Anda di halaman 1dari 2

Kisah Perjalananku dalam Menuntut Ilmu

Namaku Nirma Yani, aku biasa dipanggil Nirma. Aku merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Aku lahir dari keluarga sederhana, tapi sangat kaya akan kasih sayang. Ayahku
bernama Jumawal dan Ibuku bernama Haeruni. Orang tuaku hanya lulusan sd, tapi bangga
memiliki mereka. Aku juga bangga meski mereka hanya lulusan sd, mereka berhasil
mendidikku menjadi anak yang pintar dan mandiri. Kata ibu saat kecil aku adalah anak yang
ceria, aktif, dan sangat suka berhitung. Bahkan sampai saat ini aku masih suka berhitung.

Dulu aku pernah masuk di TK. Dalam waktu 1 tahun aku bisa lulus TK dan menjadi salah
satu murid yang lulus dengan predikat baik, karena kelancaran membaca, daya ingat ku yang
kuat dan dengan cepat dalam menghafalkan hitungan. Setelah lulus TK aku melanjutkan
sekolahku di SD Negeri 4 Kesik.
Waktu 6 tahun di sekolah dasar tidak sebentar. Saat hari pertama masuk sekolah dasar aku
tidak ditemani oleh kedua orang tuaku, karena mereka harus bekerja. Tapi karena sudah
diajarkan sejak kecil untuk menjadi anak yang mandiri, aku tidak pernah mengeluh meski
melihat semua temanku diantarkan oleh orang tua mereka.

Saat kelas 1 sd aku masuk dalam peringkat 3 besar, tapi saat kelas 2 dan 3 sd nilai ku
turun dan aku masuk dalam peringkat 10 besar. Saat nilai ku turun ayah dan ibu selalu
memberi semangat, mereka selalu mengatakan jika aku bisa kembali menjadi peringkat 3
besar. Setelah aku naik ke kelas 4, aku kembali meraih peringkat 3 besar. Aku sangat bahagia
karena berhasil meraih peringkat 3 besar itu kembali. Hingga aku kelas 6 sd aku selalu masuk
peringkat 3 besar.

Setelah lulus sd, aku melanjutkan sekolahku di SMP Negeri 2 sikur. Saat masuk SMP aku
menyadari bahwa aku bukan lagi anak-anak yang hobinya bermain. Setelah masuk SMP, aku
mulai disibukkan oleh tugas. Saat masuk SMP aku bertekad untuk lebih giat belajar, karena
aku sadar untuk bisa menjadi anak yang pintar belajar adalah kunci utamanya. Aku mulai
penasaran dengan dunia luar, tapi ayah dan ibu selalu mengatakan bahwa dunia luar itu
berbahaya. Setelah ayah dan ibu memberi tahu bahwa dunia luar itu berbahaya aku tidak lagi
penasaran, karena aku tahu mereka tidak ingin aku mendapat melakukan hal yang salah.
Hingga lulus SMP aku tidak pernah menjamah dunia luar.

Saat masih SMP aku pernah berpikir untuk berhenti sekolah, karena aku sedih saat
melihat orang tuaku banting tulang demi aku dan adikku. Aku juga pernah berpikir untuk
tidak melanjutkan sekolahku ke jenjang SMA. Tapi aku bersyukur, karena bisa mendapatkan
beasiswa melalui KIP. Aku merasa tenang saat tahu bahwa aku tidak perlu membayar uang
SPP. Orang tuaku pun sangat senang saat tahu aku masih bisa melanjutkan sekolahku ke
jenjang SMA.
Sekarang aku sudah kelas XII dan tahun ini aku sudah berumur 17 tahun. Aku sekolah di
salah satu SMA favorit di Lombok yaitu SMA Negeri 1 Sikur. Aku bersyukur bisa masuk di
sekolah tersebut, bukan karena sekolah tersebut menjadi salah satu SMA favorit, tapi karena
sekolah tersebut memiliki jarak yang lumayan dekat dari rumahku. Di SMA aku mengambil
jurusan MIPA, alasannya karena aku suka berhitung.

Aku bangga masih bisa menuntut ilmu sampai saat ini, meski aku tidak tahu apakah aku
bisa melanjutkan pendidikanku ke jenjang perkuliahan. Siapa yang tidak ingin memiliki
pendidikan yang tinggi, tentu semua orang menginginkannya begitu juga aku. Tapi aku sadar
keadaan ekonomi keluargaku yang tidak mencukupi. Aku juga takut membuat beban kedua
orang tuaku bertambah. Semua orang bilang semua itu kewajiban mereka untuk membiayai
ku, tapi aku tidak tega melihat mereka yang selalu menyembunyikan rasa lelah dengan
senyuman.

Aku hanya berharap, jika tidak bisa melanjutkan pendidikan aku bisa mendapatkan
pekerjaan. Aku hanya ingin membahagiakan orang tuaku. Aku hanya ingin melihat senyuman
tulus diwajah mereka, bukan lagi senyuman paksa hanya untuk menutup rasa lelah.

Anda mungkin juga menyukai