Anda di halaman 1dari 4

TEN MEANINGFUL DAYS

-Nisa’ul Afifah-

‘’ sepuluh hari yang penuh arti, dan juga megajarkan tentag kekompakan dan juga
keberanian dalam megajarka keilmuan. Tidak ada yang tidak mungki sebelum kita mencoba dan
berusaha terlebih dahulu’’.

Perkenalka nama saya Nisa’ul Afifah, saya kelas XII-F MAK. Saya menulis artikel ini dengan singkat
tentang pegalaman saya selama kegiatan yang diadakan oleh sekolah yaitu Pekan Dakwah. Pekan
dakwah ini salah satu kegiatan yang selalu diadakan oleh sekolah MA YKUI Maskumambang untuk kelas
XII. Saya dari kelompok satu yang terdiri dari 10 orang, kami kelompok satu ditugaskan pekan dakwah di
desa Brangsi kec.Laren, kab.Lamongan. Tepatnya di MI Muhammadiyah 04 Brangsi atau dikenal dengan
singkatan Mudipat.

Tepat 22 Jauari 2024 kami semua berangkat menuju tempat yang akan kami lakukan kegiatan
pekan dakwah, saat kelompok kami sudah sampai di desa Brangsi kami terlebih dahulu menuju kerumah
yang akan kami tinggali untuk menaruh barang-barang kami. Setelah itu kami menuju ke sekolah, kami
disana langsung meuju ke aula sekolah tersebut, kami disambut dengan baik da ramah oleh guru guru
yang ada disana. Setelah acara sambutan selesai kami diantar oleh salah satu guru untuk menuju ke
kelas 1 sampai ke kelas 6 untuk perkenalan. Setelah selesai menuju satu persatu kelas utuk
memeperekenalkan diri.setelah itu kami berpamitan pulang, dirumah kami menata barang barang dan
juga memebersihkan rumah tersebut, lalu memasak lalu makan bersama. Hari kedua saya tidak ikut
mengajar karena tidak ada jadwal mengajar saya dan dua teman saya bertugas untuk belanja bahan
makanan,memasak dan bersih bersih rumah.

Hari ketiga baru saya mengajar, kami biasanya bangun jam 3 pagi untuk sholat tahajud kemudian
sambil menunggu adzan shubuh terkadang tidur kembali tapi terkadang baca qur’an. Saat adazan
shubuh kami semua langsung menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat shubuh berjamaah, setelah
sholat saya biasanya langsung mandi setelah itu makan bersama sama, kemudian sholat dhuhah lalu
siap siap berangkat ke sekolah. Kami biasanya berangkat pukul 06.30 kami ke sekolah denga berjalan
kaki, setelah sampai di sekolah biasanya murid murid di sekolah itu sholat dhuhah berjamaah, dan kami
biasanya ikut mengawasi adik adik ketika sholat dhuhah. Setelah sholat dhuhah terkadang ada jadwal
tahfidz tetatpi kelompok kami tidak iku dalam pengajaran tahfidz tersebut.

Setelah tahfidz selesai saya dan salah satu teman saya bertugas bagian mengajar bahasa indoesia
kelas 3,4,5, dan 6. Saya saya dan teman saya masuk ke kelas 3 kami berdua disambut oleh adik adik
dengan semangat dan penuh ceria, pertama kami tidak langsung pembelajaran tetapi kami perkenalan
terlebih dahulu, setelah perkenalan, kami mulai pembelajaran saya merasa deg deg kan karena saya
baru pertama kali mengajar dan juga merasa gugup, apalagi murid murid kelas tiga sangat aktif. Ada yag
main bola, ada yang mengobrol denga temannya ada juga yang bertengkar dengan temannya, yang
dimana saya da teman saya merasa sedikit kewalahan tetapi akhirnya kami bisa mengajari mereka
sedikit demi sedikit dan akhirnya pemebelajaran pun telah selesai.

Dan saat saya mengajar kelas 4,5,6 saat waktu pembelajaran mereka sedikit tenang dan tidak
terlalau ramai, tapi mereka terkadang juga ramai mungkin mereka sudah besar. Saat mengajar tiga kelas
tersebut sama halnya saat mengajar di kelas 3 saya sedikit gugup, mungkin saya baru pertama kali
mengajar jadi gugup dan sedikit kaku. Tetapi hari demi hari saya lewati, akhirnya saya mulai tidak gugup
dan juga mulai sedikit dekat dengan adik adik, karena adik adik setiap sore selalu bermain ke rumah
penginapan kami utuk mengajak bermain bersama dengan kakak kakaknya. Dan juga kelompok kami
mengadakan belajar bersama saat setelah sholat maghrib sampai jam 8 malam, saat adzan isya’ kami
dan juga adik adik sholat berjamaah kecuali bagi laki laki, kelompok kami menyarankan sholat
berjamaah di masjid. Setelah berjamaah kami lanjutkan belajarnya, dan saat jam delapan malam kami
menyarankan untuk langsung pulang. Saat mereka sudah pulang kami mulai bersih bersih lalau makan
malam bersama, setelah selesai makan kami selalu melakukan eval rutin bersama sebelum tidur da juga
menghitung uang kas, setelah selesai kami tidur.

Selama saya di sana ada beberapa tetangga yang baik hati memeberikan kami jajan seperti
gorengan , krupuk dan lain sebagainya, begitu sebaliknya kelompok kami berusaha untuk lebih dekat
dengan masyarakat disana terutama tetangga yang ada di dekat rumah penginapan kami. Kami pernah
membuat pentol untuk dibagikan ke tetangga sebagai bentuk pendekatan kami terhadap masayarakat
dekat, dan juga kami pernah membuat mie ayam kami juga bagikan ke tetangga. Dan alhamdulillah kami
di perlakukan baik oleh tetangga tetangga yang ada disekitar. Dan pada saat hari Jum’at disitu ada
kegiatan rutin utuk memebersihka masjid, akhirnya ada beberapa dari kelompok kami yang bagian ikut
kerja bakti di masjid lalu sisanya bersih bersih rumah lalu juga ada yang memasak. Pada malam jumat
kelompok kami juga mengadakan membaca surat Al Kahfi dirumah penginapan kami.

Dan guru guru disana juga sangat baik sekali terhadap kami semua , setiap pagi kami selalu di
suguhi dengan cemilan kami juga selalu disapa, kami juga selalu di bimbing dan juga dibantu oleh para
guru sat ketika kami sedikit kesusahan saat menghadapi adik adik yang ada disana. Dan juga selalu
menasihati kami saat para guru melihat kami sedikit kesusahan menghadapi adik adik yang sedang tidak
kondusif. Kami semua sangat berterimah kasih kepada para guru guru yag ada di sana karena sudah
membimbing dan mengarahkan kami selama kami mengajar disana.

Saat hari Rabu kami mengadakan nobar bersama, kami menontonkan film kartun, saat film itu
telah selesai kami juga menontonkan semua video yang berisikan foto foto adik adik yang sudah kami
edit, awalnya adik adik tertawa. Tapi saat di putar untuk kedua kalinya mereka mulai menangis karena
hari Rabu adalah hari terakhir kami mengajar di sekolah MI Muhammdiyah 04 Brangsi, hampir semua
adik adik yang ada disana menangis dan adik adik ada yang mengatakan ‘’ kakak jangan pulang, disini
saja mengajar kami’’. Itulah salah satu kalimat yang diucapkan oleh para adik adik yang ada di sana, saat
itu adzan Dhuhur sudah berkumandang ada beberapa adik adik tidak mau di tinggal.

Hari telah berlalu, tidak terasa kami sudah melewati 10 hari di desa Brangsi tepatnya di sekolah MI
Muhammadiyah 04 Brangsi, momen yang begitu telah saya lewati bersama teman teman dan juga adik
adik. Saya teringat dengan awal saya pertama kali menginjak di desa Brangsi saya merasa takut dan
pikira negatif bermunculan di pikiran saya. Tapi dengan berjalannya waktu , ternyata saya bisa melewati
10 hari denga sangat bahagia dan juga saya berterima kasih karena saya akhirya bisa mengikuti kegiatan
pekan dakwah ini. Banyak pembelajaran yang saya dapat dari kegiatan pekan dakwah ini, dan juga
pengalaman yang saya dapatkan.

Pekan dakwah memberikan sebuah pengalaman yang tak akan pernah saya lupakan, karena saya
dapat pembelajaran yang begitu besar, yang bisa jadi tidak akan bisa saya rasakan di sekolah yang
lainnya. Yang dimana saya saat kegiatan pekan dakwah saya dipaksa harus bisa mengajari adik adik
yang ada disana, yang di mana menjadi seorang guru bukanlah profesi yang sangat mudah. Setelah saya
rasakan selama 10 hari mengajar disana ternyata mengajari murid dalam tingkat SD/MI itu harus punya
kesabaran yang sangat begitu tinggi, dan juga harus tidak boleh mudah marah, harus juga menahan
emosi.

Dan menjadi seorang guru tidak harus pitar dalam mengajar, tetapi pitar dalam hal bagaimana
agar murid muridnya bisa fokus dalam pembelajaran, dan juga mengajarkan murid muridnya tentang
kedisiplian. Apalagi dalam tingkat mengajar MI/SD yag dimana dalam usia tersebut adalah masa anak
anak yang sangat aktif, yang di mana kita harus bisa memahami sifat dan juga karakter setiap anak. Da
kita juga harus berhati hati dalam pegucapan maupun perbuatan, karena anak usia MI/SD itu mudah
sekali meniru apa yang di lakukan oleh orang dewasa yang dimana anak anak itu tidak apa arti tersebut.
Maka dari itu kelompok saya selalu berhati hati baik itu ucapa maupun perbuata yang kami lakukan.

Kami ingin memberikan dampak positif terhadap adik adik, meskipun itu hanya 10 hari. Kegiatan
pekan dakwah ini juga mengajarkan bagaimana kita bersosialisasi terhadap lingkugan yag sebelumnya
kita tidak pernah tempati. Pada saat hari terakhir telah tiba yaitu hari hari Kamis, pada saat malam kamis
kami semua mulai bersih bersih rumah, dan juga kami semua mulai mengemasi barang barang kami.
Keesokan pagi pun tiba,sebelum kita ke sekolah kami terlebih dahulu berpamitan ke tetangga
sekitarlalu, sekitar pukul 08.00 pagiacara untuk perpisahan sudah dimulai dan disitu juga saya merasa
tidak menyangka bahwa saya sudah melaksanakan kegiatan pekann dakwah ini. Semua adik adik yang
ada disana menangis, tidak haya adik adik saja tetapi kami juga ikut menangis. Kami disana foto bersama
adik adik dan juga foto bersama denga guru guru yang ada di sana.

Itulah sedikit kisah dari saya saat melakukan kegiatan pekan dakwah selama sepuluh hari di desa
Brangsi, tepatnya di sekolah MI Muhammadiyah 04Brangsi. Kegiatan pekan dakwah ii sangat
bermanfaat bagi saya, da memberikan saya begitu banyak pengalaman.Semoga adik adik yang ada di
sana mengamalkan ilmu apa yang sudah kami sampaikan.

Perkenalka nama saya Nisa’ul Afifah, saya kelas XII-F MAK. Saya menulis artikel ini dengan singkat
tentang pegalaman saya selama kegiatan yang diadakan oleh sekolah yaitu Pekan Dakwah. Pekan
dakwah ini salah satu kegiatan yang selalu diadakan oleh sekolah MA YKUI Maskumambang untuk kelas
XII. Saya dari kelompok satu yang terdiri dari 10 orang, kami kelompok satu ditugaskan pekan dakwah di
desa Brangsi kec.Laren, kab.Lamongan. Tepatnya di MI Muhammadiyah 04 Brangsi atau dikenal dengan
singkatan Mudipat.
TETANG PENULIS

Nisa’ul Afifah dilahirkan di Gresik, 19 Maret 2006, anak kedua dari dua bersaudara yang memiliki motto
‘’ motivasi tanpa aksi hanyalah halusinasi’’. Hobinya menggambar dan membaca buku, ia ingin bercita
cita menjadi komikus. Ia ingin berkuliah di ISI ( Institut Seni Indonesia ) di Yogyakarta. Ia tinggal di desa
Baron Dukun Gresik, ia sudah sekolah di Maskumambang sejak kelas 7 MTS sampai ke kelas 12 MA.

Anda mungkin juga menyukai