Anda di halaman 1dari 142

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

PEMILIHAN GERAI MAKANAN PADA APLIKASI

GRABFOOD DENGAN GAYA HIDUP SEBAGAI

VARIABEL MODERASI PADA PTN

DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Manajemen

(S.M) Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Oleh:

AINUN FADHILLAH ARAS


NIM. 90200117091

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ainun Fadhillah Aras

NIM : 90200117091

Tempat/ Tgl. Lahir : Ujung Pandang, 20 Agustus 1999

Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Alamat : Minasa Upa, Makassar

Judul : Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap


Pemilihan Gerai Makanan pada Aplikasi Grabfood
dengan Gaya Hidup sebagai Variabel Moderasi

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini


benar dan hasil karya sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan

duplikat, tiruan atau dibuat orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi ini dan

gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa 20 Agustus 2021


Penyusun

Ainun Fadhillah Aras


NIM. 902022117091

i
ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahi robbil alamin, Segala Puji Syukur senantiasa penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya kepada hamba-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini

dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa pula kita kirimkan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad saw, yang menjadi suri teladan dan merupakan rahmatan Lil

Alamin yang mengeluarkan manusia dari lumpur jahiliyah, menuju kepada peradaban

yang Islami.

Skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap

Pemilihan Gerai Makanan pada Aplikasi Grabfood dengan Gaya Hidup sebagai

Variabel Moderasi” penulis hadirkan sebagai salah satu prasyarat untuk

menyelesaikan studi strata satu (S1) dan memperoleh gelar Sarjana Manajemen di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya skripsi ini tidak dapat terselesaikan

tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, namun dengan adanya

bantuan moril maupun material dari berbagai dalam Menyusun dan menyelesaikan

skripsi ini. Menyadari akan hal tersebut, maka penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan, bimbingan,

arahan, motivasi, doa serta semangat yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi

ini.

iii
Secara khusus penulis menyampaikan dengan mengucapkan terima kasih

yang tulus kepada ibunda saya Rahayu Karim yang telah melahirkan dan merawat

saya dengan penuh kasih sayang dan juga memberikan semua semangat, kasih

sayang, dan dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan juga

kepada ayah saya H.Muh. Aras Angka, yang telah berjuang membesarkan dan

berjuang dalam perjalanan saya tanpa kondisi apapun. Selain itu, penulis juga

menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada berbagai pihak, diantaranya:

1. Bapak Prof. Dr. Hamdan Juhannis, M.A, Ph.D selaku Rektor

Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, beserta wali rektor I,

II, III, dan IV yang selama ini memberikan bantuan berupa fasilitas selama

menjalani perkuliahan sampai pada tahap akhir.

2. Bapak Prof. Dr. Abustani Ilyas, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam, UIN Alauddin Makassar beserta wakil dekan I, II, III

yang selama ini membantu dalam penyelesaian perkuliahan.

3. Ibu Dr. Hj. Rika Dwi Ayu Parmitasari, S.E., M.Comm selaku Ketua

Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassarm

serta Bapak Muh. Akil Rahman, SE., ME selaku Sekretaris Jurusan

Manajemen.

4. Bapak Dr. Syaharuddin, M.Si. sebagai dosen pembimbing I dan Bapak

Muh. Akil Rahman, SE., ME sebagai dosen pembimbing II yang dengan

sabar memberikan pengarahan, bimbingan, dan saran yang berguna dan

bermanfaat selama tahap penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Dra. Hj. Nuraeni Gani, MM sebagai dosen Penguji I dan Ibu Hj.

Eka Suhartini, SE., M.M. yang juga telah memberikan pengarahan,

iv
bimbingan, sran yang bermanfaat kepada penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini.

6. Segenap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar yang telah memberikan bekal dan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat kepada penulis.

7. Segenap Staf Jurusan dan Pegawai Akademik di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam (UIN) Alauddin Makassar yang telah memberikan pelayanan

yang sangat baik selama penulis melakukan studi dan penyelesaian

skripsi.

8. Kepada saudara sekandung saya Arsyi, Farah, Fadel, Inas dan seluruh

keluarga besar yang telah mensupport saya dan memberikan semangat

dalam penyelesaian tugas akhir.

9. Kepada teman dan sahabat-sahabat saya yang terus Bersama baik suka

maupun duka Diah Nanda Ilyas, Sugi Astarahma, Nabiila, Ayun, Nur

Afiah fahri, Reskiyah, Novianda, Nisa, dan Nurul yang senantiasa

membantu dan memberikan support, pengertian, do’a serta semangat dan

dukungan kepada saya selama proses penyusunan skripsi.

10. Kepada teman seperjuangan saya Difa Oktafiani, Fitri, Kiki, Falah,

Kina, Ainuns, Ayi, Azizah yang dari awal semester sampai akhir

semester yang selalu mengingatkan dan memberikan motivasi dan

semangat yang diberikan selama proses penyelesaian skripsi ini.

11. Seluruh teman-teman jurusan Manajemen Angkatan 2017 terkhusus

Manajemen C, B dan Manajemen Pemasaran B. Terima kasih atas

v
motivasi, keakraban dan persaudaraannya selama penulis menempuh

pendidikan di UIN Alauddin Makassar.

12. Rekan-rekan KKN Angkatan 64 di Kelurahan Tidung, Kecamatan

Rappocini Kota Makassar, Dipa, Kiya, Rhaina, Rahmi, Afifah, Ican,

Asyraf, Rio, Wira, dan Widi. Yang selalu memberikan keceriaan dan

kebahagiaan selama KKN berlangsung dan terima kasih semangatnya.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

bayak memberikan sumbangsih selama menempuh pendidikan ini.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan

rekan-rekan mahasiswa serta pembaca pada umunya. Semoga Allah SWT senantiasa

memberikan rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga ilmu yang telah

didapatkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 20 Agustus 2021


Penyusun

Ainun Fadhillah Aras


NIM. 90200117091

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................................... i

PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xii

ABSTRAK ................................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

a. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

b. Rumusan Masalah ............................................................................................... 13

c. Hipotesis ............................................................................................................. 14

d. Definisi Operasional Variabel.............................................................................. 17

e. Penelitian Terdahulu............................................................................................ 19

f. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 21

g. Manfaat Penelitian............................................................................................... 21

BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................................. 23

vii
a. Teori Perilaku Konsumen (Theory Behaviory) ..................................................... 23

b. Perilaku Konsumen ............................................................................................. 25

c. Kualitas Pelayanan .............................................................................................. 30

d. Keputusan Pembelian .......................................................................................... 34

e. Gaya Hidup ......................................................................................................... 39

f. Keterkaitan Antar variabel .................................................................................. 42

g. Kerangka Pikir .................................................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 45

a. Jenis dan Lokasi Penelitian .................................................................................. 45

b. Pendekatan Penelitian .......................................................................................... 45

c. Populasi dan Sampel .......................................................................................... 46

d. Jenis dan Sumber Data ....................................................................................... 49

e. Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 50

f. Instrumen Penelitian ........................................................................................... 52

g. Metode Analisis Data ......................................................................................... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ............................................. 60

a. Gambaran Umum Perusahaan.............................................................................. 60

b. Sejarah Singkat PT. Grab Indonesia .................................................................... 60

c. Sejarah Singkat Perguruan Tinggi Negeri di Kota Makassar ................................ 67

d. Karakteristik Responden...................................................................................... 74

viii
e. Hasil Uji Kualitas Data ........................................................................................ 77

f. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 80

g. Uji Hipotesis ....................................................................................................... 84

h. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................................. 87

BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 93

a. Kesimpulan ......................................................................................................... 93

b. Keterbatasan Masalah ......................................................................................... 94

c. Saran .................................................................................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 96

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa PTN tahun (2016/2017) ..................................................... 6

Tabel 1.2 Jumlah Mahasiswa PTN tahun (2018/2019) ..................................................... 6

Tabel 1.3 Jumlah Mahasiswa PTN tahun (2020/2021) ...................................................... 7

Tabel 1.4 Hasil Wawancara ............................................................................................ 11

Tabel 1.5 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 19

Tabel 2.1 Jenis Pengambilan Keputusan Pembelian ........................................................ 39

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa PTN tahun 2018 .............................................................. 46

Tabel 3.2 Jumlah Anggota Sampel ................................................................................ 49

Tabel 3.3 Kategori Skala Semantik Diferensial .............................................................. 51

Tabel 3.4 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 52

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..................................................... 75

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 76

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Universitas .......................................... 77

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel X, Y dan Z .......................................................... 78

x
Tabel 4.5 Hasil Uji Realibilitas ....................................................................................... 79

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikoleniaritas ............................................................................. 81

Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 82

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................................... 83

Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi (R2) Sub Struktur I ............................................. 84

Tabel 4.10 Hasil Koefisien Determinasi (R2) Sub Struktur II .......................................... 85

Tabel 4.11 Uji Signifikan Parameter Individu (Uji-t) Sub I ............................................. 86

Tabel 4.12 Uji Signifikan Parameter Individu (Uji-t) Sub II............................................ 86

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia....................................................... 5

Gambar 1.2 Kekuatan dan Kelemahan Grab dan Gojek .................................................. 7

Gambar 1.3 Logo GrabFood ........................................................................................... 9

Gambar 2.1 Kerangka Pikir .......................................................................................... 44

Gambar 3.1Skala Semantik Deferensial ........................................................................ 51

Gambar 4.1 Perubahan Logo GrabFood ........................................................................ 63

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas P-P Plot .................................................................... 80

xii
ABSTRAK

Nama : Ainun Fadhillah Aras


NIM : 90200117091
Judul : Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Pemilihan Gerai
Makanan Pada Aplikasi Grabfood Dengan Gaya Hidup Sebagai
Variabel Moderasi pada PTN di Kota Makassar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan Pengaruh Kualitas


Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian konsumen dengan Gaya Hidup sebagai
variabel moderasi. Objek yang diteliti dalam penelian ini adalah pelanggan pada
aplikasi GrabFood pada Mahasiswa/i Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di kota
Makassar.
Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif. Teknik penarikan sampel dalam
penelitian ini akan dilakukan dengan teknik probability sampling, yaitu teknik
sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Metode penentuan sampel yang digunakan yaitu
proportionate stratified random sampling dan jumlah sampel yang digunakan adalah
yakni 100 responden. Teknik pengambilan data yaitu data primer atau data yang
diambil langsung dari responden melalui kuesioner. Teknik analisis menggunakan
regresi linear sederhana. Pengelolaan data primer menggunakan teknik analisis
Statistical Packege For Social Science (SPSS) versi 22.
Penelitian ini memproleh hasil bahwa Kualitas Pelayanan berpengaruh posistif
dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Berdasarkan hasil analisis
regresi moderasi dengan pendekatan MRA bahwa Gaya Hidup tidak dapat
memoderasi Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian.

Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Keputusan Pembelian, Gaya Hidup

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di zaman modern ini dunia pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah,

dari konsep pemasaran tradisional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor

meningkatnya jumlah pesaing, kecanggihan teknologi dan meningkatnya edukasi

mengenai pemasaran, semakin mempercepat dan memacu para pelaku bisnis dalam

melakukan inovasi pengembangan strategi untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan

harapan konsumen. Pelaku bisnis dituntut untuk harus selalu mengetahui perubahan-

perubahan yang terjadi pada pasar dan mampu menciptakan ide-ide yang kreatif agar

produk yang ditawarkan dapat menarik perhatian konsumen, sehingga apa yang

diinginkan oleh konsumen dapat terpenuhi dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan

konsumen.

Perkembangan dunia menciptakan persaingan yang ketat. Berbagai cara

dilakukan agar dapat memperoleh pelanggan dan mempertahankannya. Salah satu

strategi yang dipakai perusahaan untuk bisa memenangkan persaingan adalah dengan

kualitas layanan yang baik, Pelanggan tertarik membeli sebuah produk atau jasa

karena kualitas layanan yang baik. Menurut Fandy Tjiptono (2016) dalam

Karmansyah, Radami (2020) menyatakan bahwa Kualitas pelayanan adalah tingkat

keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut

untuk memenuhi keinginan pelanggan.

1
2

Berkembangnya perdagangan berbasis online di Indonesia telah merubah

beberapa perilaku konsumen salah satunya adalah kebiasaan berbelanja di pusat

perbelanjaan atau toko sekarang beralih dengan menggunakan media online. Selama

terkoneksi dengan internet, konsumen tidak harus mendatangi toko atau tempat

perbelanjaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkannya, sehingga bisa

menghemat waktu dan biaya. Banyak perusahaan online yang ada di Indonesia, serta

beragam jenis layanan yang ditawarkan membuat para konsumen lebih leluasa dalam

memilih toko online mana yang ingin mereka kunjungi. Banyaknya perusahaan bisnis

online yang ada di Indonesia menyebabkan kompetisi yang ketat untuk menarik

minat untuk berkunjung dan melakukan pembelian melalui situs miliknya.

Banyaknya perusahaan bisnis online yang muncul beberapa tahun belakangan

menunjukkan bahwa pasar di Indonesia sangat potensial. Hal ini disebabkan karena

masyarakat di Indonesia mulai tertarik dan berminat menggunakan layanan belanja

online yang ada.

Teori aksi yang dikemukakan oleh Weber dalam Rahman (2016), teori aksi

ditempatkan ke dalam paradigma volountarisme ini adalah prilaku aktif dan kreatif

serta mempunyai kemampuan memilih dan menilai alternatif tindakan. Dalam hal ini

tindakan manusia ketika memilih makanan pada aplikasi Grabfood tentunya

dipengaruhi oleh beberapa pilihan.

Setiap individu memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan Produk

berupa barang dan jasa yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan
3

keinginan. Perilaku konsumen Akan menentukan proses pengambilan keputusan

dalam pembelian produk atau jasa yang dibutuhkan. Proses tersebut merupakan

sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli

suatu barang atau jasa dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginannya. Bagi

konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan harus

sesuai dengan yang diharapkan sehingga menimbulkan kepuasan. Pengambilan

keputusan oleh pengguna jasa transportasi sangat penting karena setiap kegiatan atau

peristiwa dibutuhkan adanya satu keputusan untuk melalui suatu proses yang

selanjutnya akan menentukan hasil atau output yang akan dicapai adapun indikator

dalam perilaku konsumi mahasiswa yaitu kebutuhan dan keinginan akan menentukan

keputusan dalam menggunakan jasa trasportasi online Grab dengan fitur

GrabFood.Minat Mahasiswa dalam menggunakan Jasa Transportasi Online Grab

dengan fitur GrabFood mempengaruhi Perilaku Konsumsi Mahasiswa di Era Digital

saat ini khususnya Mahasiswa Universitas Negeri Makassar, Universitas Hasanuddin,

dan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Kehadiran Grabdi Kota Makassar sudah menjadi alat bantu aktivitas

masyarakat sehari-hari seperti pengantaran penumpang, pengantaran paket dan

pengantaran makanan, sekarang ini Grabfood sangat diminati masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan dikarenakan adanya pandemi COVID-19 pemerintah telah

memerintahkan masyarakat untuk menjaga jarak fisik dengan berkegiatan dirumah

wor from home (WFH) salah satu kebutuhan pokok yang harus terpenuhi saat berada

di rumah yaitu makanan, maka dari itu layanan pesan antar makanan bisa menjadi

solusi masyarakat yang ingin membeli makanan tanpa harus keluar rumah
4

(Karmansyah, 2020). Menurut Kotler (2008) dalam Putro Widjoyo dkk (2014)

pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu

pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun.

Setiap orang dengan berbagai profesi sangat membutuhkan internet, baik itu

untuk memperoleh informasi, berbagi informasi ataupun untuk keperluan komunikasi

lainnya. jumlah keseluruhan bandwidth dari 12 instansi pemerintah di kota Makassar

adalah 26,5 MBps. Dengan kata lain, ada sekitar 26,5 MBps bandwidth yang telah

disewa oleh pemerintah namun belum dioptimalkan pemanfaatannya. Ketika kita

hitung secara matematika dengan mengasumsikan kebutuhan ideal setiap pengguna

atas bandwidth koneksi internet di Kota Makassar adalah 10 KBps, maka dengan

bandwidth sebesar itu mampu memenuhi kebutuhan internet sebanyak 339 ribu orang

pengguna (26,512 *128/10=339). Hal ini pula berarti bahwa pemerintah dapat

membantu sekitar 339 ribu pengguna internet dalam mengurangi biaya sewa internet

masyarakat Kota Makassar. Rata-rata bandwidth koneksi internet instansi masih

sangat kecil yaitu 1 MB yang hanya mampu memenuhi kebutuhan internet


masyarakat sebanyak 12 orang. Untuk melakukan pemakaian bersama masyarakat

sekitar dibutuhkan peningkatan bandwidth internet sewa agar jumlah masyarakat

yang dapat menggunakan internet tersebut lebih banyak. (Alam Nur, 2014)

Dilihat dari data statistik saat ini menunjukkan bahwa pengguna internet di

Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, menurut survey yang diselenggarakan

Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII). Mengungkapkan bahwa

jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2019-2020 yaitu 196,71 juta jiwa
5

dari total populasi 266,91 juta jiwa penduduk Indonesia. Berikut merupakan gambar

pengguna internet di Indonesia menurut survey dari APJII.

Gambar 1.1

Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia

Sumber : Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia (2019-2020)

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, fenomena m-commerce

mulai populer di kalangan warga Makassar. Saat ini terdapat fenomena menarik

dalam industri jasa layanan antar makanan secara online. Diawali dengan i mobile

commerce berbasis online transportation service, yaitu Grab. Pemilihan Grabfood

pada penelitian ini didasarkan pada pertimbangan sebagai market follower karena

penguasaan pasarnya masih di bawahGofood sedangkan konsumen sendiri

sebenarnya juga bisa memilih Go-food, tetapi kenyataannya masih banyak konsumen

yang memilih layanan Grabfood.GrabFood termasuk aplikasi yang selalu

mengeluarkan promo-promo menarik, selain itu ongkos kirim dari GrabFood lebih
6

terjangkau dibandingkan dengan pesan antar GoFood. Grab memiliki kekuatan dalam

penetapan harga, dan kualitas driver, sedangkan Gojek lebih baik dalam hal

kelengkapan fitur aplikasi dan kecepatan ketika menghadapi kemacetan. Disamping

itu hanya terdapat kelemahan dari grab dan gojek dimata pengguna (membatalkan

pesanan) dan dari sisi aplikasi yang error saat hujan.

Menurut Badan Pusat Statistik (2017), jumlah Mahasiswa pada Perguruan


Tinggi Negeri di Kota Makassar pada tahun 2016/2017 sebanyak 83.517 mahasiswa.
Tabel 1.1

Jumlah Mahasiswa PTN tahun (2016/2017)

No. Perguruan Tinggi Negeri Jumlah Mahasiswa

1. Universitas Hasanuddin 29.516

2. Universitas Negeri Makassar 28.079

3. Universitas Islam Negeri Alauddin 25.922


Total 83.517
Sumber : (BPS) Badan Pusat Statistik 2017

Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (2019), jumlah Mahasiswa pada


Perguruan Tinggi Negeri di Kota Makassar pada tahun 2018/2019 sebanyak 91.723

mahasiswa.

Tabel 1.2

Jumlah Mahasiswa PTN tahun (2018/2019)

No. Perguruan Tinggi Negeri Jumlah Mahasiswa

1. Universitas Hasanuddin 32.819

2. Universitas Negeri Makassar 32.202

3. Universitas Islam Negeri Alauddin 26.702


7

Total 91.723
Sumber : (BPS) Badan Pusat Statistik 2019

Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (2021), jumlah Mahasiswa pada


Perguruan Tinggi Negeri di Kota Makassar pada tahun 2020/2021 sebanyak 97.552
mahasiswa.

Tabel 1.3

Jumlah Mahasiswa PTN tahun (2020/2021)

No. Perguruan Tinggi Negeri Jumlah Mahasiswa

1. Universitas Hasanuddin 34.318

2. Universitas Negeri Makassar 33.702

3. Universitas Islam Negeri Alauddin 29.532


Total 97.552
Sumber : (BPS) Badan Pusat Statistik 2021

Gambar 1.2

Kekuatan dan Kelemahan Grab dan Gojek


8

Sumber : Marketing Communication 2021


Berawal dari layanan transportasi, Grab tersebut kini telah mempunyai

layanan lain seperti pengantaran makanan dan pembayaran yang bisa diakses lewat

aplikasi mobile. Grab merupakan platform pemesanan kendaraan dan pembayaran

mobile terkemuka di Asia Tenggara. Grab mulai memasuki pasar Indonesia pada

bulan Juni tahun 2014. Perkembangan Grab di Indonesia sangat pesat, pada tahun

2017 aplikasi ini telah diunduh sebanyak 68 juta unduhan, Grab juga telah menempuh

jarak 7.452.816.957 km. Di Indonesia, jaringan Grab yang terdiri dari 500.000 agen

membantu masyarakat yang memiliki dan tidak memiliki akses terbatas terhadap

layanan pesan antar makanan untuk memanfaatkan platform GrabFood untuk ambil

bagian dalam revolusi digital.

GrabFood juga terus memperluas kerja samanya dengan merek-merek

makanan dan minuman terkemuka lokal guna menyediakan lebih banyak pilihan

makanan yang dapat memuaskan selera pelanggan yang berbeda-beda. Lebih dari 150

gerai makanan internasional dan nasional seperti McDonald’s, Bonchon, Dominos,

Starbucks, Subway, Krispy Kreme, Burger King, Bakmi GM, Long John Silvers,

Wendy’s, The Coffee Bean & Tea Leaf, HokBen, dan masih banyak lagi, telah

menandatangani kesepakatan kerja sama dengan GrabFood. Selain itu,

jumlah merchant di Kota Makassar telah tumbuh sebanyak 8x dengan lebih dari

80% merchant GrabFood merupakan para pengusaha UMKM.

Saat ini GrabFood telah tersedia di 178 kota di Indonesia dengan volume

pengiriman yang tumbuh hampir 10 kali lipat dalam periode Desember 2017 hingga

Desember 2018.Seiring dengan perkembangan bisnis GrabFood, durasi pesan-antar


9

makanan GrabFood menjadi semakin cepat yaitu sekitar 29 menit. Berdasarkan survei

yang dilakukan oleh Kantar, sebuah perusahaan riset pihak ketiga, para pengguna

GrabFood Indonesia menilai bahwa layanan ini merupakan aplikasi pesan-antar

makanan tercepat nomor satu. Sementara itu data terbaru dari perusahaan riset pasar

pihak ketiga lainnya juga menunjukkan tiga dari empat responden di Jakarta

mengatakan bahwa pengiriman yang cepat adalah alasan mereka menggunakan

layanan GrabFood.
Gambar 1.3

Logo GrabFoood

Sumber : GrabFood via grab.com

GrabFood adalah layanan pesan antar makanan yang dapat di akses dengan

menggunakan aplikasi Grab. GrabFood ini dijalankan oleh driver yang telah

berafiliasi dengan layanan Grab Bike. Banyaknya jumlah driver GrabBike membuat

layanan GrabFood pun semakin cepat.Informasi yang disediakan oleh GrabFood pun

terbilang cukup lengkap yakni, mulai dari kuliner atau restoran terdekat, harga

makanan, jarak tempuh hingga promo-promo menarik. Dengan begitu, pemesanan

dan delivery makanan bisa diproses dengan cepat.


10

Pada awal tahun 2017 Grab hanya memiliki 30% market share dari pasar

layanan transportasi di Indonesia, sementara pesaing lokal Go-Jek menguasai 58%

dari pasar. Pada akhir Juni 2018, Grab menguasai 62% marketshare dari pasar

layanan transportasi online. Selama tahun 2019, Grab menguasai pasar layanan jasa

transportasi di Indonesia dan Vietnam dimana Grab menguasai market share

sebanyak 64% di Indonesia dan 73% di Vietnam. Aplikasi Grab memiliki beberapa

fitur didalamnya salah satunya adalah GrabFood. Layanan GrabFood hadir di

Indonesia sejak tahun 2016. Layanan ini merupakan salah satu layanan jasa pesan

antar makanan yang cukup populer di Indonesia. Hal ini disebabkan karena ekspansi

besar-besaran yang dilakukan oleh Grab termasuk dalam layanan GrabFood.

GrabFood saat ini sangat berkembang dan merambah ke berbagai kota di Indonesia

yang belum terjamah layanan lain seperti di Kupang, Nusa Tenggara Timur

(Adiningsih, 2019) dalam Yuniwati dkk (2018). Fitur GrabFood saat ini banyak

dimanfaatkan oleh para pengguna aplikasi Grab yang tidak memiliki waktu untuk

datang langsung ke rumah makan untuk membeli makanan.

Penelitian yang dilakukan Karmansyah (2020) dengan melakukan wawancara

kepada 30 pengguna layanan Grabfood dari hasil wawancara tersebut peneliti

menemukan beberapa alasan konsumen menggunakan layanan Grabfood saat

pandemi COVID-19, yang ditampilkan pada tabel berikut:


11

Tabel 1.4

Hasil Wawancara

No Indikator ST TS

1 Grab memberikan voucer, diskon untuk layanan grabfoood 18 12

2 Adanya promo gratis ongkir 16 14

3 Pembayaran non tunai 21 9

4 Grab memberikan pelayanan tanpa kontak langsung saat 24 6

pandemi covid-19

Sumber : (Karmansyah, 2020)

Berdasarkan dari tabel prariset di atas dapat dilihat alasan-alasan konsumen

memilih menggunakan layanan Grabfood pada saat pandemi ini, dapat disimpulkan

dari 30 responden yang menyatakan setuju Grab memberikan voucher diskon sebayak

18 responden dengan alasan mendapatkan potongan harga yang lebih murah dari

biasanya. Sebanyak 16 orang menyatakan setuju Grabfood memberikan gratis ongkir

dikarenakan uang yang harus dibayar lebih murah dari tarif normalnya.

Sebanyak 21 responden menyatakan setuju Grabfood memberikan layanan

pembayaran non tunai dengan adanya pembayaran non tunai tentunya konsumen

tidak perlu lagi membayar dengan uang tunai sebagai alat transaksi tentunya akan

sangat membantu menghindari penyebaran COVID-19.

Sebanyak 24 responden menyatakan setuju Grabfood memberikan layanan

tanpa kontak langsung dikarnakan grab memperhatikan keselamatan pelanggan dan

mitra pengiriman, Grab bekerja sama dengan restoran-restoran untuk meningkatkan

standar keamanan untuk layanan pesan-antar makanan yang mencakup prosedur


12

kebersihan dan pengemasan makanan, jadi Grabfood menjadi pilihan utama

konsumen dalam pesan antar makanan pada saat pandemi ini (Karmansyah, 2020).

Grab memberikan vaucer diskon dan gratis ongkir maka dengan adanya

promosi dari Grab tentunya konsumen lebih tertarik menggunakan jasa Grabfood,

dengan adanya Grabfood lebih memudahkan konsumen dalam memesan makanan

tanpa harus mengantri lama tentunya lebih menghemat waktu dan lebih menjamin

keselamat konsumen dari penyebaran COVID-19.

Dari uraian diatas dapat diketahui beberapa faktor penting yang harus

diberikan Grab untukmemberikan kemudahan layanan kepada kosnsumen seperti,

dengan pelayanan dan promosi yang diberikan oleh Grabfood, pelanggan

memperoleh banyak kemudahan, dan dengan adanya hal ini penulis ingin

membuktikan benar tidaknya suatu perusahaan bahwa layanan Grabfood tentunya

akan sangat membantu konsumen dalam membeli makanan, konsumen pun dengan

mudahnya bisa memelilih restoran pilihannya tanpa harus keluar rumah, dengan

adanya layanan Grabfood konsumen akan lebih menghemat waktu karena makanan

yang dipesan akan diantar dengan cepat konsumen tidak perlu khawatir akan

kelaparan, dengan adanya layanan Grabfood konsumen tidak perlu khawatir akan

keamanan makanan yang dipesan oleh konsumen karena Grabfood merupakan

layanan makanan terpercaya karena kualitas makanan yang dantar akan tetap terjaga

dan konsumen bisa memantau pesanan melalui GPS (Global Positioning System) hp

konsumen dari layanan Grabfood tersebut tentunya menjadi alasan utama bagi

konsumen dalam menggunakan layanan Grabfood.


13

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan bahwa

kegiatan belanja online yaitu salah satunya penggunaan GrabFood semakin di minati

oleh masyarakat terkhusus di Kota Makassar. Meningkatnya kegiatan tersebut

tentunya juga membawa fenomena kualitas pelayanan dalam pemilihan gerai

makanan yang dilakukan oleh konsumen. Pada mulanya kegiatan pemilihan makanan

pada gerai dilakukan secara langsung. namun seiring dengan perkembangan zaman

hampir semua kegiatan dilakukan secara online. Pemilihan makanan juga biasa

dipengaruhi oleh trend yang terjadi di masyarakat, trend inilah yang mempengaruhi

gaya hidup seseorang. Gaya hidup yang tinggi diiringi dengan ketersediaan pelayanan

yang baik, jika kualitas pelayanan semakin tinggi maka akan berdampak terhadap

keputusan konsumen.

Kualitas pelayanan dan gaya hidup erat kaitannya dengan keputusan

konsumen, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Pemilihan Gerai Makanan

Pada Aplikasi GrabfoodDengan Gaya Hidup Sebagai Variabel Moderasi”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah Kualitas Pelayanan memiliki pengaruh terhadap Pemilihan Gerai

Makanan pada Aplikasi GrabFood?

2. Apakah Gaya Hidup dapat memoderasi pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap

Pemilihan Gerai Makanan ?


14

C. Hipotesis

Menurut James E. Greighton dalam Martono (2014), hipotesis

merupakan sebuah dugaan tentatif atau sementara yang memprediksi situasi

yang akan diamati. Hipotesis merupakan pernyataan peneliti tentang

hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian. Maka penulis memiliki

hipotesis sebagai berikut:


1. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap pemilihan gerai (keputusan

pembelian konsumen).

Cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh pengulangan respon

sesuai harapan adalah dengan member dorongan alami untuk mengendalikan

konsumen, sementara ia tak menyadari bahwa telah berada di bawah kendali

dorongan eksternal. Kualitas pelayanan berperan sebagai dorongan yang

dianggap berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen karena

konsumen secara langsung dapat menemukan dan mengamati kualitas pelaya

pada aplikasi Grabfood, sehingga memengaruhi dan membantu pertimbangan

mereka saat melakukan kegiatan perencanaan pembelian produk sebagai

respons atas dorongan tersebut.

Kualitas pelayanan adalah segala bentuk pelayanan yang dilakukan

oleh seseorang atau penyelenggara jasa secara maksimal dengan segala

keunggulan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

(Putro 2014).

Menurut Sinaga (2017) pelayanan terhadap konsumen mempunyai

pengaruh yang dominan dalam kegiatan usaha suatu perusahaan. Apabila


15

pelayanan terhadap konsumen tidak dilaksanakan dengan baik, akan

mengakibatkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan akan berkurang

dan konsumen akan berusaha mencari perusahaan lain yang memberikan

pelayanan yang lebih memuaskan.

Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli

suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak adanya membeli

produk itu dengan mempertimbangkan informasi-informasi yang ia ketahui

dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya.Sinaga (2017)

H1 : Diduga terdapat pengaruh secara positif dan signifikan Kualitas

Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

2. Pengaruh gaya hidup dalam memoderasipenerapan kualitas

pelayananterhadap keputusan pembelian konsumen

Kualitas pelayanan dalam belanja online dianggap menghadirkan

pengaruh gaya hidup konsumen. Perasaan tersebut dapat lebih cepat timbul

apabila mereka melihat gaya hidup masyarakat positif terhadap produk yang

di beli, sehingga mampu membentuk keputusan pembelian konsumen.

Gaya hidup menunjukan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka

membelanjakan uang dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu

mereka.Dimensi gaya hidup merupakan pengklasifikasian konsumen

berdasarkan AIO (Activities), (Interest), dan (Opinion). Silvya (2009)

Tindakan dari konsumen untuk membeli atau tidak terhadap produk

dipengaruhi oleh berbagai faktor, beberapa diantaranya adalah gaya hidup

dan kualitas pelayanan suatu produk. Selain gaya hidup persepsi konsumen
16

juga dapat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang diberikan kepada

konsumen. Lestari (2017).

H2 : Diduga Gaya Hidup mampu memoderasi pengaruh Kualitas

Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian


17

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian. Dari penelitian ini terdiri dari variabel Independen (X), variabel Moderasi

(Z) dan variabel Dependen (Y) dalam Puspita Aprilia (2020). Diantaranya :

a. Kualitas Layanan (X)

Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang

berbeda akan mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa definisi

yang dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara

penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen sebagai berikut:

1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan

pelanggan.

2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan

3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.

Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang

dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen, (Putro

Widjoyo, 2014). Faktor ini dibentuk oleh variabel-variabel sebagai berikut:

aplikasi mudah untuk digunakan, pengiriman lebih cepat dibanding dengan

pesan antar konvensional/layanan pesan antar yang disediakan oleh pihak

restoran, bisa membayar melalui OVO, jumlah mitra pengemudi banyak dan

tersebar di berbagai daerah, pelayanan memuaskan, mitra pengemudi cepat

tanggap dan ramah, dan lebih nyaman memilih menu makan di rumah karena
18

tidak diburu waktu. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan konsumen

memilih gerai makanan melalui aplikasi GrabFood ditentukan oleh kualitas

layanan dan aplikasi (Puspita & Aprilia, 2020)

b. Gaya Hidup (Z)

Gaya hidup adalah adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam

rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang

lain. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai seseorang dalam

bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu.

Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya

hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang

lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan

image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang sangat berperan

dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya (Sugihartati, 2010) dalam

Fatharani dkk (2013). Faktor ini dibentuk oleh variabel-variabel sebagai

berikut: GrabFood merupakan suatu kebutuhan, menggunakan layanan

GrabFood karena tren, menggunakan GrabFood karena gaya hidup dan

menggunakan layanan GrabFood karena melihat iklan (melalui youtube, papan

iklan, instagram dan lain-lain).

c. Keputusan Pembelian (Y)

Menurut Kotler (2005) dalam Siti (2017), “Keputusan pembelian adalah

Suatu tahap dimana konsumen telah memiliki pilihan dan siap untuk melakukan

pembelian atau pertukaran antara uang dan janji untuk membayar dengan hak
19

kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa”. Kotler (2005) dalam

Siti (2017) juga menjelaskan yang dimaksud dengan keputusan pembelian adalah

suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan

kebutuhan dan keinginan hingga perilaku setelah pembelian.Diketahui bahwa

konsumen memilih gerai makanan melalui aplikasi GrabFood karena banyak

promo yang diadakan oleh pihak GrabFood. Pada umumnya, pelajar/mahasiswa

memiliki uang saku per bulan yang terbatas, sehingga membuat para responden

yang berada di usia tersebut senang mencari promo atau diskon untuk menghemat

pengeluaran. Sedangkan konsumen tidak setuju dalam menggunakan layanan

GrabFood karena tren.

E. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Pengaruh

Kualitas Pelayanan dan Aplikasi Terhadap Pemilihan Gerai Makanan pada

Aplikasi GrabFood dengan Faktor Gaya Hidup.

Tabel 1.5

Penelitian Terdahulu

No
Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
1.
Pengaruh Gaya Hidup dan
Hasil dari penelitian ini
Sikap Konsumen Terhadap
Andryani Lestari menunjukkan bahwa gaya hidup
Keputusan Pembelian
(2017) dan sikap konsumen berpengaruh
Produk Secara Online di
terhadap keputusan pembelian.
Kota Makassar
20

2.

Hasil peneliatian yang didapat


Analisis Faktor Yang
oleh peneliti adalah faktor-faktor
Mempengaruhi Keputusan
Maya Yulia yang mempengaruhi keputusan
Konsumen Dalam
Andriani (2019) anak kos dalam menggunakan jasa
Menggunakan Jasa
grab adalah berasal dari faktor
Grab Online
persepsi dan gaya hidup

3.
Meilina Pengaruh Kualitas Produk
Hasil penelitian menunjukan
Boediono, Sonata dan Kualitas Layanan
kualitas produk dan kualitas
Christian, Dewi terhadap Keputusan
layanan berpengaruh signifikan
Mustikasari Pembelian Konsumen
terhadap keputusan pembelian.
Immanuel (2018) Sealantwax
4.
Analisis Pengaruh Produk Hasil penelitian ini menunjukkan

Halal dan Kualitas bahwa produk halal pada

Ahmad Fajar Layanan terhadap Minat pengolahan data responden


Syaiful Khamid Beli Makanan dan Gofood menunjukan bahwa

(2020) Minuman dengan Gaya produk halal berpengaruh positif

Hidup Sebagai Variabel tapi tidak signifikan terhadap

Moderating minat beli.


5.
Pengaruh Kualitas Dari hasil penelitian yang

Yeti Octavia Pelayanan Jasa Kuir diperoleh bahwa kualitas

(2020) GrabFood terhadap pelayanan jasa kurir GrabFood

Kepuasan Pelanggan pada berpengaruh secara signifikan


21

Karyawan Puskesmas terhadap kepuasan pelanggan

Basuki Rahmad Kota pada karyawan puskesmas Basuki

Bengkulu Rahmad Kota Bengkulu


6.
Pengaruh Harga, Berdasarkan hasil penelitian

Kualitas Pelayanan dan bahwa variabel pelayanan

Irham Hafidz Promosi terhadap merupakan variabel dominan yang

(2018) Keputusan Konsumen mempengaruhi keputusan

dalam Memilih Grab Bike pembelian pada jasa transportasi

di Kota Malang online Grab Bike di Kota Malang

Sumber : Data Diolah, 2021

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk Mengetahui pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Pemilihan Gerai

Makanan pada Aplikasi GrabFood.

2. Untuk Mengetahui apakah Kualitas Pelayanan dapat dimoderasi oleh Gaya

Hidup.

G. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak

terkait antara lain:


22

1. Institusi (Perusahaan)

Untuk membantu informasi bagi perusahaan mengenai pengaruh kualitas

produk, kualitas pelayanan, dan harga terhadap keputusan konsumen untuk di

masa yang akan datang.

2. Publik

Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memahami

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.

3. Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan referensi

perpustakaan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

keputusan pembelian.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Teori Behaviorisme

Abad 19 dan abad 20 Ivan Petrovich Pavlo bereksperimen dan melahirkan teori

behaviorisme yang biasa disebut juga sebagai associationism theory. Dari teori
tersebut ditemukan bahwa ternyata manusia bisa dikendalikan melalui suatu strategi

untuk membentuk stimulus alami yang tepat agar memperoleh pengulangan respon

yang diharapkan, sementara ia tidak menyadari bahwa telah berada di bawah kendali

stimulus eksternal tersebut.

Teori ini pada prinsipnya membahas tentang hakikat belajar yang berhubungan

dengan tingkah laku serta perilaku seseorang sebagaimana tercantum dalam Nurpati

(2015). Pengukuran hasil belajar berasal atas dasar tingkah laku seseorang yang

mengalami atau tidak mengalami perubahan artinya terjadi modifikasi dan pembaruan

tingkah laku tersebut. Hasil dari proses modifikasi dan pembaruan tingkah laku

berkembang menjadi lebih baik lagi dapat disebut tingkah laku. Dalam hal ini

perubahan tersebut berarti perubahan secara menyeluruh padanya.

Perkembangan perilaku pada diri seseorang dibahs dalam teori ini yang bias

dilakukan pengukuran, pengamatan, dan menjadi hasil dari respon terhadap stimulus

atau rangsangan. Tanggapan sesorang terhadap suatu rangsangan bisa diteguhkan lagi

melalui loloh balik yang bersifat positif maupun yang sifatnya negative mengenai

harapan terhadap konsisi perilaku seseorang. Kemudian teori behaviorisme

mengalami perkembangan dalam perspektif psikologi belajar yang memengaruhi

23
24

pendidikan dalam hal penerapan maupun teori serta yang menekan pada

pembentukan tingkah laku seseorang sebagai akibat dilakukan pembelajaran.

Teori behaviorisme menganalisis tingkah laku seseorang yang berhubungan

disebut sebagai teori belajar yang merupakan upaya individu dengan tujuan

mendapatkan pembaruan perilaku mereka yang menjadi wujud atas perolehan

pengalaman dalam melakukan interaksi pada lingkungannya. Teori ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana factor lingkungan bisa mengendalikan perilaku, dan

tidak mempermasalahkan tentang baik buruknya rasional atau emosi sesorang.

Dalam membentuk dan mengembangkan perilaku seseorang salah satu hal yang

memberikan pengaruh yaitu factor lingkungan baik social, psikologis, maupun fisik,

terkandung di dalamnya yaitu kegiatan transaksi pembelian. Semua hal itu dikaitkan

dnegan lingkungan, manusia juga bergantung dengan lingkungan dan tidak dapat

terlepaskan.

Pengaruh lingkungan terhadap individu dalam berperilaku sangat kuat. Perilaku

dapat berupa tanggapan, reaksi, atau gerakan dari seseorang ataupun hasil dari

pengaruh lingkungannya. Atas dasar teori yang disebutkan, dipahami peranan

lingkungan turut membeir kontribusi pada tingkah laku seseorang. Sudut pandang

pemasaran melihat lingkungan organisasi maupun pemasaran memiliki dorongan

eksternal yang memengaruhi kemampuan manajemen pemasaran dalam

mempertahankan hubungan baik dengan konsumen yang ditargetkannya.

Pengamatan secara berkelanjutan serta penyesuaiana dengan lingkungan harus

dilakukan oleh organisasi atau perusahaan karena sifatnya yang senantiasa berubah

dan kompleks. Perusahaan bisa menyesuaikan strateginya dengan memahami dan


25

mempelajari lingkungan agar dapat memanfaatkan peluang pasar baru maupun

memenuhi tantangan yang dihadapi, kemudian untuk memperoleh keterlibatan

konsumen mereka bisa membangun motifnya dengan baik.

Menurut Engel et al (2010) dalam Nofri dkk (2019) menyatakan bahwa

perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului

dan menyusul dari tindakan ini. Maka terciptanya keputusan pembelian, terlebih

dahulu didasari dengan pencarian informasi-informasi menyangkut produk tersebut,

apabila sesuai dengan yang diinginkan konsumen maka akan terdapat keputusan

pembelian, kemudian berujung pada penggunaan produk yang juga berdampak pada

kepuasan pelanggan.

B. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah keterlibatan seseorang secara langsung untuk

memperoleh dan memakai produk, termasuk proses mengambil keputusan,

menyiapkan dan menentukan kegiatan itu. Konsumen merupakan objek yang paling

penting dalam sebuah usaha, setiap bisnis yang dijalankan pasti menginginkan

konsumen sebanyak-banyaknya dan yang tak kalah penting yaitu loyalitas atau

kesetiaan dari konsumen. Tanpa adanya konsumen, usaha tidak akan mungkin

bertahan lama, kecuali memang usaha itu dijalankan bukan dengan menjual barang

ataupun jasa atau usaha tersebut dilakukan secara non komersial. Konsumen adalah

orang, individu atau badan usaha, organisasi yang menggunakan produk dan jasa

untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagaimana dimuat dalam Undang-Undang Nomor


26

8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen menyebutkan bahwa konsumen adalah

setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak

untuk diperdagangkan.

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Nofri (2008) menyatakan bahwa,

perilaku adalah suatu kegiatan dan aktifitas organisme yang bersangkutan, baik

aktifitas yang dapat diamati atau yang tidak dapat diamati oleh orang lain. Manusia

berperilaku atau beraktifitas karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan.

Dengan adanya kebutuhan akan muncul motivasi ataupenggerak. Sehingga individu

itu akan beraktifitas untuk mencapai tujuan dan mengalami kepuasan. Seorang ahli

psikolog Skinner (1983) dalam Nofri (2008) mengatakan bahwa perilaku adalah

respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus. Teori Skinner disebut teori S-O-R

(stimulus-organism-response). Ada dua jenis respon menurut teori S-O-R yaitu

respondent respon dan operant respon. Yang pertama adalah Respondent respon

merupakan respons yang ditimbulkan oleh stimulus tertentu dan menimbulkan

respons yang relatif tetap. Sedangkan yang kedua yakni Operant respon, yang

merupakan respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli yang

lain.

Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Setiadi dalam Nofri (2008)

menyatakan bahwa, untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi

pemasaran yang tepat, kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan

mereka rasakan (afeksi), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan serta dimana

(kejadian disekitar) yang mempengaruhi Okta Nofri, Andi Hafifah 116 serta

dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan konsumen tersebut.
27

The American Marketing Associaton (1995) dalam Peter dan Olson (2010)

mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “The dynamic interaction of affect and

cognition, behavior and environmental events by which human beings conduct the

exchange aspect of their lives”, artinya perilaku konsumen didefinisikan sebagai

interaksi dinamis antara afeksi, kognisi, perilaku, dan lingkungannya di mana

manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Sedangkan menurut

Engel et al (2010) dalam Nofri dkk (2018) perilaku konsumen adalah tindakan yang

langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan

jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul dari tindakan ini.

Dalam penelitian ini yang berorientasi pada perusahaan yang menyediakan

layanan jasa berupa ojek dan yang lainnya, konsumen mengambil peranan yang lebih

besar jika dibandingkan dengan perusahaan lain seperti perusahaan manufaktur, retail

dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lovelock dan Wright (2002) yang

menyatakan bahwa salah satu karakteristik jasa, dalam proses produksi jasa

konsumen memiliki peran yang lebih besar untuk turut serta pengolahnya

dibandingkan dengan produk barang fisik. Kemudian karakteristik selanjutnya yang

berkaitan dengan konsumen menurut Lovelock dan Wright (2002) adalah produk jasa

tertentu sulit dievaluasi oleh konsumen. Jadi, sebagai perusahaan yang menyediakan

layanan jasa, perusahaan harus meningkatkan kepekaan akan apa yang akan dirasakan

oleh konsumen atas pelayanan yang telah diberikan. Apakah pelayanan yang

diberikan sudah baik dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Dalam penelitian ini, peneliti menguji perilaku dari sebagian dari konsumen

GrabFood dari penggunaan aplikasi GRAB yaitu generasi milenial di kota Makassar

yang bisa dikatakan menjadi pelanggan setianya. Untuk mengetahui bagaimana


28

ketergantungannya seorang konsumen, perlu dipahami terlebih dahulu pola pikir dari

konsumen. Orang yang terlalu bergantung akan suatu barang atau jasa dari suatu

produsen tertentu disebut sebagai perilaku konsumtif. Sesuai dengan Effendi (2016)

yang menyatakan bahwa konsumtif adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan

berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada

skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah.

Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan naluri manusia.

Sejak kecil, bahkan ketika baru lahir, manusia sudah menyatakan keinginan untuk

memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara, misalnya dengan menangis untuk

menunjukkan bahwa seorang bayi lapar dan minum susu dari ibunya, semakin besar

dan akhirnya dewasa, keinginan dan kebutuhan seorang manusia akan terus

meningkat dan mencapai puncaknya pada usia tertentu untuk seterusnya menurun

hingga seseorang meninggal dunia. Teori perilaku konsumen (consumer behavior)

mempelajari bagaimana manusia memilih di antara berbagai pilihan yang

dihadapinya dengan memanfaatkan sumberdaya (resource) yang dimilikinya. Dalam

hal ini dijelaskan pada ayat berikut.

Al-Israa’ : 29

ِ ‫ط َها ُك َّل ْالبَس‬


ُ ‫ْط فَتَ ْقعُدَ َملُ ْو ًما َّم ْح‬
‫س ْو ًرا‬ ْ ‫س‬ ُ ‫َو ََل تَ ْجعَ ْل يَدَكَ َم ْغلُ ْولَةً ا ِٰلى‬
ُ ‫عنُقِكَ َو ََل تَ ْب‬
Terjemahnya:

Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah
kamu terlalu mengulurkannya[852] Karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.

Maksudnya:
29

jangan kamu terlalu kikir, dan jangan pula terlalu Pemurah. Kemudian Allah

SWT menjelaskan cara-cara yang baik dalam membelanjakan harta, yaitu Allah SWT

melarang orang menjadikan tangannya terbelenggu pada leher. Ungkapan ini adalah

lazim dipergunakan oleh orang-orang Arab, yang berarti larangan berlaku bakhil.

Allah melarang orang-orang yang bakhil, sehingga enggan memberikan harta kepada

orang lain, walaupun sedikit. Sebaliknya Allah juga melarang orang yang terlalu

mengulurkan tangan, ungkapan serupa ini berarti melarang orang yang berlaku boros

membelanjakan harta, sehingga belanja yang dihamburkannya melebihi kemampuan

yang dimilikinya. Akibat orang yang semacam itu akan menjadi tercela, dan

dicemoohkan oleh handai-tolan serta kerabatnya dan menjadi orang yang menyesal

karena kebiasaannya itu akan mengakibatkan dia tidak mempunyai apaapa. Dari ayat

ini dapat dipahami bahwa cara yang baik dalam membelanjakan harta ialah

membelanjakannya dengan cara yang layak dan wajar, tidak terlalu bakhil dan tidak

terlalu boros.

Perilaku konsumen adalah suatu proses atau kegiatan dimana seseorang

berhubungan atau berkaitan langsung dengan pencarian, pemilihan, pembelian,

penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan

keinginan (Nofri, dkk 2019). Dalam penelitian ini keterkaitan Kualitas Pelayanan

terhadap Keputusan pembelian sejalan dengan teori perilaku konsumen, dimana para

konsumen dalam melakukan pencarian, pemilihan, serta pembelian suatu produk

terlebih dahulu melakukan evaluasi/review terhadap produk tersebut. Ketika

konsumen mendapatkan review yang baik, maka akan meningkatkan kepercayaan


30

konsumen terhadap suatu produk, yang pada akhirnya konsumen mendapatkan

keputusan untuk membeli suatu produk tersebut.

C. Kualitas pelayanan

Kualitas Layanan Menurut Kotler (2002) dalam Brahmana (2014) definisi

pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu

pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan

pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada

konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi

pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang

bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang

lebih sering. Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang

berbeda akan mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang

dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara

penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen sebagai berikut:

1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan pelanggan.

2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.

3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.

Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan

oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini
31

diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa

kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan

melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen.

Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan

persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata di terima atau peroleh

dengan pelayanan yang sesungguhnya di harapkan atau inginkan terhadap atribut-

atribut pelayanan suatu perusahaan. Hubungan antara produsen dan konsumen

menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan purna jual, kekal abadi

melampaui masa kepemilikan produk. Perusahaan menganggap konsumen sebagai

raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat dari konsumen tersebut akan

memberikan keuntungan kepada perusahaan agar dapat terus hidup. Menurut

Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2009) berpendapat bahwa kepuasan konsumen

dipengaruhi oleh kualitas layanan yang diberikan oleh sebuah perusahaan. Terdapat

lima dimensi kualitas layanan, yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance,

dan emphaty.

a. Tangibles / Bukti langsung

Tangibles meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan tata letak

ruangan, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan,

kelengkapan peralatan komunikasi, dan penampilan karyawan.

b. Reliability / Keandalan
32

Reliability yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang

dijanjikan. Pelayanan yang dijanjikan seperti memberikan informasi secara tepat,

membantu untuk menyelesaikan masalah, dan memberikan pelayanan secara handal.

c. Responsiveness / Ketanggapan

Responsiveness yaitu kesediaan karyawan untuk membantu konsumen dan

memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi kesigapan dalam

melayani konsumen, kecepatan menangani transaksi, dan penanganan keluhan-

keluhan konsumen.

d. Assurance / Jaminan

Assurance , meliputi pengetahuan karyawan terhadap produk secara tepat,

kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberi pelayanan,

ketrampilan dalam memberi informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan,

dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.

e. Emphaty / Empati

Emphaty yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada

konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan

untuk berkomunikasi dengan konsumen, dan usaha perusahaan untuk memahami

keinginan dan kebutuhan konsumennya.

Kualitas Pelayanan dalam perspektif Islam terkait dengan judul subbab di atas,

Allah berfirman dalam Alqur’an Surah Al-Baqarah Ayat 267 sebagai berikut :
33

ِ ‫س ْبت ُ ْم َو ِم َّما أ َ ْخ َرجْ نَا لَكُ ْم ِمنَ ْال َ ْر‬


‫ض ۖ َو ََل تَيَ َّم ُموا‬ َ ‫ت َما َك‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أ َ ْن ِفقُوا ِم ْن‬
ِ ‫طيِبَا‬
‫ي َح ِميد‬
ٌّ ِ‫غن‬ َ َّ ‫علَ ُموا أ َ َّن‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫آخذِي ِه ِإ ََّل أ َ ْن ت ُ ْغ ِم‬
ْ ‫ضوا فِي ِه ۚ َوا‬ َ ‫ْال َخ ِب‬
ِ ‫يث ِم ْنهُ ت ُ ْن ِفقُونَ َولَ ْست ُ ْم ِب‬

Terjemahnya :

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk
kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji.(QS, Al-Baqarah (2) : 267) (Departement Agama RI, 2020)

Tafsir menurut Quraish-ShihabAyat tersebut menegaskan bahwa Islam sangat

memerhatikan sebuah pelayanan yang berkualitas, memberikan yang baik, dan bukan

yang burukyang artinya “berinfaklah dari hasil kerja kalian yang baik-baik dan hasil

bumi yang kalian dapatkan seperti pertanian, tambang dan sebagainya. Janganlah

kalian sengaja berinfak dengan yang buruk-buruk. Padahal kalian sendiri, kalau

diberikan yang buruk seperti itu, akan mengambilnya dengan memancingkan mata

seakan tidak ingin memandang keburukannya. Ketahuilah Allah tidak membutuhkan

sedekah kalian. Dia berhak untuk dipuji karena kemanfaatan dan kebaikan yang telah

ditunjuki-Nya.

Thorik G dan Utus H (2006) dalam Sunardi (2014) menjelaskan bahwa

pelayanan yang berkualitas bukan hanya mengantar atau melayani melainkan juga

mengerti, memahami, dan merasakan. Dengan demikian maka penyampaian akan

sampai pada heart share dan memperkokoh posisi di dalam mind share konsumen.

Adanya kedua unsur tersebut, tentu loyalitas konsumen semakin kokoh pula.
34

D. Keputusan Pembelian

Keputusan Pembelian adalah usaha untuk menyediakan dan menyampaikan

barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu

serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat yang nantinya akan

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk barang atau

jasa. Menurut Kotler dan Keller, (2012) dalam Christina Dora (2019) Proses

keputusan pembelian merupakan proses dimana konsumen melewati lima tahap yaitu

pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi informasi, keputusan pembelian,

dan perilaku pasca pembelian, yang dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan

dan memiliki dampak yang lama setelah itu. Inti dari pengambilan keputusan

konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan

untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu

diantaranya (Sangadji dan Sopiah, 2018) dalam Christina Dora (2019).

Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa keputusan pembelian

adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk.

Dengan kata lain pengambilan keputusan konsumen merupakan suatu proses

pemilihan salah satu dari beberapa alternatif. Keputusan untuk membeli dapat

mengarah pada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut dilakukan.

Perilaku pembelian online adalah proses konsumen dalam melakukan

pembelian produk dan jasa melalui internet. Pembelian secara online telah menjadi

alternatif untuk melakukan pembelian barang atau jasa (Harahap dan Amanah ,2018).

Menurut Kim, Ferrin & Rao (2008) dalam Marcella (2020) terdapat beberapa faktor

yang memengaruhi perilaku pembelian online konsumen:


35

1. Persepsi manfaat Persepsi manfaat merupakan keyakinan konsumen tentang

belanja online untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik pada transaksi online.

Selain itu manfaatnya adalah penghematan waktu, karena bagi konsumen yang

sibuk dengan pekerjaanya sehingga tidak dapat belanja di tempat, maka

konsumen dapat secara langsung belanja melalui website online.

2. Persepsi risiko Risiko yang dirasakan konsumen akan memengaruhi keputusan

pembelian online, karena bagi konsumen yang melakukan transaksi online dapat

enggan membeli di web karena risiko yang lebih besar jika dibandingkan dengan

pembelian secara langsung di tempat.

Ryu dan Han (2010) dalam Sentoso (2019) dalam penelitiannya terhadap

Quick-Casual Retaurants di Korea menyatakan bahwa kualitas makanan telah

menjadi bagian mendasar dari keseluruhan pengalaman di restoran, sehingga kualitas

makanan dapat digambarkan sebagai aspek penting yang mempengaruhi pengalaman

dalam membeli makanan. Wijaya (2017) dalam penelitiannya pada Restoran

Yoshinoya di Galaxy Mall Surabaya juga mengemukakan hal yang sama bahwa

kualitas makanan sudah diterima secara umum sebagai salah satu faktor yang

mendasar dari keseluruhan pengalaman di restoran. Selanjutnya, penelitian

sebelumnya telah membuktikan dan mendukung pernyataan tentang kualitas makanan

memiliki peran penting dalam bisnis restoran dan kualitas makanan memiliki

hubungan positif dengan kepuasan (Ryu & Han, 2010). Kepuasan yang dialami

konsumen dapat menjadi tolok ukur bagi perilaku pembeli pasca pembelian. Pembeli

yang merasa puas akan cenderung melakukan pembelian kembali di masa depan

(Kotler & Keller 2016). Selain itu Ryu dan Han, 2010 dalam Sentoso (2019)
36

mengemukakan bahwa harga merupakan anteseden mendasar dari kepuasan

pelanggan dan mengklaim bahwa proses pembentukan kepuasan dibentuk dengan

memasukkan persepsi harga ke dalam kerangka penelitian. Persepsi pelanggan

tentang harga yang wajar menjadi salah satu hal yang mempengaruhi harapan akan

kualitas (yaitu kualitas makanan, layanan, dan lingkungan fisik) yang selanjutnya

berdampak pada kepuasan mereka (Ryu & Han, 2010). Levy dan Weitz, (2012)

mendokumentasikan bahwa perusahaan harus mempertahankan pelanggan setia yang

bersedia membayar harga tinggi bahkan untuk merek favorit mereka dan tidak

membeli produk murahan. Wickliffe dan Pysarchik (2001) dalam Sentoso (2019)

berpendapat bahwa harga adalah faktor penting untuk keputusan pembelian

pelanggan. Lee et al (2010) mengamati bagaimana persepsi konsumen tentang

keadilan harga mempengaruhi keputusan pembelian mereka dan menyimpulkan

bahwa ia memiliki prediktor yang kuat bagi konsumen.

Dalam Islam, proses pengambilan keputusan ini diterangkan dalam beberapa

ayat Al-Qur’an yang lebih bersifat umum, artinya bisa diterapkan dalam segala

aktifitas. Selain itu konsep pengambilan keputusan dalam Islam lebih ditekankan

pada sikap adil. Hal ini disandarkan pada contoh sikap hakim yang harus tegas dan

adil dalam memutuskan suatu perkara peradilan. Sebagaimana dalam surah Al –

Imran ayat 159 berikut,

ِ ‫ظ ْالقَ ْل‬
ۖ ‫ب ََل ْنفَض ُّْوا ِم ْن َح ْو ِل َك‬ َ ‫ظا َغ ِل ْي‬ ًّ َ‫ت ف‬
َ ‫ت لَ ُه ْم ۚ َولَ ْو ُك ْن‬
َ ‫َّللاِ ِل ْن‬
‫فَ ِب َما َرحْ َم ٍة ِمنَ ه‬
ۗ ِ‫َّللا‬ َ ‫ْف َع ْن ُه ْم َوا ْستَ ْغ ِف ْر لَ ُه ْم َوشَا ِو ْر ُه ْم فِى ْاَلَ ْم ۚ ِر فَ ِاذَا َعزَ ْم‬
‫ت فَت ََو َّك ْل َعلَى ه‬ ُ ‫فَاع‬
َ‫َّللاَ يُ ِحبُّ ْال ُمت ََو ِك ِليْن‬
‫ا َِّن ه‬
37

Terjemahnya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
(QS. Ali Imran[3]: 159) (Departement Agama RI, 2020)

1. Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Pembelian

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam

pembelian mereka. Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan sebuah

pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap yaitu sebagai berikut:

(Kotler, 2008)

a. Pengenalan Masalah.

Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk

mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi dan belum

terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera

memahami adanya kebutuhan yang belum segera terpenuhi atau masih bisa ditunda

pemenuhannya, serta kebutuhan yang samasama harus dipenuhi. Jadi dari tahap ini

proses pembelian itu mulai dilakukan.

b. Pencarian Informasi.

Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak mengenai produk atau jasa yang ia butuhkan. Pencarian

informasi dapat bersifat aktif maupun pasif. Informasi yang bersifat aktif dapat

berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan
38

kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif, dengan membaca suatu

pengiklanan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus dalam

perkiraanya tentang gambaran produk yang diinginkan.

c. Evaluasi Alternatif.

Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai

serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan

pembeliannya. Tujuan pembelian bagi masing-masing konsumen tidak selalu sama,

tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya. Ada konsumen yang mempunyai

tujuan pembelian untuk meningkatkan prestasi, ada yang sekedar ingin memenuhi

kebutuhan jangka pendeknya dan sebagainya.

d. Keputusan Pembelian.

Keputusan untuk membeli disini merupakan proses pembelian yang nyata.

Jadi, setelah tahap-tahap dimuka dilakukan maka konsumen harus mengambil

keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli,

konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut

jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya.

Perusahaan perlu mengetahui beberapa jawaban atas pertanyaan–pertanyaan yang

menyangkut perilaku konsumen dalam keputuan pembeliannya.

e. Perilaku Pasca Pembelian.

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau

ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut

hingga periode pascapembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian,

tindakan pascapembelian, dan pemakaian produk pascapembelian.


39

2. Tipe-Tipe Keputusan Pembelian

Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian,

pembelian, penggunaan beragam produk, dan merk pada setiap periode tertentu.

Berbagai macam aktivitas kehidupan seringkali harus dilakukan oleh setiap

konsumen pada setiap hari. Konsumen melakukan keputusan setiap hari atau setiap

periode tanpa menyadari bahwa mereka telah mengambil keputusan. Pengambilan

keputusan konsumen berbeda-beda tergantung pada jenis keputusan pembelian.

Assael (2001) membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen

berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek-merek. Berikut

merupakan gambar jenis pengambilan keputusan beli:

Tabel 2.1

4 Jenis Pengambilan Keputusan Pembelian

KETERLIBATAN KETERLIBATAN

TINGGI RENDAH
PENGAMBILAN Keputusan Pembelian Perilaku Pembelian
KEPUTUSAN Yang Rumit Yang mencari
Variasi
KEBIASAAN Perilaku Pembelian Perilaku Pembelian
Pengurang Karena Kebiasaan
Ketidaknyamanan
Sumber : Assael (2001)

E. Gaya Hidup

Gaya hidup (lifestyle) adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin

dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup memotret interaksi “seseorang

secara utuh” dengan lingkungannya. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh


40

nilai inti (core values), system kepercayaan yang mendasari sikap dan perilaku.

Kotler dan Keller (2009) dalam Ardianto (2017).

“Gaya hidup” didefinisikan secara sedernaha sebagai “bagaimana seseorang

hidup”. Gaya hidup juga dipergunakan untuk menguraikan tiga tingkat

agresasi orang yang berbeda : individu, sekelompok kecil orang yang

berinteraksi, dan kelompok orang yang lebih besar (misalnya, segmen pasar).

Women dan Minor (2002) dalam Ardianto (2017).

Women dan Minor (2002) menjelaskan bahwa konsep gaya hidup konsumen

cukup berbeda dengan kepibadian. Gaya hidup (lifestyle) menunjukkan bagaimana

orang hidup, membelanjakan uangnya, dan mengalokasikan waktu mereka. Oleh

karenanya, hal ini berhubungan dengan tindakan dan perilaku sejak lahir, berbeda

dengan kepribadian, yang menggambarkan konsumen dari perspektif yang lebih

internal yaitu “karakteristik pola berpikir, perasaan, dan memandang konsumen”.

Menurut Mowen dan Minor, dalam Tatik Suryani (2008) Gaya Hidup lebih

menunjukkan pada bagaimana individu menjalankan kehidupan, bagaimana

individu menjalankan kehidupan, bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana

memanfaatkan waktunya. Menurut Widjaja (2009) Gaya hidup adalah perilaku

individu yang mewujudkan dalam bentuk aktivitas, minat dan pandangan individu

untuk mengaktualisasi kepribadiannya karena pengaruh interaksi dengan

lingkungannya. Menurut Kotler dalam Bernard Widjaja (2009) Lifestyle sebagai

pola hidup yang menggambarkan kegiatan, ketertarikan dan opini individu yang

berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan cara pengukurannya dengan

menggunakan psychographics salah satunya VAL (Value and lifestyle) frame work.

Definisi menurut Walker et al dalam Widjaja (2009) gaya hidup adalah


41

pengejawatahan activities, interest dan opinons kehidupan suatu kelompok

masyarakat yang berinteraksi dengan lingkungannya. Definisi diatas dapat

disimpulkan gaya hidup adalah perilaku individu dalam memanfaatkan waktu dalam

menjalankan kehidupannya untuk berinteraksi dengan lingkungan disekelilingnya,

sehingga apabila kebutuhan tersebut terpenuhi akan membuatnya lebih percaya diri.

Hubungan atau pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian ini dikuatkan

dari penelitian. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa gaya hidup

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Dalam penggunaan uang dan waktu manusia dianjurkan untuk bersikap

pertengahan yakni tak terlalu mengulurkannya yang berarti boros, namun juga tidak

membelenggunya berarti itu kiki.

Hal itu disampaikan ayat Al-Quran pada surah Al-Furqon : 67

‫َوالَّ ِذيْنَ اِذَآ اَ ْنفَقُ ْوا لَ ْم يُس ِْرفُ ْوا َولَ ْم يَ ْقت ُ ُر ْوا َو َكانَ بَيْنَ ٰذ ِل َك قَ َوا ًما‬

Terjemahannya:
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan
tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang
demikian. (QS. Al-Furqon:67)

Kenyataan yang tampak pada kehidupan sehari-hari, nilai-nilai baru yang

mewarnai gaya hidup khususnya yang tiggal di kota cenderung lebih berorientasi

pada nilai-nilai yang sifatnya kebendaan. Hal ini berarti adanya pergeseran orientasi

kegiatan minat dan opini kearah yang lebih mementingkan penampilan fisik, hedonis,

maupun glamor dengan harapan akan menimbulkan kesan modern dan prestisius.

Menurut Sunarto dalam Silvya (2009), indikator gaya hidup diantaranya :


42

1. Aktivities (kegiatan) adalah mengungkapkan apa yang dikerjakan konsumen,

produk apa yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang dilakukan untuk

mengisi waktu luang. Walaupun kegiatan ini biasanya dapat diamati, alasan

untuk tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.

2. Interest (minat) mengemukakan apa minat, kesukaan, kegemaran, dan prioritas

dalam hidup konsumen tersebut.

3. Opinion (opini) adalah berkisar sekitar pandangan dan perasaan kosnumen

dalam menangapi isu-isu global, lokal oral ekonomi dan sosial. Opini digunakan

untuk mendeskripsikan penafsiran, harapan dan evaluasi, seperti kepercayaan

mengenai maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan peristiwa masa akan

datang dan penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum

dari jalannya tindakan alternatif.

F. Keterkaitan Antar Variabel

Hubungan antara tiga variabel penelitian ini, antara lain yaitu kualitas pelayanan

sebagai variabel independen (x), keputusan pembelian sebagai variabel dependen

(y), dan gaya hidup sebagai variabel moderasi (z).

1. Kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian.

Dalam pemasaran digital khususnya pada belanja online, konsumen dapat

membuktikan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh positif terhadap

keputusan pembelian terutama dalam memenuhi harapan konsumen agar menjadi

puas dan loyal kepada perusahaan. Keunggulan layanan bagi konsumen berkaitan

erat dengan kecepatan, ketepatan, keramahan dan kenyamanan pelayanan


43

sehingga keputusan pembelian konsumen merupakan titik suatu pembelian dari

proses evaluasi atau proses pengambilan suatu keputusan konsumen dalam

memengaruhi dan membantu pertimbangan mereka saat melakukan kegiatan

perencanaan pembelian produk.

2. Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumendengan Gaya

Hidup sebagai Variabel Moderasi.

Kualitas Pelayanan dalam belanja online dapat menghadirkan keputusan

pembelian konsumen. Perasaan tersebut dapat lebih cepat timbul apabila mereka

melihat gaya hidup yang positif terhadap produk yang ia beli, sehingga mampu

membentuk minat beli untuk melakukan belanja online.

G. Kerangka Pikir

Sifat manusia cenderung konsumtif, yang berarti bahwa konsumen selalu

mengkonsumsi produk atau jasa sepanjang waktu. Perilaku konsumtif ini muncul

selain dikarenakan untuk pemenuhan kebutuhan yang sangat beragam, tetapi juga

untuk mengikuti trend yang berkembang dipasar. Oleh kerena itu produsen harus

dapat memahami keinginan dan kebutuhan konsumen tersebut, serta trend yang

sedang berlaku agar dapat menciptakan dan mengembangkan strategi pemasarannya

untuk memenangkan persaingan di pasar.


44

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

Gaya Hidup
(Z)

H2

Kualitas H1 Keputusan Pembelian


Pelayanan Konsumen
(X) (Y)

Keterangan :

pengaruh langsung (X ke Y)

Pengaruh tidak langsung (X,Y ke Z)

Gambar di atas menunjukkan pola hubungan antar variabel dalam penelitian ini,
dimana:
a. Kualitas pelayanan dianggap berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen karena konsumen secara langsung dapat menemukan dan
mengamati kualitas pelayanan pada belanja online, sehingga mempengaruhi
pertimbangan mereka saat melakukan kegiatan perencanaan pembelian produk.
b. Gaya hidup dapat memicu kualitas pelayanan dan keputusan pembelian
konsumen. Karena rasa penasaran tersebut dapat diperkuat apabila ia
menemukan produk yang populer dan banyak diminati masyarakat yang
membuat konsumen merasa takut tertinggal akan tren yang terjadi.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

asosiatif korelasional. Metode asosiatif bersifat korelasional, yaitu penelitian untuk


mengetahui adanya keterkaitan antara beberapa variSbel. Data yang diperoleh

kemudian diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang

telah dipelajari. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel atau lebih.

2. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar pada mahasiswa PTN yang akan

dilakukan mulai bulan Mei hingga Juni 2021

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif

karena menitikberatkan dalam menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian

dengan pendekatan kuantitatif menggunakan data sekunder dengan perhitungan

statistik. Penelitian kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa

angka atau data berupa kata-kata atau kalimat yang dikonversi menjadi data yang

berbentuk angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis

untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut (Martono,

2010) dalam Effendy (2018).

45
46

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek

penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Keseluruhan subjek

penelitian disebut juga sebagai populasi penelitian. Dikarenakan masyarakat Kota

Makassar memiliki populasi yang besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada dipopulasi, karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka

peneliti menggunakan tekhnik sampel yang diambil dari populasi tersebut. Dalam

penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa yang terdaftar di PTN

(Perguruan Tinggi Negeri) di kota Makassar.

Tabel 3.1

Jumlah Mahasiswa PTN tahun (2018)

No. Universitas Negeri Jumlah Mahasiswa (2018)

1. Universitas Hasanuddin 32.819

2. Universitas Negeri Makassar 32.202

3. Universitas Islam Negeri Alauddin 26.702


Total 91.723
Sumber : (BPS) Badan Pusat Statistik 2018

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili

populasi dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2017) sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dilakukan karena

peneliti memiliki keterbatasan dalam melakukan penelitian baik dari segi waktu,

tenaga, dana dan jumlah populasi yang sangat banyak. Maka peneliti harus
47

mengambil sampel yang benar-benar representatif (dapat mewakili). Untuk

menentukan besarnya sampel yang diambil dari populasi peneliti menggunakan

rumus yang dikemukakan oleh slovin dalam Sopian(2017) dengan tingkat

kepercayaan 90% dengan nilai e=10%.

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, yakni:

𝑵
𝒏=
𝟏 + 𝑵𝒆𝟐
Keterangan:
n = sampel
N = Jumlah populasi
e = Tingkat Kepercayaan/Ketetapan yang diinginkan 10%

𝑵
𝒏=
𝟏 + 𝑵𝒆𝟐
𝟗𝟏. 𝟕𝟐𝟑
𝒏=
𝟏 + (𝟗𝟏. 𝟕𝟐𝟑)(𝟎, 𝟏)𝟐

𝟗𝟏. 𝟕𝟐𝟑
𝒏=
𝟗𝟏𝟖. 𝟐𝟑

𝒏 = 𝟗𝟗, 𝟖𝟗 = 𝟏𝟎𝟎.

Dari hasil penelitian tersebut, dengan menggunakan rumus slovin dengan

tingkat kesalahan 10%, didapatkan hasil 100 sampel, sehingga sampel yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden.


48

Teknik Sampling

Terdapat teknik dalam pengambilan sampel untuk melakukan penelitian,

menurut Sugiyono (2017) menjelaskan bahwa teknik sampel mrupakan teknik

pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam 80

penelitian, terdapat beberapa teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling

dibagi menjadi dua kelompok yaitu probability sampling. Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan probability sampling. Menurut Sugiyono (2017) “probability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau

kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel”.

Stratified sampling, adalah cara penarikan sampel untuk populasi yang

memiliki karakteristik heterogen atau karakteristik yang dimiliki populasi bervariasi

(Prasetyo, 2005). Selain digunakan untuk populasi yang tidak homogen, teknik ini

juga digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang berstrata (tingkat)

(Sugiyono, 2010).

𝑵𝒊
𝒏𝒊 = 𝒙
𝑵
Keterangan :

Ni = Jumlah anggota sampel menurut strata


N = Jumlah anggota sampel seluruhnya
Ni = Jumlah anggota populasi menurut strata
N = Jumlah anggota populasi seluruhnya
49

MakajumlahanggotasampelberdasarkanPerguruanTinggiNegeri(PTN)diKota

Makassar adalah:

Tabel 3.2

Jumlah Anggota Sampel


UNHAS 𝟑𝟐. 𝟖𝟏𝟗
𝒙 𝟏𝟎
𝟐𝟗𝟏. 𝟕𝟐𝟑
= 𝟑𝟓, 𝟕 (𝟑𝟔 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍)

UNM 32.202
𝑥 10 = 35,1 (35 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
91.723

UIN 26.702
𝑥 10 = 29,1 (29 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
91.723

D. Jenis dan Sumber Data

a. DataPrimer

Penelitianinibersumberkandataprimeryangmerupakandatayangdiperol

ehlangsungdarisumberdatapertamadilokasipenelitianatauobjekpenelitian,

diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer dari

penelitianiniberasal dariangket (kuesioner)yang disebarkankepadaresponden.

b. DataSekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua

atausumbersekunderdaridatayangkitabutuhkan.Dalampenelitianinidatasekunde

rberasal dari jurnal, artikel, skripsi, dan sumber lainnya yang berkaitan

denganvariabel-variabel yang diteliti dalam hal ini Pengaruh Kualitas

Pelayanan Terhadap Pemilihan Gerai Makanan Pada Aplikasi Grabfood

Dengan Gaya Hidup Sebagai Variabel Moderasi.


50

E. Metode Pengumpulan data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, dimana partisipan

atau responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh peneliti.

Peneliti dapat menggunakan kuesioner untuk memperoleh data yang terkait denga

pemikiran, perasaan, sikap, kepercayaan, nilai, persepsi, kepribadian dan perilaku

dari responden (Sugiyono, 2018). Kuesioner berasal dari bahasa latin:

Questionnaire, yang berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan

topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan maksud untuk

memperoleh data (Muri Yusuf, 2014).

Di dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara membagikan

kousiner atau angket tertutup, responden hanya memilih jawaban yang sudah

disediakan. Adapun skala yang digunakan adalah skala semantik differensial.

Skala Semantik differensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya

bukan pilihan ganda maupun cecklist, tetapi tersusun dala satu garis kontinu

dimana jawaban yang sangat positif terletak di bagian kanan garis, dan jawaban

yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang

diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantik diferensial adalah data

interval. Berikut merupakan penggunaan skala semantik diferensial:


51

Gambar 3.1

Skala Semantik Diferensial

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Berdasarkan gambar di atas, maka dapat diketahui penggunaan skala semantik

diferensial menghasilkan jawaban pertanyaan.

Tabel 3.3

Kategori Skala Semantik Differesial


Skala Kategori
1,00 1,85 Sangat tidak Baik
1,86 2,71 Tidak Baik
2,72 3,57 Kurang Baik
3,58 4,43 Cukup Baik
4,44 5,29 Baik
5,30 6,15 Sangat Baik
6,16 7,00 Sangat Baik Sekali

Sumber: Sugiono (2013)

2. Dokumentasi

Adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara membuka dokumen-

dokumen atau catatan-catatan yang dianggap perlu. (Sugiono, 2009).


52

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca dan mengutip baik secara

langsung maupun tidak langsung dari literature-literatur yang berhubungan langsung

dengan variabel penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Didalam penelitian ini, instrument yang digunakan berupa kuesioner atau

angket yang berupa pertanyaan. Bentuk pertanyaan yang digunakan adalah

pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup merupakan pertanyaan alternatif jawaban

responden dan telah disediakan oleh peneliti. Pertanyaan tertutup akan membantu

responden untuk menjawab dengan cepat. Dan juga memudahkan peneliti dalam

melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.

Tabel 3.4

Instrument Penelitian
No. Jenis Definisi Variabel Indikator Skala
Variabel Pengukuran

Kualitas Pelayanan 1. Bukti Langsung Skala

merupakan tingkat (Tangible) Semantik

keunggulan yang 2. Kehandalan Differensial

Kualitas diharapkan dan (Realibility)


1.
Pelayanan pengendalian atas 3. Ketanggapan

keunggulan untuk (Responsiveness)

memenuhi keinginan 4. Jaminan

pelanggan. Tjiptono (Assurance)


53

(2006) dalam Alvi (2017) 5. Empati

(Emphaty)

Menurut Engel (1994) 1. Pengenalan Skala

dalam Irwanti (2013) Masalah Semantik

keputusan konsumen 2. Pencarian Differensial

merupakan hal penting Informasi

yang dilakukan konsumen 3. Evaluasi

Keputusan dalam membeli suatu Alternatif


2.
Konsumen produk karena dalam 4. Keputusan

proses tersebut memuat pembelian

berbagai langkah yang 5. Perilaku pasca

terjadi secara berurutan pembelian

sebelum konsumen

mengambil keputusan

Gaya hiduplebih 1. Kegiatan Skala

menggambarkan (Aktivities) Semantik

bagaimana perilaku 2. Minat (Interest) Differensial

seseorang, yaitu 3. Opini (Opinion)

Gaya bagaimana ia
3.
Hidup hidupmenggunakan

uangnya dan

memanfaatkan waktu yang

dimilikinya. Ardianto

(2017)
54

Sumber : Data primer diolah, 2021

G. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan

Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur atau digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Selain instrument penelitian yang valid

mempunya validitas yang tinggi, sebaiknya instrument yang kurang valid berarti

memiliki validitas yang rendah. Untuk tariff signifikan (-rt) 5% dengan angka kritik

0,316. Kriteria keputusan adalah r hitung lebih besar atau sama dengan taraf 5%

(0,02) maka dinyatakan valid. Untuk menguji validitas instrument menggunakan

bantuan program IBM SPSS. Sunyoto Danang (2014) dalam Waqiah Ismatul (2019).

b. Uji Reliabilitas

Reabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap

konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Uji reliabilitas alau ukur
dapat di lakukan secara eksternal maupun internal. Secara internal, pengujian dapat

dilakukan test-retest, equivalent,dan gabungan keduannya. Secara internal, reabilitas

alat ukur dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada

instrument dengan teknik tertentu. Syofian Siregar (2016) dalam Waqiah Ismatul

(2019).
55

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data penelitian yang

diperoleh berdistribusi normal atau mendekati normal, karena data yang baik adalah

data yang meyerupai distribusi normal. Uji distribusi normal merupakan syarat untuk

semua uji statistik. Uji normalitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah

satuunya adalah uji Kolmogorov Smirnov uji normalitas dilakukan dengan uji nilai

Kolmogorov Smirnov dapat menggunakan program analisis statistic IBM SPSS

Statistics 20. Apabila nilai probabilitas ≥ 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi

normal, sebaliknya jika nilai. probabilitas < 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi

tidak normal. Sudarmanto (2005 dalam Waqiah Ismatul (2019).

b. Uji Multikolinearitas

Uji mutikolinearitas merupakan syarat untuk semua uji hipotesis kausalitas

(regresi). Mutikolinearitas juga digunakan dalam analisis klaster. Mutikolinearitas

dapat dideteksi dengan menghitung keofosien korelasi ganda dan 47

membandikannya dengan koefisien korelasi antara variabel bebas. Uji

mutikolinearitas digunakan untuk mengetahui kesalahan standar estimasi model alam

penelitian. Akibat yang muncul jika sebuah model regresi berganda memiki kasus

mutikolinearitas adalah keslaahn standar estimasi akan cenderung meningkatkan

dengan bertambahnya variabel ekogen yang masuk pada model. Sehingga signikansi
56

yang digunakan akan menolak hipotesis nol akakn semakin besar. Akibatnya model

regresi yang diperoleh tidak sahih (valid) untuk menaksir variabel endogen.

Menguji adanya kasus mutikolinearitas adalah dengan patokan nilai VIF (variance

inflation factor) dan koefisien korelasi antarvariabel bebas. Karim dan Hadi (2007)

dalam Waqiah Ismatul (2019) berpendapat bahwa untuk melihat adanya kasus

mutikolinearitas adalah dengan melihat VIF, apabila nilai VIF suatu model kurang
dari 10, maka model tersebut dinyatakan bebas dari kasus mutikolinearitas.

c. Uji Heteroskedasitas

Salkind (2007) mengemukakan “heteroskedasitas is perhaps most often

considered in cases of linear regression throught the origin, although that is by no

means the limitation of its usefulness”. Heteroskedasitas artinya varians variabel

dalam model tidak sama. Konsekuensi heteroskedasitas dalam model regresi menurut

Karim dan Hadi (2007) adalah penafsir (estimator) yang diperoleh tidak efiisen, baik

dalam sampel kecil maupun dalam sampel besar. Salah satu cara yang digunakan

untuk melihat adanya kasus heteroskedasitasadalah dengan memerhatikan plot dari

sebaran residual (*ZRESID) dan variabel yang diprediksikan (*ZPRED). Jika

sebaran titik-titik dalam plot tidak menunjukkan adanya suatu pola tertentu, maka

dapat dikatakan bahwa model terbebas dari asumsi heteroskedasitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi artinya adanya korelasi antara anggota serangkaian observasi

yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data deretan waktu) atau ruang (seperti

dalam data cross sectional). Konsekuensi dari adanya autokorelasi khusus dalam
57

model regresi adalah model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk

menaksir nilai variabel kriterium (variabel dependen) pada nilai variabel prediktor

(variabel independen) tertentu. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam suatu

model regresi, dapat dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson.

