Anda di halaman 1dari 8

Judul morbiditas, kemampuan kognisi yang

buruk, perawakan yang pendek,


Analisis Pemahaman Tentang PHBS untuk
peningkatan resiko kematian perinatal dan
mencegah Stunting Pada Masyarakat RT
neonatal, penurunan produktifitas saat
23 dan RT 24 Kelurahan Bukuan
dewasa, serta peningkatan penyakit kronik
Kecamatan Palaran Kota Samarinda.
(de Onis & Branca, 2016). Selain itu,
Nama dan Identitas Penulis pertumbuhan anak mencerminkan kondisi
masyarakat suatu negara. Stunting yang
Ari Wibowo (NIM: 2011016082)
terjadi pada usia emas anak dapat menjadi
Mahasiswa Fakultas Kesehatan
indikator subjektif keadilan dan
Masyarakat Universitas Mulawarman
kesejahteraan masyarakat ( Yanti dkk,
Abstrak 2020).

Kesehatan masyarakat diartikan Kata Kunci


sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu
Perilaku, Penyuluhan, Pemberdayaan,
antara sanitasi dan pengobatan dalam
Pendidikan, Pengelolaa.
mencegah penyakit yang melanda
penduduk atau masyarakat. Kesehatan Pendahuluan
masyarakat adalah kombinasi antara teori
Kesehatan merupakan aspek
(ilmu) dan Praktek (seni) yang bertujuan
terpenting dalam kehidupan manusia.
untuk mencegah penyakit, memperpanjang
Dengan sehat seseorang mampu
hidup, dan meningkatkan kesehatan
melakukan banyak hal sepanjang
penduduk (masyarakat). Kesehatan
kehidupannya. Namun demikian sehat
masyarakat adalah sebagai aplikasi
tidak datang begitu saja. Diperlukan
keterpaduan antara ilmu kedokteran,
berbagai macam upaya atau usaha agar
sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah
tubuh selalu dalam keadaan sehat. Oleh
penyakit yang terjadi di masyarakat.
karena itu, kesehatan semestinya menjadi
Stunting merupakan topik yang perlu
kebutuhan dasar bagi manusia, mengingat
mendapat perhatian semua kalangan
hanya dengan kondisi sehatlah manusia
mengingat dampak yang ditimbulkannya.
diberikan kesempatan melakukan banyak
Stunting menjadi penyebab satu juta
hal secara lebih baik dibandingkan dengan
kematian anak setiap tahun (Dewey &
kondisi sakit. Perlu kesadaran yang tinggi
Begum, 2011). Untuk anak yang selamat,
agar masyarakat tetap berada dalam
stunting dapat menyebabkan peningkatan
kondisi sehat. Pola hidup sehat adalah
salah satu aspek penting yang perlu masa yang akan datang (Kementerian
dilakukan untuk menjaga kesehatan. Kesehatan RI, 2018).
Namun, saat ini kesadaran masyarakat Pada pelaksanaan PBL I yang
akan pentingnya hidup sehat masih berlokasi di RT 23 dan RT 24 Kelurahan
tergolong rendah dari berbagai aspek. Hal Bukuan Kecamatan Palaran Kota
ini dapat dibuktikan masih banyak masalah Samarinda didapatkan data yang
kesehatan termasuk penyakit yang kita menunjukan bahwa terdapat beberapa
hadapi di masyarakat. Tidak hanya masalah kesehatan, diantaranya ialah dua
penyakit menular, tetapi kecenderungan masalah utama, pertama mengenai
yang meningkat adalah penyakit tidak masalah perilaku hidup bersih dan sehat
menular (noncommunicable diseases) yang (PHBS) yang termasuk didalamnya
semakin banyak dijumpai di masyarakat rendahnya perilaku cuci tangan dengan
maupun di rumah sakit, serta unit sabun dengan persentase 67 % hanya
pelayanan kesehatan lainnya(Swarjana, mencuci tangan dengan air saja tanpa
2017). sabun, kedua tinggi nya angka perokok
Stunting sebagai salah satu fenomena dilingkungan RT 23 dan RT 24 dengan
yang teramati saat kegiatan PBL dilakukan persentase 50 % masyarakat masih
dimana penyakit kerdil ini adalah kondisi melakukan aktivitas rokok di wilayah
dimana balita memiliki panjang atau tinggi rumah dan tempat umum disekitar
badan yang kurang jika dibandingkan lingkungan wilayah RT 23 dan 24, serta
dengan umur. Kondisi ini diukur dengan saranan pengolaan dan pemanfaatan
panjang atau tinggi badan ≥2 standar sampah rumah tangga dengan persentase
deviasi median standar pertumbuhan anak 52 % masyrakat hanya memiliki jenis
dari WHO. Balita stunting termasuk sampah yang terbuka serta 26 %
masalah gizi kronik yang disebabkan oleh masyarakat masih mengelola sampah nya
beberapa faktor seperti kondisi sosial dengan cara dibakar, dan pengetahuan
ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan remaja mengenai pendewasaan usia
pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada perkawinan (PUP) dan kesehatan
bayi. Balita yang menderita stunting akan reproduksi (KESPRO) sudah cukup
mengalami kesulitan dalam mencapai namun, pengetahuan mengenai berbagai
perkembangan fisik dan tingkat kecerdasan dampak yang akan ditimbulkan dari
anak akan mengalami penurunan pada pernikahan usia muda masi menjadi
masalah.
Berdasarkan latar belakang tersebut Objek penelitian ini adalah Masyarakat RT
maka dalam pelaksanaan PBL II akan 23 dan RT 24 Kelurahan Bukuan
disusun beberapa program kerja yang Kecamatan Palaran Kota Samarinda.
bertujuan sebagai pemecahan masalah Waktu dan Tempat Pelaksanaan
yang berkaitan dengan masalah kesehatan Penelitian
yang ada di wilayah RT 23 dan RT 24 Dalam penelitian ini dibutuhkan waktu
Kelurahan Bukuan Kecamatan Palaran satu bulan selama pelaksanaan PBL.
Kota Samarinda. Tempat penelitian yang akan digunakan
untuk pengambilan datatersebut adalah RT
Memberi pengertian dan kesadaran kepada
23 dan RT 24 Kelurahan Bukuan
masyarakat mengenai adanya masalah
Kecamatan Palaran Kota Samarinda.
kesehatan Membantu masyarakat dalam
Metode pengumpulan data
mengatasi permasalahan kesehatan yang
Data penelitian ini dikumpulkan dengan
dialami khususnya tentang stunting agar
cara menggunakan dokumentasi dan
kita dapat mengetahui mengenai situasi
survey.
dan kondisi lingkungan yang
Metode analisis data
mengambarkan keadaan RT 23 dan RT 24
Metode analisis data menggunakan
kelurahan Bukuan Kecamatan Palaran
prosentase (%), dalam penelitian ini data
Kota Samarinda kemudian mampu
digambarkan dengan kata-kata/kalimat
melakukan identifikasi masalah yang
menurut kategori untuk mendapatkan
terjadi di masyarakat dan melakukan
kesimpulan yang telah diambil dari hasil
intervensi program permasalahan
perhitungan/pengukuran yang diproses
kesehatan sebagai solusi dalam
dalam prosentase. Selanjutnya data yang
memecahkan permasalahan.
sudah dikumpulkan, berikutnya dianalisis
Metode Penelitian secara naratif yang deskriptif.
Jenis Penelitian Untuk menggunakan rumus presentasi
Penelitian ini termasuk jenis penelitian sebagai berikut:
deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu 𝐏 = 𝐧𝐦 x 100%
metode yang meneliti status sekelompok Ket :
manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu P = Presentase
system pemikiran, ataupun suatu kelas N = Jumlah jawaban yang dipilih
peristiwa pada masa sekarang. (Moh. responden
Nazir 1998:63) m = Jumlah responden
Objek Penelitian (Anonim : 2009 )
Pembahasan program gerakan “Seribu Hari Pertama
Kehidupan”, yang mencakup upaya
Intervensi untuk stunting yang
spesifik maupun sensitif.
dicanangkan oleh pemerintah meliputi ibu
hamil mendapatkan tablet tambah darah Akan tetapi pada kenyataannya

minimal 90 tablet selama kehamilan, Intervensi spesifik hanya mampu

pemberian makanan tambahan pada ibu memberikan kontribusi 30% untuk

hamil, pemenuhan gizi, persalinan dengan masalah gizi stunting, sehingga untuk

dokter atau bidan yang ahli, IMD (Inisiasi menuntaskan permasalahan stunting,

Menyusui Dini), Asi Eksklusif pada bayi penuntasanya yang70% memerlukan

sampai usia 6 bulan, pemberian makanan keterlibatan lintas sektor (diluar sektor

pendamping ASI mulai anak usia 6 bulan kesehatan) yang dikenal dengan intervensi

sampai dengan usia 2 tahun, berikan sensitif (Kemenkes RI, 2012).

imunisasi dasar lengkap dan vitamin A, Penanganan stunting dilakukan


pantau pertumbuhan balita di posyandu melalui Intervensi Spesifik dan Intervensi
terdekat, serta terapkan perilaku hidup Sensitif pada sasaran 1.000 hari pertama
bersih dan sehat (Laili & Andriani, 2019). kehidupan seorang anak sampai berusia 6

Beberapa penyebab stunting adalah tahun. Kerangka kegiatan intervensi gizi

kurangnya asupan zat gizi yang diserap spesifik umumnya dilakukan pada sektor

oleh tubuh sejak dalam kandungan sampai kesehatan. Idealnya dilakukan melalui

dengan setelah lahir, minimnya akses berbagai kegiatan pembangunan diluar

pelayanan kesehatan, akses air bersih dan sektor kesehatan dan berkontribusi pada

sanitasi. Stunting juga dapat disebabkan 70% Intervensi Stunting. Sasaran dari

oleh status gizi ibu saat hamil, riwayat intervensi gizi spesifik adalah masyarakat

panjang badan lahir pendek, riwayat Bayi secara umum dan tidak khusus ibu hamil

Berat Lahir Rendah (BBLR), riwayat ASI, dan balita pada 1.000 Hari Pertama

riwayat MPASI, tinggi badan ibu, jumlah Kehidupan (HPK). Menyediakan dan

keluarga, status ekonomi, tingkat memastikan akses pada Air Bersih.,

pendidikan dan pekerjaan orang tua serta menyediakan dan memastikan Akses pada

tidak lepas dari pola asuh (Kusuma, 2013; Sanitasi, melakukan Fortifikasi Bahan

Nurkomala, 2017). Sehubungan dengan Pangan, menyediakan Akses kepada

faktor-faktor penyebab stunting tersebut, Layanan Kesehatan dan Keluarga

pemerintah berupaya untuk menurunkan Berencana (KB), menyediakan Jaminan

angka stunting di Indonesia melalui Kesehatan Nasional (JKN), menyediakan


Jaminan Persalinan Universal (Jampersal), Untuk sumber air dari RT 23 dan RT
memberikan Pendidikan Pengasuhan pada 24 sebesar 61% warganya menggunakan
Orang tua, memberikan Pendidikan Anak air sumur dan 22% lainnya menggunakan
Usia Dini Universal, memberikan air sungai, dan terdapat 18% warga yang
Pendidikan Gizi Masyarakat, memberikan menggunakan air PDAM. Untuk kualitas
Edukasi Kesehatan Seksual dan air yang digunakan warga sebagian besar
Reproduksi, serta Gizi pada Remaja, airnya berwarna, berbau dan berasa dan
menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial masih terdapat 7% warga yang mengunkan
bagi Keluarga Miskin, meningkatkan air sumur sebagai konsumsi air minum
Ketahanan Pangan dan Gizi (Silpia, 2019). dengan cara dimasak.

