Anda di halaman 1dari 4

Essay tentang diri sendiri

Oleh: Arlinda Febriyanti

Nama saya Arlinda Febriyanti, saya biasa dipanggil Arlinda. Saya lahir di sebuah kota
yang terkenal dengan sebutan udang dan bandeng pada tanggal 15 Februari 2002. Saya
merupakan anak kedua dari 3 bersaudara, sekarang saya tinggal bersama ibu,adik dan nenek
saya. Kakak seaya sudah berumah tangga sehingga ia sudah tidak tinggal lagi bersama kami
dan ayah saya dudah berada di surga tepat saat saya umur 5 tahun. Saya sangat bersyukur
bisa dibesarkan di tengah-tengah keluarga yang sangat menyayangi saya dan saya sangat
bersyukur memiliki seorang ibu yang luar biasa menurut saya dia adalah sseorang super
wonder women in the world.
Sejak saya umur 5 tahun saya pindah ke desa ngemplak, tulangan Sidoarjo. Disana
saya tinggal bersama bulek saya adik ibu saya. Beliau sudah saya anggap ibu kedua saya
karena beliau yang telah membantu ibu saya untuk membesarkan saya. Karena pada saat
ayah saya meninggal ayah saya meninggalkan 3 orang anak yang jarak kami tidak terlalu
jauh, saat itu kakak saya masih kelas 3 smp dan saya berumur 5 tahun sedangkan adik saya
masih berumur 2 tahun. Dengan pekerjaan ibu yang hanya buruh pabrik tentu cukup berat
menghidupi 3 orang anak yang umurnya masih kecil dan harus bekerja serta merawat mereka.
Untuk meringankan beban itu bulek saya akhirnya membantu membesarkan dan merawat
saya hingga saya kelas 3 SMP.
Untuk pendidikan yang telah saya tempuh selama ini adalah sebagai berikut, saat SD
saya bersekolah di MI NURUL ULUM (Islamic Bilingual School ) Grabagan, saat SMP saya
bersekolah di SMPN 1 WONOAYU dan saat saya SMA saya bersekolah di SMAN 1
WONOAYU. Dan alhamdulilah sekarang saya telah menjadi mahasiswa baru di Universitas
Negri Surabaya.
Begitu banyak kisah tentang perjalanan hidup yang saya rasakan dari mulai masa
kecil hingga saat ini saat saya menjadi mahasiswa baru UNESA.
Pertama saya akan menceritakan perjalanan hidup saya sewaktu masih kecil . saat
saya masih sekolah dasar saya sudah dikenal sebagai anak yang keras kepala, teguh pendirian
dan sangat tomboi. Saya dulu terkenal tomboi karena saya sering sekali bertengkar bersama
teman laki-laki saya yang nakal, karena dari dulu saya sudah tidak suka bila melihat anak
laki-laki yag nakal dan suka menindas teman yang lain. Karena begitu seringnya saya
bertengkar sehingga semua teman laki-laki saya khususnya mereka yang nakal dan sering
bertengkar dengan saya menjuluki saya dengan sebutan belanda karena menurut mereka saya
begitu kejam.
Saat saya kelas satu MI saya tidak begitu pintar saat itu saya hanaya mendapat
peringkat 12 saat duduk di bangku kelas satu. Entah kenapa pada saat kelas satu saya sangat
malas belajar karena menurut saya semua pelajaran itu susah untuk dimengerti. Tetapi lama
kelamaan rasa ingin menjadi seorang murid pintar muncul di dalam hati saya, hal itu dimulai
saat saya melihat teman saya yang selalu mendapat peringkat satu dan sangat disayang dan
disukai oleh guru dan tean-teman. Saat itulah saya langsung berusaha untuk bisa mendapat
peringkat bagus, saat saya kelas tiga saya sudah bisa mendapat peringkat 10 besar saat itu
saya menduduki peringkat 7 itu saja saya sudah sangat bersyukur karena hal itu membuktikan
bahwa usaha saya untuk terus giat belajar mendapatkan hasil. Tetapi rasa semangat saya tidak
sampai disitu saja saya terus belajar dan semakin bersemangat untuk belajar dan
alhamdulillah dikelas 3 saya sudah bisa mendapat peringkat pertama dan peringkat satu itu
saya pertahankan hingga saya kelas 6.
Hingga pada saat kelas 6 pun mulai berada di ujung akhir, kami semua mulai
mempersiapkan untuk Ujian Nasional dan mulai mencari sekolah yang akan kita tuju untuk
memperoleh pendidikan selanjutnya. Saat itu saya tidak memiliki keinginan yang khusus
ingin bersekolah di mana tetapi saat teman saya mengajak saya untuk mendaftar di SMPN 1
Wonoayu saya mulai tertarik untuk bersekolah di situ. Saya mulai belajar dengan lebih giat
lagi agar sayabdapat memperoleh nialai yang cukup utnuk bisa di terima di SMPN 1
Wonoayu. Dan alhamdulillah saya diterima di sana. Saat saya SMP saya tidak begitu
memiliki pengalaman yang khusu karena saya hanya menjadi murid biasa dan tidak memiliki
prestasi yang begitu berarti.
Hingga tiba saat kelas 3 SMP saat dimana saya harus mulai memikirkan dimana
sekolah selanjutnya yang harus saya tuju untuk menempuh pendidikan selanjutnya. Pada saat
itu saya hanya memiliki pikiran di otak saya bahwa karena SMP saya sudah masuk di sekolah
negri maka saat SMA saya harus bisa bersekolah di negri lagi. Saat itu yang ada dalam
fikiran saya saya hanya ingin mendaftar di SMAN 4 Sidoarjo, karena menurut saya itu adalah
sekolah yang bagus dan memiliki banyak prestasi akademik serta tidak jauh dari rumah saya.
Tetapi takdir bekata lain saat pendaftaran saya dinyatakan tidak diterima di pilihan pertama
tapi alhamdulillah saya masih diterima di pilihan kedua yaitu SMAN 1 Wonoayu.
Saat duduk di bangku SMA saya memang sudah mulai memikirkan bagaimana
langkah selanjutnya yang harus saya ambil untuk bisa menggapai cita-cita saya. Tetapi bukan
berarti saya menjadi seorang murid yang ambisius dan hanya mementingkan nilai saja, saya
tidak mau membuang waktu SMA saya hanya untuk bersekolah dan tidak mengikuti
organisasi yang sekolah sediakan untuk mengembangkan kreativitas siswa. Saat SMA saya
mengikuti organisasi PRAMUKA dan ekskul Karate. Saat kelas 10 saya hanya berfokus pada
ekskul karate saja hingga saya memperoleh pencapaian mendapat juara 2 tingkat provinsi,
kemudian saat kelas 11 saya sudah mulai mengurangi kegiatan karate saya karena tugas saya
di sekolah sudah mulai banyak akhirnya saat itu saya hanya berfokus di PRAMUKA.
Tibalah dikelas 12 dimana kelas terakhir saya menjadi seorang siswa, saat inilah saya
benar-benar harus memutuskan pilihan saya untuk menjadi calon seorang mahasiswa apa dan
universitas mana. Dan pada saat inilah kebimbangan selalu saya alami, rasa ragu kepada diri
sendiri mulai muncul, hingga tibalah saat pendaftaran SNMPTN awalnya saya tidak
menyangka bahwa saya bisa ikut mendaftar di SNMPTN karena melihat nilai teman-teman
saya yang bagus-bagus dibandingkan nilai saya.
Saat mau mulai mendaftar saya bingung prodi apa yang harus saya ambil dan di PTN
mana, akhirnya setelah saya berkonsultasi dengan teman,guru BK dan ibu saya, saya
memutuskan untuk memilih prodi Ilmu Gizi dan Psikologi di univeraitas negeri Jember.
Mengapa di Jember karen disanalah kedua prodi yang saya inginkan sudah memiliki
akreditasi A, namun memang benar ridho orang tua adalah ridho Allah ibu saya kurang setuju
saat saya harus mendaftar di Jember karena beliau khawatir bila ada apa-apa maka nanti
beliau tidak bisa langung membantu akibat keterbatasan jarak dan waktu.
Akhirnya setelah beberapa pertimbangan dan beberapa faktor saya mengurungkan
niat saya untuk mendaftar di Jember dan saya mulai mencari PTN lain sebagai tujuan baru
saya. Awalnya tidak terlintas di fikiran saya untuk langsung memilih UNESA sebagai pilihan
PTN saya, hal ini karena di UNESA akreditasi salah satu prodi yang ingin saya tuju masih B,
namun saya sadar bahwa seharusnya kita menjadi besar bukan karena nama kampus kita
melainkan kita besar karena kemampuan kita dan kemampuan kita yang seharusnya membuat
nama kampus kita menjadi besar.
Saat itu saya memutuskan dan saya yakin UNESA merupakan kampus terbaik yang
akan menjadi tempat saya mencari ilmu selanjutnya. Jujur meskipun ilmu gizi berada pada
pilihan pertama saya tapi dalam hati saya lebih memilih psikologi, kenapa saya memilih gizi
pada pilihan pertama karena pada saat itu saya merasa takut jika harus memilih prodi lintas
jurusan pada pilihan pertama. Meskipun gizi tidak merupakan prodi yang sangat saya
inginkan tapi saya tetap suka dengan prodi gizi, hal ini karena saya memang dari dulu
berkeinginan untuk bisa mempelajari bidang ilmu yang berkaitan dengan kesehatan.
Menurut saya psikologi adalah suatu ilmu yang asik untuk dipelajari, mengapa
demikian karena psikologi merupakan ilmu yang mempelajari sifat dan tingkah laku manusia
diamana untuk memepelajari itu kita juga diperlukan untuk selalu menganalisis suatu
masalah. Dan saya memang suka sekali menganalisis.
Setelah pendaftaran SNMPTN di tutup dan tinggal menunggu pengumuman saja saya
tentunya tidak diam dan menggantungkan hasil SNMPTN itu, sembari menunggu hasil
SNMPTN saya terus mempersiapkan untuk mengikuti UTBK karena jujur saya tidak yakin
bisa lolos. Selain terus belajar untuk persiapan UTBK saya tidak lupa selalu ber doa dan
berpasrah kepada Allah serta percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk
saya, karena kita harus selalu ingat bahwa sekeras-kerasnya kita berusaha tapi tidak diiringi
dengan doa maka sama saja kita menjadi manusia yang sombong dan apabila kita hanya ber
doa dan tidak berusaha maka sama saja kita berbohong pada diri kita sendiri.
Karena musibah pandemi yang menimpa Indonesia bahkan dunia membuat banyak
sekali perubahan, kebijakan baru banyak dikeluarkan untuk menanggulangi pandemi virus
covid19 tentunya banyak juga yang terdampak mulai dari sekolah, pabrik, pedagang dan
masih banyak lainnya. Tentunya karena kebijakan baru itulah UN tahun ini dihapuskan dan
semua kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di rumah. Saat itu saya sudah tidak perlu
mengikuti ujian dan tinggal menunggu pengumuman SNMPTN saja sembari tetab belajar
untuk persiapab UTBK.
Selama pandemi terjadi selain saya belajar untuk persiapan UTBK saya juga mencoba
sebuah hal baru dalam hidup saya, saya mencoba bekerja untuk menjadi pegawai penjaga
outlet minuman. Disana saya mendapat banyak sekali pelajaran baru yang berharga.
Saat itulah saya mengerti bagaimana jika kita sudah bekerja dan mendapatkan suatu
pekerjaan disitu kita mengemban tugas baru membawa tanggung jawab baru dan bagaimana
cara kita melaksanakan tanggung jawab tersebut. Selain itu saya juga mendapat pelajaran
bagaimana warna-warni dunia kerja, meskipun hanya sebatas menjaga outlet dan bukan
bekerja pada sekala besar seperti perusahaan tetapi persaingan dalam bekerja sudah ada.
Selain saya mendapat pengalaman dan mengetahui bagaimana dunia kerja agar saya
besok ketika sudah mulai bekerja dan setelah lulus sarjana saya sudah agak faham bagaimana
dunia kerja itu. Saya juga bisa belajar sedikit-sedikit tentang dunia bisnis atau berwirausaha
karena memang salah satu keinginan saya adalah menjadi seorang enterpreuner yang sukses
dan bisa berkiprah dalam dunia bisnis di indinesia. Selain itu saya juga merasakan bagaiana
rasanya saat saya bisa mencari uang sediri, rasa kegembiraan, rasa puas dan bangga tentunya.
Saya bekerja awalnya hanya untuk mengisi waktu luang saya saja tapi kemudian
lama-kelamaan saya mulai nyaman dengan hal tersebut. Namun saya tetap ingat bahwa
tujuan saya adalah kuliah dan menjadi mahasiswa psikologi serta kelak bisa lulus dan
menyandang gelar sarjana. Dan alhamdulillah setelah saya bisa diterima di UNESA lewat
jalur SNMPTN mau tidak mau saya harus keluar dari pekerjaan sayaa dan mulai
mempersiapkn menjadi seorang mahasiswa. Itulah pengalaman saya yang sangat berharga
selama pandemi civud-19 melanda dunia

Anda mungkin juga menyukai