Anda di halaman 1dari 11

Cerita Sejarah Pribadi

Dikarang oleh : Rizky Fathurahman S

Dengan judul

Sehelai Masa Berlinang Cinta


Rindukan Surga
BAB I
PROLOG
Aku Bernama Rizky Fathurahman Sabilillah,lahir pada 9 Desember 2002,saat ini
duduk dikelas 3 SMA di sebuah Sekolah yang cukup ternama di daerahku, sebelum aku
menemukan kebahagian hidupku banyak hal-hal buruk dan menyedihkan yang kuhadapi,
jika ada orang yang mengatakan bahwa kehidupanku selalu indah maka mereka salah. Ada
suatu kepalsuan yang kusembunyikan dibalik senyumanku. Kepalsuan itu sengaja
kusembunyikan karena sangat meyedihkan aku hanya ingin terlihat indah dihadapan semua
orang yang melihatku tanpa harus mengetahui perjuanganku. Kebahagian itu butuh suatu
proses yang panjang juga berliku dan aku berusaha untuk melewati proses yang panjang
juga berliku itu.
Pada tahun 2006,dimana pada saat itu anak anak seusiaku mulai senang dengan
sekolah,berbeda denganku yang hanya suka membaca sebuah koran yang kadang aku
membaca koran tersebut dengan terbalik,kedua orang tuaku adalah orang yang terpelajar
dimana ayahku yang berprofesi sebagai seorang guru dan ibuku yang walaupun hanya
berpropesi sebagai seorang ibu rumah tangga,namun ibuku adalah seorang lulusan sekolah
menjahit yang cukup terkenal di pada masanya.karna hal itu pada tahun tersebut orang
tuaku menyuruhku untuk segera sekolah di taman kanak kanak,pandangan Apatis ku pada
saat itu menolaknya dan hanya berkata sekolah Tk hanya di isi oleh main main saja.
Pada tahun 2007,aku mulai membuka diri untuk menuruti keinginan orang tuaku
yaitu bersekolah,namun aku tak mengambil jenjang Tk yang seharusnya pada umur ku pada
saat itu ku ambil,namun aku lebih memilih langsung bersekolah SD,dengan Usia yang hanya
berjumlah 5 itu aku bisa dibilang menjadi siswa termuda di kelasku,aku yang berpikir bahwa
mereka yang lebih tua denganku akan menyenangkan ternyata tidak semuanya,aku yang
hanya seharian mendapat uang jajan sebanyk 500-1000 rupiahpun sering saja terkena
palakan dari kakak kelasku yang bahkan aku tak mengenal mereka,dan setiap memalakpun
mereka selalu menyuruhku untuk tutup mulut dan bila aku berkata sesuatu saja walau
sedikit pada orang lain maka mereka akan menghabisiku.
Namun pada saat aku mulai memasuki usia kelas 5 sd,para bandit sekolahku itu
sepertinya ingin melakukan pemalakan padaku untuk yang terakhir kalinya namun aku
sudah tak mau diperas lagi oleh mereka,maka saat selah seorang mereka yang bernama Isan
mulai mendekatiku,dan meminta uang dengan nominal yang cukup besar maka tak segan
segan aku dorong dia dengan segala kekuatanku,dia pun terhempas bak kapal nelayan yang
terhempas oleh ombak,2 orang temannya mendekatiku dan melepaskan tinjuannya,namun
aku berhasil melakukan gerakan dansa bak seorang pebalet professional untuk menghindari
semua pukulan cepat mereka dan disaat itu aku lihat sebuah peluang manis untuk ku
hempaskan tinjuan mautku,bagaikan seorang petinju dunia kelas atas bernama Muhammad
Ali aku hempaskan tinjuan ku dan telak mengenai rahang bandit bangsat sekolahku
itu.Melihat kekaucauan itu teman teman ku segera meleraiku namun aku berusaha ngotot
untuk terus lanjutkan peperangan bathin dan pertarungan fisik itu,sesampainya aku lepas
dari pegangan teman temanku ku ayunkan saja tendangan yang mengakhiri
semuanya,tendangan sangat jelas mengenai kemaluan,orang yang awalnya seolah menjadi
penguasa sekarang terlihat bak anak kecil yang kehilangan balonnya,ia menangis sendu
memecahkan segala keributan yang terjadi,para guru yang melihat kejadian itu segera
melerai kami dan membawa kami ke kantor tempat para pemberi ilmu itu menghela
nafas,lalu kepala sekolahku saat itu segera mengambil tindakan dan menelpon orang tua
kami,aku yang merasa tak bersalah hanya memasang wajah marah di sertai hela nafas yang
tak stabil,sepertinya setiaf tarikan nafas yang kuambil,aku seolah mendapat tenaga baru
untuk menghajar siapa saja yang mau mencari masalah denganku,untungnya saja aku tidak
terlahir di jaman tonggak kepresidenan di pegang oleh Pak Harto,jika ia mungkin aku akan
segera dijebloskan dalam lubang neraka bernama penjara.
Setelah tak berapa lama aku yang waktu itu masih dalam kondisi full adrenaline
mencoba untuk menantang segala ucapan eko yang seolah memutar balikan fakta yang
terjadi dan berkata jika aku yang memulai lebih dulu,munkin karna setiap ucapanku dapat
memprovokasinya dia dengan gaya nya yang so jagoan itu menarik kerahku sambil berakata
akan menghabisiku sepulang sekolah,aku dengan percaya diri melepaskan kembali pukulan
ala mike Tyson ku kearah uluh hatinya,dia seketika meraung kesakitan kembali,kulihat
kembali isak tangis yang ia perbuat,pak kepala sekolah melihat itu malah membawaku ke
kelas dan menyuruhku duduk atau pulang,namun aku tak mau di bilang pengecut di
belakang jika aku pulang,pada akhirnya aku tunggu saat yang tepat akan ku lempar
wajahnya dengan batu,namun saying seribu sayang semua adrenaline ku terhenti karna
seorang perempuan bernama Aurora Cinta Purnama,dia yang seorang murid pindahan bisa
dengan mudah meredam amarahku dengan uacapan “Istighfar Ky” aku saat mendengar itu
seketika luluh dan lemas tak karuan,selain karna suaranya yang lembut parasnya pun aku
berani bilang paling cantic di angakatanku.Ara (panggilan Aurora) yang saat itu duduk di
sebelahku berkata dengan suara lembutnya yang bagai kain sutra itu “iky,setau aku kamu
itu anak yang baik,tapi di saat terkena masalah ini,kamu bisa semenakutkan itu”,aku yang
mendengar perkataan itu seolah olah di tusuk oleh jutaan Trisulanya Poseidon,dan aku
berkata dalam hati “hah ? jadi selama ini ara merhatiin aku ? apa yang kamu lakuin
rizky,kamu malah menunjukan sifat gila mu di hadapan ara yang sejujurnya kamu
sukaikan ?”.namun sembari melemparkan kata itu,Ara juga memberiku minuman dan
menyuruhku meminumnya agar amarahku segera reda,ntah mengapa aku merasakan
sebuah rasa yang berbeda,dari rasa marah berubah menjadi rasa yang bahagianya tak bisa
ku luapkan,dan karna Ara aku lupa segala kejadian yang terjadi tadi,Ara yang saat itu hanya
bocah ingusan berusia 10 tahun mulai mengenal apa itu Cinta,dan seketika bayanganku
seolah akan seperti kisah cinta di serian Tv My Heart yang sering aku tonton ketika aku
sedang libur,dimana tokoh perempuannya di perankan oleh Yuki Kato yang membuatku
suka dan ngefans padanya.
Namun Kenyataannya aku malah jadi takut kalo Ara sudah punya tambatan hatinya
sendiri dan membuat perasaanku bertepuk sebelah tangan  seperti lagu yang sedang
ngetren di kalangan anak muda pada saat itu yaitu lagu dari D’Bagindas yang isinya ada
tentang bertepuk sebelah tangannya,jadi aku tak pernah berharap lebih pada Ara mau
bagaimana pun juga.

BAB II
SECERCA RASA HAMPA PENGUAT JIWA
Waktu begitu tak terasa sekarang telah memasuki masa kelas 6 ku,dimana banyak
diantara teman teman kelasku yang sudah merencanakan masuk ke SMP favorit seperti
SMPN 1 atau 2 Garut,namun berbeda denganku,karna yang ku lihat Ara orang tuanya
pemilik pesantren dan dia pun hidup di linngkungan pesantren maka aku justru ingin masuk
pesantren setelah aku lulus dari SD agar aku bisa satu frekuensi dengannya,dan waktu ku
pun aku habiskan untuk mencari info tentang Pesantren modern yang ada di daerah
garut,dan aku pun langsung menyimpan harap pada satu instansi bernama Madrasah
Tsanawiyyah Persatuan Islam Tarogong,bangunan yang begitu bagus,serta seragam yang
berbeda dari yang lain membuatku langsung terpikat untuk masuk kesana.
20 Juli 2014 waktu kelulusan ku tiba,semua teman kelasku berdandan bak mau
mendatangi pesta tak terkecuali Ara,dengan balutan hijabnya membuat ia semakin manis
saja setiap di pandang,terlebih pada kelulusanku kali ini,sekolah mengadakan acara yang
cukup meriah dengan adanya panggung dan beberapa acara hiburan lainnya,aku yang pada
saat itu cukup suka bernyanyi aku beranikan diri untuk membawakan lagu perpisahan
berjudul “Persahabatan bagai kepompong” dari sintestosca,dan semua orang terlihat
menikmati acara itu.Para guru memberikan kami wejangan dan motivasi untuk menghadapi
hidup di lain hari,kami pun tertawa senang bersama dan melupakan pahitnya perpisahan
yang akan kami hadapi.
Tak disangka kan,aku ternyata satu sekolah lagi dengan Ara,aku pikir awalnya ara
akan sekolah di Pesantren milik Ayahnya ternyata tidak,aku yang merasa sangat bahagia
pun tak bisa menutupinya,aku segera Sms Ara dan menanyakan kabarnya,serta
menanyakan mengapa ia memilih ke Persis,ternyata alasannya karna ia tak mau sekolah di
pesantren ayahnya karna di sana banyak laki laki yang sudah tau tentang Ara,dan Ara pun
merasa risih dengan keadaan itu sehingga ia memilih sekolah di luar pesantrennya namun
tetap dalam instansi pesantren,aku yang saat itu tidak terlalu mengerti mengenai
masalahnya dan hanya di rundung oleh bahagia saja,tak terlalu memikirkan apa yang akan
terjadi kedepannya.Hari pertama aku sekolah yang aku kejar ialah mencari sosok Ara,namun
aku tak menemukannya dan ya sudah tak apa,aku pun mulai menikmati hari demi hari di
sekolah baruku ini,dengan berbagai sifat baru dari teman temanku,hingga akhirnya pada
satu waktu aku berhasil menemukan Ara,dia terlihat begitu cantik dan manis dengan khoas
yang menutupi setengah dari tubuhnya,membuatku makin berharap saja.Namun pada 7
Agustus 2016 begitu ku ingat tanggal dan bulannya pada saat aku mulai masuk ke kelas
8,seperti sebuah pil pahit yang harus aku telan pelan pelan,dimana Ara pindah sekolah
tanpa ada kabar jelas,Ara dipindahkan ke pesantren gontor oleh orang tuanya,saat
mendengar hal itu banyak hal yang aku sesali,salah satunya karna aku tak pernah
menyampaikan rasa yang aku miliki kepadanya.
Karna di rundung rasa sedih yang luar biasa,akupun akhirnya memilih untuk
mengikuti Eskul Taekwondo di sekolahku,itung itung untuk menghilangkan segala macam
rasa sedih yang mendekap diriku,sampai sampai aku lebih semangat untuk mengikuti
taekwondo dari pada sekolahnya sendiri hehe,rasa menikmati ini membuat diriku semakin
terpacu untuk lebih bisa di bidang bela diri ini,selain karna ingin melepaskan segala
kesusahan hati,tapi karna memang sudah ada bakat baku hantam dari sejak SD haha,,semua
latihan yang telah aku lakukan akhirnya dapat mengantarkanku masuk dalam kejuaraan
Taekwondo tingkat kabupaten yang diselenggarakan di GOR MDL 525.

BAB III
PERTARUNGAN ANTAR JIWA
Riuh penonton dalam GOR sempat membuat mentalku ciut,namun karna motivasi
dari Sabeum-ku (Guru/Trainer/Pelatih-red) aku mampu mengembalikan semua
keberanianku.Saat pemanggilan nama peserta pun tiba,aku yang mendapat nomor undian
13 berada dalam grup neraka,tergabung dengan beberapa atlet Taekwondo yang sudah
lebih berpengalaman dan sudah memiliki ban atau sabuk yang jauh lebih tinggi
dariku.Akhirnya ini adalah saat aku bertarung dengan seorang Taekwondoin yang berasal
dari sekolah SMA 1 Garut,jelas usiaku berbeda 2 atau 3 tahun dengannya namun tinggi
badan dan berat badanku hamper menyamainya.
Wasit pun meminta kami untuk saling berhadapan,aku yang saat itu benar benar
belum memiliki pengalaman serasa hampa,seolah tubuhku tak bisa di Tarik oleh gaya
gravitasi bumi,namun disaat aku melihat wajah dari lawanku seketika aku seperti sebuah
besi yang ditarik oleh gaya magnet bumi,serasa berat sekali aku untuk bergerak,tatapan
matanya yang tajam serta mulutnya membesar karna ku yakin ia menggunakan gum shield
yang full protect membuat aku semakin berat saja untuk melangkah melawannya.Wasit pun
menyuruh kami untuk saling memberikan hormat,bahkan pada saat hormat saja ia tak
lepaskan padangannya dari mataku,setelah hormat wasit meniup peluit tanda siapkan kuda
kuda,kusiapkan kuda kuda terbaikku yang aku yakini tak akan mampu dirobohkan oleh
gerakan kuncian sederhana,ku pasang kedua tinju mengarah ke wajah nya sebagai tanda
aku siap menghadapinya,dan wasit pun menyiapkan tangannya untuk diangkat daannn… ku
dengar sorak sorai teman teamanku yang mencoba memberiku dukungan moril seketika
wasit angkat tangannya dalam posisi aku sedang menoleh kearah pendungkungku dan !!
BAAM!! satu tendangan telak langsung mengenai pipiku,seketika pandanganku
bergoyang,tubuhku pun terhempas menuju lantai,teriakan teman temanku pun mengiringi
robohnya seorang yang bermimpi setinggi langit,dan yaa aku pun merasakan kepala serasa
berputar bagaikan kopi yang di aduk dalam gelas,Sabeumku berteriak untuk bangun dan
ambil nafas,ku ikuti arahannya ternyata cukup membantu walau keadaannya sulit,wasit pun
segera bangunkanku dan memegang tanganku bagai bertemunya sepasang kekasih yang
sudah lama tak bertemu dan dirundung oleh rindu,lalu ia hitung detikan waktu dari 1
sampai 10 aku pikir aku tak akan bisa lanjutkan pertarungan ini,namun pada hitungan
kedelapan,kulihat para penggemarku mulai frustasi,mungkin karna mereka telah membeli
tiket namun hanya disajikan pertarungan yang terkena satu serangan selesai,pada hitungan
ke 9 ku genggam tangan wasit se-romantis yang aku mampu dan kukatakan “I Love You”…
eh ups :v,bukan itu,namun aku katakan “saya siap kembali bertarung!” wasit pun menerima
perkataanku dan dia pun segera siapkan babak pemukulan sesi kedua,aku siapkan kembali
kuda kudaku dengan gaya yang berbeda,aku sekarang berlagak bagaikan seorang Bruce
Lee,lawan ku pun seolah siap langsung memberikan tinjuan maut nya lagi,namun saat wasit
angkat tangannya segera ku mengambil jarak menjauh darinya,aku terus mencoba hindari
semua serangan yang kurasa jika aku terkena lagi maka aku akan berurusan dengan para
pendukung yang akan berubah menjadi haters,dan saat saat yang kutunggu sampai ia
lepaskan tendangan tinggi nya hampir mengenai telingaku,namun berhasil menghindarinya
dan !!BAAM!! ku tendang ia dengan segala tenagaku,menuju arah rahang bawahnya,maka
terjatuhlah sang jagoan yang awalnya mampu unggul,kulihat lawaku memegangi lehernya
tanda sakit yang luar biasa,ku pasang wajah khawatir seolah aku tak berniat
menyakitinya,wasit pun mencoba melihat keadaannya dan “Yess ….” Kataku dalam
hati,wasit pun putuskan lawanku tak mampu untuk lanjutkan pertarungan dan sudah pasti
aku yang lolos ke stage selanjutnya.
Aku yang sudah dalam posisi bahagia,segera menuju bench dan segera meneguk air
minum yang telah di sediakan panitia,temanku yang bernama hisyam serta menjadi
offisialku berkata “ternyata,musuhmu hanya bisa bertahan sebentar satu kali terkena strike
dia terjungkal hahaha”,”nggak kok,mungkin memang dia dalam kondisi lelah sehingga ia
kehilangan konsentrasi”,jawabku dengan sedikit memasang senyum bangga,pelatihkupun
menghampiri dan mengatakan kepadaku jangan terlalu jemawa setelah menang karna
lawan selanjutnya pasti akan sulit,dan aku pun mengiyakan pernyataan pelatihku.
Singkat cerita aku pun berhasil mengalahkan semua lawanku dengan berbagai
macam tehnik yang aku mampu,hingga bisa membawaku menuju babak terakhir yaitu
perebutan posisi ke-3,hah ? kok langsung perebutan ke-3? Iya,karna aku kalah dalam
semifinal,aku tak mampu mengejar jarak 2 point dari lawanku yang luar biasa keren dengan
tubuhnya yang atletis,hingga membuatku harus menerima bermain kembali pada perebutan
posisi ke-3.Di pertarungan terakhirku ini,terasa begitu luar biasa sorakan penonton,banyak
pula yang memanggil manggil namaku,jujur aku merasa bangga akan hal itu,namun aku tak
mau terlarut dalam panggilan pendukungku,aku hanya fokuskan diriku pada lawanku yang
memiliki fisik yang lebih tinggi serta badan yang lebih besar,wasit pun memulai pertarungan
kami,aku yang mulai terbiasa dengan determinasi musuh yang kadang menggila membuatku
benar benar tak memiliki rasa takut.
Pertarungan yang kami lakukan ini berjalan sangat sengit,saling melepaskan pukulan
dan tendanganpun tak bisa terhindarkan,hingga pada detik detik akhir,pointku kembali
tertinggal dengan sekor 21 – 25 karna pertahananku yang jelas rapuh dan waktu pun
menunjukan 30 detik lagi menuju berakhirnya sesi 3 perebutan posisi ke 3 ini,para
penontonpun mulai hening,karna mungkin sudah terprediksi siapa yang akan
menang,akupun lanjutkan pertarungan dan !!BRAK!! aku tejatuh terkena pukulan Swing
yang ia lakukan,jelas mengenai pipiku.
“Satuuu…Duaa…Tigaaa…Empaaattt” Suara wasit yang sayup sayup aku dengar,dalam
hatiku aku berkata mungkin sudahlah aku pun akan kalah jika dilanjut,namun ntah mengapa
terdengarlah suara dari atas tribun penonton suara yang sangat tidak asing di telingaku
bahkan sangat sangat aku rindukan suara itu,meneriaki namaku dan menyuruhku bangun,ku
tolehkan sedikit keatas ke atas berusaha mencari sumber suara,dan yaaa….kutemukan
orang yang sangat amat ku rindu dia adalah Ara.
Sesaat semangatku seolah kembali terpacu,aku bangun ku raih tangan wasit ku
katakan siap,ku ambil titik terbaik kuda kuda dalam tubuhku untuk menunjang semangatku
yang begitu membara dan kukatakan dalam hati “Ayoo…kita harus menang,setidaknya kita
mampu banggakan orang tua,dan orang yang tlah lama tak kita jumpa”,begitu wasit
mengangkat tangannya,lawanku lepaskan tendangan terakhirnya aku hindari dengan
memutar balikan tubuhku membelekanginya dan seketika aku loncat dan mengayunkan
kakiku dengan tehnik salto,dan jelas kaki atasku mengenai wajahnya yang terperingai
melihatku melakukan tehnik yang tak terduga,dia tersungkur sujud memegangi wajahnya
sementara aku terjatuh karna tak mampu menitik beratkan keseimbanganku,aku pun
melihat apakah menjadi poin ? karna sesuai peraturannya jika seorang peserta melakukan
serangan dan membuatnya jatuh maka tak akan menjadi poin,dan semua orang pun
berteriak dengan tehnikku itu aku berhasil unggul dari lawanku,dan lawanku pun dinyatakan
kalah selain karna waktu yang telah habis,ia pun tak menandakan akan bangkit lagi dan yaa
aku serasa berada dalam partai final dan aku juaranya.Aku pun segera menghampiri kawan
kawanku di bench ku peluk mereka,dengan sedikit isak tangis itu menjadi kejuaraan
pertama dan terakhir untukku.
Tak lama pun kupandangi Ara yang tenyata menjadi Official bagi perwakilan
pesantrennya yang masuk ke final,ingin sekali aku datangi dia namun itu semua tak mungkin
terlalu riskan untuk melakukan hal itu karna jelas kami berdua anak pesantren dan tak
mungkin kami melanggar aturan pesantren yang menyebutkan tak boleh ada hubungan
apapun dengan lawan jenis,aku pun hanya mampu memandang dan menundukan
pandanganku sembari berkata “Ya Rabb…terlalu jauhkah aku mencintainya ,hingga kau
timpakan padaku sebuah rindu ingin bertemu yang benar benar menyiksa bathinku” namun
teman temanku segera mengajakku ke ruang ganti untuk mengganti pakaian yang telah bau
dan lusuh ku pakai.Setelah aku mengganti baju dan sedikit mengambil jam
istirahat,sampailah saatnya pengalungan mendali dan pemberian sertifikat serta hadiah dari
pihak panitia kepada pemenang juara 1,2 dan 3,dan tibalah saat pemanggilanku dengan rasa
bangga aku dan offisialku menaiki panggung dan menaiki podium yang telah di sediakan dan
di akhiri dengan lagu dari grup band ternama amerika bernama Queen yang berjudul “We
Are The Champion” yang sudah tidak asing kita dengar dan tembakan Confetti Pooper atau
petasan tembak kertas.

BAB IV
BERTARUNG DENGAN RASA
Keesokan harinya aku mendapat jatah libur 3 hari atau bisa di bilang aku izin sakit
selama 3 hari dari sekolah untuk mengembalikan kondisi fisikku yang jelas di kuras pada hari
kemarin,di hari libur pertamaku pun aku gunakan untuk berbaring seharian,sedikit sekali
aktivitas yang aku lakukan,yaitu hanya Sholat,Makan,Pergi Ke toilet,dan tidur dalam satu
hari itu.Karna terlalu banyak tidur aku jadi terlupakan akan waktu,pada jam 8 malam ada
sebuah telpon masuk padaku,aku tak mengenal nomornya jadi aku tolak saja,namun tak
berselang lama aku pun kembali menerima telpon dari nomer yang sama karna kurasa ini
penting maka ku angkat saja telponku,dan yang menelpon ternyata seorang bidadari yang
aku harapkan,ia menyampaikan selamat padaku dan pertandinganku kemarin sangat luar
biasa keren dan aku menjawabnya hanya dengan sedikit nada tawa dan terima kasih lalu
aku kembali menutupnya,jika aku harus jujur pada diriku,memang hatiku berkata untuk
tetap bertahan untuk menyukai dan mengharapkannya namun pikirku berkata adakah
orang gila sepertiku yang sudah tetap bertahan setelah tersiksa oleh rindu yang tak perlu
dan harapan yang tak kunjung tersampaikan,maka akupun lebih ingin mengikuti pikiranku
karna aku tau rasa yang aku punya pada Ara justru membuatku terluka,aku pun mulai
berusaha mengikhlaskan Ara dengan seikhlas ikhlasnya dengan segala hal yang sudah biasa
ku lakukan.
Namun pada malam harinya,terbangunlah aku dengan kondisi tubuh penuh dengan
peluh,karna sebuah mimpi yang membuatku gagal untuk ikhlaskan Ara,dalam mimpiku jelas
terlihat aku bersama ara di sebuah pelataran tempat yang antah barantah,dan kami melihat
jutaan bintang yang begitu tenang dengan gemerlapnya,namun setelah itu Ara malah di
Tarik oleh seseorang dan membawanya ke tempat yang nun jauh,hingga membuatku
terbangun dalam mimpiku.
Aku pun segera melihat jam dan sang penunjuk waktu menunjukan tepat pada pukul
02.30 dan kurasa ini adalah waktu yang tepat untukku adukan segala masalahku pada Sang
Pencipta,segera ku ambil wudhu dan kulaksanakan sholat tahajjud,ku lepaskan segala
rasaku pada Sang Khaliq,dalam sujud terakhirku ku sebut namanya dalam untaian do’a,ku
harapkan yang terbaik dariNya untuk perasaanku padanya,lalu ku bangkitkan diriku ku
selesaikan sholatku,ku mulai curhatku padaNya.
“Yaa Allah,,,Sang Maha Pemilik Cinta,salahkah aku mengharapkan hambamu ? aku
yakin dia terbaik Ya Rabb,Akhlak dan Ilmunya tunjukan ia wanita sholehah,tundukan
padangannya menunjukan ia Wanita Mulia,maka Ya Rabb,,mengapa kau ambil dia dalam
koridorku…Ya rabb,apakah iya kami adalah rasa yang tepat di waktu yang salah ? Ya Rabb
persatukanlah kami kembali…Sungguh hanya kepadamu lah hamba meminta”
Ntah mungkin karna do’aku Allah kabulkan atau apa,pada hari awal aku masuk
sekolah aku mendapat kabar bahwa Ara ternyata pindah sekolah lagi dan sekarang ia
sekolah di pesantren milik ayahnya karna saat di Gontor Ara sering kali sakit,maka dari itu ia
akhirnya di pindahkan.Mengetahui hal itu,aku berencana pulang sekolah akan main ke
pesantrennya terlebih pesantrennya cukup dekat dengan rumahku.
Dan waktu pulang sekolahpun tiba,aku segera bergegas pulang melupakan jadwal
piketku,dan segera aku menaiki angkot,sesaat setelah sampai di sekolah Ara,aku belum
memberanikan diri untuk masuk dan menunggu semoga saja Ara lewat ke gerbang
utama.Dan ternyata ya,Ara datang ke gerbang dengan wajah sumringah aku sampaikan
salamku,Ara pun menjawabnya dan segera menarik tanganku,dan menanyakan mengapa
aku tau dia telah pindah lagi,dan aku jawab dengan enteng “Mungkin Karna Symphoni rindu
yang menggebu membawa aku untuk menemuimu”,Ara pun tertawa dengan ciri khasnya
yang tak terbahak bahak namun tidak terlalu dingin.
“Ky,dari pada kita diem terus disini,kita main yu…udah lama Ara ngga main
hehe”,ajaknya padaku…Akupun menjawab dengan senang Hati dan semangat “Yuu…” dan
kami pun menikmati hari sampai petang dengan segala kegiatan yang menyenangkan,mulai
dari Karaoke,Ke Kafe,jalan jalan mengelilingi alun alun dan sekitarnya...pokoknya hari itu
seperti hari paling sempurna dalam hidupku.

BAB V
SAAT TERAKHIR
Hampir 4 bulan kami selalu bersama,menjalani sebuah hubungan tanpa ada sebuah
ikatan bernama pacaran,memang banyak orang yang mengatakan kami pacaran namun
kami tak menghiraukannya,sampai suatu ketika kami pun bisa di bilang sama sama saling
menyukai untuk hadir dalam kajian,habits kami pun berubah dari yang awalnya suka main
jadi suka Kajian,banyak ustadz telah kami dengar ceramahnya,dan banyak juga yang dapat
kami ambil ilmunya,hingga pada suatu kajian dengan tema “Hijrah Kok Gitu”,dengan
pemateri adalah salah satu ustadz cukup kondang,materi yang beliau sampaikan benar
benar membuatku tertunduk malu dan berkata dalam hatiku “apa yang telah aku lakukan”
beliau mengatakan,”buat mereka yang sering berkata kita ngga pacaran,tapi mereka sering
berkholwat (berdua duaan),sering melempar kata saling suka,sering jalan bareng mereka itu
apa bedanya dengan pacaran?”,”pasti bakal banyak yang menolak dengan berkata belum
pernah kok kalo berkholwat secara langsung mah…nah itu kalian yang sering
chattingan,padahal chattingannya ngga ada yang penting dan saling memanjakan rasa,inget
kalian sedang dalam kondisi di kelabui setan!” sambungnya,aku yang merasa semua yang
dikatakan oleh ustadz tersebut adalah semua yang telah bahkan masih aku lakukan,setelah
itupun aku pulang dan kebetulan tidak bertemu dengan Ara.
Dan pada malam harinya,aku bermimpi hal yang sama seperti saat aku setelah
kejuaraan,Ara akan meninggalkanku,dan keesokkan harinya pun kami telah berjanji untuk
bermain karna sudah lama tidak,dan aku pun melihat cuaca yang begitu mendung namun
aku tetap berangkat untuk tunaikan janjiku,kami bertemu di tempat bermain biasa di Zoon
2000 di mall Ramayana,dan kami pun bermain dari pagi hingga sore,dan pda saat sorenya
kami memutuskan untuk sholat maghrib di Masjid Agung Garut,setelah selesai sholat kami
berdua sambil mengenakan sepatu melihat indahnya terang bulan,di temani beberapa
gemerlap bintang,dan Ara pun menanyakan sesuatu yang membuatku mati kata
“Ky,sebenernya yang kita lakuin itu Pacaran bukan sih,emang kita ngga punya ikatan apa
apa,tapi yang kita lakuin itu udah sama dengan mereka yang pacaran Ara ngga mau kita
saling berdosa karna hubungan ini,Ara tau kok ini berat banget buat kita untuk saling
melepaskan,tapi ngga ada cara lain ky”,aku hanya bisa tertunduk malu,kecewa,sedih,bahkan
sangat ingin aku menangis,”Ara ngga mau kita Cuma bertemu hanya di dunia,Ara pengen
kita bertemu lagi sampe di surgaNya,udh ky…kita cukupin aja segala kenikmatan dunia ini
sampe disini,jujur ini berat banget buat Ara,tapi karna Ara berniat karna Allah,maka insya
Allah,Allah akan permudah Ara…maafin Ara yaa,ngambil situasinya ngga tepat,tapi Ara ngga
mau berlama lama dalam hubungan yang Allah murkai…inget ky kata ustadz kemarin ajal
kita semakin hari semakin mendekat tapi kita malah ngga memperbaiki diri,malah
bersenang senang terus,,pokoknya anggap aja ini sebagai pertemuan terakhir Ara sama Iky
yaa” dengan mata berderai air mata Ara katakan tu,aku tak sanggup untuk berkata apapun
karna jika berkata pun aku pasti akan menangis,ini adalah suatu hal yang sangat berat yang
pernah aku rasakan,namun aku hanya bisa berkata “Iya Ara,iky bakal mencoba ikhlas
seikhlas ikhlasnya :”).”,Ara pun pergi pulang sementara aku hanya bisa tertunduk lemas
mencari tumpangan yang bisa ku gunakan untuk pulang.
Hari demi hari aku lewati dengan hati yang mencoba mengiklaskan,sampai akhirnya
tiba saat kelulusan Sekolah,aku yang bahkan sudah sangat tak tau tentang kondisi Ara,ntah
mengapa ingin sekali bertemu dengannya,aku pun berniat untuk ke rumahnya sekedar ingin
mencari tau keadaannya,tak lupa aku pun membeli sedikit makanan untuk menemani
seandainya kami bisa berbincang lebih lama,namun saat aku kesana ternyata sedang tidak
ada siapa siapa,ya sudah ku urungkan niatku untuk mencari tau infonya namun sesaat
sebelum aku pulang,aku mendengar dari salah seorang santri pesantren ayahnya Ara,bahwa
ara bakalan di teruskan sekolahnya di negeri yang menjadi pusat ilmu agama islam,serta
negeri para Nabi juga,yaitu Syam atau Mesir,dan aku pun terperangak kaget mendengar hal
itu,segera ku kejar kedua santri yang sedang berbincang itu dan aku tanyakan,dan saat ku
tanyakan ternyata ia berangkat pada 28 Mei,aku serentak segera pulang mencoba
menelponnya,namun tenyata tak ada jawaban,karna mungkin ia telah mengganti
nomornya.
Aku tak tau harus lakukan apa,aku hanya di rundung resah bersalah seolah ada yang
mengganjal pada hatiku,namun seketika aku ingat dengan perasaan ini sebelumnya,aku
ingat bahwa dulu aku pernah merasakan hal ini karna sama akan ditinggal oleh Ara,dan
penyesalanku ialah,tidak sempat menyampaikan rasaku pada Ara.Karna hal itu aku pun
berencana pada tanggal 26 nya atau 2 hari sebelum Ara pergi aku akan menyampaikan
rasaku padanya.
BAB VI
MENCINTAI KEHILANGAN
Tepat pada 26 Mei.pada jam 08.00,segera aku lekaskan diriku menuju rumah Ara,tak
lupa aku membeli Bunga terlebih dahulu sebagai penguat maksudku,lalu aku beranikan
untuk mengetuk pintu rumah Ara sembari memanggilnya,dan yang keluar adalah
pembantunya,dan Si Bibi mengatakan bahwa Ara baru saja berangkat ke Jakarta.
Mendengar hal itu segera aku ambil berlari mencoba mengejar kendaraan yang
ternyata belum terlalu jauh itu,aku mencoba untuk berteriak memanggil Ara…
Alhamdulillahnya mobil yang Ara kendarai berhenti,dengan jelas ku lihat wajah ayah Ara di
kaca spion depan,seketika Ara pun turun dan menghampiriku.
“Kenapa ky ?” Tanyanya padaku yang sedang dalam kondisi ngos ngosan,kemudian
ku ambil nafas,tanpa berlama lama langsung aku sampaikan,”Ara,maaf ngeganggu
perjalanan kamu,tapi jujur iky ngga bisa nahan ini terlalu lama,Ara…sebenernya iky itu Lebih
dari suka sama Ara,Iky cinta sama Ara…” sambil dengan nafas ngos ngosan aku mengatakan
itu,kemudian,seketika Ara Memelukku dengan erat,sangat erat bahkan suhu sekitarpun
yang sedang dibuat hangat karna pelukannya.
“Ky,Ara juga sama…jujur setelah kejadian itu Ara sakit berat,ngga bisa ngapa
ngapain…hati serasa di koyak koyak,Hidup Ara serasa hampa dan disaat Ara mendengar
tawaran dari Ayah buat sekolah ke Mesir,Ara segera mengambilnya berharap Ara dengan itu
bisa mengikhlaskan rasa Ara ke Iky…”
Isak tangis keluar dari dirinya,aku pun tak habis pikir akan mendapatkan sebuah
pelukan serta tangisan,namun serasa ada hal yang lepas dari diriku,serasa hal yang
mengganjalkupun telah hilang tangankupun coba untuk meraih penggungnya,dan kepeluk
balik dia,semoga dapat menenangkan hatinya.
“Ky,dengerin Ara…mungkin ini bisa jadi Kata kata terakhir Ara buat iky,ky Ara Cinta
sama iky,jujur Ara juga ngga siap ninggalin iky klo gini…”,tangisnya makin keras,”Ara…
sstt,,udah..udah jangan nangis terus,udah ngga apa apa kok,kejar aja impian Ara buat
sekolah ke Negeri Mesir,Ara juga Pasti tau kan,kita itu udh allah ciptain dengan taqdir kita
masing masing,seandainya Iky yang terbaik buat Ara pasti Allah bakalan pertemuin kita lagi
kok,dalam ikatan yang jelas dan Allah ridhoi,Insya Allah,dan jika bukan maka Allah akan
berikan kita yang lebih baik” sahutku pada Ara.
Kemudian,aku lepaskan pelukan Ara,aku pegang bahunnya,ku tatap wajahnya,ku
berikan senyum terbaik yang bisa ku lakukan,lalu aku berikan do’a terakhirku “Ya
Allah,berikanlah bidadari dihadapanku ini,sesuatu yang bisa selalu buat ia bahagia,dan Ya
Rabb Aku ikhlas akan semua ini dan aku benar benar Mencintai Kehilangan ini” dan aku
berikan Bunga yang tersimpan dalam tas jingjingku,lalu aku antar dia ke mobilnya,aku
sampaikan maafku pada ayah dan ibunya.

Pada akhirnya,aku melanjutkan sekolah ku di salah satu SMA yang cukup baik
prestasinya di daerah Garut dan aku pun berhasil berpikir jernih dan mengingat suatu hal
yaitu mimpiku,ternyata yang membawa Aurora Cinta Purnama bukanlah oleh seseorang
yang merebutnya dariku,namun yang membawanya adalah Taqdir terbaik dari Allah
untukku dan Untuknya.

“Kulepaskan rasa ini hanya padamu Ya Rabb…dia adalah orang yang


sangat taat padamu maka jagalah dia Ya Rabb,dan berikanlah pada kami
rasa ikhlas yang tak berbalas dan tak ada batas” –Rizky Fathurahman
Sabilillah,2019

Anda mungkin juga menyukai