Anda di halaman 1dari 109

SPIRITUAL QUOTIENT MEMODERASI PENGARUH JOB

RELEVANT INFORMATION DAN EXTERNAL PRESSURE

TERHADAP BUDGETARY SLACK

(Studi pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Alauddin Makassar

Oleh:
NUR AZHARI AMIR
90400116089

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

i
PENGESAHAN SKRIPSI

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,

rahmat dan hidayah-Nya jugalah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis curahkan kepada

Baginda Nabi Muhammad SAW yang merupakan rahmatan Lil Alaamiin yang

menjadi suri teladan dan merupakan panutan bagi seluruh umat muslim, sumber

inspirasi dan motivasi dalam berbagai aspek kehidupan.

Skripsi dengan judul “Spiritual Quotient Memoderasi Pengaruh Job

Relevant Information dan External Pressure terhadap Budgetary Slack (Studi

pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan)” ini penulis hadirkan

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1 dan memperoleh gelar

Sarjana Akuntansi (S. Ak.) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar.

Sejak awal pengerjaan skripsi ini, terlintas dalam pikiran penulis akan

adanya hambatan dan rintangan, namun dengan adanya bantuan moril, maupun

materil dari segenap hal tersebut, maka melalui tulisan ini, penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang tulus kepada seluruh pihak yang telah membantu,

membimbing dan memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Secara khusus dan teristimewa penulis mengucapkan terima kasih yang

tulus dan sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta yakni ayahanda Amir

Hindi dan ibunda Rosnani Rahim yang telah mengasuh, membesarkan dan

mendidik penulis sejak kecil dengan sepenuh hati dalam buaian cinta kasih sayang

iii
yang tak terhingga. Kedua orang tua yang menjadi kekuatan besar dalam diri

penulis sehingga mampu berjuang untuk menyelesaikan skripsi ini. Selain itu,

penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, diantaranya :

1. Bapak Prof. Hamdan Juhanis, MA. Ph.D. selaku Rektor UIN

Alauddin Makassar Beserta Wakil Rektor I, II, III dan IV.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag. selaku dekan beserta Wakil

Dekan I, II dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin

Makassar.

3. Bapak Memen Suwandi, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar

4. Ibu Dr. Lince Bulotoding, SE., M.Si., Ak, selaku sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin

Makassar.

5. Bapak Dr. Saiful Muchlis, SE., M.SA., Akt., CA, selaku PembimbingI

yang senantiasa dengan sabar membimbing dan memberikan arahan

serta nasihat dalam penyusunan skripsi ini hingga pada tahap

penyelesaian.

6. Ibu Della Fadhilatunisa, SE., M.Ak., Ak MOS, selaku Pembimbing II

yang juga senantiasa dengan sabar membimbing dan memberikan

arahan serta nasihat dalam penyusunan skripsi ini hinggga tahap

penyelesaian.

iv
7. Bapak Dr. Jamaluddin M,SE., M.Si, selaku Penguji I yang senantiasa

dengan sabar menguji dan mengarahkan serta memberikan saran

dalam penyusunan skripsi ini hingga pada tahap penyelesaian.

8. Ibu Dr. Hj. Wahidah Abdullah, S.Ag., M.Ag, selaku Penguji II yang

senantiasa dengan sabar menguji dan mengarahkan serta memberikan

saran dalam penyusunan skripsi ini hingga pada tahap penyelesaian.

9. Dosen, Staff dan seluruh elemen di lingkup Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar

10. Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan yang telah memberi

izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

11. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar yang telah menjadi rumah

kedua bagi penulis dimana selama penulis menjalani jenjang

pendidikan di UIN Alauddin Makassar telah membentuk karakter

penulis dengan dinamikanya yang ada.

12. Dewan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN

Alauddin Makassar yang telah menjadi wadah bagi penulis untuk

mengimplementasikan karakter yang telah dibentuk dari Himpunan

Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN Alauddin Makassar.

13. Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Ekonomi dan Bisnis Islam

Cabang Gowa Raya yang telah mewadahi penulis untuk menimbag

ilmu diluar ilmu perkuliahan selama penulis menjalani jenjang

v
pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin

Makassar.

14. Kakak dan Adik-adik tercinta yang senantiasa mendukung dan

membantu penulis selama proses penyelesaian studi di UIN Alauddin

Makassar.

15. Saudari Ichae, Adik Nabil dan Adik nisa yang telah berkenan

meminjamkan laptopnya untuk penulis selama proses penyusunan

tugas akhirnya.

16. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 (COASTER), terima

kasih atas segala motivasi dan bantuan selama penyelesaian skripsi

dan menjadi teman yang sangat berpengaruh bagi penulis.

17. Kak Abd. Wahid Sahputra, Saudara Saidiman dan Saudari

Musdalifah Latif yang senantiasa membantu penulis dalam

Penyusunan Skripsi ini hingga pada tahap penyelesaian.

18. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu, yang

telah memberi kontribusi selama proses penyelesaian skripsi. Terima

kasih juga untuk pihak yang pernah berkorban banyak, mendukung

dan membantu penulis selama perkuliahan dan dalam organisasi

selama 3 tahun.

Akhirnya dengan segala keterbukaan dan ketulusan, penulis persembahkan

skripsi ini sebagai upaya pemenuhan salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Akuntansi pada UIN Alauddin Makassar, dan semoga skripsi yang

penulis persembahkan ini bermanfaat adanya. Kesempurnaan hanyalah milik Allah

vi
dan kekurangan tentu datangnya dari penulis. Kiranya dengan semakin

bertambahnya wawasan dan pengetahuan, kita semakin menyadari bahwa Allah

adalah sumber ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi manusia yang bertakwa

kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Penulis,

Nur Azhari Amir


90400116089

vii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAAN SKRIPSI ........................................................................... i

PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... x

ABSTRAK ......................................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6

C. Pengembangan Hipotesis Penelitian ....................................................................... 7

D. Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 10

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 14

F . Manfaat Penelitian ................................................................................................ 14

BAB II TINJAUAN TEORITIS ....................................................................................... 17

A. Agency Theory...................................................................................................... 17

B. Job Relevant Information ...................................................................................... 19

C. External Pressure .................................................................................................. 21

D. Senjangan Anggaran ............................................................................................. 22

E. Spiritual Quotient .................................................................................................. 23

F. Pengaruh Job Relevant Information terhadap Budgetary Slack............................ 25

G. Pengaruh External Pressure terhadap Budgetary Slack ........................................ 26

H. Pengaruh Job Relevant Information yang Dimoderasi dengan Spiritual Quotient


terhadap Budgetary Slack ............................................................................................. 27

viii
I. Pengaruh External Pressure yang Dimoderasi dengan Spiritual Quotient terhadap
Budgetary Slack ............................................................................................................ 28

J. Rerangka Teoretis ................................................................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 31

A. Definisi Operasional Variabel ............................................................................... 31

B. Jenis Penelitian...................................................................................................... 34

C. Lokasi Penelitian ................................................................................................... 34

D. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 35

E. Jenis dan Sumber Data .......................................................................................... 36

F. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 36

G. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 37

H. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data ................................................................. 38

BAB IV Hasil dan Pembahasan ........................................................................................ 45

A. Gambara Umum Objek Penelitian ........................................................................ 45

B. Gambaran Responden ........................................................................................... 49

C. Hasi Uji Kualitas Data .......................................................................................... 53

D. Hasi Uji Asumsi Klasik......................................................................................... 55

E. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................................ 58

F. Pembahasan........................................................................................................... 67

BAB V Penutup ................................................................................................................ 72

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 72

B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 74

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 79

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 96

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Likert............................................................................................37

Tabel 4. 1 Data Penyebaran Kuesioner..................................................................49

Tabel 4. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..........................49

Tabel 4. 3 Karakteristik Berdasarkan Usia............................................................50

Tabel 4. 4 Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan....................................51

Tabel 4. 5 Karakteristik Berdasarkan Lama Bekerja.............................................51

Tabel 4. 6 Statistik Deskriptif Variabel..................................................................52

Tabel 4. 7 Hasil Uji Validitas.................................................................................53

Tabel 4. 8 Hasil Uji Realibilitas.............................................................................54

Tabel 4. 9 Hasil Uji Multikolinearitas....................................................................56

Tabel 4. 10 Analisis Koefisien Determinasi (R2)...................................................59

Tabel 4. 11 Regresi Simultan (Uji F).....................................................................59

Tabel 4. 12 Regresi Parsial (Uji t)..........................................................................60

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)..................................................62

Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Secara Simultan (Uji F)...........................................63

Tabel 4.15 Hasil Uji Secara Parsial (Uji T)...........................................................63

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Kerangka Pikir.....................................................................................33

Gambar 4.1 Struktur Organisasi.............................................................................47

Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas – Normal Probalbility Plot..............................55

Gambar 4. 3 Hasil Uji Heterodkedastisitas...........................................................57

xi
ABSTRAK
Nama : Nur Azhari Amir
NIM : 90400116089
Judul : “Spiritual Quotient Memoderasi Pengaruh Job Relevant Information
dan External Pressure terhadap Budgetary Slack”
(Studi pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Job Relevant
Information dan External Pressure terhadap Budgetary Slack, serta pengaruh Job
Relevant Information dan External Pressure terhadap Budgetary Slack dengan
Spiritual Quotient sebagai pemoderasi pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi
Selatan.
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi Selatan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi
Selatan. Penentuan sampel penelitian berdasarkan metode purposive sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 30. Data penelitian merupakan data primer yang
dikumpulkan melalui survey kuesioner. Analisis data menggunakan analisis
regresi linear berganda dan analisis regresi moderating dengan selisi mutlak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Job relevant information berpengaruh
negatif terhadap budgetary slack, External pressure berpengaruh negatif terhadap
budgetary slack, dan Spiritual quotient memoderasi pengaruh job relevant
information terhadap budgetary slack. selain itu hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa Spiritual quotient memoderasi pengaruh external pressure
terhadap budgetary slack.

Kata kunci: Job Relevant Information, External Pressure, Spiritual Quotient,


Budgetary Slack

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anggaran ideal merupakan anggaran yang dapat dicapai, sehingga akan

selalu terjadi kemajuan dalam pembangunan masyarakat (Islami, 2016). Anggaran

dibutuhkan oleh sebuah organisasi untuk menerjemahkan keseluruhan strategi

dalam rencana dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang (Yulianti et al., 2014).

Anggaran meliputi, suatu kegiatan dan satuan uang menempati posisi penting,

dalam artian segala kegiatan akan dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga

dapat diukur pencapaian efisiensi dan efektifitas dari kegiatan yang dilakukan.

Anggaran adalah rencana kegiatan yang diwujudkan dalam bentuk finansial yang

meliputi usulan pengeluaran yang diperkirakan untuk suatu periode waktu tertentu,

beserta usulan cara-cara memenuhi pengeluaran tersebut (Pangumbalerang &

Pinatik, 2014).

Anggaran tidak hanya penting bagi perusahaan swasta tetapi juga penting

dalam pelaksanaan program-program pemerintah. Dalam organisasi sektor publik

anggaran merupakan suatu proses politik, jika pada sektor swasta anggaran

merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun

sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada publik

untuk dikritik, didiskusikan dan diberi masukan (Savitri & Sawitri, 2014).Menurut

Pundarika & Dwirandra (2018) mengatakan bahwa dalam penyusunan anggaran

1
2

pemerintah, pertimbangan etis sangat diperlukan untuk menghasilkan keputusan

yang tepat.

Anggaran merupakan dasar aktivitas kegiatan serta sistem pengendalian

kegiatan dalam organisasi. Prinsip penyusunan APBD yaitu partisipasi masyarakat,

transparansi dan akuntabilitas, disiplin anggaran, keadilan anggaran, efisiensi dan

efektivitas dan Taat Azas APBD (Jamaluddin, M, 2019 : 65). Sebagai alat

perencanaan, anggaran merupakan rencana kegiatan yang terdiri dari sejumlah

target yang akan dicapai oleh suatu instansi dalam melaksanakan serangkaian

kegiatan tertentu pada masa yang akan datang (Irawati & Mutiara, 2018). Anggaran

diperlukan dalam pengelolaan sumber daya dengan baik untuk mencapai kinerja

yang diharapkan oleh masyarakat dan untuk menciptakan akuntabilitas terhadap

masyarakat (Rinaldi, 2020). Dalam penyusunan anggaran, harus diperhatikan

pihak-pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran tersebut. Pihak-pihak

yang terlibat dalam penyusunan anggaran tersebut adalah pihak principal (atasan)

dan agent (bawahan) atau disebut dengan partisipasi anggaran, dimana dalam

hubungan antara principal dan agent ini biasanya terjadi asimetri informasi. Hal ini

sejalan dengan teori agensi yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada

Tahun 1976 (Triana et al., 2012).

Masalah yang sering muncul dalam penyusunan anggaran adalah adanya

senjangan anggaran (budgetary slack). Budgetary slack muncul karena adanya

perbedaan jumlah anggaran yang ditentukan dengan jumlah anggaran yang

sebenarnya dibutuhkan oleh perusahaan (Bangun & Andani, 2012). Fenomena

perilaku budgetary slack pada pemerintahan daerah terjadi karena adanya


3

perbedaan mengindikasikan terjadinya perilaku individu merendahkan target

pendapatan untuk memudahkan dalam pencapaian anggaran (Syahrir, 2017).

Budgetary slack akan mengakibatkan anggaran tidak berfungsi dengan baik sebagai

alat penilaian kinerja manajer tingkat bawah karena anggaran yang ditetapkan tidak

mencerminkan kemampuan sebenarnya dari manajer tersebut (N. M. L. Sari &

Wiratmaja, 2017). Senjangan anggaran terjadi karena perbedaan antara potensi atau

kebutuhan daerah dengan target anggaran pendapatan belanja dan daerah

(Firmasnyah et al., 2017). Terjadinya senjangan anggaran akan memengaruhi

perencanaan anggaran ditahun berikutnya, sehingga dapat disimpulkan jika

senjangan anggaran dapat merugikan dan menurunkan kualitas kinerja suatu

organisasi atau perusahaan. Adanya senjangan anggaran dapat diketahui dan dinilai

ketika anggaran tersebut direalisasikan Landasan teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori keagenan (Agency Theory).

Teori keagenan merupakan fenomena hubungan ketika satu orang atau lebih

mempekerjakan orang lain untuk memberikan suatu jasa dalam pengambilan

keputusan. Berdasarkan teori keagenan yang mengemukakan bahwa timbulnya

kesenjangan bukan berasal dari bawahan/agen yang memiliki kesempatan pada saat

proses penyusunan anggaran, tetapi justru berasal dari keinginan manajemen

tingkat atas yang menekan manajemen tingkat bawah agar melakukan perintah

sesuai dengan permintaannya. Asumsi teori keagenan, manusia akan bertindak

oportunistik yaitu lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan

organisasi (S. Suriani, S. Alam, 2017). Seorang bawahan dalam melaksanakan

tugas yang diberikan dituntut untuk bersikap profesional, tetapi disisi lain bawahan
4

tersebut dituntut untuk memenuhi perintah dari atasan (Rumengan et al., 2018).

Kalau Teori keagenan muncul ketika seseorang memberikan memperkerjakan

kepada orang lain, berbeda halnya dengan job relevan information memberikan

suatu informasi, dimana informasi digunakan untuk pengambilan keputusan yang

berhubungan dengan tugas.

Job relevant information dapat membantu atasan dalam memilih tindakan

yang terbaik melalui upaya yang diinformasikan (informed effort) secara lebih baik,

misalnya informasi tentang inflasi, kondisi perekonomian dan kondisi keuangan

organisasi (Bulan, 2011). Atasan/pemegang kuasa anggaran akan menerima

informasi yang belum diketahui sebelumnya dan dapat meningkatkan akurasi

pemahaman terhadap tugas bawahannya sehingga akan berdampak pada

berkurangnya asimetri informasi (Pradani & Erawati, 2016). Pelaksana anggaran

dalam mengambil keputusan atau tindakan ditentukan oleh Job relevant

information dalam menyusun dan melaksanakan tugas kegiatan yang

membutuhkan dana, apakah sesuai atau tidak dengan dana yang dicadangkan oleh

pemberi dana. Karena itu tinggi rendahnya mempengaruhi tinggi rendahnya

budgetary slack yang terjadi (Prasetya& Muliartha, 2017). Job relevant information

dapat meningkatkan kinerja karena memberikan prediksi yang lebih akurat

mengenai kondisi lingkungan yang memungkinkan dilakukannya pemilihan

serangkaian tindakan yang lebih efektif. Job relevan information yang tinggi akan

mengurangi senjangan anggaran. Hal ini disebabkan selama proses penyusunan

anggaran bawahan memberikan informasi yang dimilikinya sehingga senjangan

anggaran dapat dikurangi (Srimulani et al., 2014).


5

External pressure adalah keadaan dimana perusahaan mendapatkan tekanan

dari pihak luar perusahaan (Devy et al., 2017). Tekanan menyebabkan seseorang

melakukan slack. Tekanan dapat berupa bermacam-macam termasuk gaya hidup,

tuntutan ekonomi, dan lain-lain. Tekanan paling sering datang dari adanya tekanan

kebutuhan keuangan. Menurut Maghfiroh et al (2015)serta (S. T. Sari, 2016)

external pressure merupakan tekanan berlebih yang dirasakan oleh manajemen

dalam memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga. External pressure ini

dimana masyarakat berharap dapat diikutsertakan dalam proses penganggaran agar

dalam proses penyusunan anggaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan

yang telah dianggarkan. Otoritas mengambil kepentingan dalam penganggaran

akan berada di bawah tekanan untuk mewujudkan keinginan masyarakat. Jumlah

pihak eksternal yang tertarik pada persiapan anggaran untuk membuat bawahan

lebih hati-hati dalam menentukan jumlah atau biaya dari suatu tindakan. Intensitas

external pressure dirasakan oleh eksekutif di wilayah kota tertentu akan

memengaruhi penyusunan anggaran. Semakin besar external pressure dalam proses

penganggaran, dapat meminimalkan kemungkinan pejabat untuk melakukan

senjangan anggaran (Rifqi et al., 2017).

