Anda di halaman 1dari 6

Jangan lupa diberi judul ya

Setiap manusia pada hakikatnya memliki hak untuk sukses. Namun, sukses atau tidaknya
seseorang bergantung dengan tekadnya, apakah tekad itu kuat atau tidak. Sesuai dengan prinsip
yang selalu saya pegang bahwa “jatuh? Bangkit, gagal? Coba lagi karena sukses atau tidaknya
seseorang itu bergantung dengan tindakan yang dia ambil. Dari kegagalan itulah saya belajar
banyak hal untuk selalu semangat dan tidak pantang menyerah dalam melakukan sesuatu”.
Berasal dari desa dan memiliki keinginan dan tekad yang kuat untuk mendapatkan pendidikan
dengan layak seperti teman-teman di kota adalah sebuah impian. Sejak kecil, ayah selalu
mengatakan pada saya bahwa “kita bukan dari keluarga dengan harta melimpah, namun harapan
dan bahagianya orang tua kepada anaknya adalah ketika anaknya bisa menempuh pendidikan
yang layak setinggi mungkin, karena ketika suatu saat nanti orang tuamu pergi untuk selamanya
yang mereka tinggalkan bukan harta atau tahta akan tetapi yang mereka tinggalkan hanyalah
ilmu yang bermanfaat” dari kalimat sederhana itulah yang membuat saya tidak pernah berhenti
untuk selalu belajar supaya bisa mendapatkan pendidikan.

Saya Siti Robiatun Nisa’. Akrab dipanggil Nisa usia 23 tahun. Lahir disalah satu pulau
kecil yang ada di kabupaten Gresik dan jauh dari pusat perkotaan pada tanggal 16 November
1999. Dulu saya sempat bertanya pada diri saya sendiri tentang sebuah mimpi, harapan, dan cita-
cita. Apakah itu nyata atau hanya mimpi belaka? Tapi ternyata semua itu nyata adanya bukan
hanya mimpi semata. Melawati rintangan bersama jajaran duri, namun akhirnya bisa menikmati
suduhan kopi dipagi hari. Bisa diterima disalah satu kampus terbaik di Jawa timur dan
mendapatan beasiswa merupakan sebuah anugrah dan nikmat luar biasa yang Allah berikan
kepada saya. Saya merupakan alumni penerima beasiswa bidikmisi angkatan 2018. Saya telah
menyelesaikan program sarjana prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa
dan Seni Universitas Negeri Surabaya dan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dengan
waktu 4 tahun masa studi dan mendapatkan predikat cumlaude dengan IPK 3.74. Ketika kuliah
S1 saya mengerjakan skripsi dengan judul “Ragam Bahasa Masyarakat Tutur Nelayan Mengare
Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik”. Saat ini saya menyandang status guru disalah satu
Sekolah Menengah Atas atau Madrash Aliyah yang ada di Surabaya dan mengikuti komunitas
sosial, Senyum Desa Indonesia. Menjadi guru adalah salah satu bukti kontribusi kecil saya dalam
dunia pendidikan namun bersama Senyum Desa Indonesia saya mampu memberikan kontribusi
saya bukan hanya dalam bidang pendidikan namun dalam segala bidang diantaranya, bidang
sosial, budaya, lingkungan, ekonomi kreatif, kesehatan, dan masih banyak lagi. Melangkah dari
desa ke desa melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang saya lakukan selama kurang lebih 3
tahun membuat saya sadar dan berpikir bahwa “ternyata saya lebih beruntung dibandingkan
dengan mereka, ternyata masih banyak saudara kita dipelosok negeri yang membutuhkan
pendidikan yang layak”. Berdasarkan World Population Review mencatat bahwa Indonesia
menempati posisi ke empat dengan jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2022 diantara Negara
G20. Bisa dilihat untuk saat ini faktor kesuksesan suatu negara tidak hanya dilihat dari faktor
penduduk, faktor ekonomi, pertahanan, dan hukum namun saat ini pendidikan juga menjadi
faktor kesuksesan suatu negara. Majunya suatu Negara dapat diihat dari faktor pendidikannya
juga. Dengan kualitas pendidikan yang bagus dapat menjadi salah satu penggerak sumber daya
manusia untuk memajukan suatu negara. Indonesia masuk dalam urutan ke 54 pendidikan terbaik
didunia tahun 2021. Indonesia bisa memasuki urutan tersebut dikarenakan sistem pendidikan
yang kurang dikembangkan dengan baik. Selain itu, faktor kualitas guru dan siswa juga menjadi
penyebab rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Dimana siswa dituntut untuk multi talent,
menguasi banyak pelajran dimana itu membuat mereka jenuh. Padahal jika dilihat berdasarkan
faktanya, setiap siswa memiliki kecenderungan memberontak dan malas jika sistem seperti itu
terus diterapkan. Kebanyakan orang mengganggap bahwa kepintaran seorang anak diukur dari
seberapa bisa anak itu menguasi semua mata pelajaran padahal setiap siswa pasti memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Miris sekali bukan? padahal setiap tahun
perguruan tinggi swasta maupun negeri selalu mencetak ratusan sarjana pendidikan akan tetapi
masih saja kekurangan guru yang berkualitas. Menjadi guru adalah tuntutan hati bukan tuntutan
ekonomi, dimana ketika profesi guru sudah menjadi pilihan maka harus dilakukan dengan penuh
ketulusan dan menjadi ibu sebelum waktunya. Jika pahlawan kemerdekaan Indonesia meninggal
jejaknya akan tetapi guru hanya meninggalkan jasanya.

Bisa dilihat secara jelas untuk saat ini kondisi guru di Indonesia bisa dikatakan amat
sangat miris. Berdasarkan pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan
pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat. Akan tetapi ketika
melihat kondisi lapangan banyak guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk
menjalankan tugasnya. Guru bukan faktor penentu utama keberhasilan suatu pendidikan, tapi
kualitas guru menentukan keberhasilan anak bangsa yang hebat. Guru hebat adalah guru yang
selalu percaya bahwa setiap anak memiliki potensi dirinya masing-masing dan mampu untuk
melakukan banyak hal sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Dari potensi itulah yang akan
menumbuhkan semangat generasi muda untuk terus menempuh pendidikan.

Melihat hal itu kita sabagai pemuda-pemudi harapan masa depan bangsa tentu wajib
memiliki kemampuan dan wawasan yang luas sebelum benar-benar memegang amanah tersebut.
Selain pendidikan kebutuhan sosial merupakan aspek penting yang wajib diperhatikan dan
dipelajari secara seksama oleh para pemuda-pemudi. Dengan perkembangan zaman modern yang
begitu cepat berubah, tentunya pendidikan dan kebutuhan sosial akan mengikuti perubahan
tersebut. Maka diperlukan peran pemuda-pemudi untuk mampu menghadirkan jawaban atas
permasalahan yang ada. Terbentuknya ketulusan, persamaan pikiran dan nilai bahwa bonus
pengabdian adalah persaudaraan membuat saya selalu tergerak untuk melakukan kontribusi kecil
melalui setiap langkah tanpa ujung. Selain itu, peran pemuda-pemudi desa sangat dibutuhkan
demi lahirnya pemuda-pemudi desa yang unggul dan berkompeten dibidangnya masing-masing.
Guna mempersiapkan generasi muda penerus bangsa demi Indonesia Emas 2045 karena dari
desa untuk pendidikan Indonesia yang luar biasa.

Kali ini saya mengambil jurusan yang relevan dengan jurusan sebelumnya. Sebelumnya
saya mengampu bidang studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri
Surabaya (Unesa). Kali ini saya mengambil bidang studi Pendidikan Bahasa Indonesia di
Universitas Negeri Malang (UM). Memiliki akreditasi kampus dan prodi yang sangat baik
membuat kampus ini menjadi prioritas utama saya untuk menempuh pendidikan. Mengambil
jurusan relevan di kampus yang berbeda dengan kampus sebelumnya untuk lebih memperdalam
lagi ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas tentang pelajaran Bahasa Indonesia yang selalu
dianggap remeh oleh kebanyakan orang. Melihat juga dari permasalahan diatas jurusan yang
saya ambil kali ini sangat relevan dengan kondisi yang ada. Bukan hanya dilihat dari
permasalahan tersebut, melainkan juga dilihat dari latar belakang saya sebagai guru Bahasa
Indonesia. Dimana pendidikan menjadi penggerak kemajuan suatu bangsa. Maka dari itu perlu
adanya semangat untuk tetap melanjutkan pendidikan.
Harapannya, bidang ilmu yang saya ambil bisa menjadi jembatan untuk bisa terus
berkontribusi dalam dunia pendidikan. Menjadi jalan untuk terus menebar kebermanfaatan
karena “sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bisa bermanfaat untuk dirinya sendiri dan
orang lain” serta bisa memberikan kontribusi terhadap pendidikan ibu pertiwi dipelosok negeri.
Jadilah pemuda-pemudi yang selalu memberikan aksi nyata, bukan hanya retorika semata.
Sedikit kontribusi kecil yang membawah perubahan lebih baik dibandingkan dengan orang
jenius yang hanya berdialektika tanpa memberikan apa-apa. Pemuda-pemudi dilahirkan untuk
berperan dan berjuang bukan hanya berkomentar saja.

Ayah lulusan SD dan Ibu lulusan SMP. Berasal dari keluarga kurang mampu dalam segi
ekonomi. Ditinggalkan ayah ketika masih kelas 2 SMA. Dituntut menjadi perempuan dewasa
sebelum waktunya adalah sesuatu yang sangat sulit. Melihat teman sebaya yang selalu diantar
sekolah oleh ayahnya menggunakan sepeda motor membuat saya selalu meneteskan air mata.
Bagaimana tidak? Berbanding terbalik dengan saya yang selalu berangkat sekolah jalan kaki,
pulang kerumah harus naik angkutan umum, dan ikut orang pulang kerja supaya bisa sampai
rumah. Semua itu tidak menyurutkan semangat saya dalam melakukan apapun. Memiliki
keinginan tinggi untuk bisa melanjutkan kuliah bahkan sampai bisa mendapatkan gelar Profesor.
Ingin melihat ibu bahagia ketika putrinya bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi karena kebahagiaan utama saya saat ini adalah bisa melihat ibu bahagia. Selalu
diremehkan karena memiliki mimpi yang terlalu tinggi dan banyak orang menganggap
perempuan tidak perlu memiliki pendidikan yang terlalu tinggi jikalau nantinya berakhir jadi ibu
rumah tangga.

Menjadi anggota pertama dikeluarga yang melanjutkan jenjang S2 atau magister


membuat saya memiliki mimpi untuk menjadi perempuan yang bisa menginspirasi semua orang
terutama dalam hal pendidikan. Ingin selalu bisa memberikan motivasi bagi mereka dipelosok
negeri tentang sebuah mimpi yang harus digapai. Mengapa perempuan harus menginspirasi?
Karena sumber dari inspirasi itu sendiri adalah perempuan. Perempuan adalah sumber dari
pemikiran, kebaikan, dan sumber dari welas asih (kasih sayang). Setiap orang dilahirkan untuk
menjadi pemimpin. Pemimpin yang tangguh, hebat, dan luar biasa itu dilahirkan dari sosok
perempuan luar biasa juga. Perubahan mindset inilah yang selalu ingin saya ubah dan
ditanamkan kepada generasi muda Indoneisa bahwasannya perempuan yang memiliki
pendidikan tinggi bukan untuk terlihat hebat atau untuk bersaing dengan laki-laki namun
pendidikan utama seorang anak adalah ibu. Ibu yang hebat akan melahirkan genarasi yang hebat
dan berkualitas. Tidak pernah berpikir bisa sampai dititik seperti saat ini, hanya rasa syukur yang
selalu saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat-NYA.

Perempuan diciptakan dengan kelemah lembutanya. Namun hal itu bukan menjadi
pengahalang bagi saya untuk bisa menjadi perempuan kuat dan mandiri melalui kegiatan
pengabdian masyarakat. Pada dasarnya Allah SWT menciptakan manusia untuk saling tolong
menolong dalam hal kebaikan. Manusia merupakan makhluk sosial yang perlu bantuan dari
individu lainnya. Berjalan bersama teman-teman untuk melakukan pengabdian masyarakat
dipelosok desa membuat saya memiliki sedikit kontribusi pengabdian masyarakat diantaranya di
Pulau Bawean, Pulau Mengare, Sampang, Lumajang, Kediri, dan Malang. Tahun ini saya
bersama teman-teman akan kembali menyapa ibu pertiwi di Situbondo dan Lombok. Saya
percaya bahwa Allah akan selalu memberikan kemudahan disetiap niat dan langkah baik yang
kita semua lakukan. Saya pernah berjalan sendiri ketika akan melakukan kegiatan tapi Allah
selalu membersamainya hingga berjalan dengan sangat sukses.

Saya tidak berjanji untuk memberikan peran baik dalam dunia pendidikan, akan tetapi
saya akan memberikan kontribusi terbaik yang saya miliki. Waktu kurang lebih 3 tahun bukanlah
waktu yang singkat untuk terjun dibeberapa pelosok desa. Memberikan inovasi-inovasi baru
dalam bidang pendidikan, ekonomi kreatif, kesehatan, lingkungan, dan lain-lain. Saya masih
ingat betul salah satu pesan yang disampaikan oleh Ketua Umum Senyum Desa Indonesia, Abdul
Rozak, S.H “Jika kamu ingin tetap terlihat hidup jangan pernah berhenti untuk berinovasi, setiap
orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya”. Hal itu selalu membuat saya tidak pernah
berinovasi memunculkan ide-ide baru dengan mengkolaborasikan semangat anak muda untuk
berkarya dan berdaya bersama dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

Peran saya dalam dunia pendidikan adalah sebagai guru. Dimana saya berusaha untuk
terus melakukan yang terbaik dengan meningkat kualitas dan integritas saya dalam hal
pengajaran karena guru “digugu” dan “ditiru” oleh siswa-siswinya. Jika beasiswa ini merupakan
jalan yang Allah berikan kepada saya untuk tetap bisa menuntut ilmu maka peran selanjutnya
yakni menjadi pendidik mahasiswa (dosen) dan kembali terjun dalan dunia pengabdian
masyarakat. Mampu mencetak sarjana pendidikan dengan mindset dan wawasan yang luas.
Bukan hanya dalam satu bidang akan tetapi dibeberapa bidang lainnya melalui kegiatan
pelatihan, seminar, workshop, dan pengabdian masyarakat dibeberapa sekolah dan desa.Berperan
aktif dalam meningkatkan wawasan dan semangat untuk mengabdi dan menginspirasi dipelosok
negeri serta memberikan dorongan kepada para pemuda/i untuk terus berkarya dengan
meningkatkan kualitas hidup untuk menghadapi tantangan dan membawa kebermanfaatan bagi
masyarakat

Lalu, jika Allah SWT memberikan saya kesempatan untuk bisa melaksanakan studi lanjut
melalui beasiswa ini saya memiliki keinginan untuk terus melakukan pengabdian masyarakat
dipelosok ibu pertiwi dan terus mengembangkan kualitas guru, sarana dan prasarana sekolah TK-
Paud yang didirikan oleh teman-teman Senyum Desa Indonesia di Kabupaten Sampang untuk
generasi penerus bangsa secara gratis. Bahkan harapannya bukan hanya tingkat TK-Paud saja
tapi juga bisa sampai SMA/MA/SMK.

Setiap orang punya mimpi dan setiap orang punya cara tersendiri untuk mewujudkan
mimpi itu. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat satu persatu mimpi saya terwujud. Bisa
memiliki orang tua dan saudara dibeberapa wilayah adalah sebuah anugrah yang tidak semua
orang bisa mendapatkannya. Cara pertama untuk bisa mewujudkan mimpi saya adalah dengan
tidak berhenti untuk terus belajar, berproses, memperbaiki diri, dan terus istiqomah atas apa yang
saya lakukan. Melalui cara inilah sedikit demi sedikit mimpi saya terwujud, salah satunya bisa
lulus S1 dan bisa mendaftar beasiswa ini.

Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, salah satunya dengan
memberikan support penuh terhadap setiap langkah yang saya ambil. Dibukanya pendaftaran
beasiswa LPDP di tahun 2023 menjadi semangat saya untuk terus berusaha menggapai cita-cita
dan harapan orang tua. Saya berharap semoga beasiswa ini bisa menjadi anak tangga menuju
pintu-pintu kontribusi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai