SKRIPSI
OLEH:
NIM : 90300114049
pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang
pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu
perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini
yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat dan pasal 70).
ii
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Kampus I Jl. Slt Alauddn Makassar Tlp. (0411) 864924 Fax 864923
Kampus II Jl. Slt. Alauddin No. 36 Samata Sungguminasa- Gowa Tlp. (0411) 424835 Fax424836
PENGESAHAN SKRIPSI
DEWAN PENGUJI
Diketahui oleh :
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Alauddin Makassar
iii
KATA PENGANTAR
zat yang menurut Al-Qur’an kepada yang tidak diragukan sedikitpun ajaran yang
SAW yang merupakan rahmat Lil Alamin yang mengeluarkan manusia dari
lumpur jahiliyah, menuju kepada peradaban yang Islami. Semoga jalan yang
dirintis beliau tetap menjadi obor bagi perjalanan hidup manusia, sehingga ia
salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi S1 dan memperoleh gelar Sarjana
Sejak awal terlintas dalam pikiran penulis akan adanya hambatan dan
rintangan, namun dengan adanya bantuan moril maupun materil dari segenap
tercinta ayahnda Muh. Arief F. dan Ibunda Ely Suhaely telah bekerja keras
iv
membanting tulang tanpa kenal lelah. Yang telah melahirkan, mengasuh,
membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dengan sepenuh hati hingga
ibunda tercinta. Serta Muhammad Sabri Arief dan Muthiah Ramadhani Arief
sebagai adik terbaik yang selalu mendukung jalan yang penulis ambil, dan
mencapai kesuksesan.
diantaranya :
1. Bapak Prof. Drs. Hamdan Juhannis MA.Ag, Ph.D, selaku Rektor beserta
2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag selaku Dekan beserta Wakil Dekan
I, II, dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.
3. Bapak Dr. Hasbiullah, S.E., M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan
Bapak Dr. Alim syariati, S.E., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi
4. Bapak Prof. H. Muslimin Kara, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Abdul
skripsi ini.
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar
terkhusus dosen Jurusan Ilmu Ekonomi yang telah memberikan bekal ilmu
v
6. Seluruh staf akademik dan tata usaha, serta staf jurusan Ilmu Ekonomi UIN
Alauddin Makassar.
shiddiq, bahrun, Andi Rakhmat Nur H, Suardi yang telah setia menemani dari
sarjana seperti saat ini. Teruslah berjuang dalam masa depan dan jangan
saling melupakan.
mungkin kusebut satu per satu, dan suatu hal yang membingungkan apabila
ingin menyebut nama siapa yang pertama untuk ditulis sebab kalian semua
sejajar dalam ingatanku. Spesial untuk kalian, semua teman-teman kelas Ilmu
masing. Terima kasih atas tawa, canda, baper, dan seluruh jenis perasaan
yang telah kita ciptakan bersama di dalam maupun di luar kelas. Teruslah
menebar manfaat dan semoga jadi orang yang berguna di masa depan.
Suriadi, Hamzah, Ali, Khairil, Siddiq, Fajar, Ical, Rachmat, dan Bahrun.
Sebagai tim bully, “pagosip”, dan calon-calon imam yang baik. Terima kasih
Gorengan yang biasa kita makan bersama-sama dalam satu piring, main
vi
badminton, serta segala aktivitas sederhana lainnya yang kita habiskan
bersama akan menjadi kenangan yang patut kita rindukan di kemudian hari.
posko desa Pakeng, Kecamatan Lembang. Program kerja yang kurang lebih
11. Kepada pak Kepala Desa Pakeng beserta keluarga, dan juga jajaran perangkat
desa Pakeng. Terima kasih atas didikan, jamuan, serta ajaran-ajaran kultural
12. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi dan kuliah penulis dari
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada UIN Alauddin Makassar dan
semakin menyadari bahwa Allah adalah sumber segala sumber ilmu pengetahuan
Ta’ala.
vii
Gowa, September 2021
Penulis,
viii
DAFTAR ISI
SAMPUL ......................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 14
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 14
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 16
A. Landasan Teori ..................................................................................... 16
1. Pertumbuhan Ekonomi .................................................................. 16
2. Konsep Usaha Mikro Kecil Menengah ......................................... 25
3. Jumlah Unit Usaha ........................................................................ 33
4. Ekspor Sektor UMKM .................................................................. 35
5. Produk Domestik Bruto (PDRB) .................................................. 38
B. Keterkaitan Antar Variabel .................................................................. 42
C. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 44
D. Kerangka Pikir ..................................................................................... 53
E. Hipotesis............................................................................................... 54
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 55
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 55
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 55
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 56
D. Metode dan Pengumpulan Data .................................................... 56
E. Metode Analisis Data .................................................................... 57
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 65
A. Deskripsi Umum Kabupaten Pangkep .......................................... 65
1. Keadaan Geografis Dan Iklim .................................................. 65
2. Pemerintah ................................................................................ 66
3. Penduduk Dan Ketenagakerjaan............................................... 67
B. Deskripsi Variabel Penelitian ........................................................ 68
1. Pertumbuhan Ekonomi (Pdrb) .................................................. 69
ix
2. Jumlah Umkm .......................................................................... 70
3. Nilai Ekspor Umkm .................................................................. 72
C. Analisis Regresi............................................................................. 73
D. Pembahasan ................................................................................... 83
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 89
A. Kesimpulan.................................................................................... 89
B. Saran .............................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91
LAMPIRAN .................................................................................................... 95
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
ABSTRAK
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari satu periode ke tahun berikutnya, yang berarti jumlah barang dan jasa yang
apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
pekerjaan maka akan memperoleh pendapatan dan dari pendapatan tersebut dapat
1
Lutfiyah "Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm)
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Bangkalan" Jurnal Ekonomi Pendidikan
Dan Kewirausahaan, Vol. 4 no.2, 2017), hlm. 204-213.
2
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta, Penerbit: Rajawali Pers,
2011), hlm. 423.
1
2
hal tersebut sebagai kewajiban bagi orang-orang yang mampu, lebih dari itu Allah
swt akan memberikan balasan yang setimpal yang sesuai dengan amal atau kerja
keras yang telah dilakukan, sesuai dengan firman Allah swt dalam QS. Al-
Jumuah/62: 10,
mencari rezeki di muka bumi ini setelah menunaikan ibadah shalat. Hal ini
bumi) perintah ini menunjukkan pengertian ibahah atau boleh (dan carilah) carilah
pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Salah satu daerah yang akan dilihat
3
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Solo, Penerbit: Zigma, 2010), hlm. 22.
3
Regional Bruto (PDRB), baik atas harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.5 Berikut
Tabel 1.1
PDRB atas Dasar Harga Konstan (Miliar Rupiah) Kabupaten Pangkep
mengalami kenaikan tiap tahunnya dari 2015 – 2019. Pada tahun 2015 PDRB di
sebesar 20.555,57. Pada tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 22.293,96. Pada
tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 23.944,89. Pada tahun 2019 mengalami
4
Nuratmi Eka Septiyanti, Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kota makassar Tahun 2002-2013 (Makassar: UINAM, 2013), hlm. 6.
5
Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat, Statistik Indonesia Tahun 2010, (JakartaPusat,
Penerbit: Badan Pusat Statistik, 2010).
4
sebelumnya.
yang kondusif bagi terlaksananya proses pembangunan daerah sejak dari langkah
awal (perencanaan) hingga proses evaluasinya, sehingga apa yang diharapkan dari
Mikro Kecil Menengah (UMKM). UMKM adalah bagian integral dari dunia
6
Pradnya Paramita Hapsari, Abdul Hakim, dan Saleh Soeaidy, “Pengaruh Pertumbuhan
Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi di Pemerintah Kota
Batu)”, Wacana, Vol. 17, No. 2 (2014), hlm. 89.
7
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 23.
5
ekonomi di Indonesia. Kondisi krisis terjadi priode tahun 1997 hingga 1998,
hanya sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang mampu tetap
berdiri kokoh. Data Badan Pusat Stastistik merilis keadaan tersebut pasca krisi
teruas, bahkan mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja samapai
tahun 2012, pada tahun itu jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 56.539.560
unit.10
hal tersebut didukung dengan potensi sumber daya alam dan letak geografis yang
yaitu terkait dengan modal, akses distribusi, dan teknologi, untuk mencapai hal
8
Mukti Fajar, UMKM di Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi, (Yogyakarta, Penerbit:
Pustaka Pelajar, 2016), hlm. 239.
9
Roy, Mochamad Indrajit, Analisis Pertumbuhan Pembiayaan UMKM terhadap
Pertumbuhan Laba Bersih Bprs di Indonesia. Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam, Vol 08, No
01, (2017).
10
Suci, Yuli Rahmini, "Perkembangan UMKM (Usaha mikro kecil dan menengah) di
Indonesia." Cano Ekonomos Vol. 06 No.01, (2017), hlm. 51-58.
6
tersebut maka perlu adanya strategi agar dapat mencapai suatu sasaran sehingga
oleh pemerintah, sehingga UMKM termasuk dalam salah satu fokus program
Pernyataan ini didukung data dari Kementrian Koperasi dan UMKM yang
terdapat pada tabel 1.2, yang menunjukkan bahwa dari tahun 2015-2019 jumlah
Tabel 1.2
Jumlah Usaha Mikro Kabupaten Pangkep Tahun 2016-2019
Berdasarkan tabel 1.2 disimpulkan bahwa jumlah unit Usaha Mikro dari
tahun 2016-2019 mengalami fluaktif. Jumlah unit Usaha Mikro terendah pada
tahun 2018 yaitu sebesar 943 unit, jumlah unit Usaha Mikro tertinggi pada tahun
7
2019 yaitu sebesar 2.930 unit. Adapun mengenai perkembangan jumlah unit
Tabel 1.3
Jumlah Usaha Kecil Kabupaten Pangkep Tahun 2016-2019
Berdasarkan tabel 1.3 disimpulkan bahwa jumlah unit Usaha Kecil dari
pada tahun 2016 yaitu sebesar 177 unit, jumlah unit Usaha Kecil tertinggi pada
tahun 2019 yaitu sebesar 588 unit. Adapun mengenai perkembangan jumlah unit
Tabel 1.4
Jumlah Usaha Menengah Kabupaten Pangkep Tahun 2016-2019
Berdasarkan tabel 1.4 disimpulkan bahwa jumlah unit Usaha Menengah dari
tahun 2016-2019 mengalami fluaktif. pada tahun 2018 tidak ada penambahan
jumlah unit Usaha Menengah, sedangkan jumlah unit Usaha Mikro pada tahun
2016 s/d 2017 dan 2019 memiliki jumlah unit Usahaa Menengah sebesar 29 unit.
Kabupaten Pangkep dalam rentang tahun 2016-2019 terdapat pada tabel 1.5
berikut:
9
Tabel 1.5
Jumlah Usaha Mikro Kabupaten Pangkep Tahun 2016-2019
Berdasarkan tabel 1.5 disimpulkan bahwa jumlah unit UMKM dari tahun
2016-2019 mengalami fluaktif. Jumlah unit UMKM terendah pada tahun 2018
yaitu sebesar 1.354 unit, jumlah unit Usaha Mikro tertinggi pada tahun 2019
yaitu sebesar 3.547 unit. Hal ini kemudian yang akan menjadi analisis penelitian
Pangkep.
ekspor masih sangat memiliki prospek yang cukup baik dan memiliki potensi
yang cukup besar di masa mendatang. Pada era globalisasi ini membuka peluang
sekaligus tantangan bagi pengusaha Indonesia termasuk usaha kecil, karena pada
era ini daya saing produk sangat tinggi, live cycle product relatif pendek mengikut
10
trend pasar, dan kemampuan inovasi produk relatif cepat. Usaha Kecil Menengah
merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu Negara ataupun
UMKM di kabupaten Pangkep dalam kurun waktu 2015-2019 pada tabel 1.6
berikut
Tabel 1.6
Perkembangan Ekspor UMKM di Kabupaten Pangkep
Berdasarkan tabel 1.6 disimpulkan bahwa jumlah ekspor UMKM dari tahun
2015 sampai tahun 2019 mengalami kenaikan secara terus menerus. Tahun 2015
ekspor UMKM sebesar 15.162,18 miliar. Lalu di tahun 2016 ekspor UMKM
signifikan yaitu sebesar 19.013,95 miliar. Dan nilai ekspor UMKM terbesar
terjadi pada tahun 2019 yaitu sebesar 19.640,93. Dari hal tersebut dapat dilihat
11
Kristiyanti, Mariana, "Peran Strategis Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam
Pembangunan Nasional." Majalah Ilmiah Informatika Vol. 03 No.01, (2012), hlm. 63-89.
11
daerah.
Indonesia, merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang penting. Dalam situasi
hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja, nilai investasi, dan
12
Sani, Abdillah, And Widyaiswara Madya, “Kendala Komunikasi Pemasaran dalam
Mensukseskan Bisnis Ekspor Usaha Kecil dan Menengah, “ Academia.edu Vol.02 No. 01, (2018),
hlm. 2.
13
Siswati Rachman, “Analisis Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah Sektor
Manufaktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar”, Administrare, Vol. 3 No. 2,
(2016), hlm. 71.
12
makro.14
menunjukkan bahwa jumlah unit UMKM, PDB UMKM dan investasi secara
menunjukkan bahwa variabel jumlah unit UMKM dan nilai investasi UMKM
ekonomidi Indonesia, sedangkan variabel tenaga kerja UMKM dan nilai ekspor
14
Ade Raselawati, Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah terhadap Pertumbuhan
Ekonomi pada Sektor UKM di Indonesia, Skripsi (Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011), hlm. 87.
15
Nur Hasanah Bustam, “Pengaruh Jumlah Unit, PDB dan Investasi UMKM terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia Periode 2009-2013”, Kutubkhanah: Jurnal Penelitian
sosial keagamaan,Vol.19, No.2 (Juli-Desember 2016), hlm. 250.
16
Mahardea Puspa Senja, analisis Pengaruh Jumlah UMKM, Jumlah Tenaga Kerja UMKM,
Ekspor UMKM dan Investasi UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Skripsi
(Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2016), hlm. Vii.
13
adalah variabel tenaga kerja UMKM, ekspor UMKM, dan investasi UMKM. Dari
penelitian ini variabel yang paling dominan mempengaruhi PDRB adalah variabel
tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin sedikit pengangguran
berarti tingkat pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari pembentukan PDRB akan
semakin meningkat.17
Kabupaten Pangkep tidak bisa dilepaskan dari peranan dunia usaha yang sudah
ada, baik skala kecil maupun skala besar. Jumlah dunia usaha yang kian semakin
asli daerahnya.
Kabupaten Pangkep menjadi salah satu kota yang menarik dan berpotensi
UKM memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas, terutama yang
UMKM dan nilai ekspor UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi pada sektor
UMKM di Kabupaten Pangkep dari tahun 2015 sampai 2019, maka penulis
B. Rumusan Masalah
maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan dalam penelitian ini terkait :
Pangkep?
Pangkep?
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten Pangkep.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoretis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melengkapi kajian teori yang
2. Kegunaan Praktis
LANDASAN TEORETIS
A. Pertumbuhan Ekonomi
yang menyebabkan barang dan jasa yang diprosuksi dalam masyarakat bertambah
dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto rill atau pendapatan nasional rill.
Pertumbuhan Ekonomi adalah salah satu indikator yang sangat penting dalam
tertentu.20
18
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, hlm. 9.
19
Ade Resalawati, “Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap pertumbuhan
ekonomi pada sektor UKM Indonesia”, hlm. 34.
20
Zakaria Juniddin, Pengantar Teori Ekonomi Makro, (Jakarta, Penerbit: Gaung Persada
Press, 2009), hlm. 104.
21
Hartini Tunggaluh, Teori Ekonomi Makro, (Makassar: 2012), hlm. 79
16
17
aneka barang dan jasa bagi rakyatnya. Kapasitas itu bertumpu pada kemajuan
can contribute to human welfare (Sebuah pertumbuhan produksi atau hasil yang
terus menerus dengan cara yang benar yang dapat memberikan konstribusi bagi
pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-
masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang
ekonomi daerah yang bersangkutan. Berdasarkan firman Allah swt dalam QS al-
Jumu’ah/62: 10,
22
Sugiarto, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta, 2002), hlm. 2.
23
Zainal Abidin, “Meneropong Konsep Pertumbuhan Ekonomi (Telaah Atas Kontribusi
Sistem Ekonomi Islam atas Sistem Ekonomi Konvensional)”, Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 7 No.2
(Desember 2012), hlm. 3.
18
Terjemahnya:
Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.24
Ayat yang ke 10, ditegaskan apabila ibadah shalat telah dilaksanakan, maka
kita di peruntukkan untuk melanjutkan aktivitas untuk mencari karunia Allah. Hal
ini memberi pengertian bahwa kita tidak boleh malas karena rezki Allah tidak
datang dengan sendirinya. Potensi akal yang dimiliki manusia hendaknya menjadi
kerja secara inovatif, agar hidupnya lebih berkualitas. Umat Islam yang telah
selesai menunaikan shalat diperintahkan Allah untuk berusaha atau bekerja agar
lain-lain.
Menurut pandangan para ekonom Klasik antara lain Adam Smith, David
Ricardo, Thomas Robert Malthus dan John Stuart Mill, maupun ekonom Neo-
Klasik antara lain Robert Solow dan Trevor Swan, pada dasarnya ada empat
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu (a) jumlah penduduk, (b)
jumlah stok barang modal, (c) luas tanah dan kekayaan alam, dan (d) tingkat
a. Adam Smith
yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan meninggikan
24
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 22.
19
adanya pembagian kerja antarpelaku ekonomi. Dalam hal ini, Adam Smith
memandang pekerja sebagai salah satu input (masukan) bagi proses produksi.
Pembagian kerja merupakan titik sentral pembahasan dalam teori Adam Smith,
b. Schumpeter
inflasioner merupakan satu metode tepat yang kini dicoba untuk diterapkan oleh
kerja pada lapangan pekerjaan yang menguntungkan sebagai akibat dari inovasi.
25
Nurul Huda, Ekonomi Pembangunan Islam, (Jakarta, Penerbit: Kencana, 2015), hlm. 91.
20
pelajaran untuk menghindari kesulitan tambahan dan tidak perlu yang menyertai
c. Harrord-Domar
yang diperlakukan agar pertumbuhan yang mantap (steady growth) akan selalu
ekspor, impor, dan gross national product. Model ini bertujuan untuk
26
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta, Penerbit: Rajawali
Pers, 2012), hlm. 125.
27
Nurul Huda, Ekonomi Pembangunan Islam, hlm. 101.
21
d. Neoklasik
Swan growth model) pertama kali dikembangkan pada tahun 1950 oleh Robert
Solow dan Trevor Swan dan secara merupakan model pertumbuhan pertama yang
secara efisien, dan terdapat imbal hasil yang selalu berkurang (diminishing
adanya technological change. Hal ini penting karena menurut Solow dan Swan
daya yang ada akan terjadi diminishing marginal product sehingga dengan adanya
28
Nurul Huda, Ekonomi Pembangunan Islam, hlm. 106.
29
Nurul Huda, Ekonomi Pembangunan Islam, hlm. 107-108.
22
a. Faktor Ekonomi
1) Sumber Alam
adalah sumber alam atau tanah. “Tanah” sebagaimana dipergunakan dalam ilmu
ekonomi mencakup sumber alam seperti kesuburan tanah, letak dan susunannya,
kekayaan hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan, dan sebagainya. Bagi
penting. Suatu negara yang kekurangan sumber alam tidak akan dapat
lain yang sama, orang dapat mempergunakan dengan lebih baik kekayaan
dalam dan luar negeri negara. Jadi dalam pertumbuhan ekonomi, kekayaan alam
yang melimpah saja belum cukup, yang terpenting ialah pemanfaatannya secara
tepat dengan teknologi yang baik sehingga efisiensi dipertinggi dan sumber dapat
2) Akumulasi Modal
direproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu, disebut
30
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, hlm. 69.
23
kegiatannya saat ini sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi
pabrik dan peralatannya”. Dalam arti ini pembentukan modal merupakan investasi
dalam bentuk barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output
3) Organisasi
4) Kemajuan Teknologi
metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari teknik
31
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, hlm. 69.
32
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, hlm. 70.
24
modal dan faktor produksi yang lain. Kuznets mencatat ada lima pola penting
penyempurnaan.33
produksi buruh. Setiap buruh menjadi lebih efisien dari pada sebelumnya. Ia
menghemat waktu. Ia mampu menemukan mesin baru dan berbagai proses baru
pembagian kerja tergantung pada luas pasar. Luas pasar, sebaliknya, tergantung
produksi pada umumnya, sarana transportasi dan sebagainya. Jika skala produksi
luas, spesialisasi dan pembagian kerja akan meluas pula. Alhasil, jika produksi
semakin banyak tersedia dan manfaat dari investasi minimal berkembang baik.
33
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, hlm. 72.
25
ekonomi. Oleh karena itu, faktor nonekonomi juga memiliki arti penting di dalam
di luar analisis faktor ekonomi, membawa kita kepada pengkajian tehadap unsur-
unsur penentu yang bersifat psikologis dan sosiologis dalam faktor-faktor ini.35
1. Definisi UMKM
usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha
orang.36 UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
34
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, hlm. 73.
35
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, hlm. 73.
36
Lies Maria Hamzah, “Devi Agustien, Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah terhadap Pendapatan Nasional pada Sektor UMKM di Indonesia”, Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Volume 8 No 2 (Juli 2019), hlm. 214-215.
26
oleh orang perorangan atau Badan Usaha disemua sektor ekonomi.37 Pada
prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro (UMi), Usaha Kecil (UK), Usaha
Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB) umumnya didasarkan pada nilai asset
awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata pertahun atau njumlah
pekerja tetap. Namun definisi UMKM berdasarkan ketiga alat ukur ini berbeda
disetiap Negara.
(Kemenkop dan UKM), yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk
Usaha Mikro adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki
Sementara itu Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga
a. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha
37
Tulus Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting,
(Jakarta, Penerbit: Salemba Empat, 2012), hlm. 2.
38
Nur Hasanah Bustam, “Pengaruh Jumlah Unit, PDB dan Investasi UMKM terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia Periode 2009-2013”, Kutubkhanah: Jurnal Penelitian
Sosial Keagamaan, Vol. 19, No. 2 (Juli-Desember 2016), hlm. 252.
27
b. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
c. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan
kerja untuk mencari nafkah, yang labih umum biasa disebut sektor informal.
39
Mukti Fajar, UMKM di Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi, (Yogyakarta, Penerbit:
Pustaka Pelajar, 2016), hlm. 112.
28
2. Peran UMKM
masyarakat, pencipta pasar baru dan sumber inovasi dan kontribusi terhadap
neraca pembayaran.41 Maka dari itu pemberdayaan UKM sangat diperlukan guna
menunjang produktivitas yang berkelanjutan pada sektor UKM yang juga akan
Dua pertiga dunia usaha didunia adalah UMKM dan jumlah terbanyak ada
modal dan UMKM tersebar hingga pelosok daerah dan sebagai salah satu usaha
lapangan kerja bagi kaum monoritas yaitu masyarakat dengan kelas belakang
40
Ade Resalawati, “Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap pertumbuhan
ekonomi pada sektor UKM Indonesia”, Skripsi (Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011), hlm. 31.
41
Departemen Koperasi, Data Usaha Mikro Kecil dan Menengah tahun 1999-2016,
(Departemen Koperasi, 2017).
42
Sudha Vankatesh and and Krishnaveni Muthiah, “SMEs in India: Importance and
Contribution”, Asian Journal Of Management Research, Volume 2 Issue 2, (2012), hlm. 793.
29
negara-negara maju (NM). Di negara maju, UMKM sangat penting, tidak hanya
usaha besar (UB), seperti halnya di negara sedang berkembang, tetapi juga
dari berbagai kalangan. Hal ini layak diterima usaha kecil karena perannya yang
Jutaan orang Indonesia bekerja pada sektor usaha kecil. Pada saat kesempatan
pengangguran, usaha kecil telah mampu berperan aktif dalam menekan angka
pengangguran tersebut.
barang dan jasa yang dihasilkan oleh usaha kecil. Seperti makanan, minuman,
c. Mengurangi Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Banyak orang yang
memadai. Maka dengan banyaknya usaha skala kecil yang didirikan sampai ke
43
Tulus Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting, hlm.
1.
30
Sehubungan dengan itu para pengusaha kecil yang membuka usaha di desa,
Kesadaran yang muncul terutama dari para pemuda penerus bangsa telah
citra diri bangsa Indonesia ke berbagai negara di dunia adalah wujud nyata
peran usaha kecil. Makanan khas daerah, pakaian adat, kesenian daerah
kecil telah berperan dalam menunjukkan jati dirinya sebagai pengusung nilai
a. Usaha ini bertebaran di seluruh pelosok dengan berbagai ragam bidang usaha.
b. Usaha ini beroperasi dengan investasi modal untuk aktiva tetap pada tingkat
yang rendah.
c. Sebagian besar usaha bisa dikatakan sebagai usaha padat karya, hal ini
44
Suparyanto, Kewirausahaan Konsep dan Realita Pada Usaha Kecil, (Bandung, Penerbit:
Alfabeta, 2016), hlm. 31-38.
31
c. Diperlukan adanya kerja keras dan waktu yang lama sebelum usaha
berkembang.
berkembang.45
masalah. Ada beberapa masalah yang umum dihadapi oleh pengusaha kecil dan
mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau,
berbeda tidak hanya menurut jenis produk atau pasar yang dilayani, tetapi juga
berbeda antar lokasi, antar wilayah, antar sentra, antar sektor atau antar subsektor,
jenis kegiatan dan antar unit usaha dalam kegiatan atau sektor yang sama.46
45
Lies Indriyatni, “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha
Mikro dan Kecil,” Jurnal STIE Semarang, Vol 5, No 1 (Februari 2013) ISSN:2252-7826.
46
Tulus Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting, hlm.
73.
32
dalam pengembangan perekonomian suatu negara maupun daerah. Oleh sebab itu,
Namun apakah cara dan jenis usaha yang ditempuh dalam memenuhi hajat hidup
itu sudah sesuai dengan aturan Islam, itulah yang menjadi persoalan dan harus di
perhatikan oleh pengusaha. Dalam menjalankan UMKM tentu saja ada batasan-
batasannya dalam memilah barang yang akan di produksi oleh pelaku usaha,
hidupnya, salah satu UMKM yang sering di jalankan oleh masyarakat adalah
47
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Solo, Penerbit: Zigma, 2010), hlm. 102.
33
hasil berupa keuntungan, upah, atau laba usaha. usaha adalah kegiatan dengan
mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan
(perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Usaha kecil,
menurut surat edaran Bank Indonesia Nomor 26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993
perihal Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total aset
maksimum Rp 600 juta (enam ratus juta) tidak termasuk tanah dan rumah yang
ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha
swasta, dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp 600
juta.48
pertumbuhan unit usaha suatu sektor dalam hal ini industri kecil dan menengah
Unit usaha atau unit produksi UMKM ialah suatu proses kegiatan usaha
48
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta, Penerbit: PT. Rineka cipta, 1997), hlm. 45.
34
UMKM. Semkin banyak jumlah unit usaha, maka semakin meningkat pula
terefleksi antara lain dari jumlah unit usahanya yang sangat banyak jauh melebihi
jumlah unit usaha dari kelompok industri.50 Secara umum, pertumbuhan unit
usaha suatu sektor dalam hal UMKM pada suatu daerah akan meningkatkan
terhadap pertumbuhan ekonomi, artinya jika unit usaha suatu industri ditambah
maka tingkat pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Semakin banyak unit usaha
semakin meningkat pula pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. UMKM terdiri dari
berbagai jenis industri yaitu industri makanan, furniture and meubel, pakaian
49
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, hlm. 45.
50
Abdul Karib, “Analisis Pengaruh Produksi, Investasi dan Unit Usaha terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Sumatera Barat”, Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, (September 2012), hlm. 60-61.
51
Risma Handayani, “Pengaruh Jumlah Unit Usaha dan Upah Minimum Regional terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Bantaeng Tahun 2001-
2015”, Skripsi (Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UINAM, 2016), hlm. 41.
52
Hajrah H, “Pengaruh Nilai Produksi, Investasi, dan Jumlah Unit Usaha terhadap Pe-
nyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kota Makassar”, Skripsi
(Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UINAM, 2017), hlm. 39.
35
1. Definisi Ekspor
pendapatan Nasional. Akan tetapi, hubungan yang sebaliknya tidak selalu berlaku,
yaitu kenaikan pendapatan Nasional belum tentu menaikkan ekspor oleh karena
tentunya harus mentaati peraturan bidang ekspor yang sesuai dan yang telah
tersedia guna keberlangsungan kegiatan perdagangan luar negeri yang akan atau
telah terjalin. Namun kegiatan perdagangan luar negeri juga dapat memberikan
Ekspor merupakan salah satu sumber devisa yang sangat dibutuhkan oleh
53
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta, Penerbit: Rajawali Pers,
2011), hlm. 350.
36
dalam kehidupan ini kita harus senantiasa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwa. Firman Allah swt dalam QS
Ash-Shaf/61: 10-11,
sendiri, tetapi karena Dia hendak pula menguji keimanan manusia. Dari sini ayat-
respon dari pihak UMKM. Keadaan ini dapat menggairahkan UMKM untuk
54
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 263.
37
memahami kultur, nilai, sikap, bahasa, kebiasaan, dan tata krama negara tujuan
negara. Namun kegiatan perdagangan luar negeri juga dapat memberikan dampak
kegiatan ekspor tersebut memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku meliputi
suatu daerah namun sebaliknya apabila kegiatan ekspor tersebut mendapati suatu
hambatan maka akan mempersulit kegiatan ekspor tersebut untuk bisa menembus
dan bersaing di dunia internasional. Jadi dapat dikatakan bahwa ekspor memiliki
kegiatan perdagangan luar negeri, yaitu apabila telah terjadi perdagangan luar
negeri maka harga akan melonjak atau meningkat dan bisa harga suatu barang
55
Simamora Bilson, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta, Penerbit: P.T Gramedia
Pustaka Utama, 2000), hlm. 167.
56
Yuliastri Hanni Riswara, “Pengaruh UKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 1999-2016,” Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, 2018),
hlm. 28.
38
apabila sudah terjadi perdagangan luar negeri maka konsumen akan merasakan
harga suatu produk lokal yang menjadi lebih mahal bahkan bisa saja sebanding
dengan harga produk di pasar internasional. Namun, produsen dari suatu barang
adalah sebagai jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit usaha dalam
suatu wilayah domestik. Atau merupakan jumlah hasil seluruh nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah.58
suatu wilayah tertentu dan dalam suatu periode tertentu (setahun) yang dihasilkan
oleh seluruh kegiatan ekonomi dalam suatu negara atau suatu daerah, ada dua cara
dalam penyajian PDRB, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan.59
a. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang
suatu daerah.
57
Yuliastri Hanni Riswara, “Pengaruh UKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 1999-2016,” hlm. 29.
58
BPS, Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha (Kabupaten Pangkep:
Bps, 2019), Hlm. 1.
59
Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Sumatera Selatan. Vol. 14 No. 02
(2014), hlm. 2-3.
39
b. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa
tersebut dapat dihitung menggunakan harga barang yanng berlaku pada satu
pengeluaran:60
a. Pendekatan Produksi, PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa
yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam
oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu
2) Konsumsi pemerintah,
sama. Dalam publikasi ini disajikan PDRB dengan pendekatan produksi dimana
60
BPS, Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut
Lapangan Usaha (Jakarta: BPS, 2019), hlm. 8.
40
lapangan usaha.
Data PDRB adalah salah satu indikator ekonomi makro yang dapat
daya ekonomi yang dihasilkan suatu daerah. Nilai PDRB yang besar
sebaliknya.
b. PDRB atas harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju
tahun ke tahun.
struktur perekonomian atau peranan setiap lapangan usaha dalam suatu daerah.
d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala
e. PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui
61
BPS, Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut
Lapangan Usaha, hlm. 9.
41
persoalan PDRB yang menjelaskan bahwa maksud PDRB bukan hanya aktivitas
produksi saja. Lebih dari itu, PDRB merupakan aktivitas menyeluruh dalam
bidang produksi yang berkaitan erat dengan keadilan distribusi. PDRB bukan
pertumbuhan ekonomi dalam Islam dapat dieksplorasi dari beberapa ayat Al-
Qur’an, diantaranya:
a. QS Nuh/71: 10-12:
Terjemahnya:
Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan
(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.63
b. QS al-A’raf/7: 96,
Terjemahnya:
Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
62
Moch. Zainuddin, Pertumbuhan Ekonomi dalam Prespektif Ekonomi Islam, Jurnal:
STAIN Kediri (2017).
63
Kemenag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, hlm. 528.
42
maupun sistem ekonomi manapun. Secara menyeluruh, hal ini dapat diasumsikan
bahwa PDRB akan membawa peluang dan pemerataan ekonomi yang lebih besar.
Satu fakta yang tak terbantahkan, pertumbuhan ekonomi dunia selama dua abad
ini menimbulkan dua efek yang sangat penting, yaitu: pertama, semakin
meningkatnya kemakmuran atau taraf hidup yang dicaapai oleh masyarakat dunia,
kedua, terbukanya kesempatan kerja baru bagi penduduk yang semakin bertambah
jumlahnya.65
mewarnai sebagian besar penduduk dunia. Dan kondisi ini diperparah kembali
berbagai negara.
yang cukup tinggi, dengan kata lain pemberdayaan UMKM akan memberikan
unit UMKM yang produktif dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh
ekonomi suatu daerah namun apabila jumlah unit UMKM semakin bertambah
tetapi tidak produktif dan sumber daya manusianya rendah yang terdapat pada
para pelaku UKM maka tidak akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
yang dihasilkan sehingga PDB pada sektor UMKM meningkat.67 Penelitian yang
66
Yuliastri Hanni Riswara, “Pengaruh UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 1999-2016”,Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia Fakultas
Ekonomi , 2018), hlm. 34.
