Anda di halaman 1dari 4

Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia

Generasi adalah sekalian orang yang kira-kira sama waktu hidupnya; angkatan; turunan;
masa orang-orang satu angkatan hidup, sedangkan unggul yang berarti lebih tinggi (pandai,
baik, cakap, kuat, awet, dan sebagainya) daripada yang lain-lain; utama (terbaik, terutama)
berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Maka, dapat saya simpulkan bahwa generasi
unggul kebanggaan bangsa indonesia adalah orang-orang yang satu angkatan hidup yang
lebih tinggi, lebih pandai, lebih cakap, dan lebih baik daripada yang lain yang menjadi
kebanggaan bangsa Indonesia.

Sebagai generasi unggul, saya akan menceritakan sedikit mengenai diri saya. Nama lengkap
saya Annisa Indah Nur, saya lahir dan tinggal di Makassar, ibukota Provinsi Sulawesi
Selatan. Namun, ayah saya berasal dari Kepulauan Selayar dan ibu saya berasal dari
Kabupaten Bone. Sebagai anak dari orang tua yang bukan asli Makassar, keseharian kami
berbicara meggunakan bahasa Indonesia yang di campur dengan bahasa Selayar. Karena ayah
saya terbiasa menggunakan bahasa daerahnya, walaupun ia jauh lebih lama tinggal di
Makassar dibandingkan tinggal di tanah kelahirannya itu. Begitu juga dengan ibu saya yang
merupakan asli orang Bone, tetapi ia jauh lebih lama tinggal di Makassar di bandingkan di
tanah kelahirannya itu. Namun, seluruh adat istiadat yang mereka bawa dari kakek dan nenek
saya yang sepanjang hidupnya tinggal di tanah kelahiran ayah dan ibu saya tidak lah hilang.
Mulai dari cara bicara yang halus walapun agak sedikit keras, tetapi tetap sopan, sampai
tingkah laku saya yang masih membungkuk dan salim ketika bertemu orang yang lebih tua,
dan bahkan saat makan pun saya dan saudara saya harus mendahulukan orang tua saya yang
mengambil makanan terlebih dahulu dibanding kita yang masih muda, yang merupakan
bentuk hormat kami terhadap orang yang lebih tua.

Selain itu, saya juga memiliki kebiasaan untuk selalu tersenyum. Menurut saya, dengan
senyum kepada orang lain saya memberikan energi positif yang saya miliki. Dan juga saya
lebih sering menampakkan kebahagiaan di depan teman-teman saya walaupun kadang hari-
hari saya pun tidak sebaik kelihatannya. Namun, saya selalu berusaha hanya menampakkan
kebahagiaan yang saya miliki agar tertular kepada teman-teman saya.

Sebagai generasi unggul, alhamdulillah saya telah merasakan pendidikan selama 12 tahun
dengan baik. Partama, saya menjadi salah satu siswa SD Inpres Mangga Tiga di Tahun 2008,
pada saat duduk di bangku sekolah dasar ini, saya selalu masuk 4 besar dan sering mengikuti
berbagai lomba untuk mewakili sekolah saya, seperti lomba keagamaan di SDN PAI dan
menjadi salah satu pemenang lomba saat itu dan juga menjadi perwakilan Cerdas Cermat dari
SD saya yang dilaksanakan oleh salah satu lembaga swasta pada saat itu. Selain itu, saya juga
menjadi salah satu pasukan yang mengikuti lomba gerak jalan indah yang diadakan
Kepolisisan Daerah Sulawesi Selatan dan memenangkan juara 2 umum dan mengalahkan
puluhan pasukan yang berasal dari seluruh sekolah yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan,
saya juga menjadi utusan pasuka Pramuka yang telah mengikuti acara-acara besar
kepramukaan di Cadika Sulawesi selatan, dan juga menjadi perwakilan lomba senam irama.
Serta saya juga aktif dalam mengisi acara-acara perpisahan ataupun acara lainnya yang
diadakan di sekolah saya, hingga akhirnya saya menjadi salah satu lulusan terbaik di SD
Inpres Mangga Tiga pada tahun 2014.

Kedua, saya melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama saya di SMPN 35


Makassar, dengan menggunakan nilai Ujian Nasional, dan alhamdulillah saya berhasil
menjadi salah satu siswa dengan lulusan terbaik pada saat itu serta merupakan Ketua II dalam
Majelis Permusyawaratan Kelas.

Ketiga, saya melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 21 Makassar dengan
bersaing oleh beberapa ratus orang menggunakan nilai Ujian Nasional saya. Hal ini adalah
sesuatu yang patut saya syukuri karena ada ratusan orang yang berusaha untuk masuk di
SMA tersebut bahkan rela membayar maupun melakukan demo di depan sekolah karena
tidak dapat masuk ke SMA saya. Banyak sekali pengalaman mengesankan selama berada di
sana, seperti aktif di organisasi osis, dan ikut perlombaan.

Dan pada akhirnya saya pun duduk di kelas 12, di saat itulah seluruh anak-anak SMA akan
merasakan rasanya khawatir akan kelanjutan pendidikan selanjutnya. Hingga perengkingan
pun di umumkan ada 40% siswa dari 300san lebih yang dapat mendaftar SNMPTN, dan
alhamdulillah saya termasuk kedalam siswa-siswa yang dapat mengikuti SNMPTN tersebut.
Alhasil saya tidak lolos dalam SNMPTN itu, Allah berkehendak lain. Setelah kesedihan yang
saya rasakan selama sehari penuh, saya terus menyemangati diri saya untuk tidak terpuruk
terhadap kesedihan ini dan segera bangkit untuk terus berjuang. Karena yang ada di dalam
fikiran saya saat itu saya harus keterima di Perguruan Tinggi Negeri karena melihat kondisi
ekonomi keluarga saya yang sangat tidak memungkinkan untuk masuk melalui jalur Mandiri
maupun Swasta, yang mana kita ketahui jauh lebih mahal di bandingkan masuk jalur
SNMPTN maupun SBMPTN.
Berbicara mengenai kondisi ekonomi keluarga saya, Ayah saya merupakan Pegawai Negeri
Sipil dan ibu saya ibu rumah tangga dengan jumlah anak empat orang. Saya anak ketiga dari
empat bersaudara, dimana pada saat itu kakak pertama saya belum memiliki pekerjaan tetap
dan masih hidup bergantng dengan orang tua saya, anak keduanya yang juga masih semester
3 di bangku perkuliahan,saya yang masih berjuang masuk perguruan tinggi negeri pada saat
itu, dan adik saya yang duduk di bangku kelas 2 SMA.. Penghasilan ayah saya menjadi satu-
satunya sumber penghidupan keluarga saya, baik pendidikan keempat anaknya maupun
kehidupan lainnya. Ditambah lagi ayah saya akan pensiun di tahun 2022. Hal ini
menunjukkan bahwa jika saya keterima kuliah di perguruan tinggi negeri tahun ini, ayah saya
akan pensiun disaat saya masih semester 3 dan tepat di saat adik saya akan masuk kuliah
juga. Semua hal ini terus memenuhi isi kepalaku setiap harinya dan hal inipun yang sering
membuatku menangis bercerita kepada Allah.

Saya terus meyakinkan diri saya dan terus berdoa, karena Allah telah mengatakan bahwa,

“ Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Kukabulkan. Sesungguhnya orang-orang sombong


(enggan) beribadah kepada-Ku; niscaya mereka akan masuk ke dalam neraka dengan hina
dina.”(QS. Ghafir: 60)

Dari surah inilah menjadi pegangan saya untu terus berdoa kepada Allah. Karena Allah lah
satu-satunya tempatku menggantungkan harapanku dan juga merupaka sebaik-baik tempat
menggantungkan harap.

Selanjutnya, saya fokus mengikuti bimbingan belajar selama kurang lebih 6 bulan untuk
mengikuti SBMPTN yang diadakan pada bulan Agustus pada saat itu (diundur karena
pandemi COVID’19). Hari-hariku kulakukan dengan belajar-berdoa-les bimbingan. Bahkan
hampir setiap hari saya menangis memohon kepada Allah agar Allah selalu melancarkan dan
memudahkan jalanku seperti sebelum-sebelumnya. Karena Alhamdulillah sejauh ini, Allah
selalu memudahkan jalanku daru mulai masuk Sekolah Dasar dimana saat itu banyak teman-
teman saya tidak dapat masuk sekolah dasar negeri dan masuk ke sekolah dasar swasta,
dilanjutkan lagi saya dapat melanjutkan pendidikan saya di SMP negeri yang pada saat itu
merupakan salah satu sekolah favorit di lingkungan saya, dan lagi-lagi di terimanya saya di
SMA favorit tanpa harus menyusahkan orang tua saya. Semua yang saya jalani selalu di
bantu oleh Allah. Hingga satu hal yang sampai saat ini saya takuti dari diri saya adalah
jangan sampai diri saya ini menyalahkan Allah dalam beberapa hal yang mungkin belum
dapat saya capai.
Selain terus berdoa saya juga selalu berusaha dengan mengejakan hampir tiga Try Out setiap
harinya, les dari sore sampai malam dan bahkan biasa sampai bermalam untuk membahas
segala jenis soal yang belum saya pahami. Scoe Try Out ku yang terkadang membuatku sedih
maupun bahagia, tetapi saya terus bersaya karena Allah telah mengatakan bahwa,

“Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.
Dan bahwasanya usaha itu akan di perlihatkan kepadanya. Kemudian akan diberi balasan
kepadanya dengan balasan yang paling sempurna”. (QS. An-Najm : 39-41)

Dari surah ini lah saya percaya apapun hasilnya nanti itulah hasil dari usaha yang telah saya
lakukan. Karena saya senang dengan seluruh pelajaran-pelajaran ilmu-ilmu alam dan
berdiskusi dengan keluarga-keluarga saya serta mempertimbangkan potensi Indonesia
sebagai salah satu negara maritim terbesar di dunia, saya pun memutuskan mendaftarkan diri
saya pada Prodi Manajemen Sumber Daya Perairan karena saya ingin ikut andil dalam
memperhatikan maupun mempedulikan sumber daya perairan yang begitu kaya yag dimiliki
oleh bangsa Indonesia. Alhamdulillah saya pun lolos pada SBMPTN 2021 di prodi
Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas Hasanuddin, nangis haru yang di keluarkan
oleh ibu saya membuatku juga terus mengeluarkan air mata dan bersyukur yang sebesar-
besarnya kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala karena lagi dan lagi Allah memudahkanku.

Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia, tetapi mengapa nelayan menjadi salah
satu profesi paling miskin di Indonesia. Ini didasarkan atas analisis data Survei Sosio
Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2017.

Di Universitas Hasanuddin banyak hal yang saya temui dan dari sinilah bermula saya bisa
mengembangkan potensi-potensi saya. Semua saya tuangkan melalui akademik,melalui
kegiatan-kegiatan kamus di Fakultas saya. Saya meyakini bahwa dalam diri saya mampu
memberikan motivasi kepada orang lain. Harapan besar saya yaitu dapat terus menambah
ilmu-ilmu yang bisa saya dapatkan dari mana saja, karena sesungguhnya ilmu tidak adalah
habisnya. Maka teruslah menuntut ilmu agar menjadi orang yang berguna bagi seluruh alam
semesta ini.

Anda mungkin juga menyukai