Anda di halaman 1dari 4

ESSAY TENTANG DIRI SENDIRI

Oleh: Mohammad Ahlim Ihsan Abidin

Nama lengkap saya Mohammad Ahlim Ihsan Abidin, saya biasanya dipanggil Ahlim
ataupun Ihsan. Saya kurang tau pasti arti nama yang deberikan orang tua saya, namun
mereka bilang arti nama saya adalah “mengerti sesuatu yang baik untuk selamanya”
dan itu nanti akan berhubungan dengan jurusan saya waktu kuliah, entah kebetulan
atau gimana.

Saya lahir di Lamongan pada tanggal 21 Agustus 1999. Saya anak pertama dari dua
bersaudara. Saya memilikii seorang adik laki-laki yang baru berumur sekitar 1 tahun.
Nama ayah saya adalah Nur hasan dan ibu saya adalah Siti Aflahah. Pekerjaan ayah
saya adalah seorang buruh di negeri tetangga(TKI) tepatnya di negara Malaysia
sedangkan ibu saya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Ayah saya bekerja di
Malaysia sudah sejak saya masih dalam kandungan. Tapi sekitar dua tahun sekali
pasti pulang. Meskipun ayah saya seorang TKI keluarga kami termasuk dalam
keluarga dalam ekonomi sedang kebawah, tidak kaya juga tidak miskin.

Alamat asli saya ada di Dusun Sidodadi, Desa Kranji, Kecamatan Paciran, Kabupaten
Lamongan. Tempat tinggal saya termasuk daerah pelosok yang lumayan jauh dari
keramaian, namun juga tidak terlalu jauh. Saya tinggal di daerah pantura orang-orang
menyebutnya. Pantura adala singkatan dari pantai utara. Karena tempat tinggal saya
tidak jauh dari laut utara. Jadi kalua masalah wisata laut juga termasuk banyak.

Sejak kecil saya termasuk anak yang lumayan cerdas. Saya lupa berapa umur saya
ketika baru pertama kali masuk di Taman Pendidikan Kanak-Kanak(TK). Saya berada
dalam jenjang TK tidak terlalu lama, hanya sekitar 10 bulan. Saya minta ke orang tua
saya untuk langsung menyekolahkan saya di jenjang berikutnya. Karena saya merasa
bosan di jenjang TK yang cuma diajari menari, menyayi dan menggambar saja. Oleh
Karena itu saya disaat umur saya sekitar 3-4 tahun saya sudah masuk dijenjang SD.
Waktu itu saya sekolah di SDN KRANJI III, salah satu sekolah dasar didaerah tempat
tinggal saya. Pada jenjang ini saya selalu mendapat peringkat 3 besar. Karena masa
kecil saya masih belum ada permainan modern seperti zaman sekarang, jadinya saya
dulu masih fokus ke sekolah dan main permainan tradisional yang malah menmbah
wawasan.

Setelah lulus dari jenjang SD saya berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang


selanjutnya. Disini ada sedikit kontroversi dari kedua orang tua saya. Mereka tidak
ingin saya diluluskan dari jenjang SD Karena beranggapan umur saya masih terlalu
kecil dan semua yang umurnya setara dengan saya masih duduk dikelas 5 SD, tapi
dari pihak sekolah saya tetap diluluskan Karena menurut pihak sekolah saya sudah
mampu untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Dan akhirnya orang tua saya pun
mengizinkan saya untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Pada jenjang ini saya
sekolah disalah satu sekolah swasta dan juga termasuk pondok pesantren didaerah
saya. Nama sekolah saya adalah Madrasah Tsanawiyah Tarbiyatut Tholabah. Dan
saya pun memberikan bukti bahwa saya mampu pada jenjang ini. Pada jenjang Mts
saya selalu berada dalam peringkat 5 besar. Pada jenjang ini pula saya mulai
melebarkan sayap saya dengan mengikuti beberapa organisasi intra maupun extra.
Organisasi yang saya ikuti pada jenjang ini antara lain adalah OSIS dan saya berada di
bidang keorganisasian. Saya ikut organisasi ini pada kelas 8. Selain OSIS saya juga
mengikuti kepramukaan dari kelas 7 Mts semester 2 sampai kelas 9 semester 1. Selain
itu saya juga mulai mengikuti PAGAR NUSA sampai sekarang. Setelah itu saya
fokus ke ujian nasional.

