Anda di halaman 1dari 4

Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia

Generasi Unggul adalah generasi yang melihat setiap halangan sebagai suatu peluang untuk
mengasah potensi, dan kemudian seraya berkata “SADAR LAH Masa depan bangsa ku ini dimulai
dari detik ini juga bukan esok ataupun nanti, terjanglah ombak rintangan di depan mu dan
hadiahkan lah senyum indah bagi BANGSA MU !!”. Kata-kata tersebut adalah semangat motivasi
saya sebagai seorang insan abdi negara yang haus akan terus belajar, berusaha dan mengabdikan
keringat hanya untuk bangsa nya, karena saya sadar masa depan Indonesia berada di tangan saya,
berada di tangan Kami sebagai Generasi Unggul Penerus dan Kebanggaan Bangsa Indonesia.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam damai sejahtera bagi kita semua,
shalom, om swastiastu, namo buddhaya, salam kebajikan. Itulah seruan salam dari negeri ku
tercinta. Besar keinginan saya untuk mengabdikan seluruh hasil kerja keras saya untuk
memajukan masyrakatnya, begitu banyak kekayaan alam yang terkandungnya dan begitu pula
dengan manusianya yang beranekaragam.
Namun, sudah saatnya bangsa ini mengepakkan sayap indahnya, sekarang lah saatnya
SAYA dan KAMI sebagai GENERASI UNGGUL, untuk menggerakkan sayap – sayap bangsa
Indonesia untuk terbang tinggi menembus ke atas cakrawala dunia. Lantas, unggul seperti apakah
yang menjadi cita-cita dari Bangsa Indonesia ?. Tentu saja jawabannya adalah generasi yang
unggul dalam Kepribadian, Ilmu dan yang paling terpenting dari semua itu adalah SAYA adalah
GENERASI UNGGUL yang siap untuk BERKONTRIBUSI dalam mengharumkan nama bangsa
Indonesia, baik itu dengan cara mengabdikan ide atau gagasan inovasi saya untuk masyarakat
Indonesia ataupun dengan mengukir sejarah gemilang bangsa Indonesia di kancah Internasional.
Untuk mewujudkan semua cita – cita mulia tersebut, tentu perlu adanya pengalaman dan
semangat untuk tidak menyerah dalam berusaha kemudian belajar dan bangkit dari kegagalan
tersebut, hampir dari semua itu telah saya alami dan sampai sekarang ataupun nanti, takkan pernah
ada sedikitpun semangat saya yang luntur untuk terus berdoa dan berusaha membuat bangsa ini
tersenyum dan bangga, khususnya kedua orang tua saya yang tidak luput dari doa ketika saya
bersujud dan hanya mengharapkan ridhaNya lah agar kelak saya bisa membuat mereka bahagia
karena telah melahirkan dan membesarkan saya di bumi ayu tercinta ini.
Mungkin semangat tesebut untuk pertama kalinya saya sadar, ketika saya masih berada di
bangku Taman Kanak-kanak (TK). Sejak saya kecil, saya adalah prbadi yang hidup dengan
keadaan keluarga yang cukup sederhana, tidak lebih dan tidak pula kurang, puji tuhan karena telah
menggenapkan saya dalam keadaan keluarga yang bahagia serta kesederhanaan yang indah, saya
banyak belajar dari pengalaman kedua orang tua saya yang kala itu bekerja sebagai pedagang
sembako di pasar, saya belajar tentang bagaimana caranya untuk bangkit dari kegagalan dan tetap
bersyukur dari apa yang didapat dari tuhan yang Maha Kaya.
Pernah sekali ketika saat itu, saya melihat ada seorang anak yang sepertinya seumuran
dengan saya, ia adalah anak dari seorang pemulung yang setiap harinya berkeliling mengais rezeki
dari tumpukan sampah plastik di seberang pasar, anak tersebut kemudian meminta kepada ayahnya
untuk membeli mainan dari pedagang mainan gerobak yang lewat didepannya, lalu setelahnya.
kemudian ayahnya mecari uang dan mengeluarkan uang di kantong celananya dan mungkin hanya
tersisa tumpukan kecil uang koin yang tidak seberapa untuk membeli mainan tersebut.
Sejak saat itu, saya sangat merasa kasihan kepada anak tersebut, karena seharusnya ia
sekarang sedang bermain dengan teman sebayanya dan belajar di taman kanak-kanak seperti saya.
Disaat itulah saya mengukir dengan tajam cita – cita saya, bahwa kelak ketika saya nanti harus
menjadi seseorang yang mampu memperbaiki kehidupan sosial masyarakat bukan sekedar kaya
saja.
Maksudnya adalah saya tidak perduli untuk bagaimana caranya hidup menjadi orang kaya,
karena saya hidup sederhana pun juga sudah bahagia, tapi ketika kita berusaha untuk menjadi
seseorang yang cukup mempunyai modal dan rezeki, maka cukupkan lah rezeki yang Tuhan
berikan dengan membaginya kepada saudara – saudara saya yang lebih membutuhkannya, itulah
makna dari kaya yang sesungguhnya yang tidak akan habis di dunia ini.
Kemudian lanjut ketika saya masuk SMA, saya pun tersadarkan pula dengan butir cita – cita
saya selanjutnya, ketika saat itu saya adalah siswa yang aktif dalam mengikuti perlombaan
akademik serta aktif dalam mengikuti organisasi di sekolah, saat itu saya masuk dalam organisasi
Etniez Green Action dan relawan pengajar di beberapa sekolah dasar kampung disana.
Saya merasa prihatin dengan keadaan masyarakat sekitar saya yang tidak perduli dengan
lingkungannya dan bagaimana sistem pendidikan Indonesia yang belum tepat sesuai dengan
sasarannya, hal ini akan saya bahas satu per satu, untuk permasalahan lingkungan, saya merasa
kita semua sudah paham bahwa masalah sebenarnya bersumber dari masyarakat yang minim
kesadaran untuk disiplin menjaga lingkungannya, hal sepeleh tersebut seperti membuang sampah
sembarangan, membuang bekas sisa puntung rokok ke jalan dan lain sebagainya.
Hal ini adalah masalah penting yang harus masyarakat Indonesia sadari untuk menjadi
bangsa yang maju, saat itu kekhawatiran saya akhirnya membuat saya turun langsung ke
lingkungan masyarakat untuk berkontribusi, kemudian saya dan teman – teman tim saya pun
berani untuk membuat ide solusi jangka waktu panjang yang sederhana untuk masyarakat sekitar.
Ide tersebut adalah membuat program ORBITZ yaitu singkatan dari Orange Biru Etniez, yaitu
program yang dimulai dari penyuluhan terhadap masyarakat sekitar untuk memilah dan memilih
jenis sampah manakah yang harus masuk ke jenis tempat pembuangan sampah yang tersedia,
sehingga diharapkan kesadaran masyarakat perlahan tersadarkan dan perduli akan pentingnya
menjaga lingkungan, setelah itu kami pun ikut pula dalam membuat dan merancang tempat
pembuangan sampah tersebut agar mudah untuk dikenali oleh masyarakat sekitar.
Kemudian saya juga pernah menjadi relawan pengajar pelajaran dasar matematika dan ilmu
pengetahuan alam di lingkup sekolah dasar daerah sekitar saya, hal tersebut saya lakukan sebagai
bentuk kontribusi saya dalam mencerdaskan benih – benih generasi bangsa, harapan saya saat itu
adalah bekal ilmu dan pesan yang saya tanamkan kepada mereka tentang “ Nilai akademik itu
bukan lah segalanya, yang menjadi segalanya adalah bagaimana cara kalian menerapkan nilai –
nilai ilmu tersebut secara nyata untuk bangsa kalian”
Meskipun sistem pendidikan Indonesia selalu dikembangkan dan diperbaiki mengikuti
perkembangan zaman, namun yang saya rasakan sendiri adalah sistem pendidikan bangsa ini
mengharuskan kita untuk mengejar nilai setinggi mungkin tanpa diimbangi dengan penerapan nya
secara langsung, hal itu terlihat dari bagaimana sistem mengajar guru sekolah yang mendogma
kepada muridnya untuk mencari nilai yang tinggi untuk semua mata pelajaran sekolah, padahal
tidak semua siswa bisa dan sesuai antara kemampuan yang ia miliki dengan mata pelajaran di
sekolahnya.
Hal ini menimbulkan suatu paradigma dimana pelajar – pelajar sekolah akhirnya memilih
untuk bisa bagaimana pun dan dengan cara apapun agar mereka mendapatkan nilai yang bagus
disetiap mata pelajaran, hal ini pula yang mengakibatkan pelajar Indonesia melakukan tindakan
seperti mencontek dan mengkultuskan nilai dikarenakan gengsi ataupun tekanan dari orangtuanya
dan juga pihak guru sekolahnya.
Akhirnya saya pun berfikir untuk bercita-cita untuk menjadi dosen di bidang yang saya
tekuni dan saya kuasai, lalu kelak mengajarkan kepada murid – murid saya dan bahkan kepada
seluruh masyrakat Indonesia untuk menghapuskan paradigma mengkultuskan nilai dan untuk lebih
fokus kepada bagaimana caranya generasi muda untuk berkontribusi langsung memajukan bangsa
lewat bidang yang mereka sukai. Setelah itu saya ingin bercita – cita kelak saya akan menjadi
Menteri Pendidikan Indonesia dan mencoba untuk memperbaiki tatanan sistem pendidikan di
Indonesia.
Saya yakin masih banyak generasi muda lainnya yang sepemikiran dengan saya yaitu
generasi yang siap turun berkontribusi langsung membangun bangsanya. Saya yakin tuhan lebih
mengetahui apa yang kita butuhkan dibandingkan apa yang kita inginkan. Karena itulah BANGSA
INDONESIA masih memiliki KAMI SEBAGAI GENERASI UNGGUL, kami siap untuk
mengabdikan kerja keras kami untuk kemajuan bangsa, kami akan senang hati belajar dan terus
belajar mengukir masa depan tanah air tercinta.
Bangsa ini masih memiliki SDM yang berkualitas dan SDA berlimpah ruah, maka tidak ada
alasan menolak bagi KAMI untuk berbakti kepada Bangsa Indonesia tercinta ini, kecintaan kami
akan Tanah Air melahirkan cita – cita kami sebagai penerus bangsa untuk bergerak bersama
mengharumkan nama Bangsa Indonesia. Namun, sarana dan prasarana penunjang mutlak
diperlukan untuk pembangunan SDM yang berkualitas tersebut. Tanpa adanya dukungan fasilitas
yang cukup bagi SDM untuk belajar dan berlatih, semua hal itu pun hanya akan menjadi angan –
angan belaka.
Banyak yang tidak dapat belajar optimal karena dibebani masalah finansial, berkorban
untuk saudaranya tanpa adanya wadah penunjang, dan jangan sampai tidak adanya kepedulian
pemerintah mengenai orang yang kurang berkecukupan dan lain sebagainya yang menyebabkan
generasi muda Indonesia menjadi sulit mengembangkan potensi dan tertinggal.
Maka izinkan saya, Muhammad Irfan Sumantri, untuk mendapatkan dukungan fasilitas yang
cukup untuk menunjang pendidikan ku saat ini. Saya memang bukanlah yang terbaik, namun saya
akan memberikan usaha terbaik untuk bangsa yang saya cintai merah dan putihnya, dan berjanji
menjadi generasi unggul yang lebih bekerja keras, beretika, cekatan, jujur, pantang menyerah,
kreatif, inovatif, serta mampu diandal kan bangsa, negara dan agama. AKU GENERASI
UNGGUL KEBANGGAN BANGSA INDONESIA akan kubuktikan dan kubaktikan semua usaha
kerja keras ku demi negeri yang ku junjung dan kucintai yaitu Bangsa Indonesia.

Bekasi, 22 Juli 2019

Penulis
Muhammad Irfan Sumantri

Anda mungkin juga menyukai