67
Wirda Hanum, “Analisis Pengaruh Perkembangan Industri UKM terhadap Pertumbuhan
Sektor Industri Sumatera Utara”, Skripsi (Sumatera Utara: Fakultas Ekonomi.Universitas Sumatera
Utara, 2010), hlm. 82.
68
Ade Resalawati, “Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap pertumbuhan
ekonomi pada sektor UKM Indonesia”, Skripsi (Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011), hlm. 86.
44
pandangan dari ketiga ahli ekonomi tersebut digabungkan, maka dapat dikatakan
mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi daripada yang mungkin dicapai
tanpa adanya kegiatan tersebut. Sedangkan Smith dan Mill mengemukakan dua
keuntungan lainya, yaitu: (1) memungkinkan suatu negara memeperluas pasar atas
teknologi yang dikembangkan di luar negeri, yang lebih baik daripada yang
2017. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyaknya ekspor yang dilakukan
berarti tingkat pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari pembentukan PDB akan
semakin meningkat.70
G. Penelitian Terdahulu
unit UMKM, modal UMKM, laba UMKM dan tenaga kerja UMKM, sedangkan
Kabupaten Bogor sebagai sampel dalam penelitian ini. Hasil pengujian secara
terhadap PDRB perkapita, sedangkan modal UMKM dan tenaga kerja tidak
Penelitian Fitria (2019), yaitu Analisis Dampak Usaha Mikro Kecil dan
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pola UMKM sentra industri kecil
dokumentasi. Yang menjadi subyek penelitian adalah informan atau pemilik dan
pekerja, sedangkan obyek penelitiannya adalah UMKM Sentra Industri Kecil Roti
dapat diketahui bahwa sentra industri kecil roti Kalimalang dalam upaya
pendapatan, perumahan atau lingkungan yang layak huni dan mudahnya akses
pengaruh jumlah unit UKM terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun
1999-2016, (2) Menganalisis pengaruh jumlah tenaga kerja pada UKM terhadap
penelitian ini bersumber dari: (a) Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional, (b) Dinas
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan (d) Departemen Koperasi
(Depkop). Analisis Data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil
72
Hanifah Afro Fitria, “Analisis Dampak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi pada Sentra Industri Kecil Roti Desa Kalimalang
Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo)”, (Ponorogo: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
IAIN, 2019), hlm. 89.
47
tenaga kerja UKM dan variabel investasi memiliki hubungan yang signifikan
Indonesia pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2016 adalah variabel jumlah unit
UKM, variabel jumlah tenaga kerja UKM dan variabel investasi. Semakin banyak
jumlah unit UKM yang berkembang maka akan semakin banyak penyerapan
tenaga kerja. Dengan semakin banyaknya tenaga kerja yang dipekerjakan juga
dilatih untuk memperbaiki kualitas SDM maka akan berdampak positif terhadap
peningkatan PDB negara. Sedangkan apabila semakin banyak investasi dari para
investor yang disalurkan kepada sektor UKM maka akan memberi dampak positif
selain itu dari adanya permodalan atau investasi yang tinggi maka artinya sektor
Kota Batu). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji sejauh mana
Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Kota Batu. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series. Data sekunder adalah
data yang diperoleh dari sumber yang tidak langsung dengan obyek yang diteliti
atau sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian dimana data ini
73
Yuliastri Hanni Riswara, Pengaruh UKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 1999-2016”, (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, 2018), hlm. 50.
48
diperoleh dari instansi atau lembaga terkait. Data diolah menggunakan metode
penelitian ini menggunakan metode analisis regresi panel dengan data yang akan
diolah merupakan data time series. Hasil pengujian regresi panel secara bersama-
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Kota Batu. Dan dari hasil pengujian
secara parsial variabel jumlah UKM dan tenaga kerja UKM tidak ditemukan
sedangkan untuk variabel Modal UKM dan Laba UKM ditemukan pengaruh yang
kerja, nilai investasi dan nilai produksi UKM sektor manufaktur terhadap
bahwa variabel yang merupakan indikator dari perkembangan Usaha Kecil dan
Menengah sektor manufaktur (indusri kecil) yang terdiri atas tenaga kerja, nilai
investasi dan nilai produksi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja, nilai investasi, dan nilai produksi
74
Pradnya Paramita Hapsari, Abdul Hakim dan Saleh Soeaidy, “Pengaruh Pertumbuhan
Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi di Pemerintah Kota
Batu)”, Wacana, Vol. 17, No. 2 (2014), hlm. 88.
49
Penelitian Suprapto (2015), yaitu Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah
penelitian ini untuk mengetahui peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah
ini menggunakan metode (1) Uji Korelasi, yaitu dapat melihat besarnya pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas ekspor (X), sedangkan
variabel terikat cadangan devisa (Y). (2) Library Research, yaitu penelitian
majalah, data-data dari internet, dan sumber dokumentasi lain yang berhubungan
dengan penelitian (3) Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara
linier antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis
ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel
Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Hasil penelitian
75
Siswati Rachman, “Analisis Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah Sektor
Manufaktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar”, Administrare, Vol. 3 No. 2,
(2016), hlm. 71.
50
signifikan terhadap cadangan devisa negara. Artinya, jika ekspor naik, maka
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
terhadap tingkat
pertumbuhan ekonomi di
Kota Makassar. Hasil uji
parsial menunjukkan
bahwa variabel tenaga
kerja, nilai investasi, dan
nilai produksi secara
parsial berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Kota Makassar. Variabel
yang paling dominan
berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Kota Makassar adalah
variabel nilai produksi.
6 Hugo Aries Peran Usaha Penelitian Hasil penelitian diperoleh
Suprapto Mikro Kecil dan kuantitatif bahwa ekspor yang
(2015) Menengah dengan uji dilakukan UMKM
(UMKM) dalam korelasi berpengaruh positif dan
Memperkuat signifikan terhadap
Cadangan cadangan devisa negara.
Devisa Negara Artinya, jika ekspor naik,
melalui Ekspor maka cadangan devisa
negara akan bertambah.
Sumber: Dari Berbagai Sumber Penelitian Terdahulu.
H. Kerangka Pikir
UMKM. Semkin banyak jumlah unit usaha, maka semakin meningkat pula
Regional Bruto (PDRB), baik atas harga berlaku maupun atas dasar harga
54
konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pikir
I. Hipotesis Penelitian
penelitian. Hipotesis juga merupakan anggapan atau asumsi dari suatu hipotesis
berdasarkan data, teori ekonomi dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang
3. Diduga jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM berpengaruh positif dan
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.77 Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen (bebas) yaitu jumlah unit
variabel atau lebih. Dalam penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori
gejala antar variabel yakni jumlah unit UMKM (X1), dan ekspor UMKM (X2)
objek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalahan tidak terlalu luas
77
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Cetakan Ke-22, (Bandung,
Penerbit: Alfabeta, 2015), hlm. 8
78
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Cetakan Ke-22, hlm. 55.
55
56
Jenis dan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Jenis Data
Jenis dan sumber data penelitian merupakan faktor yang penting yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat time series
dalam bentuk tahunan berupa jumlah unit UMKM dan ekspor UMKM. Data yang
dipakai dalam penelitian ini meliputi: a) Data jumlah unit UMKM, b) Data ekspor
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah data sekunder, merupakan data yang
yang dapat mendukung pembahasan dalam kaitannya dengan penelitian ini data
informan.79 Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data dari
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pangkep dan Dinas Koperasi Kabupaten
Pangkep.
berikut:
79
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, Penerbit:
PT. Rineka Cipta, 2013), hlm. 38.
57
Yaitu berkaitan dengan jumlah unit UMKM, ekspor UMKM dan PDRB
Kabupaten Pangkep.
2. Dokumentasi
laporan tertulis lainnya yang ada hubungannya dengan industri kecil dan
hipotesis penelitian yang telah penulis rumuskan. Kegiatan dalam analisis data
bulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden menyajikan data tiap
rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
58
sebagai berikut:
Uji asumsi klasik ini digunakan untuk menguji kesalahan model regresi
a. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model dalam regresi variabel
1) Metode grafik
data (titik) pada Norma P-Plot of Regression Standardized dari variable terikat
dimana: Jika data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau
normalitas.
80
Sugiyono, Metode Penilitian Pendidikan: Pendekatan Kauntitatif, Kualitatif dan R&D,
hlm. 209.
59
2) Metode Statistik
melihat nilai signifikansi variable, jika signifikan lebih besar dari alpha 5%
b. Uji Multikolinearitas
Variabel orthogonal dalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesame
1) Jika nilai tolerance dan VIF mendekati angka 1, maka tidak terjadi problem
multikolinieritas.
2) Jika nilai tolerance dan VIF menjauhi angka 1, maka terjadi problem
multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
81
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistic Parametrik, (Jakarta, Penerbit: Alex
Media Komputer, 2010), hlm. 26.
82
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistic Parametrik, hlm. 27.
60
plot, dimana jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola
Sedangkan, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titiknya menyebar diatas
dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.83
d. Uji Autokorelasi
satu variabel yang saling berhubungan satu sama lain. Besaran nilai sebuah
data dapat saja dipengaruhi atau berhubungan dengan data lainnya (atau data
sebelumnya). Misalkan untuk kasus jenis data time series data investasi tahun
ini sangat tergantung dari data investasi tahun sebelumnya. Kondisi inilah yang
model regresi menjadi buruk karena akan menghasilkan parameter yang tidak
1) Jika nilai durbin-watson lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4- dL)
83
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistic Parametrik, hlm. 28.
84
Irwan Gani dan Siti Amalia, Alat Analisis Data; Aplikasi Statistik untuk Penelitian
Bidang Ekonomi dan Sosial, (Yogyakarta, Penerbit: Andi, 2015), hlm. 124.
61
2) Jika nilai durbin-watson terletak antara dU dan (4-dU), maka tidak ada
autokorelasi.
3) Jika nilai durbin-watson terletak antara dL dan dU atau diantara (4- dU) dan
antara beberapa variabel independen dan variabel dependen. Bentuk umum per-
β0 : konstanta
nilai aktual. Secara statistic, setidaknya hal ini dapat diukur dari nilai koefisien
85
Ali Mauludi, Teknik Belajar Statistika 2, (Jakarta, Penerbit: Alim’s Publishing, 2016),
hlm. 124.
62
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti
presentase perubahan variable terikat (Y) yang disebabkan oleh variable bebas
(X).
(PDRB)
Kriteria uji yang digunakan adalah jika t-test lebih besar dari nilai t-
tabel (t-test > t-tabel misalnya pada tingkat signifikan Level Of Significancy) 5%
63
variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai t-test lebih kecil dari nilai t-tabel (t-
test < t-tabel) misalnya pada tingkat signifikan 5% maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada pengaruh secara parsial (individu) dari semua variabel
(PDRB)
Kriteria ujian adalah jika Fhitung > Ftabel misalnya pada tingkat
signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai Fhitung < Ftabel
dalam kriteria usaha kecil dan usaha menengah. Data jumlah unit UMKM
2004-2019.
Pangkajene den Kepulauan memiliki luas wilayah seluas 1.112,29 km2 dengan
luas wilayah terluas berada di Kecamatan Balocci dan luas wilayah terkecil berada
pada tahun 2020 sebesar 28,3°C terjadi pada bulan Oktober dengan kelembaban
udara sebesar 77%, tekanan udara sebesar 1.010,0 mb, kecepatan angin 4,0 knots
dan penyinaran matahari sebesar 81%. Sedangkan, rata-rata suhu terendah terjadi
65
66
pada bulan Maret yaitu sebesar 26,9°C dengan kelembaban udara sebesar 85%,
kecepatan angin 3,0 knots, tekanan udara sebesar 1.011,1 mb, dan penyinaran
matahari sebesar 10%. Hari hujan paling banyak terjadi pada bulan Desember
2. Pemerintahan
desa/kelurahan.
Gambar 4.1
Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Liukang Tangaya
Liukang Kalmas
Lukang Tupabbiring
Liukang Tupabbiring Utara
Pangkajene
Minasatene
Balocci
Tondong Tallasa
Bungoro
Labakkang
Ma'rang
Segeri
Mandalle
0 2 4 6 8 10 12 14
memiliki 5.810 pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan 2.267 laki-laki (39,02 persen)
dan 3.543 perempuan (60,98 persen). Jumlah PNS tersebut menurun 0,45 persen
67
dibandingkan dengan tahun 2019. Pada tahun 2020, terdapat 5.216 PNS (89,78
persen) berpendidikan terakhir sarjana. Akan tetapi, masih ada 9 (0,15 persen)
Gambar 4.2
Persentase Pegawai Negeri Sipil Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan
2020 adalah 345.775 jiwa, dimana penduduk paling banyak berada di Kecamatan
Kecamatan Pangkajene yaitu 1.027 per km2. Angka rasio jenis kelamin tahun
penduduk laki-laki.
68
Gambar 4.3
Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan
16
14
12
10
8
6
4
2
0
2020 adalah 161.910 di mana 8.389 (5,18 persen) adalah pengangguran terbuka.
tertinggi yang ditamatkan adalah sekolah menengah atas yaitu sebanyak 3.956
(47,16 persen). Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja, sebanyak 60.760
dependen sedangkan jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM sebagai variabel
independen.
69
tahun tertentu yang pada umumnya dalam waktu satu tahun. PDRB harga konstan
adalah nilai suatu barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada
tahun tertentu yang dijadikan sebagai tahun acuan atau tahun dasar.
Tabel 4.1
Perkembangan PRDB Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tahun 1995-2019
banyak. Keberhasilan dalam pengelolaan ekonomi yang ditandai oleh PDRB yang
tinggi, pada satu waktu akan mampu dinikmati oleh kelompok masyarakat melalui
masyarakat.
2. Jumlah UMKM
Unit usaha atau unit produksi UMKM ialah suatu proses kegiatan usaha
UMKM. Semkin banyak jumlah unit usaha, maka semakin meningkat pula
terefleksi antara lain dari jumlah unit usahanya yang sangat banyak jauh melebihi
jumlah unit usaha dari kelompok industri. Secara umum, pertumbuhan unit usaha
suatu sektor dalam hal UMKM pada suatu daerah akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
71
Tabel 4.2
Jumlah UMKM Kabupaten Pangkep Tahun 2004-2019
tahun ke tahun mengalami peningkatan yang fluktuatif. Dari tahun 1995 sampai
2019 UMKM mengalami peningkatan dalam hal jumlah unit usaha atau populasi
semakin meningkat jika dilihat dari jumlah unit UMKM yang dari tahun ke tahun
lainnya.
72
Tabel 4.3
Nilai Ekspor UMKM Kabupaten Pangkep Tahun 2004-2019
Data di atas menunjukkan bahwa pada pada periode tahun 1995- 2019 nilai
mengalami kenaikan pada tahun 2005. Hingga tahun 2019 nilai ekspor UMKM di
dalam produksi produk UMKM masih rendah dan juga akses terhadap pasar serta
Pangkep.
C. Analisis Regresi
dimengerti.
Tabel 4.4
Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
LOG_Jumlah_UM
25 0 3 2.63 1.065
KM
LOG_Nilai_Ekspor 25 6 6 6.16 .113
LOG_PDRB 25 5 6 6.16 .267
Valid N (listwise) 25
Sumber: Data Primer diolah, 2021.
74
nilai maksimum, nilai mean, dan standar deviasi semua variabel penelitian.
a. Jumlah UMKM
sebesar 0 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 2,63 dan standar deviasi sebesar
1,065. Dari pemaparan data statistik deskriptif di atas, diketahui bahwa indeks
Nilai ekspor UMKM memiliki nilai maksimum yaitu sebesar 6 dan nilai
minimum yaitu sebesar 6 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 6,16 dan
standar deviasi adalah sebesar 0,113. Dari pemaparan data statistik deskriptif di
atas, diketahui bahwa indeks nilai ekspor UMKM sebagai variabel independen
c. PDRB
PDRB memiliki nilai maksimum yaitu sebesar 6 dan nilai minimum yaitu
sebesar 5, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 6,16 dan standar deviasi adalah
sebesar 0,267. Dari pemaparan data statistik deskriptif di atas, diketahui bahwa
a. Uji Normalis
variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi data yang normal atau
75
tidak. Model regresi dalam uji normalitas dianggap berkualitas jika distribusi data
normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini
Tabel 4.5
Uji Normalis Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 25
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .16281873
Most Extreme Differences Absolute .172
Positive .126
Negative -.172
Test Statistic .172
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .056
disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini dibuktikan dengan
nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,056 yang lebih dari 0,05, sehingga data dalam
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat ada atau
tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model
76
antara variabel independen yang satu dengan yang lainnya dalam model regresi.
Jika VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
a
Coefficients
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -
-4.692 1.899 .022
2.471
LOG_Jumlah_UMKM .071 .033 .284 2.187 .040 .999 1.001
LOG_Nilai_Ekspor 1.732 .309 .730 5.613 .000 .999 1.001
a. Dependent Variable: LOG_PDRB
Sumber: Data Primer diolah, 2021.
variabel lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF berada di bawah 10. Pada variabel
jumlah UMKM diketahui bahwa nilai tolerance adalah 0,999 > 0,1 sedangkan
nilai VIF adalah 1,001 < 10. Pada variabel nilai ekspor UMKM diketahui bahwa
nilai tolerance adalah 0,999 > 0,1 sedangkan nilai VIF adalah 1,001 < 10.
dan variabel terikat tidak terjadi multikolinearitas. Oleh karena itu model
penelitian yang digunakan cocok dan koefisien regresi partial dapat terukur secara
presisi.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah uji statistik yang bertujuan untuk menguji apakah
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
77
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .793 .629 .595 .170 1.010
a. Predictors: (Constant), LOG_Nilai_Ekspor, LOG_Jumlah_UMKM
b. Dependent Variable: LOG_PDRB
Sumber: Data Primer diolah, 2021.
bahwa nilai Durbin Watson (DW) adalah 0,625. Nilai batas atas (dU) dan batas
bawah (dL) pada tabel statistik dengan nilai sampel = 25 dan jumlah variabel (k) =
3 diperoleh nilai dU= 0,8572 dan nilai dL= 1,7277. Sehingga nilai (4-dU) =
diketahui bahwa jika nilai DW tidak terletak di antara dU dan (4-dU) maka tidak
terjadi autokorelasi. Oleh karena itu berdasarkan hasil perhitungan uji Durbin
Watson (DW) dalam penelitian ini nilai DW < dU dan nilai DW < (4-dU) atau
0,625 < 0,8572 < 3,1428, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi dalam model penelitian ini dan layak untuk diuji regresi.
d. Uji Heteroskedastisitas
lain. Regresi yang baik adalah regresi yang berada dalam posisi homoskedastisitas
bawah angka nol pada sumbu Y mengarah kepada satu pola yang tidak jelas.
Gambar 4.4
Hasil Uji heteroskedastisitas
Berdasarkan output Scatterplot pada gambar 4.4 di atas, terlihat bahwa titik-
titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat
antara variabel jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM, dan variabel dependen
PDRB. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefisient berdasarkan
output SPSS versi 22 terhadap kedua variabel independen yaitu jumlah UMKM
dan nilai ekspor UMKM terhadap PDRB di Kabupaten Pangkep ditunjukkan pada
tabel 4.8.
79
Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
a
Coefficients
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.692 1.899 -2.471 .022
LOG_Jumlah_UMKM .071 .033 .284 2.187 .040
LOG_Nilai_Ekspor 1.732 .309 .730 5.613 .000
a. Dependent Variable: LOG_PDRB
Sumber: Data Primer diolah, 2021.
dan koefisien regresi β1 0,071, β2 1,732. Nilai konstanta dan koefisien regresi (β0,
β1, β2) ini dimasukkan dalam persamaan regresi linier berganda berikut ini:
Y = β0 + β1 + β2 + ε
a. Nilai Konstanta
Nilai konstanta sebesar -4,692 berarti jika jumlah UMKM (X1), dan nilai
ekspor UMKM (X2), nilainya 0 atau konstan maka PDRB (Y) nilainya sebesar
-4,692.
dengan PDRB adalah positif (+), artinya terjadi hubungan positif antara jumlah
80
UMKM dengan PDRB karena semakin banyak UMKM maka PDRB semakin
meningkat.
UMKM dengan PDRB adalah positif (+), artinya terjadi hubungan positif
antara nilai ekspor UMKM dengan PDRB karena semakin tinggi ekspor
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .793 .629 .595 .170 1.010
a. Predictors: (Constant), LOG_Nilai_Ekspor, LOG_Jumlah_UMKM
b. Dependent Variable: LOG_PDRB
Sumber: Data Primer diolah, 2021.
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai adjusted R Square adalah
independen yang diproksikan oleh jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM
81
terhadap variabel dependen yaitu PDRB sebesar 59,5%, sedangkan sisanya 40,5%
kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5%. Pengujian statistik jenis ini terdapat
1) Jika t hitung > t tabel maka terdapat pengaruh variabel independen (bebas)
2) Jika signifikansi t lebih kecil dari taraf nyata (5%) maka terdapat pengaruh
Di bawah ini adalah tabel hasil uji-t, yang ditampilkan sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji t
a
Coefficients
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.692 1.899 -2.471 .022
LOG_Jumlah_UMKM .071 .033 .284 2.187 .040
LOG_Nilai_Ekspor 1.732 .309 .730 5.613 .000
a. Dependent Variable: LOG_PDRB
Sumber: Data Primer diolah, 2021.
dari jumlah UMKM terhadap PDRB. Dari hasil uji t-test dapat dilihat
bahwa nilai t hitung (2,187) > t tabel (2,065), signifikannya 0,040 < 0,05
82
nilai ekspor UMKM terhadap PDRB. Dari hasil uji t-test dapat dilihat
bahwa nilai t hitung (5,613) > t tabel (2,065), signifikannya 0,000 < 0,05
diterima.
variabel dependen.
Tabel 4.11
Hasil Uji f
a
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 1.078 2 .539 18.639 .000
Residual .636 22 .029
Total 1.714 24
a. Dependent Variable: LOG_PDRB
b. Predictors: (Constant), LOG_Nilai_Ekspor, LOG_Jumlah_UMKM
Sumber: Data Primer diolah, 2021.
Dari hasil regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.11, pengaruh variabel
jumlah UMKM (X1) dan nilai ekspor UMKM (X2) terhadap PDRB (Y), maka
diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
83
jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM secara simultan berpengaruh signifikan
D. Pembahasan
Hipotesis (H1) yang diajukan dalam penelitian ini adalah jumlah UMKM
unstandarized variabel struktur modal sebesar 0,071 dan (sig.) t sebesar 0,040 di
mana lebih kecil dari 0,05. Artinya, jumlah UMKM berpengaruh positif dan
signifikan terhadap PDRB. Hal ini berarti semakin banyak jumlah UMKM maka
Jumlah UMKM yang semakin bertambah dari tahun ke tahun maka akan
UMKM. Semakin besar keuntungan UMKM maka akan semakin besar pula nilai
PDRB. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hanum (2010), yang
86
Wirda Hanum, “Analisis Pengaruh Perkembangan Industri UKM terhadap Pertumbuhan
Sektor Industri Sumatera Utara”, Skripsi (Sumatera Utara: Fakultas Ekonomi.Universitas Sumatera
Utara, 2010), hlm. 82.
84
bahwa peningkatan jumlah unit usaha akan meningkatkan PDB pada sektor
UMKM.87
terutama pada kondisi ekonomi saat ini sangat strategis karena diperkirakan akan
dapat menghasilkan nilai tambah (value added) yang memadai karena jumlah unit
usahanya cukup banyak. Dengan UMKM, akan terserap banyak tenaga kerja
melalui usaha padat karya (labour intensive), dan dapat memperluas kesempatan
intensive).88
yang besar jika dimanfaatkan, dibina, dan dikerahkan untuk bisa terserap di sektor
ini dan menciptakan tenaga kerja yang efektif akan menjadi modal yang besar
akan memperoleh pendapatan dan dari pendapatan tersebut dapat dilihat tingkat
87
Ade Resalawati, “Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap pertumbuhan
ekonomi pada sektor UKM Indonesia”, Skripsi (Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011), hlm. 86.
88
Kristiyanti, Mariana, “Peran Strategis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Dalam
Pembangunan Nasional”, Majalah Ilmiah Informatika, Vol. 3 No. 1, (Januari 2012), hlm. 68.
85
ُ ْ ه ْ َ ْ َُْ َ َْ َ ْ َ ُ َّ َ ُ َ َ
َ ْ
ُ ِ ف ِاذا ق ِضي ِت الصلوة فانت ِش ُر ْوا ِفى الار ِض وابتغوا ِمن فض ِل
اّٰلل واذكروا ْ
َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ َّ َ َّ ً ْ َ َ ه
اّٰلل ك ِثيرا لعلكم تف ِلحون
Terjemahnya:
untuk bertebaran di muka bumi ini untuk bekerja dan mencari nafkah. Seruan
Allah swt kepada umat Islam yang telah selesai menunaikan shalat diperintahkan
Allah untuk berusaha atau bekerja agar memperoleh karunia-Nya, seperti ilmu
pengetahuan, harta benda, kesehatan dan lain-lain. Dimana pun dan kapanpun
kaum muslimin berada serta apapun yang mereka kerjakan, mereka dituntut oleh
Hipotesis (H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah nilai ekspor
koefisien beta unstandarized variabel nilai ekspor UMKM sebesar 1,732 dan
(sig.) t sebesar 0,000 di mana lebih kecil dari 0,05. Artinya, nilai ekspor UMKM
berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB. Hal ini berarti semakin tinggi
Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara nilai ekspor UMKM
89
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Solo, Penerbit: Zigma, 2010), hlm. 22.
86
daerah mempunyai cabang industri yang cukup banyak. Oleh karenanya, bisa
PDRB, begitu pula sebaliknya penurunan nilai ekspor UMKM juga akan
Hal ini sejalan dengan teori beberapa ahli ekonomi David Ricardo, Adam
Smith dan Mill yang telah menunjukan bahwa perdagangan luar negeri dapat
ekonomi tersebut digabungkan, maka dapat dikatakan bahwa ahli ekonomi klasik
konsumsi yang lebih tinggi daripada yang mungkin dicapai tanpa adanya kegiatan
tersebut. Sedangkan Smith dan Mill mengemukakan dua keuntungan lainya, yaitu:
di luar negeri, yang lebih baik daripada yang terdapat di dalam negeri.90
90
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta, Penerbit: Rajawali Pers,
2011), hlm. 350.
87
Hipotesis (H3) yang diajukan dalam penelitian ini adalah jumlah UMKM
dan nilai ekspor UMKM berpengaruh terhadap PDRB. Hasil analisis diperoleh
nilai signifikan 0,000 < 0,05. Artinya, jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM
berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB. Penelitian ini berbeda dengan
penelitian Senja (2016) yang menunjukkan bahwa variabel jumlah unit UMKM
dan nilai investasi UMKM mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
ekonomi di Indonesia.92
PDRB Kabupaten Pangkep. Ekspor juga tidak kalah pentingnya sebagai pemicu
91
Rosyid Nur Rohman, “Analisis Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1997-2017”, Naskah Publikasi (Surakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah, 2019), hlm. 14.
92
Mahardea Puspa Senja, “Analisis Pengaruh Jumlah UMKM, Jumlah Tenaga Kerja
Umkm, Ekspor UMKM dan Investasi UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Skripsi
(Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2016), hlm, vii.
88
kegiatan ekonomi dan ini merupakan cikal bakal tumbuhnya UMKM. Inovasi dari
Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi baru. Oleh karena itu,
dengan efek multipier yang diberikan dari peningkatan jumlah UMKM dan nilai
PENUTUP
A. Simpulan
ini berarti semakin banyak jumlah UMKM maka nilai PDRB juga semakin
besar. Jumlah UMKM yang semakin bertambah dari tahun ke tahun maka
Hal ini berarti semakin tinggi nilai ekspor UMKM maka nilai PDRB juga
89
90
B. Saran
PDRB lebih dari sektor-sektor lain. Hal ini perlu dilakukan karena sektor
Kreatifitas adalah kunci bagi mereka untuk bersaing dengan UMKM lain.
lebih maju dengan UMKM lain. Pengelolaan keuangan yang baik juga
ekspor UMKM maka dengan tema penelitian yang sama sebaiknya dapat
91
92
Hajrah H. “Pengaruh Nilai Produksi, Investasi, dan Jumlah Unit Usaha terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kota
Makassar”. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UINAM,
2017.
Hamzah, Lies Maria. “Devi Agustien, Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah terhadap Pendapatan Nasional pada Sektor UMKM di
Indonesia”. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 8 No 2 (Juli 2019).
Handayani, Risma. “Pengaruh Jumlah Unit Usaha dan Upah Minimum Regional
terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil dan Menengah di
Kabupaten Bantaeng Tahun 2001-2015”. Skripsi. Makassar: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, UINAM, 2016.
Hanum, Wirda. “Analisis Pengaruh Perkembangan Industri UKM terhadap
Pertumbuhan Sektor Industri Sumatera Utara”. Skripsi. Sumatera Utara:
Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, 2010.
Hapsari, Pradnya Paramita, Abdul Hakim dan Saleh Soeaidy. “Pengaruh
Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah (Studi di Pemerintah Kota Batu)”. Wacana, Vol. 17, No. 2
(2014).
Hidayati, Nurul. “Pengaruh Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Priode
2012-2015”.Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, 2016.
Indriyatni, Lies. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh terhadap
Keberhasilan Usaha Mikro dan Kecil,” Jurnal STIE Semarang, Vol 5, No 1
(Februari 2013).
Jhingan, M.L. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta, Penerbit:
Rajawali Pers, 2012..
Juniddin, Zakaria. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta, Penerbit: Gaung
Persada Press, 2009.
Karib, Abdul “Analisis Pengaruh Produksi, Investasi dan Unit Usaha terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Sumatera Barat”. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, (September 2012).
Kemenag RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Solo, Penerbit: Zigma, 2010.
Kristiyanti, Mariana, "Peran Strategis Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam
Pembangunan Nasional." Majalah Ilmiah Informatika Vol. 03 No.01, (2012).
Lutfiyah. "Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Usaha Mikro Kecil Menengah
(Umkm) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten
93
Septiyanti, Nuratmi Eka. Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kota makassar Tahun 2002-2013. Skripsi. Makassar:
UINAM, 2013.
Suci, Yuli Rahmini, "Perkembangan UMKM (Usaha mikro kecil dan menengah)
di Indonesia." Cano Ekonomos Vol. 06 No.01, (2017).
Sugiarto. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta, 2002.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Cetakan Ke-22.
Bandung, Penerbit: Alfabeta, 2015.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta, Penerbit: Rajawali
Pers, 2011.
Suparyanto. Kewirausahaan Konsep dan Realita Pada Usaha Kecil. Bandung:
Penerbit: Alfabeta, 2016.
Suprapto, Hugo Aries. “Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam
Memperkuat Cadangan Devisa Negara melalui Ekspor”. Journal of Applied
Business and Economics, Volume 2 Nomor 2 (Desember 2015).
Tambunan, Tulus. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu
Penting. Jakarta, Penerbit: Salemba Empat, 2012.
Tika, Moh. Pabundu. Metode Penelitian Geografi. Jakarta, Penerbit: PT. Bumi
Aksara, 2005.
Tunggaluh, Hartini. Teori Ekonomi Makro. Makassar: tp, 2012.
Vankatesh, Sudha and and Krishnaveni Muthiah. “SMEs in India: Importance
and Contribution”, Asian Journal Of Management Research, Volume 2 Issue
2, (2012).
Zainuddin, Moch. Pertumbuhan Ekonomi dalam Prespektif Ekonomi Islam.
Jurnal: STAIN Kediri (2017).
95
Lampiran 1
DATA PENELITIAN
Nilai Ekspor
No. Tahun Jumlah UMKM PDRB
UMKM
1 2019 1.433 19.640,93 25.990,11
2 2018 1.354 19.013,95 23.944,89
3 2017 2.193 17.197,84 22.293,96
4 2016 650 16.987,25 20.555,57
5 2015 1.653 15.168,19 18.426,11
6 2014 1.511 16.203,12 17.205,16
7 2013 2.468 18.463,98 16.168,91
8 2012 1.786 16.854,21 15.433,51
9 2011 1.642 16.597,43 14.477,29
10 2010 1.564 15.230,66 13.367,01
11 2009 1.401 16.056,70 12.419,76
12 2008 1.373 16.018,97 11.248,48
13 2007 1.328 15.895,28 10.288,64
14 2006 1.547 17.134,75 19.503,81
15 2005 1.420 16.486,14 18.652,63
16 2004 1.389 14.905,89 16.467,56
17 2003 1.311 11.168,19 18. 652,63
18 2002 2.168 13.203,12 19.997,17
19 2001 1.686 12.463,98 18. 015,46
20 2000 1.242 15.854,21 16 .751,14
21 1999 1.764 12.597,43 15.970,74
22 1998 1.101 11.230,66 13.758,99
23 1997 1.901 9.640,93 11.766,21
24 1996 973 9.013,95 8.652,63
25 1995 728 6.597,43 9.997,17
96
DATA Ln
Lampiran 2
Uji Statistik
Descriptive Statistics
Uji Regresi
a
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 LOG_Nilai_Eks
por,
. Enter
LOG_Jumlah_U
b
MKM
b
Model Summary
a
ANOVA
Total 1.714 24
a
Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -
-4.692 1.899 .022
2.471
Unstandardized
Residual
N 25
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .16281873
Most Extreme Differences Absolute .172
Positive .126
Negative -.172
Test Statistic .172
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .056
Lampiran 3
DOKUMENTASI
101
102