Anda di halaman 1dari 110

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP


WARKOP DI KOTA MAKASSAR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar


Sarjana Ekonomi (S.E) Jurusan Ilmu Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
UIN Alauddin Makassar

Oleh:

ALI MAHDI MUHAMMAD


Nim: 90300114062

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini :


Nama : Ali Mahdi Muhammad
Nim : 90300114062
Ttl : Lampa Toa 10 November 1995
Program Studi : Ilmu Ekonomi – S1
Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis Islam
Alamat : Lampa Toa
Judul Skripsi :Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Permintaan Konsumen Terhadap Warkop Di
Kota Makassar

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi


adalah hasil karya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini ada
unsur- unsur plagiasi atau dibuatkan orang lain, maka skripsi dan gelar yang
diperoleh karenanya dapat dibatalkan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Mapilli, 22 September
2021

Ali Mahdi Muhammad


NIM. 90300114062

ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkankan keharibaan Allah Rabbul Alamin,

zat yang menurut Al-Qur’an kepada yang tidak diragukan sedikitpun ajaran yang

dikandungnya, yang senantiasa mencurahkan dan melimpahkan kasih sayang-Nya

kepada hamba-Nya dan dengan hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal ini. Shalawat dan Salam kepada rasulullah Muhammad

SAW yang merupakan rahmat Lil Alamin yang mengeluarkan manusia dari

lumpur jahiliyah, menuju kepada peradaban yang Islami. Semoga jalan yang

dirintis beliau tetap menjadi obor bagi perjalanan hidup manusia, sehingga beliau

selamat dunia akhirat.

Skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi

Permintaan Konsumen terhadap Warkop Di Kota Makassar” penulis

hadirkan sebagai salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi S1 dan

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar.

Sejak awal terlintas dalam pikiran penulis akan adanya hambatan dan

rintangan, namun dengan adanya bantuan moril maupun materil dari segenap

pihak yang telah membantu memudahkan langkah penulis. Menyadari hal

tersebut, maka penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

segenap pihak yang telah membantu penyelesaian proposal ini. Akhirnya dengan

segala keterbukaan dan ketulusan, skripsi ini penulis persembahkan sebagai upaya

maksimal dan memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

iv
Ekonomi pada UIN Alauddin Makassar dan semoga proposal skripsi yang penulis

persembahkan ini bermanfaat adanya. Amin Kesempurnaan hanyalah milik Allah

dan kekurangan tentu datangnya dari penulis. Kiranya dengan semakin

bertambahnya wawasan dan pengetahuan, kita semakin menyadari bahwa Allah

adalah sumber segala sumber ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi manusia

yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada kedua orang tua

tercinta ayahnda M.Iqbal.Y dan Ibunda Sitti Aisyah telah bekerja keras

membanting tulang tanpa kenal lelah. Yang telah melahirkan, mengasuh,

membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dengan sepenuh hati hingga

menjadi manusia seutuhnya. Terima kasih setinggi-tingginya kepada ayahnda dan

ibunda tercinta

Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak,

diantaranya:

1. Prof. Drs. Hamdan Juhannis, M.A,. Ph.D Selaku Rektor UIN Alauddin

Makassar beserta wakil rektor I, II, III, IV.

2. Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar Beserta Wakil Dekan I, II, III.

3. Dr. Hasbiullah, SE.,M.Si Selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.

4. Dr.Amiruddin K, M.EI. Selaku Dosen Pembimbing I dan Abdul Rahman,

S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, kritik, masukan-

v
masukan serta saran yang berguna bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Dr. Hasbiullah, SE.,M.Si. Selaku Dosen Penguji I dan Baso Iwang,

Se,M.Si, Phd. Dosen Penguji II yang telah memberikan arahan, kritik dan

saran yang konstruktif kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh dosen pengajar khususnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan ilmu di ruang-ruang kelas

bagi penulis selama menjadi mahasiswa.

7. Ibu Nurmiah Muin, S.IP., M.M selaku kasubag akademik Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam beserta jajaran staf bagian akademik dan tata

usaha. Penulis mengucapkan terimah kasih atas pelayanan akademik dan

administrasi.

8 Kepada 2 kawan seperjuangan, Ali Mahdi Muhammad dan Asrul yang

telah setia menemani dari awal mendaftar kuliah hingga menyelesaikan

skripsi dan menyandang titel sarjana seperti saat ini. Teruslah berjuang

dalam masa depan dan jangan saling melupakan

9 Kepada “CURCOLMANTEP SQUAD”, Amal, Ikram, Fandi, Arif, Suriadi,

Hamzah, Ali, Khairil, Siddiq, Fajar, Ical, Rachmat, Asrul dan Bahrun.

Sebagai tim bully, “pagosip”, dan calon-calon imam yang baik. Terima

kasih atas peraudaraan yang bukan main-main dalam beberapa tahun

terakhir.

10 Kepada Munira S.E, partner dalam segala hal. Perempuan paling setia

(diluar keluarga) yang mendukung, mengingatkan, menyemangati, dan

vi
mendoakan atas segala kebaikan dan kesuksesan penulis. Terima kasih

atas sumbangan moral maupun materiil dalam berbagai proses yang telah

kita lalui bersama. Semoga kebaikan senantiasa menjadi pemeran utama

dalam kehidupan adinda.

Gowa, juni 2021

Penulis,

ALI MAHDI MUHAMMAD


90300114062

vii
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
ABSRAK ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 9
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 11
A. Landasan Teori .............................................................................. 11
1. Pengertian Permintaan .............................................................. 11
2. Faktor-faktor permintaan .......................................................... 13
3. Hukum Permintaan ................................................................... 16
4. Warkop ..................................................................................... 20
5. Warkop di Makassar ................................................................. 21
B. Keterkaitan Antar Variabel ........................................................... 24
C. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 28
D. Kerangka Pikir............................................................................... 40
E. Hipotesis ........................................................................................ 42
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 43
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 43
1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 43
2. Jenis Penelitian ......................................................................... 43
3. Populasi dan Sampel................................................................. 44
4. Teknik Sampling ...................................................................... 44
5. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 4
B. Metode Analisis Data .................................................................... 45
1. Analisis Deskriptif .................................................................... 46
2. Analisis Verifikatif ................................................................... 48
C. Pengujian Instrumen dan Data Penelitian ..................................... 52
1. Uji Instrumen Penelitian ........................................................... 52
2. Pengujian Hipotesis .................................................................. 61
D. Operasional Variabel Penelitian .................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 66
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 66

viii
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 66
2. Aspek Geografis ....................................................................... 66
3. Aspek Demografis .................................................................... 67
B. Deskripsi Responden .................................................................... 68
1. Pendapatan ................................................................................ 68
2. Harga ........................................................................................ 69
3. Selera ........................................................................................ 70
4. Permintaan ................................................................................ 71
C. Hasil Pengolahan Data ................................................................. 72
1. Analisis Regresi Berganda ....................................................... 72
2. Koefisien Korelasi .................................................................... 74
3. Koefisien Determinasi .............................................................. 75
D. Uji Instrumen Penelitian ............................................................... 76
1. Uji Validasi ............................................................................... 76
2. Uji Reabilitas ............................................................................ 77
3. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 78
a. Uji Normalitas ..................................................................... 78
b. Uji Multikolerianitas ............................................................ 81
c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 82
4. Uji Hipotesis ............................................................................. 83
a. Uji Parsial (Uji T) ................................................................ 83
b. Uji Simultan (Uji F) ............................................................. 85
E. Pembahasan Penelitian .................................................................. 86
1. Pendapatan Terhadap Permintaan ............................................ 86
2. Harga Terhadap Permintaan ..................................................... 87
3. Selera Terhadap Permintan....................................................... 87
BAB V PENUTUP........................................................................................... 89
A. kesimpulan .................................................................................... 89
B. saran .............................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 91
LAMPIRAN..................................................................................................... 94

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Jumlah Permintaan Warkop ............................................................03
Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu .......................................................................35
Tabel 3.1 : Skala Likert .....................................................................................47
Tabel 3.2 : Kriteria Rentang Skala Variabel .....................................................48
Tabel 3.3 : Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi .......................................51
Tabel 4.1 : Persentase Luas Wilayah Menurut Kecamatan...............................67
Tabel 4.2 : Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan...........................................68
Tabel 4.3 : Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Pada Koesioner
Terhadap Masing-Masing Butir Pertanyaan.....................................69
Tabel 4.4 : Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Pada Koesioner
Terhadap Masing-Masing Butir Pertanyaan.....................................70
Tabel 4.5 : Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Pada Koesioner
Terhadap Masing-Masing Butir Pertanyaan.....................................71
Tabel 4.6 : Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Pada Koesioner
Terhadap Masing-Masing Butir Pertanyaan.....................................71
Tabel 4.7 : Hasil Regresi Linear Berganda .......................................................72
Tabel 4.8 : Hasil Uji Korelasi (R) .....................................................................75
Tabel 4.9 : Hasil Uji Determinasi (R2) ..............................................................76
Tabel 4.10 : Uji Validitas ...................................................................................77
Tabel 4.11 : Hasil Uji Reabilitas .........................................................................78
Tabel 4.12 : Hasil Uji Normalitas .......................................................................79
Tabel 4.13 : Hasil Uji Multikolieniritas ..............................................................81
Tabel 4.14 : Hasil Uji Heteroskesdisitas Dengan Metode Glejser ......................83
Tabel 4.15 : Hasil Uji Parsial (Uji T) ..................................................................84
Tabel 4.16 : Hasil Uji Simultan (Uji F) ..............................................................85

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kurva Permintaan........................................................................13


Gambar 2.2 : Kurva Permintaan........................................................................18
Gambar 2.3 : Kurva Permintaan Pasar ..............................................................19
Gambar 2.4 : Kerangka Pikir ............................................................................41
Gambar 4.1 : Grafik Normal Plot......................................................................80
Gambar 4.2 : Grafik Histogram .......................................................................80

xi
ABSTRAK

Nama : Ali Mahdi Muhammad


NIM : 90300114062
Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Permintaan Konsumen Terhadap Warkop di Kota
Makassar
Pengaruh globalisasi menyebabkan semakin mudahnya budaya asing
masuk ke Indonesia dan dianggap modern oleh sebagian masyarakat. Modernisasi
ditandai dengan, perubahan sikap dan perilaku, belanja pendidikan, industrialisasi,
urbanisasi, dan teknologi yang maju. Hal ini merambah pada produk kopi yang
dimana terjadi tingkat permintaan terhadap konsumsi kopi terhadap warkop di
kota makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang
memengaruhi permintaan konsumen terhadap warkop di kota makassar. Penelitian
ini menggunakan persamaan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa permintaan konsumen terhadap warkop di kota makassar
dipengaruhi oleh pendapatan (secara positif), harga (secara negatif) dan selera
(terdapat perbedaan secara positif) selama masa periode penelitian.

Kata Kunci: Pendapatan, Harga, Selera, Permintaan Konsumen

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dewasa ini perkembangan globalisasi pada abad 21 ini telah mengalami

kemajuan yang pesat, hal ini terbukti dengan adanya globalisasi ekonomi,

teknologi, informasi, politik, budaya, dan lain lain yang dirasakan oleh

masyarakat. Munculnya arus globalisasi dewasa ini mengakibatkan lunturnya nilai

nilai budaya lokal yang kemudian diganti dengan budaya modern. Globalisai

merupakan proses meluasnya pengaruh kapitalisme dan sistem demokrasi liberal

yang menggiring kearah hegemoni budaya yang menyebabkan setiap tempat

menjadi sama.

Pengaruh globalisasi dan wacana modernisasi menyebabkan semakin

mudahnya budaya asing masuk ke Indonesia dan dianggap modern oleh sebagian

masyarakat. Modernisasi ditandai dengan, perubahan sikap dan perilaku, belanja

pendidikan, industrialisasi, urbanisasi, dan teknologi yang maju.

Modernisasi ini yang mengubah gaya hidup menjadi lebih seirama dengan

gaya hidup asing bahkan terkadang sebagai kiblat gaya hidup. Sementara itu,

industrialisasi berkaitan dengan melimpah ruahnya barang produksi yang

menawarkan kemewahan dan keinstanan yang menjadikan masyarakat berperilaku

konsumtif. Konsumsi dalam pahaman kapitalisme global, tidak hanya untuk

memenuhi nilai fungsional melainkan untuk memenuhi nilai simbolik. Perubahan

masyarakat konsumtif disini dalam arti masyarakat tidak hanya memenuhi

1
2

kebutuhan, akan tetapi pemenuhan kebutuhan yang memperhitungkan prestise dan

gengsi.1

Perilaku konsumtif yang dimaksud ialah perubahan perilaku konsumsi

kopi yang berkaitan dengan perilaku budaya konsumsi masyarakat, dimana

budaya konsumsi masyarakat yang biasanya dilakukan di warung-warung kopi.

Tetapi dengan seiring perkembangannya, munculnya warung-warung kopi

modern menyebabkan penurunan jumlah konsumen pada warung-warung kopi

tradisional karena adanya perubahan preferensi masyarakat dalam memilih tempat

belanja antara warung kopi tradisional dengan warung kopi modern. Istilah

warung kopi lambat laun menjadi coffee shop. Warung kopi sendiri dapat

diartikan sebagai tempat berkumpulnya berbagai macam latar belakang sosial

untuk saling bertukar berbagai macam informasi yang bermanfaat sedangkan

coffee shop sendiri dapat diartikan sebagai tempat makan dan minum tetapi lebih

mengutamakan hiburan dan kenyamanan pengunjung.

Minum kopi bukan hanya sekedar selera lagi melainkan bagi sebagian

masyarakat perkotaan sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Di mana - mana

sudah menjamur berbagai coffee shop, bagi mereka yang hidup di kota-kota besar

bisa menikmati kopi di pusat perbelanjaan atau di tempat keramaian seperti

starbucks, coffee luwak dan lain sebagainya.

Sebagai kota terbesar di kawasan Indonesia timur, Makassar juga tidak

dapat terhindar dari arus pola konsumtif. Berbagai warkop dan coffee shop

menjamur dan membuat brand tersendiri semenarik mungkin agar dapat menarik

1
Solikatun Dkk, Perilaku Konsumsi Kopi Sebagai Budaya Masyarakat Konsumsi ,
(Semarang: Jurnal Analisa Sosiologi,2015), H. 2
3

permintaan dari konsumen dan memperluas spasarnya. Produk komoditi yang

telah dikonsumsi masyarakat akan berubah menjadi objek, tanda, yang akan

memberikan identitas bagi yang mengonsumsinya.

Tidak jarang gaya hidup mendasari perilaku konsumsi. Hal ini

dimanfatkan oleh produsen dan pemasar untuk memasarkan bisnisnya, seperti

fenomena bergesernya fungsi warung kopi yang kini tidak hanya menyediakan

kopi, tetapi juga menjual gaya hidup. Perilaku konsumtif sebagai bentuk penipuan

massa, bagaimana citra-citra di gunakan sebagai alat untuk mengendalikan selera

massa konsumen. Berbagai faktor yang sangat kontras mempengaruhi perubahan

permintaan yakni selera, tingkat pendapatan, harga barang yang ditawarkan,

intensitas kebutuhan dan sebagainya.

Tabel 1.1 Jumlah Permintaan Warkop

Warkop Selera Harga Pendapatan Total


Tradisional 8 9 7 25
Coffee 10 6 9 25
Shop/Modern
Sumber: wawacara awal penulis

Berdasarkan data wawancara yang diperoleh peneliti. Menunjukkan

perbedaan pada kedua jenis warkop baik itu tradisioal maupun modern atau biasa

disebut coffee Shop, hal yang paling nampak adalah permintaan konsumen

keduanya memiliki alasan individual, misalnya konsumen warkop tradisonal

melakukan pembelian ada yang didasarkan pada preferensi selera, harga, dan

pendapatan.

Dalam pandangan Islam, konsep permintaan menilai suatu komoditi tidak

semuanya bisa untuk dikonsumsi maupun digunakan, dibedakan antara yang halal
4

maupun yang haram. Allah telah berfirman dalam Surat Al-Ma’idah ayat 87 dan

88:

َ‫َّللاَ ََل ي ُِحبُّ ْال ُم ْعتَ ِديه‬ َّ ‫ت َما أَ َح َّل‬


َّ ‫َّللاُ لَ ُك ْم َو ََل تَ ْعتَ ُدوا ۚ إِ َّن‬ ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذيهَ آ َمىُىا ََل تُ َحزِّ ُمىا طَيِّبَا‬

َ‫َّللاَ الَّ ِذي أَ ْوتُ ْم بِ ِه ُم ْؤ ِمىُىن‬


َّ ‫َّللاُ َح ََل اَل طَيِّباا ۚ َواتَّقُىا‬
َّ ‫َو ُكلُىا ِم َّما َرسَ قَ ُك ُم‬

Terjemahannya:

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan apa


yang baik yang telah dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas.(87)
Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai
rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya (88)2

Makna yang dimaksud dapat diinterpretasikan janganlah kalian berlebih-

lebihan dalam mempersempit diri kalian dengan mengharamkan hal-hal yang

diperbolehkan bagikalian. Demikianlah pendapat dari ulama salaf. Dapat pula

diinterpretasikan sebagaimana kalian tidak boleh mengharamkan yang halal, maka

jangan pula kalian melampaui batas dalam memakai dan mengkonsumsi yang

halal, melainkan ambillah darinya sesuai dengan keperluan dan kecukupan kalian,

janganlah kalian melampaui batas. Allah mensyariatkan sikap pertengahan antara

yang berlebihan dan yang kikir dalam bernafkah, yakni tidak boleh melampaui

batas, tidak boleh pula menguranginya.

Selera merupakan salah satu faktor penentu terhadap permintaan suatu

barang ditinjau dari sosio-ekonomi. Bagaimana tidak, suatu konsumen melakukan

transaksi ekonomi tidak lagi di dasarkan pada kebutuhan tunggal tetapi turut

diikuti pada preferensi lain yang mengaburkan antara yang mana suatu kebutuhan

2
https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/5. (diakses 23:02 tanggal 19 januari 2020)
5

dan yang mana suatu keinginan. Pada akhirnya, prerensi ini menjadi determinan

faktor dari variabel yang memengaruhi permintaan terhadap barang tersebut.

Realitas menunjukkan bahwa kecenderungan individu melakukan kegiatan

konsumsi di coffe shop telah telah dipengaruhi faktor ini, dengan dalih bahwa

barang-barang yang di jual di tempat tersebut tidak sekadar memengaruhi rasa

sebagaimana yang dipahami oleh khalayak ramai, namun juga akan meningkatkan

strata sosial individual konsumen. Gambaran secara langsung yang diperoleh

bahwa pada warkop Tradisonal jumlah konsumen yang didasarkan pada variabel

ini sebanyak 8 orang sedangkan jumlah konsumen pada Coffee shop yang

didasarkan pada selera sebanyak 10 orang (lihat tabel 1.1) Dengan demikian

selera turut menjadi variabel penting untuk menjadi fokus pada penelitian ini.

Selain itu, faktor lain yang menjadi penentu kegiatan konsumsi di suatu coffe

shop adalah pendapatan.

Pendapatan merupakan indikator penting dalam melakukan kegiatan

konsumsi, menurut Sadono Sukirno pendapatan adalah penghasilan yang diterima

tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima oleh suatu negara3.

Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang secara otomatis memengaruhi daya

beli seseorang. Secara teori, hal ini di dasarkan pada barang normal peningkatan

pendapatan akan meningkatkan jumlah barang yang diminta. Umumnya, ketika

seseorang dengan pendapatan yang tinggi secara tidak langsung memiliki

kemampuan untuk membeli suatu barang yang cenderung mahal yang ketika di

kaitkan pada kegiatan konsumsi di antara kedua tempat yakni di warkop

3
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar(Jakarta:
PT.RajagrafindoPersada,2008), h. 384
6

tradisional dan coffe shop. Maka seseorang yang memiliki pendapatan yang tinggi

memiliki kecenderungan untuk melakukan konsumsinya di coffe shop di

karenakan kemampuan daya belinya yang memumpuni jika dibandingkan dengan

seseorang yang memiliki pendapatan rendah.

Gambaran secara langsung yang diperoleh bahwa pada warkop tradisonal

jumlah konsumen yang didasarkan pada variabel pendapatan sebanyak 7 orang

sedangkan jumlah konsumen pada Coffee shop yang didasarkan pada variabel ini

sebanyak 9 orang (lihat tabel 1.1). Namun faktor pendapatan tidaklah bersifat

mutlak karena kegiatan konsumsi juga pengaruhi faktor lain yang turut memberi

andil dan saling berkaitan dari variabel yang dijelaskan yakni harga barang itu

sendiri.

Harga merupakan nilai finansial yang menjadi ukuran pada suatu kegiatan

transaksi jual beli. Harga merupakan patokan nilai jual suatu barang oleh

produsen kepada suatu konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong harga adalah

sejumlah uang yang dibebankan terhadap suatu produk atau jumlah nilai yang

harus dibayar konsumen demi mendapatkan produk tersebut 4. Dengan kata lain,

harga berpengaruh terhadap permintaan suatu barang dan jasa, sebagaimana yang

jelaskan dalam hukum permintaan “ketika harga suatu barang naik, maka

permintaannya akan berkurang, demikian pula sebaliknya. Secara gamblang

hubungan keduanya sangat berkaitan antar satu sama lain, namun tetap didasarkan

pada asumsi cateris paribus. Hal tersebut tak lepas akan kesadaran bahwa kegiatan

ekonomi tidak secara rill menunjukkan pola sesederhana itu.

4
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-harga.html. (diakses 04:10 tanggal
10 oktober 2019)
7

Gambaran secara langsung yang diperoleh bahwa pada warkop Tradisonal

jumlah konsumen yang didasarkan pada variabel ini sebanyak 9 orang sedangkan

jumlah konsumen pada Coffee shop yang didasarkan pada harga sebanyak 6 orang

(lihat tabel 1.1 Realisasinya, berbagai kegiatan ekonomi dalam hal kegiatan

konsumsi suatu barang dan jasa juga dilibatkan preferensi-preferensi lain misalnya

variabel selera sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya. Jika dikaitkan pada

kegiatan seseorang untuk membeli suatu barang di warkop tradisonal dan coffee

shop, maka variabel ini tidak bisa dijadikan satu-satunya determinan faktor

terhadap keinginan seseorang untuk melakukan kegitan konsumsi di kedua tempat

tersebut. Beberapa faktor yang telah dijelaskan sangat erat kaitannya dan saling

memengaruhi satu sama lain dan berdampak pada pola konsumsi masayarakat

yang pada akhirnya akan berdampak pada budaya konsumsi secara khusus.

Dalam budaya masyarakat konsumsi masyarakat akan berperilaku

konsumtif terhadap produk komoditi dari industri budaya. Produk komoditi yang

telah di konsumsi masyarakat akan berubah menjadi objek tanda yang akan

memberikan identitas bagi yang mengkonsumsinya. Fungsi produk komoditi tidak

hanya sekedar fungsi guna melaingkan juga fungsi simbolik. Berbicara mengenai

perilaku konsumtif tidak selalu mengarah ke hal yang negatif, tetapi terkadang

perilaku konsumtif yang dijalani sebagian orang justru hanya didasarkan pada

prinsip kesenangan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rifa Arsy Prtiwi dkk (2018)

menunjukkan bagaimana hubungan antar Variabel pendapatan dan harga terhadap

permintaan konsumen kopi di Starbucks, Killiney, Dan Ulee Kareng. Dalam


8

penelitian tersebut diperoleh bahwa secara simultan variabel pendapatan, dan

harga kopi berpengaruh terhadap konsumsi kopi di Starbucks, Killiney, dan Ulee

Kareng. Dan secara parsial, variabel pendapatan dan harga berpengaruh terhadap

konsumsi kopi, di Killiney.

Pada penelitian lainnya seperti yang dilakukan oleh Gizka Triselda

Raidina dkk (2016) menujukkan hubungan variabel selera terhadap permintaan. Hasil

yang diperoleh bahwa berbagai variabel bebas yaitu harga, pendapatan konsumen, harga

barang subtitusi, harga barang komplementer dan selera konsumen sacara bersama sama

berpengaruh terhadap jumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen untuk membeli.

Sedangkan secara parsial faktor yang mempengaruhi permintaan adalah harga dan selera

itu sendiri.

Berbagai variabel yang dijelaskan menunjukkan keterkaitan yang sangat

erat antar variabel independen dengan variabel dependennya. Hal tersebut didapat

dinyatakan dalam bangunan pemikiran yang telah dijelaskan dididasarkan pada

penelitian-penelitian sebelumnya. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti dengan

judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Permintaan Konsumen

Terhadap Warkop Di Kota Makassar.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis buat diatas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor pendapatan berpengaruh terhadap permintaan pada warkop di

kota makassar

2. Apakah faktor harga berpengaruh terhadap permintaan pada warkop di kota

makassar
9

3. Apakah faktor selera berpengaruh terhadap permintan pada warkop di kota

makassar.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi permintaan

konsumen terhadap warkop di kota makassar

b. Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap permintaan

konsumen terhadap warkop di kota makassar

2. Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

a. Bagi masyarakat. Manfaat yang diharapkan adalah gambaran mengenai

dinamika konsumsi masyarakat, terutama yang terjadi pada warkop di

kota makassar. Nantinya diharapkan masyarakat memahami hal yang

memengaruhi faktor penyebab permintaan terhadap warkop di kota

makassar

b. Bagi pemerintah. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

sumber rujukan pemerintah dalam menentukan kebijakan yang berkaitan

dengan perekonomian.

c. Bagi akademisi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gagasan

dan menciptakan ide baru bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan

dengan permintaan terhadap warkop di Kota Makassar.

d. Untuk penelitian selanjutnya, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

menjadi referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Permintaan

Definisi Permintaan terhadap barang dan jasa adalah kuantitas barang atau

jasa yang orang bersedia untuk membelinya pada berbagai tingkat harga dalam

suatu periode tertentu. Dengan kata lain, orang bersedia untuk membeli untuk

memberi penekanan konsumsi yang dipengaruhi oleh tingkat harga. Maksud dari

kata bersedia disini adalah konsumen memiliki keinginan untuk membeli suatu

barang atau jasa dan sekaligus memiliki kemampuan yaitu uang atau pendapatan.

Kemampuan seringkali disebut dengan istilah daya beli.5

Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan.

Permintaan ini hanya didasarkan pada kebutuhan saja atau sering disebut dengan

permintaan potensial. Banyaknya penduduk suatu negara menunjukkan pula

besarnya permintaan masyarakat negara tersebut akan suatu barang tertentu. Suatu

barang mempunyai harga di pasar. Oleh karena itu permintaan baru akan

mempunyai arti pendukung oleh tenaga beli dari yang meminta barang tersebut.

Permintaan yang didukung oleh kekuatan beli seseorang tergantung dari

pendapatan yang dapat dibelanjakan dan harga barang.6

Teori permintaan konsumen mempostulatkan bahwa jumlah komoditi yang

diminta merupakan suatu fungsi dari atau bergantung pada harga komoditi

5
Mustafa Edwin Nasution, dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana
Media Group, 2006, h. 80.
6
Sadono, Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi. (Jakarta: PT. Salemba, 2003).

10
11

tersebut, pendapatan konsumen, harga komoditi yang berhubungan

(komplementer dan substitusi), dan selera konsumen.7

Dalam bentuk fungsi dapat dituliskan sebagai berikut:

Qdx = f (Px, I, Py, T)

Dimana

Qdx : Kuantitas komodidi X yang diminta oleh individu per

periode waktu (tahun, bulan, minggu, hari, atau satuan unit

waktu yang lainnya)

Px : Harga per unit dari komoditi X

I : Pendapatan konsumen

Py : Harga dari komoditi yang berhubungan (substitusi atau

komplementer)

T : Selera konsumen

Analisis regresi dapat digunakan untuk penafsiran permintaan karena

analisis statistik ini dapat menemukan derajat ketergantungan satu variabel

terhadap satu variabel lainnya atau lebih. Regresi dapat digunakan untuk mencari

nilai koefisien fungsi permintaan sebab nilai koefisien tersebut menunjukkan

pengaruh dari variabel yang menentukan.8

Secara Sintesis Peneliti menyimpulkan bahwa permintaan adalah segala

sesuatu yang akan dibeli dalam memenuhi kebutuhan meskipun dalam perolehan

harga yang berbeda-beda.

7
Dominick, Salvatore. 1996, Ekonomi Internasional. Terjemahan, Erlangga, Jakarta.
8
Salim, 2005, Hukum Pertambangan di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
12

2. Faktor – Faktor Permintaan

Permintaan akan suatu barang akan mengalami perubahan karena

disebabkan oleh faktor-faktor antara lain:

1) Harga barang yang bersangkutan

Keadaan harga suatu barang mempengaruhi jumlah permintaan terhadap

barang tersebut. Bila harga naik permintaan akan barang tersebut akan turun.

Sebaliknya, bila harga turun permintaan akan barang tersebut naik. Hubungan

harga dengan permintaan adalah hubungan yang negatif dengan catatan faktor

lain yang mempengaruhi jumlah permintaan yang dianggap tetap. Kurva

permintaan digambarkan dengan asumsi bahwa setiap faktor, kecuali harga

komoditi itu sendiri dipertahankan konstan. 9

Gambar 2.1
Kurva Permintaan

(Sumber: M Daniel)

Harga digambarkan pada sumbu vertikal sedangkan jumlah barang

yang diminta pada sumbu horizontal. Jika harga barang X naik dari P2

menjadi P1 maka jumlah barang yang diminta akan turun dari Q2 menjadi

Q1. Sedangkan jika harga barang X turun dari P1 menjadi P2 maka jumlah

barang yang diminta akan meningkat dari Q1 menjadi Q2.

9
M, Daniel. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.
13

2) Harga Barang Lain

Terjadinya perubahan harga pada suatu barang akan berpengaruh pada

permintaan barang lain. Keadaaan ini bisa terjadi jika kedua barang tersebut

mempunyai hubungan, apakah menggantikan (subsititusi) atau melengkapi

(komplementer). Bila tidak berhubungan maka tidak akan ada saling

pengaruh.

a. Barang pengganti (substitusi) Misalnya, kopi dan teh adalah barang yang

dapat saling menggantikan fungsinya. Seorang yang suka meminum teh

selalu dapat menerima minuman kopi apabila teh tidak ada. Harga barang

pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat

digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka

barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam

permintaan. Sebagai contoh kenaikan harga sepeda motor merk Voltus

akan mengakibatkan terjadinya kenaikan permintaan terhadap motor

merek Flash karena harganya menjadi lebih murah. Hal ini

menggambarkan kecenderungan konsumen untuk mengurangi konsumsi

barang karena harganya relatif lebih mahal dan menggantinya dengan

konsumsi yang harga yang relatif lebih murah tetapi memberi manfaat

yang sama.

b. Barang pelengkap (komplemen) Suatu barang selalu digunakan bersama-

sama dengan barang lainnya maka barang tersebut dinamakan barang

pelengkap kepada barang lain tersebut. Misalnya, gula adalah barang

pelengkap pada kopi atau teh. Karena pada umumnya kopi dan teh yang
14

kita minum harus dibubuhi gula. Kenaikan atau penurunan permintaan

barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang

yang digenapinya. Kalau permintaan terhadap kopi atau bertambah

begitu juga sebaliknya

3) Pendapatan

Pendapatan seseorang merupakan faktor yang sangat penting didalam

menentukan corak permintaan atas berbagai macam barang, berdasarkan

pada sifat perubahan permintaan yang berlaku. Pendapatan merupakan

faktor yang sangat penting di dalam menentukan permintaan berbagai jenis

barang. Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan permintaan

berbagai jenis barang. Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi

banyaknya barang yang dikonsumsi.

Pada umumnya pengaruh pendapatan terhadap permintaan adalah

positif dalam arti bahwa kenaikan pendapatan akan menaikkan permintaan.

Hal ini terjadi apabila barang tersebut merupakan barang superior atau

normal. Ini seperti efek selera dan efek banyaknya pembeli yang

mempunyai efek positif. Pada kasus barang inferior, maka kenaikan

pendapatan justru menurunkan permintaan.10

4) Selera, penentu paling jelas terhadap permintaan adalah selera.

5) Ekspektasi atau perkiraan mengenai masa mendatang dapat mempengaruhi

permintaan terhadap barang dan jasa saat ini.11

10
Sadono
11
N. Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi, Jakarta: penerbit Erlangga, 2003, h. 85.
15

6) Jumlah penduduk: semakin besar jumlah penduduk disuatu daerah, semakin

banyak permintaan terhadap suatu produk didaerah tersebut.12

3. Hukum Permintaan

Hukum permintaan (The Law of demand) adalah makin rendah harga suatu

barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya,

makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang

tersebut. Dapat disimpulkan bahwa apabila harga suatu barang naik, maka

pembeli akan mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti barang

tersebut, dan sebaliknya apabila barang tersebut turun, konsumen akan menambah

pembelian terhadap barang tersebut. Selain itu kenaikan harga menyebabkan

pendapatan riil konsumen berkurang, sehingga memaksa konsumen mengurangi

pembelian, terutama barang yang akan naik harganya. 13

Hukum permintaan menyatakan”Jika harga suatu barang naik, maka jumlah

barang yang diminta akan barang tersebut turun. Dan jika harga suatu barang

turun maka jumlah barang yang diminta tersebut naik. Hukum permintaan

tersebut menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta akan suatu barang

dengan harga barang tersebut. Pada analisis permintaan dibedakan dua istilah

yaitu permintaan dan jumlah barang yang diminta. Dikatakan permintaan jika

yang dimaksud adalah keseluruhan hubungan antara harga sedangkan jumlah

12
Mustafa Edwin Nasution, dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana
Media Group, 2006, h. 81
13
Sadono
16

barang yang diminta maksudnya banyak permintaan pada suatu tingkat harga

tertentu.14

Selain itu, Hukum Permintaan, yaitu bahwa semakin tinggi harga suatu

barang, Cateris Paribus, semakin kecil permintaan terhadap barang tersebut;

begitupun sebaliknya. Pernyataan ini menerangkan tentang hubungan antara

permintaan terhadap suatu barang dan harga barang tersebut. Pengertian ceteris

paribus ini adalah menganggap hal-hal lain tetap tidak berubah atau konstan, baik

dalam arti tingkat berkah, tingkat manfaat, tingkat pendapatan, preferensi dan

sebagainya. Jika satu dari hal-hal lain yang dimaksud berubah, maka hukum

permintaan tidak berlaku.15

Kurva Permintaan (Demand Curve) menyatakan seberapa banyak kuantitas

barang atau produk yang bersedia dibeli oleh konsumen dikarenakan perubahan

harga per unit. Dalam hal ini, permintaan akan kuantitas suatu barang dipengaruhi

oleh tingkat harga yang ditetapkan. Dengan kata lain, hubungan antara jumlah

permintaan dan harga dapat digambarkan pada gambar 2.2 16

14
Sadono
15
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Yogyakarta: PT Raja Grafindo,
2008, h. 173.
16
M. Nur Rianto AL Arif & Dr. Euis Amalia, Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan
Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, h. 46.
17

Gambar 2.2

Kurva Permintaan

(Sumber: M.Nur Rianto & Dr. Eius Amalia)

Dari gambar diatas diketahui bahwa kurva permintaan yang ditandai dengan

D, kemiringannya (Slope) menurun. Hal ini disebabkan karena perilaku rasional

konsumen, yaitu apabila harga naik mereka akan menurunkan konsumsinya,

begitu pula sebaliknya apabila harga turun mereka akan menaikkan konsumsinya.

Satu-satunya faktor yang mempengaruhi perubahan tingkat kuantitas suatu produk

adalah perubahan tingkat harga. Hal ini dalam ilmu ekonomi disebut. Pergerakan

sepanjang kurva. Namun selain itu, juga terdapat faktor lain yang menyebabkan

perubahan tingkat kuantitas suatu produk (pendapat, selera, ekspektasi pembeli,

dan harga barang yang berkaitan). Dalam ilmu ekonomi disebut pergeseran kurva

permintaan. Setiap perubahan yang meningkatkan kuantitas yang diminta pada

setiap harga akan menggeser kurva permintaan ke kanan. Sebaliknya, setiap

perubahan yang menurunkan kuantitas yang diminta pada setiap tingkatan harga

akan menggeser kurva permintaan ke kiri.17

17
, Mankiw, 85.
18

Kurva permintaan pasar adalah sebuah kurva yang menunjukkan kuantitas

permintaan diseluruh pasar dalam harga yang beragam. Permintaan yang

didukung

Oleh kekuatan tenaga beli disebut permintaan efektif, sedangkan permintaan yang

hanya didasari pada kebutuhan disebut permintaan absolut atau potensial.18

Gambar 2.3
Kurva Permintaan Pasar

P5 A
P4 B
P3 C
P2 D
P1 E
Kuantitas
0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5

(Sumber: Dyah Sawitri)

Asumsi ceteris Paribus dan kurva permintaan pada umumnya adalah Qx = f

(Px, Py, M, T, E) Dimana kuantitas barang X (Qx) yang dapat dijual berkaitan

dengan (fungsi dari) harga X (Px), harga barang lain yang memiliki dampak atas

permintaan akan X (Py), pendapatan nominal konsumen (M), selera konsumen

(T), dan dugaan konsumen dimasa depan.8 Karena Pasar adalah lembaga ekonomi

dimana para pembeli dan penjual baik secara langsung maupun tidak langsung

dapat melakukan transaksi perdagangan barang dan jasa. Jadi, pasar adalah tempat

18
Diyah Sawitri, Ekonomi Mikro dan ImplementasinyaI, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014,
h. 51
19

bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Pasar yang

mempertemukan antara pelaku usaha yang ingin menjual barang dan jasa dengan

para konsumen sebagai pemakai dan pengguna barang dan jasa.19

4. Warkop

a. Pengertian Warkop

Istilah "warung" juga merujuk kepada toko atau kedai, dan menjadi dasar

istilah lain, termasuk wartel (kependekan dari warung telepon) dan warnet

(kependekan dari warung internet).Warung adalah usaha kecil milik keluarga

yang berbentuk kedai, kios, toko kecil, atau restoran sederhana. Istilah "warung"

dapat ditemukan di Indonesia dan Malaysia.20

Sebuah warung kopi merujuk kepada sebuah organisasi yang secara esensial

menyediakan kopi atau minuman panas lainnya. Ia berbagi beberapa dari ciri-ciri

sebuah bar, dan beberapa ciri-ciri sebuah restoran, tetapi ia berbeda dari sebuah

warung. Seperti namanya, warung kopi berfokus untuk menyajikan minuman kopi

dan teh bahkan makanan ringan.

Dari suatu pengamatan budaya, warung-warung kopi banyak memberikan

layanan sebagai pusat-pusat interaksi sosial: warung kopi dilihat memberi

kesempatan kepada anggota-anggota sosial untuk berkumpul, berbicara, menulis,

membaca, menghibur satu sama lain, atau membuang waktu, baik secara individu

atau dalam kelompok kecil.

19
Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Makro & Mikro, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008,
h. 105.
20
Welem Anthonie Bawole Dr. Evelin J. R. Kawung Dr. A. Purwanto. Respons Pemilik
Warung Kecil Terhadap Kehadiran Usaha Waralaba Di Kelurahan Tuminting Kecamatan
Tuminting Kota Manado. Jurnal Acta Diurna Volume VI. No. 3, 2017.
20

Di amerika serikat, kata untuk warung kopi adalah kafe berarti sebuah

restoran tidak resmi, yang juga menyediakan beberapa hidangan panas dan

dingin.21

b. Pengertian Kopi

Kopi adalah tanaman komoditas penting yang memainkan peran penting

dalam sosial ekonomi lebih dari 50 negara dan minuman yang tanpa alkohol dan

paling banyak digemari di dunia. Posisi Indonesia cukup strategis dalam sktor

perkopian Internasional karena Indonesia negara yang mengekspor kopi ketiga

setelah Brazil dan Vietnam.22

Varietas kopi merujuk kepada subspesies kopi. Biji kopi dari dua tempat

yang berbeda biasanya juga memiliki karakter yang berbeda, baik dari aroma (dari

aroma jeruk sampai aroma tanah), kandungan kafein, rasa dan tingkat keasaman.

Ciri-ciri ini tergantung pada tempat tumbuhan kopi itu tumbuh, proses produksi

dan perbedaan genetika subspesies kopi. Terdapat dua jenis kopi yang telah

dibudidayakan di provinsi Lampung yakni kopi arabika dan kopi robusta. 23

5. Warkop di Makassar

Kota Makassar juga kini dijejali kehadiran warung kopi (warkop). Sejak

tahun 2005 silam, fenomena menjamurnya warkop mulai melanda kota daeng.

Hampir di setiap sudut kota, kawasan pemukiman warga, sampai jalan protokol di

Kota Makassar. Keberadaan warung kopi di Makassar tumbuh bagai jamur di

musim hujan. Warung makan atau restoran yang menyediakan minuman kopi

21
https://id.wikipedia.org/wiki/Warung_kopi
22
FAOStat. 2015. FAO Statistical Pocketbook World Food and Agriculture. Food and
Agriculture Organization of The United Nations: FAO.
23
Bambang, Cahyono. 2012. Sukses Berkebun Kopi. Penerbit Mina: Jakarta
21

memang banyak, tetapi jelas bukan sekadar secangkir kopi yang dicari. Hadirnya

warung kopi menjawab kebutuhan akan sebuah ruang yang bisa digunakan untuk

bertemu kawan berdiskusi atau memperbincangkan berbagai hal dengan cukup

ditemani secangkir minuman favorit dalam suasana yang nyaman. Tidak ada data

persis yang menyebutkan jumlah warkop di kota ini. Namun, diperkirakan tempat

nongkrong favorit warga kota ini mencapai hampir 1000 unit.

Fenomena menjamurnya warkop di kota ini, ternyata tidak hanya

menyediakan kopi, namun, sejumlah variasi hidangan seperti roti bakar dan

minuman juga tersaji bagi pengunjung. Mulai warkop pinggiran, kelas menengah,

sampai menengah atas yang dijadikan pejabat sampai pengusaha berduit sebagai

tempat berkumpul sambil menyeruput kopi.

Meski begitu tidak ada klasifikasi kelas bagi penikmat kopi. Kecuali dilihat

dari harga secangkir minuman ini. Pengusaha lokal pun menciptakan kedai-kedai

kopi asli dalam negeri yang diklaim menawarkan nuansa dan citarasa kopi

berbeda dari yang ditawarkan kedai kopi asing yang sudah lebih dulu ada.

Sejumlah warung kopi berlabel modern juga menghiasi sejumlah pusat

perbelanjaan di kota ini. Sebut saja Black Canyon maupun Excelso di Mal Ratu

Indah (MaRI). Atau di Mal Panakkukang dengan Excelso, J-Co, maupun warung

Phoenam, brand lokal, yang sudah merambah pusat perbelanjaan. Brand kopi

Amerika Serikat (AS) Starbucks juga telah membuka cabang di Makassar.

Sejumlah deretan warkop juga sudah menjadi daftar favorit warga di kota ini.

Pagi, siang, malam, sampai dini hari, bagi yang tetap buka sampai subuh. Warkop

brand lokal dengan cita rasa khas ini tetap ramai, misalnya Warung Kopi
22

(warkop) Phoenam, Kopi Zone Jl Boulevard, warkop Dg Anas Jl Pelita Raya,

warkop Lagaligo, warkop Dottoro dan warkop Dg Sija. Beberapa warkop ini

bahkan sudah melebarkan sayap kesejumlah tempat di kota ini sampai pusat

perbelanjaan. Phoenam, misalnya. Tersebar di Jl Jampea, Jl Boulevard, sampai

Panakkukang Square. Salah satu warkop tertua di kota ini bahkan sudah memiliki

cabang di ibu kota Jakarta. Sama halnya warkop Dottoro yang sudah tersebar

disejumlah kabupaten di Sulsel hingga Sulbar maupun warkop Dg Sija. Aroma

kopi, cita rasa, dan racikan, yang khas menjadikan warkop ini terus ramai dipadati

pengunjung. Memakai kopi Toraja Robusta, dengan alat dan tuas khusus. Kopi

dimasak di canteng khusus kemudian dengan memakai jaring khusus yang di

tarik-tarik. Menghasilkan kepulan asap dengan aroma khas.

Saat bertandang ke warkop, pengunjung juga bisa mengenal sejumlah istilah

pemesanan. Tipis, sedang, atau tebal. Maksudnya, untuk racikan kopi ini. Jika

tebal, artinya segala bahannya serba kental. Kopi sampai susu. Besar atau kecil

untuk membedakan ukuran gelas penyajiannya. Bagi warga kota ini yang ingin

menikmati secangkir kopi sambil menikmati fasilitas internet gratis bisa

bertandang ke Warkop Aleta, warkop Cappo, atau Roemah Kopi. Di bilangan

timur kota ada kafe Blogger, kafe Ogie, kafe 28, atau sejumlah tongkrongan di

bilangan Bumi Tamalanrea Permai (BTP). Warkop Ogie dan Coffee Toffee,

Warkop Dottoro di kawasan Panakkukang Makassar, justru sering dikunjungi

kalangan yang lebih dewasa. Warkop Dottoro memang memilih segmen

pengunjung yang lebih dewasa. Hiburan yang ditawarkan di warkop ini bukan lagi

sekedar nontong bareng atau Music perform, tapi diskusi ringan dengan tema-
23

tema berat seperti politik. Makanya, pengunjung di warkop ini, didominasi dari

kalangan eksekutif dan legislatif. Warung kopi selain sebagai tempat bisnis, juga

sering dijadikan markas komunitas tertentu. Misalnya Komunitas Internisti dan

Manchester United Makassar yang bermarkas di Warkop Ogie di Jl. Abdullah

Daeng Sirua Makassar. Ada juga, Komunitas Stand up Comedy Makassar yang

rutin menyelenggarakan stand up night di Coffee Toffee Jl. Urip Sumoharjo

Makassar. Biasanya antara pengelola komunitas dengan pengelola warung kopi,

sudah ada komitmen, misalnya dengan penawaran potongan khusus buat mereka

yang merupakan anggota komunitas tersebut.24

B. Keterkaitan Antar Variabel

1. Keterkaitan antara variabel pendapatan terhadap permintaan warkop

Hubungan antara tingkat pendapatan yang berpengaruh terhadap tingkat

permintaan warkop dikemukakan oleh Wahab (2005). Semakin besar tingkat

pendapatan maka pergerakan permintaan juga cenderung akan meningkat.25

Keberhasilan suatu usaha dagang ditandai dengan adanya peningkatan pendapatan

(revenue). Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan. Dalam

fungsi produksi Q = f (K, T) memperlihatkan jumlah output maksimum yang bisa

diperoleh dengan menggunakan berbagai alternatif kombinasi kapital (K) dan

tenaga kerja.26

24
Irwanti Said. Warung Kopi Dan Gaya Hidup Modern. Jurnal Alkhitabah. Vol III, 2017
25
Abdul Solihin Wahab. (2005). Analisis Kebijakan Dari Formulasi Ke Implementasi
Kebijaksanaan Negara Jakarta: Bumi Aksara.
26
W, Nicholson.1995. Mikroekonomi Intermediate Dan Aplikasinya. Terjemahan Dari
Intermediate Microeconomics, Oleh Agus Maulana. Jakarta: Binarupa Aksara.
24

Tingkat pendapatan konsumen akan menunjukkan daya beli

konsumen. Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka semakin meningkat

permintaan terhadap suatu barang tersebut. Contohnya, di suatu pasar malam

terdapat bazar baju murah, Caca memutuskan hanya membeli satu baju seharga

Rp80.000 karena Caca hanya memiliki penghasilan Rp500.000/bulan. Berbeda

dengan Amed yang berpenghasilan Rp1.000.000/bulan, Ia membeli 2 baju di

bazar tersebut.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Valdin Lazuardi dan Setyo

Pantawis (2019) menunjukkan hubungan variabel pendapatan terhadap

permintaan. Hasil yang di peroleh menunjukkan bahwa pendapatan berpengaruh

positif terhadap keputusan investasi. kemudian dalam penelitian yang dilakukan

oleh Febrianti Rahmadani, Kustopo Budiraharjo dan Hery Setiyawan (2018)

diperoleh hasil bahwa pendapatan tidak memengaruhi permintaan daging ayam

broiler27. Dalam penelitian Murdani (2018) diperoleh hasil bahwa pendapatan

berpengaruh negatif terhadap permintaan telur ayam ras 28. Dari sini dapat kita

lihat bahwa antara pendapatan dan permintaan terhadap suatu barang saling

memiliki keterikatan satu sama lain.

2. Keterkaitan antara variabel harga terhadap permintaan warkop

Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan hipotesis yang

menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang maka maikin banyak

27
Febrianti Rahmadani, Kustopo Budiraharjo Dan Hery Setiyawan, Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Daging Ayam Broiler Pada Rumah Tangga Di
Kabupaten Demak, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Volume2, 2018
28
Murdani, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen
Terhadap Telur Ayam Ras Di Desa Tambon Baroh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh
Utara, jurnal agrifo, volume 3, 2018
25

permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang

maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Hubungan antara harga

dengan permintaan warkop itu sendiri sangatlah jelas. Kenaikan harga kopi

warkop akan berpengaruh berkurangnya tingkat permintaan pada warkop dan

penurunan harga kopi warkop akan meningkatkan permintaan pada warkop.29

Harga barang itu sendiri. Produsen atau perusahaan akan menawarkan lebih

banyak barang jika harga naik. Begitupun berlaku sebaliknya. Harga barang lain

yang terkait. Contohnya seorang petani memiliki lahan yang dapat ditanami

jagung atau kacang-kacangan. Ketika harga jagung naik, petani akan mengurangi

penanaman kacang dan menggantinya dengan jagung karena lebih

menguntungkan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Suriani & Juliansyah Putra (2012)

menunjukkan bagaimana hubungan antar variabel harga terhadap permintaan.

Dalam penelitian tersebut diperoleh bahwa harga gula domestik mempunyai

pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan gula di Indonesia30.

Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Ismi Mahardini dan Nenik

Woyanti (2012) menyatakan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan

terhadap permintaan rumah sederhana di perumahan Puri Dinar Mas31. Dari sini

dapat diketahui bahwa antara harga dan permintaan terhadap sesuatu saling

berkesinambungan.

29
Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Penerbit PT.
Salemba,
30
Suriani & Juliansyah Putra, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Gula Di
Indonesia, jurnal ekonomika, volume 3, 2012
31
Ismi Mahardini Nenik Woyanti, Analisis Pengaruh Harga, Pendapatan, Lokasi, Dan
Fasilitas Terhadap Permintaan Rumah Sederhana, Jurnal Ekonomi, Volume 1, 2012
26

3. Keterkaitan antara variabel selera terhadap permintaan warkop

Cita rasa atau selera masyarakat terhadap suatu barang merupakan

kepuasan individu yang berbeda-beda. Kemajuan teknologi membuat semakin

banyak pemilihan alat transportasi, termasuk warkop yang diminati masyarakat

karena lebih irit, hemat dan modern dibandingkan dengan emperan jalan. Sebelum

membeli makanan atau minuman yang ada di warkop, masyarakat akan memilih

secara selektif agar rasa yang dibeli memberikan kepuasan dan sesuai dengan

selera.

Selera atau kebiasaan juga akan memengaruhi permintaan suatu barang.

Jika selera masyarakat terhadap suatu barang meningkat, permintaan terhadap

barang itu pun akan meningkat. Contoh, celana panjang sedang menjadi tren

sekarang, akibatnya jumlah permintaan model celana panjang cenderung

meningkat.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fitanti Adirestuty dkk (2018)

menunjukkan hubungan selera terhadap permintaan dimana faktor selera

berpengaruh positif terhadap jumlah permintaan ikan laut. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Adrian Andhang Saputra (2017) menyatakan bahwa selera tidak

mempunyai pengaruh terhadap permintaan telur ayam ras 32. Dari sini dapat

diketahui bahwa antara selera dan permintaan terhadap sesuatu saling

berkesinambungan.

32
Adrian Andhang Saputra, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Telur Ayam Ras Di Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang, jurnal ekonomi, 2017
27

C. Penelitian Terdahulu

Studi pendahuluan mengenai faktor-faktor permintaan telah banyak diteliti

oleh masyarakat lainnya. Tapi yang membahas tentang Warkop masih sangat

kurang sehingga peneliti sangat tertarik untuk melanjutkan penelitian ini hingga

selesai. Beberapa studi penelitian mengaitkan faktor permintaan dari distribusi,

harga barang pengganti, pelengakap serta masih banyak lainnya.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya mengkaji

tentang signifikansi dari permintaan tersebut lalu kemudian dikaitkan dengan

faktor-faktor yang akan diteliti misalnya harga sepeda, textile dll. Akan tetapi

disini peneliti melakukan hal yang berbeda dimana analisis faktor permintaan

diantaranya Pendapatan, Harga dan Selera yang menjadi dimensi dari penelitian

tersebut lalu dikaitkan dengan Warkop.

Pada bagian ini memuat tentang penelitian penelitian yang dilakukan

sebelumnya yang mendasari pemikiran penulis dalam menyusun penelitian ini

adapun penelitian penelitian tersebut antara lain:

Valdin Lazuardi dan Setyo Pantawis (2019) dalam penelitiannya “

Pengaruh Pendapatan Terhadap Permintaan Properti Komersial Dan Keputusan

Investasi Di Kota Semarang”. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini

menggunakan metode angket. Hasil dalam penelitian tersebut menunjukkan

bahwa pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

investasi. Pengaruh positif sejalan dengan logika teoritis bahwa masyarakat kota

Semarang dalam membuat keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh tingkat

pendapatanya, namun diluar pendapatan masih banyak variable potensial yang


28

berpengaruh misalnya tren investasi properti, lokasi, harga dan kondisi tingkat

suku bunga perbankan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Xiao et al

(2006) yang menyimpulkan bahwa pendapatan berpengaruh positif terhadap

keputusan investasi33.

Suriani & Juliansyah Putra (2012) dalam penelitiannya “Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Permintaan Gula Di Indonesia”. Metode analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode OLS (Ordinary Least Square).

Berdasarkan hasil regresi menunjukkan pengaruh variable harga gula domestik

tidak signifikan terhadap permintaan gula di Indonesia. Variabel pendapatan

perkapita juga tidak signifikan terhadap permintaan gula di Indonesia. Kemudian

variabel jumlah penduduk signifikan terhadap permintaan gula di Indonesia.

Berdasarkan hasil estimasi dapat dilihat koefisien estimasi untuk variabel harga

gula domestik memiliki pengaruh negatif terhadap permintaan gula di Indonesia

selama 1986-2009 yang diperoleh dengan tingkat keyakinan kesalahan sebesar 5

persen, dan model yang digunakan tidak terdapat multikolinearitas, heteros-

kedastisitas dan autokorelasi. Variabel pendapatan perkapita memiliki pengaruh

positif terhadap permintaan gula di Indonesia selama 1986-2009 yang diperoleh

dengan tingkat keyakinan kesalahan sebesar 5 persen. Variabel jumlah penduduk

memiliki pengaruh positif terhadap permintaan gula di Indonesia selama 1986-

2009 dan signifikan secara statistik dengan tingkat keyakinan 95 persen34.

33
Valdin Lazuardi dan Setyo Pantawis, Pengaruh Pendapatan Terhadap Permintaan
Properti Komersial Dan Keputusan Investasi Di Kota Semarang. Jurnal economics and bangking,
volume 2, 2019
34
Suriani & Juliansyah Putra, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Gula Di
Indonesia, jurnal ekonomika, volume 3, 2012
29

Adrian Andhang Saputra (2017) dalam penelitiannya “Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Telur Ayam Ras Di Kecamatan

Semarang Tengah Kota Semarang”. Metode yang digunakan dalam peneletian ini

adalah metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak

harga telur ayam ras, harga telur bebek, pendapatan, jumlah anggota keluarga, dan

selera berpengaruh sangat nyata terhadap permintaan telur ayam ras ( P<0,01).

Secara parsial harga telur ayam ras, harga telur bebek, dan jumlah anggota

keluarga berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam ras. Sedangkan

pendapatan dan selera tidak berpengaruh terhadap permintaan telur ayam ras35.

Rahma Sari Siregar (2016) dalam penelitiannya “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Keranjang Anyaman Bambu (Studi

Kasus Pengrajin Keranjang Anyaman Bambu, Kelurahan Jati Utomo Kecamatan

Binjai Utara Kota Binjai)” metode analisis yang digunakan adalah metode analisis

berganda. Hasil penelitian menunjukkan Faktor – faktor yang mempengaruhi

permintaan keranjang anyaman bambu di Kelurahan Jati Utomo secara serempak

berpengaruh positif adalah harga keranjang anyaman bambu, harga keranjang lain,

dan pendapatan konsumen. Secara persial harga keranjang anyaman bambu

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap permintaan keranjang anyaman

bambu hal ini disebabkan karena perbedaan harga keranjang anyaman bambu

dengan keranjang lainnya yaitu rotan, dimana keranjang anyaman bambu lebih

murah dibandingkan dengan keranjang rotan. Hal ini dapat dilihat dari t-hitung

10.274 yang lebih besar dari t-tabel 1,690. Faktor − faktor yang mempengaruhi

35
Adrian Andhang Saputra, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
...Telur Ayam Ras Di Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang, jurnal ekonomi, 2017
30

penawaran keranjang anyaman bambu di Kelurahan Jati Utomo secara serempak

berpengaruh positif adalah harga beli bambu, biaya produksi, dan keuntungan.

Secara persial keuntungan keranjang anyaman bambu memberikan pengaruh

signifikan terhadap penawaran keranjang anyaman bambu di Kelurahan Jati

Utomo. Hal ini dapat dilihat dari t-hitung 5,327 lebih besar dari t-tabel 1.75336.

Santi Pertiwi & Eva Fauziah (2017) dalam penelitiannya “Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Barang Pangan dan Sandang Pada

Perusahaan Ritel X Karawang” metode Analisis data menggunakan regresi linear

berganda, uji asumsi klasik dan uji hipotesis, kemudian data diolah dengan

menggunakan Eviews 10 dan SPSS 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel selera (cita rasa) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

permintaan kebutuhan pangan dan sandang pada perusahaan Ritel X Karawang.

Variabel harga barang tersebut berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan.

Variabel harga barang pengganti berpengaruh secara positif dan tidak signifikan.

Variabel harga barang pelengkap berpengaruh secara positif dan tidak signifikan.

Variabel pendapatan berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan. Variabel

distribusi pendapatan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan. Adapun

secara keseluruhan variabel bebas berpengaruh sebesar 51,8%, sedangkan sisanya

48,2% dijelaskan oleh variabel residual yaitu variabel yang berada di luar model,

yang tidak dimasukkan ke dalam model37.

36
Rahma Sari Siregar, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaran
Keranjang Anyaman Bambu (Studi Kasus Pengrajin Keranjang Anyaman Bambu, Kelurahan Jati
Utomo Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai), jurnal agribisnis, 2016
37
Santi Pertiwi & Eva Fauziah, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Barang Pangan dan Sandang Pada Perusahaan Ritel X Karawang, jurnal manajemen dan bisnis
kreatif, 2017
31

Kustopo Budiraharjo dan Hery Setiyawan (2018) dalam penelitiannya

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Ayam Broiler

Pada Rumah Tangga Di Kabupaten Demak” Metode yang digunakan dalam

peneletian ini adalah metode survei, pengambilan sampel secara Quota Sampling ,

dan penentuan responden dengan metode Multistage Random Sampling yang

terdiri dari 90 responden dari 3 Kecamatan di Kabupaten Demak. Analisis data

menggunakan rumus Regresi Linier Berganda dalam fungsi logaritma. Hasil

menunjukkan bahwa Perkembangan harga daging ayam broiler tidak stabil. Pada

tahun 2016- 2018 mengalami naik turun. Sedangkan perkembangan permintaan

ayam broiler menurut BPS dari tahun 2012-2016 mengalami peningkatan. Secara

serempak faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan daging ayam

broiler (harga ayam broiler, harga ayam kampung, pendapatan, jumlah anggota

keluarga dan selera konsumen) memberi pengaruh yang nyata terhadap jumlah

permintaan daging ayam broiler. Hal ini disimpulkan berdasarkan nilai signifikan

sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya variabel-

variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap permintaan daging

ayam broiler. Secara parsial harga ayam kampung, jumlah anggota keluarga dan

selera konsumen berpengaruh nyata terhadap permintaan daging ayam broiler,

sedangkan harga ayam broiler dan pendapatan tidak berpengaruh nyata terhadap

permintaan daging ayam broiler. Elastisitas permintaan daging ayam broiler

bersifat inelastis; elastisitas silang permintaan harga daging ayam broiler terhadap
32

harga daging ayam kampung bersifat elastis namun bukan merupakan barang

substitusi; elastisistas pendapatan bersifat inelastis.38

Murdani (2018) Dalam Penelitiannya Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Telur Ayam Ras Di Desa

Tambon Baroh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Metode analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitif dengan model

analisisnya adalah regresi linear berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan

Jumlah permintaan telur ayam ras di Desa Tambon Baroh Kecamatan Dewantara

Kabupaten Aceh Utara dipengaruhi oleh faktor harga telur ayam ras (X1), harga

tempe (X2), pendapatan (X3), jumlah tanggungan (X4) dan selera (D). Secara

simultan (serempak) penelitian ini menunjukkan bahwa faktor harga telur ayam

ras (X1), harga tempe (X2), pendapatan (X3), jumlah tanggungan (X4) dan selera

(D) berpengaruh signifikan terhadap permintaan telur ayam ras di Desa Tambon

Baroh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Secara parsial (satu-satu)

hanya variabel harga telur ayam ras (0,000 < 0,05), harga tempe (0,010 < 0,05)

dan jumlah tanggungan (0,015 < 0,05) yang berpengaruh signifikan terhadap

permintaan telur ayam ras. Sedangkan pendapatan (0,413 > 0,05) dan selera

(0,399 > 0,05) berpengaruh tidak signifikan terhadap permintaan telur ayam ras di

Desa Tambon Baroh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara39.

38
Febrianti Rahmadani, Kustopo Budiraharjo Dan Hery Setiyawan, Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Daging Ayam Broiler Pada Rumah Tangga Di
Kabupaten Demak, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Volume2, 2018
39
Murdani, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen
Terhadap Telur Ayam Ras Di Desa Tambon Baroh Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh
Utara, jurnal agrifo, volume 3, 2018
33

Ismi Mahardini dan Nenik Woyanti (2012) dalam penelitiannya Analisis

Pengaruh Harga, Pendapatan, Lokasi, Dan Fasilitas Terhadap Permintaan Rumah

Sederhana (Studi Kasus Perumahan Puri Dinar Mas Semarang) metode penelitian

yang digunakan adalah populasi dan sampel dengan analisis regresi linear

berganda. Dalam penelitian ini faktor fasilitas berpengaruh paling besar terhadap

permintaan rumah di perumahan Puri Dinar Mas. Hal ini dapat dilihat dari

besarnya koefisien dari fasilitas dalam mempengaruhi permintaan rumah yaitu

3,835; diikuti lokasi sebesar 3,338; pendapatan sebesar 2,836; dan harga sebesar

2,002. Pengaruh keempat variabel tersebut terhadap permintaan rumah ini ternyata

cukup besar, hal ini ditunjukkan dengan besarnya angka koefisien adjusted R 2

yang tinggi yaitu 0,772 atau 77,2% demikian tingkat perubahan permintaan

konsumen atas rumah di perumahan Puri Dinar Mas dijelaskan oleh tingkat

perubahan persepsi harga, pendapatan, lokasi, dan fasilitas, dan hanya 22,8%

sisanya dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model40.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

NO NAMA JUDUL HASIL


1. Valdin Lazuardi dan Pengaruh Pendapatan Pendapatan berpengaruh
Setyo Pantawis Terhadap Permintaan positif dan signifikan terhadap
(2019) Properti Komersial Dan keputusan investasi. Pengaruh
Keputusan Investasi Di Kota positif sejalan dengan logika
Semarang teoritis bahwa masyarakat kota
Semarang dalam membuat
keputusan investasi sangat
dipengaruhi oleh tingkat
pendapatanya, namun diluar

40
Ismi Mahardini Nenik Woyanti, Analisis Pengaruh Harga, Pendapatan, Lokasi, Dan
Fasilitas Terhadap Permintaan Rumah Sederhana, Jurnal Ekonomi, Volume 1, 2012
34

pendapatan masih banyak


variable potensial yang
berpengaruh misalnya tren
investasi properti, lokasi, harga
dan kondisi tingkat suku bunga
perbankan. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Xiao et
al (2006) yang menyimpulkan
bahwa pendapatan
berpengaruh positif terhadap
keputusan investasi.
2. Adrian Andhang Analisis Faktor-Faktor Yang Hasil penelitian menunjukkan
Saputra Mempengaruhi Permintaan bahwa secara serempak harga
Telur Ayam Ras Di telur ayam ras, harga telur
Kecamatan Semarang bebek, pendapatan, jumlah
Tengah Kota Semarang. anggota keluarga, dan selera
berpengaruh sangat nyata
terhadap permintaan telur
ayam ras ( P<0,01). Secara
parsial harga telur ayam ras,
harga telur bebek, dan jumlah
anggota keluarga berpengaruh
nyata terhadap permintaan
telur ayam ras. Sedangkan
pendapatan dan selera tidak
berpengaruh terhadap
permintaan telur ayam ras.
3. Rahma Sari Siregar Faktor-Faktor Yang Hasil penelitian menunjukkan
(2016) Mempengaruhi Permintaan Faktor–faktor yang
dan Penawaran Keranjang mempengaruhi permintaan
Anyaman Bambu (Studi keranjang anyaman bambu di
Kasus Pengrajin Keranjang Kelurahan Jati Utomo secara
Anyaman Bambu, serempak berpengaruh positif
Kelurahan Jati Utomo adalah harga keranjang
Kecamatan Binjai Utara anyaman bambu, harga
Kota Binjai). keranjang lain, dan pendapatan
konsumen. Secara persial
harga keranjang anyaman
bambu memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap
permintaan keranjang anyaman
bambu hal ini disebabkan
karena perbedaan harga
keranjang anyaman bambu
dengan keranjang lainnya yaitu
35

rotan, dimana keranjang


anyaman bambu lebih murah
dibandingkan dengan
keranjang rotan. Hal ini dapat
dilihat dari t-hitung 10.274
yang lebih besar dari t-tabel
1,690. Faktor − faktor yang
mempengaruhi penawaran
keranjang anyaman bambu di
Kelurahan Jati Utomo secara
serempak berpengaruh positif
adalah harga beli bambu, biaya
produksi, dan keuntungan.
Secara persial keuntungan
keranjang anyaman bambu
memberikan pengaruh
signifikan terhadap penawaran
keranjang anyaman bambu di
Kelurahan Jati Utomo. Hal ini
dapat dilihat dari t-hitung
5,327 lebih besar dari t-tabel
1.753
4. Suriani & Juliansyah Faktor-Faktor Yang Harga gula domestik
Putra (2012) Mempengaruhi Permintaan mempunyai pengaruh negatif
Gula di Indonesia dan tidak signifikan terhadap
permintaan gula di Indonesia.
Koefisien variabel harga gula
domestik adalah 223,61artinya
adalah apabila terjadi
peningkatan harga gula
domestic sebesar 1 persen,
maka akan menurun
permintaan Gula sebesar -
233,61 Kg, dengan asumsi
pendapatan perkapita dianggap
konstan, dan faktor-faktor lain
juga tetap. Hal ini
menunjukkan bahwa harga
gula domestic mempunyai
pengaruh negatif terhadap
permintaan gula di Indonesia.
5. Santi Pertiwi & Eva Analisis Faktor-Faktor Yang Hasil penelitian menunjukkan
Fauziah (2017) Mempengaruhi Permintaan bahwa variabel selera (cita
Barang Pangan dan Sandang rasa) berpengaruh secara
Pada Perusahaan Ritel X positif dan signifikan terhadap
Karawang permintaan kebutuhan pangan
36

dan sandang pada perusahaan


Ritel X Karawang. Variabel
harga barang tersebut
berpengaruh secara negatif dan
tidak signifikan. Variabel
harga barang pengganti
berpengaruh secara positif dan
tidak signifikan. Variabel
harga barang pelengkap
berpengaruh secara positif dan
tidak signifikan. Variabel
pendapatan berpengaruh secara
negatif dan tidak signifikan.
Variabel distribusi pendapatan
berpengaruh secara positif dan
tidak signifikan. Adapun
secara keseluruhan variabel
bebas berpengaruh sebesar
51,8%, sedangkan sisanya
48,2% dijelaskan oleh variabel
residual yaitu variabel yang
berada di luar model, yang
tidak dimasukkan ke dalam
model.

6. Kustopo Budiraharjo Analisis Faktor-Faktor yang Perkembangan harga daging


dan Hery Setiyawan Mempengaruhi Permintaan ayam broiler tidak stabil. Pada
(2018) Daging Ayam Broiler Pada tahun 2016- 2018 mengalami
Rumah Tangga Di naik turun. Sedangkan
Kabupaten Demak perkembangan permintaan
ayam broiler menurut BPS dari
tahun 2012-2016 mengalami
peningkatan. Secara serempak
faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah
permintaan daging ayam
broiler (harga ayam broiler,
harga ayam kampung,
pendapatan, jumlah anggota
keluarga dan selera konsumen)
memberi pengaruh yang nyata
terhadap jumlah permintaan
daging ayam broiler. Hal ini
disimpulkan berdasarkan nilai
signifikan sebesar 0,000 < 0,05
37

sehingga H0 ditolak dan H1


diterima yang artinya variabel-
variabel bebas secara bersama-
sama berpengaruh terhadap
permintaan daging ayam
broiler. Secara parsial harga
ayam kampung, jumlah
anggota keluarga dan selera
konsumen berpengaruh nyata
terhadap permintaan daging
ayam broiler, sedangkan harga
ayam broiler dan pendapatan
tidak berpengaruh nyata
terhadap permintaan daging
ayam broiler. Elastisitas
permintaan daging ayam
broiler bersifat inelastis;
elastisitas silang permintaan
harga daging ayam broiler
terhadap harga daging ayam
kampung bersifat elastis
namun bukan merupakan
barang substitusi; elastisistas
pendapatan bersifat inelastis
7. Murdani (2018) Analisis Faktor-Faktor Yang Hasil dari penelitian
Mempengaruhi Permintaan menunjukkan Jumlah
Konsumen Terhadap Telur permintaan telur ayam ras di
Ayam Ras Di Desa Tambon Desa Tambon Baroh
Baroh Kecamatan Kecamatan Dewantara
Dewantara Kabupaten Aceh Kabupaten Aceh Utara
Utara dipengaruhi oleh faktor harga
telur ayam ras (X1), harga
tempe (X2), pendapatan (X3),
jumlah tanggungan (X4) dan
selera (D). Secara simultan
(serempak) penelitian ini
menunjukkan bahwa faktor
harga telur ayam ras (X1),
harga tempe (X2), pendapatan
(X3), jumlah tanggungan (X4)
dan selera (D) berpengaruh
signifikan terhadap permintaan
telur ayam ras di Desa Tambon
Baroh Kecamatan Dewantara
Kabupaten Aceh Utara. Secara
parsial (satu-satu) hanya
38

variabel harga telur ayam ras


(0,000 < 0,05), harga tempe
(0,010 < 0,05) dan jumlah
tanggungan (0,015 < 0,05)
yang berpengaruh signifikan
terhadap permintaan telur
ayam ras. Sedangkan
pendapatan (0,413 > 0,05) dan
selera (0,399 > 0,05)
berpengaruh tidak signifikan
terhadap permintaan telur
ayam ras di Desa Tambon
Baroh Kecamatan Dewantara
Kabupaten Aceh Utara.
8. Ismi Mahardini dan Analisis Pengaruh Harga, Dalam penelitian ini faktor
Nenik Woyanti Pendapatan, Lokasi, Dan fasilitas berpengaruh paling
(2012) Fasilitas Terhadap besar terhadap permintaan
Permintaan Rumah rumah di perumahan Puri
Sederhana (Studi Kasus Dinar Mas. Hal ini dapat
Perumahan Puri Dinar Mas dilihat dari besarnya koefisien
Semarang) dari fasilitas dalam
mempengaruhi permintaan
rumah yaitu 3,835; diikuti
lokasi sebesar 3,338;
pendapatan sebesar 2,836; dan
harga sebesar 2,002. Pengaruh
keempat variabel tersebut
terhadap permintaan rumah ini
ternyata cukup besar, hal ini
ditunjukkan dengan besarnya
angka koefisien adjusted R 2
yang tinggi yaitu 0,772 atau
77,2% demikian tingkat
perubahan permintaan
konsumen atas rumah di
perumahan Puri Dinar Mas
dijelaskan oleh tingkat
perubahan persepsi harga,
pendapatan, lokasi, dan
fasilitas, dan hanya 22,8%
sisanya dipengaruhi faktor-
faktor lain yang tidak terdapat
dalam model.
39

D. Kerangka Berpikir

Dalam analisis ekonomi, analisis jalur adalah keterkaitan antara variabel

independent dan variabel dependent yang biasanya disajikan dalam bentuk

diagram. Didalam diagram ada panah panah yang menunjukkan arah pengaruh

antara variabel. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear

berganda, untuk mengira hubungan kausalitas antar variabel berdasarkan teori.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan langsung variabel independen

terhadap variabel dependen serta hubungan tidak langsung yang melalui variabel

intervening. Permintaan terhadap suatu barang yang terkait dengan beberapa

faktor yang akan diteliti oleh peneliti yaitu Harga, Pendapatan dan Selera.

Peran warkop di kehidupan masyarakat sangatlah penting karena mengingat

warkop adalah tempat banyak hal dalam melakukan sesutau contohnya bertemu

dengan orang, diskusi atau hanya sekedar menghabiskan waktu bersama dengan

teman-teman. Warkop menjadi tempat terfavorit bagi kalangan muda sampai tua

sehingga dijadikan sebagai tempat untuk menyegarkan dari segala kehiruk

pikukan yang telah dialami seharian. Biasanya para pemilik Warko ataupun yang

hanya sebagai karyawan membuka warkop di sekitar kawasan padat penduduk.

Makanan ataupun minuman yang dijual di warkop berbagai variant rasanya

bahkan sampai makanan berat juga ada. Harga yang ditawarkan biasanya relatif

bersaing dengan warkop lainnya. Selain itu, usaha warkop yang berada di

kawasan padat penduduk menjadikan warkop pilihan alternatif masyarakat untuk

sekedar nongkrong atau melepas penat. Hal tersebut menjadikan warkop sebagai
40

usaha yang menguntungkan. Dengan modal yang relatif kecil membuat para

pemilik warkop terus bermunculan.

Di era modern saat ini banyak berkembangnya ritel modern seperti Baristha

yang harganya semakin hari semakin tinggi serta dilengkapi dengan tekhnologi

yang sangat canggih. Makanan yang ditawarkan di warkop sudah hampir

membersamai dengan café atau resto-resto ternama.

Dengan didukung fasilitas yang membuat konsumen merasa nyaman seperti

bisa bertransaksi non tunai dan lainnya membuat pelanggan warkop akan lebih

memilih nongkrong dibandingkan kafe-kafe atau resto.

Adapun faktor harga, pendapatan, dan selera merupakan variabel

independen yang memengaruhi permintaan terhadap warkop di kota makassar.

Secara sederhana, kerangka pikir dalam penelitian ini di dasarkan pada gambar

2.4 selanjutnya.

Gambar 2.4
Kerangka Pikir

Pendapatan
(X1)

Harga (X2) Permintaan


Warkop (Y)

Selera (D1)

E. Hipotesis

Berdasarkan masalah pokok yang penulis kemukakan, bahasan teoritik serta

kerangka pikir, maka berikut hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini:
41

1. Diduga faktor Pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan

konsumen warkop di kota Makassar

2. Diduga faktor Harga berpengaruh negatif terhadap permintaan konsumen

warkop di kota Makassar

3. Diduga terdapat perbedaan selera terhadap permintan konsumen warkop di

kota makassar.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di beberapa Warkop di sekitar daerah Jalan

Sultan Alauddin, Talasalapang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, antara

lain: Warkop Bundu, Warkop Titik Kumpul, Warkop Wartop, Warkop D’etnhics.

Sebab menurut pengamatan penulis, warkop tersebut stabil dalam hal penjualan

dan pengunjung serta merupakan salah satu pusat keramaian.

Penelitian dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan tingkat kebutuhan

penulis, diawali dengan persiapan pendahuluan berupa penulisan proposal judul

penelitian, seminar proposal, penyempurnaan materi proposal, pembuatan

instrumen penelitian, pengumpulan data primer, pengolahan data yang telah

didapat oleh penulis dan penyusunan pelaporan skripsi yang dimulai pada

triwulan kedua tahun 2021.

2. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono Penelitian bertujuan

untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih.41

Dengan demikian penelitian asosiatif ini dapat dibangun suatu teori yang

berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

3. Populasi dan Sampel.

41
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, Dan
R&D).Bandung:Alfabeta. 2016

42
43

a. Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda yang

dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah

konsumen yang sering mengunjungi Warkop di sekitaran wilayah Jalan

Sultan Alauddin, Tallassalapang, Kota Makassar.

b. Sampel

Karakteristik sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Pengunjung Warkop

2) Berdomisili Makassar

3) Menyukai kopi

Populasi adalah tidak terbatas, jadi sebuah sampel sebanyak 100 orang

diambil dari populasi berjumlah sebanyak 5000 orang secara kasar mempunyai

ketepatan estimasi yang sama dengan 100 sampel yang diambil dari 200 juta

populasi.42 Sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden dari konsumen

Warkop di sekitaran Jalan Sultan Alauddin, Tallassalapang, Kota Makassar.

4. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling,

berdasarkan karna kebetulan, yaitu konsumen yang secara kebetulan / insidental

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, jika seseorang tersebut

cocok sebagai sumber penelitian.43

42
Copper Dan Emory, Metode Penelitian Bisnis, Jakarta:Erlangga, 1996
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung :Alfabeta, 2009
44

5. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer. Dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada penikmat

kopi di Warkop di sekitar daerah Jalan Sultan Alauddin, Tallassalapang, Kota

Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, antara lain: Warkop Bundu, Warkop Titik

Kumpul, Warkop Wartop, Warkop D’etnhics.

a. Observasi

Penulis melaksanakan pengamatan langsung terhadap penikmat kopi

di wilayah kota Makassar, dimana pengamatan terbatas pada pokok

permasalahan sehingga perhatian lebih fokus kepada data (riil) dan relevan.

b. Kuesioner

Dalam penelitian ini kuesioner yang dibuat berupa pertanyaan dengan

jawaban mengacu pada skala likert: Sangat Tidak Setuju (bobot 1), Tidak

Setuju (bobot 2), Kurang Setuju (bobot 3), Setuju (bobot 4) dan Sangat

Setuju (bobot 5).

B. Metode Analisis Data

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data, mentabulasi,

menyajikan data berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis.

Rancangan analisis data merupakan bagian integral dari proses penelitian

yang dituangkan baik dalam bentuk tulisan atau tidak. Rancangan ini telah

terformat sebelum kegiatan pengumpulan data dan pada saat merumuskan

hipotesis. Artinya, rancangan analisis data hasil penelitian telah dipersiapkan


45

mulai dari penentuan jenis data yang akan dikumpulkan, sumber data yang

ditemui, dan rumusan hipotesis yang akan diuji telah dibuat.

Untuk melihat kejelasan pengaruh variabel bebas dalam hal ini

pendapatan(X1), harga(X2), dan selera(D1) memengaruhi permintaan konsumen

terhadap warkop(Y), penelitian ini menggunakan beberapa analisis data yaitu

sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Pada penelitian ini fokus masalah penelitian menuntut peneliti

melakukan analis dan pengkajian secara sistematik, mendalam, dan

bermakna. Analisis deskriptif ini akan memberikan gambaran tentang

suatu data yang akan diteliti sehingga dapat membantu dalam mengetahui

karakterisitik data sampel. Analisis dilakukan dengan melihat frekuensi

dari pilihan opsi oleh responden yang disediakan pada setiap pertanyaan

kuesioner yang diberikan.

Dalam penelitian ini, untuk pembobotan data, peneliti menggunakan

skala pengukuran. Menurut Sugiyono, skala pengukuran merupakan

kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang

pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut

bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data.44 Adapun skala

pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan skala

Likert sebagai berikut:

44
Sugiyono, 95
46

Tabel 3.1
Skala Likert

Jawaban Bobot Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Setelah dibuat skala likert dan skala nilainya (scoring), selanjutnya

dicari rata-rata dari setiap jawaban responden. Untuk memudahkan

penilaian rata-rata tersebut, maka digunakan skala interval. Sedangkan

skala interval itu sendiri menurut Istijanto adalah Skala yang memiliki

urutan dan memiliki interval atau jarak yang sama antara kategori atau

titik-titik terdekatnya.45

Untuk memudahkan penilaian rata-rata tersebut maka digunakan

interval, untuk menentukan panjang kelas interval, digunakan rumus

sebagai berikut:

Keterangan:

P = Interval

K = Banyak Kelas

R = Rentang (data terbesar – data terkecil)

45
Istijanto, (2014) Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, hal 83
47

Jadi panjang kelas interval sebagai berikut: P = = 0,8

Maka interval dan kriteria penilaian rata-rata adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2
Kriteria Rentang Skala Variabel

Nilai Rata-rata (Skor) Kriteria atau Interpretasi Kategori

1,00 – 1,79 Sangat Tidak Setuju atau Sangat Tidak Baik

1,80 – 2,59 Tidak Setuju atau Tidak Baik

2,60 – 3,39 Kurang Setuju atau Kurang Baik

3,40 – 4,19 Setuju atau Baik

4,20 – 5,00 Sangat Setuju atau Sangat Baik

2. Analisis Verifikatif

Menurut Sugiyono, metode verifikatif merupakan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara 2 (dua) variabel atau lebih.

Dengan demikian dari hasil dari analisis ini akan memberikan jawaban awal

dari rumusan masalah mengenai pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen.46 Adapun tahapan analisis yang dilakukan adalah:

a. Analisis Regresi Berganda

Menurut Sugiono Analisis regresi digunakan untuk melakukan

prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel

independen dinaikan/diturunkan.47 Model hubungan ini disusun dalam

fungsi atau persamaan regresi ganda sebagai berikut:

46
Sugiyono, 55
47
Sugiyono, 277
48

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3D1 + έ

Dimana:

a = Bilangan konstanta

Y = Variabel permintaan

b1,2,3 = Koefisien regresi masing-masing variabel

X1 = Variabel pendapatan

X2 = Variabel harga

D1 = Variabel selera

έ = Disturbance’s error / variabel pengganggu

b. Analisis Koefisien Korelasi (R)

Analisis koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen baik

secara parsial maupun simultan. Menurut Sugiyono persamaan correlation

pearson dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

n ∑ XY - ∑ X ∑
√(n ∑ (∑ (n ∑ (∑

Keterangan:

r : Korelasi antara variabel independen dan variabel dependen

n : Banyaknya sampel

X : Nilai variabel independen (bebas)

Y : Nilai variabel dependen (terikat)

Dengan ketentuan sebagai berikut:


49

1) Apabila nilai r > 0, maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat merupakan hubungan yang positif yaitu semakin

besar nilai variabel bebas, maka semakin besar pula pengaruh

terhadap nilai variabel terikat.

2) Apabila nilai r < 0, maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat merupakan hubungan negatif, yaitu semakin kecil

variabel bebas, maka semakin kecil nilai variabel terikat.

3) Apabila nilai r = 0, maka antara variabel bebas dan variabel terikat

tidak ada hubungan sama sekali.

4) Apabila nilai r = 1 berarti terdapat hubungan positif yang sempurna

antara variabel bebas dengan variabel terikat.

5) Apabila nilai r = -1, maka telah terjadi hubungan negatif yang

sempurna antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 24. Lebih lanjut

menurut Sugiyono untuk menginterpretasikan hasil koefisien korelasi

dapat berpedoman pada tabel sebagai berikut:


50

Tabel 3.3
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat kuat

c. Analisis Koefisien Determinasi (R Square)

Analisis koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui

besarnya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen

baik secara parsial maupun simultan. Koefisien determinasi merupakan

besaran untuk menunjukkan tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel

atau lebih dalalm bentuk persen. Berdasarkan dari pengertian ini maka

koefisien determinasi merupakan bagian dari keragaman total dari variabel

terikat yang dapat diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas dihitung

dengan koefisien determinasi dengan asumsi dasar faktor-faktor lain di luar

variabel dianggap konstan.

Rumus yang digunakan dalam analisis ini menurut Sugiyono untuk

mengetahui besarnya kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel

terikat yang dapat dihitung suatu koefisien yang disebut koefisien

penentuan, yang dirumuskan sebagai berikut:


51

KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD : Koefisien Determinasi

r : Koefisien Korelasi antara variabel bebas dan terikat (yang

dikuadratkan)

100% : Pengalian yang dipersentasikan

Dalam pengujian ini, digunakan software SPSS versi 24. Adapun

ketentuan besarnya nilai koefisien determinasi (Kd) antara 0 (nol) sampai

dengan 1 (satu) dimana interpretasinya adalah :

1) Jika determinasi bernilai 0 = berarti tidak ada hubungan antara

variabel X1, X2 dan X3 (bebas) dengan variabel Y (terikat).

2) Jika determinasi bernilai 1 = berarti ada kecocokan yang sempurna

dari ketepatan perkiraan model.

C. Pengujian Instrumen dan Data Penelitian

Kegiatan dalam analisis data adalah dengan mengelompokkan data

berdasarkan variabel dan jenisnya, mentabulasi data berdasarkan variabel,

menyajikan data berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk mengetahui

keberpengaruhannya serta menguji hipotesis yang telah diajukan.

1. Uji Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, data mempunyai kedudukan yang sangat

penting. Hal ini dikarenakan data merupakan penggambaran variabel yang


52

diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Valid atau

tidaknya data sangat menentukan kualitas dari data tersebut. Hal ini

tergantung instrumen yang digunakan apakah sudah memenuhi asas

validitas dan reliabilitas. Adapun dalam pengujian instrumen ini digunakan

dua pengujian yaitu:

a. Uji Validitas

Valid adalah menunjukkan derajat ketepatan antara data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan

oleh peneliti. Untuk melakukan uji validitas dilihat dari tabel Item-Total

Statistics. Nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r hitung > r tabel maka

dikatakan valid.

Untuk menguji validitas setiap instrumen, rumus yang digunakan

adalah koefisien korelasi product moment sebagai berikut:

n (∑ xy - (∑ (∑
√{ ∑ (∑ } { ∑ (∑ }

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antar X dan Y

n = jumlah responden

x = skor item kuesioner

y = total skor item kuesioner

∑x² = jumlah kuadrat seluruh skor X

∑y² = jumlah kuadrat seluruh skor Y

Dalam penelitian ini untuk menghitung tingkat validitasnya

dilakukan dengan menggunakan software alat bantu program Statistical


53

Package for Social Science (SPSS), sehingga dapat diketahui nilai dari

kuesioner pada setiap variabel bebas.

Kriteria atau syarat keputusan suatu instrumen dikatakan valid dan

tidaknya menurut Sugiyono yaitu dengan membandingkan antara rhitung

dengan rtabel dengan ketentuan:

1) Jika rhitung > rtabel, maka instrument valid,

2) Jika rhitung < rtabel, maka dikatakan tidak valid.48

b. Uji reliabilitas

Merupakan serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang

memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu

dilakukan secara berulang. Instrumen yang baik tidak akan bersifat

tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu.

Berdasarkan definisi diatas, maka relibilitas diartikan sebagai

karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan.

Disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok subjek diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek

yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.

Rumus yang digunakan pada penelitian ini reliabilitas dicari dengan

menggunakan rumus alpha atau cronbach’s alpha (α) dikarenakan

instrumen pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan rentangan antara

beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skala rating 1 sampai dengan 5.

48
Sugiyono, 173
54

Cara menghitung tingkat reliabilitas suatu data yaitu dengan menggunakan

rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:


[ ][ ]

Keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas

k = Jumlah butir pertanyaan

∑ = Jumlah variansi butir pertanyaan

= variansi total

Jumlah varians skor setiap item dan varians total, dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(∑

Sedangkan varians total, dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

(∑

Keterangan:

= variansi tiap item

= variansi tiap item

X11 = Jawaban responden untuk setiap butir soal

∑Yt = Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan

n = Jumlah responden
55

Dalam penelitian ini untuk menghitung tingkat reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan software alat bantu program Statistical Package for

Social Science (SPSS) for window versi 24,

Kriteria yang digunakan apabila suatu alat ukur memberikan hasil

yang stabil, maka disebut alat ukur itu handal. Pengukuran dilakukan

sekali dan reliabilitas dengan uji statistik.

Dalam penelitian ini pengukuran yang dipakai dengan analisis

Cronbach's Alpha, dimana menurut Ghozali mengklasifikasikan nilai

Cronbach's Alpha sebagai berikut:

1) Jika Nilai Cronbach's Alpha > 0,60, maka instrumen reliabel.

2) Jika Nilai Cronbach's Alpha < 0,60, maka instrumen tidak

reliabel.49

c. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ketepatan sebuah

data. Menurut Singgih Santoso Sebuah model regresi akan digunakan

untuk melakukan peramalan sebuah model yang baik adalah model dengan

kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Karena itu, sebuah model

sebelum digunakan seharusnya memenuhi beberapa asumsi, yang biasa

disebut asumsi klasik.50 Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang

digunakan adalah meliputi: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji

Autokorelasi, dan Uji Heterokedastisitas

49
Ghozali, imam dan ratmono, dwi, 238
50
Santoso S. Spss20 Pengolahan Data Statistik Di Era Informasi, Jakarta, PT.Alex Media
Komputindo, Kelompok Gramedia, 2015, h 342
56

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali Model

regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal.51

Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel

tetapi pada nilai residualnya. Dengan demikian uji ini untuk

memeriksa apakah data yang berasal dari populasi terdistribusi normal

atau tidak.

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 24. Lebih

lanjut Ghozali menjelaskan bahwa uji normalitas dapat berpedoman

pada uji Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan:

a) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi

normal.

b) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal.52

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran pada

(titik) pada sumbu diagonal pada grafik. Adapun menurut Ghozali

dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas.

51
Ghozali, imam dan ratmono, dwi, 160
52
Ghozali, imam dan ratmono, dwi, 161
57

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi

normalitas.53

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikoliniearitas ini bertujuan menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Menurut

Ghozali berpendapat bahwa Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen).54 Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,

maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah

variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen

sama dengan nol.

Menurut Singgih Santoso Jika terbukti ada multikolinieritas,

sebaiknya salah satu dari variabel independen yang ada dikeluarkan dari

model, lalu pembuatan model regresi diulang kembali.55 Adapun untuk

mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat

dilihat dari tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF) dengan

rumus sebagai berikut:

Atau dapat juga menggunakan rumus berikut ini:

53
Ghozali, imam dan ratmono, dwi, 164
54
Ghozali, imam dan ratmono, dwi, 105
55
Santoso S, 234
58

∑ xy - (∑ (∑
√{ ∑ (∑ }{ ∑ (∑ }

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = Skor item

Y = Skor total

N = Jumlah subjek

∑xy = Jumlah perkalian antara X dan Y

∑x = Jumlah nilai X

∑y = Jumlah nilai Y

∑x2 = Jumlah kuadrat dari X

∑y2 = Jumlah kuadrat dari Y

Dalam penelitian ini ketentuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance

dan lawannya, variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen manakala yang dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi

(karena VIF = 1/Tolerance). Model Regresi yang baik adalah yang tidak

terjadi multikolinieritas.

Dalam pengujian, digunakan sofware SPSS versi 24. Untuk

mendeteksi hal tersebut pedomannya adalah sebagai berikut:


59

a) Jika nilai nilai tolerance lebih > dari 0.1 dan nilai variance inflation

factor (VIF) < dari 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.

b) Jika nilai nilai tolerance lebih < dari 0.1 dan nilai variance inflation

factor (VIF) > dari 10, maka terjadi multikolinieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari suatu

residual pengamatan ke pengamatan lain.56 Untuk mengetahui ada tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glejser. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Ln  ( i )   o  LnX i  i
2

Keterangan:

Ln = Regresi

έi2 = Kuadrat nilai undstandarized residual dari uji

regresi

βo = Konstanta regresi

βln(X1) = Konstanta regresi variabel independen

µi = Residual test

Menurut Ghozali ketentuan dalam uji Glejser dapat melihat hasil uji

nilai residual absolut diregresi dengan variabel independen.57 Dalam

pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 24.

56
Ghozali, imam dan ratmono, dwi, 139
57
Ghozali, imam dan ratmono, dwi, 142
60

Adapun ketentuan terjadi atau tidak terjadi gangguan

heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

a) Jika variabel independen signifikan secara statistik memiliki nilai

signifikansi (Sig.) < 0,05, maka terjadi gangguan heteroskedastisitas.

b) Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik memiliki

nilai signifikansi (Sig.) > 0,05, maka tidak terjadi gangguan

heteroskesdastisitas.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menentukan apakah suatu

hipotesis sebaiknya diterima atau ditolak. Menurut Sugiyono Hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh

karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk

kalimat pertanyaan.58 Dengan demikian hipotesis penelitian dapat diartikan

sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian,

sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara

empiris. Maka pengujian hipotesis dilakukan melalui:

a. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji t atau uji parsial dimaksudkan untuk menguji bagaimana

pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap

variabel terikatnya. Dalam penelitian ini rumusan hipotesis yang dibuat

adalah sebagai berikut:

58
Sugiyono, 213
61

(1) Variabel pendapatan (X1)

H0 : ρ1 = 0 Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan


antara pengguna warkop terhadap permintaan.

Ha : ρ1  0 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara


pengguna warkop terhadap permintaan.

(2) Variabel harga (X2)

H0 : ρ2 = 0 Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan


antara pengguna warkop terhadap permintaan.
Ha : ρ2  0 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
pengguna warkop terhadap permintaan.

(3) variabel selera (D1)

H0 : ρ3 = 0 Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan


antara pengguna warkop terhadap permintaan.
Ha : ρ3 0 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
pengguna warkop terhadap permintaan.

Rumus yang digunakan dalam pengujian hipotesis (uji t) ini, menurut

Sugiyono dapat menggunakan dengan mencari nilai t hitung dengan rumus

sebagai berikut:

√n-2
√(

Keterangan:

t = Probabilitas

r = Koefisien korelasi parsial

n = Jumlah sampel.
62

Taraf signifikansi yang digunakan α = 0,05 artinya kemungkinan

hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi

kesalahan 5%.

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 24. Kriteria

hipotesis diterima atau ditolak yaitu dengan mebandingkan antara nilai

probability signifikansi dengan sig. 0,05 dengan kriteria sebagai berikut:

(a) Jika probability signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha

diterima.

(b) Jika probability signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan Ha

ditolak.

b. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Uji F atau simultan dimaksudkan untuk menguji pengaruh semua

variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Dalam penelitian

ini rumusan hipotesis yang dibuat, sebagai berikut:

H0 : ρ4 = 0 Tidak terdapat perbedaan dan signifikan antara


faktor (X1), (X2), dan (D1) terhadap permintaan
(Y).
Ha : ρ4  0 Terdapat perbedaan dan signifikan antara Faktor
(X1), (X2), dan (D1) terhadap permintaan (Y).

Rumus yang digunakan menurut Sugiyono Uji F digunakan untuk

mengetahui pengaruh secara simultan (bersama-sama) antara variabel

independen terhadap variabel dependen.59 Untuk mencari nilai F hitung

digunakan rumus sebagai berikut:

59
Sugiyono, 252
63

/k
( (

Keterangan:

r2 = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah data (sampel responden).

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 24. Kriteria hipotesis

diterima atau ditolak yaitu dengan mebandingkan antara nilai probability

signifikansi dengan 0,05 dengan ketentuan:kriteria sebagai berikut:

(a) Jika probability signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima.

(b) Jika probability signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha

ditolak.

D. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel menurut Sugiyono adalah sebagai berikut: Suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

yang tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.60 Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis,

indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian,

sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara

benar.

60
Sugiyono, 63
64

Untuk lebih memudahkan pembahasan maka penulis membatasi variabel

sebagai berikut:

1. Permintaan terhadap Warkop (Y), adalah keinginan konsumen akan

suatu produk yang ingin dipenuhi dalam hal ini produk kopi.

2. Pendapatan (X1), adalah jumlah uang yang diterima oleh kelompok

maupun individual dari aktivitasnya.

3. Harga (X2), adalah nominal yang harus dibayarkan ketika ingin

memperoleh barang ataupun jasa yang diukur dengan rupiah.istilah

harga dapat digunakan untuk memberikan nilai finansial pada suatu

produk barang atau jasa

4. Selera (D1), adalah pilihan imajinatif atau realitas berdasarkan


dan
kesenangan, kepuasan, pemenuhan, gratifikasi kegunaan yang

ada.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Makassar adalah ibu Kota provinsi Sulawesi Selatan. Makassar berada

di pesisir barat daya Pulau Sulawesi dan berbatasan langsung dengan Selat

Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene di sebelah utara,

Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.

Kota Makassar terletak dibagian selatan Sulawesi Selatan, pada titik

koordinat 119°, 18’, 27’, 97” BT dan 5’. 8’, 6’, 19” LS dengan luas wilayah

sebesar 175, 77 km2 yang meliputi 14 kecamatan dan 143 kelurahan.

Selain memiliki wilayah daratan, Makassar juga memiliki wilayah

kepulauan yang dapat dilihat sepanjang garis di pantai Kota Makassar. Gugusan

pulau-pulau tersebut merupakan bagian dari dua Kecamatan yaitu Kecamatan

Ujung Pandang dan Ujung Tanah. Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Lanjukang

(terjauh), pulau Langkai, Pulau Bone Tambung, Pulau Lumu-Lumu, Pulau

Kodingareng, pulau Barrang Lompo, Pulau Kodingareng Keke, Pulau Barrang

Caddi, Pulau Samalona, Pulau Lae-Lae, Pulau Gusung, dan Pulau Kayangan

(terdekat).

