Menjadi seorang mahasiswa membuat saya melihat arti dunia dalam lingkup yang luas, jika tidak ingin tenggelam diantara berjuta mahasiswa lain maka saya harus memiliki kekuatan diri. Kekuatan diri saya sebenarnya tumbuh dari didikan dan keadaan, terlahir sebagai anak bungsu menjadikan diri saya tangguh, kuat, berani dan mandiri. Karena ketika kedua kakak saya berumah tangga, maka hanya ada saya yang menemani ayah dan ibu. Oleh karena itu, perilaku tangguh dan kuat sudah tertanam sejak dini di dalam hidup saya. Sebagai salah satu mahasiswa dari prodi pendidikan menjadikan saya sosok yang berani dan mandiri. Karena sebagai calon guru, saya harus kuat menghadapi berbagai sifat siswa dan harus mandiri agar bisa mengantarkan siswa-siswi menuju cita-cita mereka. Selain itu, salah satu berkah dari Allah yang sampai saat ini saya syukuri adalah saya diberkahi kemampuan yang baik di bidang akademi, sehingga mampu mengkolaborasikannya dengan kreativitas. Terlepas dari kekuatan diri yang saya miliki, sebenarnya cukup banyak kegagalan yang selama ini saya peroleh. Namun saya tidak pernah mengeluh dan meratapi kegagalan tersebut, bagi saya kegagalan adalah bentuk cinta kasih Allah yang akan mengantarkan saya menuju kesuksesan. Orang yang pernah merasakan kegagalan akan berusaha membentuk dirinya menjadi lebih baik, sehingga ia akan tampil dengan versi terbaik dari dirinya sendiri. Menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi Islam, mengubah pemikiran serta kebiasaan saya menjadi Ahlussunnah Wal Jamaah. Selain itu, juga menambah ilmu saya pada agama Islam, salah satunya bab berzakat. Zakat merupakan salah satu wujud rasa syukur dan pensucian bagi umat Islam. Kita sebagai manusia yang dititipkan nikmat baik berupa kesehatan, rezeki, ataupun kedamaian hidup, wajib mengeluarkan beberapa harta yang dimiliki dengan berbagi kepada golongan yang berhak menerimanya. Dalam ajaran agama Islam, di setiap harta yang kita miliki terdapat pula hak-hak orang lain di dalamnya. Oleh karena itu, untuk membersihkan harta agar terhindar dari perbuatan kafir, maka perlu adanya pembayaran zakat. Zakat yang mendatangkan manfaat ialah zakat yang diberdayakan dan disalurkan secara produktif dari muzzaki kepada mustahiq. Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam memiliki potensi untuk menggerakkan perekonomian Negara melalui zakat. Namun dari pengamatan saya, terkadang penyaluran zakat secara langsung yang dilakukan oleh muzzaki tidak tepat mengenai sasaran. Oleh karena itu, untuk menyalurkan zakat perlu adanya lembaga penyaluran yang memiliki tugas sebagai amil zakat, salah satunya ialah BASNAZ (Badan Amil Zakat Nasional). Seperti yang diketahui, saat ini kita berada di era society 5.0, di mana masyarakat sebagai pusat tatanan kehidupan harus menyeimbangkan kemajuan ekonomi baik pada dunia maya maupun dunia fisik. Era society 5.0 sebenarnya bertujuan untuk memberikan kenyamanan hidup manusia. Pada era ini, manusia tidak perlu repot dalam melakukan segala hal baik yang dianggap mudah ataupun sulit sekalipun, contohnya ialah pemberdayaan zakat. BASNAZ sebagai salah satu badan yang mengatur pemberdayaan zakat agar produktif bagi ekonomi, utamanya di era society 5.0 memiliki berbagai program yang dapat membantu perekonomian. Beberapa program diantaranya yaitu santunan fakir miskin, biaya pendidikan (beasiswa), modal usaha, rumah belajar, panti asuhan, pasien rawat inap, tanggap bencana, dan lain sebagainya. Menurut saya, melalui program ini selain dapat membantu sistem perekonomian era society 5.0 namun juga tepat dalam mendistibusikan dan memberdayakan zakat. Masyarakat yang beragama Islam tidak perlu lagi merasa bingung untuk menyalurkan zakat, melalui BASNAZ zakat dapat dibayarkan via online payment ataupun transfer bank. Sesuai dengan tujuan society 5.0 yang berfokus pada kenyamanan hidup manusia. Sejak saya kecil, ibu saya ingin melihat putrinya menjadi seorang guru. Hal tersebut yang menjadi salah satu alasan saya memilih prodi pendidikan. Saya bertekad untuk mewujudkan impian tersebut pasca kelulusan yang akan datang. Bagi saya profesi guru adalah profesi yang begitu mulia, karena tanpa guru kita tidak akan tahu apa-apa. Meluluskan berpuluh atau bahkan beratus siswa setiap tahunnya, yang kemudian hari menjadi seorang pilot, pengusaha, gubernur, wali kota atau juga presiden mampu memberikan kebanggaan tersendiri di hati seorang guru. Sesuai dengan jurusan saya pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, saya ingin mengajar di salah satu sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, ataupun sekolah menengah kejuruan. Membagikan ilmu yang selama ini saya dapatkan, bercengkrama dengan siswa-siswi beda generasi, serta menjadi salah satu alasan tersenyumnya mereka merupakan pekerjaan yang mengagumkan bagi saya. Sebagai generasi zakat tentu saya akan selalu berkontribusi dalam pembayaran, pendistribusian ataupun pemberdayaan zakat. Yaitu dengan membuka ruko khusus bagi masyarakat yang ingin membayarkan zakat melalui BASNAZ. Rencana pembukaan ruko ini untuk mempermudah para orang tua yang masih gaptek (gagap teknologi), namun berkeinginan untuk memberdayakan zakat mereka secara produktif. Nantinya, saya akan mengakses web BASNAZ menggunakan data diri orang yang ingin membayarkan zakatnya serta memilih jenis dana sesuai keinginan mereka, kemudian jika mereka tidak memiliki akun pembayaran online maka dapat membayarkan secara tunai pada saya, yang selanjutnya saya kirimkan pada BASNAZ melalui saldo akun pembayaran online milik ruko saya. Dengan demikian, seluruh kalangan masyarakat tanpa pandang bulu tidak bingung lagi ketika hendak membayar zakat melalui BASNAZ. Karena memang pemberdayaan zakat pada BASNAZ sangat produktif, mudah, serta efisien, sehingga muzzaki akan merasa nyaman dan sangat terbantu oleh badan akmil tersebut. Sehingga di sini peran saya hanya sebagai perantara pembayaran kepada pihak BASNAZ saja. Tak lupa pula saya akan memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Salah satu langkah kecilnya dengan belajar giat, lulus dan meraih predikat terbaik, menjadi guru yang teladan, amanah, serta senantiasa mencerminkan nilai-nilai agama pada kehidupan.