Anda di halaman 1dari 3

Nama: Zalfian Fajri

Nim: 53050230013

Prodi: AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM (A)

AUTOBIOGRAFI
Pada tanggal 6 Maret 2004, Aku dilahirkan di kota Pekanbaru. Aku di lahirkan dari pasangan
suami istri yang sangat menyayangiku yang bernama Bapak Amrizal dan Ibu Murdini. Aku
diberikan nama Zalfian Fajri meskipun sampai saat ini aku sendiri tidak mengetahui apa arti dari
namaku itu apa, yang aku tahu kata Fajri itu diambil dari waktu aku ketika dilahirkan yakni
ketika waktu subuh. Ayahku adalah seorang pekerja keras yang rela melakukan apa saja yang
bisa dilakukannya demi melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang menjadi anak-anak yang
sukses di masa depannya. Sedangkan ibuku adalah seorang ibu yang selalu mendidik dan
membimbing anak-anak nya dengan penuh kesabaran dan kasih sayangnya sejak aku kecil
hingga saat ini. Ayahku hanyalah seorang buruh harian lepas. Tetapi dia selalu berpesan
kepadaku bahwa nanti di masa depan aku harus bisa lebih baik dari dia. Dan juga Ibuku adalah
seorang ibu rumah tangga. Akan tetapi dia adalah sosok paling penting didalam keluargaku
meskipun dia tidak bekerja, tetapi dia selalu menjaga dan merawat anak-anaknya sepenuh hati.

Aku adalah anak ketiga dari lima orang bersaudara. Aku memiliki dua orang Abang laki-laki dan
juga dua orang adik laki-laki. Kami sering kali disebut dengan sebutan Pandawa Lima karena
hampir semuanya adalah anak laki-laki. Aku berasal dari keluarga yang bisa dikatakan keluarga
sederhana, tetapi kedua orang tuaku berusaha semaksimal mungkin mereka untuk bisa melihat
anak-anaknya bisa hidup berkecukupan dan mengeyam pendidikan setinggi-tingginya. Orang
tuaku keduanya berasal dari tanah yang sangat kental budayanya dan makanannya yang memiliki
ciri khas yang membedakannya dari yang lain. Yaitu tanah Minang atau bisa disebut juga
sebagai orang Padang. Lalu mereka merantau ke Pekanbaru, Riau. ketika aku belum lahir,
Sehingga akupun lahir disana ketika mereka sedang merantau disana. Ketika aku berumur 4
tahun aku diajak oleh kedua orang tuaku untuk pergi merantau ke tanah jawa, tepatnya di sebuah
kota yang asing menurutku yaitu Kota Depok yang berada di Provinsi Jawa Barat. Karena aku
masih sangat kecil waktu itu jadi aku tidak banyak bertanya mengapa aku harus pindah dari
tanah kelahiranku.

Sebelum aku berumur cukup untuk bersekolah seperti anak-anak yang lain ibuku sudah mulai
mengajariku menulis, membaca dan juga berhitung. Ibuku adalah guru pertama didalam hidupku
dia yang mengajarkan banyak hal kepadaku. Sehingga waktu umurku sudah cukup untuk masuk
ke taman kanak-kanak swasta di dekat rumahku yaitu RA Arrahmaniyah. Aku hanya perlu
mengulangi apa yang sudah Ibuku ajarkan saja. Hanya saja aku masih belum berani
bersosialisasi dengan lingkunganku di taman kanak-kanak. Aku belum mempunyai kemampuan
untuk berkenalan teman-temanku, lalu aku menceritakan itu kepada ibuku. Kata ibuku
menasehatiku kalau kamu mau punya banyak teman jangan takut untuk berkenalan dengan
teman-temanmu, kalau kamu takut terus untuk berkenalan dengan teman-temanmu sampai
kapanpun itu kamu tidak akan memiliki teman. Setelah mendengarkan hal tersebut besoknya
akupun mulai mencoba melakukan apa yang ibuku katakan, dan ternyata yang dikatakan nya
benar aku mulai mendapatkan beberapa orang teman dan mereka mengajakku untuk belajar dan
bermain bersama di taman kanak-kanak tersebut.

Satu tahun telah berlalu aku harus melangkah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu sekolah dasar.
Sebenarnya aku ingin didaftarkan di sekolah dasar Negeri, tetapi karena jarak sekolah tersebut
lumayan jauh dari rumahku aku tidak jadi didaftarkan ke sekolah itu. Ibuku akhirnya
mendaftarkanku di sekolah dasar swasta yang masih satu yayasan dengan taman kanak-kanakku.
Akupun melanjutkan pendidikanku di MI Arrahmaniyah. Ibuku memilih mengapa aku
didaftarkan disini, karena ada beberapa teman-teman yang TK bersamaku juga melanjutkan di
MI Arrahmaniyah ini. Jadi kekhawatirannya tentang aku yang tidak akan mendapatkan teman
menjadi lebih tenang, karena ada beberapa teman-teman yang sudah aku kenal.Di sekolah dasar
ini aku sendiri masih mengalami hal yang sama seperti yang aku alami pada saat taman kanak-
kanak, kesulitan dalam bersosialisasi dengan orang baru. Lalu aku teringat dengan kata-kata
ibuku, akupun melakukan hal tersebut sekali lagi dan sekali lagi berhasil mendapatkan teman-
teman baru dan bisa belajar dan bermain bersama-sama.

Setelah 6 tahun berlalu di sekolah dasar akupun melanjutkan pendidikanku di SMP Negeri 9
Depok. Disaat masuk ke sekolah ini adalah pilihan dari diriku sendiri ketika aku masih sekolah
dasar aku ingin didaftarkan ke sekolah itu. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah favorit
di daerah rumahku dan orang tuaku pun mengizinkan aku untuk bisa melanjutkannya di sekolah
tersebut meskipun jaraknya lumayan jauh dari rumahku. Alhamdulillah akupun diterima di
sekolah tersebut karena kebetulan nilai Ujian Nasionalku lumayan tinggi saat itu. Di masa-masa
SMP ini aku sangat mendapatkan banyak cerita didalamnya mengenal suka dan dukanya dalam
pertemanan.

Lalu setelah 3 tahun menjalani masa-masa SMP aku harus melangkah ke jenjang yang lebih
tinggi lagi yaitu SMA. Disaat aku lulus dari SMP itu masa pandemi covid sedang tinggi-
tingginya akupun harus mengalami kesulitan dalam pendaftarannya jadi akupun bingung untuk
melanjutkan pendidikanku di sekolah mana. Kebetulan ada salah satu sekolah SMA Negeri yang
ada didekat rumahku. Akupun mencoba mendaftar di sekolah tersebut meskipun aku sebenarnya
tidak ingin masuk ke SMA tetapi ingin masuk ke SMK tetapi SMK Negeri yang ada jaraknya
sangat jauh dari rumahku jadi aku memutuskan untuk tidak jadi melanjutkan pendidikanku di
SMK Negeri. Akupun ingin melanjutkan pendidikanku di SMA Negeri 12 Depok. Aku masuk
SMA Negeri 12 Depok itu dimasa-masa pandemi covid yang sedang tinggi-tingginya jadi di
awal-awal masuk ke sekolah tersebut tidak ada yang namanya pertemuan tatap muka sama sekali
jadi akupun tidak ada waktu untuk mengenal teman-teman satu kelasku. Karena pandemi covid
itu aku mengalami hal yang sama sekali lagi seperti waktu itu tidak mudah bersosialisasi karena
tidak pernah bertemu langsung dengan teman-teman. Aku harus memulai lagi sama seperti
waktu itu mencoba bersosialisasi dengan orang baru meskipun tidak mudah tapi jika tidak
dilakukan aku tidak akan memiliki teman-teman. Meskipun demikian aku akhirnya memiliki
banyak teman-teman yang selalu ada di dalam suka dan dukanya. Walaupun hanyalah kurang
lebih satu tahun bisa merasakan masa-masa SMA yang indah tersebut.

Setelah hampir 3 tahun belajar di bangku SMA aku dihadapkan dengan pilihan yang sangat berat
antara harus memilih bekerja atau melanjutkan pendidikanku ke jenjang perguruan tinggi. Orang
tuaku menginginkan aku untuk bisa melanjutkan pendidikanku di salah satu universitas ternama
di kota Depok. Karena jaraknya tidak terlalu jauh juga dari rumahku tetapi aku tidak terlalu
yakin awalnya untuk bisa masuk ke universitas tersebut. Tetapi ketika aku berjalan mengitari
universitas tersebut aku langsung jatuh cinta dengan universitas itu dan membulatkan tekadku
untuk bisa melanjutkan pendidikanku disana. Sejak saat itu aku berusaha mati-matian untuk bisa
masuk dk universitas itu, aku belajar siang dan malam agar keinginan kedua orang tuaku bisa
aku wujudkan. Lalu tibalah pengumuman seleksi pendaftaran untuk masuk ke universitas
tersebut melalui jalur SNBP. Aku melihat apakah namaku masuk dalam daftar tersebut ternyata
tidak itu membuatku sangat terpukul karena hal tersebut, Tetapi hal tersebut tidak membuatku
putus asa. Aku akan belajar lagi untuk seleksi masuk yang berikutnya yaitu SNBT atau disebut
juga UTBK. Aku mencoba mendaftar di Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada.
Dengan mengambil jurusan yang sebenarnya aku sangat ingin jurusan tersebut karena jurusan
tersebut hanya ada di Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada. Tetapi ketika
pengumuman hasil seleksi tersebut justru tidak sejalan dengan usaha yang sudah aku lakukan.
Lalu aku teringat temanku pernah bilang ada sebelumnya kalau ada seleksi untuk masuk ke
Universitas Islam Negeri yaitu SPAN-PTKIN, awalnya aku tidak terlalu tertarik dengan UIN
karena menurutku UIN tidak masuk dalam list rencanaku. Karena seleksi nya lumayan gampang
akupum mencoba nya hanya memasukkan nilai raport saja. Aku memilih UIN Salatiga dan UIN
Jember di seleksi ini, karena aku tidak terlalu berharap banyak dengan seleksi ini jadi UIN ini
hanya aku jadikan cadangan terakhir jika aku tidak diterima di universitas impianku.

Tetapi takdirnya berkata lain aku tidak diterima di Universitas impianku dan malahan
Universitas yang aku tidak terlalu berharap banyak darinya lah yang menerimaku. Dengan
jurusan yang hampir sama dengan jurusan yang aku inginkan.Tetapi aku yakin ini adalah pilihan
yang terbaik untukku dan aku harus bisa menerima nya meskipun dari hati kecilku mengatakan
bukan disini tempatnya tapi aku harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan dan suasana
yang berbeda dari yang aku inginkan sebelumnya meskipun demikian aku yakin aku bisa
merasakan masa-masa perkuliahanku saat ini dengan semaksimal mungkin untuk bisa
mewujudkan impianku dimasa depan.

Anda mungkin juga menyukai