Berdasarkan dari hasil survei yang Hasil survei mengenai konsumsi gizi
telah dilakukan, kami memperoleh seimbang menunjukkan masyarakat yang
beberapa permasalahan yang ada di sudah cukup baik pengetahuannya
wilayah RT 23 dan RT 24 Kelurahan mengenai gizi seimbang yaitu sebesar
Bukuan, Kecamatan Palaran, Kota 85%. Akan tetapi masyarakat masih belum
Samarinda. Diperoleh bahwa berdasarkan paham dan mengerti bagaimana komposisi
kesadaran warga mengenai pentingnya dari gizi seimbang itu sendiri, karna dari
PHBS ditemukan 32% warga pada RT 23 hasi survei menunjukkan hanya 2% warga
dan RT 24 mencuci tangan menggunakan yang mengkonsumsi gizi seimbang dengan
air dengan sabun dan 67% masyarakat komposisi yang benar. Lalu berdasarkan
masih mencuci tangan hanya dengan air hasil survei mengenai kesadaran ibu dalam
mengair tanpa menggunakan sabun. pemberian ASI masih terdapat 33,3% ibu
Kemudian dari penyedian tempat sampah yang tidak memberikan ASI Ekslusi pada
sebesar 48% tempat sampah yang bayinya. Karakteristik remaja di RT 23
digunakan masyarakat adalah tempat dan RT 24 sebagian besar remaja sudah
sampah yang tertutup dan sebesar 26% mengetahui mengenai usia ideal menikah
warga masih melakukan pembakaran yaitu 21-25 tahun sebesar 82,86%. Namun
sampah. Lalu 50% dari warga RT 23 dan para remaja masih ragu dan bingung dalam
RT 24 masih merokok, dimana terdapat menjawab pertanyaan yang diberikan
36% warga yang masih merokok didalam sehingga harus diberikan stimulasi terlebih
rumah padahal kebanyakan dari mereka dahulu.
telah mengetahui dampak dari asap rokok
Pemberdayaan masyarakat sudah lama
bagi keluarga dan lingkungan.
menjadi solusi untuk mengatasi masalah di
berbagai bidang, termasuk di bidang Penutup
kesehatan. (Laili & Andriani, 2019) dalam
Kesimpulan
penelitiannya menyatakan bahwa
masyarakat memiliki arti penting dalam 1. Masyarakat RT 23 dan RT 24
pencegahan stunting, pemahaman kader Kelurahan Bukuan Kecamatan
dan masyarakat dalam pencegahan Palaran Kota Samarinda memiliki
stunting bisa menentukan kesuksesan kesadaran yang cukup tinggi pada
program pencegahan stunting. Penelitian PHBS.
lain yang menggambarkan pemberdayaan 2. Melalui rencana strategi
masyarakat dalam pencegahan stunting penyelesaian masalah yang didapat
dengan memanfaatkan pangan lokal yaitu berupa penyuluhan terkait
dengan membuat produk yang bergizi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
untuk makanan tambahan di desa (Solang, (PHBS) serta Pendewasaan Usia
Baderan, & Kumaji, 2019). Perkawinan dan Kesehatan
Reproduksi, serta penyediaan
Dalam upaya memberdayakan
media informasi terkait asap rokok
masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi,
dan sampah aga kiranya stunting
yaitu (Sumodiningrat, Gunawan, 2002) ;
dapat dicegah.
pertama, menciptakan suasana atau iklim
3. Saat diadakan monitoring dan
yang memungkinkan potensi masyarakat
evaluasi dapat dilihat pada setiap
berkembang (enabling). Disini titik
program penyuluhan terdapat
tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap
adanya peningkatan pengetahuan
manusia, setiap masyarakat, memiliki
pada sasaran serta pemberian
potensi yang dapat dikembangkan.
media yang diberikan dapat
Artinya, tidak ada masyarakat yang sama
diterima dan meningkatkan
sekali tanpa daya, karena jika demikian
kesadaran masyarakat.
akan sudah punah. Pemberdayaan adalah
upaya untuk membangun daya itu, dengan Saran
mendorong, memotivasikan, dan
1. Adanya peningkatan kesadaran
membangkitkan kesadaran akan potensi
masyarakat serta partisipasi dan
yang dimilikinya serta berupaya untuk
komunikasi aktif remaja dalam
mengembangkannya.
mengikuti kegiatan warga RT 23
dan 24 dalam melakukan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Suarmini,
untuk mencegah stunting. N. W., ... & Widyastuti, T. (2019).
2. Adanya kepedulian dari pihak Pendampingan Pelaksanaan Progra
pemerintah untuk secara rutin m Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
memberikan edukasi pada (PHBS) Anak Usia Dini-Pos
masyarakat RT 23 dan 24 dalam PAUD
melakukan Perilaku Hidup Bersih Terpadu Melati Kelurahan Medoka
dan Sehat (PHBS) untuk n Ayu Rungkut Surabaya. Sewagati
mencegah stunting. , 3(3), 90-96.

Daftar Pustaka Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan


masyarakat ilmu dan seni.
Lawaceng, C., & Rahayu, A. Y. S. (2020).
Tantangan Pencegahan Stunting Pewara, A. N. (2018). Efektivitas
pada Era Adaptasi Baru “New Kebijakan Kawasan Bebas Asap
Normal” melalui Pemberdayaan Rokok Di Disa Bone-Bone
Masyarakat di Kabupaten Kecamatan Baraka Kabupaten
Pandeglang. Jurnal Kebijakan Enrekang (Doctoral dissertation,
Kesehatan Indonesia: JKKI, 9(3), Universitas Negeri Makassar).
136-146.
Susanti, S., Apriasih, H., & Danefi, T.
Laili, U., & Andriani, R. A. D. (2019). (2020). Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Melalui
Pencegahan Stunting. Jurnal Pelatihan Kader Posyandu Remaja
Pengabdian Masyarakat Uswatun Hasanah Desa Cikunir. A
IPTEKS, 5(1), 8-12. BDIMAS: Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 3(2), 279-284.
Listiadesti, A. U., Noer, S. M., & Maifita,
Y. (2020). Efektivitas Media Vidio Risnawaty, G. (2016). Faktor Determinan
Terhadap Perilaku Cuci Tangan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
Pakai Sabun Pada Anak Sekolah: a (CTPS) pada Masyarakat di Tanah
Literature Review. Menara alikedinding. Jurnal Promkes: The
Medika, 3(1). Indonesian Journal of Health
Promotion and Health Education,
Moerad, S. K., Susilowati, E., Savitri, E.
4(1), 70-81.
D., Rai, N. G. M., Windiani, W.,
Swarjana, I. K. (2017) Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Yanti, N. D., Betriana, F., & Kartika, I. R.


(2020). Faktor Penyebab Stunting
Pada Anak: Tinjauan
Literatur. Real In Nursing
Journal, 3(1), 1-10.

Yusri Fauzia, Y., H Rahmat Sudiyat, R.,


Cherly Marlina, C., & Budi
Setiyono, B.
(2020). Pengembangan Media
Video Mengenai Cuci Tangan
Pakai Sabun Pada Anak Sekolah
Dasar (Doctoral dissertation,
Politekni Kesehatan Kemenkes
Bandung).

Anda mungkin juga menyukai