Anda di halaman 1dari 121

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL

MODERASI PADA PERUSAHAAN KONTRUKSI BANGUNAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2016-2021

SKRIPSI

Disusun Oleh:

MOH. SUKRON MAKMUN

180211100175

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BANGKALAN

2022
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL
MODERASI PADA PERUSAHAAN KONTRUKSI BANGUNAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2016-2021

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar


Sarjana Manajemen (S.M) Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Trunojoyo Madura

Oleh:

MOH. SUKRON MAKMUN

180211100175

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

BANGKALAN

2022

i
LEMBAR PERSETUJIAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

ii
LEMBAR PENGESAHAN

iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Moh. Sukron Makmun
NIM :180211100175
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di
Universitas Trunojoyo Madura.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan kaidah yang berlaku.
3. Apabila dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil asli karya
saya atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya
bersedia menerima segala sanksi yang diberikan oleh Fakultas
Eekonomi dan Bisnis Universitas trunojoyo Madura.
Demikian pernyataan ini dibuat dngan sesungguhnya sebagai pertanggung
jawaban orisinalitas skripsi yang saya susun.

Bangkalan, Agustus 2022

Moh. Sukron Makmun


180211100178

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Moh.Sukron Makmun
2. Tempat, tanggal lahir : Sampang, 24 Juni 2001
3. Agama : Islam
4. Jenis Kelamin : Laki - Laki
5. Alamat : Dsn. Glisgis, Desa Gunung Maddah,
Kec. Sampang, Kab. Sampang
6. Telpon : 087750553801
7. Email : mohsyukron342@gmail.com
II. PENDIDIKAN FORMAL

1. 2004 – 2006 : TK Permata Hati


2. 2006 – 2012 : SDN Gunung Maddah 3
3. 2012 – 2015 : SMPN 2 Sampang
4. 2015 – 2018 : SMKN 1 Sampang
5. 2018 – 2022 : Universitas Trunojoyo Madura
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. HIMMAN : Anggota Divisi POSDM (2020)
Anggota Divisi KWU (2019)
2. DPM KM UTM : Ketua Komisi 4 (2021)
3. PMII : Pengurus rayon As-shiddiq (2020)
Pengurus Komisariat UTM (2021)
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Nama Ayah : Salaman
2. Pekerjaan : Buruh Bangunan
3. Nama Ibu : Norhayati
4. Pekerjaan : Ibu rumah tangga

v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

-MOTTO-

“Rusak diperbaiki bukan ganti baru”

-PERSEMBAHAN-

Skripsi ini saya persembahkan kepada: Seluruh keluarga dan sahabat-


sahabat yang selalu memberikan dukungan, motivasi, tenaga serta Do’a
yang tidak luput dipanjatkan kepada Allah SWT Sampai pada titik
kesuksesan skripsi selesai.

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua. Sholawat serta salam

tidak lupa penulis panjatkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW

bersama keluarga, teman serta para pengikutnya yang selalu istiqomah hingga

akhir zaman.

Dengan mengucap Alhamdulillah, penulisan skripsi yang berjudul

“PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL

MODERASI PADA PERUSAHAAN KONTRUKSI BANGUNAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2016-2021” telah

penulis selesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan syarat yang

harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana di Universitas Trunojoyo

Madura. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kata sempurna, baik dalam segi penulisan, cara penguraian maupun pada

pembahasan secara ilmiah. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dan

kekurangan yang dimiliki penulis.

Penulis juga menyadari bahwa di dalam penulisan skripsi ini penulis

banyak dibantu oleh berbagai pihak dalam menyelesaikan pemasalahan yang

timbul pada proses penulisan skripsi. Maka dari itu pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat, hidayah-Nya, kesehatan,

keselamatan, dan kelancaran sehingga penulis dalam menyelesaikan

vii
skripsi ini.

2. Terima kasih tak terhingga untuk kedua orang tua penulis tercinta, Ayah

Salaman dan Ibu Norhayati, yang telah memberikan dukungan,

semangat, kasih saying, dan doa yang tiada henti.

3. Bapak Dr. Drs. Ec. H. Muh. Syarif, M.Si. Selaku Rektor Universitas

Trunojoyo Madura.

4. Bapak Dr. Sutikno, S.E., M.E. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Trunojoyo Madura.

5. Bapak Fathor AS, S.E., M.M. Selaku Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas

ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura.

6. Ibu Aprilina Susandini, S.E., M.SM. Selaku Ketua Program Studi

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura.

7. Ibu Aprilina Susandini, S.E., M.SM. Selaku dosen pembimbing yang

sangat sabar membimbing, memberikan saran dan dukungan dalam

penulisan skripsi ini, serta menjadi motivator dan inspirator yang

diajarkan.

8. Bapak Prasetyo Nugroho, S.Pi. Selaku dosen penguji yang telah bersedia

memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi

ini.

9. Seluruh dosen manajemen terimakasih banyak Bapak/Ibu atas segala

ilmunya yang telah diberikan kepada saya selama ini tanpa pamrih,

semoga ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi orang lain dan barokah

aamiin.

10. Terimakasih untuk teman – teman seperjuangan saya dibangku kuliah

kelas Manajemen D”18 yang telah memberikan dukungan, motivasi dan

viii
hiburan untuk saya.

11. Terimakasih kepada sahabat/i PMII UTM yang telah memberikan saya

pengalaman tentang organisasi dan ilmu yang tidak saya dapatkan di

bangku perkuliahan.

12. Terimaksih kepada rekan-rekan kontrakan BAROKAH yakni Ali mustofa,

Wildan Jordiansyah, Zinedine Zidane, Reza muammar, Dimas milzan,

Imam Syafie, dan Bramada Putra yang telah menemani saya dalam satu

tempat tinggal dari awal masuk kuliah hingga lulus.

13. Terima kasih kepada sahabat seperjuangan yang tergabung dalam 5 KM

yakni Nia agustin, Ali Mustofa, Hafilan Z.U., dan Novenda yang telah

menemani dan memberikan motivasi serta dukungan dalam segala hal

14. Terimakasih kepada punggawa kos laok yakni Roynaldi Np, Khoirul

Umam, Kak habib, kak Lutfi, Jhoni, Fahad, yang senantiasa menemani

saya ketika ngopi.

15. Terimakasih kepada Tuan Putri Devina Eka Damayanti, yang telah

menjadi penyemangatku selama ini, selalu mengingatkan segala hal dan

selalu membantu dalam mengerjakan tugas walaupun sedikit ngeseslin.

16. Dan tak lupa pula terima kasih kepada penemu Est eh karna ketika saya

menggerjakan skripsi tak luput dari pandangan Es Teh.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun

penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian kedepannya. Semoga penelitian

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

ix
Bangkalan, Agustus 2022

Penulis

Moh. Sukron Makmun


180211100175

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………i
LEMBAR PERSETUJIAN UJIAN SKRIPSI..........................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI.......................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..........................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvi
ABSTRATC......................................................................................................xvii
ABSTRAK.......................................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................6
1.3 TUJUAN PENELITIAN............................................................................7
1.4 MANFAAT PENELITIAN.........................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................10
2.1 LANDASAN TEORI..............................................................................10
2.1.1 KINERJA KEUANGAN..................................................................10
2.1.2 NILAI PERUSAHAAN....................................................................14
2.1.3 GOOD CORPORATE GOVERNANCE..........................................17
2.2 PENGARUH ANTAR VARIABEL..........................................................24
2.2.1 Pengaruh kinerja keuangan ROA terhadap nilai perusahaan........24
2.2.2 Pengaruh kinerja keuangan ROE terhadap nilai perusahaan........24

xi
2.2.4 Pengaruh kinerja keuangan (ROE) terhadap nilai perusahaan
dengan kepemilikan menejerial sebagai moderasi......................................26
2.3 PENELITIAN TERDAHULU..................................................................26
2.4 KERANGKA PEMIKIRAN.....................................................................38
2.5 HIPOTESIS..........................................................................................39
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................40
3.1 OBJEK PENELITIAN............................................................................40
3.2 JENIS PENELITIAN.............................................................................40
3.3 POPULASI DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL...........................40
3.3.1 POPULASI....................................................................................40
3.3.2 SAMPEL........................................................................................41
3.3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA..................................................42
3.4 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL VARABEL. .43
3.4.1 VARIABEL PENELITIAN...............................................................43
3.4.2 DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL.........................................44
3.5 TEKNIK ANALISIS DATA.....................................................................46
3.5.1 UJI ASUMSI KLASIK.....................................................................46
3.5.2 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA....................................48
3.5.3 UJI HIPOTESIS.............................................................................50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................52
4.1 GAMBARAN UMUM.............................................................................52
4.1.1 PT ADHI KARYA TBK...................................................................52
4.1.2 PT PARAMITA BANGUN SARANA...............................................53
4.1.3 PT PEMBANGUNAN PERUMAHAN TBK.....................................53
4.1.4 PT NUSA RAYA CIPTA.................................................................54
4.1.5 PT SURYA SEMESTA INTERNUSA TBK.....................................55
4.1.6 PT TOTAL BANGUN PERSADA TBK...........................................55
4.1.7 PT WASKITA KARYA TBK............................................................56
4.1.8 PT WIJAYA KARYA TBK...............................................................56
4.1.9 PT. ASCET INDONESIA TBK.......................................................57
4.1.10 PT NUSA KINTRUKSI ENJINIRING TBK......................................58
4.1.11 PT INDONESIA PONDASI RAYA TBK..........................................58
4.2 DESKRIPSI HASIL PENELITIAN.........................................................59

xii
4.2.1 DESKRIPSI RETURN ON ASSETS..............................................60
4.2.2 DESKRIPSI RETURN ON EQUITY...............................................62
4.2.3 DESKRIPSI KEPEMILIKAN MANAJERIAL...................................64
4.2.4 DESKRIPSI PRICE TO BOOKS VALUE.......................................67
4.3 UJI ASUMSI KLASIK............................................................................69
4.3.1 UJI NORMALITAS.........................................................................69
4.3.2 UJI AUTOKORELASI....................................................................70
4.3.3 UJI MULTIKOLONIERITAS...........................................................70
4.3.4 UJI HETEROSKEDASTISITAS.....................................................70
4.4 UJI REGRESI LINIER BERGANDA......................................................71
4.5 UJI HIPOTESIS....................................................................................74
4.5.1 UJI T (UJI PARSIAL).....................................................................74
4.5.2 UJI F (UJI SIMULTAN)..................................................................75
4.5.3 UJI R2 (KOEFISIEN DETERMINAN)..............................................76
4.6 PEMBAHASAN.....................................................................................77
4.6.1 Kinerja Keuangan (ROA) berpengaruh positif terhadap Nilai
Perusahaan.................................................................................................77
4.6.2 Kinerja Keuangan (ROE) berpengaruh Negatif terhadap Nilai
Perusahaan.................................................................................................78
4.6.3 Kinerja keuangan (ROA) berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan dengan dimoderasi oleh kepemilikan manajerial......................79
4.6.4 Kinerja keuangan (ROE) berpengaruh Negatif terhadap nilai
perusahaan dengan dimoderasi oleh kepemilikan manajerial......................80
BAB V PENUTUP..............................................................................................83
5.1 KESIMPULAN......................................................................................83
5.2 SARAN.................................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................86
LAMPIRAN.........................................................................................................89

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu


Tabel 3.1 Sampel perusahaan Kontruksi Bangunan
Tabel 4.1 Perhitungan Return on Assets perusahaan sampel Kontruksi
Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2021
Tabel 4.2 Perhitungan Return on Assets perusahaan sampel Kontruksi
Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2021
Tabel 4.3 Perhitungan Return on Assets perusahaan sampel Kontruksi
Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2021
Tabel 4.4 Perhitungan Price to Book Value perusahaan sampel Kontruksi
Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2021

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 kerangka konseptual

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar sampel perusasahaan Kontruksi dan bangunan yang terdaftar


di Bursa Efek Indonesia
Lampiran 2: perhitungan Return On Assets, Return On equity, dan kepemilikan
Manajerial pada tahun 2016-202090
Lampiran 3: Perhitungan Price To Book Value pada tahun 2016-2020
Lampiran 4: tabulasi data
Lampiran 5: Hasil output SPSS

xvi
ABSTRATC

This study aims to analyze the effect of financial performance on firm


value with corporate governance as a moderating variable. This study uses
purposive sampling which obtained 11 samples of Construction and Building
companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2016-2021.
The test results in this study prove that financial performance has a positive
effect on firm value and Corporate Governance is able to strengthen the
influence of financial performance on firm value in general. significant. A good
and increasing company's financial performance causes an increase in stock
prices and the number of shares outstanding so that the value of the company
also increases while managerial ownership as a proxy for the moderating
variable causes the company management to take appropriate and wise actions
for the survival of the company so that the company's financial performance
experiences a negative impact. increase so that the value of the company also
increases.

Keyword: financial performance, company value, Good Corporate


Governance

xvii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan


terhadap nilai perusahaan dengan corporate governance sebagai variabel
moderasi. Penelitian ini menggunakan purposive sampling yang diperoleh 11
sampel perusahaan Konstruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016-2021. Hasil pengujian dalam penelitian ini membuktikan
bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan
Corporate Governance mampu memperkuat pengaruh kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan secara umum. penting. Kinerja keuangan perusahaan
yang baik dan meningkat menyebabkan kenaikan harga saham dan jumlah
saham yang beredar sehingga nilai perusahaan juga meningkat sedangkan
kepemilikan manajerial sebagai proksi dari variabel pemoderasi menyebabkan
manajemen perusahaan mengambil tindakan yang tepat dan bijaksana untuk
kepentingan perusahaan. kelangsungan hidup perusahaan sehingga kinerja
keuangan perusahaan mengalami dampak negatif. meningkat sehingga nilai
perusahaan juga meningkat.

Kata kunci: Kinerja keuangan, Nilai perusahaan, Good Corporate


Governance

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia usaha saat ini membuat perusahaan

mendapatkan tantangan yang lebih besar dan persaingan usaha yang

semakin ketat baik di pasar ekspor maupun domestic. Oleh karena itu,

manajemen dituntut untuk dapat memanfaatkan peluang dan kesempatan

yang ada agar mampu bertahan dan berkembang serta meningkatkan

nilai perusahaan dimasa yang akan datang. Hal ini mendorong

manajemen untuk melakukan strategi yang tepat dalam mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, kinerja keuangan

adalah salah satu hal yang penting dalam meningkatkan nilai

perusahaan.

Nilai perusahaan merupakan nilai pasar yang menjadi acuan

investor terhadap perusahaan yang berkaitan dengan harga saham guna

menanamkan modalnya. Semakin tinggi harga saham maka nilai

perusahaan juga meningkat (Khumairoh dkk, 2014). Peningkatan nilai

perusahaan tersebut dapat dicapai jika perusahaan mampu beroperasi

dengan mencapai laba yang ditargetkan. Melalui laba yang diperoleh

tersebut perusahaan akan mampu memberikan dividen kepada

pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan, dan

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu,

memaksimalkan nilai perusahan sangat penting bagi suatu perusahaan

1
yang nantinya juga dapat meningkatkan kesejahteraan serta kepercayaan

pemegang saham.

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur

nilai perusahaaan adalah price to book value (PBV) yang nantinya

menyajikan penilaian tentang bagaimana investor memandang kinerja

perusahan. Rasio ini menunjukkan berapa besar nilai perusahaan dari

apa yang telah ditanamkan oleh pemilik perusahaan. Semakin tinggi rasio

maka semakin besar tambahan kekayan yang diperoleh pemilik

perusahaan, yang artinya kinerja keuangan juga dinilai baik.

Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian

keberhasilan perusahaan atas berbagai aktivitas yang dilakukan, dengan

kata lain kinerja keuangan adalah suatu alat analisis yang dilakukan untuk

melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

benar (Fahmi, 2012: 2). Salah satu hal yang diperhatikan oleh investor

pada saat akan menanamkan modal di sesuatu perusahaan merupakan

performa ataupun kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai

perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat

kesehatan perusahaan tersebut. Dari definisi kinerja keuangan yang

dipaparkan, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kinerja merupakan

hasil atau prestasi yang dicapai perusahaan mengenai posisi keuangan

perusahaan, informasi dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu untuk

membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan

2
Penilaian prestasi perusahaan dapat dilihat dari kemampuan

perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba atau keuntungan. Laba

perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban bagi para penyandangan dananya juga merupakan

bagian dalam menciptakan nilai perusahaan yang menujukkan progress

perushaan kedepannya. Sehingga dalam penelitian ini kinerja keuangan

menggunakan indikator rasio profitabilitas yang diwakilkan oleh ROE

(Return On Equity) dan ROA (Return On Asset) merupakan rasio yang

digunakan untuk menganalisis perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dan dinilai mampu memberikan pengaruh positif terhadap

nilai perusahaan. Selain itu, supaya memperoleh hasil yang maksimal

dalam penelitian ini terdapat Good Corporate Governance sebagai

variabel moderasi untuk memperkuat pengaruh kinerja keuangan

terhadap nilai perusahaan.

Faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah

Corporate Governance. Good corporate governance merupakan suatu

sistem yang mengatur bagaimana organisasi dioperasikan dan dikontrol

dengan baik. Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance

tersebut pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan

terhadap kinerja suatu perusahaan. Beberapa tahun terakhir ini jumlah

perusahaan yang menyadari pentingnya menerapkan program Good

corporate governance sebagai bagian dari strategi bisnis semakin

meningkat. Hal tersebut karena Good corporate governance merupakan

suatu faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Masalah

Corporate Governance muncul karena terjadinya pemisahan antara

3
kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Newel dan Wilson dalam

Ulfah (2011) menyatakan bahwa secara teoritis praktek corporate

governance dapat meingkatkan nilai, perusahaan dan mengurangi resio

yang merugikan akibat tindakan pengelola yang cenderung

menguntungkan diri sendiri.

Penelitian ini menggunakan kepemilikan menejerial sebagai

indikator dari good corporate governance. Diharapkan dengan adanya

mekanisme corporate governance tersebut monitoring terhadap manajer

perusahaan dapat lebih efektif sehingga dapat meningkatkan nilai

perusahaan pada perusahaan kontruksi bangunan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

Potensi usaha jasa konstruksi sangat berperan dalam kegiatan

perekonomian khususnya dalam kegiatan pembangunan. Baik

pembangunan sarana umum, pembangunan gedung, maupun

pembangunan lainnya. Dengan adanya industri jasa konstruksi akan

memberikan peluang yang besar bagi penyerapan tenaga kerja yang

memiliki keahlian dibidang industri jasa konstruksi dan bangunan, dengan

tersedianya lapangan pekerjaan maka akan menciptakan pendapatan

bagi tenaga kerja dan mengurangi tingkat pengangguran. Secara

prospektif keberadaan industri jasa konstruksi baik skala kecil,

menengah, maupun skala besar mempunyai nilai strategik bagi

Indonesia, mengingat proporsi perannya cukup besar dan menyangkut

banyaknya tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan pelaksanaan suatu

proyek dan pembangunan.

4
BCI Asia memprediksi nilai konstruksi bangunan tumbuh 13,82%

pada 2020 menjadi Rp 168,20 triliun dibandingkan 2019 yang ditaksir

sebesar Rp 147,77 triliun. Kontributor terbesar terhadap konstruksi

bangunan berasal dari sektor hunian, yakni Rp 56,75 triliun atau setara

dengan 33,74%. Bergairahnya sektor properti pada 2020 dinilai ikut

mengatrol pertumbuhan bisnis konstruksi bangunan di Tanah Air. Para

pengembang optimistis tahun depan industri properti mulai menggeliat

setelah dalam beberapa tahun terakhir mengalami pelambatan.

Dalam catatan BCI Asia, nilai konstruksi bangunan 2020 menjadi

titik tertinggi dalam rentang lima tahun terakhir, 2016-2020. Bahkan, dari

sisi pertumbuhan pun menjadi rekor terbaru mengingat dalam rentang

waktu itu konstruksi bangunan cukup fluktuatif dan cenderung melemah.

Pada 2016, nilai konstruksi Rp 153,08 triliun, namun melemah menjadi

Rp 150,36 triliun pada 2017. Setahun kemudian kembali melemah

menjadi Rp 140,51 triliun. Konstruksi bangunan baru menggeliat pada

2019, yakni tumbuh 5,17% menjadi Rp 147,77 triliun dibandingkan 2018. 

“Tahun 2020, market size pasar perumahan (residensial) diperkirakan

mencapai Rp 56,75 triliun atau tumbuh 2,71% dibandingkan dengan

2019. Bukti pertumbuhan perumahan ditunjukkan oleh keberadaan pasar

domestik yang masih baik. Sumber: investor.id

Usaha konstruksi mempunyai peranan yang sangat penting bagi

sesuatu negara, pembangunan konstruksi bangunan di indonesia telah

berkembang dengan pesat yang berperan guna menunjang

perkembangan serta pertumbuhan berbagai bidang. Pertumbuhan jasa

konstruksi di indonesia yang pesat memunculkan pengaruh pada

5
persaingan antar industri. Serta tiap industri mempunyai tujuan yang akan

dicapai dalam usahanya tersebut. Dalam upaya mencapai tujuan

tersebut, maka industri Jasa Pelaksana Konstruksi harus mempunyai

Kinerja yang baik.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rosiyana Dewi (2011)

menyatakan bahwa kinerja keuangan dengan alat ukur ROE (Return Of

Equity) memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan

Corporate Governance dapat memperkuat pengaruh kinerja keuangan

terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan institusional sebagai alat

ukurnya. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Purwantoro (2020)

menyatakan bahwa kinerja keuangan yang di ukur menggunakan ROA

(Return Of Asset) memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan

dan Corporate Governance sebagai variabel moderasi dapat memperkuat

pengaruh kinerja keuangan dengan nilai perusahaan dengan dewan

komisaris sebagai alat ukurnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan dari dari penelitian ini:

1. Apakah kinerja keuangan yang diprosikan oleh ROA (return on

asset) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

kontruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2016-2021?

2. Apakah kinerja keuangan yang diprosikan oleh ROE (return on

equity) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan

6
kontruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2016-2021?

3. Apakah kinerja keuangan yang diprosikan oleh ROA (return on

asset) berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan corporate

governance sebagai variabel moderasi pada perusahaan

kontruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2016-2021?

4. Apakah kinerja keuangan yang diprosikan oleh ROE (return on

equity) berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan corporate

governance sebagai variabel moderasi pada perusahaan

kontruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2016-2021?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan yang

diprosikan oleh ROA (return on asset) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan kontruksi bangunan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2021?

2. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan yang

diprosikan oleh ROE (return on equity) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan kontruksi bangunan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2021?

3. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan yang

diprosikan oleh ROA (return on asset) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan dengan corporate governance sebagai variabel

7
moderasi pada perusahaan kontruksi bangunan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2021?

4. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan yang

diprosikan oleh ROE (return on equity) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan dengan corporate governance sebagai variabel

moderasi pada perusahaan kontruksi bangunan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2021?

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi Calon Investor/Investor

Bagi invetor yang akan memanamkan modal pada perusahaan

kontruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat

menggunakan penelitian ini sebagai bahan refrensi dalam

mengambil keputusan untuk membeli saham pada perusahaan

kontruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi Perusahaan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan

masukan terhadap perusahaan tentang pentingnya tata kelola

perusahaan dengan baik yang nantinya dapat menggambarkan

bagaimana usaha manajemen mengelola aset dan modalnya

dengan baik agar menarik minat para investor untuk menanamkan

modal di perusahaan.

8
3. Bagi Peneliti

Sebagai pengamalan dalam menerapkan ilmu pengetahuan

sekaligus dapat menambah pengetahuan serta informasi tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan terutama

mengenai tata kelola perusahaan (corporate governance).

4. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian sejenis,

sebagai pembanding hasil riset penelitian yang berkaitan dengan

kinerja keuangan dan good corporate governance yang diterapkan

dalam suatu perusahaan serta pengaruhnya terhadap nilai

perusahaan, dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1 KINERJA KEUANGAN

2.2 PENGERTIAN KINERJA KEUANGAN

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat

sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan

aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja

keuagan perusahaan yang baik adalah pelaksanaan aturan-aturan yang

berlaku sudah dilakukan secara baik dan benar (Fahmi 2018: 142). Kinerja

keuangan merupakan gambaran nilai ekonomi yang mampu diraih oleh

suatu perusahaan pada periode tertentu melalui aktifitas–aktifitas

perusahaan yang menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif, dan

dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap

data–data pada laporan keuangan perusahaan (Apriliastuti dan Andayani,

2015). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan

merupakan indikator untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dalam

pelaksanaan kegiatan operasional pada periode tertentu.

2.3 ANALISIS RASIO

Kasmir (2010) menerangkan bahwa analisis rasio merupakan analisis

yang digunakan untuk mengetahui hubungan yang ada dalam satu laporan

keuangan atau pos-pos antara neraca dan laporan laba rugi, dengan

membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan. Hasil

10
rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja Keuangan dalam suatu

periode apakah telah mencapai target seperti yang ditetapkan.

Manfaat yang bisa diambil dalam rasio keuangan yaitu (Fahmi, 2012) :

1. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk menilai kinerja dan

prestasi perusahaan.

2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat sebagai rujukan untuk

membuat perencanaan.

3. Analisis keuangan berguna untuk mengevaluasi kondisi suatu

perusahaan dari perspektif keuangan.

4. Analisis rasio keuangan bermanfaat bagi kreditor untuk memperkirakan

potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan jaminan

kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.

5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilai bagi stakeholder

perusahaan.

Analisis ini mencakup empat kelompok, yakni analisis likuiditas,

solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas (Munawir, 2010). Alat analisis rasio ini

dapat memberikan gambaran mengenai baik buruknya keadaan keuangan

suatu perusahaan apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka

pembanding yang digunakan sebagai standar. Dalam penelitian ini kinerja

keuangan dalam analisis rasio keuangan diwakilkan oleh rasio profitabilitas

yang fungsinya mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan.

11
2.4 Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Dalam rasio ini memberikan ukuran

tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan, Kasmir (2016 :196).

Menurut Hery (2016:192) Rasio Profitabilitas merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. Rasio Profitabilitas

bertuuan untuk menukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan

operasional perusahaan.

Menurut sudana (2015 : 22) rasio profitability ini mengukur

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan

sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau

penjualan perusahaan. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa

profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

dnegan mengunakan sumber daya perusahaan seperti penjualan, asset dan

modal.

Hasil perhitungan rasio dapat digunakan untuk memperkirakan

kenaikan ataupun penurunan harga saham dan nilai perusahaan suatu

perusahaan di bursa saham. Rasio keuangan yang diproksi dengan

profitabilitas, berarti dapat memaksimumkan tujuan perusahaan. Brigham &

Houston (2011) menyatakan bahwa tujuan utama perusahaan adalah

memaksimumkan kekayaan atau kesejahteraan pemilik saham. Jadi Rasio

profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan pemilik saham.

12
kinerja keuangan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk

membagikan keuntungan dari aset, ekuitas, ataupun hutang. Sehingga

dalam penelitian ini kinerja perusahaan akan diwakilkan oleh Return on

Assets( ROA) dan Return on Equity( ROE) yang fungsinya adalah mengukur

efektifitas suatu perusahaan dengan memanfaatkan aset – aset yang dimiliki

untuk menghasilkan keuntungan.

1. Return On Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan

dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan

laba setelah pajak. rasio ini penting bagi pihak manjemen untuk

mengevaluasi efektvitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam

mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA, artinya

semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain

dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar,

dan sebaliknya (Sudana, 2015:25). Dari uraian tersebut untuk para

pemegang saham dapat melihat ROA sebagai acuan seberapa banyak

deviden atau keuntungan yang akan dibagikan kepada pemegang saham.

Sebuah perusahaan dapat memberikan deviden yang besar kepada

pemegang saham ketika ROA meningkat. Besarnya nilai Return on

Assets dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

laba bersih setelah pajak


ROA=
total aktiva
…………………………………….(2.1)

13
Semakin besar ROA, berarti semakin besar pula tingkat keuntungan yang

dicapai dan semakin baik posisi perusahaan dari segi penggunaan aset.

2. Return On Equity (ROE)

Return On Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan

(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang

saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang

mereka investasikan didalam perusahaan (Syamsuddin, 2013:64).ROE

merupakan sebuah rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak dengan

menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. ROE sangat

pengting bagi para investor karena dapat mengetahui seberapa efektifitas

dan efisien sebuah perusahaan dalam mengelola aktivanya. Semakin

besar ROE artinya perusahaan menggunakan modal sendiri dengan baik

sehingga dapat menghasilkan laba yang besar. Hal tersebut dapat

menarik para investor untuk membeli saham perusahahan tersebut.

Besarnya nilai Return on Equity dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

laba bersih setelah pajak


ROE=
total ekuitas ………………….(2.2)

2.5 NILAI PERUSAHAAN

Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh

suatu perusahaan dan nilai perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan

masyarakat terhadap perusahaan” (Sunardi, 2017). Tujuan utama

14
perusahaan menurut theory of the firm, adalah untuk memaksimumkan

kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Memaksimalkan nilai

perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan

memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran

pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan (Sunardi,

2019). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi

keberlangsungan bisnis sebab hal ini akan menjadi persepsi bagi investor

terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan

harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan tinggi

juga. Tingginya nilai saham dapat meningkatkan kepercayaan pasar, tidak

hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini, namun juga pada prospek

perusahaan di masa mendatang. Nilai perusahaan tercermin dalam nilai

pasar dari suatu ekuitas perusahaan dan nilai pasar utang. Peluang investasi

di masa mendatang juga akan mendorong kenaikan nilai perusahaan.

Peluang investasi membutuhkan tambahan dana sehingga keputusan

perusahaan untuk menambah modal dalam bentuk saham baru dan/atau

utang akan meningkatkan nilai perusahaan (Wardana, 2019).

Tujuan dari adanya suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan

nilai perusahaan. Nilai perusahan merupakan harga yang bersedia dibayar

oleh calon pembeli atau investor apabila perusahaan itu dijual. Semakin

tinggi nilai perusahaan, semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh

pemilik perusahaan. Bagi perusahaan yang terdaftar di bursa efek,

kemakmuran para pemilik saham diperlihatkan dalam wujud semakin

tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan dari keputusan-

keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan dividen.

15
Nilai sebuah perusahaan itu sendiri merupakan acuan bagi para

investor dalam melakukan investasi pada perusahaan karena penting bagi

investor untuk melihat seberapa besar Nilai Perusahaan, yang nanti akan

menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan

untuk melakukan investasi. Memaksimumkan nilai perusahaan tidak identik

dengan memaksimumkan laba, apabila laba tersebut diartikan sebagai laba

akuntansi. Sebaliknya memaksimumkan nilai perusahaan akan identik

dengan memaksimumkan laba dalam pengertian ekonomi.

Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan

mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk

memproduksi barang/jasa untuk dijual. Nilai perusahaan merupakan

persepsi investor terhadap perushaan, yang sering dikaitkan dengan harga

saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi.

Harga saham merupakan harga yang terjadi pada saat saham di

perdagangkan di pasar. Menurut Suteja dan Gunardi (2016:3) nilai

perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat

tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk

mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran

pemegang saham hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi

perusahaan. Dalam penelitian ini nilai perusahaan akan diukur dengan PBV,

karena dapat menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku

saham suatu perusahaan.

16
1. Price to Book Value (PBV).

Price to book value (PBV) merupakan salah satu variable yang

dipertimbangkan seorang investor dalam menentukan saham mana

yang akan dibeli. Nilai perusahaan dapat memberikan keuntungan

pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan

meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kekayaan

pemegang saham (Brigham dan Houston, 2006:112).

harga perlembar saham ……………………..(2.3)


PBV =
book value per s h are

Nilai buku dapat dihitung

total modal ……..(2.4)


Books value per s h are=
nilai buku saham biasa

2.6 GOOD CORPORATE GOVERNANCE

2.1.3.1 Pengertian Good Corporate Governance

Istilah Good corporate governance diperkenalkan pertama kali

oleh Komite Cadbury pada tahun 1992 dalam laporannya yang dikenal

sebagai Cadbury Report. Isu good corporate governance semakin

berkembang ketika beberapa peristiwa ekonomi penting terjadi. Seperti krisis

keuangan Asia pada tahun 1997, dilanjut dengan kejatuhan perusahaan

besar seperti Enron dan Worldcom tahun 2002, serta krisis subprime

17
mortage di Amerika Serikat pada tahun 2008. Beberapa peristiwa tersebut

menyadarkan dunia akan pentingnya penerapan good corporate

governance. Karena melihat dampak dari krisis tersebut yaitu banyaknya

perusahaan yang berjatuhan karena tidak mampu untuk bertahan.

Kemudian Organization for Economic Coorperation and

Development (OECD) mendefinisikan Corporate Governance sebagai

sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, pemegang

saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan.

Good Corporate Governance mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk

mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Good Corporate

Governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi pelaku internal

dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan

perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang

efektif sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya

dengan lebih efisien

Komite Cadbury mendefinisikan Good Corporate Governance

sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan

tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang

diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya

dan pertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan dengan

peraturan kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham dan

sebagainya.

Menurut Effendi (2009) dalam bukunya The Power of Good

Corporate Governance, pengertian Good Corporate Governance adalah

suatu sistem pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama

18
mengelola risiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui

pengaman aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang

saham dalam jangka panjang.

Sementara itu Claessens (2013) menyatakan bahwa, pengertian

tentang Good Corporate Governance dapat dimasukkan dalam dua kategori.

Kategori pertama, lebih condong pada serangkaian pola perilaku

perusahaan yang diukur melalui kinerja, pertumbuhan, struktur pembiayaan,

perlakuan terhadap para pemegang saham dan stakeholders. Kategori

kedua lebih melihat pada kerangka secara normatif, yaitu segala ketentuan

hukum baik yang berasal dari sistem hukum, sistem peradilan, pasar

keuangan dan sebagainya yang memengaruhi perilaku perusahaan.

Kategori pertama akan sangat cocok untuk dijadikan dasar analisis dalam

mengkaji Good corporate governance di satu negara, misalnya melihat

bagaimana dewan direksi memenuhi transparansi dan akuntabilitas dalam

pengambilan keputusan, bagaimana menentukan kompensasi yang layak

bagi executive perusahaan, bagaimana korelasi antara kebijakan tentang

buruh dan kinerja perusahaan. Sedangkan kategori kedua dijadikan dasar

analisis dalam mengkaji Good Corporate Governance secara komparatif,

misalnya melihat bagaimana berbagai perbedaan dalam kerangka normatif

yang dibangun akan memengaruhi pola perilaku perusahaan, investor dan

lainnya.

Sehubungan dengan tidak berlakunya Keputusan Menteri Negara

BUMN Nomor: Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang

Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik

Negara karena digantikan dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha

19
Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha

Milik Negara (tanggal 1 Agustus 2011), maka definisi Good Corporate

Governance berubah menjadi prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses

dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan

perundang-undangan dan etika berusaha.

Berdasarkan uraian mengenai Good Corporate Governance tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah suatu

sistem pengelolaan perusahaan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja

perusahaan, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika

yang berlaku secara umum.

2.1.3.2 Unsur-unsur Good Corporate Governance

Dalam penerapannya agar terlaksana dengan efektif dan efisien

untuk mewujudkan konsep Good Corporate Governance (GCG), setidaknya

terdapat 5 pilar GCG yang ditetapkan oleh Komite Nasional Kebijakan

Governance (KNKG), yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menko Ekuin

Nomor: KEP/31/M.EKUIN/08/1999 yang kemudian Pedoman tersebut

disempurnakan pada tahun 2006 yang kemudian dikenal dengan konsep

TARIF (Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, and

Fairness). Dan konsep inilah yang nantinya akan banyak dibahas dalam

penerapan Good Corporate Governance (GCG) dalam suatu

organisasi/perusahaan.

1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan

proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam

20
mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai

perusahaan.

2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan

terlaksana secara efektif.

3. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam

pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan

dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

4. Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan

dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan

pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan

peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang

sehat

5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam

memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul

berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan.

2.1.3.3 Mekanisme Penerapan Good Corporate Governance

Menurut Sutedi (2012) mekanisme good corporate governance

mekanisme eksternal dan internal perusahaan diantaranya

1. Mekanisme eksternal

Mekanisme eksternal dipengaruhi oleh faktor eksternal

perusahaan yang meliputi investor, akuntan publik, pemberi pinjaman

dan lembaga yang mengesahkan legalitas.

2. Mekanisme internal

21
Mekanisme internal dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan

yang meliputi kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan

komisaris independen, dan komite audit.

a. Kepemilikan Institusional

Pemegang saham institusional adalah pemegang saham

perusahaan oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi

berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian dan institusi

lainnya. Adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan

akan mendorong peningkatan pengawasan agar terhadap kinerja

manajemen. Semakin besar kepemilikan institusi maka akan

semakin besar kekuatan suara dan dorongan dari institusi

keuangan tersebut untuk mengawasi manajemen dan akibatnya

akan memberikan dorongan yang lebih besar bagi manajemen

untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan dan menyelaraskan

kepentingan manajemen dengan pemegang saham atau

stakeholder.

b. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakah jumlah saham yang dimiliki

oleh manajemen perusahaan. Kepemilikan manajerial dapat diukur

dengan menghitung persentase saham yang dimiliki oleh manajemen

perusahaan dengan seluruh jumlah saham perusahaan yang beredar.

Salah satu mekanisme corporate governance yang dapat digunakan

untuk mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilkan

saham oleh manajemen. Besarnya nilai Kepemilikan manajerial dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

22

jumlah saham direksi dan komisaris
MGROWN = X 100%
jumlah saham beredar ❑

………(2.5)

c. Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan

bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan

dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa

perusahaan melaksanakan good corporate governance. Namun,

dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil

keputusan operasional. Kedudukan masing. masing anggota

dewan komisaris termasuk komisaris utama adalah setara.

d. Komite audit

Sesuai dengan Kep. 29/PM/2004 dalam Nasution dan Setiawan

(2007), komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan

komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan

perusahaan. Keberadaan komite audit sangat penting bagi

pengelolaan perusahaan. Komite audit merupakan komponen baru

dalam sistem pengendalian perusahaan. Selain itu komite audit

dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan

dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam menangam

masalah pengendalian. Berdasarkan Surat Edaran BEl,

SE-008/BEJ/12-2001 dalam Nasution dan Setiawan (2007),

keanggotaan komite audit terdiri dari sekurang. kurangnya tiga

orang termasuk ketua komite audit. Anggota komite ini yang

berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota

23
komite yang berasal dari komisaris tersebut merupakan komisaris

independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite

audit. Anggota lain yang bukan merupakan komisaris independen

harus berasal dari pihak eksternal yang independen.

2.2 PENGARUH ANTAR VARIABEL

2.2.1 Pengaruh kinerja keuangan ROA terhadap nilai perusahaan

Seorang investor dapat menilai seberapa besar nilai suatu

perusahaan dengan cara melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi

investasi. Karena dalam rasio keuangan dapat mencerminkan tinggi

rendahnya nilai perusahaan. Teori Pensinyalan juga telah menjelaskan

bahwa perusahaan didorong untuk memberikan informasi kepada

masyarakat melalui laporan keuangan maupun non keuangan agar

tidak ada asimetri informasi yang terjadi. Hal ini dibuktikan dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Muliani, Yuniarta, & Sinarwati,

(2014) bahwa kinerja keuangan (ROA) berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan.

2.2.2 Pengaruh kinerja keuangan ROE terhadap nilai perusahaan

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa kinerja keuangan

dapat digunakan sebagai alat untuk menilai besarnya nilai perusahaan.

Seperti pada teori pemangku kepentingan bahwa perusahaan tidak

dapat mementingkan kepentingannya sendiri tetapi juga harus

mementingkan kepentingan para stakeholder dan lingkungannya agar

mendapatkan nilai positif dari masyarakat. Dalam hipotesis ini nilai

perusahaan di lihat dari sisi ekuitas. Sehingga apabila semakin tinggi

ROE yang dicapai perusahaan maka menunjukkan perusahaan

24
mampu mengelola ekuitas dengan baik. Hal ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Ardimas & Wardoyo, (2014) bahwa

ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2.2.3 Pengaruh kinerja keuangan (ROA) terhdapa nilai perusahaan

dengan kebijakan menejerial sebagai moderasi

Return On Asset (ROA) adalah rasio yang menunjukkan hasil

pengembalian (return) atas jumlah aset atau aktiva yang digunakan

dalam perusahaan. Di samping itu hasil pengembalian investasi akan

menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal

pinjaman maupun modal sendiri. Semakin endah (kecil) rasio ini

semakin kurang baik bagi perusahaan, demikian sebaliknya. Pada

penelitian ini peneliti juga memasukkan variable kontingen Good

Corporate Governance sebagai suatu struktur yang sistematis untuk

memaksimalkan nilai perusahaan. GCG mensyaratkan adanya tata

kelola perusahaan yang baik. Tata kelola perusahaan yang baik

menggambarkan bagaimana usaha dari manajemen mengelola aset

dan modalnya dengan baik agar menarik para investor atau pemegang

saham. Pengelolaan aset dan modal suatu perusahaan dapat dilihat

dari kinerja keuangan yang ada pada laporan keuangan. Jika

pengelolaan yang dilakukan oleh manajemen berjalan dengan baik

maka otomatis akan meningkatkan nilai perusahaan. Sesuai dengan

pendapat yang dikemukakan Ross et al. (dalam Utami, 2011:19)

bahwa semakin besar proporsi kepemilikan manajemen maka

manajemen cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan

25
pemegang saham untuk meningkatkan nilai perusahaan. Jadi, jika

perusahaan menerapkan sistem tata kelola perusahaan yang baik

(Good Corporate Governance), maka diharapkan kinerja perusahaan

khususnya keuangan pada perusahaan pun akan meningkat menjadi

lebih baik.

2.2.4 Pengaruh kinerja keuangan (ROE) terhadap nilai perusahaan

dengan kepemilikan menejerial sebagai moderasi

Banyak penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

nilai perusahaan telah dilakukan, ada yang meneliti bahwa kinerja

perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi banyak

pula yang meneliti sebaliknya, ketidakkonsistenan hasil penelitian yang

meneliti pengaruh ROE terhadap nilai perusahaan menunjukkan

danya variabel kontingen yang mempengaruhi hubungan keduannya.

Di indonesia telah ada penelitian yang menggunakan GCG sebagai

variabel moderasi untuk mengetahui pengaruh ROE terhadap nilai

perusahaan karena adanya ketidak konsistenan dari berbagai hasil

penelitian. Peneliti menggunakan kepemilikan manajerial sebagai

ukuran dari GCG. Ini didasarkan pada pemikiran bahwa manajemen

dengan kontrol kepemilikan besar memiliki insentif yang lebih rendah

untuk melakukan self-serving behavior yang tidak meningkatkan nilai

perusahaan dan bisa jadi memiliki lebih banyak kecenderungan untuk

menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme untuk meningkatkan

kualitas laba.

2.3 PENELITIAN TERDAHULU

26
Ayu Lismasari Kusumaningrum (2016), meneliti tentang “Pengaruh

Return On Equity (ROE) terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan

Manajerial sebagai Variabel Moderating (Studi pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Metode analisis data

menggunakan uji regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan

sedangkan kepemilikan manajerial merupakan variabel yang dapat

memoderasi pengaruh hubungan ROE terhadap nilai perusahaan.

Rosyidah Ulfa (2018), meneliti tentang “PENGARUH KINERJA

KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN GOOD

CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI” Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan. Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Good Corporate Governance tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Good Corporate Governance tidak mampu

memoderasi Return On Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan. Good

Corporate Governance tidak mampu memoderasi Return On Equity (ROE)

terhadap nilai perusahaan.

Rolia Wahasusmiah (2018), meneliti tentang “Pengaruh Kinerja

Keuangan dan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Nilai

Perusahaan”. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling

dengan jumlah populasi sebesar 144 perusahaan dan sampel sebesar 31

perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan ROA,

OPM, NPM, KM, dan KI memiliki pengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Sementar secara parsial ROA memiliki pengaruh positif

27
terhadap nilai perusahaan. Sedangkan OPM, NPM, KM, dan KI tidak

memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan).

Maswar Patuh Priyadi (2017), meneliti tentang “PENGARUH

KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL

PEMODERASI”. Dalam penelitian ini, ditetapkan teknik pengambilan

sampel menggunakan purposive sampling, dan diperoleh sebanyak 13

perusahaan. penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi moderasi

dengan alat bantu aplikasi SPSS (Statistical Product and Service

Solutions). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kinerja keuangan

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai peruahaan. (2) Kepemilikan

manajerial merupakan variabel pemoderasi hubungan kinerja keuanganan

terhadap nilai perusahaan, sedangakan kepemilikan institusional bukan

merupakan variabel pemoderasi.

Pang Michael Dandy (2020), meneliti tentang “Pengaruh Kinerja

Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Governance

Sebagai Variabel Moderasi” Penelitian ini menggunakan purposive

sampling yang memperoleh 31 sampel perusahaan manufaktur yang

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2015 – 2018. Hasil pengujian

dalam penelitian ini membuktikan bahwa kinerja keuangan berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan dan Corporate Governance mampu

memperkuat pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan secara

signifikan. Kinerja keuangan perusahaan yang baik dan mengalami

kenaikan menyebabkan adanya kenaikan harga saham dan jumlah saham

yang beredar sehingga nilai perusahaan meningkat pula sedangkan

28
kepemilikan managerial sebagai proksi variabel moderasi menyebabkan

pihak manajemen perusahaan akan melakukan tindakan yang tepat dan

bijak untuk keberlangsungan hidup perusahaan agar kinerja keuangan

perusahaan mengalami kenaikan sehingga nilai perusahaan meningkat

pula.

Uswatun Chasanah (2021), meneliti tentang “Pengaruh Kinerja

Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Lingkungan sebagai

Variabel Pemoderasi”. Moderated Regression Analysis (MRA) dan regresi

linier berganda digunakan sebagai teknik analisisnya. Penelitian ini

memberikan hasil bahwa kinerja keuangan (ROA) berpengaruh terhadap

nilai perusahaan, kinerja keuangan (ROE) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan, kinerja lingkungan tidak dapat memperkuat pengaruh kinerja

keuangan (ROA dan ROE) dengan nilai perusahaan.

Arief maulana nst (2016), meneliti tentang “Pengaruh kinerja

keungan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Mekanisme Good Corporate

Governance sebagai variabel moderating (Studi Empiris

Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di BEI 2010 – 2014)”. Penelitian ini

menunjukkan hasil bahwa good corporate governance yang diproksikan

dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan komite audit

secara bersama-sama mampu memoderasi pengaruh terhadap nilai kinerja

keuangan perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan hasil

bahwa ROE berpengaruh positif signifikan terhadap Tobin's Q.

Ananda Putra Hardian (2016), meneliti tentang “KINERJA

KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN,

CSR SEBAGAI VARIABEL MODERASI”. Profitabilitas berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan karena semakin tinggi profitabilitas maka

29
semakin tinggi pula nilai perusahaan dan sebaliknya.leverage tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Likuiditas tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan. corporate social responsibility tidak berdampak secara

signifikan pada pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Corporate social responsibility tidak berdampak secara signifikan pada

pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Corporate social

responsibility tidak berdampak secara signifikan pada pengaruh likuiditas

terhadap nilai perusahaan. corporate social responsibility tidak berdampak

secara signifikan pada pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai

perusahaan.

30
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian terdahulu

No. Nama peneliti dan Persamaan variable Perbedaan variabel Hasil penelitian
Tahun penelitian Judul penelitian

1. Kusumaningrum, Ayu Pengaruh Return On Equity  Variabel independen  Variabel 1. Variabel ROE sebagai
Lismasari. 2016 (ROE) terhadap Nilai yaitu kinerja dependen dalam variabel independen dalam
Perusahaan dengan keuangan sama- penelitian penelitian ini berpengaruh
Kepemilikan Manajerial sama menggunakan tersebut tidak dan menunjukkan arah
sebagai Variabel Moderating ROE menggunakan positif terhadap nilai
(Studi pada Perusahaan  Variabel dependen ROA perusahaan sebagai
Manufaktur yang Terdaftar di sama-sama  Objek observasi variabel dependen.
Bursa Efek Indonesia) menggunakan nilai  Tahun observasi 2. variabel kepemilikan
perusahaan manajerial sebagai variabel
 Variabel moderasi moderating mampu
sama-sama memoderasi hubungan
menggunakan good antara kinerja keuangan
corporate terhadap nilai perusahaan
governance. atau terbukti berpengaruh
terhadap ROE dan nilai
perusahaan pada
perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia walaupun
berpengaruh negatif
secara signifikan

31
No. Nama peneliti dan Persamaan variable Perbedaan variabel Hasil penelitian
Tahun penelitian Judul penelitian

2. Ulfa, Rosyidah. 2018 Pengaruh kinerja keuangan  Variabel independen  Dalam penelitian Hasil penelitian menunjukkan
terhadap nilai perusahan sama-sama ini Nilai bahwa Return On Asset (ROA)
dengan good corporate diproksikan dengan perusahaan di berpengaruh positif terhadap
governance sebagai variabel ROE dan ROA proksikan dengan nilai perusahaan. Return On
moderasi  Variabel dependen Tobins’ Q Equity (ROE) tidak
sama-sama  Objek observasi berpengaruh terhadap nilai
menggunakan nilai  Tahun observasi perusahaan. Good Corporate
perusahaan Governance tidak berpengaruh
 Variabel moderasi terhadap nilai perusahaan.
sama-sama Good Corporate Governance
menggunakan good tidak mampu memoderasi
corporate Return On Asset (ROA)
governance. terhadap nilai perusahaan.
Good Corporate Governance
tidak mampu memoderasi
Return On Equity (ROE)
terhadap nilai perusahaan.
3. Wahasusmiah, Rolia. 2018 Pengaruh Kinerja Keuangan  variabel independen  variabel secara simultan ROA, OPM,
dan Good Corporate yaitu kinerja indedependen NPM, KM, dan KI memiliki
Governance (GCG) keuangan sama- yaitu kinerja pengaruh positif terhadap nilai
Terhadap Nilai Perusahaan sama menggunakan keuangan tidak perusahaan.
ROA mengunakan Sementar secara parsial ROA
 variabel dependen ROE memiliki pengaruh positif

32
No. Nama peneliti dan Persamaan variable Perbedaan variabel Hasil penelitian
Tahun penelitian Judul penelitian

sama-sama  variabel terhadap nilai perusahaan.


menggunakan nilai independen Sedangkan OPM, NPM, KM,
perusahaan menggunakan dan KI tidak memiliki pengaruh
NPM dan OPM positif terhadap nilai
 GCG sebagai perusahaan).
variabel
dependen bukan
sebagai variabel
moderasi
4. Priyadi, Maswar P. 2017 PENGARUH KINERJA  Variabel independen  Variabel 1. Kinerja keuangan
KEUANGAN TERHADAP sama-sama independen yaitu berpengaruh positif
NILAI PERUSAHAAN menggunakan kinerja keuangan signifikan terhadap nilai
DENGAN GOOD konerja keuangan tidak peruahaan.
CORPORATE  Variabel dependen menggynakan 2. Kepemilikan manajerial
GOVERNANCE SEBAGAI sama-sama ROE merupakan variabel
VARIABEL PEMODERASI menggunakan nilai  Vareiabel pemoderasi hubungan
perusahaan moderasi yaitu kinerja keuanganan
 Variabel moderasi GCG terhadap nilai perusahaan,
sama-sama menbggunakan sedangakan kepemilikan
menggunakan good kepemilikan institusional bukan
corporate institusional. merupakan variabel
governance  Tahun observasi pemoderasi.
 Objek observasi
5. Dandy, pang Michel. 2020 Pengaruh Kinerja Keuangan  Variabel independen  Dalam penelitian Hasil pengujian dalam

33
No. Nama peneliti dan Persamaan variable Perbedaan variabel Hasil penelitian
Tahun penelitian Judul penelitian

Terhadap Nilai Perusahaan sama-sama ini Nilai penelitian ini membuktikan


dengan Corporate diproksikan dengan perusahaan di bahwa kinerja keuangan
Governance Sebagai ROA proksikan dengan berpengaruh positif terhadap
Variabel Moderasi  Variabel dependen Tobins’ Q nilai perusahaan dan
sama-sama  Objek observasi Corporate Governance mampu
menggunakan nilai  Tahun observasi memperkuat pengaruh kinerja
perusahaan keuangan terhadap nilai
 Variabel moderasi perusahaan secara signifikan.
sama-sama Kinerja keuangan perusahaan
menggunakan good yang baik dan mengalami
corporate kenaikan menyebabkan
governance adanya kenaikan harga saham
dan jumlah saham yang
beredar sehingga nilai
perusahaan meningkat pula
sedangkan kepemilikan
managerial sebagai proksi
variabel moderasi
menyebabkan pihak
manajemen perusahaan akan
melakukan tindakan yang
tepat dan bijak untuk
keberlangsungan hidup
perusahaan agar kinerja

34
No. Nama peneliti dan Persamaan variable Perbedaan variabel Hasil penelitian
Tahun penelitian Judul penelitian

keuangan perusahaan
mengalami kenaikan sehingga
nilai perusahaan meningkat
pula
6. Chasanah, uswatun. 2021 Pengaruh Kinerja Keuangan  Variabel independen  Variabel Penelitian ini memberikan hasil
Terhadap Nilai Perusahaan sama-sama moderasi bahwa kinerja keuangan
dengan Kinerja Lingkungan diproksikan dengan menggunakan (ROA) berpengaruh terhadap
Sebagai Variabel ROE dan ROA kinerja nilai perusahaan, kinerja
Pemoderasi  Variabel dependen lingkaungan keuangan (ROE) berpengaruh
sama-sama  Periode terhadap nilai perusahaan,
menggunakan nilai observasi kinerja lingkungan tidak dapat
perusahaan memperkuat pengaruh kinerja
keuangan (ROA dan ROE)
dengan nilai perusahaan.
7. Maulana, Arief. 2016 PENGARUH KINERJA  Variabel independen  Variabel Penelitian ini menunjukkan
KEUANGAN TERHADAP sama-sama dependen dalam hasil bahwa good corporate
NILAI PERUSAHAAN diproksikan dengan penelitian governance yang
DENGAN MEKANISME ROE tersebut tidak diproksikan dengan
GOOD CORPORATE  Variabel dependen menggunakan
kepemilikan manajerial,
GOVERNANCE SEBAGAI sama-sama ROA
kepemilikan institusional,
VARIABEL MODERASI menggunakan nilai  Dalam penelitian
dan komite audit secara
perusahaan ini Nilai
 Variabel moderasi perusahaan di bersama-sama mampu
sama-sama proksikan dengan memoderasi pengaruh

35
No. Nama peneliti dan Persamaan variable Perbedaan variabel Hasil penelitian
Tahun penelitian Judul penelitian

menggunakan good Tobins’ Q terhadap nilai kinerja


corporate  Variabel keuangan perusahaan.
governance moderasi Selain itu, penelitian ini juga
diproksikan menunjukkan hasil bahwa
dengan
ROE berpengaruh positif
kepemilikan
signifikan terhadap Tobin's
indtitusional dan
komite audit
Q.

8. Hardian, Ananda Putra. 2016 KINERJA KEUANGAN DAN  Variabel independen  Variabel profitabilitas berpengaruh
UKURAN PERUSAHAAN yaitu kinerja dependen dalam signifikan terhadap nilai
TERHADAP NILAI keuangan sama- penelitian perusahaan karena semakin
PERUSAHAAN, CSR sama diproksikan tersebut tidak tinggi profitabilitas maka
SEBAGAI VARIABEL dengan ROE menggunakan semakin tinggi pula nilai
MODERASI  Variabel dependen ROA perusahaan dan sebaliknya.
sama-sama  Variabel leverage tidak berpengaruh
menggunakan nilai dependen terhadap nilai perusahaan.
perusahaan menggunakan likuiditas tidak berpengaruh
ukuran terhadap nilai perusahaan.
perusahan ukuran perusahaan tidak
 Variabel berpengaruh terhadap nilai
moderasi perusahaan.
manggunakan corporate social responsibility

36
No. Nama peneliti dan Persamaan variable Perbedaan variabel Hasil penelitian
Tahun penelitian Judul penelitian

CSR tidak tidak berdampak secara


menggunakan signifikan pada pengaruh
GCG profitabilitas terhadap nilai
perusahaan.
corporate social responsibility
tidak berdampak secara
signifikan pada pengaruh
leverage terhadap nilai
perusahaan.
corporate social responsibility
tidak berdampak secara
signifikan pada pengaruh
likuiditas terhadap nilai
perusahaan.
corporate social responsibility
tidak berdampak secara
signifikan pada pengaruh
ukuran perusahaan terhadap
nilai perusahaan.

Sumber:jurnal

37
2.4 KERANGKA PEMIKIRAN

Berdasarkan uraian landasan teori di atas dalam tinjauan pustaka

yang telah diuraikan sebelumnya, maka model kerangka kajian yang

digunakan untuk memudahkan pemahaman konsep yang digunakan

sebagai berikut:
Return On Assets

Nilai perusahaan
Return On Equity

Good corporate
governance

Gambar 2.1 kerangka konseptual

Dari gambar kerangka konseptual diatas, dijelaskan bahwa kinerja

keuangan yang diukur dengan ROA dan ROE dapat mempengaruhi nilai

perusahaan dan GCG dengan indikator kepemilikan manajerial sebagai

variabel pemoderasi. Variabel pemoderasi adalah variabel independen

yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel

independen lainnya terhadap variabel dependen.

Penambahan variabel moderating GCG disini dimaksudkan untuk

memperkuat hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan.

dengan kepemilikan manajerial yang diukur dari kepemilikan saham

manajer, direktur dan komisaris. Dengan kepemilikan saham oleh pihak

manajerial diharapkan kebijakan-kebijakan yang diambil nanti dapat

lebih menguntungkan perusahaan. Sehingga pihak manajerial juga ikut

menikmati keuntungan dari laba yang diperoleh perusahaan.

38
Dengan demikian, apabila kinerja keuangan di interaksikan

dengan GCG diharapkan bedampak positif terhadap nilai perusahaan.

sehingga return on asset dan return on equity benar – benar dapat

meningkatkan nilai perusahaan, perusahaan harus selalu

memperhatikan kepemilikan saham oleh pihak manajerial.

2.5 HIPOTESIS

Menurut Sugiyono (2017), mengatakan bahwa hipotesis penelitian

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan

pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

H1= Diduga Kinerja Keuangan (ROA) berpengaruh positif terhadap

Nilai Perusahaan pada perusahaan kontruksi bangunan yang

terdaftar di BEI periode 2016-2021.

H2= Diduga Kinerja Keuangan (ROE) berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan kontruksi bangunan yang

terdaftar di BEI periode 2016-2021.

H3= Diduga Kinerja keuangan (ROA) berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan dengan dimoderasi oleh kepemilikan

manajerial pada perusahaan kontruksi bangunan yang terdaftar

di BEI periode 2016-2021.

H4= Diduga Kinerja keuangan (ROA) berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan dengan dimoderasi oleh kepemilikan

manajerial

39
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 OBJEK PENELITIAN

Objek penelitian ini adalah perusahaan subsektor Kontuksi Bangunan

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 - 2021 karena perusahaan

tersebut saat ini banyak diminati oleh masyarakat sehingga banyak yang

menginvestasikan modalnya pada sektor ini. Dari perusahaan kontruksi

bangunan yang terdaftar pada BEI tahun 2016 – 2021 diperoleh populasi

sebanyak 18 perusahan dimana data yang diambil bersumber dari laporan

keuangan dan laporan tahunan perusahan kontruksi bangunan tahun 2016 –

2021. Perusahaan kontruksi bangunan ini bergerak di bidang jasa yang

dapat memfasilitasi pembangunan di Indonesia.

3.2 JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2017:14) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan

sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis dara bersifat kuantitatif/statistik,

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.3 POPULASI DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

3.3.1 POPULASI

40
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono

(2017:80). Populasi dalam penelitian adalah perusahaan Property kontruksi

bangunan dengan jumlah populasi 18 perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2016-2021.

3.3.2 SAMPEL

Menurut Sugiyono (2017:81) adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini

dilakukan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertiimbangan

tertentu, Sugiyono (2017:85). Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode penelitian yaitu 2016 sampai dengan 2021.

2. Perusahaan Kontruksi bangunan yang mempublikasikan laporan

keuangan berturut turut selama periode tahun 2016-2021.

3. Perusahaan kontruksi bangunan yang konsisten menerapkan GCG

dalam laporan tahunan selama periode penelitian.

4. Memiliki data yang lengkap berkaitan dengan variabel dalam

penelitian ini.

Hasil pertimbangan berdasarkan kriteria di atas dari seluruh

perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdantar di Bursa Efek Indonesia

sebanyak 18 terpilih hanya 11 sampel yang memenuhi kriteria. Berikut

daftar sampel perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada tabel.

41
Tabel 3.1
Sampel perusahaan Kontruksi Bangunan

Kode
No Nama Perusahan
perusahaan
1. ACST PT. Ascet Indonesia Tbk.
2. ADHI PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
3. DGIK PT. Nusa Kontruksi Enjiniring Tbk.
4. IDPR PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk.
5. NRCA PT. Nusa Raya Cipta Tbk.
6. PBSA PT. Paramita Bangun Sarana Tbk.
7. PTPP PT. Pembangunan Perumahan Tbk.
8. SSIA PT. Surya Semesta Internesa Tbk.
9. TOTL PT. Total bangun persada Tbk.
10. WIKA PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
11. WKST PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.

Sumber: Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)

3.3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data adalah

dokumentasi. Dokumentasi yang dimaksud adalah teknik dimana peneliti

mengumpiulkan semua data yang berkaitan dengan penelitian. Peneliti

memperoleh data-data penelitian yang bersumber dari:

1. Data Sekunder

Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

atau lewat dokumen (Sugiyono, 2017:225). Data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini mencakup data laporan keuangan

tahunan perusahaan Kontruksi Bangunan yang tercatat dalam Bursa

Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2016 – 2021.

42
2. Penelitian Kepustakaan

Studi Kepustakaan (Library Research) menurut Sugiyono (2017:291)

Studi kepusatakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah

seseorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya

adalah melakukan kajian teoritis dan referensi yang terkait dengan

penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini peneliti mempelajari dan

mencari informasi dari buku-buku, jurnal, laporan penelitian, tesis,

dan perangkat lain yang berkaitan dengan teori dan permasalahan

yang diteliti.

3.4 VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL VARABEL

3.4.1 VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang terbentuk dari

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono

(2014). Dalam penelitian ini menggunakan tiga macam variabel antara lain:

1. Variabel independen

Variabel Independen adalah variabel yang sering disebut sebagai

variabel stimulus,prediktor, antecendent. Dalam bahasa Indonesia

sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atautimbulnya variabel dependen (terikat). Sugiyono

(2017:39). Variabel independen dalam penelitian ini adalah kinerja

keuangan.

43
2. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah Variabel dependen sering disebut sebagai

output, kriteria,konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut

sebagaivariabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Sugiyono (2017:39). Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah

nilai perusahaan.

3. Variabel Moderasi

Menurut Sugiono (2017:39) Variabel Moderasi adalah variabel yang

mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara

variabel independen dengan dependen. Variabel ini juga sering

disebut sebagai variabel independen kedua. Variabel Moderasi

dalam penelitian ini adalah Good Corporate Governance.

3.4.2 DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL

Dibawah ini merupakan definisi Operasional Variabel yang

digunakan pada penelitian ini antara lain.

3.4.2.1 Kinerja keuangan

Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai

perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat

kesehatan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan dalam penelitian ini

diproksikan dengan return on asset dan return on equity.

1. Return on Assets

44
Return on Assets merupakan salah satu rasio profitabilitas.

Return on Assets menunjukkan kemampuan perusahaan

dengan menggunakan seluruh aktivayang dimiliki untuk

menghasilkan laba setelah pajak. Return on Assets dinyatakan

dalan persentase. Cara untuk menghitung Return on

Assetsdapat dilihat pada rumus 2.1.

2. Return on Equity

Return on Equity merupakan salah satu rasio profitabilitas.

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri

perusahaan tersebut. Cara untuk menghitung Return on Equity

dapat dilihat pada rumus 2.2.

3.4.2.2 Nilai perusahaan

Nilai perusahaan merupakan presepsi investor terhadap

perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harrga

saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Variabel

nilai perusahaan diukur dengan PBV (Price to Books Value).

Price to Books value digunakan untuk mengetahui harga saham

yang beredar di pasar dibandingkan dengan nilai buku saham. PBV

memberikan satu penilaiantentang bagaimana investor melihat

kinerja perusahan. Cara untuk menghitung PBV dapat dilihat pada

rumus 2.3 dan 2.4

3.4.2.3 Good corporate governance

Good corporate governance merupakan sistem pengendalian dan

pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan

45
antara berbagai pihak yang mengurus perusahaan maupun ditinjau

dari nilai-nilai yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu

sendiri. Dalam penelitian ini mekanisme yang digunakan untuk

mengukur GCG adalah kepemilikan menejerial.

Kepemilikan manjerial yaitu presentase saham yang dimilik oleh

menejemen yang secara aktif ikut dalam pengembilan keputusan

perusahaan (komisaris dan direksi). Cara untuk menghitung PBV

dapat dilihat pada rumus 2.5

3.5 TEKNIK ANALISIS DATA

Menurut Sugiyono (2017:147) analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Kegiatan analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel

dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis data

kuantitatif dengan menggunakan rumus-rumus yang telah ada dalam

suatu pengujian.

3.5.1 UJI ASUMSI KLASIK

Uji asumsi klasik ini dilakukan untuk mengatahui apalkah ada data

telah memenuhi asumsi kalasik dapat diterapkan pada model regresi.

Berikut adalah uji asumsi klasik yang digunakan peneliti yaitu:

1. Uji Normalitas

46
Menurut Ghozali (2018:161) uji normalitas adalah pengujian

yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen

maupun dependen mempunyai distribusi yang normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah regresi yang distribusi

normal atau mendekati normal.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi

linier terdapat korelasi antara pengganggu atau kesalahan pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).

Alat analisis yang digunakan adalah uji Durbin- Watson (DW )

Statistic.Jika nilai DW hitung mendekati atau sekitar 2 maka

model tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi

(Ghozali, 2018:111). Kriteria pengambilan keputusan pengujian

ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai D-W dibawah angka -2 maka koefisien regresi

mengalami autokorelasipositif.

b. Jika nilai D-W berada pada angka -2 sampai +2 maka

koefisien regresi tidak adaautokorelasi.

c. Jika nilai D-W diatas angka+2 maka koefisien regresi

mengalami autokorelasi negatif.

3. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah antara

variabel bebas terjadi multikolinier atau tidak dan apakah pada

regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna

antar variabel bebas (Ghozali, 2018:107). Nilai multikolonieritas

47
dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya yairu VIP

(variance inflation factor).Nilai cut-off yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolonieritas yakni nilai tolerance ≤

0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2018:107).

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakan dalam

regresi tersebut ada ketidaksamaan varian dan residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik

adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Ada atau tidaknya heteroskedastisitas

dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya, jika nilai

signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% maka dapat

disimpulkan tidak mengandung adanya heteroskedastisitas

(Ghozali, 2018:142).

3.5.2 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

Menurut Ghozali (2018), analisis regresi linear berganda

digunakan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Ada beberapa cara

untuk menguji regresi dengan variabel moderating dan salah satunya

adalah Moderated Regression Analysis (MRA). Moderated

Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi merupakan aplikasi

khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya

mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel

independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut:

48
Y = a + b₁ ROA + b₂ ROE + e ……………………………………………..(1)

Y = a + b₁ ROA + b₂ ROE+ b₃KM + b4 ROA.KM + b5 ROE.KM + e……...(2)

Diketahui:

Y = Market to Book Value (MBV)

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

ROA = Return On Asset

ROE = Return On Equity

KM = Kepemilikan Manajerial

ROA.KM = Interaksi Return On Asset dengan Kepemilikan Manajerial

ROE.KM = Interaksi Return On Equity dengan Kepemilikan Manajerial

E = error

Hipotesis moderasi diterima jika variabel moderasi mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Cara melihatnya

adalah koefisien regresi atau beta ( β ) yang dihasilkan dari pengaruh

interaksi atau perkalian variabel independen dengan variabel moderasi

terhadap variabel dependen. Hasil positif menunjukkan bahwa variabel

moderasi memperkuat pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen sedangkan hasil negatif menunjukkan bahwa

variabel moderasi memperlemah pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen.

Variabel moderasi dapat diklasifikasikan menjadi pure

moderator (moderasi murni) dan quasi moderator (moderasi semu).

49
Cara menentukan jenis variabel moderasi adalah dengan melihat hasil

uji koefisien regresi atau beta ( β ). Klasifikasi variable moderasi

sebagai berikut:

1. Pure moderator adalah Variabel moderasi hanya berperan

sebagai variabel moderasi dan tidak berperan sebagai variabel

independen dimana Nilai β variabel moderasi tidak signifikan

dan β interaksi variabel independen dengan variabel dependen

signifikan

2. Quasi moderator adalah Variabel moderasi dapat berperan

sebagai variabel moderasi sekaligus sebagai variabel

independent dimana Nilai β variabel moderasi dan β interaksi

variabel independen dengan variabel dependen keduanya

signifikan.

3.5.3 UJI HIPOTESIS

1. Uji Signifikansi Serentak (Uji Statistik F)

Uji f digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

Untuk mengetahui hal tersebut dengan cara melihat hasil

signifikannya. Apabila nilai probabilitas signifikansinya >0,05

atau 5% maka variabel bebas tidak berpengaruh secara

simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat

(Ghozali, 2018).

2. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

50
dependen (Ghozali, 2018). Nilai koefisien determinasi adalah

antara nol (0) dan satu (1) (Ghozali, 2018:97). Jika hasil R²

kecil atau mendekati 0 berarti korelasi antara variabel

independen dengan variabel dependen semakin lemah, dan

jika nilai R² bernilai 1 atau mendekati 1 artinya ada korelasi

yang sangat kuat antar variabel independen dengan variabel

dependen.

3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Menurut (Ghozali, 2018) uji statistik t digunakan untuk menguji

apakah variabel independen secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen. Uji t digunakan dengan

menggunakan nilai signifikan level sebesar 0,05 (α = 5%).

Dengan beberapa kriteria sebagai berikut:

a. Jika nilai t ≤ 0,05 maka dikatakan signifikan. Artinya Ha

di terima sehingga ada pengaruh variabel independen

terhadap dependen.

b. Jika nilai t > 0,05 maka dikatakan tidak signifikan.

Artinya Ha ditolak sehingga tidak ada pengaruh

variabel independen terhadap dependen.

51
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 GAMBARAN UMUM

Objek yang digunakan dalam Penelitian ini adalah perusahaan

sub sector kontruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode 2016-2021. Dari populasi sebanyak 18

perusahaan dengan menggunakan metode purposive sampling di

peroleh sampel sebanyak 11 perusahaan yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu:

4.1.1 PT ADHI KARYA TBK.

Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) didirikan tanggal 1 Juni 1974

dan memulai usaha secara komersial pada tahun 1960. Kantor pusat

ADHI berkedudukan di JL. Raya Pasar Minggu KM.18, Jakarta 12510,

Indonesia. Nama Adhi Karya untuk pertama kalinya tercantum dalam

SK Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja tanggal 11 Maret

1960. Kemudian berdasarkan PP No. 65 tahun 1961 Adhi Karya

ditetapkan menjadi Perusahaan Negara Adhi Karya. Pada tahun itu

juga, berdasarkan PP yang sama perusahaan ban bekas milik Belanda

yang telah di nasionalisasikan, yaitu Associate NV, dilebur ke dalam

Adhi Karya. Pemegang saham penegndali Adhi Karya (Persero) Tbk

adalah Negara Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan

sebesar 51%. Saat ini kegiatan utama ADHI dalam bidang konstruksi,

engineering, procurement and costruction (EPC), perkeretaapian,

52
pariwisata, perdagangan, property, real estate dan investasi

infrastruktur.

4.1.2 PT PARAMITA BANGUN SARANA

PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBS) telah mencatatkan

berbagai pencapaian mengesankan dalam perjalanan bisnisnya

sehingga berhasil menjadi perusahaan terkemuka dan terpercaya di

bidang konstruksi. PBS yang didirikan pada 27 November 2002 di

Jakarta, selalu mengedepankan komitmen untuk menghadirkan servis

dengan penekanan pada kualitas, efisiensi dan ketepatan waktu dalam

menciptakan kepuasan klien serta senantiasa mampu menghadirkan

timbal balik yang menguntungkan bagi para pemangku kepentingan

dan pemegang saham. Kantor pusat PT Paramita Bangun Sarana Tbk

bertempat di Wisma GKM Jl. Alaydrus No. 23 Jakarta Pusat 10130.

Modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp150.000.000.000 atau

31,25% dari Modal Dasar atau sejumlah 1.500.000.000 saham dengan

nilai masing-masing Rp100 yang terbagi 43,877% PT Ascend Bangun

Persada, 43,367% PT Sigma Mutiara, dan 12,756% Masyarakat.

Kegiatan usaha utama PBS meliputi konstruksi bangunan sipil,

mekanikal, elektrikal berupa pembangunan pabrik, pemasangan

mesin-mesin, pipa dan tangki serta pemasangan panelpanel jaringan

kelistrikan.

4.1.3 PT PEMBANGUNAN PERUMAHAN TBK.

Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau dikenal dengan

nama PP (Persero) Tbk (PTPP) didirikan 26 Agustus 1953 dengan

nama NV Pembangunan Perumahan, yang merupakan hasil peleburan

53
suatu perusahaan bangunan bekas milik Bank Industri Negara ke

dalam Bank Pembangunan Indonesia, dan selanjutnya dilebur ke

dalam P.N Pembangunan Perumahan, suatau perusahaan negara

yang didirikan tanggal 29 Maret 1961. Kantor pusat PTPP beralamat di

Jl. Letjend. TB Simatupang No. 57, Pasar Rebo – Jakarta Timur 13760

– Indonesia. Pemegang saham pengendali PP (Persero) Tbk adalah

Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 saham prefen

(Saham seri A Dwiwarna) dan 51,00% disaham seri B. PTPP adalah

turut serta melakukan usaha dibidang industri konstruksi, industri

pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, ago industri dan layanan

jasa peningkatan kemampuan dibidang konstruksi, teknologi

indormasi. PTPP memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI), yaitu PP Properti Tbk (PPRO).

4.1.4 PT NUSA RAYA CIPTA

PT Nusa Raya Cipta Tbk (“Perseroan”) adalah perseroan terbatas

yang didirikan pada tanggal 17 September 1975 berdasarkan Akta

Pendirian No. 134, merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang jasa kontruksi di Indonesia. Perseroan menjadi perusahaan

publik setelah mencatatkan sahamnya pada tahun 2013 di Bursa efek

Indonesia dengan kode saham NRCA. Kantor pusatn PT Nusa Raya

Cipta Tbk bertempat di graha Cipta Building Lt. 2 Jln. D.I Panjaitan No.

40, Jakarta 13350 Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali

mengalami perubahan dan terakhir berdasarkan Akta No. 95 tanggal

28 April 2015, dibuat di hadapan Kumala Tjahjani widodo, S.h., M.h.,

M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah diterima dan dicatat dalam

54
database Sisminbakum Direktorat Jenderal Administrasi hukum umum

Kementerian hukum dan hak Asasi Manusia Republik Indonesia

tanggal 20 Mei 2015 Nomor AhuAh.01.03-0933282, didaftarkan dalam

Daftar Perseroan sesuai dengan uuPT dengan No. Ahu- 3507060.

Ah.01.119. Tahun 2015, tanggal 20 Mei 2015.

4.1.5 PT SURYA SEMESTA INTERNUSA TBK.

Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) didirikan tanggal 15 Juni

1971 dengan nama PT Multi Investments Ltd dan mulai beroperasi

secara komersial pada tahun 1971. Kantor pusat SSIA beralamat di

Tempo Scan Tower, Lantai 20, Jl. HR Rasuna Said Kavling 3-4,

Kuningan Timur, Jakarta 12950-Indonesia. Pemegang saham yang

memiliki 5% atau lebih saham Surya Semesta Internusa Tbk, antara

lain PT Arman Investments Utama (9,55%), PT Union Sampoerna

(8,75), PT Persada Capital Investama (7,85%) dan HSBCFUND

Sebices, Lynas Asia Fund (6,87%). Berdasarkan anggaran dasar

perusahaan, ruang lingkup SSIA terutama adalah berusaha dalam

bidang industri, perdagangan, pembangunan, pertanian,

pertambangan dan jasa, termasuk mendirikan perusahaan dibidang

perindustrian bahan bangunan, real estate, kawasan industri,

pengelolaan gedung dan lain-lain.

4.1.6 PT TOTAL BANGUN PERSADA TBK.

Total Bangun Persada Tbk (TOTL) didirikan dengan nama PT

Tjahja Rimba Kentjana tanggal 4 September 1970 dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1970. Kantor pusat TOTL

berlokasi di Jl. Letjen S. Parman Kav. 106, Tomang, Jakarta Barat

55
11440-Indonesia. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih

saham TOTL antara lain PT Total Inti Persada (pengendali) (56,50%)

dan Ir. Djadjang Tanuwidjaja, MSc. (8,02%). Lingkup kegiatan TOTL

adalah dalam bidang konstruksi dan kegiatan lain yang berkaitan

dengan bidang usaha konstruksi. TOTL melaksanakan bisnis jasa

konstruksi dengan berfokus pada layanan kontraktor utama (Main

Contractor) dan layanan rancang dan bangun (Design and Bulid).

4.1.7 PT WASKITA KARYA TBK.

Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) didirikan dengan nama

Perusahaan Negara Waskita Karya tanggal 01 Januari 1961 dari

perusahaan asing bernama “Volker Aanemings Maatschappij NV” yang

dinasionalisasi Pemerintah. Kantor pusat WSKT beralamat di Gedung

Waskita Jln. M.T. Haryono Kav. No. 10 Cawang, Jakarta 13340-

Indonesia. Pemegang saham mayoritas Waskita Karya (Persero) Tbk

adalah Negara Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan

sebesar 66,04%. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang

lingkup kegiatan Waskita Karya adalah turut melaksanakan dan

menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan nasional pada umumnya, khususnya industri konstruksi,

industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro

industri. Saa ini, Waskita Karya adalah pelaksana konstruksi dan

pekercaan terintegrasi.

4.1.8 PT WIJAYA KARYA TBK.

Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) didirikan tanggal 29 Maret

1961 dengan nama Perusahaan Negara/PN “Widjaja Karja” dan mulai

56
beroperasi secara komersial pada tahun 1961. Kantor pusat WIKA

beralamat di Jl. D.I Panjaitan Kav.9, Jakarta Timur 13340 dengan

lokasi kegiatan utama di seluruh Indonesia dan luar negeri. Pemegang

saham pengendali Wijaya Karya (Persero) Tbk adalah Pemerintah

Republik Indonesia, dengan memiliki 1 saham prefen (Saham Seri A

Dwiwarna) dan 65,05% di saham seri B. WIKA memiliki anak usaha

yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu Wijaya Karya

Beton Tbk (WIKA Beton) (WTON). Berdasarkan anggaran dasar

perusahaan, ruang lingkup WIKA terutama adalah berusaha dalam

bidang industri, perdagangan, pembangunan, pertanian,

pertambangan dan jasa, termasuk mendirikan perusahaan di bidang

perindustrian bahan bangunan, real estate, kawasan industri,

pengelolaan gedung dan lain-lain.

4.1.9 PT. ASCET INDONESIA TBK.

Pt. Acset Indonusa tbk (ACSet) didirikan pada tahun 1995 oleh tan

tiam Seng Ronnie dan Hilarius Arwandhi sebagai perusahaan spesialis

jasa fondasi. penamaan ACSet merupakan representasi komitmen

perseroan dalam memberikan layanan berkualitas dan serta

menunjukkan pengalaman perusahaan dalam pengerjaan proyek

fondasi maupun konstruksi, sebagaimana terangkum dalam singkatan

ACSet yang terdiri dari: Advance Civil Structure Enginering

Technology. Kantor pusat ACSet bertempat di Jl. Majapahit no.26

petojo Selatan-Gambir Jakarta 10160 Indonesia. pada 24 Juni 2013,

perseroan resmi menjadi Perusahaan Terbuka dan listing di Bursa

Efek Indonesia. Selanjutnya pada tahun 2015, pt united tractors tbk (ut)

57
melalui anak perusahaannya, yakni pt Karya Supra perkasa (KSp)

melakukan pembelian sebanyak 250.500.000 saham atau mewakili

50,1% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh

dalam ACSet, dari pt loka Cipta Kreasi (lCK) dan pt Cross plus

Indonesia (CpI).

4.1.10 PT NUSA KINTRUKSI ENJINIRING TBK.

PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (NKE) merupakan perusahaan

konstruksi terkemuka yang beroperasi sejak 11 Januari 1982 dengan

menggunakan nama PT Duta Graha Indah. NKE telah tumbuh menjadi

perusahaan yang mampu membangun proyek struktural dan

infrastruktur di seluruh Indonesia dan dunia. Kantor pusat PT Nusa

Konstruksi Enjiniring Tbk. Bertempat di Jl. Sunan Kalijaga No. 64 Kel.

Melawai, Kec. Kebayoran Baru Kotamadya Jakarta Selatan, Jakarta

12160. NKE melakukan penawaran umum perdana pada 19 Desember

2007 dan melepas kepemilikan sahamnya sebesar 30% atau

sebanyak 1.662.345.000 lembar saham di Bursa Efek Indonesia. Aksi

korporasi itu menghasilkan struktur permodalan yang lebih kuat

sekaligus memberikan katalis bagi transparansi dan praktik tata kelola

perusahaan yang lebih baik. Tahun 2012 menjadi tonggak perubahan

Perseroan dan resmi menggunakan nama PT Nusa Konstruksi

Enjiniring Tbk. Tonggak ini menandai restrukturisasi Perseroan,

termasuk strategi baru Perseroan yang fokus pada diversifikasi ke

sektor energi, Kemitraan Pemerintah - Swasta serta sektor swasta.

4.1.11 PT INDONESIA PONDASI RAYA TBK

58
Indopora didirikan oleh Ir. Yang Suryahimsa dengan nama PT

Indonesia Pondasi Raya berdasarkan Akta Pendirian No. 18 tanggal

21 Oktober 1977 yang dibuat dihadapan Notaris Tan Thong Kie, SH.

Akta Pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.

Y.A.5/118/24 tanggal 12 April 1978 serta telah diumumkan dalam

Berita Negara No. 49 tanggal 17 Juni 1980, Tambahan No. 430 tahun

1980. Kantor pusat PT Indonesia Pondasi Raya bertempat di Jl.

Pegangsaan Dua KM 4,5 Kelapa Gading, Jakarta Utara, 14250

Indonesia. Pada tanggal 10 Desember 2015, Indopora menjadi

perusahaan terbuka dengan mencatatkan saham sebanyak

303.000.000 saham di Bursa Efek Indonesia. Sejak saat itu, Indopora

telah aktif melaksanakan penawaran umum terbatas. Sejak berdiri,

bisnis usaha Indopora difokuskan pada bidang jasa kontruksi pondasi,

yaitu pembuatan pondasi, dinding penahan tanah, perbaikan tanah,

pengujian tiang, dan jasa konstruksi lainnya. Melalui lini bisnis utama

tersebut, Indopora telah dipercaya untuk memberikan jasa konstruksi

pondasi pada berbagai bangunan dan proyek infrastruktur, mulai dari

pembangungan rumah, rumah ibadah, rumah sakit, hotel dan

apartemen, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, pabrik, jalan dan

jembatan, terowongan bawah tanah (underpasses), dan lain-lain.

4.2 DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan studi empiris yang

dilakukan pada perusahaan Kontruksi bangunan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-2020. Untuk

59
mengetahui apakah variabel independen (Kinerja Keuangan yang

diproksikan dengan Return On Assets dan Return On Equity) dan

variable moderasi (Good Corporate Governance yang diproksikan

dengan kepemilikan manajerial) berpengaruh signifikan atau tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Nilai

perusahaan).

Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan Kontruksi Bangunan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang diperoleh

yaitu sebanyak 12 perusahaan yang memenuhi kriteria dari 18

perusahaan dalam periode 2016-2021.

4.2.1 DESKRIPSI RETURN ON ASSETS

Return on Assets (ROA) merupakan rasio profabilitas yang

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

setelah pajak dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki

perusahaan. Semakin besar Return on Assets (ROA) artinya semakin

baik kinerja perusahaan dan efisien dalam mengelola aktivanya untuk

menghasilkan laba yang besar yang nantinya berpengaruh terhadap

nilai perusahaan. Sehingga para pemegang saham atau investor dapat

melihat besarnya ROA untuk mengukur seberapa banyak deviden

yang akan diterima oleh pemegang saham tersebut. Return on Assets

pada sampel perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2021 yang telah dihitung dapat

disajikan pada tabel 4.1.

60
Tabel 4.1

Perhitungan Return on Assets perusahaan sampel Kontruksi Bangunan


yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2021
Kode Return On Assets
Perusahaa Rata-rata
n 2016 2017 2018 2019 2020 2021
ACST 0,027 0,029 0,002 -0,108 -0,438 -0,277 -0,098
ADHI 0,016 0,018 0,021 0,018 0,001 -0,005 0,015
DGIK -0,249 0,008 -0,085 0,001 -0,014 0,008 -0,068
IDPR 0,074 0,067 0,001 0,003 -0,253 -0,097 -0,022
NRCA 0,047 0,066 0,052 0,041 0,025 0,024 0,046
PBSA 0,146 0,115 0,064 0,018 0,061 0,107 0,081
PTPP 0,037 0,041 0,037 0,017 0,000 -0,001 0,026
SSIA 0,014 0,140 0,012 0,017 -0,010 -0,025 0,035
TOTL 0,075 0,071 0,063 0,059 0,038 0,037 0,061
WIKA 0,037 0,030 0,035 0,042 0,005 0,009 0,030
WKST 0,035 0,043 0,037 0,008 -0,090 0,018 0,007
Average 0,02 0,06 0,02 0,01 -0,06 -0,02
Maximum 0,146 0,140 0,064 0,059 0,061 0,107
Minimum -0,249 0,008 -0,085 -0,108 -0,438 -0,277
Sumber: Bursa Efek Indonesia (Data diolah)

Dari hasil data yang telah diolah pada tabel 4.1 menunjukkan

bahwa dari 11 sampel perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 nilai rata-rata Return on

Assets berfluktuasi setiap tahunnya. Perusahaan yang memiliki Return

on Assets tertinggi pada tahun 2016 adalah PT Paramita Bangun

Sarana Tbk sebesar 0,146, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai

terendah adalah PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk sebesar -0,249.

pada tahun 2017 Perusahaan yang memiliki Return on Assets tertinggi

61
adalah PT Surya Semesta Internesa Tbk sebesar 0,140, sedangkan

perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT Nusa Konstruksi

Enjiniring Tbk sebesar 0,008. Pada tahun 2018 Perusahaan yang

memiliki Return on Assets tertinggi adalah PT Total Bangun Persada

Tbk sebesar 0,064, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai

terendah adalah PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk sebesar -0,085.

Pada tahun 2019 Perusahaan yang memiliki Return on Assets tertinggi

adalah PT Total Bangun Persada Tbk sebesar 0,059, sedangkan

perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT Mitra Pemuda Tbk

sebesar -0,108. Pada tahun 2020 Perusahaan yang memiliki Return

on Assets tertinggi adalah PT Paramita Bangun Sarana Tbk sebesar

0,061, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT

Indonesia Pondasi Raya sebesar -0,438. Perusahaan yang memiliki

Return on Assets tertinggi pada tahun 2021 adalah PT Paramita

Bangun Sarana Tbk sebesar 0,107, sedangkan perusahaan yang

memiliki nilai terendah adalah PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk

sebesar -0,277.

4.2.2 DESKRIPSI RETURN ON EQUITY

Return on Equity merupakan rasio profitabilitas yang menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak yang

tersedia bagi pemegang saham dengan menggunakan modal sendiri

yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi Return on Equity semakin

baik bagi perusahaan yang artinya perusahaan terbukti efisiensi dalam

mengelola modal yang dimiliki. Return on Equity pada sampel

perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek

62
Indonesia (BEI) periode 2016-2021 yang telah dihitung dapat disajikan

pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Perhitungan Return on Equity perusahaan sampel Kontruksi


Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2021
Kode Return On Equity
Rata-rata
Perusahaan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
ACST 0,052 0,107 0,015 -3,951 -4,126 -0,615 -1,581
ADHI 0,058 0,088 0,103 0,097 0,004 -0,034 0,070
DGIK -0,510 0,020 -0,220 0,002 -0,023 0,012 -0,146
IDPR 0,101 0,088 0,002 0,003 -0,498 -0,235 -0,061
NRCA 0,089 0,128 0,098 0,083 0,048 0,044 0,089
PBSA 0,224 0,156 0,078 0,025 0,081 0,143 0,112
PTPP 0,107 0,121 0,120 0,057 0,001 -0,003 0,081
SSIA 0,030 0,277 0,020 0,030 -0,018 -0,047 0,068
TOTL 0,075 0,229 0,194 0,163 0,095 0,083 0,151
WIKA 0,092 0,093 0,120 0,136 0,019 0,024 0,092
WKST 0,129 0,185 0,160 0,035 -0,573 -0,119 -0,013
Average 0,04 0,136 0,063 -0,302 -0,454 -0,068
Maximum 0,224 0,277 0,194 0,163 0,095 0,143
Minimum -0,510 0,020 -0,220 -3,951 -4,126 -0,615
Sumber: Bursa Efek Indonesia (Data diolah)

Dari hasil data yang telah diolah pada tabel 4.2 menunjukkan

bahwa dari 11 sampel perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020 nilai rata-rata Return on

Equity berfluktuasi setiap tahunnya. Perusahaan yang memiliki Return

on Equity tertinggi pada tahun 2016 adalah PT Total Bangun Persada

Tbk sebesar 0,224, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai terendah

adalah PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk sebesar -0,510. pada tahun

2017 Perusahaan yang memiliki Return on Equity tertinggi adalah PT

63
Waskita Karya Tbk sebesar 0,277, sedangkan perusahaan yang

memiliki nilai terendah adalah PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk

sebesar 0,020. Pada tahun 2018 Perusahaan yang memiliki Return on

Equity tertinggi adalah PT Total Bangun Persada Tbk sebesar 0,194,

sedangkan perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT Nusa

Konstruksi Enjiniring Tbk sebesar -0,220. Pada tahun 2019 Perusahaan

yang memiliki Return on Equity tertinggi adalah PT Total Bangun

Persada Tbk sebesar 0,163, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai

terendah adalah PT Acset Indonusa Tbk sebesar -3,951 Pada tahun

2020 Perusahaan yang memiliki Return on Equity tertinggi adalah PT

Total Bangun Persada Tbk sebesar 0,095, sedangkan perusahaan yang

memiliki nilai terendah adalah PT Acset Indonusa Tbk sebesar 4,126.

Perusahaan yang memiliki Return on Equity tertinggi pada tahun 2021

adalah PT Paramita Bangun Sarana Tbk sebesar 0,143, sedangkan

perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT Nusa Konstruksi

Enjiniring Tbk sebesar -0,615.

4.2.3 DESKRIPSI KEPEMILIKAN MANAJERIAL

kepemilikan manajerial sebagai proporsi pemegang saham dari

pihak manjemen yang aktif dalam pengambilan keputusan

perusahaan. Berdasarkan argumen tersebut, peneliti menggunakan

proksi kepemilikan manjemen sebagai proksi dari GCG. manajemen

laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan. Motivasi

yang berbeda akan menghasilkan besaran manajemen laba yang

berbeda, seperti antara manajer yang juga sekaligus sebagai

pemegang saham dan manajer yang tidak sebagai pemegang saham.

64
Hal ini sesuai dengan sistem pengelolaan perusahaan dalam dua

kriteria, pertama perusahaan dipimpin oleh manajer dan pemilik (owner

manager), kedua perusahaan dipimpin oleh manajer dan non pemilik

(non ownermanager). Dua kriteria ini akan mempengaruhi kebijakan

dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi pada

perusahaan yang mereka kelola. Secara umum dapat dikatakan bahwa

prosentase tertentu kepemilikan saham oleh pihak manajemen

cenderung mempengaruhi tindakan manajemen laba. Kepemilikan

Manajerial pada sampel perusahaan Kontruksi Bangunan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2021 yang telah

dihitung dapat disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Perhitungan Kepemilikan Manajerial perusahaan sampel Kontruksi


Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2021
Kode kepemilikan manajerial
Rata-rata
Perusahaan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
ACST 0,008 0,008 0,008 0,000 0,000 0,000 0,005
ADHI 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
DGIK 0,003 0,003 0,003 0,002 0,002 0,001 0,002
IDPR 0,832 0,838 0,847 0,849 0,857 0,874 0,845
NRCA 0,068 0,068 0,068 0,068 0,068 0,070 0,068
PBSA 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
PTPP 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
SSIA 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
TOTL 0,098 0,100 0,103 0,105 0,106 0,107 0,102
WIKA 0,000 0,001 0,000 0,000 0,008 0,007 0,002
WKST 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Average 0,092 0,093 0,093 0,093 0,095 0,096
Maximum 0,832 0,838 0,847 0,849 0,857 0,874
Minimum 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Sumber: Bursa Efek Indonesia (data diolah)

Dari hasil data yang telah diolah pada tabel 4.3 menunjukkan

bahwa dari 11 sampel perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdaftar

65
di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2021 nilai rata-rata Kepemilikan

Manajerial berfluktuasi setiap tahunnya. Perusahaan yang memiliki

Kepemiliakn Manajerial tertinggi pada tahun 2016 adalah PT Indonesia

Pondasi Raya Tbk sebesar 0,832, sedangkan perusahaan yang

memiliki nilai terendah ada 4 perusahaan yaitu PT. Paramita Bangun

Sarana Tbk, PT. Pembangunan Perumahan Tbk, PT. Surya Semesta

Internesa Tbk, PT. Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar 0,000. pada

tahun 2017 Perusahaan yang memiliki Kepemilikan Manajerial tertinggi

adalah PT Indonesia Pondasi Raya Tbk sebesar 0,838, sedangkan

perusahaan yang memiliki nilai terendah ada 4 perusahaan yaitu PT.

Paramita Bangun Sarana Tbk, PT. Pembangunan Perumahan Tbk, PT.

Surya Semesta Internesa Tbk, PT. Waskita Karya (Persero) Tbk

sebesar 0,000. Pada tahun 2018 Perusahaan yang memiliki

Kepemilikan Manajerial tertinggi adalah PT Indonesia Pondasi Raya

Tbk sebesar 0,849, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai terendah

ada 4 perusahaan yaitu PT. Paramita Bangun Sarana Tbk, PT.

Pembangunan Perumahan Tbk, PT. Surya Semesta Internesa Tbk, PT.

Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar 0,000. Pada tahun 2019

Perusahaan yang memiliki Kepemilikan Manajerial tertinggi adalah PT

Indonesia Pondasi Raya Tbk sebesar 0,849, sedangkan perusahaan

yang memiliki nilai terendah ada 4 perusahaan yaitu PT. Paramita

Bangun Sarana Tbk, PT. Pembangunan Perumahan Tbk, PT. Surya

Semesta Internesa Tbk, PT. Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar

0,000. Pada tahun 2020 Perusahaan yang memiliki Kepemilikan

Manajerial tertinggi PT Indonesia Pondasi Raya Tbk sebesar 0,857,

66
sedangkan perusahaan yang memiliki nilai terendah ada 4 perusahaan

yaitu PT. Paramita Bangun Sarana Tbk, PT. Pembangunan Perumahan

Tbk, PT. Surya Semesta Internesa Tbk, PT. Waskita Karya (Persero)

Tbk sebesar 0,000. Pada tahun 2020 Perusahaan yang memiliki

Kepemilikan Manajerial tertinggi PT Indonesia Pondasi Raya Tbk

sebesar 0,857, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai terendah ada

4 perusahaan yaitu PT. Paramita Bangun Sarana Tbk, PT.

Pembangunan Perumahan Tbk, PT. Surya Semesta Internesa Tbk, PT.

Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar 0,000.

4.2.4 DESKRIPSI PRICE TO BOOKS VALUE

Price to Book Value (PBV) yaitu rasio untuk mengukur nilai yang

diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi sebagai

sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Semakin tinggi PBV berarti

pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai

rasio PBV semakin tinggi penilaian investor dibandingkan dengan dana

yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut, sehingga semakin besar

pula peluang para investor untuk membeli saham perusahaan. Price to

Book Value pada sampel perusahaan Kontruksi Bangunan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020 yang telah

dihitung dapat disajikan pada tabel 4.4.

67
Tabel 4.4

Perhitungan Price to Book Value perusahaan sampel Kontruksi


Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-
2021
Kode Price to books value
Perusahaa Rata-rata
n 2016 2017 2018 2019 2020 2021
ACST 1.517 1.198 0.763 2.370 9.280 2.386 3.026
ADHI 1.361 1.143 0.898 0.612 0.980 0.656 0.999
DGIK 0.402 0.409 0.417 0.413 0.429 1.677 0.414
IDPR 2.189 1.889 1.628 0.682 0.558 0.613 1.389
NRCA 0.722 0.789 0.797 0.785 0.818 0.781 0.782
PBSA 2.976 4.236 1.946 1.952 1.665 2.556 2.555
PTPP 2.192 1.149 0.686 0.993 1.295 1.471 1.263
SSIA 0.609 0.541 0.537 0.688 0.639 0.562 0.603
TOTL 0.884 2.228 1.815 1.381 1.108 0.875 1.483
WIKA 1.694 0.950 0.862 0.929 1.069 2.875 1.101
WKST 2.064 1.318 0.789 0.692 1.179 0.557 1.209
Average 1.510 1.441 1.013 1.045 1.729
Maximum 2.976 4.236 1.946 2.370 9.280
Minimum 0.402 0.409 0.417 0.413 0.429
Sumber: Bursa Efek Iindonesia (data diolah)

Dari hasil data yang telah diolah pada tabel 4.4 menunjukkan

bahwa dari 11 sampel perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2021 nilai rata-rata Price to Book

Value berfluktuasi setiap tahunnya. Perusahaan yang memiliki Price to

Book Value tertinggi pada tahun 2016 adalah PT. Paramita Bangun

Sarana Tbk sebesar 2,98, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai

terendah adalah PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk sebesar 0,4. pada

68
tahun 2017 Perusahaan yang memiliki Price to Book Value tertinggi

adalah PT. Paramita Bangun Sarana Tbk sebesar 4,24, sedangkan

perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT Nusa Konstruksi

Enjiniring Tbk sebesar 0,41. Pada tahun 2018 Perusahaan yang

memiliki Price Book Value tertinggi adalah PT. Paramita Bangun

Sarana Tbk sebesar 1,95, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai

terendah adalah PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk sebesar 0,42. Pada

tahun 2019 Perusahaan yang memiliki Price Book Value tertinggi

adalah PT. Ascet Indonesia Tbk sebesar 2,37, sedangkan perusahaan

yang memiliki nilai terendah adalah PT. Nusa Kontruksi Enjiniring Tbk

sebesar 0,41. Pada tahun 2020 Perusahaan yang memiliki Price Book

Value tertinggi adalah PT. Ascet Indonesia Tbk sebesar 9,28,

sedangkan perusahaan yang memiliki nilai terendah adalah PT. Nusa

Kontruksi Enjiniring Tbk sebesar 0,43.

4.3 UJI ASUMSI KLASIK

Untuk mengetahui parameter dalam model regresi, penelitian

harus dilakukan uji asumsi klasik dari model regresi sehingga tidak

terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik, normalitas,

heteroskedastisitas, autokorelasi, multikorelasi. Untuk menguji atau

mendeteksi ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik maka

dilakukan pengujian sebagai berikut:

4.3.1 UJI NORMALITAS

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah

model regresi variabel independen ataupun dependen mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah normal atau

69
mendekati normal. Untuk dapat mengetahui regresi berdistribusi normal

atau tidak, dapat dilihat pada lampiran 5.

Uji Kolmogorov Smirnov satu sampel merupakan uji goodness of

fit, dimana uji ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara distribusi

sampel (skor observasi) dan distribusi teoritisnya. Uji KS menentukan

apakah skor dalam sampel berasal dari populasi yang memiliki distribusi

teoritis. Berdasarkan lampiran 5, dapat diketahui bahwa hasil uji

normalitas dengan menggunakan OneSample Kolmogorov-Smirnov Test

sebesar 0,969 yang berarti 0,969 > 0,05 maka data terdistribusi normal.

4.3.2 UJI AUTOKORELASI

Uji Autokorelasi untuk mengetahui apakah dalam regresi linier

terdapat korelasi antara pengganggu atau kesalahan pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Pengujian ini

menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test). Dari hasil uji Durbin-Watson

pada lampiran 5 diperoleh Durbin-Watson sebesar 1,678 menunjukkan

bahwa nilai Durbin-Watson berada diantara -2 sampai +2 yang artinya

tidak terjadi autokorelasi.

4.3.3 UJI MULTIKOLONIERITAS

Uji Multikolonieritas untuk mengetahui apakah antara variabel

independen terjadi kolerasi atau tidak. Nilai multikolonieritas dapat dilihat

dari nilai tolerance dan lawannya yairu VIP (variance inflation factor).

Berdasarkan lampiran 5 dapat dilihat bahwa variabel ROA, ROE

dan Kepemilikan Manajerial memiliki nilai tolerance >0,10 dan nilai VIF

<10 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas.

4.3.4 UJI HETEROSKEDASTISITAS

70
Uji Heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam regresi

tersebut ada ketidaksamaan varian dan residuak pada satu

pengamatan kepengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidaj terjadi Heteroskedastisitas. Untuk dapat

mengetahui regresi terjadi Heteroskedastisitas atau tidak, dapat dilihat

pada lampiran 5.

Pada gambar Scaterplot disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi. Terlihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y

dan tidak membentuk pola yang jelas. Hal tersebut menunjukkan tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi tersebut.

4.4 UJI REGRESI LINIER BERGANDA

Uji Regresi Linier Berganda dilakukan setelah uji asumsi klasik

sudah terpenuhi semua. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui arah

dan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.

Berdasarkan lampiran 5 halaman 94 didapat model persamaan

regresi berganda pertama sebagai berikut :

Y = 1,612 + 0,297 ROA – 0,048 ROE

Keterangan:

1. Konstanta sebesar 1,612 memberikan arti bahwa apabila

variable independent diasumsikan = 0, maka nilai perusahaan

secara konstan akan bernilai sebesar 1,612

2. Koefisien regresi ROA sebesar 0,297 bertanda positif. Hal ini

berarti setiap kenaikan 1 satuan Return on Assets, maka akan

71
meningkatkan nilai perusahan sebesar 0,297 begitu pula

sebaliknya, jika setiap penurunan 1 satuan Return on Assets

maka akan menurunkan nilai perusahaan sebesar 0,297

dengan anggapan variabel yang lain tetap atau konstan.

3. Koefisien regresi ROE sebesar -0,048 bertanda negatif. Hal ini

berarti setiap kenaikan 1 satuan Return on Equity, maka akan

menurunkan nilai periusahan sebesar 0,048 begitu pula

sebaliknya, jika setiap penurunan 1 satuan Return on Equity

maka akan menaikkan nilai perusahan sebesar 0,048 dengan

anggapan variabel lain tetap atau konstan.

Berdasarkan lampiran 5 halaman 94 dan 95 didapat model

persamaan regresi berganda kedua sebagai berikut :

Y = 1,807 + 0,303 ROA – 0,078 ROE+ 0,003 KM + 0,015 ROA.KM

– 0,002 ROE.KM

Keterangan:

1. Konstanta sebesar 1,807 memberikan arti bahwa apabila

variable independent diasumsikan = 0, maka nilai perusahaan

secara konstan akan bernilai sebesar 1,807

2. Koefisien regresi ROA sebesar 0,303 bertanda positif. Hal ini

berarti setiap kenaikan 1 satuan Return on Assets, maka akan

meningkatkan nilai perusahan sebesar 0,303 begitu pula

sebaliknya, jika setiap penurunan 1 satuan Return on Assets

maka akan menurunkan nilai perusahaan sebesar 0,303

dengan anggapan variabel yang lain tetap atau konstan.

72
3. Koefisien regresi ROE sebesar -0,078 bertanda negatif. Hal ini

berarti setiap kenaikan 1 satuan Return on Equity, maka akan

menurunkan nilai periusahan sebesar 0,078 begitu pula

sebaliknya, jika setiap penurunan 1 satuan Return on Equity

maka akan menaikkan nilai perusahan sebesar 0,078 dengan

anggapan variabel lain tetap atau konstan.

4. Koefisien regresi KM sebesar 0,003 bertanda positif. Hal ini

berarti setiap kenaikan 1 satuan Kepemilikan Manajerial, maka

akan menaikkan nilai perusahaan sebesar 0,003 begitu pula

sebaliknya, jika setiap penurunan 1 satuan Kepemilikan

Manajerial maka akan menurunkan nilai perusahaan sebesar

0,003 dengan anggapan variabel yang lain tetap atau konstan.

5. Koefisien regresi ROA.KM sebesar 0,015 bertanda positif. Hal

ini berarti setiap kenaikan 1 satuan interaksi antara Return On

Assets dan Kepemilik Manajerial, maka akan meningkatkan

nilai perusahan sebesar 0,015 begitu pula sebaliknya, jika

setiap penurunan 1 satuan interaksi antara Return On Assets

dan Kepemilik Manajerial maka akan menurunkan nilai

perusahaan sebesar 0,015 dengan anggapan variabel yang

lain tetap atau konstan.

6. Koefisien regresi ROE.KM sebesar -0,002 bertanda negatif. Hal

ini berarti setiap kenaikan 1 satuan interaksi antara Return On

Equity dan Kepemilik Manajerial, maka akan menurunkan nilai

periusahan sebesar 0,002 begitu pula sebaliknya, jika setiap

penurunan 1 satuan interaksi antara Return On Equity dan

73
Kepemilik Manajerial maka akan menaikkan nilai perusahan

sebesar 0,002 dengan anggapan variabel lain tetap atau

konstan.

4.5 UJI HIPOTESIS

4.5.1 UJI T (UJI PARSIAL)

Uji T (Parsial) untuk mengetahui apakah variabel

independen (kinerja keuangan) berpengaruh terhadap variabel

dependen (nilai perusahaan ). Dalam pengujian ini ada beberapa kriteria

sebagai berikut:

a. Jika sig >0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang

signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel

dependen

b. Jika sig <0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang

signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel

dependen

Berikut adalah hasil output SPSS uji T berdasarkan lampiran 5 halaman

95:

1. Berdasarkan hasil Output SPSS uji T pada lampiran 5 diperoleh

nilai thitung untuk variabel ROA sebesar 2,850 dan nilai sign

sebesar 0,029 < 0,05 yang berarti Ho Ditolak. Maka dapat

disimpulkan bahwa ROA secara parsial berpengaruh Positif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan

74
Kontruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2016-2020.

2. Berdasarkan hasil Output SPSS uji T pada lampiran 5 diperoleh

nilai thitung untuk variabel ROE sebesar -1,591 dan nilai sign

sebesar 0,163 > 0,05 yang berarti Ho Diterima. Maka dapat

disimpulkan bahwa ROE secara parsial berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan

Kontruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2016-2020.

3. Berdasarkan hasil Output SPSS uji T pada lampiran 5 diperoleh

nilai thitung untuk variabel ROA.KM (interaksi antara Return on

Assets dengan Kepemilikan manajerial) sebesar 0,238 dan nilai

sign sebesar 0,820 > 0,05 yang berarti Ho Diterima. Maka

dapat disimpulkan bahwa ROA.KM (interaksi antara Return on

Assets dengan Kepemilikan manajerial) secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

pada Perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2016-2020.

4. Berdasarkan hasil Output SPSS uji T pada lampiran 5 diperoleh

nilai thitung untuk variabel ROE.KM (interaksi antara Return on

Equity dengan Kepemilikan manajerial) sebesar -0,084 dan nilai

sign sebesar 0,936 > 0,05 yang berarti Ho Diterima. Maka

dapat disimpulkan bahwa ROA.KM (interaksi antara Return on

Equity dengan Kepemilikan manajerial) secara parsial

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

75
pada Perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2016-2020.

4.5.2 UJI F (UJI SIMULTAN)

Uji F (Simultan) untuk mengetahui apakah variabel independen

(kinerja perusahaan dan Good Corporate governance) berpengaruh

secara simultan terhadap variabel dependen (Nilai perusahaan). Jika

nilai probabilitas signifikansinya >0,05 atau 5% maka variabel bebas

tidak berpengaruh secara simultan

Berdasarkan hasil uji simultan pada lampiran 5 halaman 95

menunjukkan bahwa niliai F sebesar 6,546 dengan nilai sig sebesar

0,022. Nilai sig sbesar 0,022<0,05 maka kesimpulan yang dapat di

ambil antara Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Interaksi

antara Return On Asset dan Kepemilikan Manajerial (ROA.KM),

Interaksi antara Return On Equity dan Kepemilikan Manajerial

(ROE.KM) sebagai variabel independen simultan berpengaruh terhadap

Nilai perusahaan (PBV) sebagai variabel dependen.

4.5.3 UJI R2 (KOEFISIEN DETERMINAN)

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur

seberapa besar kemampuan variabel-variabel independent (kinerja

perusahaan dan Good Corporate governance) dalam menjelaskan

variabel dependennya (Nilai perusahaan).

Berdasarkan hasil uji R2 pada lampiran 5 halaman 97

menunjukkan bahwa niliai Adjusted R Square sebesar 0,814 atau

81,4%. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri

dari Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Interaksi antara

76
Return On Asset dan Kepemilikan Manajerial (ROA.KM), Interaksi

antara Return On Equity dan Kepemilikan Manajerial (ROE.KM) yang

menunjukkan bahwa variabel independen mampu menjelaskan variabel

dependen hanya sebesar 81,4%. sedangkan 18,6% nya dipengaruhi

oleh variabel lain diluar penelitian ini.

4.6 PEMBAHASAN

4.6.1 Kinerja Keuangan (ROA) berpengaruh positif terhadap Nilai

Perusahaan

Berdasarkan koefisien regresi, nilai t positif menunjukkan bahwa

adanya hubungan yang searah antara Return on Assets dengan Nilai

Perusahan. Berdasarkan lampiran 2 halaman 90 dan 5 halaman 96,

dapat dilihat bahwa pada perusahaan Kontruksi bangunan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016-2020 yang

memiliki nilai Return on Assets meningkat dan nilai Perusahaan

meningkat diantaranya pada PT. Nusa Raya Cipta (NRCA) tahun 2016

memiliki nilai Return on Assets sebesar 4,7 dan nilai Perusahan

sebesar 0,72, dan pada tahun 2016 nilai Return on Assets naik 40,43%

sebesar 6,6 dan Nilai perusahan naik 9,72% sebesar 0,79.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return on Assets

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini di

karenakan Tingkat Return on Assets yang tinggi akan mencerminkan

prospek perusahaan yang cerah di masa depan. Prospek perusahaan

yang cerah akan meningkatkan kepercayaan pemegang saham

terhadap perusahaan. Investor akan berusaha mencari perusahaan

77
yang memiliki kinerja yang terbaik dan menanamkan modalnya pada

perusahaan tersebut dengan membeli saham. Peningkatan permintaan

akan saham akan meningkatkan harga saham yang akan meningkatkan

nilai perusahaan.

Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan Rosyidah ulfa (2018) dan Uswatun Chasanah (2021)

yang menyatakan bahwa variabel kinerja keuangan (ROA) berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

4.6.2 Kinerja Keuangan (ROE) berpengaruh Negatif terhadap Nilai

Perusahaan

Berdasarkan koefisien regresi, nilai t negatif menunjukkan

bahwa adanya hubungan yang tidak searah antara Return on Equity

dengan Nilai Perusahan. Berdasarkan lampiran 2 dan 5, dapat dilihat

bahwa pada perusahaan Kontruksi bangunan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016-2020 yang memiliki nilai Return

on Equity menurun dan nilai Perusahaan meningkat begitu pula

sebaliknya diantaranya pada PT. Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA)

tahun 2016 memiliki nilai Return on Equity sebesar 22,37 dan nilai

Perusahan sebesar 2,98 dan pada tahun 2017 nilai Return on Assets

turun 30,35% sebesar 15,58 dan Nilai perusahan naik 42,28% sebesar

4,24.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return on Equity

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

Yang menyebabkan Return on Equity tidak signifikan adalah karena

adanya perusahaan PT. Nusa Kontruksi Enjiniring Tbk. yang memiliki

78
nilai Return on Equity berfluktuasi dari tahun ke tahun yang seharusnya

mengakibatkan perusahaan nilai perusahaannya juga berfluktuasi akan

tetapi hal tersebut meningkatkan Nilai Perusahaan. Hal ini terjadi

karena perusahaan menurunnya pada tahun 2019 modal sebesar Rp

671.150.000.000 dan laba tahun berjalan sebesar Rp101,16 miliar

sedangkan pada tahun 2020 modal sebesar Rp 646.080.000.000 dan

laba tahun berjalan sebesar Rp55,12 miliar sehingga menghasilkan nilai

ROE menurun, namun harga saham dan jumlah saham beredar pada

tahun tersebut nilainya tetap sehingga menghasilkan PBV meningkat.

Maka dapat disimpulkan bahwa Return on Equity berpengaruh tidak

searah dengan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return on Equity

tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini

disebabkan karena investor cenderung tidak hanya melihat tingkat

pengembalian yang tinggi melainkan investor melihat juga bagaimana

kondisi lingkungan investasi di perusahaan tersebut. Dalam penelitian

ini ditemukan terjadinya penurunan laba tahun berjalan akan tetapi

harga saham yang ditawarkan tetap, sehingga keuntungan investasi

yang di dapat kurang menguntungkan bagi pemegang saham.

Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan Rosyidah ulfa (2018) yang menyatakan bahwa variabel

kinerja keuangan (ROE) tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

4.6.3 Kinerja keuangan (ROA) berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan dengan dimoderasi oleh kepemilikan manajerial

79
Berdasarkan hasil analisis, nilai koefisien regresi sebesar 0,013

yang berarti kebijakan manajerial memperkuat pengaruh Return On

Assets terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien regresi ( β ) variabel

moderasi (KM) dan koefisien regresi ( β ) interaksi (ROA.KM) keduanya

bernilai signifikan. Berdasarkan klasifikasi variabel moderasi pada

lampiran 5, dapat disimpulkan bahwa Kepemilikan Manajerial berfungsi

sebagai variabel quasi moderator dalam pengaruh Return On Assets

terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi antara Return

on Assets dengan Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan tidak

signifikan. Hal ini disebabkan proporsi kepemilikan yang terlalu kecil

menyebabkan kinerja pihak manajer kurang optimal dan manajer

sebagai pemilik saham minoritas belum dapat berpatisipasi aktif dalam

membuat suatu keputusan sehingga tidak berpengaruh terhadap

Return On Asset perusahaan. Hal ini akan menurunkan nilai Price Book

Value perusahaan. semakin kecil proporsi kepemilikan manajerial maka

semakin besar terjadinya konflik karena jika pemilik bertindak sebagai

pengelola perusahaan maka dalam pengambilan keputusan tidak

berhati-hati sehingga merugikan perusahaan dan akhirnya dapat

menurunkan Return On Asset. Adanya kekhawatiran investor dengan

tindakan manajemen yang opportunistic yang cenderung mengambil

keputusan untuk kepentingannya sendiri akan menurunkan nilai

perusahan.

Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Maswar P. Priyadi (2017) yang menyatakan

80
bahwa kepemilikan manajerial dapat memoderasi pengaruh Return On

Assets dengan nilai perusahaan.

4.6.4 Kinerja keuangan (ROE) berpengaruh Negatif terhadap nilai

perusahaan dengan dimoderasi oleh kepemilikan manajerial

Berdasarkan hasil analisis, nilai koefisien regresi sebesar -

0,002 yang berarti kebijakan manajerial memperlemah pengaruh Return

On Equity terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien regresi ( β ) variabel

moderasi (KM) dan koefisien regresi ( β ) interaksi (ROA.KM) keduanya

bernilai signifikan. Berdasarkan klasifikasi variabel moderasi pada

lampiran 5, dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berfungsi

sebagai variabel quasi moderator dalam pengaruh Return On Equity

terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi antara

Return on Equity dengan Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif

dan tidak signifikan. Nilai koefisien bertanda negatif, menunjukkan

semakin tinggi kepemilikan manajerial maka Return On Equity akan

semakin menurun dikarenakan pada perusahaan Kontruksi dan

Bangunan yang terdaftar di BEI dengan adanya kepemilikan manajerial

status manajer perusahaan sekaligus sebagai pemilik perusahaan.

Manajer mampu melakukan manipulasi laba untuk kepentingannya,

sehingga bersifat oportunistik. Manajer akan cenderung melakukan

tindakan atas kepentingan diri sendiri yang akan berdampak pada

menurunnya nilai perusahaan dimata para pelanggan maupun investor.

Karena tidak terjadi ketidaksamaan kepentingan antara manajer dengan

pemilik yakni pemegang saham minoritas. Adanya kepemilikan manjerial

81
kontrol antar pemilik dengan manajemen tidak optimal, sehingga

dianggap mekanisme kontrol pemilik dengan manajemen tidak baik akan

menimbulkan turunnya nilai perusahaan.

Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan Rosyidah ulfa (2018) yang menyatakan bahwa

kepemilikan manajerial tidak dapat memoderasi pengaruh Return On

Equity dengan nilai perusahaan.

82
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Tujuan yang diharapkan tercapai melalui penelitian ini yaitu untuk

membuktikan pengaruh pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai

perusahaan dengan good corporate governance sebagai variabel

moderasi pada perusahaan kontruksi bangunan yang terdaftar di bursa

efek indonesia (BEI) periode 2016-2020.

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai koefisien untuk variabel

Return on Assets sebesar 2,850 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,029 yang berarti lebih kecil dari tingkat signifikan 5% (taraf

signifikan α = 0,05), Sehingga dapat disimpulkan bahwa Return on

Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai

Perusahaan pada perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020.

2. Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai koefisien untuk variabel

Return on Equity sebesar -1,591 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,163 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikan 5% (taraf

signifikan α = 0,05), Sehingga dapat disimpulkan bahwa Return on

83
Equity berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai

Perusahaan pada perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020.

3. Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai koefisien untuk variabel

ROA.KM (interaksi antara Return on Assets dengan Kepemilikan

manajerial) sebesar 0,238 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,820

yang berarti lebih besar dari tingkat signifikan 5%(taraf signifikan α

= 0,05), Sehingga dapat disimpulkan bahwa interaksi antara Return

on Assets dengan Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan

Kontruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2016-2020.

4. Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai koefisien untuk variabel

ROE.KM (interaksi antara Return on Assets dengan Kepemilikan

manajerial) sebesar -0,084 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,936 yang berarti lebih besar dari tingkat signifikan 5%(taraf

signifikan α = 0,05), Sehingga dapat disimpulkan bahwa interaksi

antara Return on Equity dengan Kepemilikan manajerial

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan

pada perusahaan Kontruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2016-2020.

5.2 SARAN

1. Bagi Investor

Bagi investor yang akan menanamkan modalnya pada

perusahan Konrtuksi dan Bangunan diharapkan memperhatikan

84
kinerja keuangan dari suatu perusahaan, yang mana variabel

tersebut mampu meningkatkan nilai perusahaan yang pada

akhirnya berdampak pada kesejahteraan pemegang saham.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapakan tidak hanya meneliti

sebatas perusahaan Kontruksi dan Bangunan saja dan bisa

melakukan penelitian lebih lama lagi. Dan diharapkan dapat

menambah proksi kinerja keuangan yang lain, seperti DER dan lain

sebagainya yang bias berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Serta dapat menambah proksi Good Corporate Governance yang

lain, seperti kepemilikan institusional dan komite audit.

85
DAFTAR PUSTAKA

Adrian Sutedi. 2012. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika.

Brigham Eugene F and Joe F.Houston. (2006). Dasar-Dasar Manajemen


Keuangan. Alih bahasa Ali Akbar Yulianto. Buku satu. Edisi sepuluh.
Jakarta: Selemba Empat.

Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2011. Dasar-dasar Manajemen


Keuangan Terjemahan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Effendi, Muh Arief. (2009). The Power of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.

Fahmi, Irham. 2012. “Analisis Kinerja Keuangan”. Bandung: Alfabeta

Fahmi,Irham. 2018. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Grasindo

Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Munawir, S. 2010. Analisis laporan Keuangan Edisi keempat. Cetakan Kelima


Belas. Yogyakarta: Liberty

Mutasowifin, Ali. (2014). Intisari Analisis Kinerja Keuangan. Mahameru Publishing


House. Bogor.

Newell, R., dan Wilson, G. 2011. A premium for good governance. The
MCKinsey Quartely 3, 20-23.

Sudana, I Made. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Kedua.


Jakarta: Erlangga

Sudarmanto ,Eko. Susanti, Elly. dkk. (2021). Good Corporate Governance.


Yayasan Kita Menulis. kitamenulis.id. bandung

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

86
Suteja, J., & Gunardi, A. (2016). Manajemen Investasi dan Portofolio. Bandung:
PT Radika Aditama.

Syamsuddin 2013. Manajemen Keuangan Perusahaan. PT Raja Grafindo


Persada. Jakarta.

Abbas, D. S., A. K. Wardhana., dan A. Saefudin. 2019. Faktor-Faktor


YangMempengaruhi Manajemen Laba (Pada Perusahaan Sub Sektor
Properti dan Real Estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2016-2018).
Jurnal Ekonomi dan Bisnis 1(2):1-11.

Ady, Sri Utami, et al., 2011. Analisis Variabel yang Berpengaruh terhadap Spread
Harga Saham pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Wacana,
Vol. 13 No.2 Hal. 227-243.

Alien Akmalia, Kevin Dio & Nurul Hesty. (2017). Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility
Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2015). Yogyakarta. Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

Apriliastuti, & Andayani. 2015. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran


Perusahaan Terhadap Reaksi Investor. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi 4
(12).

Ardimas, Wahyu dan Wardoyo. 2014.Pengaruh Kinerja Keuangan dan Corporate


Social Responbility terhadap Nilai Perusahaan pada Bank Go Public
yang Terdaftar di BEI. Sancal 2014. ISBN 978-602-70429-1-9.

Claessens, S., & Yurtoglu, B. B. (2013). Corporate governance in emerging


markets :A survey . Emerging Markets Review, 15, 1–33.

Dandy P.S, Pang Michael dan Paskah Ika Nugroho. (2020). Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Governance
Sebagai Variabel Moderasi. International Journal of Social Science and
Business.Volume 4, Number 2, Tahun 2020, pp. 189-196.

Dangnga, Muh. Taslim dan Haeruddin, M. Ikhwan Maulana. (2018) KINERJA


KEUANGAN PERBANKAN: UPAYA UNTUK MENCIPTAKAN SISTEM
PERBANKAN YANG SEHAT. CV. Nur Lina. Makassar. Universitas
Negeri Makassar.

Dewi, R. Rosiyana. 2011. “Pengaruh Kinerja Keuangan TerhadapNilai


Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel
Pemoderasi”. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan
KeuanganPublik. Vol. 6 No. 2, Juli 2011. Hal. 115 – 132.

Khumairoh, N. D., Sambharakreshna, Y., & Kompyurini, N. (2014). Pengaruh


Kualitas Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening. JAFFA, 02(1),
51–60.

87
Kusmayadi, Dedi dan Rudianam, Dedi. (2015). GOOD CORPORATE
GOVERNANCE. LPPM Universitas SiliwangiJl. Siliwangi No. 24
Tasikmalaya.

Manossoh, Hendrik. (2016). GOOD CORPORATE GOVERNANCEUNTUK


MENINGKATKAN KUALITAS LAPORAN KEUANGAN. PT. Norlive
Kharisma Indonesia. Bandung. Jawa Barat

Muliani,Luh Eni, Gede Adi Yuniarta, Kadek Sinarwati. 2014. Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan
Corporate Social Responsibilty dan Good Corporate Governance
sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2012). EJournal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Vol 2 No.1.

Rusyanto, Edo. 2019. 2020, Konstruksi Bangunan Tumbuh 13,82%. Investor.id


(online). diakses 14 oktober 2021.
https://investor.id/business/199924/2020-konstruksi-bangunan-tumbuh-
1382

Sunardi, N. (2017). Determinan Kebijakan Utang serta Implikasinya Terhadap


Perusahaan (Perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ.45 yang
terdaftar di BursaEfek Indonesia Tahun 2011- 2015). Jurnal Sekuritas,
78-97.

Sunardi, N. (2019). Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Nilai


Perusahaan Dengan Leverage Sebagai Variabel Intervening Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2012-2018. JIMF (Jurnal Ilmiah Manajemen Forkamma), Vol.2, No.2 ,
Juli 2019, 48 – 61.

88
LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar sampel perusahaan Kontruksi dan bangunan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

Kode
No Nama Perusahaan Tanggal IPO
Emiten

1 ACST Acset Indonusa Tbk 24-Jun-13


2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk 18-Mar-04
3 CSIS Cahayasakti Investindo Sukses Tbk 10 Mei 2017
4 DGIK Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk 19 Des 2007
5 IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk 10 Des 2015
6 MTRA Mitra Pemuda Tbk 10-Feb-16
7 NRCA Nusa Raya Cipta Tbk 27-Jun-13
8 PBSA Paramita Bangun Sarana Tbk 28-Sep-16
9 PSSI Paramita Bangun Sarana Tbk 28-Sep-16
10 PTPP Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 9-Feb-10
11 SKRN Superkrane Mitra Utama Tbk 11 Okt 2018
12 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 27-Mar-97
13 TAMA Lancartama Sejati Tbk 10-Feb-20
14 TOPS Totalindo Eka Persada Tbk 16-Jun-17
15 TOTL Total Bangun Persada Tbk 25-Jul-06
16 WEGE Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk 30-Nov-17
17 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk 29 Okt 2007
18 WKST Waskita Karya (Persero) Tbk 19 Des 2012

89
Lampiran 2: perhitungan Return On Assets pada tahun 2016-2021

laba bersih setelah pajak


ROA=
total aktiva

Kode
tahun Laba Bersih Setelah Pajak Total aktiva ROA
Perusahaan

2016 Rp 67.555.000.000 Rp 2.503.171.000.000 0,027


2017 Rp 153.791.000.000 Rp 5.306.479.000.000 0,029
2018 Rp 21.419.000.000 Rp 8.936.391.000.000 0,002
ACST
2019 -Rp 1.131.849.000.000 Rp 10.446.519.000.000 -0,108
2020 -Rp 1.337.006.000.000 Rp 3.055.106.000.000 -0,438
2021 -Rp 686.698.000.000 Rp 2.478.713.000.000 -0,277
2016 Rp 315.108.000.000 Rp 20.095.436.000.000 0,016
2017 Rp 517.059.848.207 Rp 28.332.948.012.950 0,018
2018 Rp 645.029.449.105 Rp 30.118.614.769.882 0,021
ADHI
2019 Rp 665.048.421.529 Rp 36.515.833.214.549 0,018
2020 Rp 23.702.652.447 Rp 38.093.888.626.552 0,001
2021 -Rp 166.187.308.401 Rp 31.647.877.996.061 -0,005
2016 -Rp 386.844.114.943 Rp 1.555.022.620.037 -0,249
2017 Rp 15.467.633.459 Rp 1.820.798.804.324 0,008
2018 -Rp 146.308.895.868 Rp 1.727.826.033.852 -0,085
DGIK
2019 Rp 1.223.668.094 Rp 1.336.201.089.528 0,001
2020 -Rp 14.968.049.244 Rp 1.106.977.581.458 -0,014
2021 Rp 7.839.739.771 Rp 1.011.376.737.496 0,008
2016 Rp 103.385.657.098 Rp 1.398.828.214.306 0,074
2017 Rp 98.311.818.114 Rp 1.470.854.677.968 0,067
2018 Rp 1.898.427.374 Rp 1.342.960.470.988 0,001
IDPR
2019 Rp 3.356.756.177 Rp 1.264.261.159.309 0,003
2020 -Rp 382.162.811.564 Rp 1.508.823.148.421 -0,253
2021 -Rp 145.542.289.170 Rp 1.497.705.774.236 -0,097
2016 Rp 101.091.266.970 Rp 2.134.213.795.106 0,047
2017 Rp 153.443.549.305 Rp 2.342.166.843.820 0,066
2018 Rp 117.967.950.221 Rp 2.254.711.765.640 0,052
NRCA
2019 Rp 101.155.011.546 Rp 2.462.813.011.754 0,041
2020 Rp 55.122.851.471 Rp 2.221.459.173.567 0,025
2021 Rp 51.648.101.245 Rp 2.142.945.408.364 0,024

90
Lanjutan lampiran 2

2016 Rp 123.590.613.337 Rp 847.811.330.225 0,146


2017 Rp 96.579.759.550 Rp 841.399.521.382 0,115
2018 Rp 42.264.288.073 Rp 664.737.875.477 0,064
PBSA
2019 Rp 13.287.142.235 Rp 722.903.663.896 0,018
2020 Rp 43.151.541.644 Rp 702.230.672.680 0,061
2021 Rp 83.315.829.281 Rp 776.987.707.840 0,107
2016 Rp 1.148.476.320.716 Rp 31.215.671.256.566 0,037
2017 Rp 1.723.852.894.286 Rp 41.782.780.915.111 0,041
2018 Rp 1.958.993.059.360 Rp 52.549.150.902.972 0,037
PTPP
2019 Rp 561.892.385.362 Rp 33.899.840.669.068 0,017
2020 Rp 10.214.170.673 Rp 32.123.293.959.216 0,000
2021 -Rp 12.869.009.780 Rp 19.348.149.440.474 -0,001
2016 Rp 100.854.847.637 Rp 7.195.448.327.618 0,014
2017 Rp 1.241.357.001.429 Rp 8.851.436.967.401 0,140
2018 Rp 89.833.255.584 Rp 7.404.167.100.524 0,012
SSIA
2019 Rp 136.311.060.539 Rp 8.092.446.814.970 0,017
2020 -Rp 77.287.251.636 Rp 7.625.368.538.389 -0,010
2021 -Rp 191.172.298.121 Rp 7.752.170.523.212 -0,025
2016 Rp 221.287.384.000 Rp 2.950.559.912.000 0,075
2017 Rp 231.269.085.000 Rp 3.243.093.474.000 0,071
2018 Rp 204.418.079.000 Rp 3.228.718.157.000 0,063
TOTL
2019 Rp 175.502.010.000 Rp 2.962.993.701.000 0,059
2020 Rp 108.580.758.000 Rp 2.889.059.738.000 0,038
2021 Rp 101.633.430.000 Rp 2.727.306.841.000 0,037
2016 Rp 1.147.144.922.000 Rp 31.096.539.490.000 0,037
2017 Rp 1.356.115.489.000 Rp 45.683.774.302.000 0,030
2018 Rp 2.073.299.864.000 Rp 59.230.001.239.000 0,035
WIKA
2019 Rp 2.621.015.140.000 Rp 62.110.847.154.000 0,042
2020 Rp 322.342.513.000 Rp 68.109.185.213.000 0,005
2021 Rp 81.433.957.569 Rp 8.928.183.492.920 0,009
2016 Rp 2.155.589.073.419 Rp 61.425.181.722.030 0,035
2017 Rp 4.201.572.490.754 Rp 97.895.760.838.624 0,043
2018 Rp 4.619.567.705.553 Rp 124.391.581.623.636 0,037
WKST
2019 Rp 1.028.898.367.891 Rp 122.589.259.350.571 0,008
2020 -Rp 9.495.726.146.546 Rp 105.588.960.060.005 -0,090
2021 Rp 1.838.733.441.975 Rp 103.601.611.883.340 0,018

91
Lampiran 3: Perhitungan Return On Equity pada tahun 2016-2021

laba bersih setelah pajak


ROE=
total ekuitas

Kode Laba Bersih Setelah


tahun Total Equitas ROE
Perusahaan Pajak

2016 Rp 67.555.000.000 Rp 1.301.225.000.000 0,052


2017 Rp 153.791.000.000 Rp 1.437.127.000.000 0,107
2018 Rp 21.419.000.000 Rp 1.426.793.000.000 0,015
ACST
2019 -Rp1.131.849.000.000 Rp 286.476.000.000 -3,951
2020 -Rp1.337.006.000.000 Rp 324.032.000.000 -4,126
2021 -Rp 686.698.000.000 Rp 1.115.731.000.000 -0,615
2016 Rp 315.108.000.000 Rp 5.442.780.000.000 0,058
2017 Rp 517.059.848.207 Rp 5.869.917.425.997 0,088
2018 Rp 645.029.449.105 Rp 6.285.271.896.258 0,103
ADHI
2019 Rp 665.048.421.529 Rp 6.834.297.680.021 0,097
2020 Rp 23.702.652.447 Rp 5.574.810.447.358 0,004
2021 -Rp 166.187.308.401 Rp 4.856.882.237.222 -0,034
2016 -Rp 386.844.114.943 Rp 758.704.489.572 -0,510
2017 Rp 15.467.633.459 Rp 786.397.677.634 0,020
2018 -Rp 146.308.895.868 Rp 664.387.385.499 -0,220
DGIK
2019 Rp 1.223.668.094 Rp 671.154.631.861 0,002
2020 -Rp 14.968.049.244 Rp 646.077.347.978 -0,023
2021 Rp 7.839.739.771 Rp 651.049.102.284 0,012
2016 Rp 103.385.657.098 Rp 1.024.875.580.398 0,101
2017 Rp 98.311.818.114 Rp 1.113.446.315.856 0,088
2018 Rp 1.898.427.374 Rp 1.094.894.899.777 0,002
IDPR
2019 Rp 3.356.756.177 Rp 1.080.035.239.206 0,003
2020 -Rp 382.162.811.564 Rp 767.601.554.550 -0,498
2021 -Rp 145.542.289.170 Rp 620.575.065.292 -0,235
2016 Rp 101.091.266.970 Rp 1.141.659.803.852 0,089
2017 Rp 153.443.549.305 Rp 1.202.856.795.079 0,128
2018 Rp 117.967.950.221 Rp 1.208.236.923.054 0,098
NRCA
2019 Rp 101.155.011.546 Rp 1.221.164.716.147 0,083
2020 Rp 55.122.851.471 Rp 1.153.155.372.350 0,048
2021 Rp 51.648.101.245 Rp 1.167.089.036.219 0,044

92
Lanjutan Lampian 3

Kode Laba Bersih Setelah


tahun Total Equitas ROE
Perusahaan Pajak

2016 Rp 67.555.000.000 Rp 1.301.225.000.000 0,052


2017 Rp 153.791.000.000 Rp 1.437.127.000.000 0,107
2018 Rp 21.419.000.000 Rp 1.426.793.000.000 0,015
ACST
2019 -Rp1.131.849.000.000 Rp 286.476.000.000 -3,951
2020 -Rp1.337.006.000.000 Rp 324.032.000.000 -4,126
2021 -Rp 686.698.000.000 Rp 1.115.731.000.000 -0,615
2016 Rp 315.108.000.000 Rp 5.442.780.000.000 0,058
2017 Rp 517.059.848.207 Rp 5.869.917.425.997 0,088
2018 Rp 645.029.449.105 Rp 6.285.271.896.258 0,103
ADHI
2019 Rp 665.048.421.529 Rp 6.834.297.680.021 0,097
2020 Rp 23.702.652.447 Rp 5.574.810.447.358 0,004
2021 -Rp 166.187.308.401 Rp 4.856.882.237.222 -0,034
2016 -Rp 386.844.114.943 Rp 758.704.489.572 -0,510
2017 Rp 15.467.633.459 Rp 786.397.677.634 0,020
2018 -Rp 146.308.895.868 Rp 664.387.385.499 -0,220
DGIK
2019 Rp 1.223.668.094 Rp 671.154.631.861 0,002
2020 -Rp 14.968.049.244 Rp 646.077.347.978 -0,023
2021 Rp 7.839.739.771 Rp 651.049.102.284 0,012
2016 Rp 103.385.657.098 Rp 1.024.875.580.398 0,101
2017 Rp 98.311.818.114 Rp 1.113.446.315.856 0,088
2018 Rp 1.898.427.374 Rp 1.094.894.899.777 0,002
IDPR
2019 Rp 3.356.756.177 Rp 1.080.035.239.206 0,003
2020 -Rp 382.162.811.564 Rp 767.601.554.550 -0,498
2021 -Rp 145.542.289.170 Rp 620.575.065.292 -0,235
2016 Rp 101.091.266.970 Rp 1.141.659.803.852 0,089
2017 Rp 153.443.549.305 Rp 1.202.856.795.079 0,128
2018 Rp 117.967.950.221 Rp 1.208.236.923.054 0,098
NRCA
2019 Rp 101.155.011.546 Rp 1.221.164.716.147 0,083
2020 Rp 55.122.851.471 Rp 1.153.155.372.350 0,048
2021 Rp 51.648.101.245 Rp 1.167.089.036.219 0,044

Lampiran 4: Perhitungan Price To Book Value pada tahun 2016-2021

93
harga perlembar saham
PBV =
Book Value per Share
total modal
Books value per share=
nilai buku saham biasa

Kode
HARGA
Perusahaa TAHUN EQUTY SAHAM BEREDAR BVS
SAHAM
n

2016 Rp 1.301.225.000.000 Rp2.820 700.000.000 1858,89


2017 Rp 1.437.127.000.000 Rp2.460 700.000.000 2053,04
2018 Rp 1.426.793.000.000 Rp1.555 700.000.000 2038,28
ACST
2019 Rp 286.476.000.000 Rp970 700.000.000 409,25
2020 Rp 324.032.000.000 Rp468 6.425.160.000 50,43
2021 Rp 1.115.731.000.000 Rp210 12.675.160.000 88,03
2016 Rp 5.442.780.000.000 Rp2.080 3.560.849.376 1528,51
2017 Rp 5.869.917.425.997 Rp1.885 3.560.849.376 1648,46
2018 Rp 6.285.271.896.258 Rp1.585 3.560.849.376 1765,10
ADHI
2019 Rp 6.834.297.680.021 Rp1.175 3.560.849.376 1919,29
2020 Rp 5.574.810.447.358 Rp1.535 3.560.849.376 1565,58
2021 Rp 4.856.882.237.222 Rp895 3.560.849.376 1363,97
2016 Rp 758.704.489.572 Rp55 5.541.165.000 136,92
2017 Rp 786.397.677.634 Rp58 5.541.165.000 141,92
2018 Rp 664.387.385.499 Rp50 5.541.165.000 119,90
DGIK
2019 Rp 671.154.631.861 Rp50 5.541.165.000 121,12
2020 Rp 646.077.347.978 Rp50 5.541.165.000 116,60
2021 Rp 651.049.102.284 Rp197 5.541.165.000 117,49
2016 Rp 1.024.875.580.398 Rp1.120 2.003.000.000 511,67
2017 Rp 1.113.446.315.856 Rp1.050 2.003.000.000 555,89
2018 Rp 1.094.894.899.777 Rp890 2.003.000.000 546,63
IDPR
2019 Rp 1.080.035.239.206 Rp368 2.003.000.000 539,21
2020 Rp 767.601.554.550 Rp214 2.003.000.000 383,23
2021 Rp 620.575.065.292 Rp190 2.003.000.000 309,82
2016 Rp 1.141.659.803.852 Rp330 2.496.257.846 457,35
2017 Rp 1.202.856.795.079 Rp380 2.496.257.846 481,86
2018 Rp 1.208.236.923.054 Rp386 2.496.257.846 484,02
NRCA
2019 Rp 1.221.164.716.147 Rp384 2.496.257.846 489,20
2020 Rp 1.153.155.372.350 Rp378 2.496.257.846 461,95
2021 Rp 1.167.089.036.219 Rp365 2.496.257.846 467,54

Lanjutan lampiran 4

94
2016 Rp 552.582.949.015 Rp1.290 1.275.000.000 433,40 2,98
2017 Rp 619.740.131.472 Rp1.750 1.500.000.000 413,16 4,24
2018 Rp 543.295.495.465 Rp705 1.500.000.000 362,20 1,95
PBSA
2019 Rp 537.848.070.509 Rp700 1.500.000.000 358,57 1,95
2020 Rp 536.015.720.910 Rp595 1.500.000.000 357,34 1,67
2021 Rp 580.998.695.826 Rp990 1.500.000.000 387,33 2,56
2016 Rp 10.778.128.813.138 Rp3.810 6.199.897.354 1738,44 2,19
2017 Rp 14.243.110.484.597 Rp2.640 6.199.897.354 2297,31 1,15
2018 Rp 16.315.611.975.419 Rp1.805 6.199.897.354 2631,59 0,69
PTPP
2019 Rp 9.900.209.996.441 Rp1.585 6.199.897.354 1596,83 0,99
2020 Rp 8.930.605.450.857 Rp1.865 6.199.897.354 1440,44 1,29
2021 Rp 4.173.376.046.302 Rp990 6.199.897.354 673,14 1,47
2016 Rp 3.352.827.079.343 Rp434 4.705.249.440 712,57 0,61
2017 Rp 4.476.834.418.206 Rp515 4.705.249.440 951,46 0,54
2018 Rp 4.385.006.334.887 Rp500 4.705.249.440 931,94 0,54
SSIA
2019 Rp 4.478.179.841.864 Rp655 4.705.249.440 951,74 0,69
2020 Rp 4.231.074.621.473 Rp575 4.705.249.440 899,22 0,64
2021 Rp 4.050.552.753.578 Rp484 4.705.249.440 860,86 0,56
2016 Rp 2.950.559.912.000 Rp765 3.410.000.000 865,27 0,88
2017 Rp 1.010.099.008.000 Rp660 3.410.000.000 296,22 2,23
2018 Rp 1.052.110.737.000 Rp560 3.410.000.000 308,54 1,82
TOTL
2019 Rp 1.076.904.500.000 Rp436 3.410.000.000 315,81 1,38
2020 Rp 1.139.164.028.000 Rp370 3.410.000.000 334,07 1,11
2021 Rp 1.231.884.375.000 Rp316 3.410.000.000 361,26 0,87
2016 Rp 12.498.715.304.000 Rp2.360 8.969.951.372 1393,40 1,69
2017 Rp 14.631.824.613.000 Rp1.550 8.969.951.372 1631,20 0,95
2018 Rp 17.215.314.565.000 Rp1.655 8.969.951.372 1919,22 0,86
WIKA
2019 Rp 19.215.732.987.000 Rp1.990 8.969.951.372 2142,23 0,93
2020 Rp 16.657.425.071.000 Rp1.985 8.969.951.372 1857,03 1,07
2021 Rp 3.447.884.344.237 Rp1.105 8.969.951.372 384,38 2,87
2016 Rp 16.773.218.556.948 Rp2.550 13.573.654.550 1235,72 2,06
2017 Rp 22.754.824.809.495 Rp2.210 13.573.902.600 1676,37 1,32
2018 Rp 28.887.118.750.867 Rp1.680 13.573.902.600 2128,14 0,79
WKST
2019 Rp 29.118.469.188.999 Rp1.485 13.573.902.600 2145,18 0,69
2020 Rp 16.577.554.765.290 Rp1.440 13.573.902.600 1221,28 1,18
2021 Rp 15.461.433.243.830 Rp635 13.573.902.600 1139,06 0,56

Lampiran 5 Perhitungan Kepemilikan Manajerial pada tahun 2016-2021

95

jumlah saham direksi dan komisaris
MGROWN = X 100%
jumlah saham beredar ❑

Kode kepemilikan
tahun saham direksi saham beredar
Perusahaan manajerial

2016 5.600.000 700.000.000 0,008


2017 5.600.000 700.000.000 0,008
2018 5.600.000 700.000.000 0,008
ACST
2019 - 700.000.000 0,000
2020 - 6.425.160.000 0,000
2021 - 12.675.160.000 0,000
2016 181.000 3.560.849.376 0,000
2017 215.000 3.560.849.376 0,000
2018 24.500 3.560.849.376 0,000
ADHI
2019 24.500 3.560.849.376 0,000
2020 24.500 3.560.849.376 0,000
2021 24.500 3.560.849.376 0,000
2016 16.105.900 5.541.165.000 0,003
2017 17.987.500 5.541.165.000 0,003
2018 17.987.500 5.541.165.000 0,003
DGIK
2019 8.476.100 5.541.165.000 0,002
2020 8.476.100 5.541.165.000 0,002
2021 5.200.000 5.541.165.000 0,001
2016 1.665.930.706 2.003.000.000 0,832
2017 1.679.466.206 2.003.000.000 0,838
2018 1.696.283.706 2.003.000.000 0,847
IDPR
2019 1.701.048.106 2.003.000.000 0,849
2020 1.717.531.206 2.003.000.000 0,857
2021 1.749.802.006 2.003.000.000 0,874
2016 168.885.000 2.496.257.846 0,068
2017 168.885.000 2.496.257.846 0,068
2018 168.885.000 2.496.257.846 0,068
NRCA
2019 168.885.000 2.496.257.846 0,068
2020 168.885.000 2.496.257.846 0,068
2021 174.491.900 2.496.257.846 0,070

Lanjutan lampran 5

96
2016 - 1,275,000,000 0,000
2017 - 1.500.000.000 0,000
2018 - 1.500.000.000 0,000
PBSA
2019 - 1.500.000.000 0,000
2020 - 1.500.000.000 0,000
2021 - 1.500.000.000 0,000
2016 - 6.199.897.354 0,000
2017 - 6.199.897.354 0,000
2018 - 6.199.897.354 0,000
PTPP
2019 - 6.199.897.354 0,000
2020 - 6.199.897.354 0,000
2021 - 6.199.897.354 0,000
2016 - 4.705.249.440 0,000
2017 - 4.705.249.440 0,000
2018 - 4.705.249.440 0,000
SSIA
2019 - 4.705.249.440 0,000
2020 - 4.705.249.440 0,000
2021 - 4.705.249.440 0,000
2016 335.663.780 3.410.000.000 0,098
2017 339.608.740 3.410.000.000 0,100
2018 349.705.240 3.410.000.000 0,103
TOTL
2019 357.831.440 3.410.000.000 0,105
2020 362.273.140 3.410.000.000 0,106
2021 363.898.840 3.410.000.000 0,107
2016 799.059 8.969.951.372 0,000
2017 5.107.700 8.969.951.372 0,001
2018 863.900 8.969.951.372 0,000
WIKA
2019 863.900 8.969.951.372 0,000
2020 74.578.000 8.969.951.372 0,008
2021 61.197.600 8.969.951.372 0,007
2016 - 13.573.654.550 0,000
2017 - 13.573.902.600 0,000
2018 - 13.573.902.600 0,000
WKST
2019 - 13.573.902.600 0,000
2020 - 13.573.902.600 0,000
2021   13.573.902.600 0,000

Lampiran 6: nilai rata-rata

Kode ROA ROE PBV


KEPEMILIKA

97
Perusahaa N
n MANAJERIA
ACST -0,098 -1,581 0,005 3,03
ADHI 0,015 0,070 0,000 1,00
DGIK -0,068 -0,146 0,002 0,41
IDPR -0,022 -0,061 0,845 1,39
NRCA 0,046 0,089 0,068 0,78
PBSA 0,081 0,112 0,000 2,56
PTPP 0,026 0,081 0,000 1,26
SSIA 0,035 0,068 0,000 0,60
TOTL 0,061 0,151 0,102 1,48
WIKA 0,030 0,092 0,002 1,10

Lampiran 7: Hasil output SPSS

98
UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 11
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .48634618
Absolute .148
Most Extreme Differences Positive .148
Negative -.145
Kolmogorov-Smirnov Z .492
Asymp. Sig. (2-tailed) .969
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
1 .875a .766 .666 .58129 1.678
a. Predictors: (Constant), KM, ROA, ROE
b. Dependent Variable: PBV

UJI MULTIKOLINOERITAS

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 1.819 .238 7.660 .000
ROA .295 .104 1.179 2.839 .025 .194 5.157
1
ROE -.060 .045 -.562 -1.339 .222 .190 5.273
KM -.014 .008 -.357 -1.835 .109 .885 1.130
a. Dependent Variable: PBV

UJI HETEROSKEDASTISITAS

99
Uji Regresi Linier Berganda Model I

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate

1 .808a .653 .567 .66175

a. Predictors: (Constant), ROE, ROA

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 1.612 .238 6.777 .000
1 ROA .297 .118 1.186 2.509 .036
ROE -.048 .051 -.448 -.947 .371
a. Dependent Variable: PBV

Uji Regresi Linier Berganda Model II

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .902 a
.814 .629 .61237
a. Predictors: (Constant), ROE.KM, ROA, KM, ROE, ROA.KM

100
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 1.807 .255 7.090 .001
ROA .303 .116 1.210 2.612 .048
ROE -.078 .053 -.726 -1.460 .204
1
KM .003 .017 .066 .156 .882
ROA.KM .015 .060 .836 .245 .816
ROE.KM -.002 .022 -.303 -.090 .932
a. Dependent Variable: PBV

Uji t (parsial)

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 1.817 .225 8.086 .000
ROA .302 .106 1.206 2.850 .029
1 ROE -.076 .048 -.712 -1.591 .163
ROA.KM .013 .054 .728 .238 .820
ROE.KM -.002 .020 -.259 -.084 .936
a. Dependent Variable: PBV

Uji F (Uji Simultan)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 8.222 4 2.055 6.546 .022b
1 Residual 1.884 6 .314
Total 10.106 10
a. Dependent Variable: PBV
b. Predictors: (Constant), ROE.KM, ROA, ROE, ROA.KM

101
Uji R2 (Uji Koefisien Determinasi)

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .902 a
.814 .689 .56037
a. Predictors: (Constant), ROE.KM, ROA, ROE, ROA.KM

102

Anda mungkin juga menyukai