Spiritual quotient juga dapat dianggap menunjang kinerja karyawan.

Kecerdasan spiritual (spiritual quotient) mengandung makna bahwa kecerdasan ini

berperan sebagai landasan bagi kecerdasan lainnya (Mandala dan Dihan, 2018).

Orang yang mempunyai spiritual quotient tinggi mampu memaknai penderitaan

hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah bahkan

penderitaan yang dialaminya. Kecerdasan spiritual (spiritual quotient)memiliki


6

banyak efek pada kehidupan manusia dan di tempat kerjanya (Wibowo, 2017). Hal

ini menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual dapat

mengelola nilai, norma, dan memanfaatkan kekuatan pikiran bawah sadarnya

(Baharuddin & Zakaria, 2018). Berdasarkan teori atribusi yang dikemukakan oleh

Fritz Heider menjelaskan bahwa perilaku dari agent dan principal dipengaruhi oleh

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, kecerdasan spiritual (spiritual

quotient) termasuk faktor internal. Kecerdasan spiritual (spiritual quotient) yang

tinggi akan berpengaruh positif terhadap perilaku ataupun kinerja agent dan

principal karena mereka akan sadar bahwa segala sesuatu yang dikerjakan memiliki

pertanggungjawaban. Spiritual quotient dapat mempengaruhi job relevant

information serta external pressure pada kinerja suatu instansi. Spiritual quotient

juga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya budgetary slack.

Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan dan dipaparkan tersebut, peneliti

berharap dapat mengungkapkan pengaruh job relevant informasi dan external

pressure terhadap budgetary slack. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan

pengujian terhadap spiritual quotient yang dijadikan sebagai variable moderasi

terhadap budgetary slack. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan terhadap pemerintah maupun perusahaan untuk membuat anggaran yang

lebih bermanfaat.

B. Rumusan Masalah

Anggaran dirancang untuk dijadikan pedoman sekaligus tolak ukur kinerja

bagi seluruh kegiatan perusahaan atau organisasi. Senjangan anggaran merupakan

masalah utama yang sering terjadi dalam pelaksanaan anggaran. Hal ini disebabkan
7

karena adanya kesenjangan informasi antara atasan dan bawahannya dalam kondisi

ketika bawahan dilibatkan dalam pembuatan anggaran. Oleh karena itu, pihak-

pihak yang terlibat dalam pembuatan anggaran harus saling berkomunikasi secara

positif untuk mencegah senjangan. Hal ini dikarenakan Anggaran yang bermanfaat

tidak hanya mampu membantu mempererat kerjasama antara karyawan,

memperjelas kebijakan, dan merealisasikan rencana, tetapi juga dapat menciptakan

keselarasan yang optimal dalam perusahaan dan keserasian tujuan atasan dan

bawahan (Antari& Sukartha, 2017). Berdasarkan Hal-hal tersebut, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah job relevant information berpengaruh negatif terhadap budgetary

slack?

2. Apakah external pressure berpengaruh negatif terhadap budgetary slack?

3. Apakah spiritual quotient dapat memoderasi pengaruh job relevant

information terhadap budgetary slack?

4. Apakah spiritual quotient dapat memoderasi pengaruh external pressure

terhadap budgetary slack?

C. Pengembangan Hipotesis Penelitian

Senjangan anggaran terjadi ketika salah dalam melakukan estimasi yang

tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Senjangan dapat diminimalisir

dengan job relevan information. Job Relevant Information yang tinggi akan

mengurangi senjangan anggaran. Hal ini disebabkan selama proses penyusunan

anggaran, bawahan memberikan informasi yang dimilikinya sehingga senjangan

anggaran dapat dikurangi (Srimulani et al., 2014). Pelaksanaan anggaran dalam


8

mengambil keputusan atau tindakan ditentukan oleh Job relevant information

ketika menyusun dan melaksanakan tugas kegiatan yang mebutuhkan dana, apakah

sesuai atau tidak dengan dana yang dicadangkan oleh pemberi dana. Oleh karena

itu, tinggi rendahnya Job relevant information mempengaruhi tinggi rendahnya

budgetary slack yang terjadi.

Ha1: Job relevant information berpengaruh negatif terhadap budgetary

slack

External pressure adalah keadaan dimana perusahaan mendapatkan tekanan

dari pihak luar perusahaan (Devy et al., 2017). Tekanan menyebabkan seseorang

melakukan slack. Tekanan dapat berupa bermacam-macam termasuk gaya hidup,

tuntutan ekonomi, dan lain-lain. External pressure ini dimana masyarakat berharap

dapat diikutsertakan dalam proses penganggaran agar dalam proses penyusunan

anggaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang telah dianggarkan.

Otoritas mengambil kepentingan dalam penganggaran akan berada di bawah

tekanan untuk mewujudkan keinginan masyarakat. Jumlah pihak eksternal yang

tertarik pada persiapan anggaran untuk membuat bawahan lebih hati-hati dalam

menentukan jumlah atau biaya dari suatu tindakan. Intensitas external pressure

dirasakan oleh eksekutif di wilayah kota tertentu akan mempengaruhi penyusunan

anggaran. Menurut Rifqi et al (2017) semakin besar external pressure dalam proses

penganggaran, dapat meminimalkan kemungkinan pejabat untuk melakukan

senjangan anggaran. Berdasarkan urain diatas maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut.

Ha2: External Pressure berpengaruh negatif terhadap budgetary slack


9

Tinggi rendahnya job relevant informasiakan mempengaruh terjadinya

senjangan anggaran (Prasetya& Muliartha, 2017). Hal yang dapat dilakukan untuk

tetap meningkatkan job relevant informasi agar dapat meminimalisir terjadinya

budgetary slack yaitu dengan adanya spiritual quotient yang dimiliki oleh agent.

Spiritual quotient dianggap menunjang kinerja karyawan. Kecerdasan spiritual

(spiritual quotient) mengandung makna bahwa kecerdasan ini berperan sebagai

landasan bagi kecerdasan lainnya (Mandala dan Dihan, 2018). Kecerdasan spiritual

(spiritual quotient) yang tinggi akan berpengaruh positif terhadap perilaku ataupun

kinerja agent dan principal karena mereka akan sadar bahwa segala sesuatu yang

dikerjakan memiliki pertanggungjawaban. Tingginya spiritual quotient akan

berpengaruh terhadap self estem karyawan, dimana memberikan karyawan

kemampuan untuk membedakan, memungkinkan seseorang untuk memberikan

batasan serta mampu memberikan rasa moral sehingga karyawan akan sadar akan

tugas dan tanggungjawabnya selain sebagai bawahan yaitu perannya sebagai

akuntan dan memegang teguh etika profesinya sehingga dapat meminimalisir

budgetary slack.

Ha3 :Spiritual quotient memoderasi pengaruh job relevant information

terhadap budgetary slack

External pressure ini akan membantu pihak internal untuk mengawasi

jalannya proses penggaran sehingga akan mengurangi terjadinya budgetary slack.

Jumlah pihak eksternal yang tertarik pada persiapan anggaran untuk membuat

bawahan lebih hati-hati dalam menentukan jumlah atau biaya dari suatu tindakan.

Semakin besar external pressure dalam proses penganggaran, dapat meminimalkan


10

kemungkinan pejabat untuk melakukan senjangan anggaran (Rifqi et al., 2017).

External pressure ini juga dapat menimbulkan teradinya budgetary slack ketika

pihak eksternal bekerjasama dengan pihak internal untuk melakukan senjangan. Hal

tersebut dapat dihindari dengan menerapkan pengawasan preventif dalam

penganggaran sehingga karyawan dapat diawasi secara efektif dalam proses

penyusunan anggaran. Dengan tingginya spiritual quotient yang dimiliki oleh

agent. Spiritual quotient dianggap menunjang kinerja karyawan. Kecerdasan

spiritual (spiritual quotient) mengandung makna bahwa kecerdasan ini berperan

sebagai landasan bagi kecerdasan lainnya (Mandala dan Dihan, 2018). Kecerdasan

spiritual (spiritual quotient) yang tinggi akan berpengaruh positif terhadap perilaku

ataupun kinerja agent dan principal karena mereka akan sadar bahwa segala sesuatu

yang dikerjakan memiliki pertanggungjawaban. Tingginya spiritual quotient akan

berpengaruh terhadap external pressure karyawan, dimana memberikan karyawan

kemampuan untuk membedakan, memungkinkan seseorang untuk memberikan

batasan serta mampu memberikan rasa moral sehingga karyawan akan sadar akan

tugas dan tanggungjawabnya selain sebagai bawahan yaitu perannya sebagai

akuntan dan memegang teguh etika profesinya sehingga dapat meminimalisir

budgetary slack.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Prasetya & Muliartha (2017) dengan

menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria 12 hotel berbintang 3, 4

dan 5 di kota Denpasar. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 50 reponden yang

semuanya adalah kepala departemen yang berpartisipasi dalam pembuatan


11

anggaran yang telah menjabat minimal satu tahun. Teknik analisis yang digunakan

regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa berpartisipasi untuk

melakukan budget slack dengan adanya asimetri informasi, hal tersebut dapat

menimbulkan slack pada anggaran, perlu adanya job relevant information dalam

pembuatan anggaran sehingga manajemen dapat menyampaikan informasi yang

sebenarnya dalam pembuatan anggaran. Penelitian ini menimbulkan bahwa job

relevant information yang tinggi berpengaruh negatif pada senjangan anggaran. Hal

ini sejalan dengan penelitian Srimulani et al (2014) dengan seluruh pegawai pada

SKPD yang berbentuk dinas di Kabupaten Buleleng sebanyak 134 orang responden

menyatakan bahwa Job relevant information yang tinggi akan mengurangi

senjangan anggaran. Bawahan yang memiliki informasi yang lebih akurat dapat

mengurangi terjadinya senjangan anggaran. Secara parsial dapat diketahui bahwa

job relevant information berpengaruh signifikan negatif terhadap senjangan

anggaran pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Hal ini berarti semakin tinggi job

relevant information maka kemungkinan terjadinya senjangan anggaran akan

semakin rendah.

Penelitian yang dilakukan Devy et al (2017) yaitu penelitian mengenai

fraudulent financial reporting dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 8 perusahaan farmasi

yang listing di BEI periode 2012-2016. Jenis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data sekunder. Pengumpulan data dilakukan secara tidak langsung, yaitu

melalui perantara atau media internet dengan metode studi dokumentasi berupa

laporan keuangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
12

logistik yang diolah dengan menggunakan program SPSS 19.0 for Windows.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frequent number of CEO’s

picture, pergantian direksi perusahaan, dan external pressure secara parsial terhadap

fraudulent financial reporting pada perusahaan farmasi yang listing di BEI Periode

2012-2016. Externa pressure yaitu keadaan dimana perusahaan mendapatkan

tekanan dari pihak luar perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa external

pressure berpengaruh dalam mendeteksi fraudulent financial reporting, artinya

semakin tinggi external pressure yang dicerminkan dalam rasio leverage yang

tinggi, maka semakin tinggi pula probabilitas terjadinya fraudulent financial

reporting pada perusahaan tersebut.

Penelitian yang dilakukan Rifqi et al (2017) yang berkaitan dengan sampel

yang diambil adalah 150 karyawan yang berpartisipasi dalam proses penganggaran

di 40 unit pemerintah desa di kota Probolinggo. Teknik analisis yang digunakan

regresi linear berganda. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris

pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack dan pengaruh external

pressure sebagai moderating hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan

anggaran di pemerintah Kota Probolinggo.Menurut analisis hasil dan pengujian

hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut, semakin tinggi partisipasi

anggaran itu akan mengurangi senjangan anggaran di daerah pemerintah.

Kontribusi dalam penganggaran terjadi jika bawahan diperbolehkan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penganggaran. Partisipasi dalam penganggaran

memungkinkan bawahan untuk menegosiasikan pendapat dengan bos mereka

tentang target anggaran yang harus dicapai sehingga senjangan anggaran dapat
13

diminimalkan. Pengaruh external pressure dalam penelitian ini berpengaruh negatif

terhadap senjangan anggaran karena dapat mengurangi terjadinya slack anggaran

dan memaksimalkan potensi pemerintah daerah anggaran.

Penelitian yang dilakukan oleh (Wibowo, 2017) untuk mengetahui analisis

pengaruh kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) pada kinerja

karyawan PT. Bank Negara Indonesia, (persero), Tbk Wilayah operasional Daerah

Khusus Ibukota Jakarta dan Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian empiris

yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Jenis data yang digunakan

adalah data primer dan sekunder. Hasil penelitian ini hanya didasarkan pada

jawaban responden melelaui kuesioner yang disebarkan serta tidak didukung

dengan adanya hasil wawancara secara mendalam. Berdasarkan pembahasan hasil

penelitian ini diperoleh bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual

berpengaruh pada kinerja karyawan PT. Bank Negara Indonesia, (persero), Tbk

Wilayah operasional Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Surakarta.


14

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan

sebelumnya maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh job relevant information terhadap budgetary

slack.

2. Untuk mengetahui pengaruh external pressure dapat terhadap budgetary

slack.

3. Untuk mengetahui pengaruh job relevant information yang dimoderasi oleh

spiritual quptient terhadap budgetary slack.

4. Untuk mengetahui pengaruh external pressure yang dimoderasi oleh

spiritual quptient terhadap budgetary slack.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan teori

yang dapat dijadikan sebagai acuan oleh seorang atasan atau bawahan dalam

suatu organisasi untuk meminimalisir terjadinya kesenjangan, dimana salah

satu faktor terjadinya kesenjangan seringkali karena adanya

ketidakseimbangan informasi yang didapatkan, seperti bawahan memiliki

lebih banyak informasi dibandingkan atasan begitupun sebaliknya.

Dijelaskan dalam teori agensi yang dikemukakan oleh Jensen dan meckling

pada tahun 1976 mengatakan bahwa teori agensi merupakan fenomena

hubungan ketika satu orang atau lebih mempekerjakan orang lain untuk

memberikan suatu jasa dalam pengambilan keputusan. Teori ini juga

mengatakan bahwa timbulnya kesenjangan bukan berasal dari


15

bawahan/agen yang memiliki kesempatan pada saat proses penyusunan

anggaran, tetapi justru berasal dari keinginan manajemen tingkat atas yang

menekan manajemen tingkat bawah agar melakukan perintah sesuai dengan

permintaannya. Penelitian ini menjelaskan bahwa kesenjangan dapat

dicegah dengan mengikutsertakan masyarakat dalam proses penyusunan

anggaran pemerintah.

2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

kepada para penyusun anggaran dalam mencegah terjadinya budgetary

slack dalam suatu organisasi, serta dapat membantu perusahaan ataupun

organisasi membuat anggaran yang lebih baik lagi untuk mempertahankan

nama baiknya dimata masyarakat. Penelitian ini juga diharapkan dapat

membantu masyarakat sebagai pihak yang memiliki hak untuk mengetahui

akuntabilitas pengelolaan anggaran untuk mengetahui faktor-faktor terkait

yang dapat menjadi alasan sehingga budgetary slack dapat terjadi.

3. Manfaat Regulasi Penelitian ini diharapkan mampu menyempurnakan

undang-undang yang mengatur tentang anggaran yang tertuang dalam UU

Nomor 32 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah

pusat dan daerah, dijelaskan perimbangan keuangan antara pemerintah dan

pemerintahan daerah adalah sistem pembagian keuangan yang adil,

proporsional, demokratis, transparan, dan efisien. Namun, menurut saya

pemerintah belum bisa menerapkan dengan baik UU Nomor 32 tahun 2004

karena dibeberapa daerah belum melakukan transparansi kepada

masyarakat tentang peoses penyusunan anggaran sehingga masih rawan


16

terjadi budgetary slack yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Penelitian

ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para pemerintah daerah

untuk menerapkan dengan baik regulasi yang mengatur tentang anggaran

agar dapat mengurangi terjadinya budgetary slack.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Agency Theory

Agency Theory dikemukakan oleh Jensen dan Meckling(1976) menyatakan

bahwa agency theory menjelaskan hubungan keagenan yang terjadi antara satu atau

lebih orang (principal) dengan orang lain (agent) dalam sebuah kontrak, dimana

agent diminta untuk mewakili principal dalam membuat keputusan. Agency theory

merupakan salah satu dasar dalam ilmu anggaran dan akuntansi. Teori ini

memfokuskan pada masalah keagenan yang terjadi ketika ada hubungan keagenan

antara principal dan agent. Teori keagenan secara tegas menjelaskan hubungan

antara prinsipal dan agen yang tercermin dari kontrak antara individu dengan

individu lain atau antara satu kelompok dengan kelompok lain, menjadi salah satu

rujukan utama dalam hal pertanggungjawaban dana publik. Teori kagenan dapat

dipandang sebagai model kontraktual antara dua atau lebih orang dimana salah satu

pihak disebut agent yaitu orang yang diberi kuasa oleh principal yaitu manajemen

pengelolah perusahaan sedangkan principal adalah pemilik perusahaan (Diantara

& Wirajaya, 2017). Teori agensi menjelaskan mengenai bagaimana atasan

mendelegasikan pekerjaan kepada bawahan dan bawahan melaksanakan tugas

untuk mencapai kepentingan atasan, kemudian hubungan antara atasan dan

bawahan menimbulkan masalah atau yang disebut agency problem (Syahrir, 2017).

Teori keagenan (agency theory) disebut sebagai masalah keagenan (agency

problem) karena akibat dari adanya pemisahan fungsi antara fungsi kepemilikan

dan fungsi manajemen (Pratami & Erawati, 2016). Teori keagenan muncul karena

17
18

adanya perbedaan kepentingan sehingga masing-masin gpihak berusaha

memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Jika pihak-pihak tersebut bertindak

untuk kepentingannya sendiri, maka hal tersebut akan menimbulkan konflik antara

prinsipal dan agen (Burokhman, 2017). Menurut Resen & Karma (2014) Konflik

yang dimaksud dapat dilihat dalam hal pemberian reward dari principal kepada

perangkat daerah atas dasar pencapaian target anggaran di suatu pemerintahan

daerah. Ketika proses penyusunan anggaran, perangkat daerah yang ikut

berpartisipasi cenderung akan memberikan informasi berbeda dari sumber daya

yang seharusnya, dengan cara meninggikan biaya dari yang seharusnya atau

menurunkan pendapatan dari yang seharusnya dapat dicapai (Djasuli & Fadilah,

2011). Kondisi tersebut memungkinkan terjadinya senjangan anggaran dalam suatu

organisasi karena karyawan tersebut merasa tertekan dengan adanya target yang

diberikan oleh atasan.

Teori keagenan yang dalam budgetary slack dipengaruhi oleh adanya

konflik kepentingan antara perangkat daerah (agent) dengan masyarakat (principal)

yang timbul saat setiap pihak berusaha untuk mencapai tingkat keberhasilan yang

dikehendakinya (Devy et al., 2017). Jika bawahan (agent) yang berpartisipasi dalam

proses penyusunan anggaran mempunyai informasi khusus tentang kondisi lokal,

akan memungkinkan bawahan memberikan informasi yang dimilikinya untuk

membantu kepentingan perusahaan (Ayuni & Erawati, 2018). Agen lebih

cenderung untuk mementingkan kepentingan dirinya sendiri daripada kepentingan

atasan dengan menimbulkan slack pada anggaran, guna untuk mempermudah

upayanya untuk mencapai sasaran anggaran (Sari et al., 2019). Hubungan agency
19

theory dan penelitian ini dapat dilihat dari interaksi antara principal dan agent.

Penyerahan kekuasaan yang dilakukan oleh principal kepada agent untuk ikut serta

dalam proses penyusunan anggaran kerap kali diselewengkan. Akan tetapi, dengan

adanya keseimbangan informasi yang didapatkan oleh principal dan agent serta

keterlibatan masyarakat dalam proses penyusunan anggaran akan membantu untuk

mengawasi kinerja karyawan dalam menjalankan tugas yang telah diberikan dalam

suatu organisasi sehingga membantu untuk mencegah terjadinya senjangan yang

kemungkinan akan dilakukan oleh penyusun anggaran.

B. Job Relevant Information

Job relevant information merupakan informasi yang dapat membantu atasan

dalam memilih tindakan yang terbaik melalui upaya yang diinformasikan (informed

effort) secara lebih baik, misalnya informasi tentang inflasi, kondisi perekonomian

dan kondisi keuangan organisasi (Bulan, 2011). Atasan/pemegang kuasa anggaran

akan menerima informasi yang belum diketahui sebelumnya dan dapat

meningkatkan akurasi pemahaman terhadap tugas bawahannya sehingga akan

berdampak pada berkurangnya asimetri informasi (Pradani & Erawati, 2016). Job

Relevant Information membantu bawahan untuk mengubah pilihan tindakan

mereka melalui tindakan yang berisi informasi, sehingga meningkatkan kinerja

(Himawan &Ardianu, 2010). Job relevant information ini membantu atasan dan

bawahan untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai keadaan yang

sebenarnya dalam organisasi.

Job relevant information terbentuk melalui partisipasi bawahan (manajer

level bawah) agar memberikan informasi yang relevan dengan tugas sekaligus tidak
20

melanggar aturan (Prasetya& Muliartha 2017). Informasi job relevant sangat

penting dalam instansi pemerintahan karena sesuai dengan pengalaman yang

menunjukkan bahwa tugas yang dijalani oleh Kepala Dinas tidak sesuai dengan

dasar keilmuan dan kompetensinya atau jabatan tersebut didapat secara politis

(Bulan, 2011). Job relevant information dapat meningkatkan kinerja karena

memberikan prediksi yang lebih akurat mengenai kondisi lingkungan yang

memungkinkan dilakukannya pemilihan serangkaian tindakan yang lebih efektif

(Srimulani et al., 2014). Adanya job relevant information sangat membantu manajer

dalam pengambilan keputusan terbaik melalui informasi akurat yang dimiliki oleh

atasan. Berkaitan dengan informasi yang relevan ataupun informasi ang berguna

demi keberlangsungan organisasi maupun instansi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Berfirman dalam Q.S. Al-Ahzab/22:70 :

Terjemahnya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan

ucapkanlah perkataan yang benar,” (Kemenag.go.id).

Berdasarkan Q.S. Al-Ahzab/22:70 ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala meminta

orang yang beriman agar berkata yang benar. Wahai orang-orang yang beriman

bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar dan tepat

sasaran, ayat ini selaras sebagaimana yang dimaksud dengan job relevant

information dimana seorang atasan maupun bawahan seharusnya menyampaikan

suatu informasi dengan sebuah perkataan yang benar agar dapat menghindari
21

terjadinya kesenjangan anggaran atau dengan kata lain target anggaran yang

diinginkan sesuai dengan yang diharapkan.

C. External Pressure

External pressure adalah keadaan dimana perusahaan mendapatkan tekanan

dari pihak luar perusahaan (Devy et al., 2017). Tekanan menyebabkan seseorang

melakukan slack. Tekanan dapat berupa bermacam-macam termasuk gaya hidup,

tuntutan ekonomi, dan lain-lain. Tekanan paling sering datang dari adanya tekanan

kebutuhan keuangan. Menurut (Tiffani & Marfuah, 2015) External Pressure dapat

diukur dengan proksi leverage. Hal ini mengindikasikan bahwa Leverage (LEV)

yang lebih besar dapat memungkinkan untuk melakukan pelanggaran terhadap

perjanjian kredit dan kemampuan yang lebih rendah untuk memperoleh tambahan

modal.

Menurut Maghfiroh et al (2015) external pressure merupakan tekanan

berlebih yang dirasakan oleh manajemen dalam memenuhi persyaratan atau

harapan dari pihak ketiga. Otoritas mengambil kepentingan dalam penganggaran

akan berada di bawah tekanan untuk mewujudkan keinginan masyarakat. Jumlah

pihak eksternal yang tertarik pada persiapan anggaran untuk membuat bawahan

lebih hati-hati dalam menentukan jumlah atau biaya dari suatu tindakan (Sari,

2016). External pressure ini dimana masyarakat berharap dapat diikutsertakan

dalam proses penganggaran agar dalam proses penyusunan anggaran dapat berjalan

dengan baik dan sesuai dengan yang telah dianggarkan.


22

D. Budgetary Slack

Senjangan anggaran didefinisikan sebagai tindakan bawahan yang

mengecilkan kapasitas produktifnya ketika bawahan diberi kesempatan untuk

menentukan standar kinerjanya. Senjangan anggaran merupakan perbedaan/selisih

antara sumber daya yang sebenarnya dibutuhkan untuk melaksanakan sebuah

pekerjaan dengan sumber daya yang diajukan dalam anggaran (Marito, 2015).

Senjangan anggaran adalah suatu kesenjangan yang dilakukan oleh manajer atau

bawahan dalam berpartisipasi untuk menyusun anggaran dengan memberikan

estimasi anggaran yang tidak sesuai dengan keadaan sesungguhnya (Ayuni &

Erawati, 2018). Menurut Dzaky (2017) mengindikasikan manajer dapat

menciptakan senjangan anggaran dengan memperkecil pendapatan dan

membebankan biaya menjadi lebih tinggi. Senjangan anggaran terjadi karena

adanya kebijakan dari atasan yang menilai kinerja bawahan berdasarkan pencapaian

sasaran anggaran.

Penilaian kinerja berdasarkan target anggaran akan mendorong seorang

karyawan untuk melakukan budgetary slackdemi jenjang karir yang lebih baik di

masa mendatang. Situasi dan kondisi seperti pemberian bonus, pemberian reward,

kenaikan gaji dan kenaikan jabatan adalah hal yang paling mempengaruhi

seseorang untuk mencapai atau melampaui tujuan yang direncanakan, karena dapat

mempengaruhi kinerjanya secara positif atau negatif (Akhmad Azmi Basyir, 2016).

Senjangan anggaran dapat terjadi ketika orang-orang yang terlibat dalam

menciptakan anggaran sengaja melebih-lebihkan jumlah biaya selama periode

anggaran. Selain itu adanya senjangan anggaran berarti, tidak tercapainya tujuan
23

kinerja yang baik dalam pemerintahan, sehingga pemerintah akan tampak gagal

dalam menjalankan prinsip anggaran dalam anggaran sektor publik (Ayuni &

Erawati, 2018). Terjadinya senjangan anggaran berawal dari adanya hubungan

kontraktual antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen perusahaan

(agent) (Pratami & Erawati, 2016). Adanya senjangan anggaran dapat diketahui dan

dinilai ketika anggaran tersebut direalisasikan.

E. Spiritual Quotient

Menurut (Sina & Noya, 2012), kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa.

Kecerdasan yang dapat membantu manusia menyembuhkan dan membangun diri

manusia secara utuh. Selain itu, kecerdasan spiritual memberikan kemampuan

untuk membedakan, memungkinkan seseorang untuk memberikan batasan serta

mampu memberikan kita rasa moral. Spiritual quotient merupakan perpaduan

tentang apa yang kita hayati perihal rasa kasih sayang yang bersumber dari hati kita

dengan segala yang berkaitan dengan mentalitas kita (Rus’an, 2013). Seseorang

dengan spiritual qutioent yang tinggi akan selalu mengutamakan kejujuran dalam

kehidupannya.

Spiritual quotient juga dapat dianggap menunjang kinerja karyawan.

Kecerdasan spiritual (spiritual quotient) mengandung makna bahwa kecerdasan ini

berperan sebagai landasan bagi kecerdasan lainnya (Mandala dan Dihan, 2018).

Orang yang mempunyai spiritual quotient tinggi mampu memaknai penderitaan

hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah bahkan

penderitaan yang dialaminya. Kecerdasan spiritual (spiritual quotient) memiliki

banyak efek pada kehidupan manusia dan di tempat kerjanya (Wibowo, 2017). Hal
24

ini menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual dapat

mengelola nilai, norma, dan memanfaatkan kekuatan pikiran bawah sadarnya

(Baharuddin & Zakaria, 2018). Berkaitan dengan perilaku spiritual seseorang demi

keberlangsungan organisasi maupun instansi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Berfirman dalam Q.S. An-Nahl/16:125 :

Terjemahnya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran


yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (Kemenag.go.id)

Terjemahan Q.S. An-Nahl/16:125 ini menurut Quraish Shihab

menafsirkan seperti berikut ini. Wahai Nabi, ajaklah manusia meniti jalan

kebenaran yang diperintahkan oleh Tuhanmu. Pilihlah jalan dakwah terbaik yang

sesuai dengan kondisi manusia. Ajaklah kaum cendekiawan yang memiliki

pengetahuan tinggi untuk berdialog dengan kata-kata bijak, sesuai dengan tingkat

kepandaian mereka. Terhadap kaum awam, ajaklah mereka dengan memberikan

nasihat dan perumpamaan yang sesuai dengan taraf mereka sehingga mereka

sampai kepada kebenaran melalui jalan terdekat yang paling cocok untuk mereka.

Debatlah Ahl al-Kitâb yang menganut agama-agama terdahulu dengan logika dan
25

retorika yang halus, melalui perdebatan yang baik, lepas dari kekerasan dan

umpatan agar mereka puas dan menerima dengan lapang dada. Itulah metode

berdakwah yang benar kepada agama Allah sesuai dengan kecenderungan setiap

manusia. Tempuhlah cara itu dalam menghadapi mereka. Sesudah itu serahkan

urusan mereka pada Allah yang Maha Mengetahui siapa yang larut dalam kesesatan

dan menjauhkan diri dari jalan keselamatan, dan siapa yang sehat jiwanya lalu

mendapat petunjuk dan beriman dengan apa yang kamu bawa.

F. Pengaruh Job Relevant Information terhadap Budgetary slack

Senjangan anggaran dapat dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya

dengan job relevant information. Job relevant information meningkatkan kinerja

melalui pemberian perkiraan yang lebih akurat mengenai lingkungan sehingga

dapat dipilih rangkaian tindakan efektif yang terbaik (Pradani & Erawati, 2016).

Job Relevant Information (JRI) yang tinggi akan mengurangi senjangan anggaran.

Hal ini disebabkan selama proses penyusunan anggaran bawahan memberikan

informasi yang dimilikinya sehingga senjangan anggaran dapat dikurangi

(Srimulani et al., 2014). Pelaksanaan anggaran dalam mengambil keputusan atau

tindakan ditentukan oleh job relevant information dalam menyusun dan

melaksanakan tugas kegiatan yang mebutuhkan dana, apakah sesuai atau tidak

dengan dana yang dicadangkan oleh pemberi dana. Oleh karena itu, tinggi

rendahnya job relevant information dapat mempengaruhi tinggi rendahnya

budgetary slack yang terjadi. Dengan demikian, tingginya job relevant information

yang di berikan oleh bawahan akan meminimalisir senjangan anggaran yang terjadi

(Prasetya & Muliartha, 2017). Informasi tersebut sangat dibutuhkan untuk


26

membantu dalam pemilihan program dan kegiatan yang efektif dan ekonomis,

sehingga penyusunan anggaran dilakukan berdasarkan pertimbangan prioritas

program dan kegiatan (Bulan, 2011).

G. Pengaruh External Pressure terhadap Budgetary slack

External pressure adalah keadaan dimana perusahaan mendapatkan tekanan

dari pihak luar perusahaan (Devy et al., 2017). Tekanan menyebabkan seseorang

melakukan slack. Tekanan dapat berupa bermacam-macam termasuk gaya hidup,

tuntutan ekonomi, dan lain-lain. Tekanan paling sering datang dari adanya tekanan

kebutuhan keuangan. Menurut Maghfiroh et al (2015) serta (Sari, 2016) external

pressure merupakan tekanan berlebih yang dirasakan oleh manajemen dalam

memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga. External pressure ini dimana

masyarakat berharap dapat diikutsertakan dalam proses penganggaran agar dalam

proses penyusunan anggaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang

telah dianggarkan.

Otoritas mengambil kepentingan dalam penganggaran akan berada di bawah

tekanan untuk mewujudkan keinginan masyarakat. Jumlah pihak eksternal yang

tertarik pada persiapan anggaran untuk membuat bawahan lebih hati-hati dalam

menentukan jumlah atau biaya dari suatu tindakan. Intensitas external pressure

dirasakan oleh eksekutif di wilayah kota tertentu akan mempengaruhi penyusunan

anggaran. Semakin besar external pressure dalam proses penganggaran, dapat

meminimalkan kemungkinan pejabat untuk melakukan senjangan anggaran (Rifqi

et al., 2017).
27

H. Pengaruh Job Relevant Information yang Dimoderasi dengan Spiritual

Quotient terhadap Budgetary slack

Job relevant information merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi budgetary slack. Pelaksana anggaran dalam pengambilan keputusan

atau tindakannya ditentukan oleh JRI dalam menyusun dan melaksanakan tugas

kegiatan yang membutuhkan dana apakah sesuai atau tidak dengan dana yang

dicadangkan oleh superior (pemberi dana). Karena itu tinggi rendahnya JRI ini

mempengaruhi tinggi rendahnya budget slack yang terjadi (Bulan, 2011). Dengan

semakin tingginya job relevant information akan meminimalisir budget slack atau

selisih nilai rupiah dana akan tidak ada atau minimal akibat ketidaksesuaian yang

terjadi antara dana yang akan digunakan oleh pelaksana anggaran dan cadangan

dana yang diberikan (Srimulani et al., 2014).

Tinggi rendahnya job relevant informasi akan mempengaruh terjadinya

senjangan anggaran (Prasetya & Muliartha, 2017). Hal yang dapat dilakukan untuk

tetap meningkatkan job relevant informasi agar dapat meminimalisir terjadinya

budgetary slack yaitu tingginya spiritual quotient yang dimiliki oleh agent.

Spiritual quotient dianggap menunjang kinerja karyawan. Kecerdasan spiritual

(spiritual quotient) mengandung makna bahwa kecerdasan ini berperan sebagai

landasan bagi kecerdasan lainnya (Mandala dan Dihan, 2018). Kecerdasan spiritual

(spiritual quotient)yang tinggi akan berpengaruh positif terhadap perilaku ataupun

kinerja agent dan principal karena mereka akan sadar bahwa segala sesuatu yang

dikerjakan memiliki pertanggungjawaban. Tingginya spiritual quotient akan

berpengaruh terhadap self estem karyawan, dimana memberikan karyawan


28

kemampuan untuk membedakan, memungkinkan seseorang untuk memberikan

batasan serta mampu memberikan rasa moral sehingga karyawan akan sadar akan

tugas dan tanggungjawabnya selain sebagai bawahan yaitu perannya sebagai

akuntan dan memegang teguh etika profesinya sehingga dapat meminimalisir

budgetary slack.

