Anda di halaman 1dari 9

Pengungkapkan Perasaan Dalam Komunikasi

AMELSA HARTATI NASUTION (2105113233)


KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

DOSEN PENGAMPU:
DRS. RAJA ARLIZON, M.PD
DONAL, S.PD., M.PD
Peranan Perasaan Dalam Berkomunikasi

Johnson (1981) menggambarkan suatu model lima tahap


pengungkapan perasaan dalam komunikasi. Menurutnya,
setiap kali kita berkomunikasi dengan orang lain maka
sebenarnya paling sedikit terjadi lima macam proses, proses
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengamati (sensing) tingkah laku lawan komunikasi
2. Menafsirkan (interpreting) semua informasi yang kita
terima dari lawan komunikasi.
3. Mengalami perasaan tertentu (feeling) sebagai reaksi
spontan terhadap penafsiran atas informasi yang
diterima dari lawan komunikasi.
4. Terdorong untuk menanggapi (intending) perasaan.
5. Mengungkapkan (expressing) perasaan itu.
Akibat Yang Timbul Bila Perasaan Tidak Diungkapkan

Berikut ini adalah beberapa hal yang mungkin timbul bila perasaan-perasaan tidak
kita sadari, tidak kita terima, atau tidak kita ungkapkan secara konstruktif (Johnson,
1981) :
1. Menyangkal dan menekan perasaan dapat menciptakan aneka masalah dalam
hubungan antar pribadi.
2. Menyangkal dan menekan perasaan dapat menyulitkan kita dalam memahami
dan mengatasi masalah yang terlanjur timbul dalam hubungan antar pribadi.
3. Menyangkal perasaan dapat meningkatkan kecenderungan kita untuk melakukan
perspeksi secara selektif
4. Menekan perasaan dapat menimbulkan distorsi atau penyimpangan dalam
penilaian kita.
5. Dalam mengungkapkan perasaan yang tidak lugas-efektif sering justru tersirat
tuntutan-tuntutan tertentu.
Mengungkapkan perasaan secara verbal
Yang dimaksud secara verbal adalah dengan menggunakan kata-kata, baik yang
secara langsung mendeskripsikan perasaan yang kita alami maupun tidak. 

Cara kita mengungkapkan perasaan antara lain tergantung pada kesadaran dan penerimaan kita terhadap
perasaan-perasaan kita tersebut, serta kemampuan kita untuk mengungkapkannya secara konstruktif. Bila
tidak kita insafi atau sengaja kita tolak, perasaan-perasaan tersebut nantinya akan terungkap juga secara tidak
langsung, dalam bentuk-bentuk sebagai berikut (Johnson, 1981) :
1.        Mencap dan memberikan lebel.
2.        Memerintah.
3.        Bertanya.
4.        Menuduh.
5.        Menyindir (sarkasme).
6.        Memuji.
7.        Mencela.
8.        Memberikan sebutan.

Untuk mengungkapkan perasaan secara jelas, maka kita perlu mendeskripsikannya. Setidak-tidaknya
ada empat cara mendeskripsikan perasaan (Johnson, 1981) :
1. Mengidentifikasikan atau menyebutkan nama perasaan itu.
2. Menggunakan kiasan perasaan.
3. Menunjukkan bentuk tindakan yang ingin dilakukan terdorong oleh perasaan yang sedang dialami.
4.  Menggunakan kiasan kata-kata.
Mengungkapkan
Dalil umum dalam komunikasi antarpribadi adalah sebagai
Perasaan Orang berikut: sebelum manggapi perasaan seseorang, terlebih
dahulu kita perlu menyelidikinya untuk memastikan bahwa
Lain kita benar-benar tahu apa yang sedang dirasakannya. Inilah
yang disebut perception check atau pengujian presepsi.
Pengujian presepsi ini meliputi tiga unsur, yaitu:
1. Mendeskripsikan dugaan kita tentang perasaan yang sedang
dialami oleh lawan kominikasi kita.
2. Menanyakan kepada yang bersangkutan apakah presepsi
kita itu tepat.
3. Menahan diri dari membenarkan atau menyalahkan
perasaan-perasaan lawan komunikasi kita.
Mengungkapkan perasaan secara nonverbal

Ekspresi wajah, jeda ataun tenggang waktu dalam


berbicara, gerak tangan, jarak kontak mata, sikap tubuh,
cara berpakaian, volume suara dan intonasi, sentuhan
atau rabaan, cara mengatur kamar, dan sebagainya,
semua itu adalah perbuatan dan sekaligus merupakan
modalitas komunikasi nonverbal. Perilaku nonverbal
memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
1. Merupakan kebiasaan, maka bersifat otomatis dan
jarak kita sadari.
2. Berfungsi mengungkapkan perasaan-perasaan kita
yang sebenarnya, kendati dengan kata-kata kita
berusaha menyembunyikannya.
3. Komunikasi nonverbal merupakan sarana utama
untuk mengungkapkan emosi.
4. Memiliki makna yang berlainan pada berbagai
lingkungan budaya yang berbeda.
5. Memiliki makna yang berbeda dari orang ke orang.
Kesesuaian pesan verbal dan nonverbal

Agar dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang


lain, baik sebagai pengirim pesan maupun sebagai
penerima, kita harus memperhatikan pesan-pesan
nonverbal di samping pesan-pesan verbal. Bahkan
sebenarnya pesan-pesan nonverballah yang paling jelas
dan palilng kuat mengkomunikasikan aneka perasaan,
seperti senang atau tidak senang, panerimaan atau
penolakan, minat-perhatian, atau rasa bosan
(Supratiknya, 1985).
Referensi

Harapan, Edi., dan Syarwani Ahmad. 2019. Komunikasi Antar Pribadi: Perilaku Insani

Dalam Organisasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres


Thank you!

Anda mungkin juga menyukai