Imam Gunawan (2017) dalam Waqiah Ismatul (2019).

3. Model Analisis Data


Analisis data adalah bagaimana cara untuk mengetahui pengaruh satu variabel

dengan variabel yang lain, sehingga data yang dikumpulkan dapat bermanfaat maka

variabel harus dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan sebagai acuan

dalam pengambilan keputusan. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah

metode analisis statistik yang perhitungannya dibuat dengan menggunakan SPSS 21.

analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis

dengan bantuan komputer melalui program SPSS 21 (Effendy 2018).

Hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel

dependen kemungkinandipengaruhi oleh variabel-variabel lain, salah satu diantaranya

adalah variabel moderating. Variabelmoderating ini dapat memperkuat atau

memperlemah hubungan antara variabel independen dan variabledependen. Sifat atau

arah hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel

dependendapat positif atau negatif tergantung pada pada variabel moderating. Ada

beberapa uji untuk untuk mengujipengaruh variabel moderating ini, diantaranya

adalah Moderated Regression Analysis (MRA). ModeratedRegression Analysis

(MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam

persamaanregresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel

independen) dalam Alana (2009).


58

Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis statistik yakni:

1. Analisis regresi linear sederhana (simple regression analysis)

Y = 𝑎 + 𝛽𝑋 + 𝑒

2. Analisis Jalur (Uji Moderating)

Y = a + 𝑏1 𝑋1 +𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 | X1 | + e

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian

Α = Konstanta

𝛽1 – 𝛽3 = Koefisien Regresi

X = Kualitas Pelayanan

Z = Gaya Hidup

XZ = Kualitas Pelayanan dengan Gaya Hidup

E = Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian

Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis

(MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam

persamaan regresinya mengandungunsur interaksi (perkalian dua atau lebih

variabel independen). Variabel perkalian antara Kualitas Pelayanan (X) dan Gaya

Hidup (Z) merupakan variabel moderating karena menggambarkan pengaruh

moderating variabel Gaya Hidup (Z) terhadap Kualitas Pelayanan (X) dan

Keputusan Pembelian (Y). Kadir (2016) dalam Waqiah Ismatul (2019).


59

4. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen nilai R square

dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R square berkisar 0-1. Nugroho (2005)

dalam Waqiah Ismatul (2019).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasiR2 adalah bisa

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap

penambahan satu variabel independen makaR2 pasti meningkat tidak peduli

apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau

tidak. Karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai

adjustedR2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2,

50 nilai adjustedR2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan kedalam model.

5. Uji Hipotesis

a. Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel bebas secara

individual dalam menerangkan variabel terikat. Jika nilai t-hitung > t-tabel maka

dapat dinyatakan bahwa variabel bebas secara individual berpengaruh positif terhadap

variabel terikat. Jika nilai signifikan t < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel

bebas secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Widajono

(2005) dalam Waqiah Ismatul (2019).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat PT. Grab Indonesia

Grab adalah Perusahaan teknologi asal Malaysia yang berkantor di Singapura

yang menyediakan aplikasi layanan transportasi angkutan umum meliputi kendaraan

bermotor roda 2 maupun roda 4. Perusahaan Grab hanya perusahaan teknologi yang

meluncurkan Aplikasi saja dan untuk kendaraannya sendiri adalah kendaraan milik

mitra yang sudah bergabung di PT Grab Indonesia.

Transportasi kini sudah menjadi kebutuhan mendasar bagi kaum urban. Saat

ingin menembus kemacetan Ibu Kota. Pesatnya perkembangan teknologi, dapat

membantu masyarakat ketika tetap membutuhkan transportasi nyaman, tetapi sedang

malas memacu kendaraan pribadi, mobil-mobil nyaman bisa dipanggil hanya dengan

sentuhan pada layar ponsel pintar. Kehadiran teknologi yang pesat terhadap

transportasi memang telah menjadi fenomena. Grab atau yang sebelumnya dikenal

sebagai GrabTaxi adalah sebuah perusahaan yang berasal Singapura yang melayani
aplikasi penyedia transportasi dan tersedia di enam negara di Asia Tenggara, yakni

Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Filipina.

Grab memiliki visi untuk merevolusi industri pertaksian di Asia Tenggara,

sehingga dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna kendaraan

seantero Asia Tenggara. Grab merupakan platform pemesanan kendaraan terkemuka

di Asia Tenggara. Kami menjawab sejumlah tantangan transportasi yang krusial dan

mewujudkan kebebasan transportasi bagi 620 juta orang di Asia Tenggara.

60
61

Grab bermula dari aplikasi pemesanan taksi pada 2012, yang kemudian

mengembangkan platform produknya termasuk layanan pemesanan mobil sewaan

dan ojek. Layanan Grab ditujukan untuk memberikan alternatif berkendara bagi para

pengemudi dan penumpang yang menekankan pada kecepatan, keselamatan dan

kepastian. Sebagai bagian dari budaya inovatifnya, Grab saat ini tengah melakukan

uji coba beberapa layanan baru seperti carpooling serta layanan pesanantar makanan.

Dengan aplikasi Grab calon penumpang dapat dengan mudah mencari diriver untuk

menuju ke lokasi tujuan, sehingga kita tidak perlu menunggu waktu yang lama untuk

mendapatkan transportasi yang diperlukan.

Grab didirikan pada tahun 2011 di Malaysia dan untuk pendiri Grab adalah

Anthony Tan bersama rekannya Tan Hooi. Dari tahun 2011 sampai saat ini tahun

2017 Grab berkembang pesat dan menjadi salah satu Penyedia aplikasi transportasi

online di IndonesiaKurang dari setahun, berbagai layanan yang mengandalkan

aplikasi terbentuk dalam diversifikasi beragam fitur. Mulai dari layanan angkut

penumpang, pengiriman barang, hingga beli dan antar makanan berhasil

dikembangkan.Bahkan, demi menjaga eksistensinya, Grab mantap melakukan

rebranding dan pergantian logo dengan alasan sederhana, yakni mewakili segala fitur

layanan.

Layanan yang awalnya dikenal dengan Grabtaxi berubah hanya menggunaan

kata 'Grab'. Perubahan nama tersebut juga mewakili ragam layanan yang diberikan

bagi pengguna. Dengan mengadopsi konsep economic sharing Grab berkembang di

Indonesia berkat bantuan para mitra. Pada prinsipnya, Grab akan terus berkembang

beriringan dengan para mitra pengemudi. Hingga bulan Maret 2015, jumlah
62

pengguna Grab mencapai 3,8 juta pengguna. Grab tersedia untuk sistem operasi

Android, iOS, dan BlackBerry.

Bisnis tanpa kekompakan dan kerja sama tim akan menjadi hal yang siasia. Di

Indonesia, Grab tumbuh subur sebagai transportasi andalan di lima kota besar, yakni

Jakarta, Denpasar, Surabaya, Bandung, dan Padang. Tentu keberhasilan tersebut akan

segera ditularkan ke kota besar lainnya. Keberadaan Grab juga sudah mulai tersebar

di negara Asia Tenggara. Hingga kini, Grab sudah memiliki lebih dari 300 ribu mitra

pengemudi dan 15 juta pengunduh di Asia Tenggara.

Perkembangan Grab di Indonesia memang bertahap. Mulai dari muncul

dengan nama Grabtaxi, kemudian berganti nama hingga logo. Semua kami jalani

secara bertahap. Dulu masyarakat mengenal kami dengan Grabtaxi, tetapi sekarang

kami hadir lebih lengkap dengan beragam layanan. Alasan kami membuat beragam

servis karena masyarakat merespons transportasi daring sebagai kebutuhan. Itu

sebabnya, perkembangannya begitu pesat. Grabcar dan GrabBike di Indonesia

tumbuh lebih dari 250 kali sejak pertengahan 2015 Kini, layanan penyewaan mobil

pribadi dan ojek online menjadi bagian besar dari bisnis Grab secara keseluruhan,

yang juga meliputi pemesanan taksi dan layanan kurir.

Teknologi machince learning dan kemampuan analitik data Grab yang

mumpuni telah menjadi faktor pendorong pertumbuhan yang signifikan dan

memungkinkan efisiensi secara besar-besaran dari waktu ke waktu. Sebagai contoh,

pada 2016, layanan GrabBike di Indonesia telah tumbuh 300 persen (year to date),

seraya melakukan pengurangan subsidi untuk tiap perjalanan yang diselesaikan

sebesar 50 persen, dimana hal ini menunjukkan tingginya keterlibatan dan


63

keterlekatan pengguna pada platform multi-layanan Grab. Lebih dari 1 dari 4

pengguna aktif bulanan Grab di Indonesia menggunakan lebih dari satu layanan Grab.

Gambar 4.1

Perubahan Logo GrabFood

Gambar 4.1 menunjukan perubahan logo Grab pada tanggal 28 Januari 2016

yang lalu, menekankan komitmen Grab yaitu menyediakan kebebasan untuk

mencapai tempat yang aman dan nyaman, kebebasan memilih moda transportasi

terbaik, dan kebebasan untuk meraih kehidupan layak. Dua garis pada logo baru

tersebut terinspirasi dari jalan raya dan mewakili jalan dengan segala kemungkinan

yang tak berujung.

Indonesia telah menjadi pasar terbesar Grab berdasarkan jumlah perjalanan

yang diselesaikan seluruh platform. Grab secara khusus memfokuskan bisnisnya di

Jakarta, yang didiami oleh lebih dari 30 juta penduduk dimana Grab memberikan

layanan ojek, penyewaan mobil pribadi dan pemesanan taksi online. Grab juga

berencana untuk melakukan ekspansi platform multi-layanannya ke lebih dari delapan

megacity di luar Kota Jakarta, dengan total populasi sebesar 38 juta. Indonesia

merupakan negara keempat terbesar dari segi populasi, dengan total penduduk lebih
64

dari 250 juta. Grab menawarkan pilihan layanan pemesanan kendaraan terbanyak di

sebagian besar pasar di Asia Tenggara, yang telah diunduh di lebih dari 17 juta

perangkat dan 320,000 pengemudi di 30 kota di seluruh Singapura, Indonesia,

Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Secara keseluruhan, penilaian konsumen terhadap user experience GrabFood

berada kategori setuju atau bisa dikatakan sudah baik. Adapun kelebihan dan

kekurangan dari layanan GrabFood tersebut adalah:

1) Kelebihan GrabFood

a. Praktis

Seperti layanan berbasis daring lainnya, layanan GrabFood terbilang cukup

praktis karena tidak perlu menelpon customer service sebuah restoran yang dituju

untuk mengorder makanan. Cukup dengan membuka aplikasi Grab sudah dapat

mengorder makanan yang diinginkan. Layanan GrabFood bagi saya praktis karena

kita tidak perlu repot-repot keluar rumah untuk membeli makanan yang kita ingin,

cukup menggunakan jasa ojol (ojek online) sudah sangat membantu.

b. Cepat

Dengan banyaknya jumlah driver dari layanan GrabBike yang dijadikan

sebagai operator layanan GrabFood membuat transaksi pemesanan makanan via

layanan GrabFood cukup cepat. Selain itu dengan menggunakan armada berupa

motor tentunya pesanan semakin cepat sampai, tanpa takut terkendala macet

terutamanya di kota-kota besar seperti di Jakarta. GrabFood kelebihannya bisa

memilih banyak menu yang tersedia dengan cepat dan pengirimannya juga cepat.
65

c. Mudah

Hanya dengan menggunakan smarthphone tak perlu repot-repot datang ke

lokasi untuk membeli makanan kesukaan. Selain itu bisa lebih hemat ongkos lantaran

hanya membayar delivery charge saja. GrabFood menawarkan berbagai kemudahan

bagi setiap user nya untuk memilih makanan sesuai selera tentunya dengan pilihan

restoran terdekat. Untuk layanan GrabFood sendiri lumayan mudah digunakan,

banyak pilihan menu yang tersedia dari berbagai tempat penjual makanan yang sudah

berkolaborasi dengan Grab.

d. Delivery Charge Terjangkau

Layanan GrabFood cenderung menawarkan delivery charge yang relatif lebih

murah. Delivery charge yang dikenakan oleh GrabFood adalah mulai dari Rp 4.000

saja tergantung dari jauh dekatnya jarak tempuh restoran ke lokasi customer. Hal ini

cukup menarik untuk customer yang sedang mencari makanan dengan biaya antar

yang murah. Keuntungan GrabFood saya rasa lebih murah daripada yang lain. Untuk

layanan Grab sendiri cukup bagus.

e. Promo Menarik

Diskon yang diberikan oleh layanan GrabFood cukup menarik banyak

pengguna. Contohnya discount harga makanan yang bisa mencapai 50%, gratis biaya

kirim, dan masih banyak lagi. Promo-promo yang diberlakukan GrabFood ini pun

selalu berubahberubah mengikuti kerja sama dengan merchant.


66

Kekurangan GrabFood

a. Belum Banyak Merchant yang Bekerjasama

Keberadaan GrabFood memang belum lama muncul. Hal inilah yang

menyebabkan jumlah merchant yang bekerja sama dengan GrabFood belum banyak.

Sering kali ini membuat user cukup kesulitan, lantaran restoran yang hendak dituju

bisa jadi belum ada di layanan GrabFood. “Mungkin di layanan GrabFood sendiri

ada yang kurang untuk tawaran makanan yang disediakan atau kerjasama dengan

resto kurang banyak.

b. Promo yang Ditawarkan Belum Banyak

Munculnya layanan GrabFood belum lama membuat promo yang ditawarkan

belum banyak, seperti promo pembayaran cashless membuat delivery charge menjadi

gratis dan sebagainya. Tak hanya promo pembayaran cashless saja, kerja sama berupa

discount merchant pun terbilang masih kurang banyak. Meskipun ada, merchant

tersebut adalah merchant yang belum terlalu dikenal masyarakat.

2) Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi yang terdepan di Asia Tenggara, dengan memecahkan permasalahan

transportasi yang ada serta memberikan kemudahan mobilitas pada 620 juta orang di

Asia Tenggara setiap harinya.


67

b. Misi

 Menjadi penyedia layanan teraman di Asia Tenggara.

 Memberikan layanan yang mudah diakses oleh banyak orang.

 Meningkatkan kehidupan para partner, baik pengemudi maupun penumpang.

B. Sejarah Singkat Perguruan Tinggi Negeri Di Kota Makassar


1. Sejarah Singkat Universitas Hasanuddin (UNHAS)

Mengawali berdirinya Universitas Hasanuddin secara resmi pada tahun

1956, di kota Makassar pada tahun 1947 telah berdiri Fakultas Ekonomi yang

merupakan cabang Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Jakarta

berdasarkan keputusan Letnan Jenderal Gubernur Pemerintah Hindia Belanda

Nomor 127 tanggal 23 Juli 1947. Karena ketidakpastian yang berlarut-larut dan

kekacauan di Makassar dan sekitarnya maka fakultas yang dipimpin oleh Drs L.A.

Enthoven (Direktur) ini dibekukan dan baru dibuka kembali sebagai cabang

Fakultas Ekonomi UI pada 7 Oktober 1953 di bawah pimpinan Prof. Drs. G.H.M.

Riekerk. Fakultas Ekonomi benar-benar hidup sebagai cikal bakal Universitas


Hasanuddin setelah dipimpin acting ketua Prof. Drs. Wolhoff dan sekretarisnya

Drs. Muhammad Baga pada tanggal 1 September 1956 sampai diresmikannya

Universitas Hasanuddin pada tanggal 10 September 1956.

Pada tanggal 28 Januari 1956, Menteri P dan K Prof. Mr. R. Soewandi

meresmikan Fakultas Kedokteran Makassar yang kelak berubah menjadi Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin seiring dengan diresmikannya Universitas

Hasanuddin pada tanggal 10 September 1956.Perjuangan dan tekad masyarakat


68

Sulawesi Selatan untuk melahirkan putra bangsa yang berpengalaman teknik

mencapai keberhasilannya ketika menteri P dan K RI mengeluarkan SK No.

88130/S tertanggal 8 September 1960 perihal peresmian Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin yang diketuai lr. J. Pongrekun dan sekretaris lr. Ramli

Cambari Saka dengan tiga departemen Sipil, Mesin dan Perkapalan. Pada tahun

1963 menyusul terbentuk Departemen Elektronika dan Arsitektur dan lengkaplah

Fakultas Teknik sebagai fakultas yang ke-4.

Mendahului SK Menteri PP dan K tanggal 3 Desember 1960 No.

102248/UU/1960 perihal Pembentukan Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin,

telah terjadi “peleburan” beberapa unit Program Kursus B.1 dari Yayasan

Perguruan Tinggi Makassar ke Universitas Hasanuddin. Menyusul “kelahiran”

Fakultas Sastra, lahirlah Fakultas yang ke - 6 yakni Fakultas Sosial Politik sesuai

dengan SK Menteri P & K tertanggal 30 Januari 1961 No. A. 4692/U.U.41961,

berlaku mulai 1 Februari 1961. Pada awalnya fakultas ini merupakan Perguruan

Tinggi Swasta yang bernama Fakultas Tata Praja Universitas 17 Agustus 1945

yang didirikan oleh Mr. Tjia Kok Tjiang yang kelak setelah penegeriannya
menjadi pimpinan fakultas didampingi Mr. Sukamto sebagai sekretaris. Pada

tanggal 15 Nopember 1962 Mr. Sukamto diangkat sebagai Dekan dan Abdullah

Amu menjadi Sekretaris.

Gubernur Andi Pangerang Petta Rani dalam rapat tanggal 11 Maret 1963

menunjuk lr. Aminuddin Ressang sebagai ketua sub - panitia kerja Pembentukan

Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) resmi terbentuk berdasar surat kawat

Menteri PTIP tanggal 8 Agustus 1963 No. 59 1 BM/PTIP/63 disusul SK Menteri


69

No. 102 Tahun 1963 berlaku Tanggal 17 Agustus 1963. Pada tahun 1963 dibentuk

Panitia Pendiri Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan di Makassar yang

diketuai Syamsuddin Dg Mangawing dengan anggota Andi Pangerang Petta Rani,

Drh. A. Dahlan dan Andi Patiwiri. Pada tanggal 10 Oktober 1963 berdiri Fakultas

Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP) yang berstatus swasta didekani oleh

Drh. Achmad Dahlan dengan Pembantu Dekan I, II masing - masing Drh. Muh.

Gaus Siregar dan Andi Baso Ronda, B. Agr.Sc. Terhitung mulai tanggal 1 Mei

1964 fakultas swasta tersebut dinegerikan menjadi Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin meialui SK Menteri PTIP No. 37 11964 Tanggal 4 Mei

1964.

Pendidikan Dokter Gigi berdiri pada tanggal 23 Januari 1969 sebagai hasil

Sebagai realisasi dari pengembangan Pola Ilmiah Pokok (PIP) yang menjadi

rujukan orientasi lembaga pendidikan tinggi di Indonesia, maka pada tahun 1988

UNHAS secara resmi membuka program Studi Ilmu Kelautan dengan SK Dirjen

Dikti No.19/Dikti/Kep/1988, tanggal 16 Juni 1988. Pada awalnya karena belum

ada wadah yang tepat program tersebut berstatus lintas fakultas dan langsung
dibawahi rektor. Mengingat sifatnya yang berorientasi kelautan, program ini pada

akhirnya dibentuk menjadi Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan dengan

menggabungkan jurusan Perikanan ke dalamnya berdasarkan SK Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan No.036/0/1996, tanggal 29 Januari 1996.

Pada Dies Natalis yang ke - 25, 17 September 1981 Presiden RI Soeharto

meresmikan Kampus Tamalanrea yang pada awalnya dirancang oleh Paddock


70

Inc., Massachustts, AS dan dibangun oleh OD 205, Belanda yang bekerjasama

dengan PT. Sangkuriang Bandung di atas tanah seluas 220 Ha.

2. Sejarah Singkat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UIN)

Sejarah perkembangan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, yang dulu

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar melalui beberapa fase yaitu:

1. Fase tahun 1962 s.d 1965

Pada mulanya IAIN Alauddin Makassar yang kini menjadin UIN Alauddin

Makassar berstatus Fakultas Cabang dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, atas

desakan Rakyat dan Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan serta atas persetujuan

Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Menteri Agama Republik Indonesia

mengeluarkan Keputusan Nomor 75 tanggal 17 Oktober 1962 tentang penegerian

Fakultas Syari'ah UMI menjadi Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Cabang Makassar pada tanggal 10 Nopember 1962. Kemudian menyusul penegerian

Fakultas Tarbiyah UMI menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Cabang Makassar pada tanggal 11 Nopember 1964 dengan Keputusan Menteri

Agama Nomor 91 tanggal 7 Nopember 1964. Kemudian Menyusul pendirian

Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta cabang Makassar tanggal 28

Oktober 1965 dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 77 tanggal 28 Oktober

1965.
71

2. Fase tahun 1965 s.d 2005

Dengan mempertimbangkan dukungan dan hasrat yang besar dari rakyat dan

Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan terhadap pendidikan dan pengajaran agama

Islam tingkat Universitas, serta landasan hukum Peraturan Presiden Nomor 27 tahun

1963 yang antara lain menyatakan bahwa dengan sekurang-kurangnya tiga jenis

fakultas IAIN dapat digabung menjadi satu institut tersendiri sedang tiga fakultas

dimaksud telah ada di Makassar, yakni Fakultas Syari'ah, Fakultas Tarbiyah dan

Fakultas Ushuluddin, maka mulai tanggal 10 Nopember 1965 berstatus mandiri

dengan nama Institut Agama Islam Negeri Al-Jami'ah al-Islamiyah al-Hukumiyah di

Makassar dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 79 tanggal 28 Oktober 1965.

Penamaan IAIN di Makassar dengan “Alauddin” diambil dari nama raja

Kerajaan Gowa yang pertama memuluk Islam dan memiliki latar belakang sejarah

pengembangan Islam di masa silam, di samping mengandung harapan peningkatan

kejayaan Islam di masa mendatang di Sulawesi Selatan pada khususnya dan

Indonesia bahagian Timur pada umumnya. Sultan Alauddin adalah raja Gowa XIV

tahun 1593-1639, (kakek/datok) dari Sultan Hasanuddin Raja Gowa XVI, dengan

nama lengkap I Mangnga'rangi Daeng Manrabbia Sultan Alauddin, yang setelah

wafatnya digelari juga dengan Tumenanga ri Gaukanna (yang mangkat dalam

kebesaran kekuasaannya), demikian menurut satu versi, dan menurut versi lainnya

gelar setelah wafatnya itu adalah Tumenanga ri Agamana (yang wafat dalam

agamanya). Gelar Sultan Alauddin diberikan kepada Raja Gowa XIV ini, karena

dialah Raja Gowa yang pertama kali menerima agama Islam sebagai agama kerajaan.

Ide pemberian nama “ Alauddin ” kepada IAIN yang berpusat di Makassar tersebut,
72

mula pertama dicetuskan oleh para pendiri IAIN “ Alauddin” , di antaranya adalah

Andi Pangeran Daeng Rani, (cucu/turunan) Sultan Alauddin, yang juga mantan

Gubernur Sulawesi Selatan, dan Ahmad Makkarausu Amansyah Daeng Ilau, ahli

sejarah Makassar.

Pada Fase ini, IAIN (kini UIN) Alauddin yang semula hanya memiliki tiga (3)

buah Fakultas, berkembang menjadi lima (5) buah Fakultas ditandai dengan

berdirinya Fakuktas Adab berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 148 Tahun

1967 Tanggal 23 Nopember 1967, disusul Fakultas Dakwah dengan Keputusan

Menteri Agama RI No.253 Tahun 1971 dimana Fakultas ini berkedudukan di

Bulukumba (153 km arah selatan kota Makassar), yang selanjutnya dengan

Keputusan Presiden RI No.9 Tahun 1987 Fakultas Dakwah dialihkan ke Makassar,

kemudian disusul pendirian Program Pascasarjana (PPs) dengan Keputusan Dirjen

Binbaga Islam Dep. Agama No. 31/E/1990 tanggal 7 Juni 1990 berstatus kelas jauh

dari PPs IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang kemudian dengan Keputusan Menteri

Agama RI No. 403 Tahun 1993 PPs IAIN Alauddin Makassar menjadi PPs yang

mandiri.

3. Fase Tahun 2005 s.d sekarang

Untuk merespon tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan

mendasar atas lahirnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun

1989 di mana jenjang pendidikan pada Departemen Pendidikan Nasional R.I dan

Departemen Agama R.I, telah disamakan kedudukannya khususnya jenjang

pendidikan menegah, serta untuk menampung lulusan jenjang pendidikan menengah


73

di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional R.I dan Departemen Agama R.I,

diperlukan perubahan status Kelembagaan dari Institut menjadi Universitas, maka

atas prakarsa pimpinan IAIN Alauddin periode 2002-2006 dan atas dukungan civitas

Akademika dan Senat IAIN Alauddin serta Gubernur Sulawesi Selatan, maka

diusulkanlah konversi IAIN Alauddin Makassar menjadi UIN Alauddin Makassar

kepada Presiden R.I melalui Menteri Agama R.I dan Menteri Pnedidikan Nasional

R.I. Mulai 10 Oktober 2005 Status Kelembagaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Alauddin Makassar berubah menjadi (UIN) Universitas Islam Negeri Alauddinn

Alauddin Makassar berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia No

57 tahun 2005 tanggal 10 Oktober 2005 yang ditandai dengan peresmian

penandatanganan prasasti oleh Presiden RI Bapak DR H Susilo Bambang Yudhoyono

pada tanggal 4 Desember 2005 di Makassar.

3. Sejarah Singkat Universitas Negeri Makassar (UNM)

Universitas Negeri Makassar tidak dapat dilepaskan dari sejarah berdirinya IKIP

Ujung Pandang sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Semula

IKIP Ujung Pandang sebagai Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dari

Universitas Hasanuddin Makassar, yaitu berdasarkan SK Menteri Perguruan Tinggi

dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) 1 Agustus 1961 s.d 31 Agustus 1964, berdasarkan SK

Menteri PTIP No. 30 Tahun 1964 Tanggal 1 Agustus 1961.

September 1964 s.d. Januari 1965 berstatus IKIP Yogyakarta cabang Makassar,

berdasarkan SK Menteri PTIP No. 154 Tahun 1965 Tanggal 1

September 1965. Pada tanggal 5 Januari s.d. 3 Agustus 1999, berstatus mandiri
74

dengan nama IKIP Makassar, berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No. 272

Tahun 1965 tanggal 5 Januari 1965.

Pada fase itu, sejak 1 April 1972, IKIP Makassar berubah menjadi IKIP

Ujungpandang dengan mengikuti perubahan nama Kotamadya Makassar menjadi

Kotamadya Ujungpandang. Kemudian tanggal 4 Agustus 1999 sampai sekarang

berstatus Universitas dengan nama Universitas Negeri Makassar (UNM) berdasarkan

SK Presiden Republik Indonesia No. 93 Tahun 1999 tanggal 4 Agustus 1999.

C. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa PTN Makassar yang

pernah melakukan pembelian terhadap Aplikasi Grab fitur GrabFood. Dalam

penelitian ini terdapat 3 karakteristik responden yaitu:Usia, Jenis kelamin, dan

Universitas. Karakteristik responden tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada tabel

mengenai data responden sebagai berikut:

1. Usia

Analisis terhadap responden berdasarkan usia, dilakukan untuk mengetahui

ragam usia responden yang terlibat dalam penelitian ini . dapat dilihat dari tabel

berikut :
75

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 18 3 3.0 3.0 3.0
19 2 2.0 2.0 5.0
20 6 6.0 6.0 11.0
21 37 37.0 37.0 48.0
22 52 52.0 52.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: data primer diolah, 2021

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa frekuensi usia responden dalam peneltiian ini

di dominasi oleh kelompok umur 18 tahun yaitu sebanyak 3 orang dengan presentase

sebesar 3%,kemudian dilanjutkan oleh kelompok umur 19 tahun yaitu sebanyak 2

orang dengan persentase sebesar 2%, dan dilanjutkan oleh kelompok umur 20 tahun

yaitu sebanyak 6 orang dengan persentase 6%, kemudian dilanjutkan oleh kelompok

umur 21 tahun yaitu sebanyak 37 orang dengan persentase 37%, dan terakhir ditutup

oleh kelompok umur 22 tahun yaitu sebanyak 52 orang dengan persentase 52%,

maka dapat disimpulkan bahwa tingkatan umur responden yang paling banyak

melalukan pembelian pada aplikasi Grab fitur GrabFood dalam penelitian ini yaitu

pada tingkatan umur 22 tahun yaitu sebanyak 52 orang.

2. Jenis Kelamin

Analisis terhadap responden menurut jenis kelamin dilakukan untuk

mengetahui proporsi jenis kelamin responden yang terdiri atas laki-laki dan
76

perempuan. Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden berdasarkan Jenis kelamin

Jenis_Kelamin
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Laki-Laki 30 30.0 30.0 30.0
Perempuan 70 70.0 70.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2021

Berdasarkan data pada tabel 4.2 menunuukan bahwa jumlah responden

sebanyak 100 orang. Responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 30 orang atau

presentase sebesar 30% sedangkan berjenis kelamin perempuan 70 orang atau dengan

presentase sebesar 70%. Hal ini juga menunjukan bahwa mahasiswa/i Perguruan

Tinggi Negeri di Kota Makassar yang melakukan pembelian pada Aplikasi GrabFood

didominasi oleh responden berjenis kelmin perempuan yaitu sebanyak 70%.

3. Universitas

Analisis karakteristik responden berdasarkan universitas, dilakukan untuk

mengetahui jumlah mahasiswa/i tiap perguruan tinggi negeri yang ada di Kota

Makassar, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :


77

Tabel 4.3

Karakteristik Responden berdasarkan Universitas

Universitas
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Universitas Hasanuddin 36 36.0 36.0 36.0
Universitas Islam Negeri 29 29.0 29.0 65.0
Alauddin
Universitas Negeri 35 35.0 35.0 100.0
Makassar
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2021

Tabel 4.4 menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini yang paling

banyak adalah responden dari Universitas Hasanuddin yaitu sebanyak 36 orang

dengan presentase sebesar 36,0%, kemudian disusul dari Universitas Negeri

Makassar sebanyak 35 orang dengan presentase 35,0%, dan ditutup oleh Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar sebanyak 29 orang dengan persentase 29,0%.

D. Hasil Uji Kualitas Data

1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu

untuk mengungkapkan yang dapat diukur dengan kuesioner tersebut. Dengan kata

lain instrument tersebut dengan mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan

peneliti. Untuk mengetahui item pernyataan itu valid dengan melihat nilai Corrected
78

Item Total Corelation. Apabila item pernyataan mempunyai r hitung > dari r tabel

maka dapat dikatakan valid. Pada penelitian ini terdapat jumlah sampel (n) = 100

responden dan besarnya df dapat dihitung 100-2 = 98 dengan df = 98 dan singnifikan

satu arah = 0,05, maka didapat r tabel = 0,165

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Variabel X, Y dan Z

Variabel Item R Hitung R Tabel Keterangan


X.1 0,542 Valid
X,2 0,787 Valid
X.3 0,681 Valid
X.4 0,667 Valid
Kualitas Pelayanan X.5 0,747 0,165 Valid
X.6 0,775 Valid
X.7 0,756 Valid
X.8 0,667 Valid
X.9 0,809 Valid
Y.1 0,701 Valid
Y.2 0,759 Valid
Keputusan Pembelian
Y.3 0,710 0,165 Valid
Konsumen
Y.4 0,639 Valid
Y.5 0,777 Valid
Z.1 0,489 Valid
Z.2 0,751 Valid
Z.3 0,852 Valid
Gaya Hidup 0,165
Z.4 0,763 Valid
Z.5 0,807 Valid
Z.6 0,707 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2021
79

Hasil pengujian validitas pada tabel di atas untuk seluruh item pernyataan

menunjukan bahwa semua item yang di uji dinyatakan valid. Hal ini karena masing-

masing pernyataan memperoleh nilai signifikan 0,000 atau > 0,05 sehingga semua

pernyataan dikatakan valid dan dapat dilakukan pengujian lebih lanjut.

2. Uji Realibilitas

Uji realibilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indicator dan variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal

jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu

ke waktu. Uji realibilitas data dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach

Alpha (α) yang suatu instrument dikatakan reliabel bila memiliki koefisien keandalan

reliabilitas atau Cronbach Alpha (α)> 0,60. Hasil pengujian reliabilitas data dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5

Hasil Uji Realibilitas

No. Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

1. Kualitas Pelayanan 0,874 Reliabel

2. Keputusan Pembelian Konsumen 0,775 Reliabel

3. Gaya Hidup 0,864 Reliabel


Sumber: Data primer diolah, 2021
Tabel di atas menunjukan bahwa Cronbach Alpha dari semua variabel lebih

besar dari 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument kuesioner yang

digunakan untuk menjelaskan variabel kualitas pelayanan, Keputusan


80

pembeliankonsumen serta Gaya hidup yaitu dinyatakan andal atau dapat dipercaya

sebagai alat ukur variabel.

E. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel

pengganggu atau residu memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini

menggunakan teknik Kolmogrov-Smirnov dan Probability Plot. Jika hasil One-

Sample Kolmogrov-Smirnov Test berada di atas tingkat signifikansi nilai Asymp. Sig

(2-tailed) > 0,05 maka hal tersebut menunjukan pola distribusi normal, dan dapat

dikatakan bahwa model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas P-P Plot

Sumber: Data primer diolah, 2021


81

Berdasarkan gambar di atas menunjukan bahwa data terdistribusi normal

karena bentuk grafik normal tidak melenceng ke kanan atau ke kiri. Pada gambar

tersebut menunjukan bahwa adanya titik-titik yang tersebar disekitar garis diagonal

dan penyebaran titik-titik tersebut mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukan

bahwa model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam regresi

ditentukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi atau hubungan di antara variabel independen.

Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance Value atau Variance Inflation

Factor (VIF). Apabila nilai Tolerance Inflation Factor (VIF) variabel tidak melebihi

10 dan nilai Tolerance lebih dari 0,1 maka model tersebut tidak terjadi

multikolinearitas antar variabel independen. Adapun hasil yang telah diolah oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Kualitas Pelayanan .549 1.822
Gaya Hidup .549 1.822
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Data primer diolah, 2021
Hasil uji pada tabel di atas menunjukan bahwa VIF tidak lebih dari 10 dan

nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Berdasarkan syarat uji asumsi klasik regresi
82

linear, bahwa model regresi linear yang baik adalah yang terbebas dari adanya

multikolinearitas. Dengan demikian, berdasarkan hasil pengujian yang telah

dilakukan maka model dalam penelitian ini terbebas dari adanya multikolinearitas.

3. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk dapat mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dan residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Apabila variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan apabila berbeda

disebut heteroskedastisitas. Metode pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini

menggunakan uji Rank-Spearman.

Tabel 4.7

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.811 1.658 1.695 .093
Kualitas Pelayanan .025 .042 .081 .595 .553
Gaya Hidup -.063 .050 -.172 -1.263 .210
a. Dependent Variable: ABS_RES2

Sumber: Data primer diolah, 2021

Berdasarkan uji heteroskedastisitas dengan metode glejser diperoleh nilai

signifikan 0,553 dan 0,210 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan data

tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.


83

4. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara

masing-masing variabel bebas saling memengaruhi. Dalam penelitian ini cara yang

digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antar variabel adalah uji Runs

Test.

a. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih kecil < dari 0,05 maka terdapat gejala

autokorelasi

b. Sebaliknya, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar > dari 0,05 maka

tidak terdapat gejala autokorelasi.

Tabel 4.8

Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea .26553


Cases < Test Value 50
Cases >= Test Value 50
Total Cases 100
Number of Runs 53
Z .402
Asymp. Sig. (2-tailed) .688
a. Median

Sumber: Data primer diolah, 2021


84

Berdasarkan uji autokorelasi di atas dengan menggunakan Runs Test, dapat

diketahui nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,688 lebih besar > dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala atau masalah autokorelasi.

F. Uji Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan (R2) merupakan ukuran yang

penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model

regresi terestimasi. Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar

koefisien determinasi sama dengan 0, artinya variasi dari Y dapat diterangkan oleh X

sama sekali. Sementara bila R2=1, artinya variasi Y secara keseluruhan dapat

diterangkan oleh X. Manurung Renhard (2014).

Tabel 4.9

Hasil Koefisien Determinasi (R2) Sub Struktur I

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .669 .448 .442 3.169
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: data primer diolah, 2021

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi seperti pada tabel diatas angka R

Square menunjukan koefisien determinasi atau peranan variance dengan angka

Adjusted R Square sebesar 0,442, berarti hal ini menunjukan bahwa pengaruh
85

kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian sebesar 44,2%, sedangkan sisanya

55,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi ini.

Tabel 4.10

Hasil Koefisien determinasi (R2) Sub Struktur II

Model Summary
Mode R R Adjusted R Std. Error of
l Square Square the Estimate
a
1 .757 .572 .559 2.818
a. Predictors: (Constant), X_Z, Kualitas Pelayanan, Gaya Hidup

Sumber: data primer diolah, 2021

Nilai koefisien pada tabel tersebut yang ditunjukkan dengan R Square sebesar

0,572, yaitu 57,2%. Angka tersebut mengandung arti bahwa Kualitas Pelayanan dan

Gaya Hidup berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Konsumen, sedangkan

sisanya sebesar 42,8% diterangkan oleh variabel lain.

2. Uji Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengant-tabel pada

taraf nyata α=0,05. Apabila hasil hitungan t-hitung lebih besar dari t-tabel (t-hitung>t-

tabel) atau probabilitas kesalahan lebih kecil dari 5% (sig<5%) maka dapat

dinyatakan bahwa X berpengaruh terhadap Y. adapun hasil dari uji t dapat dilihat dari

tabel berikut:

a) Sub Struktur I
86

Tabel 4.11

Uji Signifikan Parameter Individu (Uji-t) Sub I

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta

1(Constant) 4.090 2.712 1.508 .135


Kualitas Pelayanan .460 .052 .669 8.912 .000

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Data primer diolah, 2021


Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan

memiliki t hitung 8.912 dengan nilai t tabel sebesar 1,660 dan nilai signifikansi 0,000.

Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan t hitung 8.912 > t tabel 1,660 yang menunjukkan

bahwa dukungan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan dan positif terhadap

keputusan pembelian, sehingga:

H1 : Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen, diterima.

b) Sub Struktur II

Tabel 4. 12

Uji Signifikan Parameter Individu (Uji-t) Sub II

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.859 11.827 .242 .809
Kualitas Pelayanan .233 .237 .338 .983 .328
87

Gaya Hidup .378 .375 .462 1.006 .317


X_Z .000 .007 .023 .032 .975
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Data primer diolah, 2021

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa variabel Gaya Hidup memiliki

t hitung 1,006dengan nilai t tabel sebesar 1,660, di mana nilai signifikansi dari

variabel Gaya Hidup sebesar 0,317> 0,05 dan t hitung 1,006 < 1,660 yang

menunjukkan bahwa Gaya Hidup bernilai positif dan tidak memiliki pengaruh

signifikansi terhadap Kualitas Pelayanan dan Keputusan Pembelian. Hasil ini

membuktikan bahwa:

H2 : Gaya Hidup mampu memoderasi pengaruh Kualitas Pelayanan

terhadap Keputusan Pembelian, ditolak.

G. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan (X) terhadap Keputusan

Pembelian (Y) pada aplikasi GrabFood.

Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis secara parsial (uji-t), diperoleh

nilai signifikan variabel Kualitas Pelayanan sebesar 0,000 yang berarti nilai tersebut

lebih kecil dari signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel Kualitas Pelayanan terhadap

variabel Keputusan Pembelian sehingga hipotesis penelitian ini diterima, karena

didukung oleh data penelitian yang menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan pembelian, kemudian ditemukan

hasil koefisien regresi variabel Kualitas Pelayanan sebesar 8,912 bersifat positif,
88

sehingga menunjukkan variabel Kualitas Pelayanan memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini berarti jika Kulitas Pelayanan yang

diterima baik, maka Keputusan Pembelian yang dialami seseorang akan semakin

meningkat.

Penelitian ini ditemukan bahwa Kualitas Pelayanan berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Positif dan signifikan berarti setiap

indicator yang menjadi parameter dalam mengukur dan menguji variabel, memiliki

angka partisipasi yang positif dan setiap indicator diberikan penilaian yang baik.

Sehingga, jika Kualitas Pelayanan yang diterima baik, maka Keputusan Pembelian

yang dialami oleh seseorang akan meningkat. Hal ini sejalan dengan semakin baik

Kualitas Pelayanan yang di dapatkan seseorang tentang suatu produk yang

diinginkan, maka semakin besar Keputusan Pembelian yang tercipta.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Irham Hafidz, dengan judul Pengaruh harga, kualitas pelayanan dan promosi terhadap

keputusan konsumen dalam memilih GrabBike, pada penelitiannya ia menghasilkan


hubungan antara kualitas pelayanan dengan keputusan konsumen yang mempunyai

hubungan nilai sebesar 65,90% dan apabila dimasukkan kedalam tabel skala korelasi

maka dapat disimpulkan bahwa variabel Kualitas Pelayanan dan keputusan pembelian

mempunyai hubungan yang kuat.

Dalam penelitian ini sejalan dengan teori yang digunakan yakni, perilaku

konsumen (Theory Behavior). Perilaku konsumen adalah suatu proses atau kegiatan

dimana seseorang berhubungan atau berkaitan langdung dengan pencarian,

pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi


89

memenuhi kebutuhan dan keinginan (Nofri, dkk 2019). Dalam penelitian ini

keterkaitan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan pembelian sejalan dengan teori

perilaku konsumen, dimana para konsumen dalam melakukan pencarian, pemilihan,

serta pembelian suatu produk terlebih dahulu melakukan evaluasi/review terhadap

produk tersebut. Ketika konsumen mendapatkan review yang baik, maka akan

meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, yang pada akhirnya

konsumen mendapatkan keputusan untuk membeli suatu produk tersebut.

