Teriring salam dan doa semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita sekalian dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin. Perjalanan menjadi
seorang mahasiswa adalah sebuah anugerah. Semua orang berhak memiliki keinginan yang
sama untuk menjadi bagian dari ‘Mahasiswa’. Namun tidak sedikit juga yang memiliki
kesempetan tersebut. Sedangkan kami diberikan dua-duanya antara keinginan dan kesempatan
menjadi mahasiswa. Sehingga, kami memaknai kesempatan menjadi mahasiswa adalah
sebagai bentuk rahmat dari Allah Yang Maha Kuasa.
Saya Habibur Rahman lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam Bangkalan
dimana merupakan satu-satunya kampus yang berbasis Pesantren yang menerapkan ilmu
Ushul, yakni al Qur’an dan Hadis. Alhamdulillah dapat saya tempuh empat tahun dengan
predikat Memuaskan. Memilih untuk melanjutkan Pendidikan adalah keinginan setiap Manusia
yang haus akan ilmu Pengetahuan namun terkadang banyak hambatan yang harus dilalui
terhususnya pada Ekonomi, dalam hal ini penulis berharap lebih untuk bisa dapat tercover pada
program BIB guna untuk melanjutkan pada Pascasarjana.
Saya lahir dalam keluarga yang sangat sederhana namun alhamdulillah berkecukupan meski
pada usia satu tahun saya harus menjadi korban perceraian yang akhirnya di ambil alih oleh
ibu untuk di asuh, genap usia dua tahun ibu memilih untuk merantau ke Malaysia untuk
mencari nafkah sendiri sehingga mengharuskan diriku untuk tinggal bersama kakek dan nenek,
pada saat itu lembaran demi lembaran saya lewati sebagai mana anak kecil pada saat ini yang
hanya tau bermain, makan, main dan makan terus seperti itu. Genap usia enam tahun bapak
memilih untuk menikah lagi dengan orang Pamekasan dan sejak itu juga tanggung jawab
seorang bapak ber alih terhadap istri yang baru beserta anak-anaknya dan bukan terhadap saya
lagi. Sisa ibu yang berada di Malaysia banting tulang untuk menafkahi saya beserta keluarga
genap usia 7 tahun saya disekolahkan pada tingkat dasar yakni Sekolah Dasar (SD) Negeri
Daleman 02 dan sejak itulah perjalanan menuntut ilmu tanpa kasih sayang ibu dan bapak
secara langsung dimulai sampai pada jenjang pendiidkan di Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Nurul Jannah yang setelah itu saya memilih untuk Mondok melanjutkan Pendidikan Madrasah
Aliyah (MA) Darussalam Bangkalan, lagi-lagi tanpa dampingan ibu dan bapak namun, dalam
perjalanan nyantri Alhamdulillah bisa meraih lomba baca kitab kuning se pesatren waktu itu
meski dalam kondisi yang tidak sama dengan teman-teman lainnya, selanjutnya saya memilih
untuk melanjutkan ke jenjang Perguruan tinggi di pesantren itu juga yang di mulai tahun 2017,
pada tahun 2019 akhir Ibu memilih pulang untuk meninggalkan dunia perantauan selama
kurang lebih 17-18 tahun meninggalkan Indonesia dengan maksud meiliki janji dengan laki-
laki orang Palembang, maka menikahlah pada awal tahun 2020 dan sejak itu perasaan semkain
hancur sejadi-jadinya namun dalam hati bertekad untuk terus belajar dan belajar meski tanpa
asupan biaya sepeserpun biaya untuk meneruskan pendidikaan saat itu yang masih kurang 4
semester untuk selesai, dengan bantu-bantu dosen, mengajar dan lainnya.
Terus mencari Ilmu tidak hanya atas dasar keinginan sendiri namun kewajiban atau keharusan
setiap manusia untuk menuntut ilmu guna mencari Ridho Allah dan menghilangkan kebodohan
seperti halnya dalam Kitab Ta’limul Muta’allim yang ditulis oleh Imam Az-zarnuji dan sebaik-
baiknya manusia adalah yang belajar al Qur’an dan mengamalkannya. Sejak semester empat
sampai hari ini aktifitas saya di dunia intelektual sering sekali di undang untuk mengisi kajian
dalam lingkup Kampus, Kabupaten bahkan pernah ke Sampang dan Pamekasan dan biasa juga
untuk diminta mengelola Training baik tingkat Lokal maupun Nasional terkahir diminta ke
Bondowoso untuk mengelola Training. Aktifitas sedemikian yang membuat saya senantiasa
semangat untuk belajar dan terus belajar dan melanjutkan dalam dunia Pendidikan.
Disisi lain saya kagum dengan al Qur’an yang diterjemah dalam Bahasa Madura, karena hal
ini merupakan karya yang luar biasa sehingga dapat dijadikan cita-cita untuk membumikan al
Qur’an ditanah Madura karena memang kecintaan orang Madura terhadap al Qur’an itu
dibentuk sejak dini hingga tua, maka datanganya Terjemah tersebut orang Madura akan lebih
mudah untuk mengetahui makna atau Tujuan Alllah dalam al Qur’an tersebut. Dari karya
tersebut dapat saya jadikan Skripsi sebagai tugas akhir dalam perkuliahan di STIUDA
Bangkalan berhasil selesai dengan jumlah halaman seratus lembar yang ternyata karya tersebut
tidaklah tunggal namun terdapat dua karya lagi yakni karya Penerjemah IAIN Madura,
Lembaga Penerjemahan dan Pengkajian al Qur’an (LP2Q) dan Jamaah Pengajian Surabaya
(JPS) sehingga menjadi sangat penting untuk dikaji dan diteliti lebih serius terlebih saya adalah
orang Madura.
Dari tulisan diatas besar harapan saya terhadap Pemerintah Indonesia hususnya Kementrian
Agama Republik Indonesia untuk memberikan kesempatan ikut serta berposes didalamnya
melihat dari latar belakang dan usaha yang kerap kali dilakukan oleh saya beserta tujuan akhir
dijalan pegabdian demi tercapainya masyarakat adil Makmur yang di Ridhoi Allah SWT.
Terakhir hal ini yang dapat saya sodorkan sebagai syarat penerima Beasiswa Indonesia Bangkit
(BIB) Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) terimakasih banyak serta mohon
maaf atas segala kekurangnya.
Habibur Rahman