Anda di halaman 1dari 5

Nama:Wahyuni

Kelas:XII IPA 4

SUSAH SENANG DIRI SENDIRI

Saya bernama Wahyuni, biasa dipanggil Uni tetapi kalau dirumah dipanggil Nuni, anak ketiga dari
empat bersaudara. Umur saya sekarang sudah 17 tahun. Saya lahir di Tanabangka, 8 Juni 2006,
dan kini bersekolah di SMA Negeri 2 gowa.

Masa kecil saya cukup menyenangkan, saya masuk ke taman kanak-kanak tahun 2011,selalu jalan
kaki setiap pagi dan siang harinya juga jalan kaki ketika pulang sekolah. Bapak adalah seorang TNI
(Tentara Nasional Indonesia),tetapi sekarang masa jabatannya sudah berakhir (pensiun).
Sedangkan mama adalah seorang ibu rumah tangga, dan juga setelah beberapa tahun menikah
dengan bapak, mama menjual kue tiap hari untuk dijual ke tetangga sampai saat ini.
Ketika pulang sekolah saya bermain didekat rumah bersama anak tetangga lainnya dan pulang
setelah menjelang sore.

Hari itu merupakan hari ulang tahunku yang ketujuh, saya sangat bahagia karna saya
merayakannya bersama kedua orang tua dan teman-teman saya. Sebelum saya merayakan ulang
tahunku sore hari di rumah, ulang tahunku bersama teman-temanku di SD.

Di sekolahan, saat itu hanya perayaan kecil-kecilan karena mama hanya membagikan bingkisan
jajan untuk semua teman-teman kelasku.
Saat itu saya sangat gembira karena semuanya menyanyikan lagu ulang tahun untuk saya. Sore
harinya, saya juga merayakan ulang tahun di rumah bersama teman-teman yang ada di rumahku.
Mama sudah menyiapkan kue ulang tahun yang sangat lucu dan saya tidak sabar untuk meniup
lilin. Kebahagiaan saya semakin bertambah ketika saya mendapatkan bingkisan kado dari teman-
teman.

Kala itu rasanya saya tidak sabar untuk segera membuka semua kado dari teman-teman saya
karena saya penasaran dengan apa isinya. Perayaan ulang tahun selesai, saya membuka semua
kado dan ternyata hadiahnya bermacam-macam.

Ada yang memberikan kado buku, tempat pensil, mobil-mobilan, boneka, dan masih banyak lagi
yang lainnya. Hari itu merupakan hari yang tak akan saya lupakan karena saya mendapatkan
banyak sekali hadiah yang sangat istimewa.

Ternyata kegembiraanku tidak sampai situ saja karena bapak memberikan hadiah yang sangat
spesial yaitu sepeda roda dua. Itu adalah kado yang saya nanti-nantikan sejak perayaan ulang
tahun sebelumnya.

Namun, bapak memberikan tantangan kepada saya agar bisa menjadi juara satu di kelas. Saya
sangat bersemangat karena saya bisa mendapatkan kado spesial yang saya impikan.
Untuk itu, saya berusaha untuk mematuhi ayah dan ibu serta arahan dari bu guru di SD supaya
saya menjadi murid teladan.

Hal itu menjadi pengalaman yang tak pernah terlupakan untuk saya. Kebahagiaan saya
merayakan hari ulang tahunku, mendapatkan kado spesial, dan bisa menjadi juara kelas seperti
tantangan yang diberikan ayah.
Bapak mengajarkan bahwa ketika saya ingin mendapatkan sesuatu maka tidak ada yang cuma-
cuma, tetapi harus ada yang saya capai untuk menebusnya.

Setelah saya lulus TK, saya melanjutkan pendidikan di sebuah SD Negeri yang letaknya cukup
dekat dari rumah. Saat saya masuk SD, saya pergi diantar bapak sedangkan saat pulang saya jalan
kaki bersama tetangga dekat rumah, tetangga yang juga menjadi sahabat saya hingga saat ini.
Bersama Sahabat saya yang bernama Anti, saya juga duduk satu meja dengannya, mulai kelas 1
hingga kelas 6 SD. Sayangnya, setelah lulus SD, saya dan Sari harus berpisah sekolah.

Saya melanjutkan pendidikan, di SMP Negeri 1 Bajeng sedangkan Anti melanjutkan


pendidikannya ke SMP Negeri 2 Bajeng Barat. Di SMP, saya mendapatkan banyak teman baru dan
tentunya kenangan-kenangan bersama teman-teman itu tidak mudah untuk terlupakan.

Kenangan diantaranya ketika saya mengumpulkan buku dikantor saya bertanyak dengan salah
satu guru “Ibu dimana mejanya ibu sensus” salahnya saya salah panggil nama guru yang ternyata
namanya ibu Rahmawati, Saya sering mendengar kaka kelas sayang menyebut nama ibu
Rahmawati itu dengan sebutan ibu Sensus,ibu rahmawati mengajar pelajaran IPS makanya siswa
sering menyebutnya dengan sebutan ibu sensus.
Saya masuk organisasi OSIS saat beberapa bulan sekolah.

Saat kelas 7 saya punya sahabat 3 orang perempuan semua yang bernama Isra,Ayu,dan Dila,kita
sering main bersama diluar sekolah maupun disekolah, sebulan lamanya kita bersama kita
bertambah jadi 9 orang yaitu Syahrul, Takdir, Abi,dan Madinah. kita sering bersama sering acara
dan sering keluar bersama-sama,tetapi seiring berjalannya waktu,jamannya masih kekanakan jadi
kita sering marahan tapi tidak sampe musuhan,tetapi tidak lama kita baikan lagi dan kembali
bersama. Berjalannya waktu kebersamaan kita awet sampai tamat sekolah SMP.

Ketika saya naik kelas 8 saya diangkat jadi pengurus OSIS yang saya idamkan pada saat pertama
masuk sekolah, saya mencalonkan jadi ketua OSIS dan ternyata bukan rezeki saya, saat itu
sahabat saya yang naik jadi ketua OSIS, dan saya diamanahkan menjabat sebagai bendahara
umum.

Beberapa bulan saya amanah saat itu juga saya dapat masalah yang tidak pernah terlupakan.
Pada saat itu jabatanku yang dulu jadi bendahara umum kini turun menjadi koordinator sekbid,
yang dimana mengawasi setiap sekbid tentang program kerja.

Saya pernah masuk OSN (Olimpiade Sains Nasional) dapat banyak teman dari luar sekolah.
Sangat seru ketika masuk OSN karna salah satu dari peserta OSN jadi sahabat saya, kita bersaing
dengan sehat dan sambil menjalinya dengan senang hati.

Pada saat itu kita ujian terakhir OSN dimana bukan rezeki saya jadi juara tapi saya bangga karna
sahabat saya mendapat juara, itulah menjadi perpisahan kita di OSN ini, walaupun tidak dapat
juara tapi banyak pelajaran yang bisa saya dapat tanpa biaya sedikit pun dan dapat banyak teman
yang baik hati.

Saya naik kelas 9 dimana masa-masa hampir lulus,saya tetap menjalani amanah saya sebagai
koordinator sekbid, setiap rapat ataupun ada acara kegiatan disekolah saya selalu menjadi
moderatornya.

Sejak itu juga saya belajar daring karna adanya penyakit yang semakin melebar luas yaitu Covid-
19, jujur saya malas dengan keadaan ini karena hari belajar daring, sehingga pembelajaranku
terhambat,ketika pagi saya selalu malas karena internet dan Hp tidak cukup bersahabat dan juga
saya tidak paham materi karna daring.

Angkatanku disebut dengan angkatan Covid-19.

Saat perpisahan OSIS di salah satu permandian menjadi saksi bahwa kita telah melepaskan
amanah yang pernah kita jalani selama kurang lebih 2 tahun lamanya. Kami bersenang-senang
bersama.

Sejak saat itu saya melanjutkan sekolah SMA di SMA Negeri 2 Gowa,dimasa ini atau dimasa
sekarang ini sangat menyenangkan dan penuh kesan.

