Anda di halaman 1dari 7

NAMA : DIAN HIDAYAT

STAMBUK : D32114305

PRODI : KELAUTAN

PERJUANGAN KERAS

Nama saya Dian Hidayat saya adalah seorang mahasiwa dari

Universitas Hasanuddin. Saya lahir di desa Tolowata, Bima NTB, tanggal 26

Oktober 1997. Bapak saya bernama Yacub seorang petani yang hanya

lulusan SMA, sedangkan ibu saya bernama Siti Aminah seorang ibu rumah

tangga, saya anak pertama dari 3 bersaudara, adik saya yang permata

bernama Aminul Akbar sadang kan adik saya yang kedua bernama Agafur.

Saya masuk sekolah saat berusia 5 tahun. Saya SD di SDN Negeri 1

Ambalawi, waktu SD saya termaksud anak yang pendiam dan tidak pandai

dalam bergaul, di antara teman-teman yang lain, saya termaksud salah satu

anak yang tidak terlalu bodoh. Waktu SD saya juga pernah bolos sekolah

hanya untuk pergi mencarai buah-buahan di gunung dan ke esokan harinya

saya di hukum oleh pak guru. selama 6 tahun saya menghabiskan masa SD

saya di SDN Negeri 1 Ambalawi. Sedangkan masa SMP saya jalani di SMP

Negeri 1 Ambalawi, waktu SMP saya mulai membiasakan diri untuk bergaul

dan mencari teman, di masa inilah masa yang paling menyenangkan, karena
pada saat-saat inilah saya bisa mengenal teman-teman dari berbagai

Sekolah Dasar yang ada di Ambalawi. Dan di saat itu pula saya banyak

mendapatkan teman baru. Dari sekian banyak teman yang saya kenal, ada 3

orang teman yang merupakan teman karib saya waktu SMP. Salah seorang

dari mereka yang bernama Iwan Setiawan merupakan teman masa kecil

saya, Sedang dua orang lainnya saya kenal waktu SMP yang bernama

Ramadhan Januarianto dan Didi Wahyudi.

Setelah lulus dari SMP, saya melanjutkan pendidikan saya ke jenjang

SMA, saya melanjutkan SMA saya di SMA Negeri 1Ambalawi. Pada awal

masuk SMA saya mulai berasa bosan untuk sekolah, itu karena saya belum

bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat kelas 1 SMA saya

sempat berpikir kalo SMA itu sangat membosankan. Namun, pemikiran saya

berubah setelah saya masuk kelas 2. Saat kelas 2 saya bergabung di kelas

IPA. Di saat itulah semagat saya mulai muncul kembali, semangat saya untuk

sekolah semakin tinggi saat saya mulai tertarik pada cewek yang merupakan

teman sekelas. Dan ternyata ketertarikan saya pada teman sekelas telah

memicu saya untuk belajar lebih baik lagi dan setidaknya itu memberi

dampak positif dalam pendidikan saya. Semakin hari keaktifan saya di dalam

kelas pun semakin meningkat, yang pada awalnya hanya duduk diam saja.

Di saat kelas 2 saya juga pernah mengikuti lomba cerdas cermat 4

Pilar Kebangsaan, saya beruntung bisa ikut berpatisipasi dalam lomba ini
yang hanya di adakan satu kali dalam 1 tahun. Dalam lomba itu sekolahan

tidak bisa meraih juara, karena pada saat itu sekolah saya hanya bisa masuk

sampai babak perempat final tetapi, walaupun begitu saya tetap bangga. Dan

setelah mengikuti lomba cerdas cermat, saya merasa terpacu untuk ikut lagi

pada perlombaan berikutnya. Sedangkan kehidupan keseharian saya, sangat

jauh berbeda dengan pendidikan saya. Saya bertempat tinggal di Dusun

Tengge II Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima, NTB. Dalam kehidupan

sehari-hari saya termaksud anak yang suka keluyuran. Apalagi di desa saya

yang masih sangat alami, di sana banyak sekali sawah-sawah hijau yang

terbentang di sepanjang pinggir sungai, karena sebagian besar orang di desa

saya berprofesi sebagai seorang petani. Selain bertani di sawah orang-orang

di desa saya juga banyak yang bertani di gunung, tetapi bertani di gunung

hanya bisa di lakukan selama 1 tahun sekali yakni sekitar bulan Maret

sampai JUNI. Di daerah saya masih sangat kental sekali dengan tradisi

nenek moyang, walalupun tidak semua orang di desa saya percaya akan

tradisi itu. keberadaan desa saya yang jauh dari kota membuat desa saya

termaksud desa yang bisa di bilang ketinggalan zaman. Karena masih

banyak sekali orang-orang di desa yang masih bergantung pada alam

sekeliling contohnya, rata-rata orang di desa saya masih banyak sekali yang

mengunakan kayu bakar untuk memasak, karena di desa saya masih minim

sekali distribusi minyak tahan apalagi gas elpiji.


Dalam keseharian saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah,

itu di sebabkan karena saya sangat suka sekali nonton. Tapi itu tidak

membuat saya menjadi anak yang malas. Walaupun saya suka sekali nonton

tapi kewajiban saya untuk sebagai seorang pelajar SMA tidak saya lupakan.