Hal ini sejalan dengan pandangan islam yang tertera dalam Qs. Al-Baqarah

ayat 267:

ِ ‫س ْبت ُ ْم َو ِم َّما أ َ ْخ َرجْ نَا لَكُ ْم ِمنَ ْال َ ْر‬


‫ض ۖ َو ََل تَيَ َّم ُموا‬ َ ‫ت َما َك‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أ َ ْن ِفقُوا ِم ْن‬
ِ ‫طيِبَا‬
‫ي َح ِميد‬
ٌّ ِ‫غن‬ َ َّ ‫علَ ُموا أ َ َّن‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫آخذِي ِه ِإ ََّل أ َ ْن ت ُ ْغ ِم‬
ْ ‫ضوا فِي ِه ۚ َوا‬ َ ‫ْال َخ ِب‬
ِ ‫يث ِم ْنهُ ت ُ ْن ِفقُونَ َولَ ْست ُ ْم ِب‬

Terjemahannya :

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS, Al-Baqarah (2) : 267)
(Departement Agama RI, 2020)

Ayat tersebut menegaskan bahwa Islam sangat memerhatikan sebuah

pelayanan yang berkualitas, memberikan yang baik, dan bukan yang burukyang

artinya “berinfaklah dari hasil kerja kalian yang baik-baik dan hasil bumi yang kalian

dapatkan seperti pertanian, tambang dan sebagainya. Janganlah kalian sengaja

berinfak dengan yang buruk-buruk. Padahal kalian sendiri, kalau diberikan yang

buruk seperti itu, akan mengambilnya dengan memancingkan mata seakan tidak ingin
90

memandang keburukannya. Ketahuilah Allah tidak membutuhkan sedekah kalian.

Dia berhak untuk dipuji karena kemanfaatan dan kebaikan yang telah ditunjuki-Nya.

2. Analisis Gaya Hidup (Z) mampu memoderasi pengaruh Kualitas

Pelayanan (X) terhadap Keputusan Pembelian(Y)

Dari hasil uji regresi memiliki hasil koefisien berbeda setelah ditambahkan

variabel moderating yang semulanya variabel kualitas pelayanan masih mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian berubah menjadi tidak

signifikan karena dipengaruhi oleh variabel moderating gaya hidup dari hasil olah

data responden GrabFood.

Berdasarkanhasil analisis regresi moderasi dengan pendekatan MRA

menunjukkan bahwa Gaya Hidup memoderasi pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap

Keputusan Pembelian, artinya hipotesis diterima. Hipotesis dalam penelitian ini

dimana Gaya Hidup memoderasi Kualitas Pelayanan yang dimana memiliki nilai

signifikan 0,317 lebih besar dari 0,05. Jadi Gaya Hidup tidak berpengaruh signifikan

terhadap kualitas pelayanan dan keputusan pembelian, dengan demikian dapat


dikatakan bahwa penelitian ini ditolak.

Hal ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fajar

Syaiful dengan judul analisis pengaruh produk halal dan kualitas layanan terhadap

minat beli makanan dan minuman dengan gaya hidup. Hal ini dapat menjelaskan

adanya keterlibatan antar ketiga variabel, dimana pengaruh gaya hidup memoderasi

hubungan antara kualitas layanan terhadap minat beli berpengaruh positif tetapi tidak

signifikan.
91

Hal ini sejalan dengan ajaran islam dalam memilih produk, sebelum membeli

atau menggunakan suatu produk hendaknya konsumen mengetahui terlebih dahulu

kebutuhan atau masalah yang dihadapinya, selanjutnya konsumen hendaknya terlebih

dahulu mencari informasi apakah produk tersebut baik digunakan atau tidak, hal ini

menjadi alasan betapa pentingnya mencari informasi terkait suatu informasi atau

berita yang datang. Pentingnya mencari produk halal yang sudah dijelaskan dalam

Qs. Al-Baqarah 2/168:

‫شي ْٰط ۗ ِن اِنَّهٗ لَ ُك ْم َعد ٌُّو‬ َ ‫ض َح ٰل ًًل‬


ِ ‫ط ِيبًا َّۖو ََل تَتَّ ِبعُ ْوا ُخطُ ٰو‬
َّ ‫ت ال‬ ُ َّ‫ٰيٓاَيُّ َها الن‬
َ ْ ‫اس ُكلُ ْوا ِم َّما فِى‬
ِ ‫اَل ْر‬
‫ُّمبِيْن‬

Terjemahannya:

Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik
dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu
merupakan musuh yang nyata. Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa
penting bagi umat Islam.

Dari ayat tersebut dapat diketahuibahwa penting bagi umat Islam untuk

mengonsumsi segala sesuatu yang halal. Halal disini tidak hanya sekedar bahan-

bahan yang terkandung saja, melainkan juga dari sisi cara pengolahannya, tempat

pengolahannya serta cara mendapatkannya.

Hasil penelitian ini juga turut mendukung teori perilaku konsumen, menurut

Engel et al (2010) dalam Nofri dkk (2019) menyatakan bahwa perilaku konsumen

adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan

menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul dari

tindakan ini. Maka terciptanya keputusan pembelian, terlebih dahulu didasari dengan
92

pencarian informasi-informasi menyangkut produk tersebut, apabila sesuai dengan

yang diinginkan konsumen maka akan terdapat keputusan pembelian, kemudian

berujung pada penggunaan produk yang juga berdampak pada kepuasan pelanggan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan juga hasil olah data yang

telah diperoleh mengenai penelitian “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan

Terhadap Pemilihan Gerai Makanan Pada Aplikasi GrabFood Dengan Gaya

Hidup Sebagai Variabel Moderasi”, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu

sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengujian hipotesis bahwa Kualitas Pelayanan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian atau

pemilihan gerai makanan pada aplikasi GrabFood. Hal ini sejalan

dengan semakin baik Kualitas Pelayanan yang didapatkan seseorang

tentang suatu produk yang diinginkan, maka semakin besar Keputusan

Pembelian yang tercipta.

2. Berdasarkan hasil analisis regresi moderasi dengan pendekatan MRA

bahwa Gaya hidup tidak dapat memoderasi Kualitas Pelayanan

terhadap Keputusan Pembelian. Hal ini dapat dilihat dari pengujian

variabel moderasi, variabel Gaya Hidup memiliki t hitung < t tabel

dengan nilai sebesar 1,006 < 1,660 dengan tingkat singnifikansi 0,317,

yang berarti tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan terhadap

Keputusan Pembelian.

93
94

B. Keterbatasan Masalah

Dalam penelitian ini, tentunya tidak terlepas dari adanya keterbatasan penelitian

yang tentunya dapat memengaruhi hasil dari suatu penelitian, tak terkecuali pada

penelitian ini, berikut beberapa keterbatasan yang terjadi dalam peneltian ini:

1. Terdapat jawaban yang kurang tepat, yang diberikan responden sehingga

beberapa jawaban tidak dapat diambil.

2. Proses penyebaran kuesioner yang kurang akurat, dikarenakan penyebaran

dilakukan secara online yang mengakibatkan beberapa responden tidak

termasuk dalam kriteria penelitian.

3. Terdapat keluhan responden yang tidak dapat mengisi kuesioner dikarenakan

sinyal yang terganggu.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan

Terhadap Pemilihan Gerai Makanan Pada Aplikasi GrabFood dengan Gaya Hidup
Sebagai Variabel Moderasi”, maka penulis akan memebrikan saran yang akan

berguna baik bagi perusahaan maupun peneliti selanjutnya, adapun saran yang

diberikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa

Kualitas pelayanan menjadi salah satu faktor penting dalam peningkatan

keputusan pembelian konsumen, di mana sebelum melakukan pembelian,

konsumen terlebih dahulu mencari informasi atau review mengenai produk

yang diinginkan. Untuk itu menciptakan keputusan pembelian walaupun


95

hanya membaca review kualitas pelayanan, pihak perusahaan harus pandai

dalam menciptakan suatu produk agar menciptakan review yang baik dan

jujur, agar dapat meningkatka keputusan pembelian yang akan berujung pada

kepercayaan untuk membeli suatu produk tersebut.

2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa

Kualitas pelayanan menjadi faktor penting dalam peningkatan keputusan

pembelian konsumen. Untuk itu, pihak perusahaan dapat menjadi yang

terbaik, maka tentunya harus menciptakan produk yang mampu melebihi

kebutuhan konsumennya, agar konsumen merasa puas dan dapat memberikan

review kualitas pelayanan yang baik terhadap produk tersebut yang kemudian

berdampak pada keputusan pembelian konsumen. Dan untuk peneliti

selanjutnya, jika ingin melakukan penelitian terhadap kepuasan pelanggan,

sebaiknya menggunakan variabel lain dan penelitian dapat lebih luas.


DAFTAR PUSTAKA

Alam Nur, 2014, Potensi Penggunaan Koneksi Internet Instansi Pemerintah Bersama
Masyarakat di Kota Makassar,Vol. 17 No. 3, Desember 2014
Alvi Syahrin (2017) pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien pada
puskesmas di kecamatan kampar.
Al-Qur’an dan Terjemahan (2019), Kementrian Agama RI. Pustaka Agung Harapan

Andryani, Yulia, Maya (2019), Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Keputusan Konsumen dalam Menggunakan Jasa Grab Online,
[disitir 16 Januari 2021]

Aisyah, Siti (2017) Pengaruh citra merek DBL terhadap keputusan pembelian
kaos olahraga basket di DBL Store Surabaya. Undergraduate thesis, UIN
Sunan Ampel Surabaya.

Ardianto (2017), Moderasi Gaya Hidup Konsumtif dalam Pengaruh Diskon


Terhadap Keputusan Pembelian, [disitir 23 Maret 2021]

Assael, Henry (2001). Consumer Behavior. Edisi keenam. New York: Thomson
Learning. [disitir 16 Januari 2021]

Basith, Abdul dan Fadilah, Farish (2018), Analisis Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk pada McDonald’s di Jatiasih
Bekasi, Vol. 9 No. 3, pp 191-202

Bernartd T. Widjaja (2009). Life Style Marketing , Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Boediono Meilina dkk (2017), Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Sealantwax, Vol.3 No.1

Christalisana, Chandra (2018), Pengaruh Pengalaman dan Karakter Sumber Daya


Manusia Konsultan Manajemen Konstruksi Terhadap Kualitas Pekerjaan pada
Proyek di Kabupaten Pandeglang, Volume 7 No 1

Effendy, Irsan (2019), Pengaruhh Manajemen Laba, Profitabilitas dan Struktur


Modal terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel
Moderasi, [disitir 19 Januari 2021]

Effendy, A.Y dan Kunto, Y.S, (2013). Pengaruh Customer Value Proposition
Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Consumer Pack Premium Baru
Bogasari, Vol. 1, No. 2, pp 1-8

Faidah, Dzul (2019), Pengaruh Komunikasi Pemasaran Personal Selling Terhadap


Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Oriflame Melalui Citra Merek
Sebagai Variabel Intervening, [disitir 15 Januari 2021]

96
97

Fakhrul, Muhammad (2018), Pengaruh Kelompok Rujukan terhadap Keputusan


Pembelian dengan Minat Beli sebagai Variabel Intervening pada Konsumen
Produk Herbal, [disitir pada 19 Januari]

Fatharani, Lubis, Dewi (2013), Pengaruh Gaya Hidup (Life Style), Harga (Price),
dan Kelompok Referensi (Reference Group) terhadap Keputusan Pembelian
Telepon Seluler Blackberry, Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, Vol. 2, no. 3, pp.
57-76, Jul. 2013.

Hafidz Irham (2018), Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan dan Promosi terhadap
Keputusan Konsumen dalam Memilih Grab Bike di Kota Malang, [disitir pada
22 Juni 2021]

Harahap, D. A., & Amanah, D. (2018). Perilaku belanja online di Indonesia. Jurnal
Riset Manajemen Sains Indonesia, 9 (2), 193-213.

Hutagaol, Dora, Christina (2019), Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Keputusan Pembelian Konsumen di Pajak USU (PAJUS) Medan, [disitir 19
Januari 2021]

Ichsan, M. N (2019) Strategi Komunikasi Pemasaran Bakso Goreng Baper di Media


Sosial Instagram dalam Menarik Pelanggan. [disitir 29 Oktober 2020]

Irwanti ika (2013), Analisis Pengaruh Brand Equity Terhadap Proses Keputusan
Pembelian pada Konsumen Pond’s di Kota Surabaya, Vol 2, No.4

Karmansyah, Radami (2020), Pengaruh Promosi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap


Keputusan Konsumen Dalam Menggunakan Layananan Grabfood Di
Kecamatan Ilir Barat I Palembang Pada Saat Pandemi Covid-19. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Palembang. [Disitir
9 Maret 2021]

Khamid, Ahmad Fajar Sayful (2020), Analisis Pengaruh Produk Halal dan Kualitas
Layanan terhadap Minat Beli Makanan dan Minuman dengan Gaya Hidup
sebagai Variabel Moderating, [UNSPECIFIED]

Koba, Alfonzo Loru (2010), Tipologi Konsumen Pembeli Toko Diskon Di Yogyakarta
(Studi Pada Konsumen Carrefour Plaza Ambarukmo Yogyakarta). S1 thesis,
UAJY.[disitir 19 Januari 2021]

Kotler & Keller (2016), Marketing Management (15th edition). USA: Pearson
Education Limited. [disitir 19 Januari 2021]

Iisnawatia , Rosab, Aslamia , Yunitac, Dessy , Hartati (2019), Keputusan Konsumen


Menggunakan Jasa Pesan Antar Makanan Online di Palembang, Vol.17 (3)

Lee, Assion (2010). Perceived price fairness of dynamic pricing. Journal of


Industrial Management & Data Systems, 111, 531- 550.
98

Lestari, Andryani (2017), Pengaruh Gaya Hidup dan Sikap Konsumen Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Secara Online di Kota Makassar, [disitir 15
Januari 2021]

Levy, and Weitz, (2012). Retailing Management. New York: McGraw-Hill. [disitir 19
Januari 2021]

Liana, Lie (2009), Penggunaan MRA dengan Spss untuk Menguji Pengaruh Variabel
Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel
Dependen,Volume XIV, No.2, Juli 2009 : 90-97

Manurung, Renhard dan Ratlan Pardede, “Analisis Jalur Path = Path Analysis”,
Jakrata: Rineka Cipta, 2014

Masni, (2017) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Pelajar


Dalam Memilih Makanan Ringan Kemasan Ditinjau Dari Ekonomi Islam, Juli
2017, [disitir 16 Desember 2020]

Martono, Nanang (2014), Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder, EdisiRevisi II.Jakarta :RajawaliPers.

Nismawati (2018), Analisis Pengaruh Keamanan dan Kepercayaan Terhadap


Keputusan Pembelian Secara Online di Kota Makassar dengan Minat
Pembelian Sebagai Variabel Intervening, [disitir 15 Januari 2020]

Nurmadinah (2020), Pengaruh Murabahah, Profit Sharing dan Financial To Deposit


Ratio Terhadap Profitability dengan Non Performing sebagai Variabel
Pemoderasi, [disitir 16 Januari 2021]

Nofri, Okta dan Hafifah, Andi, (2019). Analisis Perilaku Konsumen Dalam
Melakukan Online Shopping Di Kota Makassar, Vol. 5, No. 1, pp 113-132

Octavia Yeti (2020), Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Kuir GrabFood terhadap
Kepuasan Pelanggan pada Karyawan Puskesmas Basuki Rahmad Kota
Bengkulu. , [disitir pada 22 Juni 2021]

Peter, Paul dan Jerry C. Olson (2010). Consumer Behavior & Marketing Strategy,
Ninth Edition. New York: McGraw Hill

Puspita, Marcella, dan Aprilia, Adriana (2020), faktor-faktor pendorong konsumen


Surabaya membeli makanan dan minuman melalui aplikasi GoFood dan
GrabFood, Vol. 6, No. 2, pp 88-98

Putro Widjoyo, Samuel, Brahmana (2014), Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kualitas
Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Loyalitas Konsumen Restoran
Happy Garden Surabaya, Vol.2, No. 1, (2014) 1-9

Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah (2005), Metode Penelitian Kuantitatif. (Jakarta:
Rajagrafindo Perkasa,), hal. 130
99

Rahman, Suwandi dan Hamid (2016), Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan


Keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam Pencapaian Good Governance.
MINDS Jurnal Manajemen Ide dan Inspirasi. Vol. 3 No. 25-41.

Retnasih, Dwi (2018), Hubungan Antara Kepercayaan Konsumen dan persepsi


Risiko Dengan Minat Beli Barang Secara Online di Lazada Online Shop pada
Mahasiswa, [disitir 16 Januari 2021]

Ryu, & Han, (2010). Influence of the quality of food, service, and physical
environment on customer satisfaction in quick-casual restaurants: Journal of
Hospitality and Tourism Research, Vol. 3, No.3, pp.310-329.

Sentoso, Fajar (2019),Pengaruh Kualitas Makanan dan Persepsi Harga terhadap


Keputusan Pembelian Kembali melalui Kepuasan Pelanggan Crunchaus Salads
di Pakuwon Mall Surabaya, Vol. 7, No. 2

Silvi Sri Rahayu,Dkk (2014). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Kualitas Layanan
dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian pada Muslimah Beauty Care
dan SPA di Kota Padang.
Sinaga P Eko (2017), pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian
konsumen pada showroom ivo mobil tritura medan.
Sopian, (2017), Pengaruh Lokasi Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
(Studi Kasus Pada Konsumen Kedai Kopi Euy Kota Bandung), Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Unpas Bandung.
Sunardi & Handayani (2014), Kualitas Pelayanan dalam Islam dan Kepercayaan
terhadap Lembaga Amil Zakat Infaq Sedekah Rumah Yatim Arrohman
Indonesia, [disitir 3 April 2021]
Sugiyono (2009), Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kedua belas, Bandung ,alfabeta.
Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Dan R & D. hal. 120
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan(Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif
dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Sugiyono (2018), Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Suryani Tatik. (2008). Perilaku Konsumen ,Yogyakarta : Graha ilmu
Waqiah Ismatul, (2019), Analisis Pengaruh Merek Kosmetik Terhadap Minat Beli
Konsumen Dengan Pengetahuan Sebagai Variabel Moderasi Di Kota
Makassar, [disitir 31 Maret 2021]
Wijaya, (2017), Analisa Pengaruh Kualitas Makanan Terhadap Kepuasan Konsumen
Di Yoshinoya Galaxy Mall Surabaya, [disitir 16 Januari 2021]
100

Winarto, Caroline (2019), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan


Konsumen Dalam Menggunakan Jasa GrabFood Di Surabaya [disitir 13
Januari 2021]

Yuniati, Setyowaty, Nuning (2018), Faktor Motivasional Niat Pembelian Makanan dan
MinumanMelalui GrabFood di Indonesia, [disitir 15 Januari 2021]

Yusuf, Muri (2014), Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian


Gabungan. Jakarta: Kencana.
101

LAMPIRAN
102

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

(Informed Consent)

Dengan Hormat,
Saya mahasiswi S1 Program Studi Manajemen Pemasaran Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Nama : Ainun Fadillah Aras
NIM : 90200117091
Bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap Pemilihan Gerai Makanan Pada Aplikasi
GrabFood Dengan Gaya Hidup Sebagai Variabel Moderasi”. Sehubungan dengan
hal tersebut, saya sebagai peneliti meminta kesediaan mahasisswa/i untuk menjadi
responden penelitian saya dengan menandatangani kolom di bawah ini. Segala
informasi yang anda berikan akan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan
disebarluaskan. Jika suatu waktu anda merasa dirugikan dalam bentuk apapun, anda
berhak untuk membatalkan persetujuan ini dan mengundurkan diri sebagai responden
penelitian tanpa paksaan apapun.
Atas kesediaan dan kerja sama saudara/i saya ucapkan terima kasih.

Makassar, Juni 2021

(Peneliti)
103

Lampiran 2

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Pemilihan Gerai Makanan

Pada Aplikasi GrabFood Dengan Gaya Hidup Sebagai Variabel Moderasi

No. Responden : ….

Responden yang terhormat, dalam rangka pengambilan data primer untuk

penelitian guna menyusun skripsi Sarjana (S1) pada Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar dengan judul di atas, saya

mengharapkan kesediaan mahasiswa/i untuk mengisi kuesioner di bawah ini.

Atas waktu dan usahanya saya ucapkan terima kasih.


104

Petunjuk Pengisian

Isilah kuesioner ini dengan memberi tanda centang () pada jawaban sesuai
dengan penilaian Anda dengan keterangan sebagai berikut:

Keterangan Skor Keterangan

Sangat Tidak Sangat Setuju


Setuju 1 2 3 4 5 6 7

Identitas Responden

1. Nama : .......................................................

2. Usia : .......................................................
3. Jenis Kelamin : Laki-LakiPerempuan

4. Universitas : …………………………………….

- Mahasiswa PTN di Makassar


- Usia Minimal 18 Tahun
- Memiliki Aplikasi Grab
- Pernah melakukan pemesanan melalui Aplikasi GrabFood

Sesuai kode etik penelitian ilmiah, identitas yang Anda berikan bersifat
rahasia. Atas waktu dan kesediaannya, Saya ucapkan terima kasih.
105

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberikan tanda ( ) sesuai


dengan penilaian dan pendapat anda.

Kualitas Pelayanan (X)


Bukti Langsung (Tangible)
No. Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
1. Informasi Aplikasi yang digunakan oleh
konsumen mudah dimengerti.
Kehandalan (Realibility)
1. Driver mengantarkan pesanan makanan
ketempat tujuan dengan tepat waktu
2. Konsisten dalam pelayanan jasa atau sesuai
dengan jadwal yang ditentukan.
Ketanggapan (Responsive)
1. GrabFood memberikan solusi apabila terjadi
permasalahan ketika pelanggan memesan.
2. Driver cepat dan tanggap ketika menerima
pemesanan dari pelanggan.
Jaminan (Assurance)
1. Driver Grab berperilaku sopan ketikan melayani
pelanggan untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas
2. GrabFood mengutamakan kepuasan konsumen
dengan memberikan pelayanan yang berkualitas.
Empati (Emphaty)
1. Driver GrabFood mengucapkan terima kasih
ketika diakhir pelayanan
2. GrabFood berkomunikasi baik dengan
106

pelanggan untuk memberikan pelayanan yang


berkualitas.

Keputusan Pembelian (Y)


Pengenalan Masalah
No. Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7
1. Saya memakai fitur GrabFood karena dapat
memenuhi kebutuhan saya
Pencarian Informasi
1. Saya tahu berbagai media promosi yang
digunakan oleh GrabFood
Evaluasi Alternatif
1. Harga beli produk di GrabFood dapat dijangkau
secara umum
Kualitas Pelayanan
1. Saya membeli makanan di GrabFood karena
keinginan sendiri
Perilaku Pasca Pembelian
1. GrabFood tidak pernah mengecewakan
konsumen

Gaya Hidup (Z)


Aktifitas
No. Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7
1. Saya mengeluarkan sejumlah uang untuk
107

melakukan kegiatan yang menyenangkan diri


sendiri .
2. Grabfood menjadi salah satu pilihan saya untuk
memesan makanan.
Minat
1. Saya tertarik untuk memesan makanan di
GrabFood yang sedang populer saat ini
2. Saya tertarik mengikuti perkembangan media
yang ada
Opini
1. Menurut saya, harga yang dikenakan pada suatu
produk menjamin kualitas produk tersebut.
2. Menurut saya, dengan membeli suatu produk
tertentu dapat menunjukan citra saya kepada
lingkungan sekitar.
108

Lampiran 3

Rekapitulasi Kuesioner

Variabel Kualitas Pelayanan

X1.1 X2.2 X3.3 X4.4 X5.5 X6.6 X7.7 X8.8 X9.9 Total (X)
7 6 6 4 6 7 7 7 7 57
5 6 5 4 7 6 6 6 6 51
6 6 6 6 7 6 7 7 6 57
7 6 5 5 6 6 7 5 5 52
7 5 6 5 7 7 7 7 7 58
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
6 6 6 4 6 6 6 4 6 50
6 6 6 6 7 7 7 7 7 59
4 5 5 5 5 4 5 5 5 43
6 5 6 4 6 6 7 7 6 53
7 6 5 5 7 6 6 7 7 56
7 7 7 7 7 7 7 7 7 63
6 6 6 6 6 6 6 6 6 54
3 6 6 7 6 7 7 7 7 56
7 7 7 6 6 7 6 7 7 60
6 7 6 7 7 7 7 7 7 61
7 7 7 7 6 6 6 6 6 58
7 6 6 6 7 7 7 7 7 60
6 7 7 5 7 7 7 5 7 58
6 5 5 4 5 6 6 7 6 50
6 6 6 4 6 7 7 7 6 55
5 4 4 5 5 6 6 6 6 47
6 6 6 6 6 7 6 5 6 54
6 5 5 5 6 5 6 7 7 52
6 6 6 6 6 6 6 6 6 54
5 7 7 7 7 7 7 7 7 61
5 6 6 6 6 6 6 6 6 53
5 6 6 5 7 6 6 6 5 52
6 5 5 4 4 4 4 3 4 39
7 6 7 7 7 7 7 7 7 62
109

5 4 4 4 5 4 5 4 4 39
6 6 6 4 7 7 7 6 6 55
6 6 6 4 6 6 6 5 6 51
6 5 6 3 6 6 6 6 6 50
5 4 5 5 5 6 6 7 5 48
5 6 6 6 6 6 7 4 6 52
7 4 6 1 1 4 6 1 5 35
6 4 4 5 6 6 7 4 6 48
6 6 6 5 6 4 5 5 6 49
6 5 5 7 7 6 6 7 7 56
6 6 7 7 7 7 7 7 7 61
7 7 7 6 6 7 7 6 6 59
6 6 6 6 7 6 6 5 6 54
6 4 6 7 6 7 7 6 7 56
6 5 4 6 5 5 5 5 5 46
4 4 4 4 6 7 7 7 7 50
7 5 5 7 5 7 7 7 7 57
6 5 5 6 6 6 6 6 6 52
6 5 5 6 5 5 5 5 5 47
6 4 5 6 6 6 6 6 6 51
5 4 4 4 6 6 5 5 5 44
6 4 6 4 6 7 7 7 6 53
7 6 6 6 6 6 6 6 6 55
5 5 5 5 6 6 5 7 6 50
5 4 4 5 5 6 5 4 5 43
6 6 6 6 7 7 7 5 6 56
6 5 3 5 6 6 6 6 6 49
5 4 5 4 6 6 5 7 5 47
5 6 7 6 6 6 6 5 5 52
6 7 6 7 6 7 7 7 7 60
4 5 4 5 6 6 6 4 4 44
7 6 6 6 6 6 6 6 6 55
6 5 6 6 5 6 6 5 6 51
6 5 5 6 5 6 7 6 6 52
7 5 5 5 6 6 6 6 6 52
110

6 5 6 4 6 6 5 4 5 47
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
6 5 5 7 5 5 5 7 7 52
6 6 6 7 7 7 7 7 7 60
6 6 6 6 6 6 6 5 6 53
6 5 5 5 5 5 5 4 5 45
6 6 6 7 6 6 6 4 6 53
7 7 7 7 7 7 7 7 7 63
7 7 6 6 7 6 5 7 7 58
4 4 5 5 6 5 5 4 6 44
7 7 7 7 7 7 7 7 7 63
6 5 5 6 5 6 5 6 7 51
6 6 7 6 6 6 6 6 6 55
7 4 1 6 5 4 4 7 6 44
4 4 4 4 5 6 4 6 6 43
6 4 4 6 4 4 5 6 4 43
4 3 4 5 4 5 5 5 4 39
5 5 5 5 6 6 6 6 6 50
6 5 5 5 5 6 6 7 6 51
7 7 7 7 7 7 7 7 7 63
7 6 6 7 7 7 7 7 7 61
6 4 6 6 6 6 6 7 7 54
5 6 7 6 5 6 7 6 6 54
4 7 5 6 7 7 7 7 7 57
6 6 6 6 6 6 6 6 6 54
6 7 6 5 7 7 6 7 6 57
6 6 6 7 6 6 7 7 7 58
6 6 6 6 6 6 7 7 7 57
6 4 4 5 6 6 5 6 6 48
5 6 6 6 6 6 6 4 6 51
4 5 4 5 5 5 5 4 5 42
6 6 6 6 6 6 6 6 6 54
7 7 7 7 7 7 7 7 7 63
7 6 6 7 7 7 7 7 7 61
5 4 4 7 4 6 6 6 6 48
111

Variabel Keputusan Pembelian Konsumen

X1.1 X2.2 X3.3 X4.4 X5.5 Total (Y)


7 7 6 6 6 32
6 5 5 6 4 26
7 5 6 7 6 31
7 7 4 4 3 25
7 6 6 7 5 31
5 5 5 5 5 25
5 3 4 2 3 17
7 7 6 6 6 32
5 5 4 4 4 22
5 6 6 5 6 28
6 5 4 6 6 27
7 7 7 7 7 35
6 6 6 6 6 30
7 7 7 6 3 30
7 7 7 7 6 34
6 7 6 7 6 32
6 6 6 6 6 30
7 5 5 6 5 28
7 7 5 7 7 33
7 4 7 6 4 28
7 4 6 7 7 31
6 5 3 5 4 23
6 6 3 5 5 25
5 5 5 6 5 26
6 6 5 6 6 29
4 4 4 7 4 23
6 6 6 6 6 30
5 5 5 6 5 26
7 4 4 6 4 25
7 7 7 7 4 32
3 4 5 5 4 21
7 6 7 7 4 31
6 3 6 6 6 27
112

6 6 3 6 3 24
6 5 5 6 5 27
6 6 5 7 5 29
1 1 7 7 1 17
7 6 6 7 6 32
6 4 4 5 3 22
5 5 4 5 5 24
7 7 7 7 7 35
6 6 6 6 6 30
7 7 6 7 5 32
4 3 4 6 1 18
5 4 6 6 3 24
4 4 4 4 4 20
7 7 7 7 7 35
6 6 6 6 5 29
6 6 5 6 4 27
6 5 7 6 5 29
5 3 3 5 4 20
7 7 6 7 7 34
6 6 6 6 7 31
5 5 5 4 5 24
4 4 4 6 4 22
5 5 7 7 6 30
7 6 6 7 3 29
4 4 4 5 4 21
6 6 6 6 5 29
7 6 7 7 6 33
4 4 4 6 4 22
6 6 6 6 6 30
7 4 6 4 4 25
6 6 6 6 4 28
6 4 6 7 6 29
7 4 4 5 4 24
4 4 4 6 4 22
7 7 5 7 5 31
113

6 4 5 6 6 27
6 4 5 6 5 26
7 4 7 7 4 29
6 6 5 5 4 26
7 7 7 7 7 35
7 7 6 5 7 32
6 4 6 7 5 28
7 4 5 7 6 29
5 5 6 6 4 26
7 7 6 6 6 32
7 4 4 4 2 21
4 4 4 6 4 22
4 4 4 6 4 22
5 4 4 5 4 22
7 6 5 6 4 28
5 4 4 6 5 24
7 7 7 7 7 35
7 7 7 6 7 34
6 6 5 6 6 29
6 6 6 7 5 30
7 7 6 7 5 32
6 6 6 6 6 30
7 7 7 7 6 34
6 6 6 6 7 31
7 7 7 7 6 34
4 6 6 6 5 27
6 6 5 7 5 29
6 4 5 7 3 25
6 6 6 6 6 30
7 7 7 7 7 35
7 7 5 6 7 32
6 7 4 6 4 27
114

Variabel Gaya Hidup

X1.1 X2.2 X3.3 X4.4 X5.5 X6.6 Total (Z)


7 7 7 4 6 2 33
6 5 5 5 5 5 31
7 7 7 7 6 6 40
5 5 5 5 4 5 29
6 6 4 6 6 5 33
5 5 5 5 5 5 30
6 3 3 4 5 6 27
6 7 7 6 7 6 39
4 4 4 4 4 4 24
7 4 3 4 5 4 27
6 6 6 6 6 5 35
7 7 7 7 7 7 31
6 6 6 6 6 5 37
7 7 7 7 6 7 41
6 7 7 7 7 7 41
7 7 6 6 6 5 37
6 6 6 6 6 6 36
7 7 7 5 7 4 37
7 7 7 7 7 7 42
6 6 5 6 5 5 33
7 5 6 7 4 3 32
5 6 5 7 6 6 35
6 6 6 6 6 6 36
2 5 5 5 5 3 25
6 6 6 6 6 6 36
4 5 4 4 7 4 28
6 6 6 6 6 6 36
5 5 5 5 6 5 31
5 6 6 6 6 6 35
7 7 3 7 5 5 34
4 3 4 4 4 4 23
7 7 7 6 7 5 39
6 6 6 6 6 6 36
115

6 6 6 6 5 3 32
5 6 6 4 6 6 33
6 6 6 6 6 6 36
7 4 4 1 1 1 18
7 6 6 6 6 5 36
5 5 4 3 4 4 25
3 5 5 6 5 5 29
6 7 7 7 7 7 41
6 6 6 7 7 7 39
6 7 7 7 6 6 39
7 7 5 6 7 5 37
7 5 4 5 4 4 29
7 4 4 6 4 4 29
7 7 7 7 7 7 42
6 6 6 6 6 6 36
5 6 5 5 5 5 31
6 6 5 6 6 6 35
5 5 4 2 4 3 23
7 7 7 7 4 4 36
7 7 6 6 6 6 38
6 6 5 4 6 4 29
5 4 6 6 4 4 37
5 7 6 7 6 6 37
6 7 7 7 6 4 37
5 5 4 5 4 5 28
5 5 5 5 5 6 31
6 7 7 6 7 4 37
6 4 4 6 4 3 27
6 6 6 6 6 6 36
7 6 4 4 6 4 31
6 6 6 6 6 5 35
5 7 6 6 5 6 35
5 6 5 6 5 5 32
6 4 4 4 4 4 26
7 5 7 5 6 7 37
116

5 6 5 4 5 5 30
5 6 5 5 5 5 31
7 7 7 7 7 7 36
7 5 5 7 6 6 36
7 7 7 7 7 7 42
5 5 6 5 5 5 31
5 5 6 6 6 5 33
7 7 7 7 7 7 42
7 6 6 7 4 3 33
7 7 7 7 7 7 42
4 6 3 4 4 3 24
4 4 4 6 4 4 26
6 4 4 6 4 4 28
4 3 4 4 4 4 23
5 6 6 6 6 5 34
6 6 5 6 6 5 34
7 7 7 7 7 7 42
6 7 7 6 7 7 40
4 4 4 6 5 4 27
6 6 6 7 7 6 38
7 7 7 7 7 6 41
6 6 6 6 6 6 36
6 7 6 6 6 7 38
6 6 7 6 6 7 38
7 7 7 6 6 6 39
6 6 6 6 5 4 33
5 4 4 6 6 6 31
5 5 6 6 7 5 34
6 6 6 6 6 6 36
7 7 7 7 7 7 42
6 6 6 6 7 6 37
7 6 6 6 6 6 37
117

Lampiran 4

Uji Validitas

a. Kualitas Pelayanan

Correlations
X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 Kualitas
Pelayanan
X.1 Pearson 1 .401 .349 .260 .220 .243 .332 .273 .436 .542**
** ** ** * * ** ** **
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .009 .028 .015 .001 .006 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
**
X.2 Pearson .401 1 .699 .501 .590 .517 .532 .308 .492 .787**
** ** ** ** ** ** **
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
**
X.3 Pearson .349 .699 1 .343 .390 .492 .538 .155 .402 .681**
** ** ** ** ** **
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .123 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
**
X.4 Pearson .260 .501 .343 1 .428 .350 .360 .432 .511 .667**
** ** ** ** ** ** **
Correlation
Sig. (2-tailed) .009 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.5 Pearson .220* .590 .390 .428 1 .683 .494 .498 .534 .747**
** ** ** ** ** ** **
Correlation
Sig. (2-tailed) .028 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.6 Pearson .243* .517 .492 .350 .683 1 .748 .469 .594 .775**
** ** ** ** ** ** **
Correlation
Sig. (2-tailed) .015 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.7 Pearson .332** .532 .538 .360 .494 .748 1 .384 .578 .756**
** ** ** ** ** ** **
Correlation
118

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.8 Pearson .273** .308 .155 .432 .498 .469 .384 1 .676 .667**
** ** ** ** ** **
Correlation
Sig. (2-tailed) .006 .002 .123 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
X.9 Pearson .436** .492 .402 .511 .534 .594 .578 .676 1 .809**
** ** ** ** ** ** **
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Kual Pearson .542** .787 .681 .667 .747 .775 .756 .667 .809 1
** ** ** ** ** ** ** **
itas Correlation
Pela Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
yan N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
an
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

b. Variabel Keputusan Pembelian

Correlations
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Keputusan
Pembelian
** ** ** **
Y.1 Pearson Correlation 1 .537 .338 .270 .400 .701**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .007 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** **
Y.2 Pearson Correlation .537 1 .403 .289 .575 .795**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
Y.3 Pearson Correlation .338** .403** 1 .538** .369** .710**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
Y.4 Pearson Correlation .270** .289** .538** 1 .366** .639**
Sig. (2-tailed) .007 .004 .000 .000 .000
119

N 100 100 100 100 100 100


** ** ** **
Y.5 Pearson Correlation .400 .575 .369 .366 1 .777**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Kep Pearson Correlation .701 .795 .710 .639 .777 1
utus Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
an N 100 100 100 100 100 100
Pem
beli
an
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

c. Variabel Gaya Hidup

Correlations
Z.1 Z.2 Z.3 Z.4 Z.5 Z.6 Gaya
Hidup
** ** * ** *
Z.1 Pearson Correlation 1 .379 .407 .244 .365 .217 .489**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .014 .000 .030 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Z.2 Pearson Correlation .379 1 .745 .513 .712 .460 .751**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** **
Z.3 Pearson Correlation .407 .745 1 .624 .673 .520 .852**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
Z.4 Pearson Correlation .244* .513** .624** 1 .584** .550** .763**
Sig. (2-tailed) .014 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
Z.5 Pearson Correlation .365** .712** .673** .584** 1 .688** .807**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100
Z.6 Pearson Correlation .217* .460** .520** .550** .688** 1 .707**
120

Sig. (2-tailed) .030 .000 .000 .000 .000 .000


N 100 100 100 100 100 100 100
Gay Pearson Correlation .489** .751** .852** .763** .807** .707** 1
a Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
Hid N 100 100 100 100 100 100 100
up
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
121

Lampiran 5

Uji Realibilitas

a. Variabel Kualitas Pelayanan

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items

Alpha

.874 9

b. Variabel Keputusan Pembelian

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items

Alpha

.775 5

c. Variabel Gaya Hidup

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items

Alpha

.864 6
122

Lampiran 6

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas P-P Plot


123

Lampiran 7

Uji Multikoleniaritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF
1 Kualitas Pelayanan .549 1.822

Gaya Hidup .549 1.822


a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
124

Lampiran 8

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta


1 (Constant) 2.811 1.658 1.695 .093

Kualitas Pelayanan .025 .042 .081 .595 .553


Gaya Hidup -.063 .050 -.172 -1.263 .210
a. Dependent Variable: ABS_RES2
125

Lampiran 9

Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea .26553

Cases < Test Value 50

Cases >= Test Value 50

Total Cases 100

Number of Runs 53

Z .402

Asymp. Sig. (2-tailed) .688

a. Median
126

Lampiran 10

Uji Hipotesis

1. Koefisien Determinasi (R2)

a. Sub Struktur I

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .669a .448 .442 3.169

a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

b. Sub Struktur II

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .757a .572 .559 2.818

a. Predictors: (Constant), X_Z, Kualitas Pelayanan, Gaya Hidup


127

2. Uji Parsial (Uji-t)

a. Sub Struktur I

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta


1(Constant) 4.090 2.712 1.508 .135
Kualitas Pelayanan .460 .052 .669 8.912 .000
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

b. Sub Struktur II

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta

1(Constant) 2.859 11.827 .242 .809


Kualitas Pelayanan .233 .237 .338 .983 .328
Gaya Hidup
.378 .375 .462 1.006 .317
X_Z
.000 .007 .023 .032 .975

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


128

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ainun Fadhillah Aras, lahir di Ujung Pandang pada tanggal 20

Agustus 1999 di Kota Makassar Sulawesi Selatan. Anak kedua

dari 5 bersaudara pasangan bapak H. Muh Aras Angka dan Ibu

Rahayu Karim. Kakak Pertama Bernama Nur Arsyi Aryu, adik

Ke-3 Bernama Farah Afifah Aras, adik ke-4 bernama Muh.

Fadel Raihan, dan adik ke-5 bernama Inas Afiyah. Penulis

menggali pendidikan dibangku Sekolah Dasar Negeri Minasa Upa di Kota Makassar,

dan lulus pada tahun 2011. Kemudian melanjutkan pendidikan di sekolah SMP

Negeri 33 Makassar dan lulus pada tahun 2014. Kemudian melanjutkan pendidikan di

sekolah MAN 2 Model Makassar dan lulus pada tahun 2017. Pada tahun yang sama,

penulis melanjutkan studi di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam pada program Studi Manajemen. Selama di perguruan

tinggi, penulis pernah bergabung dalam beberapa organisasi eksternal kampus.

Peneliti menyelesaikan kuliah strata satu (S1) pada tahun 2021.

Anda mungkin juga menyukai