Anda di halaman 1dari 19

DAYA TARIK INTERPERSONAL DAN RELASI SOSIAL

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Sosial yang diampu oleh

Prof. Dr. Hj. Neviyarni S., M.S.

Disusun Oleh Kelompok 3:

Arlinda Febriyanti /20011297

Nisaa Ulkha Mila/20012043

Resti Ayu Septiani/200101051

Rida Admi Ilahi/20011052

Surna Warni/20011057

Safira Ramadhania Putri/20011312

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
DAFTAR ISI
MIND MAPPING...................................................................................................2
ISI............................................................................................................................ 3
DAYA TARIK INTERPERSONAL&RELASI SOSIAL..................................... 3
1. Definisi.............................................................................................................
2.Yang mendorong ketertarikan dan pertemanan....................................... 3
3.Apakah Cinta................................................................................................7
a.Jenis-jenis Cinta............................................................................................8
b.Komponen-komponen Cinta........................................................................9
c.Cinta dan Pernikahan..................................................................................10
4.Yang dapat menjadikan hubungan menjadi dekat....................................10
a.Kesamaan....................................................................................................11
b.Rasa suka Timbal Balik..............................................................................12
5.Bagaimanakah Hubungan Berakhir...........................................................12
a.Divorce.........................................................................................................12
b.The Detachment Process...............................................................................13
c.Kecemburuan dan ketidaksetiaan................................................................14
6.Relasi Keluarga..............................................................................................14
7.Relasi diluar keluarga(Pertemanan,pasangan)..........................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................19
SOAL DAN JAWABAN.........................................................................................20
YEL-YEL.................................................................................................................22

1
MIND MAPPING

2
ISI
DAYA TARIK INTERPERSONAL
1. Definisi Daya Tarik interpersonal

Baron dan Byrne (dalam Sarwono dan Meinarno, 2009) menjelaskan bahwa daya tarik

interpersonal adalah penilaian seseorang terhadap sikap orang lain, dimana penilaian ini dapat

diekspresikan melalui suatu dimensi, dari strong liking sampai dengan strong dislike sehingga

ketertarikan ini mengacu pada sikap positif dan negatif yang dibentuk terhadap orang lain.

Menurut Baron dan Byrne (2005) ketertarikan interpersonal adalah sikap ketertarikan

seseorang terhadap orang lain, melalui penilaian panjang yang berisikan perspektif antara

sangat suka hingga sangat tidak suka. Daya tarik interpersonal mendasari terjadinya

hubungan sosial.

2. Apa yang Mendorong ketertarikan dan pertemanan?

Ketertarikan interpersonal (interpersonal attraction), merupakan sikap seseorang


mengenai orang lain yang meliputi evaluasi sepanjang suatu dimensi yang berkisar dari suka
hingga tidak suka (baron dan bryne, 2016). Kita menjadi kenal dengan orang-orang yang
mengalami kontak dengan kita; respon awal kita sering kali merupakan akibat dari reaksi
emosional kita; kemiripan merupakan hal yang penting; dan interaksi yang menyenangkan
penting. Hal-hal yang mendorong ketertarikan dan pertemanan, yaitu kedekatan fisik,
keadaan afektif, karakteristik yang dapat diamati, dan kebutuhan afiliasi.

a) Kedekatan fisik
Pada penelitian mengenai ketertarikan, kedekatan berupa kedekatan tempat tinggal,
lokasi kerja, tempat duduk di kelas, dan lain-lain. Semakin dekat jarak fisik, semakin
besar kemungkinan bahwa dua orang mengalami kontak secara berulang dan demikian
mengalami repeated exposure. Repeated exposure merupakan kontak atau paparan
stimulus yang berulang atau terus menerus. Menurut zajonc, repeated exposure terhadap
stimulus apapun yang sedikit negative, netral dan positif akan berakibat pada
meningkatnya evaluasi positif terhadap stimulus tersebut. Penjelasan zajonc adalah secara
umum kita merespons paling tidak sedikit rasa tidak nyaman ketika kita ertemu siapapun
atau apapun yang tidak dikenal atau tidak familiar. Tidak semua individu memiliki

3
tingkat responsive terhadap efek repeated exposure. Orang-orang yang paling
membutuhkan struktur akan paling mudah dipengaruhi oleh efek repeated exposure.
Hasil penelitian terhadap efek repeated exposure menunjukkan bahwa semakin sering
suatu kata ditunjukkan, semkain positif evaluasi terhadap kata tersebut.
b) Keadaan afektif

Keadaan emosional kita pada suatu wkatu mempengaruhi persepsi, kognisi,


motivasi, pengambilan keputusan, dan ketertarikan interpersonal. Dua karakteristik afek
yang paling penting yaitu intensitas – kekuatan emosi – dan arah, apakah emosi tersebut
positif atau negative. Sering kali diasumsikan bahwa semua emosu terletak pada suatu
dimensi tunggal – positif di satu juk dan negative di ujung yang lain. Akan tetapi,
berbagai penelitian menunjukkan bahwa emosi positif dan negative mewakili dua dimensi
yang terpisah dan berdiri sendiri yang terefleksikan pada penilaian diri (self-rating).

Perbedaan individual juga mempengaruhi fungsi afektif. Sebagi contoh, beberapa


orang diketahui lebih sensitive terhadap kejadian positif dalam kehidupan sehari-hari, dan
sebagian orang lain lebih sensitive terhadap kejadian negative. Selain itu, beberapa
individu yang secara kognitif sederhana cenderung melaporkan emosi pada satu dimensi
tunggal, sementara individu yang lebih kompleks secara kognitif memberikan bukti akan
adanya dua dimensi yang berdiri sendiri.

Afek positif mendorong evaluasi yang positif terhadap orang lain seperti rasa suka
dan afek negative mendorong evaluasi negative terhadap orang lain yaitu rasa tidak suka.
Afek mempengaruhi ketertarikan dengan du acara, yaitu efek langsung dan efek asosiatif.
Efek langsung terjadi jika orang lain mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuat
kita merasa baik atau buruk. Efek asosiatif terjadi ketika orang lain hadir pada suatu saat
di maan keadaan emosional kita positif atau negative, untuk suatu alasan yang tidak ada
hubungannya dengan orang yang sedang anda respons. Efek langsung emosi terhadap
ketertarikan; baik laki-laki maupun perempuan cenderung tidak menyukai orang asing
yang memasuki lingkup pribadi mereka.

c. Karakteristik yang dapat diamati

4
Ketika kita suka — atau tidak suka kepada seseorang pada pandangan pertama,
reaksi ini mengindikasikan bahwa sesuatu mengenai orang itu memunculkan afek positif
atau negative. Kemungkinan, reaksi semacam ini didasarkan pada pengalaman dimasa
lalu, stereotip, dan atribusi yang mungkin relevan atau tidak. Misalnya jika seorang asing
mengingatkan kita pada seseorang yang kita ketahui atau kita suka, maka kita cenderung
menyukainya, begitupun sebaliknya, ketika kita memiliki stereotip terhadap kelompok
tertentu maka kita cenderung tidak menyukainya. Namun, reaksi terhadap karakteristik
superficial terjadi cukup sering, meskipun kadangkala tak masuk akal. Hal ini sebagian
besar dipengaruhi oleh daya tarik fisik (physical attractiveness). Daya Tarik fisik
merupakan kombinasi karakteristik yang dievaluasi sebagai cantik atau tampan pada
ujung yang paling ekstrem dan tidak menarik pada ujung yang lain.

Dalam masyarakat kita biasanya muncul stereotip daya tarik fisik, yang
mengasumsikan bahwa segala sesuatu yang cantik adalah baik. Penilaian wajah cantik,
membuktikan bahwa mereka cenderung dinilai akan lebih berhasil dalam hidupnya dan
dianggap memiliki sifat-sifat baik. Beberapa penelitian lain mengungkapkan bahwa
kalangan orang yang dipandang cantik dinilai lebih baik daripada kalangan serupa yang
dibuat oleh orang yang dipandang jelek. Orang cantik atau tampan juga lebih efektif
dalam mempengaruhi pendapat orang lain dan biasanya diperlakukan lebih sopan.

Salah satu alasan mengapa daya tarik fisik menjadi faktor yang penting adalah
karena daya tarik fisik ini adalah sumber informasi yang tampak dan dengan cepat mudah
didapat. Jika informasi karakteristik personal lainnya seperti intelegensia atau kebaikan
hati tidak cepat tersedia clan kurang kurang menonjol. Hal lainnya adalah kecantikan bagi
pasangan dapat meningkatkan harga diri (radiating beauty effect). Meskipun penampilan
fisik mungkin juga akan berakibat negatif artinya seseorang yang dikelilingi banyak
wanita cantik mungkin akan menjadi kurang menarik (sekalipun jika sendirian
sebenarnya dia juga cantik dan menarik) karena adanya proses pembandingan. Hal ini
disebabkan oleh contrast effect.

Meskipun daya tarik fisik kuat, banyak orang yang tidak terlalu akurat dalam
memperkirakan bagaimana orang lain menilai penampilan mereka. Laki-laki (terutama),
mempunyai perkiraan yang lebih tentang daya tank mereka bagi orang lain. Masalahnya
lebih berat pada perempuan dibandingkan laki-laki, tetapi beberapa orang baik laki-laki
maupun perempuan memberikan respons berupa kecemasan penampilan (appearance

5
anxiety). Kecemasan penampilan adalah pemahaman atau kekhawatiran mengenai apakah
penampilan fisiknya cukup menarik dan mengenai bagaimana penilaian dari orang lain.
Sebagai contoh mereka yang memiliki kecemasan penampilan akan memiliki kepedulian
yang berlebih-an mengenai bagaimana seseorang dilihat, misalnya "saya merasa sebagian
besar teman-teman saya lebih meenarik secara fisik dibandingkan saya".

d. Kebutuhan afiliasi

Kebutuhan afiliasi merupakan motif dasar untuk mencari dan mempertahankan


relasi interpersonal (baron & bryne, 2016). Para peneliti menemukan perbedaan dalam
perilaku interpersonal yang dikaitkan dengan pengukuran kebutuhan afiliasi. Murray
(1993, baron & bryne, 2016) menjelaskan mengenai variable disposisi kebutuhan afiliasi,
kebutuhan afiliasi terkait dengan kecenderungan untuk membentuk pertemanan,
bersosialiasasi, berinteraksi secara dekat dengan orang lain, bekerja sama, berkomunikasi
dengan cara yang bersahabat, dan untuk jatuh cinta. Selain kebutuhan afiliasi terdapat
kebutuhan lainnya yang juga berkaitan yaitu kebutuhan akan perhatian (need for
attention) yang mendorong beberapa individu untuk bertingkah laku agar memperoleh
penerimaan dan pujian dari orang lain. Kemudian kebutuhan akan perbandingan sosial
(need for social comparison), berakibat pada interaksi yang dimotivasi oleh keinginan
untuk memperoleh pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian.

Apa yang terjadi jika kebutuhan afiliasi tidak terpenuhi Penolakan sosial dapat
mendorong terjadinya ingatan selektif mengenai informasi yang secara sosial relevan.
Para peneliti menyimpulkan bahwa, manusia secara terprogram menjadi sensitive
terhadap informasi sosial saat kebutuhan mereka untuk diterima tidak terpenuhi.
Terkdang kejadian-kejadian eksternal membangkitkan kebutuhan afiliasi individu. pada
keadaan yang tidak umum, seperti bencana alam orang lebih mungkin untuk berafiliasi
dengan orang lain. Hal ini dipengaruhi oleh adanya perbandingan sosial karena orang-
orang ingin berinteraksi sebagai upaya mengurangi kecemasan dengan menjelaskan apa
yang terjadi dan dengan yang menjelaskan reaksi emosi mereka.

3. Apakah Cinta?

Stenberg (1988) mengatakan cinta adalah bentuk emosi manusia yang paling dalam dan
paling diharapkan. Manusia mungkin akan berbohong, menipu, mencuri dan bahkan
membunuh atas nama cinta dan lebih baik mati daripada kehilangan cinta. Cinta dapat
meliputi setiap orang dan dari berbagai tingkatan usia. Menurut Rubin (dalam Hendrick dan

6
Hendrick, 1992) cinta itu adalah suatu sikap yang diarahkan seseorang terhadap orang lain
yang dianggap istimewa, yang mempengaruhi cara berfikir, merasa dan bertingkah laku.
Menurut Libowitz (dalam Wortman, 1992) cinta adalah suatu perasaan positif yang kuat yang
kita rasakan terhadap seseorang dan merupakan perasaan positif terkuat yang pernah kita
alami. Dalam setiap tipe cinta, elemen perhatian terhadap orang yang dicintai sangatlah
penting. Tanpa adanya unsur perhatian yang murni, apa yang disebut cinta mungkin hanya
hasrat saja. Selain unsur perhatian , unsur rasa hormat juga diperlukan. Rasa hormat yang
akan membuat individu menghargai identitas dan integritas orang yang dicintai sehingga
menghindarkan dari masalah eksploitasi.

a. Jenis-jenis Cinta
Ditemukan adanya beberapa gaya cinta yaitu gaya cinta altruistik (agape) dan posesif
(mania), John Lee (dalam Taylor dkk, 2009) mengemukakan masih ada empat gaya
cinta lain yang akan ditunjukkan pada setiap individu, yaitu gaya cinta kawan baik
(stonge), main-main (ludos), pragmatic (pragma) dan romantik (eros).
1) Eros : cinta membara (passionate love)
Contoh pernyataan dalam tes yang mengindikasikan jenis cinta seseorang. Saya dan
kekasih saya saling tertarik satu sama lain segera setelah kami pertama kali bertemu.
2) Storge : cinta karib dan pertemanan (companionate love)
Contoh pernyataan dalam tes yang mengindikasikan jenis cinta seseorang. Cinta
adalah pertemanan yang mendalam, bukan merupakan emosi yang mistis dan
misterius.
3) Loduc : cinta main-main ( game-playing love)
Contoh pernyataan dalam tes yang mengindikasikan jenis cinta seseorang. Saya
kadang-kadang harus menjaga agar kedua kekasih saya agar mereka tidak mengetahui
tentang satu sama lain.
4) Mania : cinta posesif atau menuntut ( possesive love)
Contoh pernyataan dalam tes yang mengindikasikan jenis cinta seseorang. Saya tidak
dapat bersantai jika saya menyangka kekasih saya bersama dengan orang lain.
5) Pragma : cinta logika (logical love)
Contoh pernyataan dalam tes yang mengindikasikan jenis cinta seseorang. Hal terbaik
adalah mencintai seseorang yang berlatar belakang sama .
6) Agape : cinta tidak mementingka diri sendiri (selfless love)

7
Contoh pernyataan dalam tes yang mengindikasikan jenis cinta seseorang. Lebih baik
saya yang menderita dari pada dia.
b. Komponen-komponen Cinta
1. Intimacy (Keintiman)
Dimensi ini tertuju pada kedekatan perasaan antara dua orang dan kekuatan
yang mengikat mereka untuk bersama. Sebuah hubungan akan mencapai keintiman
emosional saat kedua belah pihak saling mengerti, terbuka, dan saling mendukung,
dan dapat berbicara apapun tanpa merasa takut ditolak. Mereka mampu untuk saling
memaafkan dan menerima, khususnya ketika mereka tidak sependapat atau berbuat
kesalahan.
Keintiman adalah suatu konsep yang mengacu pada perasaan kedekatan atau
perasaan keterhubungan di antara dua orang. Perasaan-perasaan itu seperti fenomena
seseorang memikirkan kesejahteraan orang lain, dan kemampuan berbbagi (sharing)
dengan orang lain, dalam keintiman orang yang melakukan interaksi sosial pada suatu
hubungan cinta menjadi saling memahami di antara kedua belah pihak dan terdapat
fenomena kehangatan afeksi di antara kedua belah pihak (Baumgardner & Clothers
dalam Hanurawan, 2012).
Stenberg (dalam Saragih, 2006) mengatakan komponen keintiman sendiri
setidaknya memuat sepuluh elemen yaitu:
 Keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan orang yang dicintai
 Mengalami kebahagiaan dengan orang yang dicintai
 Menempatkan orang yang dicintai dalam penghargaan yang tinggi
 Mampu bergantung pada orang yang dicintai ketika dibutuhkan
 Saling memahami satu sama lain
 Saling berbagi hak milik dengan orang yang dicintai
 Menerima dukungan emosi dari pasangannya
 Memberikan dukungan emosi pada orang yang dicintainya
 Berkomunikasi dengan intim terhadap pasangannya
 Menghargai orang yang dicintai

2. Passion (Gairah)
Komponen gairah dikatakan oleh Eaine Hatfield dan Wastler (dalam Saragih,
2006) sebagai keadaan kepemilikan dan bersatu dengan orang yang dicintai. Gairah

8
adalah ekspresi dari hasrat dan kebutuhan seperti harga diri, kasih sayang, dominasi,
nurturance dan kebutuhan seksual. Derajat kekuatan dari kebutuhan-kebutuhan ini
bervariasi tergantung pada jenis individunya, situasi dan jenis hubungan dari
kebutuhan yang dijalani. Gairah dalam cinta cenderung berinteraksi dengan
keintiman bahkan saling mendukung satu sama lain, bahkan kadang-kadang gairah
dapat dibangkitkan melalui keintiman. Beberapa jenis hubungan yang melibatkan
lawan jenis, komponen gairah ini akan muncul dengan cepat dan keintiman akan
mengikuti kemudian.
Beberapa jenis hubungan di dalamnya, gairah akan muncul belakangan setelah
munculnya keintiman. Ada pula jenis hubungan dimana gairah dan keintiman saling
berlawanan. Misalnya dalam hubungan prostitusi, seseorang mungkin mencari
pemenuhan akan kebutuhan gairahnya, namun hal tersebut meminimalisasi
keintiman. Kebanyakan orang menganggap gairah adalah hal-hal yang berhubungan
dengan seksual. Tetapi setiap keterbangkitan psikofisiologis dapat dikatakan sebagai
pengalaman gairah. Misalnya, individu dengan kebutuhan kasih sayang yang tinggi
mungkin akan mendapat pengalaman gairah dengan orang yang memberikan kasih
sayang tersebut.
3. Decision atau Commitment (Komitmen)

Dimensi ini adalah suatu keadaam dimana seseorang berkeputusan untuk


tetap bersama dengan seorang pasangan dalam hidupnya. Komitmen dapat
bermakna mencurahkan perhatian, melakukan sesuatu untuk menjaga suatu
hubungan tetap langgeng, melindungi hubungan tersebut dari bahaya, dan
memperbaiki bila hubungan dalam keadaan kritis. Dimensi ini adalah dimensi
dimana seseorang atau individu mulai memikirkan tentang pernikahan. Alasan
utama untuk melakukan pernikahan adalah karena adanya cinta dan komitmen yang
dibagi bersama pasangan.

Kelley (dalam Saragih, 2006) menyimpulkan bahwa cinta dan komitmen


saling tumpah tindih, tetapi individu dapat memiliki yang satu tanpa yang lainnya.
Bagi Kelley, individu yang mempunyai komitmen terhadap sesuatu diharapkan
untuk berperilaku terus menerus dan konsisten sampai tujuan yang mendasari
komitmen tersebut tercapai. Lebih jauh lagi, seperti yang dikemukakan Kelley,
sangat penting untuk memisahkan antara komitmen terhadap seseorang dengan
komitmen terhadap suatu hubungan. Dua orang yang saling berkomitmen satu sama

9
lain, yang satu mungkin akan melihat komitmen sebagai suatu kekuasaan atas
pasangannya dan terhadap hubungan, namun tidak terhadap tipe hubungannya.

Dalam hubungan yang jangka panjang, keintiman dan komitmen justru


berperan sangat besar, sedangkan gairah perannya menengah saja dan mungkin akan
menurun seiring berjalannya waktu. Ketiga komponen ini juga berbeda
keberadaannya dalam berbagai hubungan cinta. Keintiman biasanya ditempatkan di
posisi puncak dari banyak hubungan cinta, dimana jenis hubungan cinta yang
dimaksud adalah hubungan dengan orangtua, saudara, kekasih, atau teman dekat.
Gairah kelihatannya sangat terbatas keberadaannya pada jenis hubungan cinta
tertentu, khususnya yang romantis. Sementara keberadaan komitmen sangat bervariasi
pada hubungan cinta yang berbeda.

c. Cinta dan pernikahan


Penelitian psikologi positif tentang perkawinan yang berbahagia oleh Lauer dan
Lauer tahun 1985 (dalam Hanurawan, 2012), terhadap pasangan yang telah menikah 15
tahun atau lebih menunjukkan bahwa pertemanan (friendship) dan komitmen merupakan
faktor utama terjadinya perkawinan yang bahagia, dalam hal ini pertemanan yang sangat
erat dan mendalam menjadi alasan utama pasangan suami istri untuk tetap hidup dalam
ikatan perkawinan. Penelitian ini menjelaskan pasangang suami dan istri yang
berbahagia tersebut memberikan penjelasan bahwa pasangan mereka adalah teman
terbaik bagi mereka.
Pasangan perkawinan yang berbahagia memiliki pendapat bahwa komitmen yang
kuat dan berjangka waktu lama merupakan fundamen yang bagus untuk kelestarian
sebuah perkawinan. Komitmen yang kuat membantu pasangan perkawinan yang
berbahagia memecahkan masalah perkawinan mereka secara baik dan berkelanjutan
(Hanurawan, 2012). Menurut Hanurawan (2012), Selain faktor pertemanan dan faktor
komitmen, faktor humor juga memiliki kontribusi yang kuat bagi terciptanya
perkawinan yang berbahagia. Dalam kehidupan perkawinan, kenikmatan perkawinan
dapat diperoleh melalui tertawa bersama sebagai konsekuensi dari tindakan humor.
Berdasarkan pada rasional semacam ini, tidak heran banyak orang menseleksi orang lain
sebagai calon pasangan terkait dengan kualitas perasaan humor yang dimiliki oleh
seseorang.
Myers (2012) megatakan terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar
cinta tetap ada dalam perkawinan dan perkawinan tetap lestari:

10
1. Orang menikah dalam usia yang matang untuk hidup dalam hubungan suami
istri. Umumnya usia yang dianggap matang adalah di atas 20 tahun.
2. Orang yang mengalami tumbuh kembang di bawah pengasuhan orang tua yang
lengkap berarti terdapat figur ayah dan ibu dalam sebuah keluarga.
3. Hubungan yang cukup lama sebelum perkawinan. Ini berarti bahwa agar
perkawinan tetap lestari perlu adanya pengenalan yang mendalam terhadap
karakteristik masing-masing pihak yang akan membentuk sebuah keluarga.
4. Orang memiliki pendidikan yang baik, pendidikan yang baik dan seimbang dapat
membantu pasangan mengembangkan visi dan misi perkawinan. Selain itu,
pendidikan yang baik juga membantu pasangan memecahkan masalah
perkawinan secara lebih rasional.
5. Orang memiliki penghasilan mencukupi. Ini berarti faktor ekonomi perlu
diperhatikan agar perkawinan tidak memperoleh masalah ekonomi yang
signifikan. Masalah ekonomi tersebut dapat memicu terjadinya konflik
perkawinan dan pada kesempatan berikutnya dapat mengakibatkan terjadinya
perceraian.
6. Orang tinggal dalam kota kecil. Di kota kecil terdapat norma-norma yang secara
ketat mengatur kehidupan perkawinan. Norma-norma ketat ini dapat membantu
sebuah pasangan yang hidup di kota kecil untuk banyak melakukan
pertimbangan sebelum memutuskan melakukan perceraian.
7. Orang tidak hidup bersama atau hamil sebelum menikah.
8. Orang tidak memiliki komitmen religius di antara kedua belah pihak. Komitmen
religius ini membantu pasangan suami istri untuk menghormati lembaga
perkawinan.
9. Pendidikan, keyakinan, dan usia yang seimbang. Keseimbangan dalam
pendidikan, keyakinan, dan usia (laki-laki minimal lebih tua 5 tahun dari
perempuan) membantu proses komunikasi yang efektif antara suami dan istri.
4. Aapa Yang dapat menjadikan Hubungan Dekat

Dalam menjalin hubungan tentunya diperlukan hal yang bisa membuat hubungan
menjadi semakin dekat. Hal-hal yang bisa membuat hubungan menjadi semakin dekat
antara lain yaitu: kesamaan dan Rasa suka timbal balik.

11
a. Kesamaan
Bagaimanapun situasinya, kadang dibutuhkan hal yang dapat melumasi
hubungan untuk berkembang menjadi lebih erat atau menjadi hubungan percintaan.
‛Minyakpelumas‛ itu adalah kesamaan, seperti kesamaan kepribadian, minat, dsb.
 Kesamaan Opini dan Kepribadian
Berbagai hasil eksperimen telah menunjukkan bahwa bila kita
mengetahuipendapat/opini seseorang mengenai suatu isu, meskipun kita belum
pernah bertemu,semakin sama opini tsb dg opini kita (misalnya, Birne & Nelson,
1965). Bagaimana biladalam kondisi bertemu? Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa kesamaan demografis,nilai-nilai, sikap, dan kepribadian, merupakan hal
yang menentukan ketertarikan untukmengembangkan hubungan lebih lanjut,
menuju persahabatan ataupun hubunganpercintaan.
 Kesamaan Gaya Interpersonal

Kita juga cenderung tertarik dengan orang yang memiliki gaya


interpersonal danketerampilan komunikasi seperti kita. Hasil penelitian Burleson
dan Samter (1996)menunjukkan bahwa orang-orang cenderung tertarik dengan
teman sepermainan yangsama dalam berpikir mengenai orang-orang dan
bagaimana mereka menyukaipercakapan mengenai hubungan antar pribadi.
Orang yang memiliki keterampilaninterpersonal tinggi (fokus pada aspek
psikologis relasi sosial dan memandang relasisosial sebagai hal yang kompleks)
merasa cocok dengan orang yang keterampilaninterpersonalnya juga tinggi,
demikian pula orang yang memiliki keterampilaninterpersonal rendah (fokus
pada aspek instrumental/ apa yang terjadi secara aktual)merasa cocok dengan
orang yang keterampilan interpersonalnya rendah.

 Kesamaan Minat dan Pengalaman

Berbagai riset menunjukkan bahwa kita cenderung menyukai orang


yangmemiliki minat dan pengalaman yang sama. Misalnya, penelitian
Kubitscheck danHallinan (1998) mengenai pola persahabatan pada mahasiswa,
mereka cenderung lebihmemilih teman yang memiliki pengalaman dan minat
yang sama dengannya dibandingyang berbeda.

12
b. Rasa Suka Timbal Balik
Kita semua merasa senang disukai. Hal ini cukup kuat menimbulkan
ketertarikan, tanpa harus ada kesamaan. Kesukaan timbal-balik kadang terjadi karena
self-fulfilling prophecy. Hal ini ditunjukkan dalam eksperimen yang dilakukan oleh
Curtisdan Miller (1986) dengan subjek mahasiswa. Partisipan dipasangkan dengan
orang yangbelum dikenal sebelumnya, dan selanjutnya salah satu diantaranya
menerima pesankhusus: sebagian partisipan diberi pesan yang meyakinkan dirinya
bahwa mahasiswapasangannya (dalam eksperimen) menyukainya, dan sebagian
partisipan lainnya diberipesan yang meyakinkan dirinya bahwa mahasiswa
pasangannya tidak menyukainya.Ketika kemudian pasangan tersebut diberi
kesempatan untuk bertemu kembali, satusama lain saling berbicara, hasilnya seperti
yang diduga, yaitu bahwa mereka yangyakin disukai pasangannya berperilaku
dengan cara yang lebih disukai pasangannya,lebih membuka diri, lebih sedikit
ketidaksetujuan dalam mendiskusikan suatu isu, lebih hangat, dan lebih
menyenangkan dibanding dengan individu yang berpikir dirinya tidak disukai.
Akibatnya, mahasiswa yang yakin dirinya disukai menjadi jauh lebihdisukai oleh
pasangannya bila dibanding mahasiswa yang yakin dirinya tidak disukai.
5. Bagaimana Hubungan Berakhir
6. Relasi Keluarga
7. Relasi diluar Keluarga (teman dan pasangan)

13
14
Daftar Pustaka
Baron, R.A. & Byrne, D. Psikologi Sosial (R. Djuwita, Trans. 10th ed. Vol.1). 2016. Jakarta:
Erlangga.

Myers, D,G. & Twenge, J.M. Exploring social psychology (8th ed.). 2018. New York:
McGraw-Hill.

15
SOAL DAN JAWABAN
1. Suatu dimensi dimana seseorang berkeputusan untuk tetap bersama dengan seorang
pasangan dalam hidupnya. Merupakan pengertian dari komponen cinta yaitu?
A. Intimacy
B. Pssion(Girah)
C. Commitment
D. Kepercayaan
E. Keyakinan
2. Cinta adalah suatu perasaan positif yang kuat yang kita rasakan terhadap seseorang
dan merupakan perasaan positif terkuat yang pernah kita alami. Merupakan
pengertian cinta menurut?
A. Stendberg
B. Wortmen
C. Libowitz
D. Tylor
E. Hanurawan
3. Daya tarik interpersonal adalah penilaian seseorang terhadap sikap orang lain, dimana
penilaian ini dapat diekspresikan melalui suatu dimensi, dari strong liking sampai
dengan strong dislike sehingga ketertarikan ini mengacu pada sikap positif dan negatif
yang dibentuk terhadap orang lain.
A. Baron and Bryne
B. Myers
C. Branscombe
D. Tylor
E. Suwarno

16
SOAL ESAY

17
YEL-YEL

18

Anda mungkin juga menyukai