Setelah lulus dari jenjang Mts saya melanjutkan ke jenjang MA masih tetap di pondok
pesantren tersebut. Pada jenjang ini saya banyak mengalami perubahan. Pada jenjang
ini saya sedikit terkena virus game online, yang membuat nilai saya turun drastis dan
juga membuat saya sering gak masuk sekolah. Saya dari rumah memang berseragam
lengkap, tetapi tidak sampai disekolah. Ini saya lakukan hampir selama 1 tahun
pertama saya dijenjang ini. Saya beruntung hal saya lakukan ini ketahuan dari pihak
orang tua saya maupun dari pihak sekolah. Meskipun saya sampai akan dikeluarkan
dari sekolah Karena gak pernah masuk sekolah, bahkan ujian semester saya juga gak
masuk. Ini pertama kalinya saya membuat ibu saya menangis Karena perbuatan saya.
Sampai-sampai ibu saya memohon ke pihak sekolah agar saya tidak dikeluarkan dari
sekolah. Akhirnya saya tetap sekolah dengan syarat tidak boleh alfa meskipun hanya
1 jam pelajaran saja. Setelah kejadian itu saya bertekad memperbaiki nama baik
maupun nilai saya di sekolah. Dan saya berjanji tidak akan membuat ibu saya
menangis lagi. Dan pada kelas 11 MA saya mulai serius lagi untuk sekolah dan nilai
saya juga mulai meningkat lagi. Pada kelas 11 juga saya mulai mengikuti banyak
sekali organisasi mulai dari OSIS dimana saya menjabat sebagai sekretaris,
Al-Himmah sebagi Keorganisasian, Cossines sebagai ketua dan juga IPNU dimana
saya juga menjabat sebagai sekretaris. Pada jenjang ini selain sekolah saya juga
mengikuti PRODISTIK(Program Setara Diploma 1 Teknik Informasi dan
Komunikasi). Sebuah program yang hambir sama dengan perkuliahan yag
diselenggarakan dari ITS surabaya. Dari seluruh Kabupaten Lamongan hanya ada 3
sekolah yang diajak bekerjasama oleh ITS untuk dijadikan partner. Dan saya
merupakan lulusan angkatan pertama.

Setelah lulus dari jenjang MA saya ingin melanjutkan ke PTN, disini saya mulai
kebingungan untuk memilih. Saat pendaftaran SNMPTN dan SPANPTKIN saya tidak
lolos dan saya merasa sedikit down. Saya pun memutuskan untuk ikut SBMPTN, dan
kalo saya gak lolos saya akan berhenti dulu untuk 1 tahun. Karena kalua daftar
mandiri pasti orang tua saya tidak mampu untuk membiayayi saya. Waktu itu selain
saya daftar SBMPTN saya juga daftar BIDIKMISI di UIN maliki Malang. Namun
tuhan berkehendak lain, saya lolos untuk SBMPTN beserta BIDIKMISInya. Saya
merasa sangan lega, Karena saya tau di Uin Malang biaya yang dibutuhkan tidak
sedikit, apalagi biaya ma’had. Saya pun lolos SBMPTN di Uin Malang pada jurusan
Biologi, yang sebenarnya saya sendiri tidak tahu jurusan tentang apa ini. Saya
mendaftar di Uin Malang juga bukan kehendak saya pribadi, tetapi keinginan ibu saya.
Dan kalua sudah ibu saya yang minta, saya tidak bias menolaknya, mengingat
masalah saya waktu MA. Dan akhirnya saya pun menjalani kuliah ini meskipun
dengan keadaan sedikit terpaksa.
Kunjungi https://bocahkampus.com untuk informasi menarik lainnya!

Anda mungkin juga menyukai