1
DAFTAR ISI
2
Ini tentang anak perempuan
yang selalu di paksa kuat oleh keadaan
menjadi harapan keluarga
dan
rautnya selalu bahagia
tapi hatinya sangat terluka
ia sangat terluka
bukan karena cinta
tapi hal-hal yang ia percaya
tidak sesempurna
apa yang ia lihat
3
4
Prolog
1
Ibuku bernama Emoh Dasmah yang lahir di
Kuningan pada tanggal 4 Juni 1975. Mamah
mempunyai kepribadian yang cenderung cuek
terhadap sekitar tetapi walaupun begitu, ia
sebenarnya sangat memperhatikan sekitarnya.
Selanjutnya ada ayahku yang bernama Jojo Sutarjo
yang lahir di Kuningan tanggal 12 Mei 1975. Kata
orang ayah merupakan cinta pertama untuk anak
perempuannya, dan ya benar saja ia cinta
pertamaku. Ayah benar-benar merupakan sosok
yang luar biasa, walaupun sifatnya sungguh
cerewet.
2
Asep Tio, ia juga sudah menikah dengan
perempuan pilihannya tahun lalu dan sekarang
mereka sudah dikaruniai satu orang anak.
3
bisa menangis dan tertawa. Pikiranku waktu kecil
Cuma satu, yaitu bermain setiap waktu.
Sebelum aku menemukan kebahagian hidupku,
banyak hal-hal buruk dan menyedihkan yang ku
hadapi, jika ada orang yang mengatakan bahwa
kehidupanku selalu indah maka mereka salah. Ada
suatu kesedihan yang ku sembunyikan dibalik
senyumanku. Kesehidan itu sengaja ku
sembunyikan karena aku hanya ingin terlihat indah
dihadapan semua orang yang melihatku tanpa harus
mengetahui perjuanganku. Kebahagian itu butuh
suatu proses yang panjang juga berliku dan aku
berusaha untuk melewati proses yang panjang juga
berliku itu.
***
4
Kuingin bercerita tentang masa kecil bahagia
Sejuta senyum bahagia tercermin dalam raut ceria
Hari-hari penuh tawa dan canda
Meski suara masih terbata-bata
Dan hanya bisa mengeja kata demi kata
Namun hati masih selembut sutra
Sebersih kertas putih tanpa pena yang
mengotorinya
Kurindu masa itu, masa indah hidupku
Masa yang tinggal kenangan belaka
Masa yang hanya dapat kuingat lewat asa
Tersimpan dalam album kisah semasa
Masa yang membuatku tersenyum dan tertawa
Tiap kali kuingat sejarahnya
Tentang kepolosan, ketidaktahuan
5
Keingintahuan, petualangan, permatan, pengalaman
Dan kebahagiaan lainnya
Awal dari akhir
6
tidaklah terlalu menyenangkan karena disana aku
hanya mempunyai satu orang teman.
7
“Iya bu” jawab ku.
8
“Kata bu guru minggu depan mah, terus
mulai besok adek latihan sama Icha dan Maya”
jawab ku
“Kalo gitu adek harus semangat latihannya
yaa!” kata mamah
“Pasti dong mamah” jawab ku
9
Dan yah kini saatnya aku naik ke atas panggung,
sungguh aku gugup melihat semua orang
menatapku.
10
terkejut mendengarnya. Itu terasa benar-benar
seperti mimpi.
Setelah pembagian piagam dan piala, langsung saja
aku berlari turun dari pnaggung menuju ke tempat
mamah duduk.
11
“ Yeyyy, makasih mamah ” Ucapku dengan
riang
“ Iya sama-sama sayang ” Ucapnya
***
12
teman-temanku, di situlah aku merasakan indahnya
kehidupan.
13
terhadap sekitar, aku akan tetap fokus dengan
bukuku seolah-olah hanya ada aku disitu.
14
“Eumm iyaa, tapi rangking berapa ihh ayoo
tebak!” Ucapku memaksa
“Adek rangking sepuluh?”
“No no no” Ucapku (menggoyangkan
kepalaku ke kiri dan ke kanan)
“Lima? "
“Bukan ih mamah” Ucapku (merenggut)
“Yaudah mamah nyerah deh, adek kasih
tahu aja adek rangking berapa hmm?” Tanyanya
“Adek rangking satuu mahhh” Kata ku
(mataku berbinar-binar)
“Wahh benarkah? Mana sini raport nya
mamah mau lihat”
“Iya mamah ih adek gak bohong, nih liat aja
raport nya”
“Iya mamah liat dulu oke”
“Alhamdulillah, pintarnya anak mamah”
15
“Mamah tau gak tadi adek gak nyangka tau
pas Bu guru manggil nama adek ke depan buat
nerima pialanya”
“Nah kalo gitu nanti adek harus bisa
mempertahankan prestasi itu yaa”
“Iya mamah”
“Adek juga harus lebih rajin lagi
belajarnya”
“Siap mamah”
“Oke, karena adek rangking satu jadi adek
mau apa dari mamah sebagai hadiah?”
“Sekarang adek gak mau apa - apa tapi gak
tau kalo nanti”
“Yaudah nanti kalo adek mau apa-apa
bilang aja oke”
“Iya mamah”
“Ahh..Iya mamah lupa telpon ayah pasti
ayah gak nyangka adek rangking satu deh”
“Ayoo telpon ayah mah”
16
“Iya sayang sebentar”
17
“Pasti kamu gak nyangka deh” Ucap
mamah
“Emang adek rangking berapa?”
“Adek rangking satu yah”
“Hahh masa sih, bohong yah”
“Enggak ih adek gak bohong, nih liat
pialanya”
“Alhamdulillah, pertahanan yaa sayang.
Berati harus lebih rajin lagi belajarnya”
“Iya ayah”
“Terus adek mau hadiah apa dari ayah?”
“Eumm..Adek pingin boneka beruang tapi
yang besar bangett”
“Yaudah nanti kalo ayah pulang ayah bawa
yah”
“Bener yaa”
“Iya sayang”
“Yaudah deh, udah dulu yah ayahh.
Assalamu'alaikum”
18
“Wa'alaykumussalam”
Tutttttttttttttt...(bunyi sambungan telpon terputus)
19
“Ya adek mau ih, yang lain banyak yang
suka main sepatu roda di sekolah”
“Yaudah nanti ayah beliin tapi kalo adek
dapet rangking satu lagi” ucap ayah
“Kok gitu sih ayah” protesku
“Ya iya dong, ayah bakal beli sepatu roda
kalo adek dapat rangking satu lagi di kelas”
jelasnya
“Terus kalo adek gak ranking satu gimana?”
tanyaku
“Ya berati sepatu rodanya juga gak jadi
dong” jawab ayah
“Yaudah deh, tapi janji yah kalo adek
rangking satu ayah bakal beliin adek sepatu roda”
pintaku
“Iya ayah janji” (pinky promise)
20
mempunyai tujuan belajar yaitu hadiah yang di
janjikan orang tuanya.
21
Apakah para orangtua pernah berfikir bahwa secara
tidak langsung mereka memaksakan kehendak
mereka kepada anaknya? Apa para orangtua tidak
pernah berpikir kalau kata-kata yang seperti itu,
yang bisa membuat ketakutan berlebih pada diri
anak misalnya takut tidak bisa memenuhi
ekspektasi orang tuanya, takut kalau ia tidak
mendapat ranking satu lagi, takut kalau orang
tuanya marah karena ia tidak mendapat peringkat
lagi, takut akan nilai yang tidak memuaskan, takut
kalah saing dengan temannya, dan ketakutan-
ketakutan yang lain.
22
Ingin mengeluh hingga berpeluh.
Tapi lupa sudah tak ada lagi tempat untuk
sekedar mengaduh.
23
Guncangan
24
larang ini itu. Padahal kan aku juga gak akan
ngelakuin hal yang macem-macem. Aku tau itu
tandanya mereka sayang aku, tapi aku juga ingin
membuktikan bahwa aku cukup dewasa. Dan aku
ingin bisa bahagiain mereka dengan cara ku sendiri.
Aku juga butuh dukungan dan kepercayaan
mereka. Nyatanya menjadi anak terakhir juga harus
bermental baja, karena anak terakhir harus
berusaha apa yang diinginkan orangtua nya karena
pada saat anak pertama gagal disitu lah orangtua
mengharapkan semuanya pada si bungsu.
25
bangga dengan apa yang aku raih. Mereka
memberikan ku hadiah dan apa pun yang aku mau
pasti di turuti. Dan mereka berpesan agar aku
mempertahankan prestasiku dengan belajar lagi
dengan sungguh-sungguh.
26
sepengetahuan orang tuaku, apalagi kalau akan
ulangan ntah itu ulangan harian atau ulangan
semester pasti aku belajar dengan gila-gilaan.
Bayangkan saja di saat orang-orang rumah sedang
merajut mimpi tapi aku saat tengah malam
terbangun hanya untuk menghapal pelajaran.
Walaupun menghapal sambil menahan kantuk yang
menyerang bahkan seringkali aku ketiduran tapi itu
tetap aku lakukan setiap kali akan ulangan karena
aku berpikir dengan itu aku bisa mengingat semua
materi.
27
tau? Aku mendapat peringkat kedua di kelas hanya
karena saat sebelum pembagian raport aku pergi ke
Jakarta menyusul mamah dan ayah. Aku pikir
waktu itu keberangkatanku tidak akan
mempengaruhi nilai ku, aku pun sudah bilang ke
guru ku kalau aku akan pergi ke Jakarta menyusul
orang tuaku dan mereka bilang tak apa, tapi apa
hasilnya? Aku yang seharusnya mendapat
peringkat pertama malah di turunkan menjadi
peringkat ke dua. Sungguh aku sangat terpukul
mendengar itu, rasanya aku kecewa terhadap diri
ku sendiri, aku menyalahkan diri ku sendiri karena
itu, aku menangis histeris sepanjang hari.
Walaupun orang tuaku bilang tak apa tak
mendapatkan peringkat pertama kali ini, masih ada
semester depan katanya. Tapi aku merasa sudah
mengecewakan mereka.
28
Dan dari saat itulah aku semakin memporsir belajar
ku dengan berlebihan, selalu belajar tengah malam
dan akibatnya aku sakit. Kata dokter darah ku
rendah dan terlalu banyak pikiran yang menjadikan
ku ngedrop. Aku di rawat di rumah sakit selama
tiga hari lamanya, tapi aku menangis histeris saat
itu. Aku menangis bukan karena takut dengan
jarum suntik tapi aku menangis karena aku berpikir
aku akan jauh tertinggal pelajaran di kelas dan aku
tidak akan mendapatkan peringkat pertama lagi.
Orang tuaku yang mendengar alasan itu langsung
menasehati ku.
29
“Kalo sekarang adek di rawat terus nanti
adek ketinggalan pelajaran dong nanti pr adek
gimana?” Ucapku terbata-bata
“Astaghfirullah adek, itu mah gimana nanti
sekarang yang penting adek sembuh dulu, adek
mau cepet pulangkan?”
“Iya mau”
“Yaudah kalo gitu jangan pikirin sekolah
dulu yang harus adek lakuin sekarang minum obat
biar cepet sembuh ayoo”
“Ihh gak mau ahh pait mamah” Ucapku
sambil menutup mulutku
“Gak ada obat yang manis adek, yang manis
itu gula mau?”
“Ih gak mau mamah pait, terus adek gak
bisa minum obat tablet ih itu besar-besar obatnya”
rengekku
“Astaghfirullah, yaudah bentar mamah
bubukin dulu obatnya”
30
“Nih obatnya udh bubuk cepet minum ayo
biar cepet sembuh”
“Iya bentar mamah”
“Bismillahirrahmanirrahim” Ucap mamah
sambil membantuku meminum obat
“Ahh mamah pahit bangett”
“Nih minum biar gak pahit lagi” sembari
memberiku gelas berisi air putih
“Glek..glek..glek ahh udah mamah”
“Yaudah kalo gitu sekarang adek tidur”
Suruh mamah
“Iya mamah” Ucapku lalu tertidur
31
Aku kembali bersekolah setelah satu minggu, aku
jadi lebih semangat belajar karena aku ingin
mengejar pelajaran yang tertinggal, tapi tetap saja
saat akan ulangan atau mengikuti perlombaan pasti
aku selalu bangun tengah malam untuk menghapal.
Mungkin itu sudah menjadi suatu kebiasaan
bagiku. Tapi yang mengganggu adalah ketika aku
terlalu memikirkan yang belum terjadi, kecemasan
berlebih itu selalu mengganggu pikiranku, aku
ingin menghilangkan itu tapi tetap saja tidak bisa,
aku terlalu takut tidak bisa melakukan ini atau itu,
dan pasti akhirnya aku akan menangis dan
mengadu pada mamah, dan mamah yang sudah
mengetahui itu akan selalu bilang “adek mah
kebiasaan, belum apa-apa udah nangis duluan, adek
mah kumeok memeh di pacok.”
32
Hidup ini tebak-tebakan
yang tidak bisa ditemukan
jawaban pastinya
Hidup ini kejutan
sepaket dengan kabar buruk
dan sukacita
yang hanya bisa diterka-terka
33
Putih Biru
34
Luragung. Aku sangat bahagia sekaligus deg-degan
harus mempersiapkan apa saja selama mengikuti
kegiatan kemping tersebut.
35
sampai lari sambil menangis. Ketika tiba giliran
kami yang menjelajahi gelapnya malam.
“Da kamu berani gak” Tanyaku ke ridha
“beranilah, jalan doang kan?” Jawabnya
santai
”iya si jalan doang, kamu yakin?” tanyaku
ragu
”yakinlah, tenang aja la” jawabnya
36
menyala, tapi sialnya teryata lampu yang kami
temukan itu adalah lampu gerbang menuju tempat
pemakaman umum, ada-ada saja maju takut
mundur gelap. Akhirnya aku pun bertanya kepada
Ridha.
“Da gimana kita, mau lanjut atau kembali
lagi ?” tanyaku
“Lah udah tanggung la” jawabnya
”Depan kita makam loh, kamu yakin da?”
tanyaku lagi ragu
”Udah ayo kita pasti bisa” ucapnya yakin
Akhirnya aku pun memberanikan diri untuk
mengikuti apa kata Ridha dan melanjutkan
perjalanan. Ketika kami mulai memasuki makam,
do’a-do’a pendek yang kami ingat tak terasa terus
terucap dari mulut kami, maklum sudah mulai
ketakutan, bahkan ketika kami dikagetkan oleh
hantu bohongan pun tak terasa do’a itu semakin
keras bahkan ketika aku menengok ke arah Ridha
37
ternyata dia sedang jongkok ketakutan, dia yang
bilang berani dia juga yang akhirnya ketakutan.
Akhirnya aku pun memeluk Ridha dan
mengajaknya untuk bangun. Sambil berpelukan
kami pun melanjutkan perjalanan dengan wajah
Ridha yang mau tidak mau lihat ke depan.
38
Akhirnya kegiatan demi kegiatan pun telah kami
lalui, tibalah kami di acara puncak perkemahan
yaitu acara api unggun, aku sangat senang sekali
mendengar acara ini akan dimulai, melihat
tumpukan kayu yang tinggi menggunung aku pun
menebam-nebak bahwa api yang akan menyala
nantinya pasti sangat besar dan tinggi. Dan
akhirnya tebakan aku pun benar, api yang menyala
pun sangat besar dan menjulang tinggi lalu satu
demi satu petasan dinyalakan untuk ikut serta
memeriahkan acara api unggun tersebut. Bahkan
tak lupa panitia menerbangkan sebuah drone yang
ketika diterbangkan langsung disambut tepuk
tangan dan teriakan dari anak-anak yang merasa
bangga sekolahnya bisa mengadakan acara
tersebut. Akhirnya acarapun selesai, dan keesokan
harinya kami kembali pulang kerumah masing-
masing.
***
39
Berkaca dari kegiatan perkemahan kepramukaan
yang cukup seru dan menyenangkan akhirnya di
kelas 8 aku memutuskan untuk ikut ekskul
kepramukaan, yaitu Dewan Penggalang. Ekskul ini
sangat seru dan menyenangkan karna aku yang
tadinya tidak tahu apa-apa tentang kepramukaan
jadi bisa tau tentang PBB, tali temali bahkan cara
mempertahankan hidup ketika kita di alam.
40
perkemahan akhirnya kamipun membuat denah
lapangan, yaitu untuk menentukan dimana lokasi
posko utama, tenda dewan penggalang, tenda
peserta putra dan peserta putri.
41
Keesokan harinya setelah selesai kami membuat
rancangan, kami pun mulai mencari bambu dan
menebangnya untuk kami uji coba terlebih dahulu
sebelum langsung ke bumi perkemahan. Setelah
selesai dengan semua persiapan. Akhirnya tibalah
waktunya perkemahan, kami dewan penggalang
berangkat lebih dulu untuk mempersiapkan
semuanya di lokasi. Aku pun bertanya kepada
sahabat-sahabatku yang kebetulan mereka juga ikut
menjadi dewan penggalang sama sepertiku.
“Gays, yakin kita sudah siap?” Tanyaku
“insya Allah siap” Jawab mereka serentak
Aku pun memberanikan diri untuk yakin dan
percaya pada teman-temanku bahwa acara yang
akan kita lakukan akan lebih sukses dari tahun-
tahun sebelumnya.
42
mendekor kami pun bersiap untuk melakukan
upacara pembukaan. Acara demi acara kami lalui
43
“La, aku tegang banget nih, bisa gak ya?
Tanya Feby
“iya sama aku juga tegang, tapi kita bisa
ko” yakinku kepadanya
“aku sedikit lupa gerakannya, gimana dong”
katanya risau
“udah kamu ikutin aja gerakan yang lain,
nanti juga hafal lagi” jawabku
“okey la”
Acara dimulai, dan alhamdulilah semuanya
berjalan dengan lancar, dimulai dari penyalaan
obor utama, penerbangan lampion, drone dan
penyalaan kembang api pun berjalan dengan lancar
dan alhamdulilah lebih meriah dari tahun
sebelumnya. Dan acara perkemahan pun selesai,
kami kembali ke rumah masing-masing.
***
Tanpa terasa dengan berjalannya waktu ujian
kenaikkan kelas pun tiba, aku mempersiapkan diri
44
dengan baik, agar aku memperoleh nilai yang
bagus. Pelajaran demi pelajaran aku lewati dengan
baik, tanpa terasa ujian pun selesai.
45
bebas dan rahasia. Kami sangat gugup menunggu
hasil perhitungan suara, perhitungan suara pun
selesai. Panitia mengumumkan hasil perhitungan
suara, ternyata kami kalah dari calon nomor urut 1.
Tapi aku tidak patah semangat karna aku akan
menjadi sekretaris di osis. Itu lah pengalaman
pertama ku ikut Kepengurusan Osis, aku aktif
dalam setiap kegiatan ataupun rapat osis.kami dari
anggota osis menyusun banyak program-program.
***
Hari hari berlalu, tak terasa kini aku sudah duduk di
bangku kelas 9, sekolah kami pun berencana akan
mengadakan study tour ke Jogja. Kami pun mulai
menabung untuk ongkos dan uang jajan kami
disana. Dan pada malam hari tanggal 14 Desember
2019 tepatnya pukul 20.00 kami berkumpul di
taman Luragung dan pada pukul 21.00 kami pun
berangkat ke Jogja untuk study tour.
46
Aku duduk sebangku dengan Ridha. Kami pun
saling bercanda dan berbagi cemilan pada saat bus
sedang berjalan. Pada pukul 04.00 kami pun tiba di
salah satu mesjid untuk melaksanakan sholat subuh
berjamaah. Dan setelah selesai sholat subuh kami
pun melanjutkan perjalanan untuk ke tempat tujuan
awal kami, yaitu Candi Borobudur. Saat di
perjalanan menuju candi, ketika aku sedang asik
mengobrol dengan Ridha, tiba-tiba suara dia tidak
terdengar lagi, dan ya benar saja dia tertidur lagi,
mungkin masih mengantuk akhirnya saya biarkan.
Jam 06.00 bus kami pun tiba di Candi Borobudur,
aku pun langsung membangunkan Ridha.
“da, ayo bangun mbi udah nyampe nih”
Ucapku
“sampe kemana la?” tayanya sambil
membuka mata
“ini kita udah nyampe di candi Borobudur”
47
“ah yang bener la, ko cepet si? Perasaan
tidur baru sebentar hehe”
“sebentar apaan, orang lagi ngobrol tiba-
tiba gk ada suaranya, pas diliat eh tidur” Jawabku
kesal
”hehehe, maafin ya, ngantuk banget
soalnya” ucapnya cengengesan
“Oke-oke, yaudah siap-siap yu, yang lain
udh mau turun tuh” ajakku
“okey”
Akhirnya kami pun turun dari bus dan bersiap
menjelahi megahnya candi Borobudur. Langkah
demi langkah terus berlalu, tak terasa aku dan
Ridha pun berada diatas candi. Melihat
pemandangan yang begitu bagusnya, Ridha tak
tahan ingin berfoto untuk mengabadikan momen
ini.
“la la foto yuk foto, bagus banget nih
pemandangannya” ajaknya
48
“boleh boleh, ayo” jawabku
Kami pun berfoto bersama dan juga bersama
teman-teman lainnya, ketika sedang asyik berfoto
tak terasa waktu sudah menunjukan jam 10.00,
akhirnya terpaksa kami harus meninggalkan Candi
Borobudur dan melanjutkan perjalanan ke tempat
berikutnya, diperjalanan kamipun mampir dulu
untuk mengisi perut kami di salah satu restoran
yang cukup luas, setelah selesai makan, kami
melanjutkan perjalanan ke museum dirgantara.
49
dekat Malioboro. Pukul 17.30 mobil kami tiba di
hotel tersebut. Aku dan teman-teman yang lainnya
langsung diantarkan ke kamarnya masing-masing.
Aku satu kamar dengan Ridha, Lilis, Feby, dan
Dea. Kami pun langsung bergegas untuk mandi dan
berkumpul kembali jam 19.00 untuk makan malam.
Setelah selesai makan kami kembali ke kamar
masing-masing untuk menikmati malam sambil
melihat indahnya suasana Jogja di malam hari.
50
teman akhirnya berteriak ketakutan tapi seru,
apalagi ketika mobil tersebut melintasi genangan
genangan air yang cukup dalam. Kami pun
berteriak dengan disertai cipratan-cipratan air ke
tubuh kami. Ya ekstrim memang, tapi seru dan
bikin ketagihan. Asyik bermain mobil sambil
kotor-kotoran tak terasa waktu sudah menunjukan
pukul 14.00, dengan berat hati kami terpaksa
meninggalkan tempat itu untuk melanjutkan
perjalanan ke tempat berikutnya.
51
larian menuju pantai. Aku dan yang lainnya pun
terbawa suasana.
“la ayo la cepet lari kita main air" ajak Lilis
“iya sebentar tunggu-tunggu” Jawabku
Setelah tiba di pinggir pantai Lilis pun langsung
menarik dan menyiram aku dengan air laut, sambil
ketawa-ketawa dia terus melakukannya
“ayo la mandi la hahaha" ucapnya
Tak terima baju aku jadi basah kuyup akhirnya aku
pun membalas perbuatan Lilis
“awas kamu, aku bales nih hehehe” sambil
membalas menyiramkan air ke tubuhnya
Akhirnya tubuh kami pun basah kuyup. Kami yang
sedang asik bermain air teralihkan pandangannya
oleh teman-teman kami, ada yang
52
bermain bola, naik kuda dan bermain motor ATV.
Lilis pun penasaran dengan motor ATV.
“la naik ATV yuk hehehe” ajaknya
“emang kamu bisa?” tanyaku
“bisaaa, udah ayo, jatoh paling kebawah
hehehe” jawabnya
Belum sempat mengiyakan tangan aku sudah
ditarik olehnya, akhirnya dengan perasaan deg-
degan karena tak yakin Lilis bisa mengendarai
motor ATV, aku pun memberanikan diri untuk ikut
naik. Dan ya benar saja, dia langsung tancap gas,
motor pun langsung ngebut. Tanpa perasaan
bersalah dia pun tertawa terbahak-bahak.
“hahaha sorry la, pegangan-pegangan
hahaha” ucapnya
Aku yang takut hanya bisa teriak-teriak sambil
mengingatkan dia.
“pelan-pelan da pelan-pelan aku belum mau
mati” ucapku ketakutan
53
Dan tak lama akhirnya dia bisa mengendalikan
motor tersebut, kami pun mengelilingi pantai
sambil tertawa diatas motor ATV. Dan tak terasa
waktu sudah hampir magrib, aku dan teman-teman
disuruh untuk bersih-besih dan mandi sebelum
meninggalkan pantai tersebut. Setelah semuanya
bersih, kami pun makan terlebih dahulu sebelum
melanjutkan perjalanan. Setelah selesai makan,
kami kembali menaiki bus untuk ke tujuan
berikutnya, yaitu Malioboro lalu pulang.
Dijalan kami berbagi cerita tentang keasikan-
keasikan kami dari hari kemarin. Sedang asik
bebagi cerita dengan teman-teman tiba-tiba ada
guru kami yang menyalakan televisi di dalam bus.
Ternyata dia memutarkan lagu dangdut. Akhirnya
sambil menikmati perjalanan di bus kami pun
bernyanyi bersama. Tak terasa berapa lagu yang
sudah kami nyanyikan, akhirnya tibalah kami di
Tempat wisata terakhir kami, yaitu Malioboro,
54
disana aku dan teman-teman pun berbelanja untuk
oleh-oleh keluarga yang menunggu dirumah. Aku
pun bingung dan bertanya kepada Ridha “da kamu
mau beli apaan buat yang dirumah”
“gak tau aku juga bingung” jawabnya
“beli makanan apa baju ya?” tanyaku
bingung
“beli keduanya aja yu daripada bingung
hehehe”
“gimana, ya?”
Tanpa berpikir panjang Ridha pun langsung
menarik aku untuk ke toko pakaian dan
memilihnya. Dikarenakan wanita yang tak kuat
melihat baju yang bagus dan harganya murah
akhirnya kami pun membeli beberapa baju untuk
oleh-oleh ke rumah. Setelah selesai berbelanja baju
aku pun mengajak Ridha untuk ke tempat
makanan. Dan kami pun berbelanja makanan.
Sedang asik-asiknya berbelanja tak terasa waktu
55
menunjukkan pukul 21.00, dimana kami semua
harus kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan
untuk pulang. Aku dan Ridha pun bergegas untuk
ke mobil. Ketika bus sudah mulai berjalan, aku
yang penasaran dengan rasa makanan yang tadi aku
beli akhirnya mencoba untuk membuka makanan
tersebut. Dan ketika aku coba ternyata rasanya
cukup enak, akhirnya aku menawarkannya ke
Ridha
“da da, cobain deh makanan yang tadi, enak
banget loh” ucapku
“lah ko di buka, kan buat dirumah?
Tanyanya bingung
“udah ayo ambil, cobain aja dulu hehehe”
Ridhapun mengambil makanan itu dan
memakannya, dengan rasa yang begitu enak, tak
terasa oleh-oleh yang aku beli tinggal setengah.
“da, oleh-oleh aku tinggal setengah hehehe”
56
“hehehe dimakanin mulu si, udah-udah buat
dirumah”
Dengar berat hati aku pun menyudahi kegiatan
mengemil itu dan memilih untuk tidur.
“iya iya udah, aku mau tidur aja ah, takut
abis makanannya hehehe”
“hehehe yaudah aku juga mau tidur ko”
57
“Waalaikusalam, oke siap meluncur, tunggu
yah”
58
Hari perpisahan pun tiba, setiap murid berada
sesuai susunan kelas masing-masing. Acara pun
berlangsung dengan hikmat, semuanya hanyut
dalam kesedihan. Aku merasa masa SMP ini
banyak suka dan duka sehingga semuanya bisa
dijadikan pelajaran.
59
PROSES
60
Kelabu
61
kendala seperti bagaimana cara memahami materi
yang diberikan melalui video maupun PPT. Orang
tuaku juga bingung bagaimana mengatasi hal itu
sedangkan kalau keluar rumah saja takut
bagaimana mau mengikuti les tambahan. Tetapi
hari-hari kulalui, aku mulai belajar dengan mandiri
sampai dititik ini aku merasa pembelajaran jarak
jauh menjadi mudah karena sudah 2 tahun lebih
aku melewatinya.
62
on cam dan on mic kamu dengan cara menekan
tombol mikrofon dan kamera lalu kamu bisa
bertemu dengan guru dan teman mu”
“Ouh begitu yah terima kasih kakak”
Ucapku
Lalu aku melakukan pertemuan dengan temanku.
Aku sangat senang sekali bisa bertemu dengan guru
dan temanku walau tidak bertatap muka.
63
saya pun memutuskan menggunakan situs sekolah
supaya guru lebih enak menilai hasil Penilain Akhir
Semester tersebut, aku pun kaget jika Penilaian
Akhir Semester menggunakan situs sekolah karena
aku sudah terbiasa menulis jawaban di kertas lalu
kirim ke gurunya saat penilaian harian.
64
Malam yang begitu sunyi dengan alunan suara
jangkrik yang bersautan, aku duduk di depan laptop
melihat video YouTube. Tiba-tiba handphoneku
berdering. Aku berteriak kegirangan setelah
mengeceknya, lantaran dalam pesan singkat
tersebut berisikan informasi bahwa pembelajaran
tatap muka akan dilaksanakan di bulan Agustus
mendatang dengan syarat harus mematuhi protokol
kesehatan dan mendapat persetujuan dari orang
tua/wali.
65
Sesampaiku di sekolah, aku disambut oleh petugas
osis di gerbang sekolah dan diarahkan untuk
mencuci tangan serta dicek suhu badanku dengan
menggunakan thermogun. Jika pada thermogun
menunjukkan angka di atas 37 derajat Celsius,
maka harus pulang lagi ke rumah dan tidak dapat
mengikut proses pembelajaran tatap muka di kelas.
Untungnya, suhu badanku 36,2 derajat Celsius.
Aku pun bergegas menuju ruang kelas. Saat aku
berdiri di depan pintu kelas, aku disapa oleh teman-
temanku yang duduk saling berjauhan. Kamipun
berkenalan lebih lanjut dan saling berbagi
pengalaman selama pandemi COVID-19. Ada yang
harus membantu orang tuanya terlebih dahulu
kemudian mengikuti proses pembelajaran secara
daring, ada pula yang harus berbagi waktu
menggunakan handphone dengan adik-adiknya
untuk belajar, terkadang ada materi yang sangat
sulit dipahami padahal sudah mencari beberapa
66
penjelasan di berbagai sumber dan juga sudah
bertanya via whatsapp dengan guru mata pelajaran
yang bersangkutan, bahkan adapula yang tidak
mengikuti pembelajaran dengan alasan kuotanya
habis.
67
Pembelajaran tatap muka pada hari ini sangatlah
menyenangkan, meskipun pembelajaran hari ini
hanya dapat diikuti 18 siswa karena jumlah siswa
di setiap ruangan kelas hanya boleh diisi maksimal
50% dari kapasitas ruangan, juga kita bisa
berinteraksi secara langsung dengan guru dan
teman-teman meskipun duduk saling berjauhan dan
tidak dapat melihat wajah satu sama lain dengan
jelas karena sebagian wajah kita ditutupi oleh
masker. Selain itu, pembelajaran tatap muka dapat
memudahkan kami yang mengalami kesulitan
memahami materi karena dapat bertanya saat itu
juga. Dan pembelaran hari ini jauh lebih efektif
dibandingkan saat belajar secara daring.
68
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, kini aku
sudah berada di kelas 12. Banyak suka dan duka
yang aku lalui untuk bisa berada ditahap ini. Aku
tau perjalanan ku masih panjang, masih ada cita-
cita yang harus aku wujudkan, ada masa depan
yang harus dipersiapkan, dan ada orangtua yang
harus dibahagiakan.
69
“Untuk diriku sendiri
Terima kasih sudah bertahan dan berjuang
hingga saat ini
Terima kasih telah menjadi pribadi yang terus
berusaha lebih baik
Maaf untuk segala kesusahan, kelelahan, dan
kesedihan yang tiada henti
Mari kita berjuang sedikit lagi
Tetap semangat ya aku”
70
Semesta ini penuh dengan kejutan
Kita nggak pernah tahu
kapan kita akan mulai tertarik dengan seseorang
Kita juga nggak pernah tahu
kapan jadwal kita untuk jatuh cinta.
Tugas kita sebenarnya sederhana
Cukup nikmati saja alurnya.
71
Jatuh Hati
72
Dia yang telah dengan lancangnya mencuri
perhatianku, dan mengusir sepi yang biasanya
menemaniku. Dia hanya seorang laki-laki
sederhana yang mampu membuat aku tertawa
dengan segala tingkahnya. Dia yang tak pernah
sekalipun bernada tinggi bila sedang marah, dan dia
yang selalu memberikan semangat dikala aku
sedang terpuruk.
73
semester akhir di salah satu universitas yang ada di
kuningan. Dia juga sudah menjadi guru dan
mengajar di SMPN 2 Luragung.
74
Aku tak tahu kapan rasa ini datang, aku merasakan
hal yang aneh ketika dekat dengan dia. Aku jatuh
hati pada caranya memanggil namaku. Sama
halnya dengan yang lain memang, tetapi suaranya
ketika menyebutkannya membuatku candu
seketika. Aku jatuh hati pada caranya
memandangku. Karena hanya dengan seperti itu
mata kita bisa saling bertemu dan kerap ada yang
terungkap melalui manik mata itu. Aku jatuh hati
pada senyum yang selalu dia berikan pada semua.
Walau itu berarti aku harus menahan cemburu
ketika dia tersenyum manis pada mereka.
75
atau ada masalah denganku, dia tak pernah
sedikitpun menaikkan suaranya kepadaku, dia
selalu mengalah walau kadang dia juga sedikit
keras kepala. Tapi ada satu sifat dia yang aku tak
suka yaitu kala dia sedang cemburu, memang
cemburu tidak salah karena itu berati dia sayang
kepadaku tapi kadang itu membuatku malas karena
kalau dia sedang cemburu maka dia akan
menanyakan semuanya sampai semua pertanyaan
yang ada di otaknya terjawab. Tapi aku berterima
kasih kepadanya, karena selalu ada di saat aku
sedih dan selalu memberikan semangat kepadaku
agar tetap kuat. Dan maaf karena aku kadang
membuatmu kesal dan marah dengan semua
sikapku. Semoga kau masih mau untuk tetap
berjalan bersamaku.
76
Cinta akan selalu tumbuh seiring waktu. Bisa
menjadi baik, bisa juga berbalik dari apa yang
pertama terasa. Begitulah sewajarnya. Dan, aku
hanya ingin mencintaimu dengan wajar. Tidak ada
yang ingin kulakukan berlebihan, karena memang
yang berlebihan tidak baik.
77
Tentang Penulis
78