Mendaftar dengan keadaan yang sangat membahayakan karena penyakit Covid-19 semakin luas
dan merajalela. Sehingga saya harus mendaftar dengan daring. Sahabat saya saat SMP bersama
dengan saya pada saat pendaftaran daring. Kita sama-sama mendaftar tetapi kita terpisahkan
oleh sekolah karena banyak yang tidak lulus disekolah yang kita daftari bersama-sama, tetapi
kebersamaan masih melekat dan masih awet, tetapi ada satu orang yang egois sehingga dia tidak
bersama kita lagi. Saya mendaftar dua sekolah yaitu di SMA Negeri 19 Gowa yang tidak jauh dari
rumahku dan juga disekolah ku saat ini SMA Negeri 2 Gowa. Saya lulus didua sekolah tersebut
tetapi saya melanjutkan ke sekolah SMA Negeri 2 Gowa.

Semester pertama kelas 10 masih daring,tetapi sering diberi tugas kelompok sehingga saya bisa
ketemu teman-teman walau hanya sedikit dan hanya sebentar. Ada satu teman saya yang saya
kira orangnya polos dan pendiam tetapi seiringnya waktu ternyata temanku adalah teman yang
sangat asik diajak ngobrol dan frendly kepada semua orang, dia sangat baik namanya itu adalah
Afifah.

Sahabat saya yang bernama Isra pernah musuhan dengan saya gara-gara masalah yang mungkin
cuman hal sepele cuman kita berdua punya ego masing-masing. Tapi lama kelamaan hati kita
berdua luluh sehingga kita baikan dan kembali bersama,tetapi tidak seperti dulu sifatnya yang
asik dan menyenangkan. Berjalannya waktu Isra semakin asik dan kembali seperti dulu.
Semester 2 kemudian akhirnya kita kembali ke sekolah seperti awal tetapi kita cuman sampai
dengan jam 12,setelah itu kita kembali daring karena Covid semakin menyebar luas. Seiring
berjalannya waktu saya menjalani semuanya dengan penuh sabar karna tidak sabar lagi mau
sekolah seperti biasanya.

Pada saat naik kelas 11 sekolah mulai membaik semua berjalan seperti biasanya seperti awal
tahun- tahun sebelumnya yang sekolah full day atau sekolah sampai sore, semester 1 saya lewati
dengan penuh gembira saling kenalan satu sama lain dengan teman-teman,dan ternyata
sebagian teman kelas saya itu adalah teman saya saat SMP atau pun SD, semua guru baik dan
menyenangkan. Hari-hari saya lewati dengan penuh kegembiraan.

Semester 2 mulai agak lain karena teman kelas cewe saya ada yang mulai saling pisah dan teman
saya atau yang sering saya temani tiap hari ada 4 orang yaitu Arin, Nayla, Lisa, dan Halini. Kita
sering bersama tidak mencelah dan tidak memandang apapun termasuk kekurangan masing-
masing, kita tulus berteman.

Hari-hari saya lalui dengan bersekolah, saya tidak merasakan sakit yang menjanggal pada tubuh
saya sedikit pun, tetapi pada suatu hari saya bersih-bersih badan saya memegang semua tubuh
saya sambil membersihkan tetapi pada saat saya memegang payudaraku, saya merasa agak lain
karena di sebelah kiri saya rasa ada benjolan yang kecil tetapi itu tidak sakit.

Dua hari kemudian saya memberitahu mama tentang benjolan tersebut yang tidak merasa sakit
sedikitpun,mama saya menyarankan agar segera periksa kedokter karna takutnya berbahaya.
selang beberapa hari,akhirnya saya memutuskan untuk mengambil surat rujukan di puskesmas
untuk ke rumah sakit.

Saat dipuskesmas saya telah diberikan surat rujukan untuk kerumah sakit umum yang ternyata
surat rujukannya di RS Thalia Irham Panciro. Setelah itu saya menunggu hari senin untuk ke RS
Thalia Irham untuk periksa dan diberi tindakan selanjutnya. Harinya telah tiba ketika sedang
berada di RS saya dan mama begitu lama menunggu karena adanya pasien dan ternyata
dokternya itu datangnya jam 4 sore sedangkan kita datangnya jam 3 makanya kita menunggu
begitu lama sampai bosan menunggu.Setelah masuk diruang dokter saya disuruh untuk Operasi
mengeluarkan benjolan yang ada di payudara tersebut. Saya disuruh menunggu selama beberapa
hari karena kamar diRS penuh.

Menjelang beberapa akhirnya panggilan dari RS pun masuk saya segera menuju ke Rumah Sakit
bersama mama. Saya menunggu untuk di Labolatorium cek darah bersama orang yang ingin
dioperasi untuk mengeluarkan kutil di kepalanya. Setelah itu saya menunggu lagi dengan mama
untuk mengetahui hasil cek darah tadi, setelah beberapa menit lamanya akhirnya hasilnya pun
keluar dan alhamdulillah semua baik setelah itu saya diarahkan kekamar untuk istirahat.
Mama pulang dan digantikan dengan keluarga yaitu sepupu untuk jaga saya dirumah sakit. Saat
malam sekitar jam 12 saya diinfus dan disuruh puasa jam 2 malam sampai selesai operasi. Jujur
perasaan saya saat itu tidak deg-degan ataupun takut,karena mama saya berpesan agar semua
dibawa santai dan tenang.

Pagi pun tiba suster sudah memanggil untuk menuju keruang operasi, saat itu perasaan saya
sedikit takut tapi saya tetap istigfar dan membaca ayat suci agar ditenangkan dan dilancarkan
operasinya.

Saatnya nama saya dipanggil untuk masuk keruang operasi perasaan mulai takut dan deg-degan
tetapi tetap berfikir positif dan berdoa. Ketika saya sedang berbaring dan melihat lampu operasi
yang sangat besar membuat perasaan saya semakin takut. Dokter memberikan bius ke cairan
infusku dan berkata “Kalo pusing langsung tutup mata”. Saya hanya bisa berdoa dan berfikir
positif semoga semuanya lancar. Ketika bius telah bekerja saya tidak merasakan sakit sedikit pun
tetapi saya mendengar dokter bernyanyi dan bercanda, setelah itu saya tidak tahu lagi apa yang
terjadi. Kata mama tidak lama setelah operasi saya pun sadar dan merasakan sakit yang begitu
sakit, mungkin karena biusnya sudah tidak berfungsi makanya rasa sakitnya sangat luar biasa.
Mama selalu disampingku menemani dan mengelus-elus kepala saya. Saya minta dikipasin sama
mama karena badan saya merasa panas padahal AC menyala dan suasananya dingin. Kepala saya
pusing dan penglihatan saya buram mungkin efek dari bius, tidak lama dari itu akhirnya saya pun
sudah enakan dan bisa makan, mama selalu disamping menemani.

Setiap disuntik antibiotik rasanya perih tapi yang dioperasi terasa enak dan tidak sakit. Setiap hari
disuntik antibiotik 3 kali dalam sehari.

Hari esoknya tetangga dan teman mama mulai berdatangan kerumah sakit untuk menjengukku,
semuanya menanyakan mabarki bagaimana dan operasinya lancar atau tidak.

Hari demi hari saya lewati dirumah sakit akhirnya saya bisa pulang karena dokter sudah melihat
perkembangan dan luka yang habis di operasi. Lukanya mulai kering makanya bisa pulang. Mama
sedang membersihkan semua pakaian untuk dibawa pulang.

Dirumah sakit saya mendapat banyak pelajaran dan banyak mengetahui tentang sakit, dirumah
sakit dokter dan suster sangat ramah dan baik makanya saya betah waktu dirumah sakit. Bertemu
dengan dokter yang memberi saya dengan panggilan “Broo” dia sangat tampan dan sangat baik
hati tidak memandang apapun.

Beberapa kali kontrol akhirnya saya mengetahui jenis benjolan yang dikeluarkan saat itu.
Namanya adalah Tumor Mammae Sinistra yaitu pertumbuhan baru jaringan yang multiplikasi
selnya tidak terkontrol dan progresif pada payudara sebelah kiri,jenis tumor jinak (non-kanker).

Saya belajar pentingnya menjaga kesehatan dan menjaga makan,sejak saat itu saya mulai
menjaga kesehatan dengan sebaik-baiknya dan tidak menyelepekan nasihat dari orang tua.
Terima kasih juga untuk mama yang selalu mendampingi kapanpun dan dimana pun semoga
sehat selalu dan I Love You mama.

Anda mungkin juga menyukai