Anda di halaman 1dari 3

KENANGAN

Pengarang: Hafizuddin Rafie

Sejak aku lahir pada 17 Januari 2006 di Yogyakarta sebagai anak ke-dua dari tiga
bersaudara, aku merasakan pengalaman hidup yang penuh peristiwa dan kenangan.
Aku dibesarkan di kota Sleman, di mana aku menghabiskan sebagian kecil masa
kecilku. Saat masih berusia 3 tahun, kami sekeluarga pindah ke suatu tempat di
Sumatera tepatnya di Muara Bulian, Batanghari, Jambi. Disini aku banyak sekali
mendapatkan kenangan kenangan yang sangat aku rindukan saat ini.
Ibuku merupakan seorang ibu rumah tangga yang selalu berada dirumah
menemaniku. Dan ayahku merupakan seorang dokter spesialis yang merupakan gelar
yang sangat sulit didapat olehnya. Sejak dari kecil aku selalu di tinggal oleh ayahku
karena beliau ingin melanjutkan sekolahnya sebagai dokter spesialis. Pada tahun 2010
aku memulai pendidikan pertama di Taman kanak Radini, Komplek Air Panas,
Muarabulian, disana aku bertemu dan bermain bersama teman baru, lingkungan baru,
semuanya baru bagiku. Guru guru disana banyak mengajarkanku apa itu kehidupan,
apa itu arti pertemanan dan persahabatan kepadaku. Mulailah saat itu aku mengerti
apa yang dimaksud oleh guruku, karena ia tau aku merupakan siswa yang baru sekali
pindah daerah. Setelah dua tahunku habis di TK ini, kemudian aku melanjutkan
pendidikan sekolah dasar di SDN 13 Muara bulian. Disinilah kisah kisahku banyak
terjadi, dimanaku bertemu banyak sekali teman teman dan sahabat. Dipagi hari yang
cerah, saat itu aku diantar pertama kali oleh ayahku ke SD untuk belajar, aku bertemu
dengan orang sepantaranku bernama Geovan, Farel dan Bintang dikelasku. Sangat
memalukan bagiku karena saat kelas 1 SD, aku mendapatkan peringkat 28 dari 29
siswa. Aku merasa malu, merasa kecewa pada ibuku yang selalu lelah mengajariku
setiap malam agar dapat mendapatkan peringkat yang bagus namun, apadaya pada
saat itu aku selalu malas dalam mengerjakan pr, mengerjakan tugas dan saat ujian pun
aku tidak pernah belajar. Setahun sudah berlalu, aku naik ke kelas 2 SD, semangat
belajarku terpacu karena faktor lingkungan yang mana saat itu sahabatku Geovan,
Farel dan Bintang merupakan siswa yang sangat pintar, selalu mendapatkan peringkat
5 besar. Inilah yang membuat semangat belajarku berapi api, dan benar saja saat kelas
3 SD aku mendapatkan peringkat 3 tepat dibawah Geovan dan Farel, aku sangat
bangga dapat merubah diri dari yang asalnya malas-malasan menjadi siswa yang rajin,
yang belajar saat hendak ujian, sangat berkesan bagiku. Masih sama saja, dikelas 4, 5,
6 aku mendapakan peringkat 3 dan masih sama juga tepat dibawah sahabatku itu.
Setelah habis 6 tahunku di SD ini, kemudian aku melanjutkan ke SMPN 3
Batanghari. Disinilah aku memulai lingkungan pertemanan baru, aku dapat kelas 7.4
dan disana aku bertemu dengan sahabatku “Bintang” dia adalah teman seperjuanganku
dari SD. Di kelas ini aku juga bertemu teman baru bernama Alberto, Indah, Yaya dan
lainnya. Saat hari pertama belajar, aku ingat sekali saat itu kelasku belajar pelajaran
bahasa indonesia, dengan guru yang mengajar bernama Ibu Nurmisra yang sangat baik
dan selalu ikhlas dalam mengajar. Beliau setiap kali mengajar selalu melemparkan
pertanyaan kepada kami sekelas, dan bersyukurnya aku selalu terpilih dan selalu benar
menjawab pertanyaan beliau dan beliau memujiku setelah aku jawab dengan benar,
pujian ibu guru membuat diriku melayang-layang diudara. Tetapi, sedihnya ada
seorang siswi yang bagiku juga pintar dikelas itu yang bernama Kurnia Aldefira biasa
dipanggil Nia, ia selalu telat menjawab pertanyaan Ibu Nurmisra dibandingkan
denganku. Jadi, aku pun merasa kasihan dengannya sehingga setiap ada tugas ataupun
latihan dari guru aku selalu memberi tahu jawabannya kepada ia. Naik ke kelas 8, aku
pun duduk tepat dibelakang kursi Nia. Aku merasa sangat senang duduk dekat dengan
Nia, mungkin saat itu aku jatuh hati kepadanya, namun tidak berani mengungkapkan
apa yang aku pendam, jadi aku simpan saja rasa ini. Hari demi hari, perasaan ku
kepada Nia bertambah dan sama saja aku tidak berani mengungkapkannya, aku lebih
memilih diam dan biarlah hati yang berbicara. Namun sangat disayangkan, baru
sebentar merasa senang karena duduk dekat dengan Nia, pada tahun 2020 Indonesia
mengalami Lockdown yang mengharuskan seluruh siswa belajar secara daring atau
belajar dari rumah. “Sudah lah jarang berkomunikasi, dipisahkan oleh jarak karena
daring pula.” Ucapku dalam hati saat pengumuman Covid-19 tiba di Indonesia. Dan
benar saja, aku tidak pernah berkomunikasi dengannya selama pembelajaran daring,
sekalinya berkomunikasi hanya sekedar menanyakan tugas. Setahun setengah sudah
daring aku lewati akhirnya aku pun lulus dari SMPN 3 dan Alhamdulillah aku masuk
5 besar lulusan terbaik, sama dengan Nia yang berada pada peringkat 8 lulusan
terbaik.
Kemudian, aku melanjutkan sekolah ke SMAN 1 Batanghari dimana aku mulai
mengambil pelajaran yang lebih mendalam yaitu IPA, karena tujuanku adalah menjadi
dokter spesialis seperti ayahku. Akupun mendapatkan kelas IPA 1, disini aku
mendapat lingkungan pertemanan baru, aku bertemu teman bernama Agus, Mur,
Bintang, Juang dan lainnya. Ditahun pertama pembelajaran masih dilaksanakan secara
daring dari rumah, setelah lama menggeluti dunia per daringan akhirnya aku naik ke
kelas 11 dan Alhamdulillah sudah secara tatap muka. Tapi aku akan menjelaskan
kenapa cerita ini kuberi judul kenangan, karena pada saat ini lah aku merasakan hal
yang baru seperti, teman baru, guru baru dan semuanya baru. Akan tetapi, tetap saja
rasaku masih dengan yang lama yaitu, ketika aku memendam rasa kepada Nia, sayang
sekali aku tidak sekelas dengannya. Aku disini dikelas IPA 1 dan ia disana dikelas
IPA 5, aku pun mulai menceritakan rasa yang kupendam selama ini kepada Indah dan
Yaya kedua temanku. Dan sangat mengejutkannya, Nia tahu berita tersebut dari Indah
karena Indah merupakan sahabat Nia dari SMP, aku pun merasa ketakutan dan panik
ketika dia tahu berita aku jatuh hati padanya. Setelah beberapa hari, akhirnya dia
mengirimiku pesan melalui whatsapp dan menanyakan tugas padaku, aku pun merasa
lega karena aku sebelumnya beranggapan bahwa dia akan menjauhiku. Aku dan Nia
pun melanjutkan percakapan melalui whatsapp sejak saat itu hingga saat ini berada
dikelas 12 SMA. Kalau dihitung, aku sudah jatuh hati kepadanya selama 5 tahun 3
bulan, bukan tidak lama menunggu seseorang selama ini. Mungkin inilah alasan
mengapa judul cerita ini “Kenangan” karena akan aku ingat selalu dimasa mendatang
ketika kita semua sudah berpisah dan fokus pada kehidupan masing-masing.
Ini adalah masa masa hidupku yang mungkin penuh warna, emosi, dan
pengalaman bahwa jangan pernah takut untuk mengungkapkan rasa cintamu kepada
seseorang, dan juga jangan pernah mengeluh untuk selalu belajar menjadi yang
terbaik. Teruslah berusaha hingga apa yang kita inginkan dapat kita gapai dan nikmati.

Anda mungkin juga menyukai