Anda di halaman 1dari 5

MY LIFE

Oleh: Sarfina

Assalamualaikum Wr.Wb.

Halo, namaku Sarfina biasa dipanggil Fina, disini aku akan membagikan
sedikit ceritaku tentang bagaimana kehidupanku.

Aku lahir dari keluarga yang bisa dibilang keluarga harmonis, aku anak
bungsu dari 4 bersaudara dan keempat-empatnya adalah perempuan. Dari kecil
sudah diajarkan banyak hal dan yang selalu aku ingat adalah “Jangan
memaksakan untuk hidup seperti orang lain”.

Aku akan memperkenalkan ayahku, namanya Arsyad seorang petani yang


banting tulang untuk menghidupi istri dan anaknya. Umurnya sudah sekitar 50
tahun lebih, beliau memiliki harapan besar untuk putri-putrinya yang mereka
sekolahkan.

Selanjutnya Ibuku, namanya Harnida seorang ibu rumah tangga yang selalu
memiliki ocehan setiap hari, walaupun seperti itu dia seorang ibu yang sangat
penyayang dan sabar. Umurnya sekitar 50 tahun dan beliau juga memiliki harapan
besar dari puti-putrinya.

Selanjutnya kakak pertamaku yang sangat amat galak. Mungkin itu sudah
melekat sampai sekarang, namanya Nurlaelah sudah memiliki suami dan anak 1,
umurnya sekitar 30 tahun. Aku mengakui dia bisa melakukan segala hal dan yang
paling buat saya kagum adalah dia seorang anak perempuan pertama yang sangat
kuat sampai padi 60 kg aja dia mampu mengangkatnya.

Selanjutnya kakak keduaku yang sangat menyebalkan dan selalu


menggangguku kalau sedang berada dirumah, namanya Megawati umurnya
sekarang 23 tahun, sudah banyak yang melamar tapi belum ada yang cocok
katanya. Dia tidak tinggal bersama kami, dia tinggal bersama tanteku sejak lulus
SMP karena tanteku cuman hidup sendiri jadi meminta kakakku untuk tinggal
bersama.

Yang selanjutnya adalah kakak terakhirku, namanya Fitriani dia kuliah di


PGSD. Seseorang yang paling ribut kalau bicara dan memiliki suara yang sangat
amat keras dan sering membuat aku malas, menjengkelkan, tapi dia yang selalu
mengajariku jika ada pelajaran yang tidak aku tau.

Dan kita akan masuk keceritaku, namaku Sarfina biasa dipanggil fina dan
rata-rata yang memanggilku fina adalah orang yang merasa sudah dekat
denganku. Umurku 16 tahun dan sampai sekarang masih menjabat sebagai beban
keluarga. Cita-cita mau Jadi Polwan, Tentara, Guru, Perawat dan masih banyak
lagi. Yah memang begitu banyak cita-citaku dan kalaupun tidak bisa tercapai
minimal bisa memiliki pekerjaan tetap yang gajinya sekitar 10 juta perbulan,
memang seperti itulah aku memiliki banyak impian dan harus saya capai satu per
satu.

Dari kecil bisa dibilang kurang bergaul dengan orang lain dan sampai
sekarang seperti itu. Mungkin sekarang remaja seumuranku lebih suka keluar
jalan-jalan dan sebagainya, tapi aku tidak seperti itu aku lebih suka seharian
dirumah dari pada keluar ngga jelas kemana.

Aku juga tidak suka tempat ramai dan ribut, mungkin kehidupanku pas kecil
sudah membuatku jadi lebih terbiasa untuk memilih sendiri dan tidak suka
keramaian. Kalau boleh jujur, dimasa kecilku aku selalu dilarang untuk keluar
main bersama teman-temanku dan mungkin itu juga yang membuatku sampai
sekarang punya sedikit teman kalau bahasa anak jaman sekarang “Strick Parents”
dan menurutku itu sangat cocok untuk kehidupan masa kecilku bahkan sampai
sekarang.

Aku sempat bingung kenapa sampai sekarang masih dilarang-larang untuk


keluar main sama teman. Aku pernah menanyakan hal tersebut ke orangtuaku dan
begini jawabannya “Jangan ikut-ikutan seperti temanmu, temanmu keluar punya
uang” dan dari jawaban itu aku mengerti kalau aku dilarang bukan karena
dikekang tetapi disuruh belajar dewasa kalau tidak ada yang penting tidak usah
keluar, karena kalau keluar pasti membutuhkan uang, dan keluargaku juga bukan
orang yang berada.

Aku harus mengerti keadaan keluarga bukan karena tidak mau ikut main,
tetapi karna alasan ekonomi juga yang tidak memungkinkan. Dan juga sekarang
ibuku sudah mulai sakit-sakit jadi harus selalu dirumah.

Sekarang aku sudah kelas 11, aku juga akan menceritakan pengalaman
sekolah saya dari bangku sekolah dasar sampai sekarang. Dimulai dari SD aku
sekolah di SDN 217 Kampuno yang berada dikampungku, dari kelas 1 SD aku
sudah mendapatkan peringkat 3 dan pada awalnya orang tuaku juga kaget karna
dari kecil aku jarang sekali belajar bisa dibilang kalau belajar cuman pas mau
ulangan saja.

Lanjut naik ke kelas 2 Alhamdulillah Peringkatku naik dari peringkat 3 ke


peringkat 2 dan pada saat semester 2 aku berhasil meraih peringkat 1 dan itu
membuatku bangga kepada diriku sendiri, walapun cukup susah karena bersaing
juga dengan teman-teman yang lain.

Saat kelas 3 sampai dengan kelas 6 saya tidak hentinya mendapatkan


peringkat antara peringkat 1 dengan peringkat 2, dan itu juga menjadi kebanggaan
tersendiri untuk orang tuaku. Tidak sedikit orang yang tau kalau anak dari
Harnida dan Arsyad selalu mendapatkan peringkat di sekolahnya, setidaknya aku
sudah membanggakan sedikit orang tuaku dengan prestasi tersebut.

Pada saat masuk SMP sudah banyak orang yang mengenalku, mereka tau
kalau saya adalah adik dari fitriani. Aku sekolah di SMP Negeri 2 Barebbo, disana
aku mendapatkan banyak pengalaman. Dimulai dari MC pada setiap hari senin
dan jadi pemimpin LBB (Latihan Baris-Berbaris).

Disana aku juga memiliki banyak teman yang sangat baik dan saling
menghormati sesama teman. Mungkin dari SD sampai SMK sekarang masa-masa
SMP adalah masa-masa yang tidak bisa kulupakan, banyak sekali kenangan yang
tersimpan di sekolah itu.

Setiap angkatan dibagi menjadi beberapa kelas, dan aku masuk di kelas A
yang isinya rata-rata orang pintar, dikelasku juga banyak laki-laki yang melebihi
kepintaranku sampai rasanya sangat susah masuk dalam 3 besar. Pada saat kelas 7
aku mendapatkan peringkat 6 dan itu membuatku sedikit kecewa karna baru
pertama kali aku mendapatkan peringkat seperti itu, tapi setidaknya aku memiliki
alasan untuk tidak berlarut dalam kekecawaan tersebut karna orang tuaku
memaklumi kalau aku masuk di kelas yang dominan siswa pintar semua.

Pada saat kenaikan kelas usahaku tidak sia-sia aku berhasil masuk 3 besar dan
yang paling bikin aku kaget saat upacara hari senin namaku masuk kedalam 5
besar umum rasanya aku sangat bahagia dihari itu. Sampai dengan kelulusan aku
masih mempertahankan prestasi dengan masuk 5 besar, sedangkan diatasku satu
kelasku sendiri yang masuk 1 sampai 4 besar, bahkan ada sekita 6 orang kelasku
yang masuk hingga 10 besar.

Cerita selanjutnya yaitu pada saat masuk SMK saya memilih SMK 1 Bone
karna sekolah itu paling sering kudengar yang katanya sekolah dengan banyak
prestasi, aku masuk di Jurusan TKJ atau Teknologi Kemputer dan Jaringan. Pada
saat pendaftaran dilakukan secara Online karena pada saat itu masih dalam
keadaan Pandemi Covid 19.

Setelah Covid sudah mulai mereda mulai diberlakukan sekolah offline tapi
dengan catatan harus mematuhi protokol kesehatan dan jadwal masuknya pun
tidak langsung serentak, setiap kelas dibagi sesuai dengan urutan absen yang
ganjil dan yang genap.

Proses belajar ini menurutku juga sangat memperlambat waktu karena tidak
semua materi bisa langsung dipahami, dan tentu saja sangat mempersulit guru-
guru dalam mengajar. Setelah covid dinyatakan sudah tidak ada akhirnya semua
kelas bisa dilakukan secara serentak tanpa adanya pembelajaran online lagi.
Saat ini aku sudah kelas XI tepatnya di kelas XI TKJ 3 yang dulunya terkenal
dengan kenakalannya pada saat kelas X, sekarang kelasku menjadi kelas terbaik di
SMK Negeri 1 Bone walapun masih sering ada yang buat masalah, dan pada saat
kelas XII nanti aku akan pergi PKL. Aku juga belum menemukan tempat PKL
yang sekiranya sesuai dengan kemampuanku dan yang sedikit membuatku
kesulitan adalah aku belum pandai mengendarai motor dan juga tidak mempunyai
motor.

Itulah sedikit ceritaku mulai dari keluarga, sekolah, dan prestasiku. Sekian
Assalamualaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai