Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Durasi menstruasi penting bagi sistem reproduksi dan umumnya terjadi
setiap bulan diantara menarche dan menopause dimana hormon reproduksi
mempengaruhi proses ini. Teraturnya menstruasi akan menciptakan siklus
menstruasi. Menstruasi yang teratur akan membentuk suatu siklus menstruasi,
satu siklus mentruasi biasanya berlangsung 21-35 hari pada wanita normal
dengandurasi siklus selama 28 hari. Siklus mentruasi dihitung dari hari
pertama satu periode ke hari pertama periode berikutnya. Terganggunya siklus
menstruasi sering terjadi pada wanita. Sekitar 9-14% wanita mengalami
gangguan pada siklus menstruasinya. Tidak teraturnya siklus menstruasi
merupakan pertanda tidak terjadinya ovulasi (anoluvatoir) pada siklus
menstruasi, yang menunjukkan bahwa seorang wanita dalam keadaan infertile
(cenderung sulit memiliki anak). Gangguan yang biasanya terjadi antara lain
amenorhae, polimenorhae dan juga oligomenorhae.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi, yaitu: kondisi
patologis (contohnya Polycystic Ovarian Syndrome), gaya hidup (misalnya
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, malnutrisi dan aktivitas fisik) dan
kondisi psikologis (seperti depresi dan ansietas).4 Aktivitas fisik merupakan
salah satu faktor yang dapat dimodifikasi dengan mudah. Aktifitas fisik tidak
harus dalam bentuk olahraga berat untuk meningkatkan derajat kesehatan,
melainkan dapat berupa aktivitas saat di tempat kerja, dalam perjalanan,
melakukan pekerjaan rumah dan olahraga rekreasi. Aktivitas fisik berperan
penting dalam usaha pencegahan penyakit tidak menular. Terutama pada
negara berkembang yang sebagian besar dari total pengeluaran energi
masyarakatnya digunakan dalam bekerja dan transportasi daripada olahraga
rekreasi.10 Olahraga teratur dapat mengatasi dismenorrhea, mencegah
obesitas, mengurangi risiko kanker payudara (Putri Dkk, 2016)
Siklus menstruasi menandakan proses kematangan organ reproduksi atau
berhubungan dengan tingkat kesuburan seorang perempuan. Kualitas tidur dan
kadar estrogen memiliki pengaruh terhadap siklus menstruasi. Tidur yang
tidak berkualitas bisa menurunkan produksi melatonin dan menyebabkan
2

peningkatan kadar estrogen, sehingga mempengaruhi siklus menstruasi. Beban


akademik mahasiswi yang berat berpotensi menimbulkan penurunan kualitas
tidur dibandingkan masyarakat umum, hal ini dapat menimbulkan gangguan
siklus menstruasi. Diperlukan penelitian lebih mendalam mengenai hubungan
kualitas tidur dengan siklus menstruasi menggunakan metode dan desain
penelitian lainnya. Selain itu, diperlukan juga penelitian lanjutan dengan
responden penelitian yang lebih besar dan penambahan variabel-variabel
seperti faktor stres psikologis, diet dan aktivitas fisik (Hana Syintia dkk,
2022).
Setiap perempuan usia reproduksi mengalami proses pelepasan lapisan
rahim (endometrium) setiap bulannya yang disebabkan oleh penurunan
estrogen dan progesteron menjelang akhir siklus ovarium bulanan atau yang
biasa disebut sebagai menstruasi.1 Menstruasi menandakan proses
kematangan organ reproduksi atau seringkali dikaitkan dengan tingkat
kesuburan perempuan.2 Menurut Rasjidi (2018), pada kebanyakan perempuan,
siklus menstruasi biasanya berkisar antara 21-35 hari dengan siklus rata-
ratanya adalah 28 hari. Biasanya, lama menstruasi terjadi selama 2-8 hari.
Menstruasi merupakan proses deskuamasi lapisan uterus yang terjadi
setiap bulan pada perempuan. Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya
estrogen dan progesteron pada akhir siklus ovarium bulanan. Menstruasi
pertama kali umumnya terjadi pada usia sekitar 14 tahun. Menstruasi
dikatakan normal jika siklus haid terjadi antara 21 - 35 hari dengan lama haid
3 – 7 hari. Siklus menstruasi relatif memanjang pada saat 5 – 7 tahun
pascamenarke. Siklus menstruasi kembali normal pada saat memasuki usia
produktif antara usia 20 – 40 tahun. Siklus menstruasi yang normal
menunjukkan bahwa fungsi reproduksi yang baik dari seorang perempuan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan siklus menstruasi menjadi
normal dan teratur, antara lain seperti usia, hormon, genetik, kondisi medis,
dan indeks massa tubuh (Hossam dkk, 2016).
Gangguan pada siklus menstruasi dapat menjadi salah satu tanda adanya
perubahan pada fungsi ovarium (Gudmundsdottir dkk, 2011). Penelitian yang
dilakukan pada mahasiswi kedokteran di Kathmandu menyatakan bahwa
35,7% mahasiswi mengalami menstruasi yang tidak teratur (Karki & Gupta,
2017), sementara itu penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas
Abdulrahman Bin Faisal Saudi Arabia melaporkan terdapat 27,2% mahasiswi
dengan siklus menstruasi yang tidak normal (Rafique, 2018). Sedangkan
3

penelitian yang ada di Indonesia terhadap mahasiswi Fakultas Kedokteran


Universitas Malahayati melaporkan bahwa 29% mahasiswi mengalami siklus
mentruasi tidak normal (Mulyani & Ladyani, 2016).
Jika wanita tidak mengalami kehamilan, maka siklus menstruasi akan
terjadi setiap bulannya. Umumnya siklus menstruasi pada wanita yang normal
adalah 28-35 hari dan lama haid 3-7 hari. Meskipun menstruasi merupakan
proses alamiah yang di alami oleh perempuan, hal ini menjadi masalah utama
dalam masyarakat khususnya remaja putri jika terjadi gangguan menstruasi
paling umum terjadi pada awal dan akhir masa reproduktif, yaitu dibawah usia
19 tahun dan diatas 39 tahun. Gangguan ini mungkin berkaitan dengan
lamanya siklus menstruasi, atau jumlah dan lamanya menstruasi. Walaupun
siklus menstruasi rata-rata antara 27-30 hari namun seseorang yang memiliki
siklus menstruasi sangat pendek misalnya 21 hari atau sangat panjang misal 40
hari masih dianggap normal apabila siklus menstruasi lebih pendek dari pada
21 hari dan lebih panjang dari pada 40 hari sudah dapat di kategorikan
abnormal. Menstruasi merupakan proses terkelupasnya lapisan dari uterus
yang terjadi setiap bulan pada wanita. Teraturnya jadwal menstruasi akan
menciptakan suatu siklus menstruasi, satu siklus mentruasi biasanya
berlangsung 21-35 hari pada wanita normal dengan durasi siklus selama 28
hari. Kualitas tidur merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pola
siklus menstruasi Faktor lain yang mempengaruhi kualitas tidur mahasiswi
kedokteran adalah asupan makanan dan gaya hidup. Biasanya mahasiswi lebih
memilih untuk mengkonsumsi makanan cepat saji karena lebih cepat, namun
jika terlalu sering akan mengakibatkan terjadinya gangguan
keseimbanganntubuh, karena kebutuhan nutrisi tubuh tidak terpenuhi dan juga
dapat berpengaruh terhadap fungsi tubuh. Selain itu, mereka juga sering
mengkonsumsi kafein supaya tidak mudah mengantuk pada saat belajar di
malam hari. Intake kafein akan mengakibatkan insomnia dan membuat sulit
untuk tidur karena kafein merupakan antagonis reseptor adenosin sentral yang
dapat memberikan pengaruh terhadap fungsi dari sistem saraf pusat
dangangguan tidur dapat terjadi.
Ketidakteraturan siklus haid bisa juga disebabkan karena gangguan
hormon dalam tubuh, atau bisa juga karena penyakit di dalam organ
reproduksi, contohnya tumor rahim, tumor di indung telur. Siklus menstruasi
yang terganggu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, berat
badan, aktivitas fisik, tingkat stres, genetik dan gizi. Aktivitas fisik yang
4

memerlukan gerakan tubuh yang terstruktur seperti olahraga dapat mengurangi


gejala yang timbul sebelum hingga selesai. Menstruasi. Saat ini, kurangnya
aktivitas fisik pada remaja terjadi karena penggunaan teknologi modern yang
menawarkan kepraktisan dan kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari, seperti remote control, komputer, lift dan tangga berjalan. Selain itu
olahraga yang terlalu berat juga mampu menyebabkan gangguan pada fisiologi
siklus menstruasi. Aktivitas yang tidak normal akan menyebabkan gangguan
pada siklus menstruasi. Semakin tinggi aktivitas fisik maka siklus menstruasi
menjadi tidak teratur (Dewi dkk, 2021).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi pada
remaja putri berdasarkan penelitian terdahulu salah satu di antaranya adalah
kualitas tidur. Berdasarkan penelitian terdahulu kualitas tidur ini ada
hubungannya dengan siklus menstruasi. Dari kualitas tidur yang buruk dapat
merangsang kesulitan emosional yang dapat meningkatkan keadaan stres dan
kecemasan secara subjektif, serta meningkatkan reaksi simpatetik terhadap
stimulus yang tidak menyenangkan (Dhamayanti et al., 2019). Stres
merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang
mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan
eksternal (stresor). Stres merangsang HPA (hypothalamus-pituitary-adrenal
cortex) aksis, sehingga dihasilkan hormon kortisol menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan hormonal termasuk hormon reproduksi dan terjadi suatu
keadaan siklus menstruasi yang tidak teratur (Yudita et al., 2017).
Kualitas tidur yang buruk serta aktovitas fisik yang intens bahkan ekstrim
akan akan mempengaruhi fisiologis tubuh terutama wanita. Tingginya angka
kejadian gangguan siklus menstruasi dan gangguan kualitas tidur dan aktivitas
fisik pada mahasiswa, serta adanya hubungan kualitas tidur dan aktivitas fisik
terhadap siklus menstruasi pada hasil penelitian terdahulu sehingga peneliti
melakukan penelitian tentang hubungan antara kualitas tidur dan aktivitas fisik
terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi.

B. Rumusan Masalah
Kualitas tidur dan aktivitas fisik dapat memengaruhi siklus menstruasi pada
perempuan. Kualitas tidur yang buruk dapat menghambat produksi hormon
melatonin dimana hormon ini dapat menghambat produksi estrogen begitupula
dengan aktivitas fisik yang berat dan ekstream. Penurunan produksi melatonin
akan mengakibatkan meningkatnya hormon estrogen. Berdasarkan uraian latar
belakang penelitian, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut :
5

Apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur dan aktivitas fisik dengan
siklus menstruasi pada mahasiswa?
C. Tujuan Umum dan Khusus
1. Tujuan Umum
Penulis berharap mampu mengetahui hubungan kualitas tidur dan dan
akivitas fisik dengan siklus menstruasi pada mahasiswa.
2. Tujuan Khusus
a. Diindentifikasi distribusi mahasiswa berdasarkan kualitas tidurnya.
b. Diindentifikasi distribusi mahasiswa berdasarkan aktivitas fisiknya.
c. Diidentifikasi distribusi mahasiswa berdasarkan siklus menstruasinya.
d. Dianalisis hubungan antara kualitas tidur dan aktivitas fisik dengan siklus
menstruasi pada mahasiswa
D. Hipothesis
Terdapat hubungan kualitas tidur dan aktivitas fisik dengan siklus menstruasi pada
mahasiswa.
E. Manfaat
1. Bagi masyarakat
Meningkatkan pemahaman dan peran keluarga dalam rangka mengetahui
lebih dalam hubungan kualitas tidur dan aktivitas fisik dengan lamanya
siklus menstruasi pada mahasiswa.
2. Bagi profesi keperawatan
- Memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan terhadap
mahasiswa yang mengalami keluhan menstruasi akibat kurang tidur dan
aktivitas fisik.
- Sebagai suatu pemicu untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
3. Bagi universitas
Sebagai wacana bagi institusi pendidikan dalam aspek pengembangan dan
peningkatan mutu fasilitas kesehatan terutama terkait hubungan kualitas
tidur dan aktivitas fisik dengan lamanya siklus menstruasi pada mahasiswa
di masa yang akan datang.
4. Bagi Penulis
Menambah pengentahuan dan wawasan personal dalam hal hubungan
kualitas tidur dan aktivitas fisik dengan lamanya siklus menstruasi pada
mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai