Anda di halaman 1dari 3

Judul Cerpen : Aku dan Kehidupanku

Penulis : R. Gymnastiar Ardani

Namaku R. Gymnastiar Ardani biasa dipanggil Gym, anak bungsu dari 2 bersaudara. Lahir di
Makassar pada tanggal 02 Januari 2002. Kakak saya meninggal pada usia masih bayi dan itu
menjadikan saya sebagai anak tunggal. Ibu dan Ayah berasal dari kota yang berbeda, Ibu
berasal dari Gorontalo dan Ayah berasal dari Makassar. Keluarga kami berdomisili di
Makassar dan melanjutkan aktivitas sehari-hari di kota yang kami tinggali sekarang ini.
Meskipun mereka berasal dari kota asal berbeda tetapi usaha mereka dalam membimbing
anaknya sangat tegas sehingga menjadikan saya memiliki sifat pantang menyerah dalam
menjalani kehidupan.

Dalam perjalanan hidup yang telah dilalui dari jenjang Sekolah Dasar saya mencoba untuk
menjadi seorang anak yang bisa membawa dampak baik bagi kedua orang tua. Dengan cara,
menempuh pendidikan dan fokus dalam mengikuti pembelajaran sehingga ilmu yang
didapatkan sejak kecil dapat diimplementasikan lebih baik kedepannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sejak masuk pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP), saya mempunyai
keinginan sangat besar untuk memperdalam ilmu yang diperoleh dalam pendidikan, agar
kelak dapat berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Keinginan / cita-cita saya mulai terlihat
sejak berada pada jenjang ini yaitu ingin menjadi seorang guru yang dapat memberikan ilmu
pendidikan kepada anak-anak. Namun, untuk mencapai keinginan itu harus mempunyai tekad
untuk belajar. Pada saat itu saya sangat suka melihat cara guru mengajar dalam kelas dan
saya selalu memperhatikannya sehingga menjadikan rasa ingin tahu mengenai pelajaran yang
disampaikan sangat besar serta membuat apa yang diberikan dapat tersampaikan dengan baik.
Seiring berjalannya waktu, pada saat umur 13 tahun ayah saya meninggal dunia dan sejak itu
akhirnya saya hanya tinggal berdua bersama ibu saya. Menjadi anak satu-satunya membuat
saya merasa harus melanjutkan pendidikan lebih baik lagi.
Pada jenjang SMA saya berusaha semaksimal mungkin untuk dapat meraih cita-cita yang
diinginkan. Rasa ingin tahu untuk mempelajari segala hal sangat banyak sehingga mendorong
saya masuk dalam beberapa organisasi dan ekstrakulikuler seperti Osis, Paskibra, Rohis
dengan tujuan untuk dapat menambah wawasan di luar dari kegiatan akademik. Masa SMA
saya mengikuti berbagai kegiatan dan kerap mendapat kepercayaan untuk memegang jabatan
sebagai kordinator bidang kepengurusan. Tentunya hal tersebut menjadi pengalaman
tambahan karena dapat mengembangkan softskill yang dimiliki seperti, public speaking,
leadership dan juga time management agar dapat seimbang dalam mengikuti kegiatan
akademik dan juga non akademik secara bersamaan.

Setelah tamat SMA saya berpikiran untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas
untuk menjadi sarjana, meskipun kondisi ekonomi keluarga saya pas-pasan tetapi tidak
membuat semangat saya hilang. Berbagai pendaftaran dan seleksi masuk perguruan tinggi
saya coba mulai dari SNMPTN dan SBMPTN, tetapi tuhan belum memberikan rejeki untuk
masuk ke perguruan tinggi seperti harapan saya. Setelah ibu saya tahu bahwa saya tidak lolos
seleksi perguruan tinggi negeri dia berkata “Belum rejeki tahun ini untuk kuliah, mungkin
ada jalan lain dan mending kamu kerja dulu kalau sudah ada penghasilan baru mulai kuliah”
tetapi saya tetap ingin kuliah dan berkata “Saya ingin daftar lagi di perguruan tinggi swasta”
dan sekali lagi ibu saya berkata “Mending jangan karena kuliah di swasta itu biayanya mahal,
sedangkan ekonomi kita pas-pasan untuk hidup saja”. Pada saat ibu mengatakan ucapan
tersebut, sayapun hanya bisa terdiam dan tidak tahu harus berbuat apa untuk dapat
melanjutkan pendidikan. Setelah kejadian itu saya tetap mencari perguruan tinggi swasta
yang masih menerima mahasiswa baru, walaupun belum didukung oleh ibu saya sembari
saya terus berdoa kepada ALLAH SWT, agar dapat dilancarkan keinginan saya untuk bisa
lanjut kuliah. Beberapa hari kemudian ada kabar dari tante saya (saudari perempuan
almarhum ayah) dia menelpon ibu saya dan menanyakan tentang studi saya apakah lanjut
kuliah atau tidak, setelah ibu saya menjelaskan kalau saya tidak diterima di perguruan tinggi
negeri, tante saya mengusulkan untuk daftar di swasta dan dia ingin membantu dalam
pembayaran uang kuliah. Mendengar kabar itu saya dan ibu sangat bersyukur karena
akhirnya ada yang membantu saya untuk dapat melanjutkan pendidikan.
Singkat cerita, akhirnya saya pun masih diberi kesempatan untuk bisa lanjut di bangku
perkuliahan dengan melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Muslim Indonesia yang
merupakan salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia Timur, dengan mengambil
jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Keinginan saya untuk menjadi tenaga
pendidik semoga dapat tercapai dengan melanjutkan perkuliahan di jurusan tersebut,
dikarenakan saya menganggap ketimpangan bahasa Indonesia di negara ini masih menjadi
hal tabu di berbagai daerah. Dengan memilih jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia saya ingin mengembangkan ide-ide untuk keberlangsungan pendidikan di era
jaman now seperti sekarang ini, dengan kita memperdalam ilmu pengetahuan seperti dalam
bidang bahasa tentunya kita dapat mengemukakan ide-ide untuk mengatasi berbagai macam
persoalan di Negara Indonesia tercinta ini.

Saya juga akan semaksimal mungkin untuk membantu memikirkan ide-ide atas permasalahan
yang terjadi, serta membantu anak muda agar semangat meraih prestasi dalam bidang
pendidikan. Dengan softskill yang saya miliki seperti: leadership, tanggung jawab, moral,
inovatif, dan bijaksana dalam mengambil keputusan, maka dari itu dengan pengalaman
tersebut saya akan mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak
mementingkan rasa egois terhadap sesama dan menghargai setiap pendapat orang lain.

Dasar pemikiran saya dalam menjalani kehidupan inilah yang berhasil membuat diri saya
menjadi seperti sekarang, sehingga dapat mengetahui banyak hal melalui kejadian sekitar dan
tentunya juga saya harus lebih bermanfaat bagi orang-orang di sekitar seperti teman, kerabat
ataupun orang lain. Salah satu motivasi saya sampai saat ini ialah ingin melihat Negara
Indonesia tercinta kembali bangkit dalam dunia pendidikan dan juga sebagai generasi muda
tentunya harus selalu optimis dengan apa yang dikerjakan. Jangan takut gagal karena setiap
kegagalan mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya dan
seperti kutipan motivasi dari Mario Teguh yaitu “Masa depan memang tak pasti, tapi kalau
kita belajar dan bekerja keras maka kita akan sukses”. Dengan motivasi tersebut tentunya
menjadikan saya bisa menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan.

Anda mungkin juga menyukai