Anda di halaman 1dari 3

Autobiografi

Nama: Ade Muhamad Baihaqi

Nim: 21108030094

MKS Kelas C

Assalamualaikum wr.wb. saya ingin menceritakan dengan singkat biografi saya dan beberapa
pengalaman saya.

Nama saya ade muhamad baihaqi kelahiran pemalang 5 maret 2000, saya hanya mempunyai satu
saudara perempuan yaitu kakak saya, saya anak terahir dari keluarga kecil yang tinggal di plosok
desa daerah pegunungan kec. Watukumpul kab. Pemalang jawa tengah.

Di umur 7 tahun saya masuk di salah satu sekolah dasar di desa saya sebagai siswa kelas satu, nama
sekolahnya SDN 01 Telagasana sekolah dasar favorit pada masanya. Saya sadar bahwa saya di
lahirkan dari keluarga kecil, keluarga yang kurang mampu, namun pada umur 7 tahun saya sudah
mempunyai cita-cita yaa walau bisa dibilang konyol, cita-cita saya pada waktu itu ingin menjadi
seorang presiden RI dan saya dengan tekad tersebut mulai giat untuk belajar, setelah saya naik ke
kelas tiga, saya sering mengikuti partisipasi dari luar sekolah dan saya menjadai delegasi perwakilan
SDN 01, seperti lomba-lomba, gerakan keperamukaan dan lain sebagainya.

Tahun demi tahun telah saya lewati dan pada ahirnya pada tahun 2013 saya dinyatakan lulus dengan
peringkat satu teladan dengan pencapaian rangking satu dari kelas 1 sampai kelas 6 serta mendapat
penghargaan kecil dari pihak sekolah.

Kemudian saya melanjutkan pendidikan saya di pondok pesantren berbasis swasta atau lebih
tepatnya mondok plus sekolah umum, saya mondok di pondok pesantren ribatul muta'alimin kota
pekalongan, 2013 adalah tahun masuk saya sebagai santri sekaligus siswa di MTS Ribatul muta'alimin
kota pekalongan, sedih memang saat pertama kali masuk pondok karena hari itu pula saya harus
berpisah dengan orang tua saya dengan rentan waktu yang tidak sebentar, jauh dari rumah, dipaksa
hidup mandiri, harus bertahan dengan semua ujian, ketidaknyamanan dan lain sebagainya, karena
kita tahu bahwa hidup di pondok pesantren tidaklah seperti di rumah, dimana kamu bisa makan
sepusnya, mandi sepuasnya, ke kamar mandi sepuasnya, bermain setiap hari, semua itu tidak
berlaku di pesantren dimana makan di jatah setengah piring 2 kali sehari, mandi tidak boleh lebih
dari 5 menit, ke kamar mandi tidak boleh lebih dari 7 menit, tidak ada kata bermain, semua waktu
untuk belajar, hapalan kitab kuning, setoran hapalan, diskusi dan semua itu harus bisa saya atur
waktunya antara kegiatan pembelajaran di pesantren dengan pembelajaran di lingkup sekolah MTS.

Namun dari sini juga karakter saya di bentuk, menjadi karakter seseorang yang harus kuat, pribadi
yang baik dan harus bisa mengatur waktu dengan baik. Sebagai santri saya harus hidup lebih dari
kata sederhana, setiap hari penuh dengan kekurangan dengan biaya perbulan dari orang tua saya
sebesar 400.000 dengan potongan 250.000 untuk uang syahriah dan 150 untuk keperluan saya
sebulan, bisa kamu bayangkan betapa kurangnya uang segitu untuk jajan selama satu bulan, yah
memang sangat kurang namun saya mencoba untuk mensyukuri. Bisa di bilang ketika saya pertama
kali masuk pesantren berat badan saya 45 kg dan setelah beberapa bulan hanya 30 an, turun 15 kg
dan postur tubuh bisa di bilang sangat kurus sekali.

Ujian demi ujian saya lewati, 2014 saya kelas 8 MTS pada semester kelas 7 saya gagal dalam prestasi
itu karena teman-teman saya yang berasal dari luar daerah dan bahkan tidak sedikit yang dari kota
besar, yang bisa di bilang dalam pendidikan mereka cukup memadai dengan gaya pendidikan yang
layak. Berbeda dengan saya yang hanya anak desa dengan pendidikan alakadarnya. Saya mendapat
rangking 10 di kelas dan itu membuat saya sangat putus asa sekali, namun tidak membuat saya
gentar untuk menyerah.

Di kelas 8 saya sangat aktif di bidang ekstrakulikuler kepramukaan dan saya menjadi ketua dalam
organisasi tahun ini dan menjalankan kegiatan sebagai seoarang pemimpin selama setahun, sudah
banyak kejuaraan perlombaan yang saya ikuti di dunia pramuka dan itu menjadi nilai tambah saya
menjadi siswa.

Pada tahun 2016 saya dinyatakan lulus oleh pihak sekolah MTS Ribatul muta'alimin dengan nilai
yang tidak terlalu buruk juga, setelah perpisahan kelulusan saya berfikir untuk melanjutkan sekolah
ke jenjang SMA kemudian saya mendaftar menjadi siwa MA Ribatul muta"alimin. Saya masuk di
kelas IPA 1, kelas yang katanya favorit pada jenjang SMA ini saya sudah merasa malas untuk sekolah
dan berfikir untuk nyalaf (ngaji di pondok) saja, tahun berganti dan sekarang saya kelas 11 MA, di
tahun ini saya lebih di sorot baik oleh teman, adik kelas, kaka kelas, bahkan para guru sebab
pencapaian saya di organisasi cukup banyak.

Mulai dari pramuka disitu saya menjadi pradana (ketua) menjadi pemimpin di bidang pramuka,
banyak prestasi di dunia pramuka pada masa kepemimpinan saya, mulai dari lomba tingkat sekolah,
tingkat kota, dan tingkat nasional dan saya menjadi perwakilan kota pekalongan pada kemah
perwimanas yang di adakan di kota magelang pada tahun 2018 dan menjuarai lomba seni pramuka
tingkat nasioanal yang di ikuti oleh seluruh kawasan dari sabang sampai merauke. Saya juga menjadi
kandidat ketua IPNU atau OSIS MA Ribatul muta'alimin dan memimpin dua organisasi sekaligus.

Banyak prestasi di bidang organisasi yang sudah saya peroleh dan membesarkan nama sekoah,
namun yang saya kecewakan pada saat itu saya merasa tidak di hargai oleh pihak guru sekolah
hanya karena nilai akademik saya tidak bagus dan banyaknya izin yang saya gunakan untuk
kepentingan organisasi dan semua itu untuk kepentingan sekolah dan bukan untuk saya pribadi,
namun semua prestasi saya di anggap sia-sia. Padahal saya sudah membagi waktu saya dengan
sangat baik antara organisasi, sekolah, madrasah lingkup pesantren, ngaji dalam pesantren, dan
waktu dalam pondok pesantren.

Namun saya menjalani semua rintangan dengan sabar pada ahirnya 2019 saya dinyatakan lulus oleh
pihak sekolah dan pada acara perpisahan di sebuah gedung, saya menjadi perwakilan teman
angkatan untuk memberi pidato terahir saya kepada sekolah dan pada saat itu tidak sedikit yang
mengeluarkan air mata.

Kemudian saya melanjutkan pendidikan saya dalam pesantren selama 2 tahun sembari orang tua
menabung/menyiapkan uang untuk saya melanjutkan ke jenjang universitas. Dan pada tahun ini
2021 walau saya belum dinyatakan lulus di pesantren, saya memutuskan untuk keluar dan mencoba
mendaftar di salah satu universitas impian saya yaitu UIN sunan kalijaga yogyakarta.
Saya sadar dengan segala kekurangan yg saya miliki dalam bidang administrasi atau biaya hidup,
saya mencoba memaksimalkan membantu mencari uang di desa, dari mulai menjadi buruh serabut,
tani, kuli bangunan, dan apa saja yang sekiranya menghaslkan uang. Karena saya tahu biaya untuk
masuk di UIN tidak sedikit, dan pada ahirnya saya memberanikan diri mencoba mengikuti test, jalur
masuk yang pertama saya mengikuti jalur UMPTKIN dan saya memilih 2 universitas di indonesia
yaitu UIN sunan kalijaga dan UIN walisongo pada test ini saya di nyatakan di terima menjadi
mahasiswa di UIN walisongo, namun karena bukan UIN yang saya inginkan saya memberanikan diri
untuk tidak masuk di UIN walisongo dan mencoba mengikuti test CBT 2 di UIN sunan kalijaga
dengan usaha serta doa dari orang tua sayapun dinyatakan di terima di UIN sunan kalijaga sebagai
mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis islam program studi manajemen keuangan syari'ah. Dengan
beban ukt golongan 5 yang harus saya pikul, sedangkan pendapatan dari orang tua saya tidak
samapai 1juta sebulan gimana saya bisa membayarnya, sayapun memberanikan diri untuk tetap
melangkah kedepan walau rintangan sudah terlihat di langkah awal.

Dengan beban segitu saya harus tegar dan kuat sebagai laki-laki, saya harus kerja part-time dengan
gaji yg bisa dikatakan kurang, namun saya tetap harus bekerja dan belajar karena saya yakin ini
langkah terbaik menurut saya demi menggapai mimpi saya.

Saya sadar saya dilahirkan dari keluarga yg kurang mampu namun kemauan dan kerja keras tidak
akan menghianati hasil. Buktinya orang tua saya bisa membiyayi sekolah saya sampai titik ini dan
saya bertahan dari segala kekurangan itu karena saya yakin seorang yang sukses tidak terlahir dari
orang yang malas dan saya sudah berlatih untuk kerja keras dari dini sampai sekarang dan suatu hari
nanti saya pasti akan menggapai impian saya dan saya yakini itu.

Saya mempunyai slogan untuk semuanya;

Pengin Mulyo Kudu Wani Rekoso

Terima kasih dari saya wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai