Anda di halaman 1dari 6

HEALING

Nurzaidah Mar

Pada tanggal 21 september 2005 lahirlah seorang anak perempuan yang bernama Dya'a munifah. Yang
kerap kali dipanggil dya atau sebut saja saya, anak dari ibu yang bernama Suriati dan seorang bapak yang
bernama Syam hilal. Kurang lebih sekitar 10 tahun ia menjadi anak tunggal yang dibesarkan menjadi seorang
yang mampu menyelesaikan masalah sendiri tanpa bergantung pada orang lain menahan diri dari hal-hal yang
menyinggung perbuatan atau perkataan orang lain,memaafkan kesalahan,bersungguh-sungguh untuk
mendapatkan hal yang diinginkan, pantang menyerah, dan peduli terhadap lingkungan dan orang sekitar.

Tempat kelahiran Kabupaten Sinjai yaitu sinjai tengah, lebih tepatnya Desa kanrung. Desa kami
merupakan kampung yang suasananya sangat asri dan udara pun terasa sangat sejuk sebab penduduk desa
tidak sembarangan menebang pohon. Kami hidup berdampingan dengan alam dan sebisa mungkin menanam
banyak pepohonan dan tumbuhan hijau di sekitar rumah. Akibatnya, udara di desa kami sangat sejuk bahkan
di pagi hari masih sering muncul kabut. Selain asri dan sejuk, lingkungan tempat tinggalku juga bersih dan
nyaman karena warga masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi dalam menjaga lingkungan sekitar. Kami
tidak membuang sampah sembarangan dan secara berkala pun diadakan kerja bakti bersama masyarakat.
Desaku, tempat aku lahir dan tinggal memang sederhana namun indah, asri dan nyaman apa adanya.Hobi
saya bermain kelereng,bola, tembak-tembak bahkan main ketapel. saya adalah orang yang sederhana seperti
manusia pada umummnya, kalau saya di suruh memilih, saya hanya menjawab terserah asalkan sependapat,
saya suka memakai celana bahkan saya malas memakai jilbab, saya memakai jilbab ketika hanya mau sholat
saja.

Bapak saya adalah seorang wiraswasta tapi dia sangat suka yang namanya kebun, sawah dan sungai.
Seringkali saya diajak berkebun seperti mengambil cengkeh,merica. memanen buah bahkan mengambil
makanan untuk sapi yang dipelihara bapak saya dan lucunya seringkali saya kesawah hanya untuk
mengumpulkan tai sapi saja.

Cerita perjalanan hidupku berawal dari bangku sekolah dasar Negeri 204 Akkitang essoe yang lokasinya 2
kilometer dari rumah. Sejak kecil bapak membiasakan saya untuk mandiri, sehingga saat berangkat sekolah,
dasar saya tidak diantar tetapi saya berjalan kaki bersama teman-teman.Sekolah saya ini jaraknya sangat
dekat dengan tempat mengajar ibu saya.sekolah dasar adalah masa paling bahagia dan menyenangkan yaitu
belajar dan bermain bersama teman sebaya. Bermain merupakan hal yang paling mengasyikkan pada masa
kanak-kanak bahkan jika bermain terlalu berlebihan kadang sering lupa dengan waktu untuk belajar. Karena
belajar merupakan kewajiban penting bagi seorang anak sekolah yang harus dilaksanakan dan tidak boleh
dilupakan untuk meraih impian dimasa depan. Masa depan adalah hal yang penting bagi seorang pelajar
untuk meraih impian, disaat saya duduk di bangku sekolah dasar disinilah awalnya saya tahu tentang belajar
yaitu membaca, menulis, dan menghitung.

Cerita memalukan ini terjadi ketika saya masih duduk di kelas satu Sekolah Dasar. Ketika itu,pelajaran bahasa
indonesia. Awalnya, saya memang bisa memperhatikan pelajaran dengan seksama. Lalu saya merasakan
ingin membuang air kecil .Saya segera ke belakang untuk membuang air kecil. Namun karena takut
memberitahu Ibu Guru, saya memutuskan menahan keinginan buang air kecil hingga bel istirahat tiba nanti.
Namun seberapapun kuatnya saya menahan keinginan buang air itu, akhirnya saya kelepasan. Celana saya
dan lantai dibawah kursi pun basah oleh air seni.Tapi pada saat itu saya tidak memberitahukan kesiapapun
entah itu Ibu guru maupun teman-teman.

Menginjak kelas 3 SD saya memutuskan untuk pindah ke salah satu SDN 94 kanrung yang tepatnya sekolah
kedua orang tua saya,saya memilih untuk pindah dikarenakan saya kurang mendapatkan bimbingan dari guru
karena guru disekolah saya sangatlah kurang. Sekolah ini jaraknya kurang lebih 4 kilometer dari rumah saya
jadi saya memutuskan untuk tinggal bersama nenek yang kondisi saat itu ia hanya tinggal berdua bersama
adik bungsu bapak saya yang rumahnya sangat cukup luas.

Hari pertama menjadi murid baru setelah pindahan sekolah begitu menegangkan. Saya melangkahkan kaki
dengan berat hati,dengan segala hal baru membayangi pikiranku. Ah, tiba-tiba saya begitu rindu dengan
suasana kelas, teman-teman dan guru-guru di sekolah lama Bagaimana jika saya tidak memiliki teman,
bagaimana jika teman sebangku tidak ramah. bagaimana jika guru-gurunya tidak bersahabat bagaimana jika
ini dan itu? Begitu khawatirnya.

Lama kelamaan saya terbiasa dengan kehidupan di sekolah baru saya,bertemu dengan teman-teman yang
ternyata ia adalah sepupu saya dan ada satu kelompok teman yang berhijab sedangkan teman-teman sepupu
saya itu tidak memakai jilbab seperti saya yang tidak memakai jilbab. Akan tetapi itu tidak menghalangi
pertemanan saya.Hari demi hari kita bermain, bercanda, tawa dan selalu bersama, saya ditawari oleh teman
untuk berhijab, saya kaget dan saya berpikir bahwa behijab itu sangat panas, ribet, tetapi teman dan salah
satu guru saya tidak pernah berhenti memberikan motivasi tentang berhijab, sampai-sampai guru saya
memberikan baju dalaman panjang untuk dipakai pada saat olahraga. Setelah beberapa hari kemudian saya
memutuskan untuk berhijab, yang awalnya berhijab itu panas, ribet nyatanya itu tidak malahan enak karna
rambut kita tertutup dari sinar matahari,

Waktu begitu cepat berlalu ketika saya sudah kelas 5 SD,saya sangat gembira karena suasana kelas yang
nyaman, guru-guru kelas 5 yang baik hati, ramah,disiplin dan adapun wali kelas saya memilki motor yang
bunyinya itu sangat besar dan cempreng, jadi kalau wali kelas saya sudah sampai kita buru-buru untuk masuk
ke dalam ruangan kelas karena wali kelas saya ini cukup disiplin, jadi kelas kami memiliki pepatah yang cukup
menarik yaitu "Motor waliku lonceng kelasku".

Selang 6 tahun sekolah dasar, saya pun lulus. ingin rasa nya saya belajar hal yg baru dan saya memutus kan
untuk keluar dari naungan Diknas untuk mencari pengalaman baru, memang awal nya cita-cita ku adalah
melanjutkan SMP ku dan mengambil SMP yang dekat dengan tempat tinggalku.

Karna saya memang ingin mendalami tentang pembelajaran agama ku, maka keputusan itu di setujui oleh
kedua orang tua ku karna menurutnya sekolah itu yang paling lebih bagus dan sepupu saya juga sekolah
disitu. Maka dari itu ibu ku memasukkan ku ke Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 sinjai di Sinjai tengah yang
lebih tepatnya sekolah ini adalah sekolah unggulan.

Awal nya saya nangis karna tak biasa hingga akhir nya saya pun terbiasa. Saya memiliki kelas julukan anak
seni yang dimana isinya berpotensi dalam bidang kesenian, dan dari situlah saya mulai ikut perlombaan
sekolah bersama 5 sahabatku. Beruntung, kami berhasil menjadi juara pertama setelah mengalahkan banyak
tim dari sekolah lain. Sepulang dari lomba, Ibu Nurhayati menjemput kami semua dan merayakan kemenangan
kami dengan makan di restoran ayam bakar. Kami sangat senang sekali pada hari itu, karena selain mendapat
hadiah kami juga membawa pulang sebuah piala besar untuk dipajang di selasar sekolah. Sekolah saya juga
sering mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang bervariasi, seperti pramuka, paduan suara, karate, tari, dan
lain-lain. Saya sendiri ikut ekstrakurikuler Pramuka, drum band, vocal grup dan tari tradisional karena saya
suka menari dan ingin melestarikan budaya daerah saya. Saya sering tampil menari di berbagai acara, baik di
dalam maupun di luar sekolah.

Tentunya pada saat jam pelajaran matematika teman teman membawa baliho yang tidak dipakai kemudian
digunakan menjadi alas untuk tidur berjamaah dikelas. Sementara Saya, uni, fira, ipe, wanda, wiwi bergosip di
kantin sambil menikmati gorengan yang di jual di sana. Di kelas, tersisa nurmi, lilis, ririn, dan wati. Namun
jumlah tersebut tidak menyurutkan semangat belajar kami hingga bel pulang berbunyi. Pada akhirnya, tibalah
waktunya kami mempersiapkan diri untuk mmenghadap ujian akhir pada jenjang ini. Mulai dari
mempersiapkan materi materi, alat dan bahan praktik dan segala hal yang menyangkut tentang ujian. Namun
tetap teguh pada pendiriannya, teman teman terlihat santai dan tetap ingin mmengumpulkan berjuta kenangan
sambil tertawa bersama di kelas. Kebetulan juga pada saat itu adalah awal dari covid 19 namun kasus
tersebut masih berada di kota Wuhan, dan belum terdeteksi di Indonesia. Jadi kami masih bisa
mmenghabiskan waktu bersama sama, hingga pada suatu hari dimana kami telah mmempersiapka untuk
praktek prakarya di rumah Raju, kami mendapat informasi bahwa semua kegiatan ( ujian praktik ) ditunda
hingga batas waktu yang tidak ditentukan.Kemudian kami berinisiatif untuk mengolah bahan makanan yang
telah kami siapkan menjadi beberapa hidangan dan kami akan menyantapnya bersama-sama. Ternyata
sangat bahagia ketika kami mengerjakan nya bersama sama, hingga kami tak sadar akan waktu. Setelah itu,
tidak ada pertemuan seperti itu yang terjadi kembali lantaran kasus covid 19 di Indonesia semakin meningkat.
Dengan situasi dan kondisi pada saat itu yang sangat tidak kondusif, saya semakin berusaha untuk
memfokuskan diri untuk ujian akhir, karena satu satu nya ujian yang dilaksanakan pada saat itu. Ujian semakin
dekat, kasus covid 19 juga semakin melonjak tinggi, himbauan himbauan untuk sering mencuci tangan
menggunakan masker semakin marak di informasikan. Tentunya sebagai warga negara Indonesia yang baik
saya harus menaati peraturan tersebut selain untuk kesehatan diri sendiri juga kesehatan orang lain. Ujian
pun dilaksanakan dengan online. Tibalah hari dimana kami akan mmengetahui apakah kami lulus atau tidak.
Kami diberikan suatu laman yang berisi surat keterangan kelulusan. Alhamdulillah ternyata saya lulus
begitupun dengan teman- teman yang lain. Satu Minggu berselang, kami di informasikan bahwa surat
kelulusan dan ijazah kami sudah siap dibagikan, namun secara bertahap dan perkelas. Pada saat pembagian
ijazah dan surat kelulusan tersebut kami satu kelas tidak diperkenankan berlama lama berada di sekolah,
cukup melakukan tanda tangan dan pengambilan lalu diwajibkan langsung pulang. Setelah pembagian surat
kelulusan dan ijazah tersebut kami benar benar tidak saling kontak sama lain.

Bagiku ibu adalah salah seorang wanita hebat yang pernah ku kenal, ia rela menjadi tulang punggung kedua
demi meringankan beban seorang suami untuk mencari nafkah. Tugas seorang ibuku sangatlah berat, dimana
beliau harus menjalankan dua peran sekaligus, yaitu menjadi seorang ibu rumah tangga dan menjadi seorang
wanita karir. Ibu selalu mendahulukan kepentingan anak-anaknya ketimbang diri sendiri, segala kerja keras
yang kau lakukan semata-mata hanya untuk membahagiakan kedua anaknya. Ibuku adalah seorang wanita
yang sangat mandiri, aku sangat ingin memiliki sikap kemandirian seperti ibu, yang memiliki prinsip tidak mau
merepotkan orang lain, selagi bisamelakukannya sendiri. Ibuku bernama Isuriati MS, beliau lahir 1974 tahun di
sinjai tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1974. Beliau lahir dan besar di Jakarta. Ibuku adalah anak keempat
dari enam bersaudara.

Waktu begitu cepat, akhirnya liburpun. Selama liburan sekolah yang dinanti-nanti,saya memutuskan untuk
menghabiskan waktu bersama keluarga. Setelah melalui tahun yang penuh kesibukan dengan pekerjaan dan
aktivitas sekolah, saya merasa bahwa liburan adalah saat yang tepat untuk menguatkan hubungan keluarga.

Pada hari pertama liburan, saya dan keluargaku pergi ke pantai. Kami bermain-main di pasir, berenang di laut,
dan menikmati matahari bersama.saya merasa bahagia melihat senyum di wajah orang tua. Kami bertukar
cerita, tertawa bersama, dan menikmati waktu berkualitas yang tak tergantikan.

Selanjutnya, liburan saya lanjutkan untuk pergi kerumah sepupu yang lokasinya itu dikabupaten Sidrap. selama
saya disana saya sering keluar jalan-jalan bersama sepupu saya dan sayapun ditawari untuk tinggal dan
sekolah disini.

Dua minggu kemudian saya ditelepon bahwasanya ibuku sakit kista dan harus dioperasi, jadi lusa saya harus
pulang ke rumah, dan sesampainya dirumah ada lagi kejadian yang tidak disangka-sangka, yaitu nenek saya
kecelakaan dikarenakan ia pergi mengembala sapi. sayapun bingung mau lanjut dimana.

Saat pandemi melanda, banyak sekolah di seluruh dunia menghadapi kendala serius dalam menjaga protokol
keamanan dan menjaga jarak fisik. Ini memicu pemikiran kreatif dan solusi alternatif. Sekolah Ditutu Ketika
pandemi COVID-19 pertama kali muncul, banyak sekolah harus menutup pintunya untuk menghindari
penyebaran virus. Ini adalah saat-saat yang penuh ketidakpastian, dan para siswa harus beralih ke
pembelajaran jarak jauh.yang dimana kemudian Ide Inovatif Muncul.

Sementara siswa merindukan pengalaman sekolah dan interaksi sosial, beberapa sekolah dan pemerintah
setempat mulai mencari cara untuk mengizinkan siswa kembali ke kelas dengan aman. Inilah saat ide inovatif
muncul.

Yaitu dengan Siswa Bergiliran Masuk

Beberapa sekolah memutuskan untuk menerapkan sistem ganti-gantian. Dalam sistem ini, mereka membagi
siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Misalnya, setengah dari siswa datang ke sekolah pada satu hari,
sedangkan siswa lainnya tetap belajar dari rumah. Kemudian, mereka berganti pada hari berikutnya. Protokol
Keamanan Ketat Selama hari-hari di sekolah, siswa dan staf harus tunduk pada protokol keamanan yang
ketat. Ini mencakup memakai masker, menjaga jarak fisik, mencuci tangan secara teratur, dan pembersihan
ruang kelas yang ditingkatkan. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko penyebaran virus.

sekolah kami juga memiliki parkiran yang cukup sempit dan terik matahari yang cukup panas, akhirnya saya
memutuskan untuk berjalan kaki ke sekolah. Ternyata kalau kita jalan ke sekolah tidak secape yang saya
bayangkan karena kita jalan bersama teman-teman apalagi sama crush yang sangat dingin ini. Akan tetapi
ada sewaktu-waktu dimana saya berjalan kaki hanya berdua dan disitu saya sangat bahagia karena saya bisa
bercakap dengannya. Tentu saja, sistem ganti-gantian ini memiliki tantangan tersendiri. Koordinasi yang baik
diperlukan untuk memastikan semua siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang seimbang. Setelah
enam bulan, akhirnya sekolah kembali seperti pada umumnya. Hari pertama kembali ke sekolah setelah waktu
yang panjang, saya merasa gugup dan bersemangat. Yang membuatnya lebih istimewa adalah kesempatan
untuk bertemu dengan crush saya.

Saat tiba di sekolah, saya melihat dia sedang berjalan menuju parkiran. Saya langsung merasa berdebar-
debar. Ketika saya mendekati, dia tersenyum lebar dan menyambut saya. Kami berjalan bersama-sama
menuju parkiran yang sempit, karena tempat parkir tampaknya sudah penuh sesak oleh motor dan mobil lain.

Kami berdua tertawa dan bercanda saat mencoba menemukan tempat parkir yang cocok. Sementara kami
mencari tempat, kami berbagi cerita tentang bagaimana kami menghabiskan waktu selama pandemi, hobi
baru yang kami temukan, dan rencana untuk masa depan, dan ia menyakan kamu suka nonton konser tidak?,
Dan inilah percakapan kami berdua

akbar: jadi kemarin saya,,, dapat brosur konser yang tempatnya itu di malino. kebetulan saya lagi butuh teman
untuk nonton bareng, kalau kamu tidak sibuk kita bisa pergi bareng

dya: wahhh kapan?

akbar: Jum'at ini

dya: sepertinya itu akan menyenangkan.


akbar: iya, acara ini dihadirkan oleh banyak artis terkenal, salah
satunya payung teduh yang dimana artis itu adalah artis populerku.

dya: Hah,, kebetulan saya ngevans juga sama artis itu

akbar: Baiklah, kalau begitu hari sabtu setelah shalat jum'at kita berangkat.

dya: okedeh.

Itu adalah momen yang akrab dan penuh kebahagiaan.

Akhirnya, kami menemukan tempat parkir yang cukup sempit, tetapi cukup untuk motor kami. Kami melihat
satu sama lain dengan senyum kemenangan dan memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar area sekolah,
menikmati keindahan pagi yang cerah.Mungkin itu hanyalah parkiran sekolah yang sempit, tetapi momen itu
benar-benar istimewa bagi kami. Setelah melewati masa pandemi yang sulit, pertemuan singkat di tempat
parkir itu menjadi simbol awal yang indah bagi hubungan kami dan masa depan yang cerah bersama.

Hari ini tepat hari jum'at yang dimana kita ke malino untuk nonton konser bersama nesa, ribi, rahmat,
yayat,dan tary.Tetapi satu jam sebelumnya saya rapat persiapan Matsama (Masa Taaruf Siswa Madrash). Dan
ternyata pembukaan Matsama ini betepatan pada hari sabtu yakni saya sangat bingung harus memilih untuk
jadi panitia atau tetap pergi bersama teman nonton konser.Akhirnya beberapa menit kemudian dengan penuh
drama saya memutuskan untuk tidak ikut kepanitiaan dalam hal ini saya pergi nonton konser.

Beberapa bulan kemudian saya pergi mengambil ijazah MTS yang dimana saya bertemu dengan
teman-teman satu kelas. dulu,kami adalah kelompok teman yang sangat akrab. Kami sering berkumpul
bersama untuk bercerita, makan-makan bersama , atau sekadar ketemu saja. Namun, ketika pandemi tiba,
semuanya berubah. Kami harus menjalani isolasi sosial, dan pertemuan tatap muka kami menjadi
langka.Awalnya, kami merasa kehilangan. Kami merindukan tawa, cerita, dan kehangatan yang biasanya kami
rasakan saat bersama-sama. Namun, seiring waktu, kami menemukan cara untuk tetap terhubung .

menunjukkan pukul 05.00 saya terbangun dari tidur, lalu bergegas untuk shalat subuh,setelah itu saya
mandi, berpakaian, dan tidak lupa sarapan sambil mengecek to do list di agenda.Tidak lama kemudian saya
berangkat ke sekolah. jarum jam menunjukkan pukul 06.00.sekolah masih sepih.pak wahid menyelesaikan
pekerjaannya menyapu lorong, kemudian teman-teman membantu membuang tumpukan daun ke tong
sampah. ketika pak wahid duduk di bawah pohon besar sembari menghapus peluh di kening. Bell pun
berbunyi tanda sudah masuk jam pertama, tetapi guru mapel tidak masuk dikarenakan ada kesibukan yang
tidak bisa ditinggalkan, jadi kita hanya diberikan tugas. Beberapa menit kemudian salah satu teman
menanyakan bahwasanya kita dipanggil oleh teman kelas sebelah di acara ulang tahunnya yang akan
dilaksanakan pada esok hari. Sebagai sosok paling populer di sekolah, ribi menunjukkan totalitas level
tertinggi dalam merayakan ulang tahun ketujuh belas. Di salah satu cafe yang berlokasi di dekat sekolah, Ribi
membuat pesta yang sangat meriah.semua undangan hadir dan yang paling banyak datang adalah teman-
teman pengurus osim dengan mengenakan kostum hitam abu-abu. Sebagai yang punya acara, Ribi terlihat
cantik dengang kostum hitam abu-abu yang dikenakannya. Oesta berlangsung meriah dengan paduan musik.
disisi kiri terdapat guru-guru dan sisi kanan terdapat kue ulang tahun dengan bentuk hand bag berwarna pink
berukuran raksasa.satu kata untuk ulang tahun Ribi: Pecah! "welcome to my party" Ribi berteriak ceria.
mereka menyerahkan kado kepada Ribi. Lalu, Ribi menyodorkannya kado pada meja di sebelah kue ulang
tahun.
Ribi merangkulku dengan akrab. "Pokoknya, kalau nanti kamu jadi pengurus inti, kita harus bikin pensi
yang heboh. Kita harus tunjukan kalau sekolah kita bisa bikin acara yang tidak kalah keren dari sekolah lain".

Busri cengengesan. "Atur saja, ribi. Atuuuurr."

Dan dari sinilah saya beranggapan bahwa ternyata kalau tidak berdiam diri saja, kita akan mendapatkan
banyak teman.

Setelah 2 tahun kita berteman,akhirnya saya memutuskan untuk menjauh dikarenakan beberapa hal.
keputusan ini sangat berat tetapi entah dengan cara apa saya harus membebaskanmu untuk berteman
dengan siapapun. saya akan mengenang kisah kita berdua seperti pada reff lagu "Tujuh Belas", "muda jiwa
selamanya muda, kisah kita abadi selamanya.

Begitulah kisah remaja 18 tahun ini berakhir dalam "Tulisan" ini. Hanya di dalam tulisan ini, karna akan
masih banyak cerita dari perjalanan saya dalam meraih salah satu kunci untuk membuka pintu masa depan
saya. Jikalau takdir tuhan, masih mengizinkan saya menginjakkan dan melangkahkan dua kaki saya di atas
tanah bumi pertiwi ini.

Anda mungkin juga menyukai