19. Walaupun UN ditiadakan tapi

sebelumnya saya mengikuti ujian praktek dan Alhamdulillah saat ujian praktek saya

mendapatkan nilai yang memuaskan karena saya terus belajar saya tidak ingin membuat orang

tua saya kecewa.

Kemudian saya menlanjuti ke jenjang lebih tinggi lagi yaitu masuk ke perguruan tinggi,

saat itu saya sangat ingin berkuliah di malaysia tetapi dikarenakan ekonomi kami yang sulit dan

saya tidak dapat berkuliah disana. Kemudian saya mengikuti ujian masuk ke univ unsyiah dan

Alhamdulilah saya lulus tetapi pada saat itu saya harus membayar uang pembangunan akan

tetapi saya tidak mempunyai cukup uang kemudian saya terus mencari cara dan dibantu oleh

pihak sekolah ssaya di FBS tetapi dikarenakan mempunyai banyak syarat sayang tidak melanjuti

untuk membayar yang pembangunan di unsyiah. Dan saya akhirnya mendaftar di abulyatama

dan mendapatkan beasiswa. Dan saat ini saya sudah semester 5 dan tidak akan lama lagi

semester 6. Harapan saya semoga saya mendapatkan nilai yang baik dan memuaskan tentunya.

Semua itu akan terkabul tanpa DUIT (doa, usaha, ikhtiar dan tawakal). Saya akan terus berusaha

demi sebuah kesuksesan saya dari sekarang dan untuk masa depan yang akan datang.
BIOGRAFI
Ayah saya bernama Muhammad. Ayah lahir pada tahun 1971. Ayah lahir dari keluarga

yang sederhana. Meski keluarga Ayah sederhana, tapi mulai dari abang sampai adiknya bisa

dibilang sukses dikarenakan abang dari Ayah saya mempunyai usaha begitupun juga adiknya

beliau mempunyai sanggar tari dan usaha. Hal ini disebabkan karena orang tua Ayah (nenek-

kakek saya) selalu mengajari agar terus berusaha dalam hidup itu yang terus ditanamkan kepada

anak-anaknya agar nantinya bisa hidup tenang.

Ayah memiliki satu orang abang dan satu orang perempuan. Ayah berada di tengah-

tengah. Artinya, ayah anak ke dua dari tiga bersaudara. Ayah adalah lulusan SMP. Tetapi

sekarang ayah saya telah meninggal sejak tahun 2011.

Ibu saya memiliki nama yang sangat cantik, yaitu Cut Intan. Nama panggilannya cut atau

intan. Cut yang berarti nama dari suku Aceh intan adalah sebuah berlian atau permata. Ibu lahir

pada tahun 1971. Ia lebih muda daripada ayah tetapi ketika dibuatkan kartu keluarga oleh ayah,

ayah salah mencantumkan tahun lahir kemudian disamakan dengan tahun lahir ibu. Pekerjaan

ibu sebagai ibu rumah tangga. Namun, meski pekerjaannya IRT, ia tetap berjualan sampingan di

dekat SD, ia tetap saja membanggakan saya. Karena sentuhan kasih sayangnya luar biasa bagi

saya.
Ibu tidak pandang bulu terhadap anak-anaknya. Semua anak ibu, adik-adik saya, disayang

semuanya. Cara ibu mendidik kami dengan kasih sayang yang luar biasa. Saya sebagai anak

nyaman sekali melihat didikan ibu. Ia pendengar sejati bagi anak-anaknya dikala resah.

Kisah ibu tidak begitu menarik seperti ayah. Waktu muda, ibu tinggal bersama orang

tuanya di kampung di mana selalu saja disuruh berumah tangga dengan cepat oleh orang tuanya.

Namun, meski begitu, syukurnya ia menikah dengan lelaki yang tepat. Yaitu ayah saya yang

cocok sekali dengan ibu. Walaupun, kisah cinta mereka meiliki sangat banyak rintangan tetapi

akhirnya mereka juga bisa bersatu.

Ibu lulusan SMP. Ia tidak melanjutkan SMA dikarenakan orang tua ibu saya menyuruhnya

untuk segera menikah. Masa SMP ibu cukup bagus karena ibu bisa menguasai pelajaran biologi

begitupun juga ayah. Saya sayang sekali terhadap ibu saya.

Anda mungkin juga menyukai