Saya termaksud anak yang tidak bisa belajar sendiri itu membuat saya

menjadi orang yang selalu bergantung pada orang lain.

Setelah menginjak kelas 3 SMA pola pikir saya yang awalnya selalu

bergantung pada orang lain perlahan-lahan saya rubah, pada saat inilah saya

mulai belajar dengan tekun, karena saya harus bisa lulus dari SMA dengan

nilai sebaik mungkin, agar saya bisa mencapai cita-cita. Dan yang semakin

memotifasi saya untuk belajar lebih baik lagi adalah kedua orang tua saya.

Apalagi saat-saat mendekati ujian nasional, motifasi saya untuk belajar

semakin meningkat. Meskipun pada waktu ujian saya tidak bisa menjawab

semua soalnya di berikan, tapi setidaknya usaha saya sebelumnya

sangat ,membantu saya. Tepat pada hari pengumuman kelulusan di mana

saya termaksud salah satu siswa yang mendapatkan nilai akhir yang tinggi

bila di bandingkan dengan teman-teman yang lain.

Setelah mengetahui bahwa saya lulus, saya ingin melanjutkan

pendidikan saya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Tapi waktu itu saya masih

bingung mau melanjutlkan kemana. Setelah mendengar banyak informasi


tentang Universitas yang akan saya pilih, saya menetapkan untuk masuk di

Universitass Hasanuddin. Di sinilah petualang saya di mulai.

Semuanya berawal ketika saya mendengar cerita tentang seorang

anak yang sukses dan bisa membanggakan kedua orang tuanya, sejak saat

itu saya pun mempunyai impian ingin menjadi seperti anak tersebut. Rasa

ingin tahu saya tentangnya semakin basar, sehingga saya mulai mencari

tahu asal-usulnya mulai dari siapa namanya, apa pekerjaanya, dan dari mana

asal sekolahnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mencari tahu

tentang dirinya. Hal yang paling membuat saya semakin mengaguminya

adalah dia lulusan dari Universitas Hasanuddin yang merupakan salah satu

Universitas ternama di Indonesia. Mengetahui hal tersebut impian saya untuk

menjadi sama sepertinya semakin besar, dan di saat yang bersamaan saya

mendapatkan informasi bahwa ada salah seorang yang saya kenal kuliah di

Universitas Hasanuddin. Kesempatan itu tidak saya sia-siakan, saya pun

meminta bantuannya untuk mendaftarkan saya di Universitas Hasanuddin,

saya mendaftar di Universitas Hasanuddin tidak sendirian. Selain saya, ada 9

orang teman saya yang ikut mendaftar bersama saya yang juga mempuyai

impian untuk menjadi orang sukses dan bisa membangakan kedua orang

tuanya. Inilah awal dari petualangan kami untuk mengejar cita-cita dan

impian kami, saya bersama dengan 9 orang temannya memulai perjalan

dengan penuh harapan bahwa kami bisa menjadi orang orang yang sukses.
Dengan meminta restu dan doa dari kedua orang tua, kami pun

berangkat dari Pelabuhan Bima menuju Makassar, sebuah pengalaman yang

berharga bagi saya karena ini merupakan pertama kalinya saya berpisah

jauh dari kedua orang tua saya demi mencapai impian saya. Dalam perjalan

kami menuju Makassar banyak kejadian yang kami alami, mulai dari tidak

mendapat tempat tidur di dalam kapal sampai harus tidur di atas barang-

barang bawaan kami. Dia atas kapal saya banyak berkenalan dengan teman

baru yang juga ingin pergi ke Makassar, ada pengalaman yang lucu saat di

atas kapal, saya di kira Tentara oleh salah seorang penumpang, karena

waktu itu saya memakai celana loreng yang mirip dengan warna celana

tentara. Perjalan yang panjang dari Bima ke Makassar akhirnya berakhir juga

setelah kami sampai di tempat tujuan, merupakan sesuatu yang baru bagi

saya dan teman-teman saat melihat kota di Makassar. Banyak gedung-

gedung yang tinggi dan juga indah.

Saat pertama kali menginjakan kaki di kota Makassar merupakan

pengalaman yang berharga bagi saya dan teman-teman. Rasa capek dan

lelah karena perjalan jauh seakan terbayar dengan keindahan kota

Makassar. Namun, bagaimana pun juga setelah perjalanan yang jauh, tenaga

kami sudah habis terkuras dan untuk mengisi kembali tenaga, saya dan

teman-teman istirahat dan membeli makanan yang di jual di pingir pelabuhan,

sambil makan, kami menunggu seseorang yang akan menyemput kami.


Cukup lama kami menunggu akhirnya orang tersebut datang juga, dan

mengantar kami menuju ke kos. Dalam perjalanan ke kos kami di sajikan

dengan pemandangan yang bagus dan kerlap-kerlip lampu yang ada di

gedung-gedung yang tinggi. Setelah sampai di kos saya dan teman-teman

beristirah agar besok dapat memulai hari dengan tenaga yang sudah terisi

penuh. Hingga akhirnya saya bisa menjadi seorang Mahasiswa Universitas

Hasanuddin Fakultas Teknik jurusan Perkapalan Prodi Kelautan.

Anda mungkin juga menyukai