Anda di halaman 1dari 4

Sejak kecil, saya selalu percaya bahwa kesempatan tidak datang begitu saja.

Kesempatan
harus dijemput dengan langkah yang berani dan hati yang siap. Berdasarkan keberanian dan
kesiapan hati tersebut, saya ingin menjemput kesempatan memperoleh beasiswa prestisius yakni
Beasiswa Indoensia Bangkit yakni beasiswa kolaborasi LPDP dengan Kementerian Agama Republik
Indonesia.

Saya M. Faris Arromal dan biasa dipanggil Faris. Saya dilahirkan oleh seorang ibu yang luar
biasa yang sangat saya cintai. Saya lahir di sebuah kabupaten terluas di provinsi Jawa Tengah yakni
Kabupaten Brebes pada hari Minggu, 8 September 1991 disebuah kecamatan paling selatan di
wilayah kabupaten Brebes. Saya merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara yang semuanya adalah laki-
laki. Saya juga merupakan seorang sarjana pertama dilingkungan keluarga besar, baik dari keluarga
kakek-nenek dari jalur bapak maupun jalur ibu. Orangtua saya merupakan seorang pedagang keliling
yang merantau ke luar daerah. Bahkan bapak saya sejak muda sudah merantau ke berbagai daerah
di luar pulau jawa. Saya menulis surat motivasi ini untuk mengekspresikan ketertarikan saya pada
program Beasiswa kolbaorasi antara LPDP dengan Kementerian Agama Republik Indonesia.

Saya memulai pendidikan formal yakni TK/RA di usia 6 tahun dan kemudian melajutkan ke
tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah diusia 7 tahun. Sejak kecil saya terbiasa menjadi seorang
pemimpin untuk teman sepermainan, hal tersebut juga terbawa ke tingkat sekolah dengan
terpilihnya saya secara berturut-turut sejak kelas 1-6 dengan manjadi ketua kelas. Tidak cukup
sampai disitu, ketika saya menempuh jenjang SLTP/SMP saya juga terpilih menjadi ketua OSIS.

Selesai menempuh SLTP/SMP, saya melanjutkan sekolah ke lingkungan pesantren di daerah


Mranggen Kab. Demak dan menempuh jenjang SMA/MA di MA Futuhiyyah 1. Hidup di lingkungan
pesantren selama 3 tahun memberikan banyak pelajaran hidup bagi diri saya. Mulai dari bagaimana
mengelola emosi ketika rasa kangen rumah datang hingga ketika kondisi keuangan yang menipis
bahkan tidak punya, mengelola kebutuhan dan keperluan pribadi sendiri, hingga bagaimana
mengatur jadwal atau aktifitas harian tanpa pengawasan orangtua secara langsung.

Menginjak kelas 12, saya sebetulnya sudah mulai mencari berbagai referensi kampus dan
jurusan secara mandiri tanpa arahan orangtua. Hal tersebut saya lakukan karena keinginan saya
untuk melanjutkan pendidikan sampai Perguruan Tinggi. Setelah dinyatakan lulus tahun 2009, saya
mencoba peluang untuk mendaftar di salah satu kampus negeri di kota Semarang yakni Universitas
Negeri Semarang dengan jalur Ujian Mandiri untuk pilihan program studi Pendidikan Jasmani,
Kesehatan, dan Rekreasi, tetapi pada saat pengumuman tiba saya belum dinyatakan lolos. Karena
keinginan untuk kuliah di kampus negeri masih kuat dan konsisten, akhirnya saya pun memutuskan
untuk menunda keinginan kuliah saya di tahun berikutnya dengan mengikuti tes seleksi SNMPTN
(Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) tahun 2010. Kampus pilihannya pun masih tetap
sama yakni Universitas Negeri Semarang, hingga pada saatnya pengumuman saya dinyatakan lolos.
Tetapi karena faktor biaya daftar ulang yang tergolong mahal bagi keluarga kami, akhirnya impian
untuk kuliah di kampus tersebut pupus karena ketiadaan biaya. Hingga pada akhirnya pada tahun
2011, saya dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi swasta yakni STKIP Islam Bumiayu
dengan program studi Pendidikan Bahasa Inggris.

Beberapa bulan sebelum saya mulai kuliah saya sudah menjadi bagian dari sebuah lembaga
formal dibawah naungan Kementerian Agama yakni Madrasah Ibtidaiyah. Lembaga tersebut
merupakan lembaga dimana dulu saya mengenyam pendidikan dasar. Kegiatan bekerja dan kuliah
saya lakukan secara bersamaan hingga pada akhirnya saya lulus S-1 pada tahun 2015.

Setahun setelah saya lulus S-1 yakni pada tahun 2016, saya dipromosikan oleh pihak yayasan
untuk menjadi Kepala Madrasah hingga sekarang. Kapasitas saya sebagai Kepala Madrasah sangat
erat kaitannya dengan bagaimana mengelola dan membangun lembaga formal yang dapat bersaing
dan memiliki nilai unggul yang menjadi ciri khas didalamnya. Pengembangan lembaga pendidikan
sangatlah kompleks. Oleh karena itu butuh Sumber Daya Manusia khususnya SDM Kepala Madrasah
yang sangat mumpuni baik dari segi kepribadian, manajerial, kweirausahaan maupun sosial. Oleh
karenanya, bekal keilmuan yang saya miliki haruslah terus ditambah, salah satu caranya adalah
dengan melanjutkan studi ke jenjang S-2 di bidang manajemen pendidikan untuk menambah ilmu
dan wawasan yang nantinya bisa di implementasikan di madrasah dimana tempat saya bekerja
secara khusus, dan umumnya bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya dunia pendidikan
islam.

Salah satu program pemerintah adalah adanya program Beasiswa LPDP yakni Program
Beasiswa Indonesia Bangkit yakni sebuah skema Beasiswa prestisius kolaborasi antara Kementerian
Agama dan Kementerian Keuangan yang diperuntukkan untuk masyarakat yang memiliki keinginan
untuk mengembangkan karir, pengalaman, dan jaringan kampus baik di dalam dan luar negeri.
Sebagai seorang praktisi pendidikan, maka program ini sangat relevan dengan latar belakang saya
yang merupakan bagian dari keluarga besar Kementerian Agama yakni seorang kepala madrasah.
Oleh karena itu, saya memutuskan untuk berusaha agar saya bisa menjadi salah satu kandidat
penerima beasiswa tersebut.

Kegiatan pekerjaan saya yang merupakan manajer sebuah lembaga pendidikan tentu tidak
lepas dari yang namanya komunikasi baik yang dilakukan dengan pihak internal maupun eksternal.
Juga adanya pengalaman organisasi yang biasa saya lakukan sejak saya duduk di bangku SMP dengan
manjadi ketua OSIS dan sampai saat ini menjadi ketua Ranting GP. Ansor serta berbagai kegiatan
organisasi yang pernah saya ikuti baik di tingkat desa maupun kampus pada saat mengenyam studi
S-1 merupakan bekal yang menjadikan saya memiliki kelebihan untuk berbicara didepan umum.
Tidak hanya itu, pengalaman bertemu dan berinteraksi dengan berbagai latar belakang serta watak
seseorang membekali saya banyak hal, khususnya terkait dengan bagaimana menghargai dan
memahami antar satu dengan lainnya.

Di bidang dunia pendidikan, khususnya dilingkup kelompok kerja madrasah Ibidaiyah


(KKMI) , saya juga dipercaya menjadi bagian jajaran pengurus meskipun secara usia masih sangat
muda. Tidak hanya itu, ditingkat desa saya juga mendapatkan amanat untuk menjadi sekretaris pada
sebuah organisasi yang bernama FMPP (Forum Masyarakat Peduli Pendidikan).

Atas dasar keterkaitan pengalaman organisasi dan pekerjaan yang saya alami serta masalah-
masalah yang muncul bersamaan dengan pekerjaan yang saya lakukan, maka gairah serta motivasi
diri untuk terus belajar lebih dalam tentang Ilmu Manajemen khususnya manajemen pendidikan
selalu tertancap dijiwa. Oleh karenanya, hal tersebut merupakan sebuah kesesuaian dengan salah
satu tujuan dari adanya program Beasiswa Indonesia Bangkit yakni Meningkatkan kualitas sumber
daya manusia di lingkungan Kementerian Agama melalui Program Gelar dan Non Gelar untuk
mendukung percepatan target Pembangunan Nasional. Melalui peran manajer yang mumpuni yang
memiliki SDM unggul dalam mengelola pendidikan, maka terciptanya lembaga pendidikan yang
profesional dan unggul bukan merupakan sesuatu yang mustahil. Dengan munculnya lembaga
pendidikan yang profesional dan unggul maka lahirnya SDM atau generasi yang memiliki karakter
dan berdaya saing merupakah sesuatu yang sangat mungkin. Hal tersebut sangat relevan dengan
target Indonesia Emas 2045, sehingga bisa tercapai dengan lebih maksimal dengan dukungan SDM
yang mumpuni melalui proses dan pengelolaan pendidikan yang baik.

Oleh karena itu, jika saya terpilih menjadi penerima Beasiswa Indonesia Bangkit, saya akan
menyelesaikan studi tepat waktu dengan belajar sepenuh hati dan menggali keilmuan dari dosen-
dosen dimana saya mengambil studi serta mengikuti berbagai macam seminar baik nasional maupun
internasional untuk menunjang dan menambah wawasan sesuai dengan bidang keilmuan yang saya
ambil. Selanjutnya, setelah saya berhasil menyelesaikan studi S-2 program studi Manajemen
Pendidikan, saya akan mengimplementasikan ilmu yang diperoleh untuk kemajuan lembaga baik
lembaga-lembaga pendidikan lain secara umum ataupun secara khusus untuk kemajuan lembaga
yang saya pimpin. Targetnya 5 tahun setelah saya lulus, lembaga kami mampu menjadi lembaga
unggul di tingkat Kab. Brebes sehingga kemajuan serta peningkatan kualitas lembaga pendidikan
tentunya akan sangat berkontribusi terhadap pembanguan nasional. Dan pada akhirnya muara dari
semua itu adalah kemajuan dunia pendidikan di Indonesia yang semakin baik yang mampu berdaya
saing di tingkat global yang mampu melahirkan generasi Indonesia emas 2045.

Anda mungkin juga menyukai