Anda di halaman 1dari 14

KONSEP PEMBELAJARAN MENULIS (KITABAH) DALAM PROSES

PENGAJARAN BAHASA ARAB MI

Disusun guna memenuhi tugas:

Mata Kuliah : Pembelajaran Bahasa Arab MI/SD

Dosen Pengampu : Jauhar Ali, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Dina Sofyana (2023114167)


2. Kholisna (2023114170)
3. Ima Meliana (2023114191)
4. Uyun Firdausina T (2023114194)

Kelas : B

PRORAM STUDI PGMI

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

PEKALONGAN

2016

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat
dan hidayahNya maka kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Konsep
Pembelajaran Menulis (Kitabah) dalam Proses Pengajaran Bahasa Arab
MI yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi
kita semua.
Melalui kata pengantar ini penulis meminta maaf dan memohon
permakluman , apabila isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan
yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh
rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini,
sehingga dapat memberikan manfaat.
Kritik dan saran yang bertujuan membangun dari para pembaca,
penulis akan terima dengan senang hati, untuk penulisan makalah
yang lebih baik lagi.

Pekalongan, 28 November
2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN
i
A. Latar belakang ........................................................................................ 4
B. Rumusan makalah .................................................................................. 4

2
C. Tujuan penulisan .................................................................................... 5
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian pembelajaran menulis (kitabah) ........................................... 6
B. Pembelajaran keterampilan menulis (kitabah) ....................................... 7
C. Langkah-langkah pembelajaran menulis (kitabah) ................................. 10
D. Kelebihan dan kelemahan pembelajaran menulis (kitabah) .................... 14
III. PENUTUP
Kesimpulan ..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 16

BAB I
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menulis merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan tanpa didukung oleh
tekanan suara, nada, mimik, gerak gerik dan tanpa situasi seperti yang terjadi pada
kegiatan komunikasi lisan.
Bahasa tulis dapat mengungkapkan banyak hal dengan cara leluasa tetapi penuh
dengan berbagai keterkaitan seperti teknis penulisan, kaidah bahasa, kelogisan,
koherensi, isi, ejaan dan diksi. Dengan demikian keterampilan menulis adalah
keterampilan berbahasa yang kompleks karena tidak hanya menyangkut penyusunan
gramatikal atau retorikal, tetapi juga menyangkut penguasaan elemen -elemen
konseptual dan penilaian.
Keterampilan menulis seperti halnya keterampilan membaca adalah keterampilan
komunikatif dalam bahasa tulis, dan bisa disebut keterampilan produktif seperti
halnya keterampilan berbicara.

3
Berdasarkan latar belakang diatas, pada pembahasan makalah kali ini penulis
akan membahas tentang pembelajaran maharah al-Kitabah

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pembelajaran menulis (kitabah)?
2. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran keterampilan menulis (kitabah)?
3. Bagaimana langkah-langkah dalam pembelajaran menulis (kitabah)?
4. Bagaimana sisi kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran menulis (kitabah)?

C. Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan baik tentang pengertian pembelajaran
menulis (kitabah)
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan baik tentang pembelajaran keterampilan
menulis (kitabah)
3. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan baik langkah-langkah pembelajaran
menulis (kitabah)
4. Mahasiswa dapat menganalisis dengan baik tentang kelebihan dan kelemahan
pembelajaran menulis (kitabah)

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Menulis (Maharah Al-Kitabah)


Kata kitabah berasal dari bahasa Arab yang merupakan
bentukan dari kataba, yaktubu, kitaban. Kata ini berpola faala-yafulu.
Kitabah berarti tulisan.1 Menulis (Kitabah) berarti membuat lambang-lambang
grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang difahami seseorang untuk dibaca orang
lain. Lambang-lambang grafis adalah kesatuan fonem yang membentuk kata, dari kata
membentuk kalimat, dari rangkaian kalimat membentuk paragraf yang mengandung satu
kesatuan pikiran serta maksud atau pesan tertentu. Menulis meliputi kegiatan dalam tulis-
menulis, termasuk menulis dalam pengertian yang sangat sederhana seperti menulis huruf
sampai kepada menulis yang lebih kompleks.
Dengan demikian menulis (kitabah) dapat berupa kegiatan sederhana tetapi
mendasar, yakni sekedar melukiskan lambang-lambang grafis, dan dapat pula
berkembang menjadi kegiatan yang lebih kompleks berupa penuangan pikiran yang
dikenal dengan mengarang. Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
maharah al-kitabah (keterampilan menulis) adalah kemampuan seseorang dalam
mengolah lambang-lambang grafis menjadi kata-kata, lalu kata-kata menjadi kalimat

1 Uril Bahruddin, Athwir Al-Manhaj Talim Al-Lugh Al-Arabiyyah Wa Tathbiquhu Ala


Maharah Al-Kitabah, (Malang: UIN-Malang Press, 2010). Hlm.64

5
yang efektif yang sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku, guna menyampaikan dan
menginformasikan ide, buah pikiran, pendapat, pengalaman, sikap, dan perasaan kepada
orang lain.2

B. Keterampilan Pembelajaran Menulis (Maharah Al-Kitabah)


1. Aspek Kemahiran Menulis
Keterampilan menulis seperti halnya keterampilan membaca adalah keterampilan
komunikatif dalam bahasa tulis, dan dari isi adalah keterampilan produktif seperti
halnya keterampilan berbicara. Kemahiran menulis memiliki dua aspek: pertama,
kemahiran membentuk huruf dan menguasai ejaan; kedua, kemahiran melahirkan
fikiran dan perasaan dengan tulisan.3
a. Kemahiran Membentuk Huruf
Latihan kemahiran untuk membentuk huruf sebaiknya dimulai dengan
latihan-latihan pra-penulisan huruf.Ini penting karena penulisan huruf Arab
dimulai dari kanan bergerak ke kiri, berbeda dengan penulisan huruf Latin
yang dimulai dari kiri bergerak ke kanan.
Latihan pra-penulisan huruf ini meliputi:
1) Latihan memegang pena dan meletakkan kertas atau buku pada posisi
yang tepat.
2) Latihan membuat garis-garis lurus vertikal dan horisontal dengan
panjang pendek yang bervariasi.
3) Latihan membuat garis-garis miring dengan variasi kemiringan yang
berbeda-beda.
4) Latihan membuat garis melengkung, dari kiri ke kanan, dari kanan ke
kiri, dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas.

Adapun latihan penulisan huruf dilakukan dengan tahapan berikut:

1) Dimulai dengan latihan menulis huruf-huruf lepas, yaitu bentuk huruf


yang berdiri sendiri.

2Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab. (Bandung : CV. Pustaka
Cendekia Utama, 2011). hlm. 144.

3 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang : Misykat Malang, 2012).
hlm.181.

6
2) Latihan penulisan huruf-huruf hijaiyah secara berurutan (dari alif
sampai ya) atau dikelompokkan menurut kesamaan atau kemiripan
bentuk.
3) Diteruskan dengan latihan penulisan huruf dalam posisi bersambung
dengan huruf lain, di awal, di tengah, dan di akhir.
4) Latihan penulisan maqtha (gabungan 2 huruf) sebelum penulisan kata
dan kalimat.
Dalam latihan penulisan huruf Arab perlu diperhatikan:
a) Posisi huruf atau bagian-bagiannya, apakah di atas garis, di
bawah garis, atau tepat pada garis.
b) Keserasian jarak huruf lepas dengan huruf lainnya dalam satu
kata, dan jarak antarkata.
c) Keserasian garis vertikal (ketegak lurusan atau kemiringan)
antar bagian huruf dan antar huruf.
b. Kemahiran mengungkapkan dengan tulisan
Aspek ini merupakan inti dari kemahiran menulis. Latihan menulis ini
pada prinsipnya diberikan setelah latihan menyimak, berbicara, dan membaca.
Ini tidak berarti bahwa latihan menulis ini hanya diberikan setelah siswa
memiliki ketiga kemahiran tersebut. Latihan menulis dapat diberikan pada jam
yang sama dengan latihan kemahiran yang lain; sudah tentu dengan
memperhatikan tahap-tahap latihan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.4
2. Ragam Kemahiran Menulis
a. Kemampuan menulis mekanis dan kemampuan mengolah nalar
Kemampuan mekanis (maharah aliyah) dalam menulis adalah
keterampilan yang berkaitan dengna bentuk baku bahasa tulisan, seperti
penulisan tanda baca, penulisan bentuk huruf, huruf-huruf yang bias ditulis
bersambung, huruf-huruf yang hanya bisa disambung dengan huruf
sebelumnya dan tidak bisa disambung dengan huruf sesudahnya (yaitu: alif,
dal, zal, ra, za, dan wawu). Serta penulisan harakat/syakal di atas (fathah), di
bawah (kasrah), atau di akhir huruf, penulisan hamzah qatha dan hamzah
washal dan sebagainya. Huruf Arab dengan demikian dapat kita bagi menjadi
dua (2) kelompok, yaitu: kelompok huruf-huruf egois seperti dijelaskan di
atas dan kelompok huruf-huruf toleran yakni selain huruf di atas.

4 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. hlm. 182-183.

7
Sedangkan kemampuan mengolah nalar (maharah aqliyah) yaitu
kemampuan yang berkaitan dengan: (a) penggunaan bahasa (language use),
(b) pengungkapan isi (content), (c) keterampilan gaya bahasa, (d)
keterampilan menilai (evaluation), dan (e) kemampuan mengorganisasi
(organization).
b. Menulis huruf, kata, kalimat, alinea, dan wacana
Dilihat dari wujud lahir produk tulisan atau lambang-lambang tulisan yang
dibuat oleh siswa, maka keterampilan menulis dapat diurutkan dari yang
paling mudah sampai yang paling sulit, yaitu: menulis huruf, kemudian kata-
kata, lalu kalimat, kemudian paragraf, dan selanjutnya menulis wacana.
c. Menulis reproduktif, reseptif-reproduktif, dan produktif
Kemampuan reproduktif maksudnya adalah kemampuan memproduksi
ulang. Kegiatan yang dilakukan dalam kemampuan ini ialah siswa menyalian
tulisan (teks) dari buku tertentu atau dari tulisan di papan tulis. Tujuan dari
kegiatan ini agar siswa terbiasa menulis kata-kata dalam bahasa asing.
Dalam menulis reseptif-produktif, kegiatan yang dilakukan ialah siswa
diberikan teks tertulis yang dibaca sendiri atau yang diperdengarkan melalui
kaset kemudian mereka diminta untuk memproduksi atau menceritakan
kembali teks tersebut secara keseluruhan atau sebagian intinya saja. Terakhir
kemampuan produktif, yang kegiatannya berupa siswa harus menulis secara
bebas berdasarkan tema yang diberikan dengan penentuan beberapa kata
kunci.
d. Menyalin, dikte, mengarang terprogram, dan mengarang bebas
Kemahiran menulis dapat juga kita lihat dari aspek lain, yaitu dari tingkat
kesulitan dan kompleksitas keterampilan yang dibutuhkan. Dengan cara ini
kemahiran menulis dapat kita urutkan dari yang paling sederhana sampai dari
yang paling kompleks, yaitu diawali dengan kemampuan menulis huruf-huruf
(dari huruf tunggal sampai membentuk sebuah kata), kemudian kemampuan
menyalin, kemudian mampu menulis dengan didiktekan (imla), selanjutnya
berkembang menjadi kemampuan menulis/mengarang terprogram (kitabah
muqayyadah/insya muwajjah) dan yang terakhir mampu menuangkan
gagasan sendiri dalam bentuk karangan bebas (kitabah hurrah/insya hurr).
Materi dan orientasi mengarang bebas (insya hurr) pada umumnya
berkisar pada:

8
1) Karangan narasi (washfi)
Yaitu gambaran peristiwa yang terjadi secara kronologis dimana suatu
peristiwa terjadi sesudah peristiwa yang lainnya.
2) Karangan eksposisi
Yaitu karangan dan tulisan yang bersifat memberikan informasi dengan
menggunakan pengembangan secara analisis, special dan kronologis.
3) Karangan deskripsi
Yaitu karangan yang berbentuk esai yang memberikan gambaran tentang
manusia, tempat serta benda-benda lainnya.
4) Karangan argumentasi
Yaitu karangan yang bersifat pengungkapan gagasan-gagasan yang umum
dan mengandung analisis tentang fakta yang lebih luas.5

C. Tahap-tahap Latihan Pembelajaran Menulis (Kitabah)


1. Latihan Kebahasaan (Tamrinat lughawiyah)
Latihan kebahasaan banyak macam ragamnya, antara lain latihan rekombinasi dan
transformasi. Rekombinasi adalah latihan menggabungkan kalimat-kalimat yang
mulanya berdiri sendiri menjadi satu kalimat panjang. Sedangkan transformasi adalah
latihan mengubah bentuk kalimat, dari kalimat positif menjadi kalimat negative,
kalimat berita menjadi kalimat tanya dan sebagainya.6
2. Mencontoh atau Menyalin
Setelah para siswa selesai berlatih menulis huruf, baik yang bersambung maupun
yang terpisah, sebaiknya mereka diajarkan untuk menyalin pelajaran membaca yang
mereka pelajari (buku pelajaran yang menjadi pegangan). Walaupun menyalin bukan
merupakan materi yang aneh bagi mereka yang khusus mendalami bidang tulis indah,
akan tetapi bagaimanapun hal tersebut mempunyai beberapa manfaat. Selain itu pula
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru berkaitan dengan menyalin ini,
yaitu:
a. Tugas menyalin tidak boleh memberatkan para siswa. Tugas yang
memberatkan dapat menjadikan mereka membenci pelajaran dan gurunya.
b. Guru memberikan tugas menyalin dengan materi bacaan yang sudah dikenal
siswa.

5Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab. hlm. 145-148.

6 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. hlm.183.

9
c. Guru hendaklah memeriksa latihan mereka dengan memperhatikan ketepatan
waktu dan penggunaan metode. Apabila kedua hal tersebut tidak diperhatikan
dapat mengakibatkan para siswa melalaikan tugas atau mereka mengerjakan
dengan cara yang salah.7
3. Reproduksi
Reproduksi disini adalah menulis berdasarkan apa yang telah dipelajari secara
lisan. Dalam tahap kedua ini siswa sudah mulai dilatih menulis tanpa model. Model
lisan harus benar-benar ada dan harus model yang benar-benar baik. Jawaban-
jawaban yang benar atas pertanyaan-pertanyaan dalam pengajaran membaca, dapat
dipakai sebagai latihan untuk maksud ini. Jawaban pola kalimat yang biasanya
dikerjakan secara lisan dapat juga dipakai sebagai latihan menulis. Ini akan
menyangkut berbagai macam latihan.8
4. Pengajaran Dikte (Imla)
Kegiatan pengajaran imla dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
berikut ini:
a. Guru menentukan materi bacaan yang sudah dikenal para siswa agar mereka
mempersiapkan diri terlebih dahulu di rumah. Dari materi itulah guru
mengambil imla untuk waktu berikutnya.
b. Guru mendiktekan materi bacaan, baik seluruhnya, sebagian, maupun memilih
sebagian kalimat atau kata. Ketika mendiktekan bacaan, guru membacakannya
dengan perlahan sebanyak tiga kali. Guru juga harus membacanya dengan
teliti, karena para siswa akan menulis apa yang mereka dengar dan mereka
mendengar apa yang diucapkan oleh gurunya.
c. Setelah dikte selesai, guru mengadakan koreksi. Selang waktu antara kegiatan
imla dan pengkoreksian tidak boleh terlalu lama, karena pengukuhan harus
segera dan cepat.
d. Guru atau siswa menulis jawaban-jawaban yang benar di dalam buku tulis
atau papan tulis.
e. Setiap siswa mengoreksi tulisan masing-masing, atau mereka saling
menukarkan buku dengan sesame mereka dan mengoreksinya.

7Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab. hlm. 150.

8 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. hlm.186..

10
f. Guru dan para siswa membahas kesalahan-kesalahan yang terjadi pada latihan
dikte.
g. Guru meminta para siswa mengulangi setiap tulisan mereka yang salah
sebanyak tiga, empat atau lima kali.
5. Pengajaran Menulis Terstruktur (Insya Muwajjah)
Menulis terstruktur dapat dilakukan dengan mengikuti bentuk-bentuk berikut ini:
a. Kata-kata yang sepadan
Para siswa diminta untuk menulis beberapa kalimat yang sepadan dengan
kalimat tertentu, setelah itu diberikan beberapa kata yang layak untuk menulis
kalimat-kalimat tersebut.
b. Alinea yang sepadan
Para siswa diberikan sebuah alinea yang tertulis kemudian mereka diminta
untuk menulisnya kembali dengan mengubah salah satu dari kata-kata pokok
yang ada padanya.
c. Kata-kata yang dibuang
Para siswa diminta untuk mengisi tempat yang kosong pada sebuah kalimat.
Kata-kata tersebut mungkin harf jar,athf, istifham, syarth atau yang lainnya.
d. Mengisi kata kosong
Suatu karangan yang telah disiapkan oleh guru setiap kata kelima dihilangkan.
Karangan ini diberikan kepada siswa untuk diperbaiki. Perbaikan dengan cara
mengisi kotak-kotak kosong.
e. Menyusun kata-kata
Para siswa diberikan sejumlah kata-kata, kemudian mereka diminta untuk
menyusunnya sehingga menjadi sebuah kalimat yang benar.
f. Menyusun kalimat
Teknik ini bisa dilakukan dengan cara: (a) menjawab pertanyaan, (b)
melengkapi kalimat, (c) memperbaiki susunan kalimat, dan lain sebagainya.
g. Menggabungkan dua atau beberapa kalimat
h. Mengubah kalimat
i. Menyempurnakan kalimat9
6. Pengajaran Menulis Bebas (Insya Hurr)
Tahap ini merupakan tahap yang melatih siswa mengutarakan isi hatinya dengan
memilih kata-kata dan pola kalimat secara bebas. Namun hendaknya guru tetap
memberikan bimbingan dan pengarahan. Guru harus selalu mengingat bahwa siswa
memiliki kemampuan dan tingkat kematangan anak yang berbeda-beda.
Urutan topik atau tugas menulis hendaknya didasarkan atas tingkat kesukaran.
Tingkat tersebut kurang lebih dapat diurutkan sebagai berikut:
9Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab. hlm.150-153.

11
a. Menulis definisi kata sehari-hari
b. Menulis kembali apa yang telah dipelajari dalam pelajaran Muthalaah
c. Menceritakan suatu kejadian/peristiwa
d. Mendeskripsikan suatu benda atau keadaan
e. Menulis nota, SMS, pengumuman, dan sejenisnya
f. Menulis bermacam-macam surat, mulai dari surat izin tidak masuk sekolah
sampai surat-surat resmi
g. Menulis suatu topik tentang pengetahuan yang telah diketahuinya dari mata
pelajaran lain
h. Menulis artikel yang menuntut daya pikir
i. Menulis cerita pendek yang menuntut daya khayal10
7. Pengajaran Menulis Indah (Khath)
Kaligrafi (Al-Khath) atau disebut juga Tahsin Al-Khath (membaguskan
tulisan) adalah kategori menulis yang tidak hanya menekankan rupa/postur huruf
dalam membentuk kata-kata dan kalimat, tetapi juga menyentuh aspek-aspek
estetika (Al-Jamal). Maka tujuan mempelajari khath adalah agar para pelajar
terampil menulis huruf-huruf dan kalimat Arab dengan benar dan indah.11

D. Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Menulis (Kitabah)


Beberapa alasan mengapa metode kitabah digunakan dalam pembelajaran di taman
kanak-kanak dan upayanya dalam meningkatkan keterampilan menulis huruf Arab
peserta didik adalah:
1. Metode ini memudahkan peserta didik untuk menulis huruf arab karena dilengkapi
dengan panah penunjuk arah gerakan menulis dan garis bantu yang menentukan benar
tidaknya letak huruf yang ditulis. Mereka tinggal menebalkan. Dengan cara seperti ini
peserta didik tidak merasa kesusahan menulis huruf arab yang struktur hurufnya
lumayan rumit.
2. Peserta didik lebih mudah menulis sekaligus menghafal huruf-huruf hijaiyah, karena
metode kitabah mengklasifikasikan huruf sesuai dengan kemiripan bentuk kemudian
baru ke huruf-huruf yang berbeda dengan lainnya.
3. Dalam metode kitabah, peserta didik dibantu dengan contoh-contoh yang jelas serta
petunjuk arah gerakannya. Dengan cara demikian, maka proses belajar cenderung lebih
mudah dan lancar.
Ada beberapa pula kelemahan metode kitabah antara lain adalah:
10 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. hlm. 189-190.

11Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab. hlm.153-154

12
1. Kadang-kadang imla yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang
menoton dan mudah membosankan.
2. Membentuk kebiasaan yang kaku dan fasik sehingga murid kurang aktif
3. Menghambat kebiasaan yang dilakukan.12

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

12 Uril Bahruddin, Athwir Al-Manhaj Talim Al-Lugh Al-Arabiyyah ...... Hlm. 74

13
DAFTAR PUSTAKA

Bahruddin, Uril, 2010. Athwir Al-Manhaj Talim Al-Lugh Al-Arabiyyah Wa


Tathbiquhu Ala Maharah Al-Kitabah, Malang: UIN-Malang Press.
Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin, 2011. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung :
CV. Pustaka Cendekia Utama.
Fuad, Ahmad, 2012. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang : Misykat Malang.

14

Anda mungkin juga menyukai