Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hana Alifatunnisa

Npm : 120100103

Kelas : Ilmu Komunikasi D

Membuat cerpen dengan menggunakan Teori Komunikasi Disonansi Kognitif, teori disonansi
kognitif merupakan suatu komunikasi yang berhubungan dengan perasaan
ketidaknyamanankarena sikap, pemikiran, dan perilaku yang tidak baik atau tidak sesuai.

SAHABAT

Sahabat bagiku ia yang bisa mendengar kan menerima kurang dan lebih nya kita, sahabat
sangat berperan penting dalam hidupku karena adanya mereka aku jadi harus bisa memahami
menghargai perbedaan-perbedaan entah itu dari pikiran, pendapat dan lainnya. Sering kali
pikiran kita tidak selaras dengan mereka tapi kita harus bisa mengerti dengan adanya perbedaan
bahwa setiap manusia berbeda.

Aku mempunyai sahabat lumayan banyak ada yang dari kecil sudah main bareng dan ada
yang kutemui saat Sekolah Menengah Pertama, bahkan yang dulu main dari kecil sampai
sekarang kita masih bersama. Sahabatku yang dari kecil bernama Nurhasanah, Hilmi dan Irma,
mereka masih satu keluarga dan yang ku temui di SMP adalah Silsi, aku dekat dengan silsi mulai
dari kelas 9 karena kita satu kelas dan satu meja dari situ kita mulai dekat dan sampai
sekarangpun masi saling sapa.

Aku dan Nurhasanah sudah bersama mulai dari kita kecil bahkan bisa dibilang sudah
bersama dari bayi karena rumah ku dan Nur hanya terhalang 1 rumah dan kita pun satu keluarga,
aku dan nur hanya selisih 7 bulan nur dilahirkan duluan pada bulan Desember dan aku pada
bulan Juli, tapi diantara 3 sahabatku yang dari kecil aku yang dilahirkan terakhir dan yang lebih
menariknya lagi aku yang dilahirkan paling terakhir justru badannya tinggi besar, Irma berbadan
tinggi ramping, Hilmi berbadan ramping, tak pendek tak tinggi, dan yang dilahirkan pertama
justru yang paling kecil diantara kita bertiga, nur beebadan ramping dan agak sedikit pendek
hehe.

Diantara 3 sahabat ku yang dari kecil aku mungkin lebih dekat dengan nur, eits tapi ada
alasannya Lo aku tidak dekat dengan Hilmi dan Irma, aku ceritakan mulai dari Hilmi.

Aku dan Hilmi sudah bersama saat kecil tepatnya saat kita bersekolah di TK, TK kita
lumayan jauh dari rumah dan harus ditempuh dengan motor atau angkutan umum. Kita berangkat
sekolah diantar oleh ayah Hilmi yang kebetulan tempat ayah nya mengajar melewati sekolah
kami, sebelum berangkat ibu kami selalu menyiapkan bekal untuk kami makan nanti disekolah.
Ada beberapa kejadian yang tidak akan pernahdilupakan waktu kami TK salah satu nya adalah
waktu kami sampai disekolah dan hendak membuka bekal yang kita mawa dari rumah dan tiba-
tiba atap kelas kami roboh, ternyata atap roboh disebabkan terlalu banyaknya pup kelelawar,
akhirnya kita tidak jadi makan karena sudah kotor, aku dan Hilmi pun diarahkan untuk membeli
nasi uduk oleh Bu guru, setelah kejadian itupun kami dipulangkan. Karena pulang nya cepet dan
ayah Hilmi pun tidak tau bahwa kami pulang cepat, akhirnya kami menunggu didepan gerbang
sekolah berharap ayah Hilmi segera menjemput kami. Tak lama Bu guru pun menghampiri kami
yang sedang menunggu dengan muka gelisah,

Bu guru bertanya pada kami

"Kalian sedang apa?"

Dengan muka khawatir kami menjawab

"Sedang menunggu jemputan ayah"

Bu guru pun mulai khawatir dengan kita yang sedang menunggu jemputan karena
mungkin ia tahu kalau ayah Hilmi tidak mungkin menjemput pada jam segini karena masih sibuk
mengajar. Bu guru pun menemani kita berdua dan ikut duduk bersama. Ia mengajak kami
ngobrol supaya tidak merasa khawatir lagi, lagi asik ngobrol Bu guru melihat ada angkutan
umum yang mendekat, Bu guru pun menyetorkan angkutan umum tersebut dan bilang

"Pak ini mau nitip anak-anak, tolong antar Samapi rumahnya" sambil menjelaskan alamat
rumah kami kepada pak sopir.

Lalu buguru bertanya kepada kami

"Apakah Kalina mau naik Angkutan umum? Sebaiknya kalian pulang nak kasian kalo
menunggu disini, ibu juga sudah bilang kedapa pak sopir nya untuk mengantar kan kalian ke
rumah"

Kami hanya diam dan tatap-tatapan sambil menahan nangis, karena dipikiran kami
sebagai anak yang masih kecil kami takut nanti diculik kalo hanya berdua.

