Anda di halaman 1dari 4

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

AULIA RAHMI
10522258
1PA25

Dosen Pengampu :
Ira Norma Prabawati

PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2022/2023
Peran saya sebagai seorang anak dan juga mahasiswa
Saya Aulia Rahmi ingin menceritakan sedikit kisah hidup tentang saya dari
kecil hingga saat sekarang ini. Saya lahir dan dibesarkan di Jambi tepatnya di
kabupaten bungo. Saya merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Saya memiliki
orang tua yang sangat hebat, baik dalam mendidik dan juga dalam memberikan
kasih sayangnya terhadap anak. Saya berasal dari keluarga yang cukup terbilang
mampu. Sejak kecil saya selalu di berikan fasilitas terbaik oleh kedua orang tua
saya sampai saat sekarang ini.
Saat masih kecil saya merupakan anak yang sangat aktif untuk di kalangan
anak seumuran saya. Yang mana kala itu saya sering mengikuti lomba tari, jika ada
acara keluarga saya tidak pernah absen untuk ikut menyanyi dan berjoget. Saat
masuk taman kanak-kanak saya juga merupakan salah satu anak yang paling jago
berhitung diantara teman-teman sebaya. Dan tak lupa juga saya selalu mengikuti
perlombaan, baik itu lomba tari, ataupun menyanyi. Dan itu tetap berlanjut sampai
saya kelas 6 SD.
Akan tetapi, saat saya duduk di bangku sekolah dasar saya bukan anak yang
pintar, saat kelas 1 hingga kelas 3 SD saya tidak pernah mendapatkan juara kelas.
Jangankan juara kelas, 10 besar pun saya tidak pernah masuk. Bahkan saya pernah
mendapatkan peringkat ke 26 dari 40 orang. Tetapi semua itu berubah saat saya
memasuki tingkat ke empat yaitu kelas 4 SD, saat kala itu saya sungguh tidak
menyangka kalau saya mendapatkan peringkat ke-4. Mungkin sebagian orang
memang menganggap itu biasa saja. Tetapi saya saat itu sungguh sangat-sangat
bahagia. Mulai dari sana saya mulai rajin belajar hingga rangking saya selalu naik.
Lanjut saat saya SMP, saya mendaftarkan diri di SMP dekat rumah. Saat
SMP saya merupakan salah satu siswi aktif. Yang mana saya juga sering mengikuti
lomba, seperti cipta dan baca puisi, story telling, vokal solo, dan paduan suara.
Awalnya saya merasa tidak memiliki kemampuan sama sekali dalam membaca
puisi apalagi membuatnya, dan kala itu juga sudah ada siswi lain yang ditunjuk
oleh sekolah untuk mengikuti lomba. Dan itu teman saya sendiri, tetapi dia malah
mengundurkan diri dikarenakan ada suatu lain hal yang membuat dia tidak bisa
ikut. Padahal dia sudah banyak berlatih dan perlombaan sisa sehari lagi.
Dan yaaa…akhirnya tidak tahu kenapa saya yang ditunjuk sekolah sebagai
perwakilan untuk fls2n tingkat kecamatan. Saat itu saya sungguh merasa kaget, dan
bertanya-tanya. Kenapa harus aku? Sedangkan teman yang lainnya banyak yang
hebat-hebat. Ternyata oh ternyata saya dipilih karena suara saya yang paling
memungkinkan untuk membaca puisi dikarenakan saya merupakan anak paduan
suara di sekolah.
Hari H pun tiba, dan sungguh tidak menyangka saya mendapatkan juara 1
dari 12 orang peserta. Lalu berlanjut ke tingkat kabupaten, awalnya saya merasa
tidak mungkin mendapatkan juara karena saat itu saingan saya merupakan anak-
anak terbaik yang dipilih oleh sekolah-sekolahnya. Dan tentunya mereka juga
sudah berpengalaman. Saat pengumuman tiba dan dibacakan siapa-siapa saja
pemenangnya, ternyata saya mendapatkan juara ke-3 cipta dan baca puisi tingkat
kabupaten. Sungguh saya merasakan bahagia dan bangga yang amat luar biasa
terhadap diri saya. Walaupun saya tidak lanjut ke tingkat provinsi, tapi saya
sangat-sangat bersyukur saya bisa mendapat prestasi yang tidak pernah terpikir
dalam benak saya. Ohya saat SMP saya juga selalu mendapatkan juara kelas dan
selalu masuk kelas unggul.
Tahun pun berganti, saatnya saya masuk ke tingkat terakhir dalam sekolah
yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA). Saat SMA saya mendaftarkan diri ke salah
satu SMA terfavorit di kota saya. Saya mengambil jurusan IPA, dan saat itu saya
juga terpilih untuk masuk kelas terunggul seangkatan. Saat SMA saya juga salah
satu siswi aktif, baik di bidang akademik maupun di bidang non akademik. Saat di
tahun pertama saya menjabat menjadi pengurus osis, saat menjadi osis saya belajar
banyak sekali pengalaman yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Saya juga
pernah ditunjuk oleh sekolah untuk mengikuti lomba Olimpiade kebumian,
Olimpiade kimia, 4 pilar, debat bahasa Inggris, dan karya ilmiah.
Tak terasa 3 tahun sudah mau berakhir, dan saatnya penentuan untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi. Saat pengumuman siswa eligible, saya masuk 5
besar nilai tertinggi seangkatan. Dari sana saya memutuskan untuk mengambil
kesempatan saya, yaitu mendaftarkan diri di SNMPTN. Di jalur ini saya nekat
mengambil jurusan kedokteran, seperti awal mula cita-cita saya. Kala itu saya
merasa percaya diri karena nilai saya cukup tinggi untuk bisa lolos. Namun
ternyata hasilnya nihil, saya dinyatakan tidak lolos di jalur SNMPTN. Jujur saya
merasa sangat sedih dan kecewa, karena awalnya saya pikir ini mudah untuk
dilalui. Lanjut saya mendaftarkan diri di SBMPTN. Di jalur ini tentunya saya juga
mengambil jurusan kedokteran.
Sebenarnya dari awal kedua orang tua saya sangat tidak setuju jika saya
mengambil jurusan kedokteran, dikarenakan keluarga ingin saya masuk sekolah
kedinasan. Tetapi saya tetap bersikeras untuk tetap berjuang di kedokteran. Dan
pengumuman pun datang, yap… betul sekali saya dinyatakan gagal lagi. Lanjut di
jalur mandiri, lagi dan lagi saya tetap kekeuh mengambil jurusan kedokteran. Dan
hasilnya pun sama, saya tetap tidak lolos. Saya merasa sangat terpuruk kala itu.
Tetapi orang tua saya tetap tidak marah kepada saya, justru mereka mencoba untuk
menenangi saya dan memberi solusi agar saya bisa berpikir lebih baik lagi.
Langkah mana yang sebaiknya harus saya ambil dan langkah mana yang harus
saya buang.
Setelah sekian lama, saya memutuskan untuk ingin mencoba pindah jurusan.
Saya mendaftarkan diri di beberapa universitas swasta terbaik di Indonesia, seperti
telkom university, binus university, president university, dan juga UNTAR. Dari
keempat universitas ini saya mengambil jurusan yang berbeda-beda pula. Di
telkom saya ambil data science, di binus saya ambil animation, di presuniv saya
ambil international relation, dan di UNTAR saya ambil Psikologi. Dan saya
dinyatakan lolos keempat-empatnya. Dari keempat universitas tersebut beserta
jurusannya, tentunya sudah di setujui oleh kedua orang tua saya. Dan mereka
menyuruh saya untuk berpikir matang-matang dalam memilih. Dan keputusannya
jatuh kepada UNTAR dengan jurusan psikologi. Tetapi tidak tahu kenapa, tiba-tiba
orang tua saya menyarankan saya untuk ambil universitas swasta yang ada di
Depok saja, dikarenakan di sana ada keluarga. Sedangkan di Jakarta Barat tidak
ada keluarga sama sekali. Dikarenakan kekhawatiran orang tua terhadap saya,
untuk melepas saya jauh dari kota asal itu sangat tidak mudah bagi mereka.
Sungguh tidak pernah terpikir oleh saya untuk berkuliah di Universitas
Gunadarma. Karena awalnya jujur saya belum pernah mendengarkan universitas
ini. Setelah saya mencari tahu ternyata universitas ini merupakan salah satu
universitas swasta terbaik juga di Indonesia. Akhirnya saya memutuskan untuk
mendaftarkan diri di universitas Gunadarma dari sekian banyaknya universitas
yang ada di Indonesia. Saat ini saya sudah terdaftar menjadi mahasiswa baru
universitas Gunadarma jurusan psikologi angkatan 2022/2023. Sekarang saya
tengah menjalani proses belajar secara daring dan juga luring. Sejauh ini saya
masih merasa aman-aman saja tidak terlalu beban. Walaupun sejujurnya saya
sangat tidak suka kuliah daring dikarenakan sinyal yang tidak baik sehingga
terkadang saya sering tidak memahami apa yang di jelaskan oleh dosen karena
suara yang putus-putus. Dan bahkan saya sering juga keluar masuk gmeet akibat
sinyal yang tidak memadai yang membuat saya tidak fokus untuk belajar. Itulah
sedikit cerita tentang saya yang berperan sebagai seorang anak sekaligus juga
mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai