Anda di halaman 1dari 4

Lembaran Masa

Ketika membuka lembaran masa lalu, saya melihat sebuah kisah hidup yang penuh dengan
tantangan dan perjuangan. Meski dipenuhi dengan masa sulit, saya yakin bahwa keberanian untuk
menghadapi cobaan hidup telah membentuk karakter dan tekad kuat dalam diri saya. Saya adalah
seseorang yang berasal dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Meskipun hidup dalam
keterbatasan, saya tidak pernah menyerah pada mimpi-mimpi besar untuk meraih pendidikan yang lebih
baik. Kekurangan finansial bukanlah penghalang bagi tekad saya untuk meraih impian. Saya percaya
bahwa setiap orang memiliki potensi untuk sukses, asalkan diberi kesempatan yang tepat dan didukung
dengan pendidikan yang berkualitas.

Samudra Arif Ma'rifat, nama yang diberikan orang tua saya sebagai perlambang doa. 20 Mei
2006, saya dilahirkan ke bumi, tepatnya di sebuah kabupaten kecil yang ada di provinsi sulawesi selatan,
kabupaten sinjai. Saya adalah anak keempat dari 4 bersaudara dalam keluarga kecil yang sangat
sederhana. Namun, dengan kehidupan yang sederhana ini kami tidak pernah merasa malu atau gengsi,
karena banyaknya harta takkan mampu membeli kebahagiaan.

Ayah saya bekerja sebagai wiraswasta, bekerja mandiri tanpa diatur oleh seorang atasan.
Pendapatannya pun fleksibel dan cenderung pas-pasan. Namun dengan pendapatan yang kecil itu ia
menafkahi keluarganya, termasuk menanggung biaya pendidikanku dan ketiga kakakku. Ayahku pernah
menasihatiku, "Jangan sia-siakan kesempatan pendidikan yang kamu miliki. Banyak orang di dunia ini
tidak seberuntung kamu. Manfaatkan pendidikan ini sebaik-baiknya untuk membangun masa depanmu".
Nasihat yang membuatku sadar akan pentingnya pendidikan, yang membawaku hingga ke titik ini.
Sementara ibuku adalah seorang ibu rumah tangga, ibu rumah tangga yang sangat hebat. Ia mengurus
semua lini keluarga, mendukung kami dengan kasih sayangnya. Meski hidup kami sederhana, tapi
kedamaian dan kebahagiaan selalu ada di rumah kami.

Ketika masih berada di bangku SD, saya termasuk anak yang berprestasi. Buktinya, dari kelas 1
hingga 6, saya selalu masuk peringkat ke-3 besar. Di smp pun sama, saya selalu masuk menjadi juara
umum (juara umum diberikan kepada siswa dengan nilai tertinggi). Hingga saat penamatan smp, saya
berhasil menjadi lulusan terbaik. Sebelum lanjut ke tingkat sma, saya mulai berpikir untuk masuk ke
sekolah yang lebih kompetitif. Akhirnya saya menemukan sekolah islam athirah bone, sekolah swasta
yang berkonsep asrama. Saya tertarik dengan sekolah ini karena prestasinya yang luar biasa, masuk dalam
peringkat 2 terbaik di tingkat provinsi. Selain itu, lokasinya yang relatif dekat dengan rumah saya
membuatnya menjadi pilihan yang sempurna. Setelah mengikuti beberapa tes masuk, akhirnya saya
berhasil menjadi siswa di sekolah ini.

Saat ini, saya berada di ambang pintu menuju tingkat pendidikan yang lebih tinggi, yaitu
perguruan tinggi. Saya berada di kelas 12, dan sebentar lagi akan memulai lembaran baru dalam hidup
saya. Masa depan yang cerah dan impian pendidikan tinggi tampak begitu dekat. Namun, impian ini
sering kali terhalang oleh kendala finansial. Dengan adanya beasiswa Bakti Indonesia, menjadi harapan
bagi saya untuk menggapai mimpi. Beasiswa ini akan memberi saya kesempatan untuk mengatasi
keterbatasan finansial saya. Saya percaya bahwa beasiswa ini akan membantu saya mencapai potensi
penuh saya dan memberikan dampak positif pada masa depan saya. Masa lalu yang sulit dan tantangan
ekonomi tidak lagi menjadi penghalang besar karena beasiswa ini membuka pintu akses ke pendidikan
berkualitas di Universitas Prasetiya Mulya.

Salah satu alasan mengapa saya layak mendapat Beasiswa Bakti Indonesia adalah tekad dan
keinginan saya untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan lingkungan sekitar. Saya
memiliki impian untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Saya ingin menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang saya peroleh melalui pendidikan di Universitas Prasetiya Mulya
untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan ekonomi yang terjadi. Saya bermimpi membantu anak-anak
muda di lingkungan saya untuk mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas, terlepas dari latar
belakang ekonomi mereka. Saya ingin menginspirasi mereka untuk bermimpi lebih besar dan bekerja
keras untuk meraih impian mereka, sebagaimana saya melakukannya.

Selain itu, saya juga berencana untuk aktif terlibat dalam kegiatan sosial dan proyek-proyek
pemberdayaan masyarakat yang diadakan oleh Universitas Prasetiya Mulya. Saya percaya bahwa melalui
kolaborasi dengan sesama mahasiswa dan masyarakat sekitar, kita dapat menciptakan dampak positif
yang nyata. Saya akan berpartisipasi dalam inisiatif-inisiatif seperti pengajaran sukarela, program
pelatihan keterampilan untuk masyarakat, dan proyek-proyek penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Di samping itu, saya juga berkomitmen untuk terus mengembangkan diri dan meningkatkan
keterampilan saya selama di Universitas Prasetiya Mulya. Saya akan mengambil peluang-peluang belajar
tambahan, magang, dan proyek-proyek riset untuk meningkatkan pemahaman saya tentang bidang studi
saya dan mempersiapkan diri saya untuk menjadi pemimpin masa depan yang berkompeten dan
berdedikasi.
When I look back, I see a life story full of challenges and struggles. Although filled with difficult
times, I believe that the courage to face life's trials has shaped my character and determination. I am
someone who comes from a lower-middle class economic background. Despite living in limitations, I
never gave up on my big dreams to achieve a better education. Financial deprivation is not a barrier to my
determination to achieve my dreams. I believe that everyone has the potential to succeed, provided they
are given the right opportunities and supported with quality education.
Samudra Arif Ma'rifat, the name my parents gave me as a symbol of prayer. May 20, 2006, I was
born to earth, precisely in a small district in the province of South Sulawesi, called Sinjai. I am the fourth
child of 4 siblings in a small family that is very simple. However, with this simple life we never feel
ashamed or prestigious, because the abundance of wealth will not be able to buy happiness.
My father is self-employed, working independently without being governed by a boss. His
income was flexible and tended to be mediocre. But with this small income, he supported his family,
including paying for my education and my siblings. My father once advised me, "Don't waste the
educational opportunities you have. Many people in this world are not as lucky as you. Make the most of
this education to build your future". Advice that made me realize the importance of education, which
brought me to this point. While my mother was a housewife, a very great housewife. She took care of the
whole family, supporting us with her love. Although our life was simple, peace and happiness always
existed in our home.
When I was in elementary school, I was an outstanding child. From grades 1 to 6, I was always
ranked in the top three. In junior high school, I was always the overall champion (the overall champion is
given to the student with the highest score). Until the graduation of junior high school, I managed to
become the best graduate. Before moving on to senior high school, I started thinking about going to a
more competitive school. I finally found Athirah Bone Islamic School, a private school with a boarding
school concept. I was attracted to this school because of its outstanding achievements, ranking among the
top 2 schools in the province. In addition, its location relatively close to my home made it a perfect
choice. After taking several entrance tests, I finally managed to become a student at this school.
Right now, I'm on the threshold to a higher level of education, namely college. I am in Grade 12,
and will soon be starting a new chapter in my life. A bright future and the dream of higher education seem
so close. However, this dream is often hindered by financial constraints. With the Bakti Indonesia
scholarship, there is hope for me to fulfill my dreams. This scholarship will give me the opportunity to
overcome my financial limitations. I believe that this scholarship will help me reach my full potential and
make a positive impact on my future. A difficult past and economic challenges are no longer a big barrier
as this scholarship opens the door of access to quality education at Prasetiya Mulya University.
One of the reasons why I deserve the Bakti Indonesia Scholarship is my determination and desire
to make a positive contribution to society and the environment. I have a dream to become an agent of
change in society. I want to use the knowledge and skills that I have gained through my education at
Prasetiya Mulya University to address social and economic issues. I dream of helping young people in my
neighborhood to get access to quality education, regardless of their economic background. I want to
inspire them to dream bigger and work hard to achieve their dreams, just as I did.
In addition, I also plan to be actively involved in social activities and community empowerment
projects organized by Prasetiya Mulya University. I believe that through collaboration with fellow
students and the surrounding community, we can create a real positive impact. I will participate in
initiatives such as volunteer teaching, skills training programs for the community, and research projects
that aim to improve the quality of life of the community.
In addition, I am also committed to continuously developing myself and improving my skills
while at Prasetiya Mulya University. I will take up additional learning opportunities, internships, and
research projects to enhance my understanding of my field of study and prepare myself to become a
competent and dedicated future leader.

Anda mungkin juga menyukai