Tapi akhirnya kami pun mau setelah dibujuk dan diyakinkan oleh Bu guru bahwa tidak
apa-apa dan memberi tahu kami bahwa pak sopirnya baik.

Kamipun naik, diperjalanan kita hanya diam dan berpegangan tangan sambil berpikir
macam-macam, berpikir kami akan diculik dan di sekap seperti di film-film.

Aku dan Hilmi saat itu belum tahu alamat rumah kami dimana tapi kita tau rumah seperti
apa.
Kita pun mulai menyadari bahwa rumah kita sudah dekat, aku dan Hilmi bersiap-siap
untuk teriak selagi nanti sampai depan rumah. Lalu sesampainya depan rumahku kami berteriak
sekencang-kencangnya

"Pakkkkkkkkkkkkk berhentiiiiiii"

Suara itu sampai terdengar ke rumah nenek Hilmi yang menang tak jauh dari rumah ku
tapi rumahnya masuk gang, membayangkannya saja sekarang tidak masuk akal bagaimana kita
bisa berteriak sekencang itu sampai terdengar ke rumah nenek Hilmi hehe. Kita berteriak karena
dalam pikiran kita hanya ada hal-hal buruk, kita berteriak jaga-jaga supaya kali kita diculik orang
tau kita mengenali suara kita dan mengejar kita yang diculik.

Itulah hal tidak dapat aku lupakan bersama Hilmi, sebenarnya masih banyak hal-hal seru
pada saat kita masi kecil tapi itu adalah salah satunya.

Aku dan Hilmi pun masuk Sekolah Dasar dan mengenal teman-teman yang lain, Hilmi
adalah anak yang berprestasi ia selalu mendapat juara satu dikelas, dan aku hanya siswi biasa.
Sampai akhirnya Hilmi pun melanjutkan sekolah SMP dan SMA di pondok pesantren yang ada
di Jawa tengah, dengan alasan itu mungkin aku dan Hilmi sekarang kurang dekat. Tapi Hilmi
sesekali pulang dan menyempatkan waktu untuk bertemu kami, padahal kami tau dia sibuk tapi
makasih ya hehe.

Sekarang giliran ku ceritakan sahabat dari kecil ku juga yaitu Irma, Irma waktu kecil
adalah anak yang pemalu bisa dibilang cengeng juga hehe, seperti contohnya kita sudah
memakai sepatu duluan dan dia belum lalu kita melangkah satu langkah dia bisa marah dan
nangis, aku juga pernah dengar cerita dari nur Irma tidak mau sekolah karena kaos kakinya tidak
ada sebelah hehe. Sifat pemalu Irma pun mulai hilang semenjak dia mempunyai adik, karena
mungkin sifat ke kakaan muncul secara alami dan yang jelas merubah status dia yang tadinya
anak bontot menjadi seorang Kaka. Aku dan Irma tidak dekat mungkin karena sifat kita yang
berbeda, aku ekstrovert sedangkan irma introvert.

Perbedaan

Perbedaan memang harus dihadapi oleh setiap orang, aku dan nur pun sangat perbedaan,
ntah itu dari sifat maupun kebiasaan, aku adalah anak pertama dari 2 bersaudara sedang kan nur
adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Mungkin sebagian kecil Perbedaan itu muncul akibat
hal tersebut, aku sebagai anak pertama mungkin sifat pemberani nya lebih besar dibanding
dengan nur yang anak terakhir, aku yang kemana-mana bisa sendiri dan lebih berani sedangkan
nur harus selalu ditemani bila ingin kemana-mana. Adakalanya aku juga merasa malas bila nur
meminta antar pergi, tapi aku selalu selalu kasihan melihatnya kalo ia pergi sendiri, dengan hati
agak terpaksa aku tetap mengantar nya pergi. Kadang itu yang membuat pikiranku tidak selaras
dengan perilakuku.
Pada saat kita menginjak bangku sekolah Menengah Atas kita beda sekolah aku sendiri
sedangkan nur dan Irma satu sekolah, bahkan ia satu kelas, tapi walau mereka satu kelas mereka
tidak semeja, saat ku tanya alasannya karena mereka bosan kalo harus semeja,

" dari kecil bareng dan bahkan berangkat dan pulang sekolahpun bareng masa ia harus
semeja lagi" ujar mereka sambil tertawa

Saat SMA nur mengikuti organisasi disekolah nya yang menjadikan ia sibuk dan banyak
kegiatan. Aku ingat sekali saat nur hendak mengikuti kegiatan organisasi yang mengharuskan
berangkat pagi sekali sekitar jam4 pagi. Nur pun bercerita bahwa ia akan mengikuti kegiatan
tersebut dan meminta antar kepadaku untuk mengantarkannya nanti, aku sudah menyarankan nur
untuk mengojek saja karena memang aku takut terjadi apa-apa dijalan saat nanti pulang sendiri,
tapi nur tetap keukeuh ingin diantar kan oleh ku, seperti biasa akupun mengiyakan permintaan
nya setelah dibujuk, waktunya pun tiba dan aku mengantarkan nur dan pulang sendiri dengan
rasa takut, karena dijalan sama sekali tidak ada pengguna kendaraan lain, akupun pun bergegas
mengendarai kendaraan tersebut dengan cepat agar cepat sampai rumah. Tak jarang juga nur
meminta aku menjemput nya sehabis pulang sekolah karena memang ia selalu pulang sekitar
jam4 atau jam5 sore yang kebetulan jam segitu aku sudah pulang dan ada dirumah.

Sifat kekanak-kanakan nur mungkin terjadi karena salah satu faktor nya ia anak terakhir
dan yang aku lihat sifatnya memang kurang mementingkan orang lain atau punya sifat
bodoamatan yang berlebih. Aku juga kadang-kadang ingin berpergian dengan adanya teman tak
jarang juga aku pun meminta antaran kepada nur yang memang aku ingin ada teman bukan
karena tidak bisa pergi sendiri.

Ada satu kejadian yang mungkin tidak akan pernah aku lupa yaitu saat aku meminta antar
karena ada urusan dikampus, pada saat itu aku berencana kesana menggunakan kendaraan motor
yang sebelumnya belum pernah aku lakukan karena sebelumnya aku memakai angkutan umum
untuk pergi kekampus, saat itu pertama kali aku berencana memakai motor kekampus dan
jaraknya pun memang lumayan jauh, membutuhkan waktu sekitar 2jam dari rumahku untuk
sampai kekampus.

Aku pun segera kerumah nur dengan rencana ingin meminta antar kekampus

Akupun sampai dirumah nur dan membuka pintu lalu pergi ke kamarnya dan segera
kusampaikan niat ku

Dengan nada rendah aku berkata

"Nur nanti besok antar aku kekampus ya, ada urusan, mau gak?"

Nur pun dengan muka malas berkata

"Gak bisa, aku malas, cape kalo perjalanan jauh"


Setelah mendengar perkataan itu aku langsung terdiam dan beranjak pergi dari kamar lalu
diperjalanan aku mengingat bagaimana saat ia meminta pertolongan kepadaku yang memang
tidak pernah aku tolak dan selalu aku iyakan, ia tega bicara seperti itu.

Akupun sampai rumah dan air mata langsung jatuh, aku menangis beberapa hari setelah
kejadian itu, bahkan saat aku dalam perjalanan kekampus aku menangis sepanjang jalan.
Beberapa Minggu pun aku masih kesal dengan kejadian itu.

Semenjak kejadian itu sifat tidakenakan akupun menjadi tambah besar, semenjak
kejadian itu aku takut sekali untuk meminta tolong kepada orang lain, yang tadinya aku hanya
tidak enakan untuk menolak permohonan orang lain sekarang bertambah jadi aku juga takut
meminta pertolongan kedapa orang lain. Padahal teman-temanku tidak sungkan meminta
pertolongan kepadaku karena mereka tau aku pasti bakal menolong mereka, tapi aku tidak
pernah mau merepotkan mereka sekalipun sah sah saja aku minta pertolongan mereka toh
mereka juga sering meminta pertolongan kepada kita.

Ada satu kejadian saat salah satu temanku meminta tolong untuk diantar ke ATM pada
malam hari sebut saja teman ku Isah

Pada malam itu isah meneleponku untuk mengantarnya ke ATM aku pun mengiyakan
ajakannya, tak lama ia sampai ke rumahku lalu kita pergi ke ATM. Di perjalanan menuju ATM
kita ngobrol dan bercanda seperti biasanya dan pada saat perjalanan pulang

Isah berkata dengan nada sedih

"Tadinya si aku mau minta antar ke Wati tapi dia tidak bisa karena sudah malam"

Akupun terdiam setelah mendengar kata-kata itu.

Sampai dirumah aku masih diam dan berusaha supaya pikiranku tidak kemana-mana, tapi
aku tidak bisa menahan air mata yang sudah bergenang, aku nangis selama beberapa jam, merasa
aku hanya dijadikan pilihan kedua.

Memang, aku rapuh dalam urusan pertemanan atau persahabatan, ntah itu mungkin hanya
perasaan ku saja yang berlebihan, akupun tak tahu. Tapi memang aku perasa sekali kalo
menyakiti teman atau sahabat.

Mungkin mempunyai sifat ketidakenakan yang berlebih juga tidak baik, tetapi itu semua
terbentuk dengan adanya pemikiran yang berbeda yang menimbulkan salah satu pihak merasa
tidak nyaman dan pada akhirnya mungkin bisa menggangu mental seseorang. Ada baiknya kita
juga perlu menerapkan sedikit rasa acuh agar orang lain tidak bisa memperlakukan kita
seenaknya.
Sekarang aku sedang belajar untuk bisa menolak permintaan orang lain kalo memang aku
tidak nyaman. Bukan berarti aku menghilangkan rasa simpati atau peduli, aku hanya ingin
sedikit lebih dihargai oleh orang lain.

Anda mungkin juga menyukai