2. Aspek Geografis

Secara administratif Kota Makassar terbagi atas 14 Kecamatan dengan 143

Kelurahan. Bagian utara terdiri atas Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan

Tamalanrea, Kecamatan Ujung Tanah dan. Kecamatan Tallo, Di bagian selatan

65
66

terdiri atas Kecamatan Rappocini dan Kecamatan Tamalate. Di bagian Timur

terbagi atas Kecamatan Panakkukang dan Kecamatan Manggala. Bagian barat

adalah Kecamatan Wajo, Kecamatan Mamajang, Kecamatan Ujung Pandang,

Kecamatan Bontoala, Kecamatan Makassar, dan Kecamatan Mariso. Rincian luas

masing-masing wilayah kecamatan, dibandingkan dengan persentase luas wilayah

Kota Makassar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1.
Persentase Terhadap Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kota
Makassar

Persentase Terhadap
Kecamatan Luas Area (km2)
Luas Kota Makassar
Mariso 1,82 1,04
Mamajang 2,25 1,28
Tamalate 20,21 11,50
Rappocini 9,23 5,25
Makassar 2,52 1,43
Ujung Pandang 2,63 1,50
Wajo 1,99 1,13
Bontoala 2,10 1,19
Ujung Tanah 4,40 2,50
Sangkarang 1,54 0,88
Tallo 5,83 3,32
Panakukang 17,05 9,70
Manggala 24,14 13,73
Biringkanaya 48,22 27,43
Tamalanrea 31,84 18,11
Kota Makassar 175,77 100,00
Sumber: BPS Kota Makassar Dalam Angka, Tahun 2019

3. Aspek Demografi

Makassar merupakan kota yang multi etnis Penduduknya kebanyakan

berasal dari Suku Makassar dan Suku Bugis, sisanya berasal dari Toraja, Mandar,

Buton, Tionghoa, Jawa dan sebagainya. Penduduk Kota Makassar menurut


67

proyeksi penduduk tahun 2017 sebanyak 1.469.601 jiwa, dan terbagi dalam 14

kecamatan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2:

Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Kota Makassar
Menurut Kecamatan Tahun 2019

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Mariso 30.609 29.890 60.499


Mamajang 30.129 31.323 61.452
Tamalate 102.128 103.143 205.271
Rappocini 82.162 87.959 170.121
Makassar 42.553 42.962 85.515
Ujung Pandang 13.716 15.338 29.054
Wajo 15.470 15.983 31.453
Bontoala 27.886 29.311 57.197
Ujung Tanah 18.037 17.497 35.534
Sangkarang 7.239 7.292 14.531
Tallo 70.303 70.027 140.330
Panakkukang 73.971 75.693 149.664
Manggala 75.094 74.393 149.487
Biringkanaya 110.138 110.318 220.456
Tamalanrea 56.533 59.310 115.843
Makassar 755.968 770.709 1.526.677
Sumber: BPS Kota Makassar Dalam Angka, Tahun 2019

B. Analisis Deskripsi Responden

1. Pendapatan

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa

barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas

sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan sumber

penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dan sangat

penting bagi kelangsungan hidup.


68

Tabel 4.3
Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Pada Koesioner Terhadap
Masing-Masing Butir Pertanyaan

Valid Cumulative
Variabel Keterangan Frequency Percent
Percent Percent
TS 2 2 2 2
KS 19 19 19 21
X1.1 S 55 55 55 76
SS 24 24 24 100
Total 100 100 100
TS 3 3 3 3
KS 11 11 11 14
X1.2 S 73 73 73 87
SS 13 13 13 100
Total 100 100 100
STS 1 1 1 1
TS 5 5 5 6
KS 22 22 22 28
X1.3
S 57 57 57 85
SS 15 15 15 100
Total 100 100 100
STS 1 1 1 1
TS 7 7 7 8
KS 21 21 21 29
X1.4
S 57 57 57 86
SS 14 14 14 100
Total 100 100 100
Sumber: hasil data yang diolah dengas spss

2. Harga

Harga adalah atribut paling penting yang dievaluasi oleh konsumen. Harga

sebagai atribut dapat diartikan bahwa harga merupakan konsep keanekaragaman

yang memiliki arti berbeda bagi konsumen tergantung karakteristik konsumen,

Setelah mempertimbangkan harga, konsumen juga mempertimbangkan kualitas

produk yang akan mereka beli. Konsumen mengharapkan adanya kesesuaian


69

antara harga dengan kualitas produk yang mereka terima. Dengan kualitas produk

yang baik konsumen akan terpenuhi keinginan dan kebutuhannya akan suatu

produk.

Tabel 4.4
Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Pada Koesioner Terhadap
Masing-Masing Butir Pertanyaan

Cumulative
Variabel Keterangan Frequency Percent Valid Percent
Percent
KS 16 16 16 16
S 53 53 53 69
X2.1
SS 31 31 31 100
Total 100 100 100
TS 1 1 1 1
KS 18 18 18 19
X2.2 S 66 66 66 85
SS 15 15 15 100
Total 100 100 100
TS 1 1 1 1
KS 16 16 16 17
X2.3 S 58 58 58 75
SS 25 25 25 100
Total 100 100 100
STS 1 1 1 1
TS 1 1 1 2
KS 19 19 19 21
X2.4
S 59 59 59 80
SS 20 20 20 100
Total 100 100 100
Sumber: hasil data yang diolah dengas spss

3. Selera

Selera merupakan kegiatan untuk membeli suatu barang atau jasa demi

pemuasan keinginan, kebutuhan dan kesenangan. Selera konsumen pada

umumnya selalu berubah dari waktu ke waktu. Meningkatkan selera seseorang


70

terhadap suatu barang tertentu pada umumnya berakibat naiknya jumlah

permintaan terhadap barang tersebut begitupun sebaliknya menurunnya selera

konsumen terhadap suatu barang tertentu pada umumnya berakibat berkurangnya

jumlah permintaan terhadap barang tersebut.

Tabel 4.5
Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Pada Koesioner Terhadap
Masing-Masing Butir Pertanyaan

Cumulative
Variabel Keterangan Frequency Percent Valid Percent
Percent
TIDAK 4 4 4 4
SELERA YA 96 96 96 100
Total 100 100 100
Sumber: hasil data yang diolah dengas spss

4. Permintaan

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu

harga dan waktu tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen akan

suatu barang dan jasa yang ingin dipenuhi. Dan kecenderungan permintaan

konsumen akan barang dan jasa yang tidak terbatas.

Tabel 4.6
Frekuensi Responden Berdasarkan jawaban pada koesioner terhadap
masing-masing butir pertanyaan pada variabel permintaan

Cumulative
Variabel Keterangan Frequency Percent Valid Percent
Percent
TS 2 2 2 2
KS 14 14 14 16
Y.1 S 44 44 44 60
SS 40 40 40 100
Total 100 100 100
TS 4 4 4 4
Y.2 KS 7 7 7 11
S 57 57 57 68
71

SS 32 32 32 100
Total 100 100 100
TS 1 1 1 1
KS 7 7 7 8
Y.3 S 53 53 53 61
SS 39 39 39 100
Total 100 100 100
Sumber: hasil data yang diolah dengas spss

C. Hasil Pengolahan Data

1. Analisis regresi berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah

hubungan antara variabel independen (pendapatan, harga, selera) dan variabel

dependen (permintaan). Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji

koefisien berdasarkan output SPSS terhadap ketiga variabel independent yaitu

pendapatan, harga, selera terhadap variabel dependen yaitu permintaan konsumen

terhadap warkop dikota Makassar yang ditunjukkan pada tabel 4.7

Tabel 4.7
Hasil Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 7,164 1,401 5,113 ,000
PENDAPATA ,188 ,078 ,245 2,399 ,018
1 N
HARGA ,072 ,082 ,094 ,873 ,385
SELERA 1,509 ,652 ,230 2,315 ,023
a. Dependent Variable: PERMINTAAN
Sumber: hasil data yang diolah dengas spss
72

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah

hubungan antara variabel independen (pendapatan, harga, selera) dan variabel

dependen (permintaan). Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji

koefisien berdasarkan output SPSS terhadap ketiga variabel independent yaitu

pendapatan, harga, selera terhadap variabel dependen yaitu permintaan konsumen

terhadap warkop dikota Makassar yang ditunjukkan pada tabel 4.7

Berdasarkan hasil regresi linear berganda pada tabel 4.7, maka diperoleh

model persamaan regresi sebagai berikut:

Y = β0+ b1X1 + b2X2 + b3D1 + έ

Y= β0 + β1LnX1+ β2LnX2 + β3LnD1 + έ

Y= 7,164 + 0,188X1+ 0,072X2 + 1,509D1 + έ

Keterangan

β0 = Bilangan konstanta

Y = Variabel permintaan

b1,2,3 = Koefisien regresi masing-masing variabel

X1 = Variabel pendapatan

X2 = Variabel harga

D1 = Variabel selera dimana Ya= 1 Tidak= 0

έ = Disturbance’s error / variabel pengganggu

Hasil koefisien pada persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai

berikut:
73

a. Nilai konstanta β0= 7,164 menunjukkan besarnya permintaan konsumen

(Y) perhadap pendapatan (X1), harga (X2), selera (D1), nilainya 0 atau

konstan maka nilainya sebesar 7,164

b. Koefisien regresi X1 = 0,188 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1%

pendapatan maka akan menyebabkan kenaikan permintaan konsumen

0,188%. Arah hubungan antara pendapatan terhadap permintaan

konsumen adalah positif

c. Koefisien X2 = 0,072 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1% harga

maka akan menyebabkan kenaikan permintaan konsumen 0,072%. Arah

hubungan antara harga terhadap permintaan konsumen adalah positif.

d. Koefisien D1= 1,059 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1% selera

maka akan menyebabkan kenaikan permintaan konsumen sebesar 1,059%.

Arah hubungan antara selera terhadap permintaan konsumen adalah

positif.

2. Koefisien Korelasi (R)

Analisis koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen baik secara

parsial maupun simultan.


74

Tabel 4.8
Hasil Uji Korelasi (R)

Correlations
PENDAPAT HARGA SELERA PERMINTA
AN AN
Pearson 1 ,389** ,034 ,290**
Correlation
PENDAPATAN
Sig. (2-tailed) ,000 ,736 ,003
N 100 100 100 100
Pearson ,389** 1 ,318** ,263**
Correlation
HARGA
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,008
N 100 100 100 100
Pearson ,034 ,318** 1 ,268**
Correlation
SELERA
Sig. (2-tailed) ,736 ,001 ,007
N 100 100 100 100
Pearson ,290** ,263** ,268** 1
Correlation
PERMINTAAN
Sig. (2-tailed) ,003 ,008 ,007
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: hasil data yang diolah dengas spss

Berdasarkan hasil uji korelasi pada tabel 4.8, maka diketahui nilai (sig) dan

nilai koefisien korelasi pearson masing-masing variabel sebagai berikut

a. Nilai (sig) untuk variabel pendapatan sebesar 0,003 < 0,05 dan nilai

korelasi pearson 0,290 sehingga variabel pendapatan dinyatakan

berhubungan positif rendah terhadap permintaan konsumen..

b. Nilai (sig) untuk variabel harga sebesar 0,008 < 0,05 dan nilai korelasi

pearson sebesar 0,263 sehingga variabel harga dinyatakan berhubungan

positif rendah terhadap permintaan konsumen


75

c. Nilai (sig) untuk variabel selera sebesar 0,007 < 0,05 dan nilai korelasi

pearson sebesar 0,268 sehingga variabel selera dinyatakan berhubungan

positif rendah terhadap permintaan konsumen

3. Koefisien Determinasi (R Square)

analisis koefesien determinasi ini dapat digunakan untuk mengukur

seberapa jauh variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel terikatnya.

Nilai koefesien determinasi untuk tiga variabel bebas di tentukan dengan nilai R

square. Adapun hasil koefesien determinasi dapat di lihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9
Hasil Uji Determinasi(R2)

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,397 ,157 ,131 1,205
a. Predictors: (Constant), SELERA, HARGA, PENDAPATAN
b. Dependent Variable: PERMINTAAN
Sumber: hasil data yang diolah dengas spss

Dari tabel diatas, didapatkan nilai R square (koefisien determinasi) sebesar

0,157 yang menyatakan bahwa pengaruh variabel independen (X1, X2, D1)

terhadap variabel dependen (Y) sebesar 15,7% sisanya 84,3% dijelaskan oleh

variabel yang tidak ada dalam penelitian.

D. Uji Intrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Valid adalah menunjukkan derajat ketepatan antara data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh

peneliti. Untuk melakukan uji validitas dilihat dari tabel Item-Total Statistics.
76

Nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r hitung > r tabel maka dikatakan valid.

Berikut adalah uji validasi dari variabel-variabel yang diteliti:

Tabel 4.10
Uji Validitas Setiap Variabel Penelitian

Variabel Pernyataan R Hitung R Tabel Keterangan


1 0,555 0,196 Valid
2 0,41 0,196 Valid
Pendapatan
3 0,679 0,196 Valid
4 0,614 0,196 Valid
1 0,664 0,196 Valid
2 0,592 0,196 Valid
Harga
3 0,533 0,196 Valid
4 0,736 0,196 Valid
Selera 1 1 0,196 Valid
1 0,656 0,196 Valid
Permintaan 2 0,531 0,196 Valid
3 0,635 0,196 Valid
Sumber: hasil data yang diolah dengas spss

Berdasarkan tabel 4.10 dimana setiap bulir pertanyaan menghasilhan r

hitung yang lebih besar dari r tabel maka dapat di nyatakan bahwa setiap

pertanyaan tersebut dapat dinyatakan valid.

2. Uji Reabilitas

Uji reabilitas Merupakan serangkaian pengukuran atau serangkaian alat

ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur

itu dilakukan secara berulang.


77

Tabel 4.11
Hasil Uji Reabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,606 12
Sumber: hasil data yang diolah dengas spss

Berdasarkan tabel 4.11 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen reliabel

dilihat dari nilai Cronbach's Alpha 0,606 > 0,60.

3. Uji asumsi klasik

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran

terhadap asumsi-asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis yang terbaik adalah

pengujian yang tidak melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model

regresi linear berganda. Asumsi-asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas, uji multikolinearitas, dan yang terakhir uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan independen keduanya memiliki distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal. Salah satu metode untuk mengetahui normalitas adalah dengan

menggunakan metode analisis grafik, baik dengan melihat grafik secara histogram

ataupun dengan melihat secara Normal Probability Plot dengan Kolmogorov-

Skirnov. Normalitas data dapat dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal pada grafik normal P-Plot atau dengan melihat histogram dari

residualnya. Untuk mengetahui normalitas data adalah menggunkan hasil

Kolmogorov-Skirnov jika nilai signifikan diatas 0,05 maka data penelitian


78

mengasumsikan berdistribusi normal. Dari pengujian yang dilakukan untuk

pertama kali terhadap data yang diperoleh yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 100
Mean ,0000000
a,b
Normal Parameters Std. 1,18643908
Deviation
Absolute ,088
Most Extreme
Positive ,088
Differences
Negative -,058
Kolmogorov-Smirnov Z ,884
Asymp. Sig. (2-tailed) ,415
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: hasil data yang diolah dengas spss

Hasil dari uji Kolmogorov-Skirnov pada tabel 4.12 dengan tingkat

signifikan diatas 0,05 atau 0,415 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data

terdistribusi dengan normal dan model dapat digunakan untuk pengujian

selanjutnya.
79

Gambar 4.1
Grafik Normal Plot

Gambar 4.2
Grafik Histogram

Berdasarkan gambar 4.1 Normal Probability Plot, menunjukkan bahwa

data menyebar disekitar garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi
80

normalitas terpenuhi sedangkan sedangkan pada gambar 4.2 grafik histogram,

menunjukkan bahwa permintaan mendekati normal dikarenakan data mengikuti

arah garis grafiknya.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi di tentukan

adanya kolerasi antara variabel independen. Berdasarkan aturan Variance

Inflation Factor (VIF) dan tolerance sebagai berikut:

a) Jika nilai nilai tolerance lebih > dari 0.1 dan nilai variance inflation

factor (VIF) < dari 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.

b) Jika nilai nilai tolerance lebih < dari 0.1 dan nilai variance inflation

factor (VIF) > dari 10, maka terjadi multikolinieritas.

Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
PENDAPATAN ,840 1,191
1 HARGA ,756 1,323
SELERA ,890 1,124
a. Dependent Variable: PERMINTAAN
Sumber: hasil data yang diolah dengas spss

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.13, maka diketahui nilai

VIF masing-masing variabel sebagai berikut:

1) Nilai VIF untuk variabel pendapatan sebesar 1,191 < 10 dan nilai toleransi

sebesar 0,840 > 0,10 sehingga variabel pendapatan dinyatakan tidak terjadi

gejala multikolineritas.
81

2) Nilai VIF untuk variabel harga sebesar 1,323 < 10 dan nilai toleransi

sebesar 0,756 > 0,10 sehingga variabel harga dinyatakan tidak terjadi

gejala multikolineritas.

3) Nilai VIF untuk variabel selera sebesar 1,124 < 10 dan nilai toleransi

sebesar 0,890 > 0,10 sehingga variabel selera dinyatakan tidak terjadi

gejala multikolineritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Uji ini

merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang harus dilakukan pada regresi

linear. Apabila asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi

dinyatakan tidak valid sebagai alat peramalan. Berdasarkan ketentuan pada Uji

Glejser.

a) Jika variabel independen signifikan secara statistik memiliki nilai

signifikansi (Sig.) < 0,05, maka terjadi gangguan heteroskedastisitas.

b) Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik memiliki nilai

signifikansi (Sig.) > 0,05, maka tidak terjadi gangguan

heteroskesdastisitas.
82

Tabel 4.14
Uji Heteroskedastisitas Dengan Metode Glejser

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) ,965 ,763 1,264 ,209
PENDAPATAN ,035 ,043 ,092 ,826 ,411
1
HARGA -,029 ,045 -,075 -,638 ,525
SELERA -,069 ,355 -,021 -,193 ,847
a. Dependent Variable: Abs_RES
Sumber: hasil data yang diolah dengas spss

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas yang dapat dilihat pada tabel

4.14, maka diketahui nilai signifikasi masing masing variabel sebagai berikut:

1) Nilai (sig) untuk variabel pendapatan sebesar 0,411 > 0,05 maka dapat

dinyatakan bahwa variabel pendapatan tidak terjadi gangguan

heteroskedastisitas.

2) Nilai (sig) untuk variabel harga sebesar 0,525 > 0,05 maka dapat

dinyatakan bahwa variabel harga tidak terjadi gangguan

heteroskedastisitas.

3) Nilai (sig) untuk variabel selera sebesar 0,847 > 0,05 maka dapat

dinyatakan bahwa variabel selera tidak terjadi gangguan

heteroskedastisitas.

4. Uji hipotesis

a. Uji parsial (uji t)

Uji t atau uji parsial dimaksudkan untuk menguji bagaimana pengaruh

masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variable


83

terikatnya. Kriteria hipotesis diterima atau ditolak yaitu dengan membandingkan

antara nilai probability signifikansi dengan (sig) 0,05 dengan kriteria sebagai

berikut:

(a) Jika probability signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

(b) Jika probability signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Tabel 4.15
Hasil Uji Parsial (uji t)

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 7,164 1,401 5,113 ,000
PENDAPATAN ,188 ,078 ,245 2,399 ,018
1
HARGA ,072 ,082 ,094 ,873 ,385
SELERA 1,509 ,652 ,230 2,315 ,023
a. Dependent Variable: PERMINTAAN
Sumber: hasil data yang diolah dengas spss

Uji t merupakan uji secara parsial variabel independent (pendapatan, harga,

selera) terhadap variabel dependen (permintaan). Berdasarkan pada tabel 4.15

maka diuraikan penjelasan uji parsial pada masing-masing variabel sebagai

berikut:

1) Nilai koefisien sebesar 0,188 dan nilai (sig) untuk variabel pendapatan

sebesar 0,018 < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel pendapatan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan konsumen.

2) Nilai koefisien sebesar 0,072 dan nilai (sig) untuk variabel harga

sebesar 0,385 > 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel harga tidak

berpengaruh dan tidak signifikan terhadap permintaan konsumen.


84

3) Nilai koefisien sebesar 1,509 dan nilai (sig) untuk variabel selera

sebesar 0,023 < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan

selera terhadap permintaan konsumen

b. Uji simultan (uji F)

Uji F merupakan uji secara simultan untuk mengetahui apakah variabel

pendapatan, harga, dan selera secara simultan mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap permintaan. Kriteria hipotesis diterima atau ditolak yaitu

dengan mebandingkan antara nilai probability signifikansi dengan 0,05 dengan

ketentuan kriteria sebagai berikut:

(c) Jika probability signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

(d) Jika probability signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Tabel 4.16
Hasil Uji Simultan (uji F)

ANOVAa
Model Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 26,034 3 8,678 5,978 ,001b
1 Residual 139,356 96 1,452
Total 165,390 99
a. Dependent Variable: PERMINTAAN
b. Predictors: (Constant), SELERA, HARGA, PENDAPATAN
Sumber: hasil data yang diolah dengas spss

Dari hasil regresi pada tabel 4.16. Pengaruh variabel pendapatan (X1),

harga (X2), selera (D1) terhadap permintaan konsumen (Y) maka diperoleh tingkat

signifikansi 0,001 < 0,05. Hal ini dapat menunjukkan bahwa ketiga variabel

tersebut, yakni pendapatan (X1), harga (X2), selera (D1) secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap variabel permintaan (Y).


85

E. Pembahasan Penelitian

1. Pengaruh pendapatan terhadap permintaan

Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai koefisien pendapatan adalah 0,188

(positif) dan nilai signifikansi 0,018 < 0,05. Artinya pendapatan mempunyai

pengaruh signifikan terhadap permintaan konsumen dikarenakan nilai sig t yang

lebih kecil dari alpha (0,05). Hasil ini sesuai dengan hipotesis pertama yang

menyatakan bahwa pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan

konsumen warkop dikota makassar. Hal ini terjadi karena jumlah pendapatan

konsumen dalam penelitian cukup untuk menciptakan permintaan, sehingga

konsumen akan selalu mampu untuk menciptakan permintaan akan produk kopi.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Rahma Sari Siregar (2016) yaitu Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Keranjang Anyaman

Bambu (Studi Kasus Pengrajin Keranjang Anyaman Bambu, Kelurahan Jati

Utomo Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai) dimana hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan

konsumen.

Hasil ini juga sejalan dengan Teori Konsumsi Keynes yang dikenal dengan

Hipotesis Pendapatan Absolut (Absolute Income Hypotesis) yang pada intinya

menjelaskan bahwa konsumsi seseorang ataupun masyarakat secara absolut

ditentukan oleh tingkat pendapatan, kalaupun ada faktor lain yang juga

menentukan, maka menurut Keynes kesemuanya itu tidak berarti apa-apa dan

sangat tidak menentukan.


86

2. Pengaruh harga terhadap permintaan

Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai koefisien harga adalah 0,072 dan

nilai signifikansi 0,835 > 0,05, artinya harga tidak mempunyai pengaruh terhadap

permintaan konsumen dikarenakan nilai sig t lebih besar dari alpa (0,05). Hasil

ini sesuai dengan hipotesis kedua yang menyatakan bahwa harga berpengaruh

negatif (tidak berpengaruh) terhadap permintaan konsumen. Hal ini terjadi karena

harga produk tidak sesuai dengan fasilitas yang disediakan

Hasil ini sejalan dengan penelitian Suriani & Juliansyah Putra (2012)

dengan penelitian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Gula di

Indonesia yang menyatakan bahwa Harga gula domestik mempunyai pengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan gula di Indonesia.

3. Pengaruh selera terhadap permintaan

Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai koefisien selera adalah 1,509 dan

nilai signifikansi 0,023 < 0,05, artinya variabel selera mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap permintaan konsumen dikarenakan nilai sig t lebih

kecil dari alpa (0,05). Hasil ini sesuai dengan hipotesis ketiga yang menyatakan

bahwa terdapat perbedaan selera terhadap permintaan konsumen dan signifikan

terhadap permintaan konsumen. Hal ini didasarkan pada faktor kepuasan terhadap

produk yang disajikan dalam hal ini adalah minuman kopi.

Hasil ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya Santi Pertiwi & Eva

Fauziah (2017) dalam penelitiannya Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Permintaan Barang Pangan dan Sandang Pada Perusahaan Ritel X Karawang

dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa variabel selera (cita rasa)
87

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap permintaan kebutuhan pangan

dan sandang pada perusahaan Ritel X Karawang.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1) pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan konsumen pada

warkop di kota makassar. Hal ini berarti bahwa pendapatan

memengaruhi daya beli masyarakat dan memengaruhi tingkat kuantitas

serta kualitas produk yang dikonsumsi.

2) harga tidak signifikan sehingga dinyatakan tidak berpengaruh terhadap

permintaan konsumen pada warkop di kota makassar . Hal ini berarti

fasilitas yang warkop sediakan tidak sesuai dengan harga produk

meskipun harga produk dapat dijangkau oleh semua konsumen.

3) Terdapat perbedaan selera terhadap permintaan konsumen pada warkop

di kota makassar. Hal ini berarti kepuasan konsumen akan produk yang

disajikan warkop tercapai.

4) Variabel pendapatan secara garis besar menjadi faktor yang paling

berpengaruh. Hal ini dapat dijelaskan pada standar koefisien yang paling

mendekati angka 0.

B. Saran

Adapun saran berdasarkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan maka

selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang diharapkan dapat

88
89

memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil dari penelitian ini.

Saran yang bisa disampaikan dari hasil penelitian yang didapat adalah sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggali variabel lain yang dapat

mempengaruhi permintaan konsumen sebagai objek penelitian.

2. Bagi pengusaha UMKM terkhusus warkop, diharapkan dengan penelitian

ini dapat memberikan masukan dan penentuan kebijakan dalam

menentukan variabel yang paling diinginkan konsumen sehingga mampu

meningkatkan permintaan konsumen terhadap produk pada warkop.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Makro & Mikro, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008, h. 105.bdul Solihin Wahab. (2005). Analisis Kebijakan dari
Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara Jakarta: Bumi Aksara.

Adrian Andhang Saputra, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Permintaan Telur Ayam Ras Di Kecamatan Semarang Tengah Kota
Semarang, jurnal ekonomi, 2017

Algifari (2015). Analisis Regresi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.

Bambang, Cahyono. 2012. Sukses Berkebun Kopi. Penerbit Mina: Jakarta.

Copper Dan Emory, Metode Penelitian Bisnis, Jakarta: Erlangga, 1996.

Diyah Sawitri, Ekonomi Mikro dan ImplementasinyaI, Yogyakarta: Graha Ilmu,


2014, h. 51

Dominick, Salvatore. 1996, Ekonomi Internasional. Terjemahan, Erlangga,


Jakarta.

FAO Stat. 2015. FAO Statistical Pocketbook World Food and Agriculture. Food
and Agriculture Organization of The United Nations: FAO.

Febrianti Rahmadani, Kustopo Budiraharjo Dan Hery Setiyawan, Analisis Faktor-


Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Daging Ayam Broiler Pada
Rumah Tangga Di Kabupaten Demak, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Volume
2, 2018.

https://id.wikipedia.org/wiki/Warung_kopi.

https://quran.kemenag.go.id/index.php/sura/5. (Diakses 23:02 tanggal 19 januari


2020).

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-harga.html. (diakses 04:10


tanggal 10 oktober 2019).

Irwanti Said. Warung Kopi Dan Gaya Hidup Modern. Jurnal Alkhitabah. Vol III, 2017.

Ismi Mahardini Nenik Woyanti, Analisis Pengaruh Harga, Pendapatan, Lokasi,


Dan Fasilitas Terhadap Permintaan Rumah Sederhana, Jurnal Ekonomi,
Volume 1, 2012

Istijanto, (2014) Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, hal
83

90
91

M, Daniel. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.


M. Nur Rianto AL Arif & Dr. Euis Amalia, Teori Mikroekonomi: Suatu
Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010, h. 46.

Murdani, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen


Terhadap Telur Ayam Ras Di Desa Tambon Baroh Kecamatan Dewantara
Kabupaten Aceh Utara, jurnal agrifo, volume 3, 2018

Mustafa Edwin Nasution, dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta:


Kencana Media Group, 2006, h. 80-81.

N. Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi, Jakarta: penerbit Erlangga, 2003, h. 85.


Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Yogyakarta: PT
Raja Grafindo, 2008, h. 173.

Rahma Sari Siregar, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan


Penawaran Keranjang Anyaman Bambu (Studi Kasus Pengrajin
Keranjang Anyaman Bambu, Kelurahan Jati Utomo Kecamatan Binjai
Utara Kota Binjai), jurnal agribisnis, 2016.

Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar (Jakarta: PT.Raja grafindo


Persada, 2008), h. 384.

Sadono, Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi. (Jakarta: PT. Salemba, 2003).
Salim, 2005, Hukum Pertambangan di Indonesia, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Santi Pertiwi & Eva Fauziah, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Permintaan Barang Pangan dan Sandang Pada Perusahaan Ritel X
Karawang, jurnal manajemen dan bisnis kreatif, 2017.

Santoso S. Spss20 Pengolahan Data Statistik Di Era Informasi, Jakarta, PT.Alex


Media Komputindo, Kelompok Gramedia, 2015, h 342.

Solikatun Dkk, Perilaku Konsumsi Kopi Sebagai Budaya Masyarakat Konsumsi,


(Semarang: Jurnal Analisa Sosiologi, 2015), H. 2.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung :Alfabeta,


2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, Dan


R&D). Bandung: Alfabeta. 2016.
92

Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Penerbit PT.
Salemba.

Suriani & Juliansyah Putra, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Gula


Di Indonesia, jurnal ekonomika, volume 3, 2012.

Valdin Lazuardi dan Setyo Pantawis, Pengaruh Pendapatan Terhadap


Permintaan Properti Komersial Dan Keputusan Investasi Di Kota
Semarang. Jurnal economics and bangking, volume 2, 2019.

W, Nicholson.1995. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Terjemahan


dari Intermediate Microeconomics, oleh Agus Maulana. Jakarta: Binarupa
Aksara.

Welem Anthonie Bawole Dr. Evelin J. R. Kawung Dr. A. Purwanto. Respons


Pemilik Warung Kecil Terhadap Kehadiran Usaha Waralaba Di Kelurahan
Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado. Jurnal Acta Diurna Volume
VI. No. 3, 2017.
93

L
A
M
P
I
R
A
N
94

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

Dengan hormat saya Ali Mahdi Muhammad Nim: 90300114062 dari


jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam memohon kesediannya
untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir
Strata Satu (S1) yang mana merupakan salah satu persyaratan penulisan skripsi,
Adapun judul skripsi yang saya ajukan dalam penelitian ini adalah “Analisis
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap
Warkop Di Kota Makassar”

A. Identitas Responden

Nama :
jenis kelamin : P / L (lingkari salah satu)
Karakteristik responden

1. Usia :
2. Tingkat pendidikan terakhir : (pilih salah satu alternatif jawaban)
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan tinggi
3. Pekerjaan
a. PNS
b. Karyawan swasta
c. Wiraswasta
d. Pelajar/mahasiswa
e. Lain-lain: …………
4. Pendapatan perbulan: Rp……

a. <Rp 1.000.000
b. Rp 1.000.000 - Rp 3.000.000
95

c. Rp 3.000.000 - Rp 4.000.000
d. Rp 4.000.000 - Rp 5.000.000
e. >Rp 5.000.000

Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

Berilah tanda () pada jawaban yang dipilih.

B. Pertanyaan Kuisioner

1. Harga

No. Pertanyaan SS S KS TS STS


1. Harga Produk sesuai dengan kualitas
2. Harga produk dapat dijangkau oleh
semua konsumen
3. Harga produk bervariasi
4. Harga produk sesuai dengan fasilitas
yang warkop sediakan

2. Pendapatan

No. Pertanyaan SS S KS TS STS


1. Saya selalu memiliki daya beli untuk
membeli produk di warkop
2. Pendapatan saya cukup untuk membeli
produk di warkop
3. Pendapatan saya memengaruhi kuantitas
konsumsi saya terhadap produk di
warkop
4. Pendapatan saya berpengaruh terhadap
tingkat kualitas produk kopi yang saya
konsumsi di warkop
96

3. Selera

Apakah Anda puas dengan produk yang disajikan

a.Ya b. Tidak

4. Permintaan Konsumen

No. Pertanyaan SS S KS TS STS


1. Produk yang ditawarkan warkop
menjadi daya tarik konsumen
2. Lokasi warkop memengaruhi minat beli
konsumen
3. Kualitas pelayanan warkop menjadi
daya tarik utama bagi konsumen
97

LAMPIRAN 2
98

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ali Mahdi Muhammad, Lahir Di Lampa Toa,

10 November 1995. Penulis Adalah Anak

keempat Dari Pasangan Bapak M. Iqbal Y Dan

Ibu St. Aisyah. Penulis Memulai Jenjang

Pendidikannya Di Sekolah Dasar Negeri 039

dan sekolah dasar negeri 003 Kecamatan

mapilli Kabupaten Polewali Mandar Dan

Lulus Pada Tahun 2006. Penulis Selanjutnya

Menempuh Pendidikan Di SMP Negeri 1 Wonomulyo Kabupaten Polewali

Mandar Provinsi Sulawesi Barat Dan Lulus Pada Tahun 2009. Penulis Kemudian

Melanjutkan Pendidikannya Pada Sekolah Madrasah Aliah Negeri 1 Lampa

Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat Dan Lulus Pada Tahun

2012. Penulis Lalu Kemudian Melanjutkan Pendidikannya Pada Jenjang

Perkuliahan Pada Tahun 2014. Di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Dan Lulus Pada Jalur Nasional UMM Dan Terdaftar Sebagai Mahasiswa Jurusan

Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. Program Strata Satu (S1) Di

UIN Alauddin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai