Anda di halaman 1dari 4

Lomba Menulis Esai Siswa SMA / SMK Se – Kabupaten Samosir

Tema “ Aku dan Mimpiku “

Nama : Aura Sri Wahyuni Manik


Kelas : XI
Asal Sekolah : SMA Negeri I Simanindo

Saya Aura Sri Wahyuni Manik seorang siswa yang sedang duduk di bangku kelas XI SMA.
Saya bersekolah di SMA Negeri 1 Simanindo yang terletak di Ambarita salah satu sekolah
Negeri yang ada di Kabupaten Samosir.Setiap orang pasti punya mimpi dan impian bukan?
Saya bercita-cita sebagai diplomat,Namun mimpi dan impian saya adalah Menjadi orang
Sukses. Akan Tetapi dalam mencapai semua cita-cita, mimpi, impian itu tentu banyak
tantangan, cobaan dan butuh banyak perjuangan. Apalagi orang tua saya hanya seorang petani,
apakah saya bisa meraih semua itu? Saya berfikir itu mungkin sangat sulit Tapi saya tetap
optimis tidak ada yang tak mungkin.Ini masih seperempat bagian dari kehidupan saya dalam
meraih mimpi itu apalagi usia saya masih cukup muda, dan perjalanan saya masih terhitung
cukup panjang, masih banyak rintangan yang saya lalui dalam meraih mimpi dan impian itu.
Sejak duduk dibangku SMP saya sudah berinisiatif untuk menjadi gadis mandiri karena dulu
orang tua saya selalu mengatakan "kapan kamu dewasa? kenapa kamu masih kekanak-
kanakan? orang mah semakin bertambah usia semakin dewasa juga pemikiran nya lah kamu?"
Ibu saya selalu berkata begitu, jika saya melakukan kesalahan.Dan dari situ saya ambil
kesimpulannya disaat SMA nanti saya tidak akan sekolah di tempat orang tua saya, saya ingin
nge kost dan mencoba hidup mandiri.
Setelah lulus SMP awalnya saya ingin mendaftar di SMA Negeri 1 Pangururan. namun, karena
keadaan Ekonomi orang tua saya yang sangat minim serta pengeluaran orang tua saya semakin
banyak, akhirnya saya mundur takut ngerepotin orang tua untuk membayar biaya kost an. Dan
saat itu ibu saya mengatakan " Nak,kamu sekolah di SMA Negeri I Simanindo saja disitu juga
mutunya bagus dan juga bisa mengurangi biaya pengeluaran yang kurang mencukupi"
Tanpa berfikir panjang, saya mengiyakan saja. Namun disitu bapak saya bilang begini "udah
pasti mau sekolah disitu? Sekolah nya jauh itu" dengan bangganya saya menjawab"ga papa
pah, biar sekalian saya bisa lebih mandiri". Abang saya juga bertanya "yu nanti nggak menyesal
kan sekolah disana?" Jawaban saya sama seperti balasan yang saya berikan kepada bapak saya,
dan akhirnya saya mendaftar di SMA 1 Simanindo dan puji Tuhan saya diterima.
Masuk sekolah pun tiba, saya di Ambarita tinggal bersama oppung saya (kakek,nenek) orang
tua dari ibu saya jadi tidak perlu membayar uang kost. mungkin karena itu hari pertama
mengenakan seragam SMA saya sangat bersemangat walaupun berjalan kaki sekitar 2,5km
sendirian dari rumah sampai ke Sekolah.
Begitu pun sampe sebulan penuh, saya sangat bersemangat ke sekolah. Namun setelah sebulan
berlalu saya merasa capek berjalan sendirian. Pernah ibu saya menawarkan untuk naik angkot
saja kesekolah tapi saya berfikir dalam hati begini "nanti kalo naik angkot pergi-pulang berarti
4×30= 120, sama aja ngerepotin orang tua belum juga uang SPP dan keperluan lainnya"
akhirnya saya putuskan untuk jalan kaki saja.
Namun, masih semester 1 kelas 10 saya sudah meminta pindah ke orang tua dengan
mengatakan "mak, pak aku capek sekolah disini, jalan sendirian juga saya pindah saja iya ?".
Tapi hasilnya nihil mereka tidak mau memindahkan saya. Dan saya awali hari-hari seperti
biasanya ngeluh, capek dan semenjak tinggal bersama oppung saya merasa kesepian tidak
punya temen untuk mengobrol, bercerita. Terkadang saya merasa sangat lelah dan berfikir
untuk berhenti sekolah. Namun dengan cepat saya buang pemikiran tidak jelas itu.
1 semester kelas X pun berlalu namun hati saya tetap ingin pindah saya bilang ke orang tua
"mah pindah yah kalo udah kelas XI?" Jawabannya sama NIHIL. Bahkan saya pernah bilang
ke bapak saya "pah nanti kelas XI aku pindah ya? capek kali aku disana kalau tidak mau kalian
mindahin aku, tidak apa-apa Aku ulang pun dari kelas X lagi disini". Saya mengatakan itu
namun hasilnya selalu nihil. Saya mengatakan itu saat saya pulang kerumah orang tua saya
yang berada di salaon (Ronggurnihuta) karena biasanya disaat libur sekolah saya akan pulang
kerumah orang tua untuk membantu mereka keladang.
Disekolah kehidupan saya mungkin terbilang tidak cukup baik, karena saya orang nya pemalu
dan susah bergaul serta merasa minder dan juga kurang percaya diri,mungkin karena saya dari
keluarga yang hidup serba kekurangan sementara teman-teman saya terlihat dari keluarga
orang mampu sehingga saya sulit untuk beradaptasi dengan mereka. Dulu saat pertama masuk
SMA saya merasa saya itu termasuk siswa yang dikucilkan karena memang tidak ada yang
saya kenal satu orang pun, bahkan saat saya bergerak dikit ada saja orang yang tertawa
meremehkan saya, mungkin mereka merasa remeh kepada saya karna kesekolah saya jalan kaki
dan tidak punya teman. semua itu saya ceritakan kepada orang tua saya agar itu menjadi salah
satu alasan untuk saya dipindahkan, namun hasilnya tetap NIHIL.
Di sekolah saya hanya memiliki seorang teman baik yang bisa memahami keadaan saya
Selebihnya hanya sebagai teman sekilas saja karna satu kelas. Mungkin sudah dimayoritas
sekolah/ kelas banyak orang orang sombong yang pamer kekayaan, pamer segala macam
Namun saya tidak hiraukan itu karena tujuan saya kesekolah hanya untuk menuntut ilmu, saya
juga tidak butuh begitu banyak teman saya hanya butuh teman yang benar-benar teman. Saya
juga berfikir begini "Its okey aku bisa saja seperti mereka-mereka namun aku gak mau
nyusahin orang tua aku dengan membeli ini membeli itu, Lagian mungkin salah seorang dari
mereka ada saja yang kemakan gengsi makanya pura-pura menjadi orang yang berpunya tanpa
memikirkan keadaan orang tua"
Semester Dua kelas X berakhir dan saya pun akhirnya menginjakkan kaki di kelas XI
Seperti biasa kebiasaan saya hanyalah mengeluh dan ingin menyerah, tak lupa semester Satu
kelas XI saya meminta pindah kepada orang tua saya, namun hasilnya tetap juga NIHIL.
Setiap harinya saya tetap pergi ke sekolah seperti biasanya jalan kaki sendirian dan begitu juga
sepulang dari sekolah saya harus berjalan kaki dengan sendirian dibawah panas terik matahari
ataupun gerimis. terkadang saya juga muak saat sampai disekolah saya capek dan saya juga
sudah bau keringat padahal saya sudah mandi dari rumah. Tapi tetap saya nikmati masa sekolah
saya dengan mengeluh setiap harinya. saya merasa janggal jika tidak mengeluh sehari saja,
padahal sudah sepatutnya kita harus bersyukur dengan pemberian Tuhan
Semester satu kelas XI pun berlalu dan sekarang sudah semester dua. mungkin ini titik terlemah
saya selama duduk dibangku SMA. Seperti biasa saya meminta pindah kepada orang tua saya
namun hasilnya tetap sama nihil dan nihil. Namun disemester ini saya minta pindah yang cukup
berlebihan kepada orang tua saya, saya mengatakan jika saya tidak di pindahkan maka saya
putus sekolah saja, saya capek dan balasan orang tua saya membuat saya tertawa "ya sudah
putus sekolah saja kau, biar berkurang beban mamak" kata orang tua saya begitu.Walaupun itu
mungkin suatu jawaban rasa kecewa dari orangtua. Disitu saya marah, kesal, capek semuanya
campur aduk.
Karena saya mengatakan ingin putus sekolah, Abang saya yang sedang berada di luar
kabupaten Samosir ngechat saya dan menceramahi saya dengan mengatakan ini dan itu,
mengatai saya bodoh, stres dia juga bilang "apa maksudmu bilang ngga mau sekolah lagi?
Harusnya kau bersyukur masih bisa sekolah, liat diluar sana masih banyak orang yang ngga
bisa sekolah lah kau di sekolahkan bahkan orang tua kita tidak pernah kenal lelah tetap
beejuang demi masa depan kita tapi kamu malah tidak mau mau sekolah hanya karena kamu
merasa capek dan lelah berjalan kaki ke sekolah, mikir nya kau disitu?yang ngga kau pake nya
otakmu?aku pun disini ke kampus jalan kaki nya tapi nggak ku permasalahkan itu, aku tidak
pernah langsung ingin putus sekolah , dewasa sedikit kau berfikir jangan kayak anak-anak lagi
sudah kelas 2 SMA kau". Katanya begitu ,tapi disitu saya masih kesal dan hanya saya balas
"iya".
Tapi setelah perasaan saya mulai lega saya berfikir dengan baik dan jernih saya ambil poin-
poin penting yang diberikan Abang saya, saya berfikir kakak saya tidak melanjut kuliah karna
tidak ada uang orang tua masa saya disekolahkan tapi ingin putus sekolah,itulah yang selalu
muncul dalm pikiran saya,akhirnya saya mengalah .Saya juga mengingat perjuangan orang tua
yang harus keladang tiap harinya, dan juga mengingat bahwa cita-cita saya tinggi setinggi
harapan orang tua yang selalu mendoakan saya berhasil meraih impian ku.
Akhirnya saya bilang lagi ke mamak "mah aku minta maaf, bukan niat ku sesungguhnya buat
putus sekolah dan buat mama kecewa ,tadi kebawa suasana karna capek itu aku jalan maaf ya
mah" saya langsung bilang itu ke mamah.
Dan puji Tuhan semoga tidak ada cobaan untuk Saya minta pindah lagi, semoga saya bisa
menikmati masa SMA ini dengan penuh kegembiraan walaupun banyak capeknya. Dan
semoga juga setelah lulus SMA saya bisa masuk SNBP dan mewujudkan cita-cita saya menjadi
diplomat, mewujudkan mimpi saya lulusan sarjana politik, memujudkan impian saya menjadi
orang kaya, membuat orang tua bangga, meningkatkan derajat orang tua agar mereka tidak
selalu dilihat rendah oleh orang lain bahkan keluarga sendiri yang selama ini seakan – akan
menganggap orang tua kami tidak ada hanya karena keadaan ekonomi kami yang rendah.
Poin penting yang perlu diambil dari cerita saya hanya 1 yaitu JANGAN MENGAMBIL
KEPUTUSAN DISAAT HATI SEDANG GUSAR / PANAS AGAR TIDAK ADA
PENYESALAN NANTINYA.
Jujur sejak tinggal dirumah oppung saya, saya memiliki 4 sahabat sejati yang selalu setia
menemani saya yaitu CAPEK,MENGELUH,PENYESALAN dan KESEPIAN.
Namun dengan begitu banyaknya rintangan dan tantangan hidup yang saya jalani saya harus
tetap semangat dan juga berprinsip bahwa saya harus berhasil mencapai impian dan juga
mimpiku karena saya yakin tak ada yang tak mungkin asalkan kita selalu berusaha dan berdoa.

Anda mungkin juga menyukai