I. Pengaruh External Pressure yang Dimoderasi dengan spiritual quotient

terhadap Budgetary Slack

External pressure merupakan tekanan berlebih yang dirasakan oleh

manajemen dalam memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga. External

pressure ini dimana masyarakat berharap dapat diikutsertakan dalam proses

penganggaran agar dalam proses penyusunan anggaran dapat berjalan dengan baik

dan sesuai dengan yang telah dianggarkan. Otoritas mengambil kepentingan dalam

penganggaran akan berada di bawah tekanan untuk mewujudkan keinginan

masyarakat. Jumlah pihak eksternal yang tertarik pada persiapan anggaran untuk

membuat bawahan lebih hati-hati dalam menentukan jumlah atau biaya dari suatu

tindakan (Maghfiroh et al., 2015). Intensitas external pressure dirasakan oleh

eksekutif di wilayah kota tertentu akan mempengaruhi penyusunan anggaran.

External pressure ini akan membantu pihak internal untuk mengawasi

jalannya proses penggaran sehingga akan mengurangi terjadinya budgetary slack.

Jumlah pihak eksternal yang tertarik pada persiapan anggaran untuk membuat

bawahan lebih hati-hati dalam menentukan jumlah atau biaya dari suatu tindakan.

Intensitas external pressure dirasakan oleh eksekutif di wilayah kota tertentu akan

mempengaruhi penyusunan anggaran. Semakin besar external pressure dalam


29

proses penganggaran, dapat meminimalkan kemungkinan pejabat untuk melakukan

senjangan anggaran (Rifqi et al., 2017). External pressure ini juga dapat

menimbulkan teradinya budgetary slack ketika pihak eksternal bekerjasama dengan

pihak internal unutk melakukan senjangan. Hal tersebut dapat dihindari dengan

tingginya spiritual quotient yang dimiliki oleh agent. Spiritual quotient dianggap

menunjang kinerja karyawan. Kecerdasan spiritual (spiritual quotient)

mengandung makna bahwa kecerdasan ini berperan sebagai landasan bagi

kecerdasan lainnya (Mandala dan Dihan, 2018). Kecerdasan spiritual (spiritual

quotient) yang tinggi akan berpengaruh positif terhadap perilaku ataupun kinerja

agent dan principal karena mereka akan sadar bahwa segala sesuatu yang

dikerjakan memiliki pertanggungjawaban. Tingginya spiritual quotient akan

berpengaruh terhadap external pressure karyawan, dimana memberikan karyawan

kemampuan untuk membedakan, memungkinkan seseorang untuk memberikan

batasan serta mampu memberikan rasa moral sehingga karyawan akan sadar akan

tugas dan tanggungjawabnya selain sebagai bawahan yaitu perannya sebagai

akuntan dan memegang teguh etika profesinya sehingga dapat meminimalisir

budgetary slack.

J. kerangka Teoretis

Penelitian ini menggunakan acuan teori agensi. Teori agensi menjelaskan

tentang sebab terjadinya senjangan anggaran. Anggaran merupakan suatu alat

penting dalam perencanaan, dengan adanya anggaran seluruh program dapat lebih

mudah di awasi dan dikendalikan. Pengawasan lebih mudah karena pada setiap

bagian mempunyai rencana program yang akan dilaksanakan dengan sejumlah dana
30

yang telah dianggarkan.Dalam penyusunan anggaran seringkali terjadi senjangan

anggaran yang disebabkan karena adanya asimetri informasi antara atasan dengan

bawahan. Untuk mengurangi senjangan anggaran maka diterapkanjob relevant

information agar informasi yang dimiliki bawahan dapat dikomunikasikan dengan

atasan. Adanya external pressure juga dapat meminimalisir terjadinya senjangan

anggaran yang dimana pihak eksternal atau masyarakat ikut serta untuk mengawasi

proses pelaksanaan anggaran. Selain itu, spiritual quotient dapat menguatkan job

relevant information dan external pressure dalam meminimalisir senjangan

anggaran. Adapun rerangkapikir dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pikir
Job Relevan Information

Senjangan Anggaran

External pressure

Spiritual Quotient

Ha4 :Spiritual Quotient memoderasi pengaruh external pressure terhadap

Budgetary Slack
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, definisi operasional dari variabel-variabel dalam

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen (X)

Job Relevant Information (X1)

Job relevant information merupakan informasi yang dapat membantu atasan

dalam memilih tindakan yang terbaik melalui upaya yang diinformasikan

(informated effort) secara lebih baik, misalnya informasi tentang inflasi, kondisi

perekonomian dan kondisi keuangan organisasi (Bulan, 2011). Penelitian Umayah

(2015) menggunakan 5 indikator yaitu (1) informasi yang jelas (2) memadai (3)

strategis (4) tepat (5) cepat. Penelitian Tapatfeto (2014) menggunakan 5 indikator

yaitu (1) pemahaman (2) kecukupan informasi (3) informasi strategis (4) kejelasan

informasi (5) kemampuan mendapat informasi.

Peneliti mengukur variabel job relevant information dalam penelitian ini

dengan indikator (1) informasi yang jelas (2) informasi strategis (3) kecukupan

informasi (4) cepat (5) kemampuan mendapat informasi. Variabel job relevant

information menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subjek, Objek

atau kejadian tertentu. Skala ini menggunakan lima angka penelitian (1) sangat

tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu atau netral, (4) setuju, (5) sangat setuju.

31
32

External Pressure (X2)

External pressure adalah keadaan dimana perusahaan mendapatkan tekanan

dari pihak luar perusahaan (Devy et al., 2017). Tekanan menyebabkan seseorang

melakukan slack. Tekanan dapat berupa bermacam-macam termasuk gaya hidup,

tuntutan ekonomi, dan lain-lain. Tekanan sering datang dari adanya tekanan

kebutuhan keuangan. Penelitian dari Maghfiroh et al (2015) Mengembangkan 3

indikator (1) tuntutan pihak ketiga (2) tekanan kebutuhan keuangan (3) anggaran

yang tepat sasaran. Penelitian Sari (2016) Mengembangkan 3 indikator (1)

memenuhi persyaratan pihak ketiga (2) menangani pembiayaan dan pembangunan

yang kompetitif (3) kebutuhan pembiayaan eksternal.

Peneliti mengukur variabel external pressure dengan indikator (1)

keinginan masyarakat (2) penganggaran efektif (3) keikutsertaan masyarakat (4)

pelaksanaan anggaran dengan teliti (5) kemampuan mencapai target. Variabel

external pressure dalam penelitian ini diukur dengan skala likert yang mengukur

sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap penilaian yaitu:

(1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu atau netral, (4) setuju, (5)

sangat setuju.

2. Variabel Dependen (Y)

Budgetary Slack (Y)

Budgetary slack didefinisikan sebagai tindakan bawahan yang mengecilkan

kapasitas produktifnya ketika bawahan diberi kesempatan untuk menentukan

standar kinerjanya. Senjangan anggaran merupakan perbedaan/selisih antara

sumber daya yang sebenarnya dibutuhkan untuk melaksanakan sebuah pekerjaan


33

dengan sumber daya yang diajukan dalam anggaran (Marito, 2015). Penelitian

Kridawan & Mahmud (2014) menggunakan 3 indikator (1) standar anggaran (2)

tuntutan anggaran (3) sasaran anggaran. Penelitian Prasedya dan Muliartha (2017)

menggunakan 5 indikator (1) standar dalam anggaran (2) pencapaian target

anggaran (3) adanya keterbatasan anggaran (4) target anggaran yang ketat (5)

tingkat efisiensi anggaran.

Peneliti mengukur variabel senjangan anggaran dalam penelitian ini dengan

5 indikator (1) standar anggaran (2) adanya keterbatasan anggaran (3) target

anggaran yang ketat (4) mencapai sasaran anggaran (5) efisiensi anggaran. Variabel

senjangan anggaran dalam penelitian ini diukur dengan skala likert yang mengukur

sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subjek, objek

atau kejadian tertentu. Skala ini menggunakan 5 indikator yaitu: (1) sangat tidak

setuju (2) tidak setuju (3) ragu-ragu atau netral (4) setuju (5) sangat setuju.

3. Variabel Moderasi (M)

Spiritual quotient (M)

Spiritual quotient (kecerdasan spiritual) merupakan ketajaman pemikiran

atau kecerdasan terilhami yang sering menghasilkan intuisi, petunjuk moral yang

kokoh kekuasaan atau otoritas batin sehingga timbul kemampuan membedakan

mana yang salah dan benar serta kebijaksanaan (Miterianifa, 2015). Penelitian

Miterianifa (2015) mengembangkan 3 indikator (1) mengenal diri sendiri (2)

mengenal tuhannya (3) peduli terhadap makhluk tuhan lainnya. Penelitian

Maslahah (2013) mengembangkan 5 indikator (1) kemampuan bersikap fleksibel

(2) kesadaran diri yang tinggi (3) kemampuan menghadapi dan memanfaatkan
34

penderitaan (4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit (5)

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai.

Variabel dalam penelitian ini mengembangkan 4 indikator (1) kemampuan

bersikap fleksibel (2) kesadaran diri yang tinggi (3) kemampuan untuk menghadapi

dan memanfaatkan penderitaan (4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui

rasa sakit. Variabel spiritual quotient dalam penelitian ini diukur dengan skala likert

yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju ataua ketidaksetujuannya terhadap

subjek, objek atau kejadian tertentu. Skala ini menggunakan 5 angkpraa penilaian

yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju (3) ragu-ragu atau netral (4) setuju (5)

sangat setuju.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif yang menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel

penelitian dengan analisis menggunakan angka statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Pendekatan dalam penelitian ini adalah

kausal komparatif. Kasual komparatif yaitu penelitian yang mengukur kekuatan

hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Tujuan penelitian ini untuk menguji

hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan subjek yang diteliti.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi

Sulawesi Selatan dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan yang

beralamat di Jl. Perintis Kemerdekaan No. KM. 12, Tamalanrea, Kec. Tamalanrea,
35

Kota Makassar Sulawesi Selatan 90245. Alasan peneliti memilih SKPD Dinas

Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan karena pengumpulan data pada penelitian

ini dilakukan secara survey dan pada saat pengiriman kuesioner peneliti ingin

menyampaikan sendiri kepada responden. Tujuannya adalah agar tingkat

pengambilan kuesioner yang telah diisi responden bisa lebih tinggi sehingga

memenuhi target sampel minimal yang telah ditentukan dan peneliti dapat

memahami persis lokasi keberadaan kantor SKPD yang menjadi objek peneliti.

D. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi objek atau subjek yang memiliki

karakteristik selanjutnya diteliti serta diperoleh kesimpulan berdasarkan hasil

penelitian. Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang

mempunyai karakteristik tertentu. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen

yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) Provinsi Sulawesi Selatan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan

yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran. Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut yaitu 30 orang karyawan

Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan Khususnya pada bagian keuangan.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini purposive

sampling method yaitu teknik dimana dalam pengambilan sampel dilakukan dengan

cara menetapkan kriteria-kriteria tertentu. Purposive sampling yaitu pemilihan

sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu.


36

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data subjek. Data subjek

adalah data yang berupa opini, sikap dan karakteristik dari seseorang atau

sekolompok orang yang menjadi subjek dalam penelitian ini (responden). Sumber

data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu informasi yang

diperoleh langsung dari Kantor Satuan Kerja Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan

Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan melalui survey dengan membagikan

kuesioner kepada responden. Data tersebut merupakan jawaban responden

mengenai item-item pertanyaan mengenai job relevant information, external

pressure, budgetary slack, dan spiritual quotient.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang

dibagikan kepada pegawai Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan.

Kuesioner (angket) adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis

kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden) untuk dijawab (Sugiyono,

2017).Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan

keputusan yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah

sumber data yang menghasilkan data secara langsung dari subjek yang diteliti. Data

sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media

perantara. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan dari sumber

primer dan sekunder. Data primer berasal dari responden dengan menggunakan

kuesioner (Sugiyono, 2017). Dalam penelitian ini, data diambil dari tanggapan
37

responden atas pertanyaan yang ada di dalam kuesioner dan setiapp responden

diminta pendapatnya mengenai pertanyaan-pertanyaan yang ada.

Kueosioner berasal dari bahasa latin: Questionnaire, yang berarti suatu

rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu diberikan kepada

sekelompok individu untuk memperoleh data. Kuesioner merupakan instrumen

untuk pengumpulan data, dimana responden mengisi pertanyaan atau pernyataan

yang diberikan oleh peneliti (Yusuf, 2014). Peneliti dapat menggunakan kuesioner

untuk memperoleh data yang terkait dengan pemiiran, perasaan, sikap,

kepercayaan, nilai, persepsi, kepribadian dan perilaku dari responden.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam arti agar supaya lebih cermat, sistematis, dan lengkap sehingga

mudah diolah (Arikunto, 2010). Penelitian ini meggunakan instrument

pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner atau angket dengan

menggunakan skala model likert yang dimodifikasi dari likert 1-5. Likert scale

(skala liker) merupakan interval yang secara spesifik meggunakan lima pilihan

yaitu rincian 1 (Sangar Tidak Setuju/STS), 2, (Tidak Setuju/TS), 3 (Ragu-

Ragu/Netral), 4 (Setuju/S) dan 5 (Sangat Setuju/SS)


38

Untuk analisis kuantitatif maka jawaban responden diberi skor sebagai

berikut:

Tabel 3.1
Skala Likert

NO. Sikap Responden Skor

1. Sangat Tidak Setuju/STS 1

2. Tidak Setuju/TS 2

3. Ragu-ragu/Netral 3

4. Setuju 4

5. Sangat Setuju 5

H. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk menyederhanakan data agar lebih

mudah diinterpretasikan yang diolah dengan menggunakan rumusan atau aturan-

aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian. Tujuan analisi data yaitu

untuk mendapat suatu informasi yang relevan dan terkandung di dalam data tersebut

dan menggunakan hasilnya untuk memcahkan suatu masalah. Analisis data adalah

suatu kegiatan yang dilakukan untuk memproses dan menganalisis data yang telah

terkumpul. Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data,

uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan bantuan komputer melalui program

IBMM SPSS 25 for windows.


39

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunkan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum

atau generalisasi (Sugiyono, 2017). Uji statistik deskriptif mencakup nilai rata-rata

(mean), nilai minimum, nilai maksimun, dan standar devisi dari data penelitian.

Karakteristik responden yang berpartisipasi dalam kuesioner. Karakteristik

responden tersebut meliputi jenis kelamin, umur, jenjang, pendidikan, pengalaman

kerja, dan data mengenai deskripsi dari setiap pernyataan kuesioner.

2. Uji Kualitas Data

Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen

kuesioner harus dilakukan pengujian suatu kuesioner atau hipotesis sangat

bergantung pada kualitas data yang diperoleh. Data penelitian tidak akan berguna

dengan baik jika instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tidak

memiliki tingkat keabsahan (validity) dan tingkat keandalan (Realibilty) sebab

kebenaran data yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian.

a. Uji Validitas

Uji validitas biasanya digunakan dengan menghitung korelasi antara setiap

skor butir instrumen dengan skor total (Sugiyono, 2017). Uji validitas digunakan

untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan

cara menguji korelasi antara skor item dengan skor total masing-masing variabel.

Untuk mengetahui sebuah kuesioner dikatakan valid atau tidak pada signifikansi

5%, maka digunakan ketentuan sebagai berikut:


40

1) Jika r-hitung positif serta r-hitung> r-tabel maka butir atau variabel

tersebut valid

2) Jika r-hitung negatif serta r-hitung < r-tabel maka butir atau variabel

tersebut tidak valid

b. Uji Reliabilitas

Konsep realibilitas dapat dipahami melalui ide dasar konsep yaitu

konsistensi (Indriantoro & Supomo, 2013). Uji reliabilitas adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator variabel. Kuesioner dapat

dikatakan reliabel, jika jawaban seorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Teknik pengujian realibilitas ini

menggunakan teknik uji statistik Cronbach Alpha, hasil perhitungan menunjukkan

reliable bila koefisien alphanya (a) lebih besar dari 0,6 artinya kuesioner dapat

dipercaya dan dapat digunakan untuk penelitian.

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum menggunakan teknik analisis regresi linear berganda untuk uji

hipotesis, maka terlebih dahulu harus dilaksanakan uji asumsi klasik. Uji asumsi

klasik dilakukan agar asumsi-asumsi yang diperlukan dalam analisis regresi linear

berganda terpenuhi, uji asumsi klasik dalam penelitian ini menguji normalitas data

secara statistik, uji multikolinearitas, dan uji heterroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian dilakukakan dengan tuuan untuk

mengetahui apakah data berdistribusi normal, untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang
41

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Normalitas dapat

dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.

Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

maka menunjukkan pola distribusi normal yang megindikasikan bahwa regresi

memenuhi asumsi normal (Ghozali, 2011).

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi diantara variabel dependen. Untuk mengetahui apakah dalam

penelitian ini terjadi multikolinieritas, dilihat dari nilai tolerance dan variance

inflation factor (VIF). Sebuah model regresi dikatakan lolos dari uji

multikolinieritas (dalam arti tidak terjadi multikolinieritas) apabila nilai tolerance

>0,10 dan nilai variance Inflation Factor (VIF) <10 (Ghozali, 2011).

c. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua

pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

heterokedastisitas (Priyatno, 2014:108). Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas

dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot. Grafik tersebut diperoleh

melalui regression standarized predicted value dengan regression studentized

residual (Gujarati, 2003) dalam (Nirmala, 2013). Dasar pengambilan keputusan

yaitu terlihat titik-titik dengan pola menyebar secara acak pada posisi di atas
42

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terdapat gejala

heteroskedastisitas.

Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas dengan

menggunakan uji glejser adalah sebagai berikut:

• Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0,05 maka kesimpulannya

adalah tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi

• Sebaliknya, jika nilai signifikansi (sig.) lebih kecil dari 0,05 maka

kesimpulannya adalah terjadi gejala Heteroskedastisitas dalam model

regresi.

4. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis linier berganda adalah hubungan linear antara dua atau lebih

variabel bebas (X1 X2 X3 ...) dengan variabel terikat (Y)

Pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh independen variabel

terhadap dependen dilakukan dengan analisa data dan menerapkan model statistik

regresi linear berganda. Model statistik regresi berganda adalah model yang

digunakan untuk memperoleh suatu persamaan yang menunjukkan pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi yang

digunakan untuk menguji hipotesis adalah:

Rumus:
Y = a + 𝒃𝟏 𝑿𝟏 + 𝒃𝟐 𝑿𝟐 +𝒆
Keterangan:
Y = Budgetary slack
a = Konstanta
43

X1 = Job Relevant Information


X2 = External Pressure
B1-B2 = Koefisien regresi berganda
e =Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam

penelitian

b. Analisis Koefisien Determinasi (𝑅2 )

Koefisien determinasi (𝑅2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai 𝑅2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang

(crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing

pengamatan.

c. Uji Regresi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F pada dasarya menunjukkan apakah semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen. Untuk menguji keberartian regresi, kita harus membandingkan

antara nilai hitungF dengan nilai tabelF dengan derajat kebebasan (dk), yang besarnya

adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai hitungF> nilai tabelF, maka artinya variabel independen secara

simultan berpengaruh terhadap variabel dependen


44

2) Jikanilai hitungF<nilai tabelF, maka artinya variabel independen secara

simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Atau pengambilan keputusan berdasarkan signikansi: Fsig< α, maka

H0ditolak, berarti variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap

variabel dependen. Jika Fsig< α, maka H0 diterima, berarti variabel independen

secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependen.

5. Uji Regresi secara Parsial (Uji t)

Uji t (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna

menunjukkan pengaruh tiap variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t

adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh terhadap variabel dependen, dilakukan dengan

membandingkan p-value maka dasar pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut:

1) Jika probabilitas sig (2-tailed) > 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel

bebas (X) terhadap variabel (Y).

2) Jika probabilitas sig (2-tailed) < 0.05 maka ada pengaruh variabel bebas
(X) terhadap variabel (Y).
45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan

Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Sul-Sel merupakan

gabungan dari Kantor Wilayah Departemen Transmigrasi dan PPh Prov. Sulawesi

Selatan dalam rangka menindaklanjuti Undang–undang No.22 Tahun 1999 tentang

Pemerintah Daerah dan peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang

kewenangan Pemerintah dan Provinsi sebagai daerah otonomi serta dengan

ditetapkannya peraturan pemerintah No. 84 tahun 2000 tentang Organisasi

Pemerintah Daerah, untuk itu dibentuklah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Provinsi Sulawesi Selatan.

Masalah ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang sedang kita hadapi

sekarang ini merupakan suatu masalah yang sangat kompleks yang memerlukan

penanganan secara sungguh – sungguh, menyeluruh dan terpadu.

Pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi pada

hakikatnya adalah pembangunan daerah Sulawesi Selatan dalam rangka mengisi

otonomi daerah yang dinamis, nyata dan bertanggungjawab menciptakan kualitas

masyarakat Indonesia yang maju dan sejahtera dalam suasana damai lahir dan batin

dalam kehidupan yang seimbang dan selaras dalam hubungannya dengan Tuhan

yang Maha Esa serta dengan Masyarakat.


46

2. Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan

a. Visi

Mewujudkan tenaga kerja dan Masyarakat transmigrasi yang produktif dan

kompetitif dalam rangka mencapai sepuluh terbaik Nasional

b. Misi

Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pelayanan penempatan

tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan bursa kerja

1. Peningkatan kualitas dan produktivitas Aparatur dalam pelayanan

prima kepada kenaga kerja dan Masyarakat transmigrasi.

2. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja serta

mendorong perluasan kesempatan kerja dan meningkatnya

penempatan tenaga kerja dalam rangka menanggulangi

pengangguran.

3. Peningkatan kualitas hubungan industrial dan persyaratan kerja

yang harmonis, dinamis, dan demkratis guna mewujudkan

kesejahteraan pekerja dan kelangsungan usaha perusahaan.

4. Meningkatkan jaminan kepastian hujum dan perlindungan di

bidang ketenagakerjaan dan menciptakan suasana aman dan

produktif dalam bekerja dan berusaha.

5. Mengembangkan potensi sumber daya kawasan serta mewujudkan

keunggulan local untuk memicu laju pertumbuhan ekonomi di

wilayah permukiman transmigrasi.


47

6. Pengembangan sistem informasi ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian.

3. Struktur Organisasi

Gambar 4.1
Struktur Organisasi
48

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL
-Pengantar Kerja
KASUBAG UMUM KEKASUBAG
-Mediator HI KASUBAG KEUANGAN
PROGRAM
KEPEGAWAIAN DAN
-Pengawas Ketenagakerjaan HUKUM
-Instruktur Manaj & Prod.

-PSM

-Arsiparis

KEPALA BIDANG
PEMBINAAN PELATIHAN KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG
KEPALA BIDANG
HUBUNGAN INDUSTRIAL PENGAWASAN
Pemagangan, Penempatan KETRANSMIGRASIAN
DAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN
dan Perluasan Kesempatan
Kerja

KEPALA SEKSI PEMBINAAN KEPALA SEKSI PEMBINAAN KEPALA SEKSI PEMBINAAN SUB KOORDINATOR DAN
STANDARISASI PENYELESAIAN PENGAWASAN NORMA KELOMPOK
Kompetensi, Akreditasi dan PERSELISIHAN HUBUNGAN KERJA JAMINAN SOSIAL
INDUSTRIAL PEREMPUAN DAN ANAK Jabatan Fungsional
Sertifikasi Tenaga Kerja

KEPALA SEKSI PEMBINAAN KEPALA SEKSI PEMBINAAN KEPALA SEKSI PEMBINAAN


SUB KOORDINATOR DAN
PENEMPATAN DAN ORGANISASI PEKERJA PENGAWASAN NORMA
KELOMPOK
PERLUASAN KESEMPATAN Pengusaha dan Syarat- Keselamatan dan
KERJA Jabatan Fungsional
Syarat Kerja kesehatan Kerja

SUB KOORDINATOR DAN


SUB KOORDINATOR DAN SUB KOORDINATOR DAN SUB KOORDINATOR DAN
KELOMPOK
KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK
Jabatan Fungsional
Jabatan Fungsional Jabatan Fungsional Jabatan Fungsional
49

B. Gambaran Responden
1. Karakteristik Responden

Tabel 4. 1
Data Penyebaran Kuesioner
Jumlah
No Keterangan Presentase
Kuesioner
1 Kuesioner yang disebarkan 30 100%
Kuesioner yang tidak
2 0 0%
kembali
3 Kuesioner yang kembali 30 100%
4 Kuesioner yang cacat 0 0%
5 Kuesioner yang dapat diolah 30 100%
N Sampel = 30
Responden Rate = (30/30) x 100% = 100%
Sumber : Data primer yang diolah (2022)

Data dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kuesioner yang disebar

sebanyak 30 buah, yang kembali sebanyak 30 buah dan yang dapat diolah

sebanyak 30 buah dengan presentase 100%. Kuesioner yang tidak kembali

sebanyak 0 buah dengan presentase 0% dari total kuesioner yang disebar.

Terdapat empat karakteristik responden yang dimasukkan dalam

penelitian ini yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan lama bekerja.

Karakteristik responden tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada tabel

mengenai data responden sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin

Tabel 4. 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki – Laki 12 40%
2 Perempuan 18 60%
Total 30 100%
Sumber : Data primer yang diolah (2022)
50

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden paling banyak adalah

responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 18 orang atau 60% dan

sisanya yaitu sebanyak 12 orang atau sebesar 40% yang merupakan responden

berjenis kelamin laki-laki.

b. Usia

Tabel 4. 3
Karakteristik Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Presentase
1 17 – 25 Tahun 1 3,34%
2 26 – 30 Tahun 6 20%
3 31 – 35 Tahun 5 16,67%
4 36 – 40 Tahun 7 23,33%
5 41 – 45 Tahun 4 13,33%
6 > 45 Tahun 7 23,33%
Total 30 100%
Sumber : Data primer yang diolah (2022)

Usia responden dalam penelitian ini sebagian besar berumur 36-40 dan

>45 tahun yaitu sebanyak 7 responden atau sebesar 23,33%, dilanjutkan dengan

usia 26-30 tahun sebanyak 6 responden atau sebesar 20%, dilanjutkan dengan

usia antara 31-35 tahun sebanyak 5 responden atau sebesar 16,67%, kemudian

responden yang berumur 41-45 tahun sebanyak 4 responden atau sebesar

13,33% dan yang berusia 17-25 tahun sebanyak 1 responden atau sebesar

3,34%.
51

c. Tingkat Pendidikan

Tabel 4. 4
Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase


1 SMP 0 3,34%
2 SMA 0 0%
3 S1 20 66,67%
4 S2 10 33,33%
5 S3 0 0%
Total 30 100%
Sumber : Data primer yang diolah (2022)

Hasil olah data untuk pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang paling

banyak berada pada strata 1 (S1) sebanyak 20 responden atau sebesar 66,67%,

jumlah responden yang telah menempuh pendidikan strata 2 (S2) sebanyak 10

responden atau sebesar 33,33%, sedangkan responden yang telah menempuh

pendidikan pada tingkat SD-SMA sebanyak 0 responden atau sebesar 0%.

d. Lama Bekerja

Tabel 4. 5
Karakteristik Berdasarkan Lama Bekerja
No Lama Bekerja Jumlah Presentase
1 < 1 Tahun 1 3,33%
2 2 – 3 Tahun 7 23,33%
3 4 – 5 Tahun 8 26,67%
4 > 5 tahun 14 46,67%
Total 30 100%
Sumber : Data primer yang diolah (2022)

Tabel 4.5 menunjukkan tingkat lama bekerja responden yang paling

banyak berada pada >5 tahun yaitu sebanyak 14 responden atau sebesar 46,67%.

Lama bekerja 4-5 tahun sebanyak 8 responden atau sebesar 26,67%, lama
52

bekerja 2-3 tahun sebanyak 7 responden atau sebesar 23,33%, sedangkan lama

bekerja <1 tahun sebanyak 1 responden atau sebesar 3,33%.

2. Analisis Deskriptif

Deskriptif variabel dari 30 responden dalam penelitian dapat diliah pada

tabel berikut :

Tabel 4. 6
Statistik Deskriptif Variabel
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
JOB RELEVANT 30 17 25 21.10 1.845
INFORMATION (X1)
EXTERNAL PRESSURE 30 17 24 21.00 1.800
(X2)
SPIRITUAL QUOTIENT (M) 30 26 39 33.30 2.902
BUDGETARY SLACK (Y) 30 10 23 17.63 4.021
Valid N (listwise) 30

Sumber : Data primer yang diolah (2022)

Tabel 4.6 menunjukkan statistik deskriptif dari masing-masing variabel

penelitian. Berdasarkan tabel 4.6, hasil analisis dengan menggunakan statistik

deskriptif terhadap job relevant information menunjukkan nilai minimum

sebesar 17, nilai maksimum sebesar 25, mean (rata-rata) sebesar 21.10 dengan

standar deviasi sebesar 1.845. Selanjutnya variabel external pressure

menunjukkan nilai minimum sebesar 17, nilai maksimum sebesar 24, mean

(rata-rata) sebesar 21.00 dengan standar deviasi sebesar 1.800. Variabel

spiritual quotient menunjukkan nilai minimum sebesar 26, nilai maksimum

sebesar 39, mean (rata-rata) sebesar 33.30 dengan standar deviasi sebesar 2.902.

Variabel budgetary slack menunjukkan nilai minimum sebesar 10, nilai


53

maksimum sebesar 23, mean (rata-rata) sebesar 17.63 dengan standar deviasi

sebesar 4.021.

C. Hasil Uji Kualitas Data

1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan yang dapat diukur dengan kuesioner tersebut.

Dengan kata lain instrumen tersebut dengan mengukur construct sesuai dengan

yang diharapkan peneliti

Tabel 4. 7
Hasil Uji Validitas
Variabel Item r hitung r tabel Keterangan
X1.1 0.565 0.3610 Valid
X1.2 0.421 0.3610 Valid
Job Relevant
X1.3 0.501 0.3610 Valid
Information
X1.4 0.682 0.3610 Valid
X1.5 0.675 0.3610 Valid
X2.1 0.371 0.3610 Valid
X2.2 0.681 0.3610 Valid
External
X2.3 0.431 0.3610 Valid
Pressure
X2.4 0.710 0.3610 Valid
X2.5 0.469 0.3610 Valid
M.1 0.488 0.3610 Valid
M.2 0.433 0.3610 Valid
M.3 0.581 0.3610 Valid
Spiritual M.4 0.501 0.3610 Valid
Quotient M.5 0.501 0.3610 Valid
M.6 0.304 0.3610 Tidak Valid
M.7 0.544 0.3610 Valid
M.8 0.774 0.3610 Valid
Y.1 0.707 0.3610 Valid
Budgetary
Y.2 0.735 0.3610 Valid
Slack
Y.3 0.675 0.3610 Valid
54

Y.4 0.826 0.3610 Valid


Y.5 0.662 0.3610 Valid
Sumber : Data primer yang diolah (2022)

Hasil pengujian validitas pada tabel 4.7 untuk seluruh item pernyataan

menunjukkan bahwa semua item yang diuji dinyatakan valid kecuali pada item

M.6. Hal ini dikarenakan masing-masing pernyataan memperoleh r hitung > r

tabel kecuali M.6 yang memiliki r hitung < r tabel sehingga semua pernyataan

dikatakan valid kecuali M.6 yang dinyatakan tidak valid.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Uji realibilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau andal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Uji realibilitas data dilakukan dengan

menggunakan Cronchbach Alpha (a) yaitu suatu instrumen dikatakan reliabel

bila memiliki koefisien keandalan relibilitas atau Alpha (a) > 0,60. Hasil

pengujian reliabilitas data dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. 8
Hasil Uji Realibilitas
No Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Job Relevant
1 0.472 Non Reliabel
Information
2 External Pressure 0.349 Non Reliabel
3 Spiritual Quotient 0.623 Reliabel
4 Budgetary Slack 0.759 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah (2022)

Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha dari

variabel X1 dan X2 lebih kecil dari 0.6, sehingga dapat disimpulkan bahwa

instrumen kuesioner yang digunakan untuk menjelaskan job relevant


55

information dan external pressure yaitu dinyatakan tidak andal atau non reliabel

sebagai alat ukur variabel. Sedangkan pada variabel M dan Y dapat disimpulkan

bahwa instrumen kuesione yang digunakan untuk menjeleskan spiritual

quotient dan budgetary slack dinyatakan andal atau dapat dipercaya sebagai

alat ukur variabel.

D. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel-variabel yang

digunakan untuk menguji hipotesis sudah berdistribusi normal atau tidak.

Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan grafik P-P Plot of

Regression Standardized Residual yang hasil pengujiannya dapat dilihat pada

gambar dibawah ini :

Gambar 4. 2
Hasil Uji Normalitas – Normal Probalbility Plot
56

Gambar 4.9 menunjukkan bahwa titik-titik (data) dalam grafik normal

probability mengikuti arah garis diagonal. Dalam hal ini berarti penelitian ini

memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi atau hubungan di antara

variabel independen. Pengujian multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance

Value atau Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai Variance Inflation

Factor (VIF) variabel tidak melebihi 10 dan nilai Tolerance lebih dari 0,1 maka

model tersebut tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

Tabel 4. 9
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
JOB RELEVANT INFORMATION (X1) .570 1.754

EXTERNAL PRESSURE (X2) .581 1.720


SPIRITUAL QUOTIENT (M) .695 1.439
a. Dependent Variable: BUDGETARY SLACK (Y)
Sumber : Data primer yang diperoleh (2022)

Hasil uji multikolinearitas yang disajikan pada Tabel 4.9 di atas

menunjukkan bahwa secara keseluruhan atas variabel memiliki nilai tolerance

tidak kurang dari 0,1 dan mempunyai nilai VIF yang tidak lebih dari 10. Kondisi
57

tersebut menggambarkan bahwa model regresi yang dipakai untuk variable-

variabel bebas tidak terdapat masalah multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua

pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

heterokedastisitas (Priyatno, 2014:108). Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas

dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot. Grafik tersebut diperoleh

melalui regression standarized predicted value dengan regression studentized

residual (Gujarati, 2003) dalam (Nirmala, 2013). Dasar pengambilan keputusan

yaitu terlihat titik-titik dengan pola menyebar secara acak pada posisi di atas

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terdapat gejala

heteroskedastisitas.

Gambar 4. 3
Hasil Uji Heterodkedastisitas

Sumber : Data primer yang diperoleh (2022)


58

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa terlihat titik-titik dengan

pola menyebar secara acak pada posisi di atas maupun di bawah angka 0 pada

sumbu Y. Berdasarkan pemaparan diatas dapat kita tarik kesimpulan tidak

terdapat masalah heteroskedastisitas.

E. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat ada

tidaknya pengaruh antar variabel yang terjadi dan untuk membuktikan hipotesis

yang telah ditetapkan sebelumnya. Teknik analisis yang digunakan untuk

menguji H1 dan H2, menggunakan analisis regresi berganda dengan

meregresikan variabel independen (job relvant information dan external

pressure) terhadap variabel dependen (budgetary slack). Uji hipotesis yang

dilakukan dengan menggunakan program SPSS, pengujian H1 dan H2

dilakukan dengan analisis regresi berganda pengaruh profitabilitas dan 36

leverage terhadap tax avoidance. Hasil pengujian tersebut disajikan sebagai

berikut:

1. Hasil Uji Regresi Berganda Hipotesis Penelitian H1 dan H2

Pengujian hipotesis H1 dan H2 dilakukan dengan analisis regresi

berganda job relevant information dan external pressure terhadap kesenjangan

anggaran. Hasil pengujian tersebut ditampilkan sebagai berikut :

a. Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini dilakukan untuk melihat seberapa jauh kemampuan variabel

independen dapat menjelaskan variabel dependen. Berikut hasil dari uji

Koefisien Determinasi (R) yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
59

Tabel 4. 10
Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .371a .138 .038 3.944
a. Predictors: (Constant), SPIRITUAL QUOTIENT (M), EXTERNAL
PRESSURE (X2), JOB RELEVANT INFORMATION (X1)
b. Dependent Variable: BUDGETARY SLACK (Y)
Sumber : Data primer yang diperoleh (2022)

Hasil uji koefisien determinasi (R2) pada tabel 4.10 di atas digunakan

untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen (bebas)

dalam menjelaskan variabel dependen (terikat) atau seberapa besar pengaruh

independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel 4.10 diketahui

bahwa nilai R2 (Adjusted R Square) yang diperoleh sebesar 0,038. Hal ini berarti

bahwa 3,8% menunjukkan budgetary slack dipengaruhi oleh variabel

independen yaitu job relevant information dan external pressure. Sisanya

96,2% (100% - 3,8%) dipengaruhi oleh variabel lain yang belum diteliti dalam

penelitian ini.

b. Hasil Uji Regresi Simultan (Uji F)

Tabel 4. 11
Regresi Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 64.494 3 21.498 1.382 .270b
Residual 404.473 26 15.557
Total 468.967 29
a. Dependent Variable: BUDGETARY SLACK (Y)
b. Predictors: (Constant), EXTERNAL PRESSURE (X2), JOB RELEVANT INFORMATION (X1)
Sumber : Data primer yang diperoleh (2022)
60

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan pengaruh job relevant information dan

external pressure terhadap budgetary slack mempunyai nilai F -hitung sebesar

1,382 dengan tingkat signifikan 0,270. Perolehan tingkat signifikan tersebut lebih

kecil dari 5%, dimana Fhitung 1,382 lebih kecil dari nilai F tabel sebesar 2,960 berarti

variabel job relevant information dan external pressure secara simultan atau

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap budgetary slack.

c. Hasil Uji Regresi Parsial (Uji T)

Tabel 4. 12
Regresi Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.111 10.203 -.207 .838
JOB RELEVANT INFORMATION -.416 .526 -.191 -.790 .036
(X1)
EXTERNAL PRESSURE (X2) -.446 .534 -.200 -.835 .011

a. Dependent Variable: BUDGETARY SLACK (Y)


Sumber : Data primer yang diperoleh (2022)

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat dianalisis model estimasi sebagai

berikut:

Y= -2,111 - 0,416X1 - 0,466X2 + e

Keterangan :

Y : Budgetary Slack

Α : Konstanta

X1 : Job Relevant Information

X2 : External Pressure
61

β 1-β 2 : Koefisien Regresi Berganda

e : Error Term

Berdasarkan persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa :

• Nilai konstanta -2,111 mengindikasikan bahwa variabel independen

(job relevant information dan external pressure) adalah nol, maka

Budgetary Slack akan terjadi sebesar -2,111.

• Koefisien regresi variabel job relevant information (X1) sebesar -

0,416 mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel

job relevant information akan menurunkan Budgetary Slack sebesar

-0,416.

• Koefisien regresi variabel external pressure (X2) sebesar -0,466

mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel external

pressure akan menurunkan budgetary Slack sebesar -0,466.

Hasil interpretasi atas hipotesis penelitian (H1 dan H2) yang diajukan

dapat dilihat sebagai berikut :

a) Job relevant information berpengaruh negatif terhadap budgetary

slack

Hasil uji parsial pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel job

relevant information memiliki t hitung < t tabel, yaitu t hitung sebesar -0,790

sementara pada t tabel untuk sig. α = 0,05 dan df = n-k (30-4=26) yakni sebesar

1,706 dengan tingkat signifikansi 0,036 < 0,05, maka hal ini berarti job relevant

information berpengaruh negatif dan signifikan terhadap budgetary slack,

dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa job relevant


62

information berpengaruh negatif terhadap budgetary slack terbukti atau

diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi job relevant

information instansi, maka instansi akan cenderung untuk tidak melakukan

budgetary slack.

b) External pressure berpengaruh negatif terhadap budgetary slack

Hasil uji parsial pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel external

pressure memiliki t hitung < t tabel, yaitu t hitung sebesar -0,835 sementara

pada t tabel untuk sig. α = 0,05 dan df = n-k (30-4=26) yakni sebesar 1,706

dengan tingkat signifikansi 0,011 < 0,05, hal ini berarti external pressure

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap budgetary slack. Dengan demikian

hipotesis kedua yang menyatakan bahwa external pressure berpengaruh negatif

terhadap budgetary slack terbukti atau diterima. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi external pressure instansi, maka instansi

akan cenderung untuk tidak melakukan budgetary slack.

2. Hasil Uji Regresi Berganda Hipotesis Penelitian H3 dan H4

Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .375a .141 .003 4.015
a. Predictors: (Constant), Moderasi2, JOB RELEVANT INFORMATION
(X1), EXTERNAL PRESSURE (X2), Moderasi1
Sumber : Data primer yang diperoleh (2022)

Berdasarkan tabel diatas nilai R 2 (R Square ) adalah 0.141 atau 14,1%.

Hasil uji koefisien determinasi diatas dengan nilai R Square adalah 0.141 yang

berarti budgetary slack yang dapat dijelaskan oleh variabel Z score job relevant
63

information (X1), Z score external pressure (X2), Z score spiritual quotient

(M), X1_M dan X2_M sebesar 14,1%. Sisanya sebesar 85,9% dipengaruhi oleh

variabel lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 4.14
Hasil Uji Regresi Secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 65.910 4 16.477 1.022 .415b
Residual 403.057 25 16.122
Total 468.967 29
a. Dependent Variable: BUDGETARY SLACK (Y)
b. Predictors: (Constant), Moderasi2, JOB RELEVANT INFORMATION (X1),
EXTERNAL PRESSURE (X2), Moderasi1
Sumber : Data primer yang diperoleh (2022)

Hasil uji F pada tabel 4.14 menunujukkan bahwa nilai F hitung sebesar

1.022 dengan tingkat signifikansi 0,415 di atas 0,05. Hal ini menunjukan bahwa

variabel Z score budgetary slack (X1), Z score external pressuer (X2), Z score

spiritual quotient (M), X1_M dan X2_M tidak secara bersama-sama atau simultan

mempengaruhi kesenjangan anggaran.

Tabel 4.15
Hasil Uji Secara Parsial (Uji T)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -1.937 11.687 -.166 .870
JOB RELEVANT -1.358 5.383 -.623 -.252 .803
INFORMATION (X1)
EXTERNAL -2.263 5.444 -1.013 -.416 .681
PRESSURE (X2)
64

SPIRITUAL -.049 .303. -.035 -.161 .011


QUOTIENT (M)
X1 M -.055 .163 -1.414 -.335 .040
X2 M -.054 .162 -1.393 -.333 .742
a. Dependent Variable: BUDGETARY SLACK (Y)
Sumber : Data primer yang diperoleh (2022)

Berdasarkan Tabel 4.15 diatas dapat menunjukkan model estimasi sebagai


berikut :
Y = -1,937 – (-1,358X1) – 2,263X2 – 0,005X1M – (-0,054X2M) + e
Keterangan :

Y : Budgetary Slack

α : Konstanta

X1 : Job Relevant Information

X2 : External Pressure

M : Spiritual Quotient

X1M – X2M : Interaksi antara leverage dan capital


intensity dengan budgetary slack

β 1-β 4 : Koefisien regresi berganda

e : error term

Berdasarkan persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa :

• Nilai konstanta -1,937 mengindikasikan bahwa variabel independen

(job relevant information dan external pressure) adalah nol, maka

Budgetary Slack akan terjadi sebesar -1,937.

• Nilai koefisien regresi variabel job relevant information (X1) sebesar


65

-1,358 penelitian ini dapat diartikan bahwa ketika variabel job relevant

information mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka budgetary

slack akan mengalami penurunan sebesar -1,358.

• Nilai koefisien regresi variabel external pressure (X2) sebesar -2,263 ini

dapat diartikan bahwa ketika variabel external pressure mengalami

peningkatan sebesar satu satuan, maka budgetary slack akan mengalami

penurunan sebesar -2,263.

• Nilai koefisien regresi variabel spiritual quotient (M) sebesar sebesar -

0,049 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel spiritual

quotient mengalami kenaikan sebesar satu satuan, maka budgetary slack

akan mengalami penurunan sebesar -0,049.

• Nilai koefisien regresi variabel spiritual quotient (M) dengan job

relevant information (X1) sebesar -0,055 pada penelitian ini dapat

diartikan bahwa adanya interaksi antara spiritual quotient (M) dengan

job relevant information (X1), maka budgetary slack akan mengalami

penurunan sebesar -0,055.

• Nilai koefisien regresi variabel spiritual quotient (M) dengan external

pressure (X2) sebesar -0,054 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa

adanya interaksi antara spiritual quotient (M) dengan external pressure

(X2), maka budgetary slack akan mengalami penurunan sebesar -0,054.

Hasil interpretasi atas hipotesis penelitian (H3 dan H4) yang diajukan dapat

dilihat sebagai berikut :


66

a). Spiritual quotient memoderasi pengaruh job relevant information

terhadap budgetary slack

Berdasarkan tabel 4.16 diatas hasil interpretasi dan pembahasan atas

hipotesis penelitian (H3 dan H4) dapat dilihat sebagai berikut : Diperoleh nilai

signifikan uji t variabel Spiritual Quetion 0,011 nilai tersebut kurang dari 0,05 yang

berarti bahwa terdapat pengaruh variabel Spiritual Quetion terhadap Budgetary

Slack. Selanjutnya pada regresi dengan interaksi diperoleh nilai signifikan job

relevan information dan Spiritual Quetion sebesar 0,040 yang menunjukkan bahwa

interaksi tersebut berpengaruh. Karena koefisien b2 signifikan dan b3 signifikan,

maka penggunaan variabel Spiritual Quetion merupakan Quasi Moderasi.

Berdasarkan hasil uji nilai selisih mutlak yang terlihat pada tabel

menunjukkan bahwa variabel moderasi X1_M mempunyai t hitung sebesar -0,161

< t tabel 0,3061 dengan koefisien beta unstandardized sebesar -0,049 dan tingkat

signifikan 0,040 yang lebih kecil dari 0,05 maka H3 diterima. Hal ini berarti bahwa

variabel Spiritual Quetion merupakan variabel moderasi yang memoderasi

hubungan variabel job relevant information terhadap budgetary slack. Jadi

hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan Spiritual Quetion memoderasi pengaruh

job relevant information terhadap budgetary slack terbukti atau diterima.

b. Spiritual Quetion memoderasi pengaruh external pressure terhadap

budgetary slack (H4)

Diperoleh nilai signifikan uji t variabel Spiritual quetion sebesar 0,011. Nilai

tersebut kurang dari 0,05 yang berarti bahwa terdapat pengaruh variabel Spiritual

quetion terhadap budgetary slack. Selanjutnya pada regresi dengan interaksi


67

diperoleh nilai signifikan interaksi external pressure dan Spiritual quetion sebesar

0,742 yang menunjukkan bahwa interaksi tersebut tidak berpengaruh. Karena

koefisien b2 signifikan dan b3 tidak signifikan, maka penggunaan variabel

keimanan merupakan Prediktor Moderasi.

Berdasarkan hasil uji nilai selisih mutlak yang terlihat pada tabel

menunjukkan bahwa variabel moderasi X2_M mempunyai t hitung sebesar -0,333

< t tabel 0,3061 dengan koefisien beta unstandardized sebesar -0,054, dan tingkat

signifikan 0,742 yang lebih besar dari 0,05 maka H4 ditolak. Hal ini berarti bahwa

variabel Spiritual quetion merupakan variabel moderasi yang tidak memoderasi

hubungan variabel external pressure terhadap budgetary slack. Jadi hipotesis

keempat (H4) yang menyatakan Spiritual quetion memoderasi pengaruh external

pressure terhadap budgetary slack tidak terbukti atau ditolak.

F. Pembahasan

1) Job relevant information berpengaruh negatif terhadap budgetary slack.

Hipotesis pertama (H1) yang diajukan dalam penelitian ini adalah job

relevant information berpengaruh signifikan dan negatif terhadap budgetary

slack yang mengartikan bahwa job relevant information yang tinggi atau

meningkat mempengaruhi budgetary slack yang mengalami penurunan.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa job relevant information

berpengaruh negatif terhadap budgetary slack. Hal ini berarti bahwa adanya

informasi yang relevan atas pekerjaan yang dilakukan dalam penyusunan dan

penggunaan anggaran maka akan mengurangi atau menghindari terjadinya

budgetary slack ini disebabkan karena pelaksanaan anggaran dalam mengambil


68

keputusan atau tindakan ditentukan oleh job relevant information ketika

menyusun dan melaksanakan tugas kegiatan yang membutuhkan dana, apakah

sesuai atau tidak dengan dana yang dicadangkan oleh pemberi dana.

Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian yang menyebutkan

bahwa job relevant information yang tinggi akan mengurangi senjangan

anggaran, hal ini disebabkan selama proses penyusunan anggaran bawahan

memberikan informasi yang dimilikinya sehingga senjangan anggaran dapat

dikurangi (Srimulani et al., 2014), dan (Prasetya & Muliartha, 2017) yang

berasumsi sama. Dengan demikian semakin adanya job relevant information

suatu instansi akan mengurangi terjadinya Budgetary slack. Teori keagenan

menjelaskan, sikap seseorang atau kelompok dalam proses penyusunan

anggaran akan ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan principal dan agent

yaitu terjalinnya informasi yang relevan antara atasan dan bawahan.

2) External pressure berpengaruh negatif terhadap budgetary slack.

Hipotesis kedua (H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah external

pressure berpengaruh signifikan dan negatif terhadap budgetary slack yang

mengartikan bahwa external pressure yang tinggi atau meningkat

mempengaruhi budgetary slack yang mengalami penurunan. Berdasarkan hasil

analisis menunjukkan external pressure berpengaruh negatif terhadap

budgetary slack. Semakin tinggi tekanan dari luar yang didapatkan antara agent

dan principal maka semakin rendah pula peluang terjadinya budgetary slack,

hal ini disebabkan apabila dalam suatu instansi mendapatkan tekanan dari luar
69

dalam menyusun anggaran maka semakin kecil kemungkinan terjadinya

budgetary slack.

Penelitian ini sejalan dengan teori agency, Agency theory menjelaskan

mengenai external pressure adanya campur tangan pihak ketiga dalam

pembuatan atau penyusunan anggaran. Terlibatnya pihak luar dalam proses

penganggaran membuat proses penyusunan anggaran dapat berjalan dengan

baik dan sesuai dengan yang telah dianggarkan sehingga dapat mengurai

terjadinya budgetary slack.

Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian Rifqi et al (2017) yang

mengatakan semakin besar external pressure dalam proses penganggaran, dapat

meminimalkan kemungkinan pejabat untuk melakukan senjangan anggaran,

dan didukung oleh penelitian Maghfiroh et al (2015) dan (S. T. Sari, 2016)

dengan demikian semakin adanyan external pressure dalam suatu instansi akan

mengurangi terjadinya budgetary slack. Teori keagenan menjelaskan, sikap

seseorang atau kelompok dalam proses penyusunan anggaran akan ditentukan

oleh kombinasi antara kekuatan principal dan agent yaitu dengan adanya

pengawasan dari para stakeholder kepada instansi.

3) Spiritual quotient memoderasi pengaruh job relevant information

terhadap budgetary slack.

Hipotesis ketiga (H3) yang diajukan dalam penelitian ini adalah spiritual

qoutient memoderasi pengaruh job relevant information terhadap budgetary

slack, Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa spiritual quotient yang

tinggi akan mengakibatkan semakin besar kecenderungan job relevant


70

information yang diterapkan instansi dalam penganggaran yang dapat

mengurangi terjadinya budgetary slack. Teori keagenan menjelaskan, sikap

seseorang atau kelompok dalam proses penyusunan anggaran akan ditentukan

oleh kombinasi antara kekuatan principal dan agent yaitu keyakinan spiritual

individu masing-masing.

Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian yang menyebutkan

bahwa sesorang yang memiliki spiritual quotient dapat mengelola nilai, norma,

dan memanfaatkan kekuatan pikiran bawah sadarnya (Baharuddin & Zakaria,

2018), hal itu didukung juga oleh penelitian wibowo (2017) dan (Mandala &

Diman, 2018).

4) Spiritual quotient memoderasi pengaruh external pressure terhadap

budgetary slack

Hipotesis keempat (H4) yang diajukan dalam penelitian ini adalah spiritual

quotient memoderasi pengaruh external pressure terhadap budgetary slack.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa spiritual quotient tidak dapat

memoderasi pengaruh external pressure terhadap budgetary slack atau dengan kata

lain hipotesis keempat tidak meniliki pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti

spiritual quotient yang dimiliki pihak eksternal belum bisa dijadikan sebagai dasar

dalam menentukan tinggi rendahnya kesenjangan anggaran yang terjadi pada

instansi. Agency theory merupakan hubungan kontrak antara principal dan agen

yang dimana apabila agen berhasil mencapai target yang sudah ditetapkan oleh

principal, maka kontrak yang efisien akan diperolehnya (Naraswari & Sukartha,

2019). Penelitian ini diperkuat oleh penelitian (Rifqi et al., 2017) external preesure
71

juga dapat menimbulkan terjadinya kesenjangan anggaran ketika pihak eksternal

bekerjasama dengan pihak internal untuk melakukan senjangan.


72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai

pengaruh job relevant information dan external pressure terhadap budgetary

slack dengan spiritual quotient sebagai variabel moderasi, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis menunjukkan bahwa job relevant information berpengaruh

negatif terhadap budgetary slack. Hal ini menunjukkan bahwa adanyan

informasi yang relevan atau sesuai untuk mencapai target anggaran akan

mengurangi terjadinya budgetary slack.

2. Hasil analisis menunjukkan bahwa external pressure berpengaruh

negatif terhadap budgetary slack. Hal ini berarti semakin tinggi tekanan

dari luar yang didapatkan instansi akan mengurangi atau menghindari

terjadinya budgetary slack.

3. Hasil analisi menunjukkan bahwa spiritual quotient dapat memoderasi

hubungan antara job relevant information terhadap budgetary slack. Hal

ini menunjukkan bahwa spiritual quotient sangat pentinng dalam

pembuatan anggaran.

4. hasil analisis menunjukkan bahwa spiritual quotient tidak dapat

memoderasi pengaruh external pressure terhadap budgetary slack. Hal

ini berarti spiritual quotient yang ada pada pihak eksternal instansi tidak

dapat memoderasi pengaruh spiritual quotient terhadap budgetary slack.


73

B. Keterbatasan Penelitian

1. Pelaksanaan pengukuran yang tidak menghadapkan responden dengan

kondisi nyata dikhawatirkan menyebabkan responden menjawab

pernyataan survey secara normatif, sehingga hasil penelitian bisa saja

menjadi bias dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan.

2. Penelitian ini tidak dapat diselaraskan untuk semua pegawai yang ada di

Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan, diakarenakan latar

belakang pekerjaan ataupu bagian kerja yang tidak terlibat dalam

penganggaran.
74

DAFTAR PUSTAKA

A. Kridawan, A. Mahmud. (2014). Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran


Terhadap Budgetary slack Dengan Asimetri Informasi Sebagai Variabel
Pemoderasi. Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 2(1), 2590–2602.
Https://Doi.Org/10.24036/Jea.V2i1.231
Akhmad Azmi Basyir. (2016). Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetri,
Dan Kapasitas Individu Terhadap Budgetary slack Pada Skpd Pemerintah
Kota Samarinda. Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, 13(2), 82–102.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Ayuni, N. M. K., & Erawati, N. M. A. (2018). Pengaruh Asimetri Informasi Pada
Senjangan Anggaran Dengan Kejelasan Sasaran Anggaran Dan Komitmen
Organisasi Sebagai Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi, 22, 492.
Https://Doi.Org/10.24843/Eja.2018.V22.I01.P19
Baharuddin, B., & Zakaria, R. (2018). Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap
Peningkatan Kinerja Guru Di Sma Negeri 3 Takalar Kabupaten Takalar.
Idaarah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 2(1), 1–10.
Https://Doi.Org/10.24252/Idaarah.V2i1.5071
Bangun, N., & Andani, K. W. (2012). Pengaruh Budgetary Participation,
Information Asymmetry, Budget Emphasis, Dan Self Esteem Terhadap
Budgetary slack. Jurnal Akuntansi, 12(1), 577–594.
Beck, F., Frezzati, F., & Da Silva, J. O. (2013). Perceptions About The Creation Of
Budgetary slack In A Participatory Budget Process. Journal Of Education And
Research In Accounting, 7(4), 322–341.
Bryan, & Haryadi, E. (2018). Analisis Pengaruh Variabel Moderasi Switching
Costs Terhadap Hubungan Service Performance Dan Customer Loyalty
Member Celebrity Fitness Jakarta. Jurnal Manajemen, 15(1), 52–71.
Https://Doi.Org/10.25170/Jm.V15i1.98
Bulan, R. F. (2011). Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja
Manajerial Dengan Kepuasan Kerja, Job Relevant Information, Dan
Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating. 4(1), 1–17.
Burokhman, M. (2017). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Sistem
Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Dimoderasi Oleh
Komitmen Organisasi Pada Pt. Kharisma Astra Nusantara Di Jakarta. Jurnal
Akuntansi Manajerial, 2(1), 90–99.
Devy, K. L. S., Wahyuni, M. A., & Sulidawati, N. L. G. (2017). Pengaruh Frequent
Number Of Ceo’s Picture, Pergantian Direksi Perusahaan Dan External
Pressure Dalam Mendeteksi Fraudulent Financial Reporting (Studi Empiris
Pada Perusahaan Farmasi Yang Listing Di Bei Periode 2012-2016 ). E-Journal
75

S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 8(2), 1–12.


Djasuli, M., & Fadilah, N. I. (2011). Efek Interaksi Informasi Asimetri, Budaya
Organisasi, Group Cohesiveness Dan Motivasi Dalam Hubungan Kausal
Antara Budgeting Participation Dan Budgetary slack. In Jurnal Fakultas
Ekonomi Universitas Trunodjoyo Madura (Vol. 4).
Dzaky, M. (2017). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran
Pemerintah Daerah Dengan Gaya Kepemimpinan, Karakter Personal,
Kapasitas Individu, Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating.
Jom Fekon, 4(1).
Firmasnyah, R., Rosidi, & Ghofar, A. (2017). The Effect Of Attribution Theory To
The Budgetary slack. Imperial Journal Of Interdisciplinary Reserach (Ijir),
3(3), 364–375.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Dan Spss.
Bp Universitas Diponegoro.
Himawan, A. K., & S, A. I. (2010). Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya
Kepemimpinan Dan Job Relevant Information (Jri) Terhadap Hubungan
Antara Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada Bpr
Di Kota Semarang). Akses: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 5(9), 65–79.
Https://Doi.Org/10.31942/Akses.V5i9.527
I. Diantara, I. W. (2017). Iklim Kerja Etis Memoderasi Pengaruh Partisipasi
Penganggaran Pada Senjangan Anggaran. E-Jurnal Akuntansi, 20(2), 1046–
1072. Https://Doi.Org/10.24843/Eja.2017.V20.I02.P07
Indriantoro, N., & Supomo, B. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi Dan Manajemen. Bpfe-Yogyakarta.
Irawati, A., & Mutiara, A. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Senjangan
Anggaran. Jurnal Ilmiah Esai, 12(2), 62–70.
Jamaluddin, M. 2019. Akuntansi Sektor Publik. Sulawesi-Selatan:Pusaka Almaida.

Islami, M., Agusti, R., & A, A. (2016). Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan
Efektivitas Pengendalian Anggaran Terhadap Timbulnya Budgetary slack
Yang Di Moderating Oleh Gaya Kepemimpinan (Studi Empiris Pada Skpd Di
Pemerintahan Kota Pekanbaru). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Riau, 3(1), 492–504.
Kusniawati, H., & Lahaya, I. A. (2018). Pengaruh Partisipasi Anggaran, Penekanan
Anggaran, Asimetri Informasi Terhadap Budgetary slack Pada Skpd Kota
Samarinda. Akuntabel, 14(2), 144. Https://Doi.Org/10.29264/Jakt.V14i2.1904
Lestara, I. G. E. Y. S., Herawati, N. T., & Purnamawati, I. G. A. (2016). Pengaruh
Asimetri Informasi, Penekanan Anggaran Dan Kapasitas Individu Terhadap
76

Senjangan Anggaran Dengan Locus Of Control Sebagai Variabel Moderasi


(Studi Empiris Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Berupa Dinas Kabupaten
Gianyar). E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 6(3), 1–10.
Maghfiroh, N., Ardiyani, K., & Syafnita. (2015). Analisis Pengaruh Financial
Stability , Personal Financial Need , External Pressure , Dan Ineffective
Monitoring Pada Financial Statement Fraud Dalam Nur Maghfiroh Komala
Ardiyani Syafnita Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan. Ekonomi Dan
Bisnis, 16(1), 51–66.
Marito, H. (2015). Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Kejelasan Sasaran
Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Kepercayaan Dan
Komitmen Tujuan Sebagi Variabel Moderating (Studi Di Pemerintahan Kota
Pekanbaru) Oleh: Jomfekom, 2(1), 1–15.
Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/125589-Id-Analisis-Dampak-
Pemekaran-Daerah-Ditinja.Pdf
Miterianifa. (2015). Hubungan Antara Spiritual Quotient Mahasiswa Dengan Hasil
Belajar Strategi Pembelajaran Kimia Yang Terintegrasi Dengan Nilai-Nilai
Islam. 1(2), 191–212.
N. Antari, I. S. (2017). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Informasi
Asimetri Pada Senjangan Anggaran Dengan Budaya Organisasi Sebagai
Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi, 20(2), 929–958.
Https://Doi.Org/10.24843/Eja.2017.V20.I02.P03
Nengsy, H. (2013). Pengaruh Partisipasi Anggaran, Akuntansi
Pertanggungjawaban Dan Job Relevant Information Terhadap Kinerja
Manajerial Pada Skps Kabupaten Indragiri Hilir. Journal Of Chemical
Information And Modeling, 53(9), 1689–1699.
Pangumbalerang, A., & Pinatik, S. (2014). Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada Dinas Pendapatan Daerah Dan
Badan Pengelolaan Keuangan Dan Barang Milik Daerah. Jurnal Emba, 2(2),
800–808.
Permanasari, I., Zulbahidar, & Azhar, A. (2014). Pengaruh Partisipasi Anggaran,
Komitmen Organisasi, Penekanan Anggaran, Locus Of Control, Dan
Kohesivitas Kelompok Terhadap Timbulnya Budgetary slack Pada Skpd
Pemerintah Provinsi Riau. Jom Fekon, 1(2), 1–15.
Pradani, K. K. T., & Erawati, N. M. A. E. (2016). Pengaruh Partisipasi
Penganggaran, Job Relevant Information, Kejelasan Sasaran Anggaran, Dan
Kapasitas Individu Pada Senjangan Anggaran. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 17(2), 852–884.
Prasetya, I., & Muliartha, K. (2017). Pengaruh Partisipasi Anggaran, Job Relevant
Information Dan Asimetri Informasi Pada Budget Slack. E-Jurnal Akuntansi,
20(2), 1564–1591. Https://Doi.Org/10.24843/Eja.2017.V20.I02.P25
77

Pratami, A. A. S. D., & Erawati, N. M. A. (2016). Pengaruh Partisipasi


Penganggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Penekanan Anggaran
Dan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi
Univeristas Udayana, 15(2), 1565–1594.
Pundarika, I. G. P., & Dwirandra, A. A. N. . (2018). The Effect Of Budget
Participation On Budgetary slack With Information Asymmetry And
Organizational Commitment As A Moderating Variable. International
Journal Of Science And Research (Ijsr), 8(2), 491–496.
Resen, N. S. K. (2014). Pengaruh Partisipasi Anggaran, Self Esteem Dan Budget
Emphasis Terhadap Budgetary slack Pada Hotel Berbintang Di Denpasar. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 10(1), 1–13.
Https://Ojs.Unud.Ac.Id/Index.Php/Akuntansi/Article/View/8702
Rifqi, R. A., Subekti, I., & Rahman, A. F. (2017). The Effect Of Budget
Participation To Budgetary slack With External Pressure As Moderating
Variable. Journal Of Accounting And Business Education, 1(1), 178.
Https://Doi.Org/10.26675/Jabe.V1i1.9757
Rinaldi. (2020). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran
Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating. Skripsi, 8(3),
102–114.
Rumengan, V., Tinangon, J. J., & Pangerapan, S. (2018). Pengaruh Obedience
Pressure Dan Self-Efficacy Terhadap Audit Judgement Pada Auditor
Perwakilan Bpkp Provinsi Sulawesi Utara. Going Concern : Jurnal Riset
Akuntansi, 13(02), 282–289. Https://Doi.Org/10.32400/Gc.13.02.19355.2018
Rus’an, R. (2013). Spiritual Quotient (Sq): The Ultimate Intelligence. Lentera
Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 16(1), 91–100.
Https://Doi.Org/10.24252/Lp.2013v16n1a8
S. Suriani, S. Alam, M. N. (2017). Advances In Economics, Business And
Management Research, Volume 40 2nd International Conference On
Accounting, Management, And Economics (Icame 2017). 40(Icame), 400–406.
Sari, A. L., Nur, D., & Mawardi, M. C. (2019). Pengaruh Partisipasi Anggaran,
Asimetri Informasi, Budget Emphasis Dan Komitmen Organisasi Terhadap
Budgetary slack. E-Jra, 08(05), 31–43.
Sari, N. M. L., & Wiratmaja, I. D. N. (2017). Penekanan Anggaran Sebagai
Pemoderasi Pengaruh Partisipasi Penganggaran Dan Asimetri Informasi Pada
Senjangan Anggaran. E-Jurnal Akutansi Universitas Udayana, 19(1), 593–
622.
Sari, S. T. (2016). Pengaruh Financial Stability, External Pressure, Financial
Targets, Ineffective Monitoring, Rationalization Pada Financial Statement
Fraud. Jom Fekon, 3(1), 664–678.
78

Savitri, E., & Sawitri, E. (2014). Pengaruh Partisipasi Anggaran, Penekanan


Anggaran Dan Informasi Asimetri Terhadap Timbulnya Budgetary slack Enni
Savitri & Erianti Sawitri Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Akuntansi, 2(2),
210–226.
Sina, P. G., & Noya, A. (2012). Pengaruh Kecerdasaan Spirtual Terhadap
Pengelolaan Keuanagan Pribadi. Jurnal Manajemen, 11(2), 171–188.
Srimulani, N. L., Lucy, S. M., & Nyoman, Trisna Herawati. (2014). Pengaruh
Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Dan Job Relevant Information
(Jri) Terhadap Senjangan Anggaran (Budgetary slack) (Studi Empiris Pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah Di Kabupaten Buleleng). E-Jurnal Akuntansi
Program S1, 2(1), 1–11.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Bisnis : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi Dan R&D. Alfabeta.
Syahrir, A. D. (2017). Pengaruh Penganggaran Partisipatif Terhadap Budget Slack
Dengan Sikap Sebagai Variabel Moderating. Infestasi, 13(1), 243.
Https://Doi.Org/10.21107/Infestasi.V13i1.3046
Tiffani, L., & Marfuah. (2015). Deteksi Financial Statement Fraud Dengan Analisis
Fraud Triangel Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Auditing Indonesia, 19(2), 112–125.
Triana, M., Yuliusman, & Putra, W. E. (2012). Pengaruh Partisipasi Anggaran,
Budget Emphasis, Dan Locus Of Control Terhadap Slack Anggaran (Survei
Pada Hotel Berbintang Di Kota Jambi). E-Jurnal Binar Akuntansi, 1(1), 51–
55.
Umayah, A. (2015). Pengaruh Sistem Reward, Job Relevant Information (Jri), Dan
Manager’s Value Orientation Towards Innovation (Voi Manajer) Terhadap
Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening
(Studi Kasus Pada Kantor Pusat Pt Wika Gedung Jakarta) A. Metrologia,
53(5), 1–116.
Wibowo, C. T. (2017). Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional (Eq) Dan
Kecerdasan Spiritual (Sq) Pada Kinerja Karyawan. Jurnal Bisnis Dan
Manajemen, 15(1), 1. Https://Doi.Org/10.20961/Jbm.V15i1.4108
Yulianti, R., Hardi, & Rusli. (2014). Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran,
Kesulitan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi Dan Sistem Pelaporan
Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Pada Satuan
Kinerja Perangkat Daerah Kabupaten Pelalawan). Jom Fekon, 1(2), 1–15.
Yusuf, A. M. (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian
Gabungan (Pertama). Kencana.
79

LAMPIRAN

L
A
M
P
I
R
A
N
80

KUESIONER
A. Profil Responden
Mohon dijawab pada isian yang telah disediakan dan pilihlah jawaban pada
pernyataan pilihan dengan memberi tanda (√) pada satu jawaban yang sesuai
dengan kondisi Bapak/Ibu dan Saudara/i.
Nama (boleh tidak diisi) :
Jenis Kelamin :
Umur (tahun) : 17-25 26- 30
31- 35

36- 40 41- 45
> 45

Pendidikan : SMP SMA / SMK

S1 S2

S3 Tidak Sekolah
Nama SKPD :………………….
Jabatan :…………………..
Lama bekerja : < 1 Tahun 2- 3 Tahun

4- 5 Tahun > 5 Tahun


B. Pertanyaan khusus
Item-item ini digunakan untuk menjelaskan job relevant information, external
pressure, senjangan anggaran, dan spiritual quotient. Bapak/Ibu dan Saudara/i
cukup memberikan tanda (√) pada pilihan jawaban yang tersedia (rentang
angka dari 1 sampai dengan 5). Setiap pernyataan mengharapkan satu jawaban
dan setiap angka akan mewakili tingkat kesesuaian dengan pendapat yang
diberikan:
81

• Sangat Tidak Setuju : STS


• Tidak Setuju: TS
• Netral: N
• Setuju: S
• Sangat Setuju: SS
C. Variabel
a. Job Relevant Information
No Pernyataan STS TS N S SS

1 Saya harus menyusun anggaran sesuai


dengan informasi yang jelas yang saya
peroleh dari pihak lain
2 Pemilihan informasi strategis yang saya
lakukan berdampak pada anggaran
yang sedang saya susun.
3 Saya memiliki kecukupan infomasi
dalam menyusun anggaran
4 Saya harus bertindak cepat dalam
penyusunan anggaran
5 Kemampuan dalam mendapat
informasi saya sangat berpengaruh
terhadap penyusunan anggaran

b. External Pressure
No Pernyataan STS TS N S SS

1 Saya akan memenuhi keinginan


masyarakat untuk membuat anggaran
sesuai dengan jumlah yang telah
dianggarkan
2 Saya akan membuat penganggaran
yang efektif untuk kepentingan bersama
3 Masyarakat dapat ikut serta dalam
proses penyusunan dan pelaksanaan
anggaran
4 Saya akan menggunakan anggaran
dengan teliti agar sesuai dengan yang
telah dianggarkan
82

5 Saya akan berusaha semaksimal


mungkin untuk mencapai target yang
diberikan dengan memenuhi
persyaratan dan keinginan masyarakat

c. Senjangan Anggaran
a. N Pernyataan SS S N TS STS

1 Standar yang digunakan dalam


anggaran mendorong poduktivitas yang
tinggi di wilayah tanggungjawab saya
2 Karena adanya keterbatasan jumlah
anggaran yang disediakan, saya harus
memonitor setiap pengeluaran yang
menjadi wewenang saya
3 Target yang dijabarkan dalam anggaran
sangat sulit untuk dicapai/
direalisasikan
4 Adanya tekanan dari atasan untuk
mecapai target anggaran yang tela
ditetapkan
5 Adanya target anggaran yang harus
saya capai, tidak membuat saya ingin
memperbaiki tingkat efisiensi

d. Spiritual quotient
b. N Pernyataan STS TS N S SS
o
1 Dapat menerima apa yang menjadi
kekurangan diri sendiri dengan ikhlas.
2 Dapat menerima kenyataan yang tidak
sesuai dengan harapan.
3 Mempertimbangkan nasehat dari orang
lain secara terbuka walaupun berbeda
dengan pendapat pribadi.
83

4 Terus menerus berpikir kritis terhadap


perilaku pribadi.
5 Selalu mengikuti insting bahkan jika itu
berarti harus mengambil resiko.
6 Bersikap tenang dan tetap tersenyum
walaupun sedang mengalami kesulitan.
7 Sering merasa bahwa masalah-masalah
yang dialami saling berhubungan.
8 Dalam menyelesaikan masalah, sering
mencari konteks yang lebih luas
sehingga tahu akar permasalahannya
dan cara menyelesaikannya.

NO JOB RELEVANT INFORMATION EXTERNAL PRESSURE (X2)


(X1)

X X X X X SK ME X X X X X SK ME
1. 1. 1. 1. 1. OR AN 2. 2. 2. 2. 2. OR AN
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 5 5 5 5 5 25 5 5 5 4 5 4 23 4,6

2 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 20 4

3 5 5 5 5 5 25 5 5 5 4 5 4 23 4,6

4 4 4 4 5 5 22 4,4 5 5 2 5 5 22 4,4

5 4 4 4 5 5 22 4,4 5 5 3 5 5 23 4,6

6 4 4 3 3 3 17 3,4 4 4 4 4 4 20 4

7 4 4 3 3 3 17 3,4 4 4 3 4 4 19 3,8

8 5 4 4 4 4 21 4,2 4 4 2 4 3 17 3,4

9 4 4 4 5 4 21 4,2 4 5 3 4 5 21 4,2

10 4 5 4 4 4 21 4,2 5 5 3 4 4 21 4,2

11 5 4 4 5 4 22 4,4 5 5 3 5 5 23 4,6

12 4 4 4 4 4 20 4 4 5 4 5 5 23 4,6

13 4 4 5 3 4 20 4 4 5 2 5 5 21 4,2
84

14 4 4 4 5 5 22 4,4 4 4 4 5 4 21 4,2

15 4 5 4 5 4 22 4,4 5 5 4 5 5 24 4,8

16 5 5 3 4 5 22 4,4 4 5 3 4 4 20 4

17 4 5 5 4 3 21 4,2 5 4 4 3 4 20 4

18 4 4 4 5 5 22 4,4 5 5 3 5 5 23 4,6

19 5 4 5 4 4 22 4,4 5 4 3 5 4 21 4,2

20 4 3 5 4 5 21 4,2 4 3 4 4 5 20 4

21 4 5 5 3 4 21 4,2 4 5 4 5 5 23 4,6

22 5 4 3 5 5 22 4,4 4 4 3 5 5 21 4,2

23 4 4 5 4 5 22 4,4 5 5 4 4 5 23 4,6

24 5 4 5 4 5 23 4,6 3 4 4 5 5 21 4,2

25 4 4 5 4 5 22 4,4 4 5 4 5 4 22 4,4

26 4 4 4 4 3 19 3,8 3 4 4 3 5 19 3,8

27 4 4 3 4 4 19 3,8 4 4 2 4 4 18 3,6

28 5 5 5 4 3 22 4,4 5 3 5 4 4 21 4,2

29 4 3 5 3 4 19 3,8 5 3 2 3 5 18 3,6

30 4 4 3 4 4 19 3,8 5 4 2 4 4 19 3,8

N SPIRITUAL QUOTIENT (M) BUDGETARY SLACK (Y)


O M M M M M M M M SK ME Y Y Y Y Y SK ME
1 2 3 4 5 6 7 8 OR AN 1 2 3 4 5 OR AN
1 5 5 4 4 4 4 4 5 35 4,4 5 5 3 4 3 20 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4,0 4 4 4 4 4 20 4
3 5 5 4 4 4 4 4 5 35 4,4 5 5 3 4 3 20 4
4 5 4 5 4 4 5 4 5 36 4,5 5 5 4 4 4 22 4,4
5 5 4 5 4 4 5 4 5 36 4,5 5 5 4 4 4 22 4,4
6 4 4 4 4 4 4 3 3 30 3,8 3 4 3 3 3 16 3,2
7 4 3 3 3 3 4 4 3 27 3,4 2 2 3 3 3 13 2,6
8 4 4 4 4 5 4 4 4 33 4,1 2 1 3 2 2 10 2
9 3 4 4 5 4 5 3 5 33 4,1 4 5 4 4 5 22 4,4
85

1
0 4 4 4 3 3 5 3 4 30 3,8 3 4 3 3 3 16 3,2
1
1 5 4 4 4 4 5 4 5 35 4,4 5 5 4 4 2 20 4
1
2 4 5 5 4 2 5 4 4 33 4,1 4 4 1 1 1 11 2,2
1
3 4 2 5 5 3 4 4 5 32 4,0 4 5 2 3 4 18 3,6
1
4 4 4 5 5 4 4 3 5 34 4,3 5 5 4 4 4 22 4,4
1
5 4 5 5 5 5 5 5 5 39 4,9 5 5 2 2 2 16 3,2
1
6 4 4 3 3 3 4 4 4 29 3,6 3 1 3 3 4 14 2,8
1
7 4 4 4 5 3 5 4 3 32 4,0 3 2 4 3 5 17 3,4
1
8 3 4 4 5 4 5 3 3 31 3,9 5 5 5 4 4 23 4,6
1
9 4 4 5 5 4 4 4 4 34 4,3 5 4 3 4 4 20 4
2
0 5 4 4 4 4 4 5 5 35 4,4 3 4 3 5 5 20 4
2
1 5 4 5 4 4 5 4 5 36 4,5 5 4 4 5 4 22 4,4
2
2 3 4 5 3 5 4 4 4 32 4,0 3 4 4 5 5 21 4,2
2
3 4 5 5 4 4 5 3 4 34 4,3 2 3 3 2 2 12 2,4
2
4 5 5 4 5 5 4 4 5 37 4,6 2 2 3 4 3 14 2,8
2
5 5 5 5 4 3 5 4 5 36 4,5 2 1 3 3 3 12 2,4
2
6 5 5 5 4 4 5 4 4 36 4,5 2 3 3 2 3 13 2,6
2
7 4 4 4 3 3 4 2 2 26 3,3 2 2 3 3 3 13 2,6
2
8 3 5 5 5 4 3 4 4 33 4,1 4 4 5 5 5 23 4,6
2
9 4 3 5 5 4 4 5 5 35 4,4 2 5 5 4 4 20 4
3 4,12
0 5 4 4 4 4 4 5 3 33 5 4 5 3 3 2 17 3,4
86

Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
JOB RELEVANT 30 17 25 21.10 1.845
INFORMATION (X1)
EXTERNAL PRESSURE 30 17 24 21.00 1.800
(X2)
SPIRITUAL QUOTIENT 30 26 39 33.30 2.902
(M)
BUDGETARY SLACK (Y) 30 10 23 17.63 4.021
Valid N (listwise) 30

Uji Kualitas Data


a. Uji Validitas

X1 Uji Validitas.
Correlations
JOB
RELEVANT
INFORMATION
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 (X1)
X1.1 Pearson 1 .295 .117 .265 .193 .565**
Correlation
Sig. (2-tailed) .113 .539 .158 .307 .001
N 30 30 30 30 30 30
X1.2 Pearson .295 1 .066 .179 -.120 .421*
Correlation
Sig. (2-tailed) .113 .730 .344 .526 .021
N 30 30 30 30 30 30
X1.3 Pearson .117 .066 1 -.065 .162 .501**
Correlation
Sig. (2-tailed) .539 .730 .734 .393 .005
N 30 30 30 30 30 30
X1.4 Pearson .265 .179 -.065 1 .531** .682**
Correlation
Sig. (2-tailed) .158 .344 .734 .003 .000
N 30 30 30 30 30 30
87

X1.5 Pearson .193 -.120 .162 .531** 1 .675**


Correlation
Sig. (2-tailed) .307 .526 .393 .003 .000
N 30 30 30 30 30 30
JOB RELEVANT Pearson .565** .421* .501** .682** .675** 1
INFORMATION Correlation
(X1) Sig. (2-tailed) .001 .021 .005 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

X2 Uji Validitas.

Correlations
EXTERNAL
PRESSURE
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 (X2)
X2.1 Pearson 1 .181 -.131 .099 -.058 .370*
Correlation
Sig. (2-tailed) .339 .489 .604 .760 .044
N 30 30 30 30 30 30
X2.2 Pearson .181 1 -.061 .545** .215 .681**
Correlation
Sig. (2-tailed) .339 .751 .002 .255 .000
N 30 30 30 30 30 30
X2.3 Pearson -.131 -.061 1 .061 .024 .431*
Correlation
Sig. (2-tailed) .489 .751 .751 .901 .017
N 30 30 30 30 30 30
X2.4 Pearson .099 .545** .061 1 .215 .710**
Correlation
Sig. (2-tailed) .604 .002 .751 .255 .000
N 30 30 30 30 30 30
X2.5 Pearson -.058 .215 .024 .215 1 .469**
Correlation
Sig. (2-tailed) .760 .255 .901 .255 .009
N 30 30 30 30 30 30
88

EXTERNAL Pearson .370* .681** .431* .710** .469** 1


PRESSURE (X2) Correlation
Sig. (2-tailed) .044 .000 .017 .000 .009
N 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
89

Uji Validitas.

Correlations
SPIRITUAL
QUOTIENT
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 (X3)
M.1 Pearson 1 .206 .016 -.157 .012 .198 .368* .377* .488**
Correlation
Sig. (2- .275 .932 .406 .949 .293 .046 .040 .006
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
M.2 Pearson .206 1 .159 .012 .200 .175 -.024 .105 .433*
Correlation
Sig. (2- .275 .402 .951 .289 .354 .899 .579 .017
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
M.3 Pearson .016 .159 1 .397* .159 .217 .130 .401* .581**
Correlation
Sig. (2- .932 .402 .030 .402 .250 .493 .028 .001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
M.4 Pearson -.157 .012 .397* 1 .271 .000 .193 .335 .501**
Correlation
Sig. (2- .406 .951 .030 .148 1.000 .307 .070 .005
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
M.5 Pearson .012 .200 .159 .271 1 -.175 .241 .297 .501**
Correlation
Sig. (2- .949 .289 .402 .148 .354 .199 .111 .005
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
M.6 Pearson .198 .175 .217 .000 -.175 1 -.126 .157 .304
Correlation
Sig. (2- .293 .354 .250 1.000 .354 .508 .408 .103
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
M.7 Pearson .368* - .130 .193 .241 -.126 1 .409* .544**
Correlation .024
90

Sig. (2- .046 .899 .493 .307 .199 .508 .025 .002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
M.8 Pearson .377* .105 .401* .335 .297 .157 .409* 1 .774**
Correlation
Sig. (2- .040 .579 .028 .070 .111 .408 .025 .000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
SPIRITUAL Pearson .488** .433* .581** .501** .501** .304 .544** .774** 1
QUOTIENT Correlation
(X3) Sig. (2- .006 .017 .001 .005 .005 .103 .002 .000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Y Uji Validitas.

Correlations
BUDGETARY
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 SLACK (Y)
Y.1 Pearson 1 .740** .140 .353 .111 .707**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .462 .056 .561 .000
N 30 30 30 30 30 30
Y.2 Pearson .740** 1 .212 .353 .117 .735**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .260 .056 .538 .000
N 30 30 30 30 30 30
Y.3 Pearson .140 .212 1 .687** .623** .675**
Correlation
Sig. (2-tailed) .462 .260 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
Y.4 Pearson .353 .353 .687** 1 .731** .826**
Correlation
Sig. (2-tailed) .056 .056 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
91

Y.5 Pearson .111 .117 .623** .731** 1 .662**


Correlation
Sig. (2-tailed) .561 .538 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
BUDGETARY Pearson .707** .735** .675** .826** .662** 1
SLACK (Y) Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
92

Uji Reliabilitas

X1 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.472 5
X2 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.349 5

X3 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.623 8

Y Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.759 5

Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
93

b. Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
JOB RELEVANT INFORMATION (X1) .570 1.754

EXTERNAL PRESSURE (X2) .581 1.720


SPIRITUAL QUOTIENT (M) .695 1.439
a. Dependent Variable: BUDGETARY SLACK (Y)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Hipotesis
Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.111 10.203
94

JOB RELEVANT INFORMATION .416 .526 .191


(X1)
EXTERNAL PRESSURE (X2) .446 .534 .200
SPIRITUAL QUOTIENT (M) .049 .303 .035
a. Dependent Variable: BUDGETARY SLACK (Y)

Analisis Koefisien Determinasi (R2)


Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .371a .138 .038 3.944
a. Predictors: (Constant), SPIRITUAL QUOTIENT (M), EXTERNAL
PRESSURE (X2), JOB RELEVANT INFORMATION (X1)
b. Dependent Variable: BUDGETARY SLACK (Y)

a. Uji Regresi Simultan ( Uji F )

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 64.494 3 21.498 1.382 .270b
Residual 404.473 26 15.557
Total 468.967 29
a. Dependent Variable: BUDGETARY SLACK (Y)
b. Predictors: (Constant), SPIRITUAL QUOTIENT (M), EXTERNAL PRESSURE (X2), JOB
RELEVANT INFORMATION (X1)

Uji Regresi Parsial ( Uji t )

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.111 10.203 - .838
.207
JOB RELEVANT INFORMATION .416 .526 .191 .790 .436
(X1)
EXTERNAL PRESSURE (X2) .446 .534 .200 .835 .411
95

SPIRITUAL QUOTIENT (X3) .049 .303 .035 .161 .874


a. Dependent Variable: BUDGETARY SLACK (Y)

Analisis regresi moderasi

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.937 11.687 -.166 .870
JOB RELEVANT -1.358 5.383 -.623 -.252 .803
INFORMATION (X1)
EXTERNAL 2.263 5.444 1.013 .416 .681
PRESSURE (X2)
Moderasi1 .055 .163 1.414 .335 .740
Moderasi2 -.054 .162 -1.393 -.333 .742
a. Dependent Variable: BUDGETARY SLACK (Y)

Uji Determinasi R2

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .375a .141 .003 4.015
a. Predictors: (Constant), Moderasi2, JOB RELEVANT INFORMATION
(X1), EXTERNAL PRESSURE (X2), Moderasi1

Uji Simultan F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 65.910 4 16.477 1.022 .415b
Residual 403.057 25 16.122
Total 468.967 29
a. Dependent Variable: BUDGETARY SLACK (Y)
b. Predictors: (Constant), Moderasi2, JOB RELEVANT INFORMATION (X1), EXTERNAL
PRESSURE (X2), Moderasi1
96

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


NUR AZHARI AMIR, dilahirkan di Makassar, Sulawesi
Selatan pada tanggal 03 Desember 1997. Penulis
merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara, buah hati
dari Ayahanda Amir Hindi dan Ibunda Rosnani Rahim.
Penulis memulai pendidikan di SD Negeri Gunung Sari I
Makassar selama 6 tahun, setelah itu penulis melanjutkan
sekolah di SMP Negeri 2 Sungguminasa pada tahun 2010
hingga 2013. Pada tahun tersebut penulis juga melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 8 Makassar hingga tahun 2016,
lalu penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi yaitu di Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan
Akuntansi. Selama kuliah penulis pernah menjadi anggota bidang Penalaran dan
Keilmuan Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi pada tahun 2018 dan menjadi
Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Keorganisasian Himpunan Mahasiswa Jurusan
Akuntansi pada tahun 2019 serta Wakil Ketua 3 Dewan Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai