STAMBUK : D32114305
PRODI : KELAUTAN
PERJUANGAN KERAS
Oktober 1997. Bapak saya bernama Yacub seorang petani yang hanya
lulusan SMA, sedangkan ibu saya bernama Siti Aminah seorang ibu rumah
tangga, saya anak pertama dari 3 bersaudara, adik saya yang permata
bernama Aminul Akbar sadang kan adik saya yang kedua bernama Agafur.
Ambalawi, waktu SD saya termaksud anak yang pendiam dan tidak pandai
dalam bergaul, di antara teman-teman yang lain, saya termaksud salah satu
anak yang tidak terlalu bodoh. Waktu SD saya juga pernah bolos sekolah
saya di hukum oleh pak guru. selama 6 tahun saya menghabiskan masa SD
saya di SDN Negeri 1 Ambalawi. Sedangkan masa SMP saya jalani di SMP
Negeri 1 Ambalawi, waktu SMP saya mulai membiasakan diri untuk bergaul
dan mencari teman, di masa inilah masa yang paling menyenangkan, karena
pada saat-saat inilah saya bisa mengenal teman-teman dari berbagai
Sekolah Dasar yang ada di Ambalawi. Dan di saat itu pula saya banyak
mendapatkan teman baru. Dari sekian banyak teman yang saya kenal, ada 3
orang teman yang merupakan teman karib saya waktu SMP. Salah seorang
dari mereka yang bernama Iwan Setiawan merupakan teman masa kecil
saya, Sedang dua orang lainnya saya kenal waktu SMP yang bernama
SMA, saya melanjutkan SMA saya di SMA Negeri 1Ambalawi. Pada awal
masuk SMA saya mulai berasa bosan untuk sekolah, itu karena saya belum
bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat kelas 1 SMA saya
sempat berpikir kalo SMA itu sangat membosankan. Namun, pemikiran saya
berubah setelah saya masuk kelas 2. Saat kelas 2 saya bergabung di kelas
IPA. Di saat itulah semagat saya mulai muncul kembali, semangat saya untuk
sekolah semakin tinggi saat saya mulai tertarik pada cewek yang merupakan
teman sekelas. Dan ternyata ketertarikan saya pada teman sekelas telah
memicu saya untuk belajar lebih baik lagi dan setidaknya itu memberi
dampak positif dalam pendidikan saya. Semakin hari keaktifan saya di dalam
kelas pun semakin meningkat, yang pada awalnya hanya duduk diam saja.
Pilar Kebangsaan, saya beruntung bisa ikut berpatisipasi dalam lomba ini
yang hanya di adakan satu kali dalam 1 tahun. Dalam lomba itu sekolahan
tidak bisa meraih juara, karena pada saat itu sekolah saya hanya bisa masuk
sampai babak perempat final tetapi, walaupun begitu saya tetap bangga. Dan
setelah mengikuti lomba cerdas cermat, saya merasa terpacu untuk ikut lagi
sehari-hari saya termaksud anak yang suka keluyuran. Apalagi di desa saya
yang masih sangat alami, di sana banyak sekali sawah-sawah hijau yang
di desa saya juga banyak yang bertani di gunung, tetapi bertani di gunung
hanya bisa di lakukan selama 1 tahun sekali yakni sekitar bulan Maret
sampai JUNI. Di daerah saya masih sangat kental sekali dengan tradisi
nenek moyang, walalupun tidak semua orang di desa saya percaya akan
tradisi itu. keberadaan desa saya yang jauh dari kota membuat desa saya
sekeliling contohnya, rata-rata orang di desa saya masih banyak sekali yang
mengunakan kayu bakar untuk memasak, karena di desa saya masih minim
itu di sebabkan karena saya sangat suka sekali nonton. Tapi itu tidak
membuat saya menjadi anak yang malas. Walaupun saya suka sekali nonton
tapi kewajiban saya untuk sebagai seorang pelajar SMA tidak saya lupakan.
Saya termaksud anak yang tidak bisa belajar sendiri itu membuat saya
Setelah menginjak kelas 3 SMA pola pikir saya yang awalnya selalu
bergantung pada orang lain perlahan-lahan saya rubah, pada saat inilah saya
mulai belajar dengan tekun, karena saya harus bisa lulus dari SMA dengan
nilai sebaik mungkin, agar saya bisa mencapai cita-cita. Dan yang semakin
memotifasi saya untuk belajar lebih baik lagi adalah kedua orang tua saya.
semakin meningkat. Meskipun pada waktu ujian saya tidak bisa menjawab
saya termaksud salah satu siswa yang mendapatkan nilai akhir yang tinggi
pendidikan saya ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Tapi waktu itu saya masih
anak yang sukses dan bisa membanggakan kedua orang tuanya, sejak saat
itu saya pun mempunyai impian ingin menjadi seperti anak tersebut. Rasa
ingin tahu saya tentangnya semakin basar, sehingga saya mulai mencari
tahu asal-usulnya mulai dari siapa namanya, apa pekerjaanya, dan dari mana
asal sekolahnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mencari tahu
adalah dia lulusan dari Universitas Hasanuddin yang merupakan salah satu
menjadi sama sepertinya semakin besar, dan di saat yang bersamaan saya
mendapatkan informasi bahwa ada salah seorang yang saya kenal kuliah di
orang teman saya yang ikut mendaftar bersama saya yang juga mempuyai
impian untuk menjadi orang sukses dan bisa membangakan kedua orang
tuanya. Inilah awal dari petualangan kami untuk mengejar cita-cita dan
dengan penuh harapan bahwa kami bisa menjadi orang orang yang sukses.
Dengan meminta restu dan doa dari kedua orang tua, kami pun
berharga bagi saya karena ini merupakan pertama kalinya saya berpisah
jauh dari kedua orang tua saya demi mencapai impian saya. Dalam perjalan
kami menuju Makassar banyak kejadian yang kami alami, mulai dari tidak
mendapat tempat tidur di dalam kapal sampai harus tidur di atas barang-
barang bawaan kami. Dia atas kapal saya banyak berkenalan dengan teman
baru yang juga ingin pergi ke Makassar, ada pengalaman yang lucu saat di
atas kapal, saya di kira Tentara oleh salah seorang penumpang, karena
waktu itu saya memakai celana loreng yang mirip dengan warna celana
tentara. Perjalan yang panjang dari Bima ke Makassar akhirnya berakhir juga
setelah kami sampai di tempat tujuan, merupakan sesuatu yang baru bagi
pengalaman yang berharga bagi saya dan teman-teman. Rasa capek dan
Makassar. Namun, bagaimana pun juga setelah perjalanan yang jauh, tenaga
kami sudah habis terkuras dan untuk mengisi kembali tenaga, saya dan
beristirah agar besok dapat memulai hari dengan tenaga yang sudah terisi