Anda di halaman 1dari 4

Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia

“Tuntutlah ilmu setinggi mungkin”, sepatah pesan dari ayah dan ibuku. Aku merasa
harus bertanggung jawab atas pesan yang diamanatkan oleh ayah dan ibuku. Namun aku
mengetahuinya bahwa aku mampu dan bertanggung jawab atas pesan ayah dan ibuku karena
aku lahir di negeri ini bukanlah suatu kebetulan dan menjadi tidak berguna, melainkan aku
sadar betul bahwa aku generasi unggul kebanggaan Bangsa Indonesia.

Perkenalkan namaku Rizkya Annisa, anak ketiga dari tiga bersaudara. Aku lahir dari
keluarga yang sederhana dan bahagia. Jarak usiaku yang terlampau jauh sekitar belasan tahun
dengan kakak-kakakku membuatku mampu bersikap dewasa dan penuh tanggung jawab sejak
aku kecil. Ibuku adalah seorang tenaga pendidik di salah satu sekolah menengah kejuruan di
kota Banjarbaru, karena itu beliau selalu berpesan kepadaku agar pendidikanku harus lebih
tinggi dari ayah dan ibuku. Sedangkan ayahku adalah salah satu pegawai pemerintahan di
kotaku bertempat tinggal.

Sejak aku duduk di bangku sekolah dasar, aku selalu ditanamkan dengan beberapa
prinsip dan nilai yaitu, jujur, beretika, tanggung jawab, dan bekerja keras. Aku tidak seperti
kebanyakan anak pada umumnya, ketika menginginkan sesuatu langsung dikabulkan oleh
orang tuanya. Ketika aku mengingkan sesuatu untuk kubeli, aku harus berusaha sendiri yaitu
menabung dengan sisa uang sakuku ketika sekolah. Dari hal itu aku mengerti bahwa tidak ada
sesuatu tanpa usaha dan kerja keras. Hal itu terus kulakukan hingga di bangku sekolah
menengah atas. Sejak SD aku juga mengikuti berbagai perlombaan, diantaranya lomba cerdas
cermat, tilawatil qur’an, duta kesehatan, persami pramuka, hingga FLS2N vocal solo tingkat
provinsi. Ada kalanya aku harus merasakan kegagalan dan rencana yang tidak sesuai
ekspektasi, namun aku tidak ingin terpuruk di dalam kesedihan itu, aku merasakan harus
bangkit dan terusaha lagi karena aku mampu dan layak.

Aku selalu berada dalam peringkat tiga besar sewaktu SD hingga SMA, bukan karena
sesuatu hal yang tamak, melainkan itu adalah rasa tanggung jawabku terhadap orang tuaku dan
bangsa Indonesia. Dalam meraih semua itu, aku selalu menanamkan kejujuran dan tidak pernah
dan tidak akan menyontek. Aku sangat menghargai kejujuran dan hal itu bukanlah sesuatu yang
bisa diremehkan. Namun, banyak tantangan yang harus kulewati ketika berpegang teguh pada
prinsip itu. Banyak temanku yang tidak sepemikiran dan satu frekuensi dengan prinsip tersebut.
Tetapi aku tidak akan pernah lepas dari prinsip itu walau aku dihina sebagai seorang yang
idealis, sombong, dan lainnya. Aku dengan senang hati sebisaku membantu teman-teman
sewaktu sekolah dalam belajar, bahkan ada teman yang datang ke rumahku hanya untuk minta
ajarkan materi yang tidak ia pahami. Aku sangat senang membantu, tetapi membantu dalam
kebenaran bukan dalam keburukan.

Pengalaman berorganisasi tentunya sudah pernah kurasakan mulai dari di sekolah


menengah pertama hingga sekolah menengah atas. Aku menduduki jabatan sebagai ketua OSIS
di sekolah menengah pertamaku selama satu periode dan menduduki sebagai pengurus paduan
suara di sekolah menengah atas. Aku mendapatkan banyak hal yang dapat kurasakan hingga
kini, yaitu jiwa kepemimpinan, kemampuan berbicara di depan umum, jiwa sosial, dan
kontribusi bagi masyarakat sekitar. Saat menjabat sebagai ketua OSIS di SMP, aku selalu
mengarahkan teman-temanku untuk mengadakan bakti sosial setiap Jum’atnya dan
menyerahkannya kepada panti asuhan di kotaku. Hal itu sangat berkaitan bahwa kita semua
memiliki sifat generasi unggul bagi Bangsa Indonesia.

Salah satu pencapaian prestasi terbesar yang pernah kucapai sewaktu sekolah yaitu
mewakili provinsiku Kalimantan Selatan dalam ajang vocal solo FLS2N tahun 2019. Tidak
mudah bagiku untuk mencapainya, perlu pengorbanan yang besar hingga aku berada di titik
itu. Bertemu dengan jiwa yang beragam, sifat yang berbeda, serta visi dan misi yang beragam
pula dari berbagai daerah. Disana merupakan kesempatanku bertukar pikiran dan
mengembangkan diri serta mendapatkan ilmu baru yang dapat kusampaikan ketika kembali ke
daerahku.

Di akhir sekolah menengah atasku, ada hadiah dari Tuhan yang paling besar yaitu aku
diterima di Universitas Lambung Mangkurat jurusan Pendidikan Dokter. Mimpiku sejak
sekolah dasar akhirnya tercapai. Aku meyakini bahwa tidak ada hasil yang mengkhianati usaha.
Tidak ada sesuatu yang bisa tercapai tanpa adanya usaha dan doa. Bukan tanpa sebab mengapa
aku memilih ingin menjadi seorang dokter. Menjadi seorang dokter menurutku adalah salah
satu dari sekian pekerjaan yang dididik untuk bekerja sama dengan kelas pekerja lain
membangun negeri dan masyarakatnya. Sebagai generasi unggul bangsa Indonesia, sudah
seharusnya motivasi kita adalah menyelesaikan tanggung jawab yang luar biasa atas
kemaslahatan publik dalam hal ini, negara.

Sebagai generasi unggul Bangsa Indonesia, aku merasa berhutang budi kepada negara
ini untuk melakukan tindakan moral kemanusiaan yang nyata. Pengalaman yang sudah banyak
kulalui telah membentuk jati diri dan prinsipku. Mimpiku ini sangat berkaitan dengan
pertahanan dan peningkatan kehidupan seseorang melalui pelayanan kesehatan. Melihat
kenyataan dan keadaan pada bangsa ini khususnya daerah sekitarku saja membuatku semakin
ingin berkontribusi lebih pada bangsa ini. Isu yang dapat diangkat salah satunya maldistribusi
tenaga kesehatan di Indonesia karena karakter geografis Indonesia yang berbeda-beda. Hal itu
memengaruhi minat tenaga kesehatan di Indonesia. Apalagi melihat keadaan bangsa kita saat
ini yang dilanda wabah penyakit menular, COVID-19. Banyak tenaga kesehatan Indonesia
yang gugur dalam menjalankan kewajibannya. Hal itu juga mempersulit masyarakat dalam
mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Perlu disadari bahwa menjadi sesuatu yang kita inginkan bukan hanya berbicara pada
sesuatu pekerjaan yang mulia, di luar dari itu semua ada hal-hal yang memang aku inginkan
yaitu berbagi dan mengamalkan ilmu, mencoba mengubah keluhan sakit pada diri mereka
menjadi senyum bahagia di wajah mereka, semua itu merupakan hal yang paling tulus yang
pernah kuinginkan. Pasti tidaklah mudah ketika kita ingin menjadi generasi yang unggul. Perlu
pengorbanan, entah itu pengorbanan fisik,psikis,waktu, dan lainnya. Jalan yang kulalui saat ini
hanyalah awal dari semuanya, masih panjang dan penuh dengan tantangan.

Aku dan kita semua adalah salah satu komponen anak bangsa yang diharapkan mampu
membawa perubahan yang lebih baik untuk bangsa di masa yang akan datang. Aku sebagai
generasi unggul bangsa ini juga merupakan warga negara yang harus memberikan rasa percaya
kepada masyarakat, bahwa aku dan kitalah sebagai generasi unggul bangsa ini yang akan
menggantikan kepemimpinan bangsa ini di kemudian hari. Aku sebagai generasi unggul
Bangsa Indonesia berharap mampu membawa kontribusi yang besar bagi masyarakat sekitar.

Mengingat Indonesia memiliki tingkat kesadaran kesehatan yang rendah, salah satu dari
sekian banyak permasalahan di Indonesia adalah gizi buruk atau yang disebut stunting. Tidak
hanya kekurangan gizi, dalam jangka menengah calon-calon bibit unggul yang mengalami
stunting akan sangat mudah terserang penyakit menular seperti infeksi saluran pernapasan,
infeksi saluran cerna, hingga infeksi otak yang mematikan. Sementara dalam jangka yang
panjang, anak-anak stunting yang dikemudian hari bertumbuh menjadi dewasa, akan sangat
tidak produktif. Fakta bahwa 8,4 juta anak-anak di Indonesia mengalami gizi buruk membuatku
tergerak dan sadar bahwa Indonesia butuh aku, dan butuh kita sebagai generasi unggul.

Sebagai calon tenaga medis di Indonesia, sudah seharusnya aku memiliki pikiran yang
cerdas, kritis, dan sebisa mungkin memberikan tenaga untuk mengayomi masyarakat. Pikiran
cerdas dari seluruh generasi unggul di Indonesia dapat memberikan perubahan yang lebih baik
untuk bangsa dan negara. Tidak hanya menyumbangkan pikiran saja, tenaga dan usaha juga
harus digunakan dalam membangun Indonesia. Dengan turun ke lapangan, seperti memberikan
penyuluhan, berobat gratis, dan mengadakan seminar kepada masyarakat sekitar. Sebagai
generasi unggul Bangsa Indonesia, aku sebagai mahasiswa di bidang kesehatan memiliki peran
yang sangat penting dalam menyambung tali kesehatan masyarakat Indonesia di masa yang
akan datang, serta potensi peran yang besar ini dapat kujadikan semacam cambuk untuk bisa
berperan sejak masih kuliah seperti lulus.

Ada beberapa mimpi yang ingin sekali kuwujudkan di masa depan. Sebagai generasi
unggul Bangsa Indonesia, aku sangat ingin berperan besar dalam memajukan bangsa ini
khususnya di bidang kesehatan. Aku benar-benar terinspirasi dari seorang dokter yang sangat
luhur budinya, yaitu dokter Lie Dharmawan. Aku ingin membuat rumah sakit gratis seperti
yang dilakukan beliau. Namun bukan rumah sakit apung, melainkan rumah sakit gratis yang
dibangun di tempat-tempat yang jauh dan minim dari fasilitas kesehatan. Selain itu, aku ingin
membuat rumah singgah yang diperuntukkan untuk orang-orang yang tidak memiliki rumah.
Semoga semua keinginan dan cita-citaku dapat tercapai di kemudian hari. Maka dari itu, sejak
di bangku kuliah ini, aku juga ingin berkontribusi untuk banyak orang, salah satunya dengan
mengikuti organisasi tim bantuan medis, dan mendaftarkan diri menjadi relawan serta
mengikuti komunitas kemanusiaan.

Generasi unggul tentu saja memiliki definisi yang beragam dan subjektif. Kembali lagi,
menisbatkan diri sebagai generasi unggul kebanggaan bangsa Indonesia rasanya cukup berat.
Tetapi, aku bisa menegaskan bahwa aku adalah salah satu pemuda yang sedang menyiapkan
diri untuk berkontribusi sesuai dengan kapasitasnya sebagai akademisi, karena generasi unggul
kebanggaan Bangsa Indonesia tidak ada artinya tanpa memberikan manfaat untuk orang lain
di sekitarnya, sekecil apapun itu.

Anda mungkin juga menyukai