Anda di halaman 1dari 115

PENGARUH PERKEMBANGAN UMKM TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI DI KABUPATEN PANGKEP

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana


Ekonomi (S,E) pada Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

OLEH:

MAKMUR MULYA ARIEF


90300114049

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Makmur Mulya Arief

NIM : 90300114049

Jurusan/Program Studi : Ilmu Ekonomi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul :

Pengaruh Perkembangan Umkm Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di

Kabupaten Pangkep adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang

pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang

pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu

perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini

dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat

dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat dan pasal 70).

Makassar, September 2021


Yang membuat pernyataan,

Makmur Mulya Arief


90300114049

ii
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Kampus I Jl. Slt Alauddn Makassar Tlp. (0411) 864924 Fax 864923
Kampus II Jl. Slt. Alauddin No. 36 Samata Sungguminasa- Gowa Tlp. (0411) 424835 Fax424836

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PERKEMBANGAN UMKM TERHADAP


PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PANGKEP ” yang disusun oleh
MAKMUR MULYA ARIEF NIM: 90300114049, Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam
sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada tanggal 19 Agustus 2021, bertepatan dengan 9
Muharram 1443 H, dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan
Manajemen.
Samata-Gowa, 19 Agustus 2021
9 Muharram 1443 H

DEWAN PENGUJI

Ketua : Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag. (. ..................... )

Sekertasris : Dr. Amiruddin K, M.Ei. (.......................)

Penguji 1 : Dr. Hasbiullah, SE., M.Si. (.......................)

Penguji 2 : Dr. Sudirman, SE., M.Si. (.......................)

Pembimbing 1 : Prof. Dr. H. Muslimin Kara , M.Ag. (. ..................... )

Pembimbing 2 : Abdul Rahman, S.Pd., M.Si. (. ..................... )

Diketahui oleh :
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Alauddin Makassar

Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag


NIP.19661130 199303 1 003

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis persembahkankan keharibaan Allah Rabbul Alamin,

zat yang menurut Al-Qur’an kepada yang tidak diragukan sedikitpun ajaran yang

dikandungnya, yang senantiasa mencurahkan dan melimpahkan kasih sayang-Nya

kepada hamba-Nya dan dengan hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan Salam kepada rasulullah Muhammad

SAW yang merupakan rahmat Lil Alamin yang mengeluarkan manusia dari

lumpur jahiliyah, menuju kepada peradaban yang Islami. Semoga jalan yang

dirintis beliau tetap menjadi obor bagi perjalanan hidup manusia, sehingga ia

selamat dunia akhirat.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Perkembangan Umkm Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Pangkep ” penulis hadirkan sebagai

salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi S1 dan memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Sejak awal terlintas dalam pikiran penulis akan adanya hambatan dan

rintangan, namun dengan adanya bantuan moril maupun materil dari segenap

pihak yang telah membantu memudahkan langkah penulis. Menyadari hal

tersebut, maka penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

segenap pihak yang telah membantu penyelesaian skipsi ini.

Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada kedua orang tua

tercinta ayahnda Muh. Arief F. dan Ibunda Ely Suhaely telah bekerja keras

iv
membanting tulang tanpa kenal lelah. Yang telah melahirkan, mengasuh,

membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dengan sepenuh hati hingga

menjadi manusia seutuhnya. Terima kasih setinggi-tingginya kepada ayahnda dan

ibunda tercinta. Serta Muhammad Sabri Arief dan Muthiah Ramadhani Arief

sebagai adik terbaik yang selalu mendukung jalan yang penulis ambil, dan

senantiasa menjadi penyemangat penulis dalam menyelesaikan studi dan

mencapai kesuksesan.

Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak,

diantaranya :

1. Bapak Prof. Drs. Hamdan Juhannis MA.Ag, Ph.D, selaku Rektor beserta

Wakil Rektor I, II, III dan IV UIN Alauddin Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag selaku Dekan beserta Wakil Dekan

I, II, dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.

3. Bapak Dr. Hasbiullah, S.E., M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan

Bapak Dr. Alim syariati, S.E., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi

UIN Alauddin Makassar.

4. Bapak Prof. H. Muslimin Kara, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Abdul

Rahman S.Pd, M.Si selaku pembimbing II yang dengan ikhlas telah

memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis sampai selesainya

skripsi ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar

terkhusus dosen Jurusan Ilmu Ekonomi yang telah memberikan bekal ilmu

dan pengetahuan yang bermanfaat.

v
6. Seluruh staf akademik dan tata usaha, serta staf jurusan Ilmu Ekonomi UIN

Alauddin Makassar.

7. Kepada 5 kawan seperjuangan, Ali Mahdi Muhammad, Abd. Rakhman

shiddiq, bahrun, Andi Rakhmat Nur H, Suardi yang telah setia menemani dari

awal mendaftar kuliah hingga menyelesaikan skripsi dan menyandang titel

sarjana seperti saat ini. Teruslah berjuang dalam masa depan dan jangan

saling melupakan.

8. Kepada kawan-kawan seperjuanganku di bangku kuliah yang namanya tidak

mungkin kusebut satu per satu, dan suatu hal yang membingungkan apabila

ingin menyebut nama siapa yang pertama untuk ditulis sebab kalian semua

sejajar dalam ingatanku. Spesial untuk kalian, semua teman-teman kelas Ilmu

Ekonomi B yang tidak pernah henti-hentinya saling mendoakan,

menyemangati, dan mendukung dalam menyelesaikan skripsiya masing-

masing. Terima kasih atas tawa, canda, baper, dan seluruh jenis perasaan

yang telah kita ciptakan bersama di dalam maupun di luar kelas. Teruslah

menebar manfaat dan semoga jadi orang yang berguna di masa depan.

Semoga sukses dan jangan saling lupa.

9. Kepada “CURCOLMANTEP SQUAD”, Amal, Ikram, Fandi, fiqran, Arif,

Suriadi, Hamzah, Ali, Khairil, Siddiq, Fajar, Ical, Rachmat, dan Bahrun.

Sebagai tim bully, “pagosip”, dan calon-calon imam yang baik. Terima kasih

atas peraudaraan yang bukan main-main dalam beberapa tahun terakhir.

Gorengan yang biasa kita makan bersama-sama dalam satu piring, main

vi
badminton, serta segala aktivitas sederhana lainnya yang kita habiskan

bersama akan menjadi kenangan yang patut kita rindukan di kemudian hari.

10. Untuk teman-teman KKN Reguler Angkatan 61 terkhusus buat Ibu/bapak

posko desa Pakeng, Kecamatan Lembang. Program kerja yang kurang lebih

berjumlah 7 dapat kita selesaikan dalam waktu 45 hari dengan kekompakan

serta nilai-nilai persaudaraan yang melekat diantara kita.

11. Kepada pak Kepala Desa Pakeng beserta keluarga, dan juga jajaran perangkat

desa Pakeng. Terima kasih atas didikan, jamuan, serta ajaran-ajaran kultural

maupun spiritual selama ber-KKN di desa Pakeng.

12. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi dan kuliah penulis dari

awal sampai akhir.

Akhirnya dengan segala keterbukaan dan ketulusan, skripsi ini penulis

persembahkan sebagai upaya maksimal dan memenuhi salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada UIN Alauddin Makassar dan

semoga skripsi yang penulis persembahkan ini bermanfaat adanya. Amin

Kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kekurangan tentu datangnya dari

penulis. Kiranya dengan semakin bertambahnya wawasan dan pengetahuan, kita

semakin menyadari bahwa Allah adalah sumber segala sumber ilmu pengetahuan

sehingga dapat menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa

Ta’ala.

vii
Gowa, September 2021
Penulis,

MAKMUR MULYA ARIEF


90300114049

viii
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 14
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 14
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 16
A. Landasan Teori ..................................................................................... 16
1. Pertumbuhan Ekonomi .................................................................. 16
2. Konsep Usaha Mikro Kecil Menengah ......................................... 25
3. Jumlah Unit Usaha ........................................................................ 33
4. Ekspor Sektor UMKM .................................................................. 35
5. Produk Domestik Bruto (PDRB) .................................................. 38
B. Keterkaitan Antar Variabel .................................................................. 42
C. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 44
D. Kerangka Pikir ..................................................................................... 53
E. Hipotesis............................................................................................... 54
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 55
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 55
B. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 55
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 56
D. Metode dan Pengumpulan Data .................................................... 56
E. Metode Analisis Data .................................................................... 57
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 65
A. Deskripsi Umum Kabupaten Pangkep .......................................... 65
1. Keadaan Geografis Dan Iklim .................................................. 65
2. Pemerintah ................................................................................ 66
3. Penduduk Dan Ketenagakerjaan............................................... 67
B. Deskripsi Variabel Penelitian ........................................................ 68
1. Pertumbuhan Ekonomi (Pdrb) .................................................. 69

ix
2. Jumlah Umkm .......................................................................... 70
3. Nilai Ekspor Umkm .................................................................. 72
C. Analisis Regresi............................................................................. 73
D. Pembahasan ................................................................................... 83
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 89
A. Kesimpulan.................................................................................... 89
B. Saran .............................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91
LAMPIRAN .................................................................................................... 95

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : PDRB atas Dasar Harga Konstan (Miliar Rupiah)


Kabupaten Pangkep ............................................................. 3
Tabel 1.2 : Jumlah Usaha Mikro Kabupaten Pangkep Tahun
2016-2019 ........................................................................... 6
Tabel 1.3 : Jumlah Usaha Kecil Kabupaten Pangkep Tahun
2016-2019 ........................................................................... 7
Tabel 1.4 : Jumlah Usaha Menengah Kabupaten Pangkep Tahun
2016-2019 ........................................................................... 8
Tabel 1.5 : Jumlah Usaha Mikro Kabupaten Pangkep Tahun
2016-2019 ........................................................................... 9
Tabel 1.6 : Perkembangan Ekspor UMKM di Kabupaten
Pangkep ............................................................................... 10
Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu 50
Tabel 4.1 : Perkembangan PRDB Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan Tahun 1995-2019 ............................................. 69
Tabel 4.2 : Jumlah UMKM Kabupaten Pangkep Tahun 2004-
2019 .................................................................................... 71
Tabel 4.3 : Nilai Ekspor UMKM Kabupaten Pangkep Tahun
2004-2019 ........................................................................... 72
Tabel 4.4 : Deskriptif Variabel Penelitian ............................................ 73
Tabel 4.5 : Uji Normalis Kolmogorov-Smirnov .................................... 75
Tabel 4.6 : Hasil Uji Multikolinearitas ................................................. 76
Tabel 4.7 : Hasil Uji Autokorelasi ........................................................ 77
Tabel 4.8 : Hasil Uji Regresi Linear Berganda ..................................... 79
Tabel 4.9 : Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................... 80
Tabel 4.10 : Hasil Uji t .......................................................................... 81
Tabel 4.11 : Hasil Uji f .......................................................................... 82

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Pikir ......................................................... 54


Gambar 4.1 : Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Pangkajene
dan Kepulauan .................................................................... 66
Gambar 4.2 : Persentase Pegawai Negeri Sipil Menurut Tingkat
Pendidikan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ........ 67
Gambar 4.3 : Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan .............................. 68
Gambar 4.4 : Hasil Uji heteroskedastisitas ............................................... 78

xii
ABSTRAK

Nama : Makmur Mulya Arief


Nim : 90300114049
Jurusan : Ilmu Ekonomi
Judul : Pengaruh Perkembangan UMKM Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Kabupaten Pangkep

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perkembangan


UMKM di daerah pangkep.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Digunakan untuk
meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh variable independen (bebas) yaitu jumlah unit UMKM dan
ekspor UMKM terhadap variabel dependen (terikat) pertumbuhan ekonomi
(PDRB) di kabupaten pangkep.
Hasil penelitian dari jumlah UMKM, nilai ekapor terhadap pertumbuhan
ekonomi berpengaruh positif dan signifikan.

Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah UMKM, Nilai ekspor.

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan proses pertumbuhan

ekonomi secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama

periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi juga dapat diartikan sebagai proses

kenaikan kapasitas pendapatan daerah. Perekonomian dikatakan mengalami

mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi meningkat dari satu

dari satu periode ke tahun berikutnya, yang berarti jumlah barang dan jasa yang

dihasilkan bertambah besar.1

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat.2

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa memandang

apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan

penduduk, dan apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak.

Keberhasilan suatu pembangunan ekonomi yaitu dilihat dari kesanggupan

dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Karena apabila seseorang bisa memperoleh

pekerjaan maka akan memperoleh pendapatan dan dari pendapatan tersebut dapat

dilihat tingkat kesejahteraan masyarakat. Islam memerintahkan ummat muslim

untuk senantiasa bekerja dan melakukan kegiatan produksi, bahkan menjadikan

1
Lutfiyah "Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm)
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Bangkalan" Jurnal Ekonomi Pendidikan
Dan Kewirausahaan, Vol. 4 no.2, 2017), hlm. 204-213.
2
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta, Penerbit: Rajawali Pers,
2011), hlm. 423.

1
2

hal tersebut sebagai kewajiban bagi orang-orang yang mampu, lebih dari itu Allah

swt akan memberikan balasan yang setimpal yang sesuai dengan amal atau kerja

keras yang telah dilakukan, sesuai dengan firman Allah swt dalam QS. Al-

Jumuah/62: 10,

‫ضل َّ ِ أ‬ ِ ‫صلَ ٰوةُ َفٲن َتشِ رُو ْا فِي أٱۡلَ أر‬


َ َّ ‫ٱَّلل َوٱذ ُكرُو ْا‬
‫ٱَّلل‬ ِ ‫ض َو أٱب َت ُغو ْا مِن َف أ‬ َّ ‫ت ٱل‬ ِ ‫َفإِ َذا قُضِ َي‬
َ ‫َكث ِٗيرا لَّ َعلَّ ُكمأ ُت أف ِلح‬
‫ُون‬
Terjemahnya:
Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.3

Berdasarkan ayat tersebut, Allah swt menyerukan kepada hambanya agar

mencari rezeki di muka bumi ini setelah menunaikan ibadah shalat. Hal ini

menunjukkan bahwa bekerja mencari nafkah, seperti ilmu pengetahuan, harta

benda, kesehatan dan lain-lain untuk memperoleh karunia-Nya di perbolehkan

selama tidak meninggalkan kewajiban sebagai umat muslim yakni beribadah

kepada-Nya yakni shalat 5 waktu. Sesuai dengan Tafsir al-Jalalain kemudian

menafsirkan, “(apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kalian di muka

bumi) perintah ini menunjukkan pengertian ibahah atau boleh (dan carilah) carilah

rezeki (karunia Allah, dan ingatlah Allah) dengan ingatan (sebanyak-banyaknya

supaya kalian beruntung) yakni memperoleh keberuntungan.

Suatu masyarakat di pandang mengalami suatu pertumbuhan dalam

kemakmuran masyarakat apabila pendapatan terus menerus bertambah dan laju

pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Salah satu daerah yang akan dilihat

3
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Solo, Penerbit: Zigma, 2010), hlm. 22.
3

pertumbuhan ekonominya adalah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.4

Indikator perekonomian suatu wilayah dilihat dari tingkat Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), baik atas harga berlaku maupun atas dasar harga

konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan

oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai

barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.5 Berikut

merupakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pangkep atas

harga konstan dalam tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1
PDRB atas Dasar Harga Konstan (Miliar Rupiah) Kabupaten Pangkep

No. Tahun Nilai


1 2015 18.426,11
2 2016 20.555,57
3 2017 22.293,96
4 2018 23.944,89
5 2019 25.990,11
Sumber: BPS, Kabupaten Pangkep, 2015-2019.

Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa PDRB di Kabupaten Pangkep

mengalami kenaikan tiap tahunnya dari 2015 – 2019. Pada tahun 2015 PDRB di

Kabupaten Pangkep sebesar 18.426,11. Pada tahun 2016 mengalami kenaikan

sebesar 20.555,57. Pada tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 22.293,96. Pada

tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 23.944,89. Pada tahun 2019 mengalami

kenaikan yaitu sebesar 25.990,11. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pangkep

dari kurun waktu 2015-2019 menunjukkan adanya peningkatan, maka dapat

4
Nuratmi Eka Septiyanti, Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kota makassar Tahun 2002-2013 (Makassar: UINAM, 2013), hlm. 6.
5
Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat, Statistik Indonesia Tahun 2010, (JakartaPusat,
Penerbit: Badan Pusat Statistik, 2010).
4

dikatakan perekonomian wilayah tersebut menjadi lebih baik dari tahun

sebelumnya.

Untuk mempertahankan kondisi tersebut maka digunakan salah satu

paradigma pembangunan yaitu melalui strategi pemberdayaan. Konsep

Empowerment sebagai suatu konsep alternatif pembangunan, yang pada intinya

memberikan tekanan pada otonomi pengambilan keputusan dari suatu kelompok

masyarakat, yang berlandas pada sumber daya pribadi, langsung, melalui

partisipasi, demokrasi, dari pembelajaran sosial melalui pengalaman langsung.6

Berkenaan dengan strategi pemberdayaan, banyak hal yang harus

diperhatikan oleh masyarakat. Di antaranya harus mampu menciptakan sistem

yang kondusif bagi terlaksananya proses pembangunan daerah sejak dari langkah

awal (perencanaan) hingga proses evaluasinya, sehingga apa yang diharapkan dari

setiap program pembangunan daerah dapat terwujud. Dengan adanya

pemberdayaan ini maka masyarakat merasa terbantu, sebagaimana firman Allah

swt dalam QS al-Maidah/5: 2,

... ‫ٱۡل أث ِم َو أٱلع أُد ٰ َو ِۚ ِن‬


‫أ‬ ٰۖ ‫أ‬ ‫أ‬
ِ ‫ َو َت َع َاو ُنو ْا َعلَى ٱل ِبرِّ َوٱل َّتق َو ٰى َو ََل َت َع َاو ُنو ْا َعلَى‬...
Terjemahnya:

Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,


dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.7

Salah satu bentuk pemberdayaan yang ada adalah pemberdayaan Usaha

Mikro Kecil Menengah (UMKM). UMKM adalah bagian integral dari dunia

usaha, merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran

6
Pradnya Paramita Hapsari, Abdul Hakim, dan Saleh Soeaidy, “Pengaruh Pertumbuhan
Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi di Pemerintah Kota
Batu)”, Wacana, Vol. 17, No. 2 (2014), hlm. 89.
7
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 23.
5

dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang

berlandaskan demokrasi ekonomi.8 Kebijakan pemberdayaan UMKM secara

umum diarahkan untuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan dan

kesenjangan, penciptaan kesempatan kerja, peningkatan ekspor dan daya saing,

pertanian dan pedesaan yang menjadi prioritas nasional.9

Ketika krisis ekonomi menerpa dunia otomatis memperburuk kondisi

ekonomi di Indonesia. Kondisi krisis terjadi priode tahun 1997 hingga 1998,

hanya sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang mampu tetap

berdiri kokoh. Data Badan Pusat Stastistik merilis keadaan tersebut pasca krisi

ekonomi jumlah UMKM tidak berkurang, justru meningkat pertumbuhannya

teruas, bahkan mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja samapai

tahun 2012, pada tahun itu jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 56.539.560

unit.10

Salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki potensi dalam

pengembangan UMKM berada di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, dimana

hal tersebut didukung dengan potensi sumber daya alam dan letak geografis yang

dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga proses pengembangan UMKM

berkontribusi aktif untuk memajukan pertumbuhan ekonomi daerah. Pemerintah

pada intinya memiliki kewajiban untuk memecahkan masalah klasik UMKM

yaitu terkait dengan modal, akses distribusi, dan teknologi, untuk mencapai hal

8
Mukti Fajar, UMKM di Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi, (Yogyakarta, Penerbit:
Pustaka Pelajar, 2016), hlm. 239.
9
Roy, Mochamad Indrajit, Analisis Pertumbuhan Pembiayaan UMKM terhadap
Pertumbuhan Laba Bersih Bprs di Indonesia. Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam, Vol 08, No
01, (2017).
10
Suci, Yuli Rahmini, "Perkembangan UMKM (Usaha mikro kecil dan menengah) di
Indonesia." Cano Ekonomos Vol. 06 No.01, (2017), hlm. 51-58.
6

tersebut maka perlu adanya strategi agar dapat mencapai suatu sasaran sehingga

dengan itu semua dapat terkontrol dengan baik.

Mempertahankan eksistensi UMKM di Kabupaten Pangkep, telah disadari

oleh pemerintah, sehingga UMKM termasuk dalam salah satu fokus program

pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah di Kabupaten Pangkep.

Pernyataan ini didukung data dari Kementrian Koperasi dan UMKM yang

terdapat pada tabel 1.2, yang menunjukkan bahwa dari tahun 2015-2019 jumlah

unit UMKM terus mengalami peningkatan.

Tabel 1.2
Jumlah Usaha Mikro Kabupaten Pangkep Tahun 2016-2019

No. Kecamatan Tahun Jumlah


2016 s/d 2017 2018 2019
1 Pangkajene 369 279 648 1.296
2 Bungoro 326 130 456 912
3 Ma’rang 218 150 368 736
4 Labakkang 254 102 356 712
5 Segeri 8 51 59 118
6 Mandalle 140 26 166 332
7 Minasatene 414 57 471 942
8 Balocci 97 125 222 444
9 Tondong Tallasa 2 3 5 10
10 LK. Tupabbiring 157 11 168 336
11 LK. Tupabbiring Utara 2 7 9 18
12 LK. Kalmas - 2 2 4
13 LK. Tangaya - - - -
Total 1.987 943 2.930 3.223
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM, 2015-2019.

Berdasarkan tabel 1.2 disimpulkan bahwa jumlah unit Usaha Mikro dari

tahun 2016-2019 mengalami fluaktif. Jumlah unit Usaha Mikro terendah pada

tahun 2018 yaitu sebesar 943 unit, jumlah unit Usaha Mikro tertinggi pada tahun
7

2019 yaitu sebesar 2.930 unit. Adapun mengenai perkembangan jumlah unit

Usaha Kecil terdapat pada tabel 1.3 sebagai berikut

Tabel 1.3
Jumlah Usaha Kecil Kabupaten Pangkep Tahun 2016-2019

No. Kecamatan Tahun Jumlah


2016 s/d 2017 2018 2019
1 Pangkajene 38 195 233 466
2 Bungoro 35 100 135 270
3 Ma’rang 14 47 61 122
4 Labakkang 37 24 61 122
5 Segeri 9 20 29 58
6 Mandalle 1 - 1 2
7 Minasatene 30 22 52 104
8 Balocci 9 1 10 20
9 Tondong Tallasa - - - -
10 LK. Tupabbiring 1 1 2 4
11 LK. Tupabbiring Utara 2 1 3 6
12 LK. Kalmas - - - -
13 LK. Tangaya 1 - 1 2
Total 177 411 588 1.176
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM, 2015-2019.

Berdasarkan tabel 1.3 disimpulkan bahwa jumlah unit Usaha Kecil dari

tahun 2016-2019 mengalami peningkatan. Jumlah unit Usaha Mikro terendah

pada tahun 2016 yaitu sebesar 177 unit, jumlah unit Usaha Kecil tertinggi pada

tahun 2019 yaitu sebesar 588 unit. Adapun mengenai perkembangan jumlah unit

Usaha Menengah terdapat pada tabel 1.4 sebagai berikut:


8

Tabel 1.4
Jumlah Usaha Menengah Kabupaten Pangkep Tahun 2016-2019

No. Kecamatan Tahun Jumlah


2016 s/d 2017 2018 2019
1 Pangkajene 11 - 11 22
2 Bungoro 9 - 9 18
3 Ma’rang - - - -
4 Labakkang - - - -
5 Segeri 1 - 1 2
6 Mandalle - - - -
7 Minasatene 5 - 5 10
8 Balocci 1 - 1 2
9 Tondong Tallasa 2 - 2 4
10 LK. Tupabbiring - - - -
11 LK. Tupabbiring Utara - - - -
12 LK. Kalmas - - - -
13 LK. Tangaya - - - -
Total 29 - 29 58
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM, 2015-2019.

Berdasarkan tabel 1.4 disimpulkan bahwa jumlah unit Usaha Menengah dari

tahun 2016-2019 mengalami fluaktif. pada tahun 2018 tidak ada penambahan

jumlah unit Usaha Menengah, sedangkan jumlah unit Usaha Mikro pada tahun

2016 s/d 2017 dan 2019 memiliki jumlah unit Usahaa Menengah sebesar 29 unit.

Adapun mengenai perkembangan jumlah unit UMKM secara keseluruhan di

Kabupaten Pangkep dalam rentang tahun 2016-2019 terdapat pada tabel 1.5

berikut:
9

Tabel 1.5
Jumlah Usaha Mikro Kabupaten Pangkep Tahun 2016-2019

No. Kecamatan Tahun Jumlah


2016 s/d 2017 2018 2019
1 Pangkajene 418 474 892 1.784
2 Bungoro 370 230 600 1.200
3 Ma’rang 232 197 429 858
4 Labakkang 291 126 417 834
5 Segeri 18 71 89 178
6 Mandalle 141 26 167 334
7 Minasatene 449 79 528 1.056
8 Balocci 107 126 233 466
9 Tondong Tallasa 4 3 7 14
10 LK. Tupabbiring 158 12 170 340
11 LK. Tupabbiring Utara 4 8 12 24
12 LK. Kalmas - 2 2 4
13 LK. Tangaya 1 - 1 2
Total 2.193 1.354 3.547 7.094
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM, 2015-2019.

Berdasarkan tabel 1.5 disimpulkan bahwa jumlah unit UMKM dari tahun

2016-2019 mengalami fluaktif. Jumlah unit UMKM terendah pada tahun 2018

yaitu sebesar 1.354 unit, jumlah unit Usaha Mikro tertinggi pada tahun 2019

yaitu sebesar 3.547 unit. Hal ini kemudian yang akan menjadi analisis penelitian

perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) serta seberapa besar

pengaruh unit UMKM terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Pangkep.

Indikator perkembangan UMKM juga dilihat dari ekspor pada sektor

UMKM, peluang untuk mengembangkan UMKM yang akan memasuki pasar

ekspor masih sangat memiliki prospek yang cukup baik dan memiliki potensi

yang cukup besar di masa mendatang. Pada era globalisasi ini membuka peluang

sekaligus tantangan bagi pengusaha Indonesia termasuk usaha kecil, karena pada

era ini daya saing produk sangat tinggi, live cycle product relatif pendek mengikut
10

trend pasar, dan kemampuan inovasi produk relatif cepat. Usaha Kecil Menengah

merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu Negara ataupun

daerah, tidak terkecuali di Indonesia.11

Dalam menumbuhkan pertumbuhan ekonomi masyarakat UMKM memiliki

kontribusi yang besar khususnya di negara-negara berkembang. Dampak yang

berpengaruh positif dapat menggerakkan roda perekonomian bangsa dan

mengurangi jumlah pengangguran. Berikut disajikan perkembangan nilai ekspor

UMKM di kabupaten Pangkep dalam kurun waktu 2015-2019 pada tabel 1.6

berikut

Tabel 1.6
Perkembangan Ekspor UMKM di Kabupaten Pangkep

No. Tahun Nilai Ekspor UMKM


1 2015 15.1628,19
2 2016 16.987,25
3 2017 17.197,84
4 2018 19.013,95
5 2019 19.640,93
Sumber : BPS Kabupaten Pangkep, 2015-2019.

Berdasarkan tabel 1.6 disimpulkan bahwa jumlah ekspor UMKM dari tahun

2015 sampai tahun 2019 mengalami kenaikan secara terus menerus. Tahun 2015

ekspor UMKM sebesar 15.162,18 miliar. Lalu di tahun 2016 ekspor UMKM

sebesar 16.987,25 miliar. Di tahun 2017 ekspor UMKM mengalami kenaikan

sebesar 17.197, 84 miliar. Di itahun 2018 ekspor UMKM mengalami kenaikan

signifikan yaitu sebesar 19.013,95 miliar. Dan nilai ekspor UMKM terbesar

terjadi pada tahun 2019 yaitu sebesar 19.640,93. Dari hal tersebut dapat dilihat

11
Kristiyanti, Mariana, "Peran Strategis Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam
Pembangunan Nasional." Majalah Ilmiah Informatika Vol. 03 No.01, (2012), hlm. 63-89.
11

bahwa seberapa besarnya pengaruh ekspor UMKM ke pertumbuhan ekonomi

daerah.

Perdagangan ekspor impor mempunyai manfaat yang besar bagi semua

pihak, baik pengusaha, masyarakat luas, maupun pemerintah. Transaksi ekspor

yang perdagangan dengan cara mengeluarkan barang ke luar wilayah pabean

Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku, bagi perkembangan perekonomian

Indonesia, merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang penting. Dalam situasi

perekonomian dunia yang sampai saat ini masih belum menggembirakan,

berbagai usaha memang terus dilakukan Pemerintah Indonesia untuk dapat

meningkatkan pencarian sumbersumber devisa, salah satu diantaranya adalah

dengan meningkatkan transaksi ekspor dan menekan pengeluaran – pengeluaran

devisa dengan cara membatasi aktivitas-aktivitas impor.12

Pesatnya pertumbuhan jumlah dan nilai ekspor UMKM di Kabupaten

Pangkep yang terus meningkat setiap tahunnya. Perkembangan dan pertumbuhan

tersebut tentung memiliki pengaruh besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Pangkep. Sebagaimana penelitian yang dilakukan Rachman (2016),

hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja, nilai investasi, dan

nilai produksi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kota Makassar. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar adalah variabel nilai produksi.13

12
Sani, Abdillah, And Widyaiswara Madya, “Kendala Komunikasi Pemasaran dalam
Mensukseskan Bisnis Ekspor Usaha Kecil dan Menengah, “ Academia.edu Vol.02 No. 01, (2018),
hlm. 2.
13
Siswati Rachman, “Analisis Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah Sektor
Manufaktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar”, Administrare, Vol. 3 No. 2,
(2016), hlm. 71.
12

Selain itu, penelitian yang dilakukan Raselawati (2011), hasil penelitian

menunjukkan bahwa jumlah UMKM dan ekspor UMKM memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini

menunjukkan suatu keadaan yang positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia

yang artinya dengan adanya UMKM maka dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi. Jumlah UMKM ini juga diperlukan adanya pemberdayaan, karena

dengan adanya pemberdayaan UMKM dapat meningkatkan stabilitas ekonomi

makro.14

Selain itu, penelitian yang dilakukan Bustam (2016), hasil penelitian

menunjukkan bahwa jumlah unit UMKM, PDB UMKM dan investasi secara

simultan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Dengan adanya

penambahan jumlah unit usaha baru maka suatu perusahaan tentunya

membutuhkan sejumlah tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan usahanya

tersebut sehingga tenaga kerja yang diserap juga akan bertambah.15

Selain itu, penelitian yang dilakukan Senja (2016), hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel jumlah unit UMKM dan nilai investasi UMKM

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadappertumbuhan

ekonomidi Indonesia, sedangkan variabel tenaga kerja UMKM dan nilai ekspor

UMKM tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 16

14
Ade Raselawati, Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah terhadap Pertumbuhan
Ekonomi pada Sektor UKM di Indonesia, Skripsi (Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011), hlm. 87.
15
Nur Hasanah Bustam, “Pengaruh Jumlah Unit, PDB dan Investasi UMKM terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia Periode 2009-2013”, Kutubkhanah: Jurnal Penelitian
sosial keagamaan,Vol.19, No.2 (Juli-Desember 2016), hlm. 250.
16
Mahardea Puspa Senja, analisis Pengaruh Jumlah UMKM, Jumlah Tenaga Kerja UMKM,
Ekspor UMKM dan Investasi UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Skripsi
(Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2016), hlm. Vii.
13

Selain itu, penelitian yang dilakukan Rohman (2019), hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel independen yang memiliki pengaruh signifikan

adalah variabel tenaga kerja UMKM, ekspor UMKM, dan investasi UMKM. Dari

penelitian ini variabel yang paling dominan mempengaruhi PDRB adalah variabel

tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin sedikit pengangguran

berarti tingkat pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari pembentukan PDRB akan

semakin meningkat.17

Uraian di atas mengungkapkan bahwa pengembangan dunia usaha di

Kabupaten Pangkep tidak bisa dilepaskan dari peranan dunia usaha yang sudah

ada, baik skala kecil maupun skala besar. Jumlah dunia usaha yang kian semakin

banyak dan keberadaannya tersebar luar keseluruh wilayah, sekalipun

distribusinya terkadang ditemui beberapa kendala. Salah satu pendorong

pertumbuhan ekonomi adalah adanya ekspor yang baik ditunjang oleh

produktifitas yang tinggi. Setiap Pemerintah Daerah mempunyai wewenang untuk

mengatur pemerintahannya terutama dalam menggali sumber-sumber pendapatan

asli daerahnya.

Kabupaten Pangkep menjadi salah satu kota yang menarik dan berpotensi

untuk pengembangan Dunia Usaha. Pengembangan UMKM dan ekspor UMKM

akan mempengaruhi secara signifikan peningkatan perekonomian baik individu

maupun keseluruhan (PAD) Kabupaten Pangkep. Sebab, Peranan UMKM sangat

penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta

dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang bercirikan demokratis,


17
Rosyid Nur Rohman, Analisis Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1997-2017”, Naskah Publikasi (Surakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2019), hlm. 1.
14

kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan. Dalam kehidupan ekonomi rakyat,

UKM memiliki ruang gerak dan kesempatan usaha yang luas, terutama yang

menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat.

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, dapat dirumuskan pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh variabel jumlah

UMKM dan nilai ekspor UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi pada sektor

UMKM di Kabupaten Pangkep dari tahun 2015 sampai 2019, maka penulis

tertarik melakukan penelitian tentang “Pengaruh Perkembangan UKM

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pangkep”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditemukan oleh penulis

maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan dalam penelitian ini terkait :

1. Apakah jumlah UMKM berpengaruh terhadap PDRB di Kabupaten

Pangkep?

2. Apakah nilai ekspor UMKM berpengaruh terhadap PDRB di Kabupaten

Pangkep?

3. Apakah jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM berpengaruh terhadap

PDRB di Kabupaten Pangkep?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan di capai dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah unit UMKM terhadap PDRB yang

ada di Kabupaten Pangkep.


15

2. Untuk mengetahui pengaruh ekspor UMKM terhadap PDRB yang ada di

Kabupaten Pangkep.

3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM

terhadap PDRB di Kabupaten Pangkep.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini diharapkan untuk dapat dijadikan sebagai:

1. Kegunaan Teoretis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melengkapi kajian teori yang

berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dan juga dapat

memperkaya kajian tentang pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi aparat pemerintahan, diharapkan penelitian ini dapat digunakan

sebagai masukan untuk mendukung pembuatan keputusan atau

kebijakan dalam pengembangan sektor UMKM.

b. Bagi masyarakat, diharapkan hasil dari penelitian ini diharapkan

mampu memberi edukasi kepada masyarakat bahwa peluang UMKM

dapat meningkatkan kesejahteraan bagi pelaku UMKM dan juga

memberikan dampak pertumbuhan ekonimi daerah.

c. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat dijadikan sebagai

sumbangan pemikiran atau studi banding bagi mahasiswa atau pihak

yang melakukan penelitian yang sama.


BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Pertumbuhan Ekonomi

1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

yang menyebabkan barang dan jasa yang diprosuksi dalam masyarakat bertambah

dan kemakmuran masyarakat meningkat.18 Pertumbuhan ekonomi adalah proses

dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto rill atau pendapatan nasional rill.

Jadi perekonomian dikatan tumbuh apabila terjadi penambahan output rill.19

Pertumbuhan Ekonomi adalah salah satu indikator yang sangat penting dalam

melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu

Negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian

akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode

tertentu.20

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan

pendapatan nasional.21 Mengendalikan pertumbuhan ekonomi dengan harapan

bahwa pendapatan nasional tersebut akan menetas kebawah, perlu usaha

18
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, hlm. 9.
19
Ade Resalawati, “Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap pertumbuhan
ekonomi pada sektor UKM Indonesia”, hlm. 34.
20
Zakaria Juniddin, Pengantar Teori Ekonomi Makro, (Jakarta, Penerbit: Gaung Persada
Press, 2009), hlm. 104.
21
Hartini Tunggaluh, Teori Ekonomi Makro, (Makassar: 2012), hlm. 79

16
17

semaksimal mugkin untuk mengatasi masalah distribusi pendapatan ini diikuti

dengan pemerataan pendapatan.22

Pertumbuhan ekonomi (economic growth) didefinisikan sebagai

peningkatan dalam kapasitas suatu bangsa jangka panjang untuk memproduksi

aneka barang dan jasa bagi rakyatnya. Kapasitas itu bertumpu pada kemajuan

teknologi produksi. Secara konvensional, pertumbuhan diukur dengan kenaikan

pendapatan nasional (PNP, GNP) perkapita. Sedangkan dalam Islam pertumbuhan

ekonomi didefinisikan sebagai: A sustained growth of a right kind of output which

can contribute to human welfare (Sebuah pertumbuhan produksi atau hasil yang

terus menerus dengan cara yang benar yang dapat memberikan konstribusi bagi

kesejahteraan umat manusia).23

Pembangunan daerah harus sesuai dengan kondisi potensi serta aspirasi

masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Apabila pelaksanaan prioritas

pembangunan daerah kurang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-

masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang

optimal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lambatnya proses pertumbuhan

ekonomi daerah yang bersangkutan. Berdasarkan firman Allah swt dalam QS al-

Jumu’ah/62: 10,

‫ضل َّ ِ أ‬ ِ ‫صلَ ٰوةُ َفٲن َتشِ رُو ْا فِي أٱۡلَ أر‬


َ َّ ‫ٱَّلل َوٱذ ُكرُو ْا‬
‫ٱَّلل‬ ِ ‫ض َو أٱب َت ُغو ْا مِن َف أ‬ َّ ‫ت ٱل‬ ِ ‫َفإِ َذا قُضِ َي‬
َ ‫َكث ِٗيرا لَّ َعلَّ ُكمأ ُت أف ِلح‬
‫ُون‬

22
Sugiarto, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta, 2002), hlm. 2.
23
Zainal Abidin, “Meneropong Konsep Pertumbuhan Ekonomi (Telaah Atas Kontribusi
Sistem Ekonomi Islam atas Sistem Ekonomi Konvensional)”, Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 7 No.2
(Desember 2012), hlm. 3.
18

Terjemahnya:
Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.24

Ayat yang ke 10, ditegaskan apabila ibadah shalat telah dilaksanakan, maka

kita di peruntukkan untuk melanjutkan aktivitas untuk mencari karunia Allah. Hal

ini memberi pengertian bahwa kita tidak boleh malas karena rezki Allah tidak

datang dengan sendirinya. Potensi akal yang dimiliki manusia hendaknya menjadi

modal utama untuk meningkatkan modal utama untuk meningkatkan produktivitas

kerja secara inovatif, agar hidupnya lebih berkualitas. Umat Islam yang telah

selesai menunaikan shalat diperintahkan Allah untuk berusaha atau bekerja agar

memperoleh karunia-Nya, seperti ilmu pengetahuan, harta benda, kesehatan dan

lain-lain.

2. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi

Menurut pandangan para ekonom Klasik antara lain Adam Smith, David

Ricardo, Thomas Robert Malthus dan John Stuart Mill, maupun ekonom Neo-

Klasik antara lain Robert Solow dan Trevor Swan, pada dasarnya ada empat

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu (a) jumlah penduduk, (b)

jumlah stok barang modal, (c) luas tanah dan kekayaan alam, dan (d) tingkat

teknologi yang digunakan.

a. Adam Smith

Faktor yang menentukan pembangunan, Smith berpendapat bahwa

perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi. Penduduk

yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan meninggikan
24
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 22.
19

tingkat spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Sebagai akibat dari spesialisasi

yang terjadi, maka tingkat kegiatan ekonomi bertambah tinggi.

Perkembanganspesialisasi dan pembagian perkerjaan diantara tenaga kerja akan

mempercepat proses pembangunan ekonomi, karena spesialisasi akan

meninggikan tingkat produktivitas tenaga kerja dan mendorong perkembangan

teknologi. Dalam prosesnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin terpacu dengan

adanya pembagian kerja antarpelaku ekonomi. Dalam hal ini, Adam Smith

memandang pekerja sebagai salah satu input (masukan) bagi proses produksi.

Pembagian kerja merupakan titik sentral pembahasan dalam teori Adam Smith,

dalam upayameningkatkan produktivitas tenaga kerja.25

b. Schumpeter

Teori Schumpeter menggarisbawahi pentingnya pembiayaan inflasioner dan

inovasi sebagai faktorutama dalam pembangunan ekonomi. Pembiayaan

inflasioner merupakan satu metode tepat yang kini dicoba untuk diterapkan oleh

setiap negara terbelakang. Analisisnya relevan dengan negara terbelakang dilihat

dari segi kenaikan jangka panjang produktivitas danpenyerapan surplus tenaga

kerja pada lapangan pekerjaan yang menguntungkan sebagai akibat dari inovasi.

Meskipun teorinya dimaksudkan untuk menganalisis masalah kapitalisme barat

“namun dapat memberikan petunjuk mengenai masalah yang mungkin timbul di

negara terbelakang, sekali suatu proses industrialisasi mulai, serta memberi

25
Nurul Huda, Ekonomi Pembangunan Islam, (Jakarta, Penerbit: Kencana, 2015), hlm. 91.
20

pelajaran untuk menghindari kesulitan tambahan dan tidak perlu yang menyertai

suatu pembangunan yang tak terkoordinasikan dan tak terencana.26

c. Harrord-Domar

Teori Harrord-Domar pada hakikatnya berusaha untuk menunjukkan syarat

yang diperlakukan agar pertumbuhan yang mantap (steady growth) akan selalu

berlaku dalam perekonomian. Teori ini memperhatikan kedua fungsi dari

pembentukan modal dalam kegiatan ekonomi. Pembentukan modal dipandang

pengeluaran yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk

menghasilkan barang, maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah

permintaan efektif seluruh masyarakat. Teori ini menganggap bahwa pertambahan

dalam kesanggupan memproduksi ini tidak secara sendirinya akan menciptakan

pertambahan produksi dan pendapatan nasional yang bukan ditentukan oleh

pertambahan dalam kapasitas memproduksi tetapi kenaikan pengeluaran

masyarakat. Model Harrord-Domar termasuk dalam aggregate models dimana

karakteristiknya berhubungan dengan perekonomian secara keseluruhan dan

menyangkutkomponen agregat, seperti: konsumsi, produksi, investasi, tabungan,

ekspor, impor, dan gross national product. Model ini bertujuan untuk

mengestimasi laju pertumbuhan agregat maksimum yang diharapkan dapat

dicapai oleh perekonomian berdasarkan kemampuan perekonomian tanpa ada

campur tangan dari luar.27

26
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta, Penerbit: Rajawali
Pers, 2012), hlm. 125.
27
Nurul Huda, Ekonomi Pembangunan Islam, hlm. 101.
21

d. Neoklasik

Teori Neoklasik merupakan model pertumbuhan Solow-Swan (the Solow-

Swan growth model) pertama kali dikembangkan pada tahun 1950 oleh Robert

Solow dan Trevor Swan dan secara merupakan model pertumbuhan pertama yang

diterima sebagai model pertumbuhan jangka panjang (long-run growth model).

Model ini mengamsusikan bahwa negara-negara menggunakan sumber dayanya

secara efisien, dan terdapat imbal hasil yang selalu berkurang (diminishing

returns) terhadap peningkatan modal dan tenaga kerja.28

Solow dan Swan mengembangkan model pertumbuhan ekonomi ini dengan

memusatkan perhatian pada bagaimana pertumbuhan ekonomi, akumulasi modal,

kemajuan teknologi, dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan

ekonomi. Pemikiran Solow dan Swan menjelaskan bahwa untuk dapat

mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara, maka dibutuhkan

adanya technological change. Hal ini penting karena menurut Solow dan Swan

dalam proses pencapaian pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan sumber

daya yang ada akan terjadi diminishing marginal product sehingga dengan adanya

technological change tersebut, seumber daya/input yang ada masih dapat

ditingkatkan kemanfaatannya dalam pencapaianpertumbuhan ekonomi dan

pentingnya produktivitas input dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi.29

3. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi

Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor, yaitu

faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.

28
Nurul Huda, Ekonomi Pembangunan Islam, hlm. 106.
29
Nurul Huda, Ekonomi Pembangunan Islam, hlm. 107-108.
22

a. Faktor Ekonomi

1) Sumber Alam

Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu perekonomian

adalah sumber alam atau tanah. “Tanah” sebagaimana dipergunakan dalam ilmu

ekonomi mencakup sumber alam seperti kesuburan tanah, letak dan susunannya,

kekayaan hutan, mineral, iklim, sumber air, sumber lautan, dan sebagainya. Bagi

pertumbuhan ekonomi, tersedianya sumber alam secara melimpah hal yang

penting. Suatu negara yang kekurangan sumber alam tidak akan dapat

membangun dengan cepat. Sebagaimana dinyatakan oleh Lewis, “Dengan hal-hal

lain yang sama, orang dapat mempergunakan dengan lebih baik kekayaan

alamnya dibandingkan apabila mereka tidak memilikinya. Sarana pengangkutan

dan perhubungan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi.

Perkembangan sarana itu menurunkan biaya angkut dan menaikkan perdagangan

dalam dan luar negeri negara. Jadi dalam pertumbuhan ekonomi, kekayaan alam

yang melimpah saja belum cukup, yang terpenting ialah pemanfaatannya secara

tepat dengan teknologi yang baik sehingga efisiensi dipertinggi dan sumber dapat

dipergunakan dalam jangka waktu lebih lama.30

2) Akumulasi Modal

Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat

direproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu, disebut

akumulasi modal atau pembentukan modal. Dalam ungkapan profesor Nurkse,

“Makna pembentukan modal ialah, masyarakat tidak melakukan keseluruhan

30
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, hlm. 69.
23

kegiatannya saat ini sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumsi

yang mendesak, tetapi mengarahkan sebagian dari padanya untuk pembuatan

barang modal, alat-alat dan perlengkapan, mesin dan fasilitas pengangkutan,

pabrik dan peralatannya”. Dalam arti ini pembentukan modal merupakan investasi

dalam bentuk barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output

nasional dan pendapatan nasional. Jadi, pembentukan modal merupakan kunci

utama menuju pembangunan ekonomi.31

3) Organisasi

Organisasi merupakan bagian penting dari proses pertumbuhan. Organisasi

berkaitan dengan penggunaan faktor produksi di dalam kegiatan ekonomi.

Organisasi bersifat melengkapi (komplemen) modal, buruh dan membantu

meningkatkan produktivitasnya. Dalam pertumbuhan ekonomi modern, para

wiraswastawan tampil sebagai organisator dan pengambil risiko diantara

ketidakpastian. Wiraswastawan bukanlah manusia dengan kemampuan biasa. Ia

memiliki kemampuan khusus untuk bekerja dibandingkan orang lain. Menurut

Schumpeter, seorang wiraswastawan tidak perlu seorang kapitalis. Fungsi

utamanya ialah melakukan pembaharuan (inovasi).32

4) Kemajuan Teknologi

Perubahan teknologi dianggapsebagai faktor paling penting di dalam proses

pertumbuhan ekonomi. Perubahan itu berkaitan dengan perubahan didalam

metode produksi yang merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari teknik

penelitian baru. Perubahan pada teknologi telah menaikkan produktivitas buruh,

31
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, hlm. 69.
32
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, hlm. 70.
24

modal dan faktor produksi yang lain. Kuznets mencatat ada lima pola penting

pertumbuhan teknologi di dalam pertumbuhan ekonomi modern diantaranya:

penemuan ilmiah atau penyempurnaan pengetahuan teknik, invensi, inovasi,

penyempurnaan, dan penyebarluasan penemuan yang biasanya diikuti dengan

penyempurnaan.33

5) Pembagian kerja dan skala produksi

Spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan produktivitas.

Keduanya membawa kearah ekonomi produksi skala besar yang selanjutnya

membantuperkembangan industri. Hal ini menunjukkan laju pertumbuhan

ekonomi. Adam Smith menekankan arti penting pembagian kerja bagi

perkembangan ekonomi. Pembagian kerja menghasilkan perbaikan kemampuan

produksi buruh. Setiap buruh menjadi lebih efisien dari pada sebelumnya. Ia

menghemat waktu. Ia mampu menemukan mesin baru dan berbagai proses baru

dalam berproduksi. Akhirnya, produksi meningkatkan berbagai hal. Akan tetapi,

pembagian kerja tergantung pada luas pasar. Luas pasar, sebaliknya, tergantung

pada kemajuan ekonomi, yaitu seberapa jauh perkembangan permintaan, tingkat

produksi pada umumnya, sarana transportasi dan sebagainya. Jika skala produksi

luas, spesialisasi dan pembagian kerja akan meluas pula. Alhasil, jika produksi

naik, laju pertumbuhan ekonomi akan melesat. Ekonomi eksternal keuangan

semakin banyak tersedia dan manfaat dari investasi minimal berkembang baik.

Investasi minimal adalah sumber tenaga, angkutan dan sebagainya, yang

33
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, hlm. 72.
25

penggunaannya membawa ke arah kemajuan industri. Dengan cara ini produksi

meningkat dan pertumbuhan ekonomi kian melaju.34

b. Faktor Non Ekonomi

Faktor nonekonomi bersama-sama faktor ekonomi saling mempengaruhi

kemajuan perekonomian. Dalam kenyataannya, faktor nonekonomi pada

umumnya, seperti organisasi sosial, budaya, dan politik, mempengaruhi faktor

ekonomi. Oleh karena itu, faktor nonekonomi juga memiliki arti penting di dalam

pertumbuhan ekonomi. Menurut Nurkse, “Pembangunan ekonomi berkaitan

dengan peranan manusia, pandangan masyarakat, kondisi politik dan latar

belakang historis”. Di dalam pertumbuhan ekonomi, faktor sosial, budaya, politik,

dan psikologis adalah sama pentingnya dengan faktor ekonomi. Sebagaimana

dikemukakan Prof.Kaldor, pengkajian terhadap dinamika pertumbuhan ekonomi,

di luar analisis faktor ekonomi, membawa kita kepada pengkajian tehadap unsur-

unsur penentu yang bersifat psikologis dan sosiologis dalam faktor-faktor ini.35

B. Konsep Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

1. Definisi UMKM

UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas

usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha

menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99

orang.36 UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

34
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, hlm. 73.
35
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, hlm. 73.
36
Lies Maria Hamzah, “Devi Agustien, Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah terhadap Pendapatan Nasional pada Sektor UMKM di Indonesia”, Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Volume 8 No 2 (Juli 2019), hlm. 214-215.
26

oleh orang perorangan atau Badan Usaha disemua sektor ekonomi.37 Pada

prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro (UMi), Usaha Kecil (UK), Usaha

Menengah (UM) dan Usaha Besar (UB) umumnya didasarkan pada nilai asset

awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata pertahun atau njumlah

pekerja tetap. Namun definisi UMKM berdasarkan ketiga alat ukur ini berbeda

disetiap Negara.

Menurut Kementerian Negara Koperasi dan Usaha kecil Menengah

(Kemenkop dan UKM), yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk

Usaha Mikro adalah entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki

penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- sampai Rp 2.500.000.000,-.

Sementara itu Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga

negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,-

sampai Rp 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan.38

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah (UMKM) adalah:

a. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha

milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni:

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

37
Tulus Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting,
(Jakarta, Penerbit: Salemba Empat, 2012), hlm. 2.
38
Nur Hasanah Bustam, “Pengaruh Jumlah Unit, PDB dan Investasi UMKM terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia Periode 2009-2013”, Kutubkhanah: Jurnal Penelitian
Sosial Keagamaan, Vol. 19, No. 2 (Juli-Desember 2016), hlm. 252.
27

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000

(tiga ratus juta rupiah);

b. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha

menengah atau usaha besar dengan kriteria tertentu.

c. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil

atau usaha besar.39

UMKM dalam perspektif perkembangannya, merupakan kelompok usaha

yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan

terhadap berbagai macam goncangan krisi ekonomi. Maka sudah menjadi

keharusan penguatan kelompok UMKM yang melibatkan banyak kelompok.

Berikut ini adalah klasifikasi UMKM:

a. Livelhood Activities, merupakan UMKM yang digunakan sebagai kesempatan

kerja untuk mencari nafkah, yang labih umum biasa disebut sektor informal.

Contohnya pedagang kaki lima.

b. Micro Enterprise, merupakan UMKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi

belum memiliki sifat kewirausahaan.

39
Mukti Fajar, UMKM di Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi, (Yogyakarta, Penerbit:
Pustaka Pelajar, 2016), hlm. 112.
28

c. Small Dynamic Enterprise, merupakan UMKM yang telah memiliki jiwa

kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.

d. Fast Moving Enterprise, merupakan UMKM yang telah memiliki jiwa

kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar (UB).40

2. Peran UMKM

Dalam perekonomian nasional UKM memiliki peranan, yaitu sebagai

pemeran utama dalam kegiatan ekonomi, penyedia lapangan kerja terbesar,

pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan

masyarakat, pencipta pasar baru dan sumber inovasi dan kontribusi terhadap

neraca pembayaran.41 Maka dari itu pemberdayaan UKM sangat diperlukan guna

menunjang produktivitas yang berkelanjutan pada sektor UKM yang juga akan

mempengaruhi daya saing di pasar.

Dua pertiga dunia usaha didunia adalah UMKM dan jumlah terbanyak ada

di daerah, UMKM mampu menciptakan banyak lapangan kerja dengan sedikit

modal dan UMKM tersebar hingga pelosok daerah dan sebagai salah satu usaha

pengentas kemiskinan. UMKM memiliki peran penting yaitu sebagai penyedia

lapangan kerja bagi kaum monoritas yaitu masyarakat dengan kelas belakang

(pendidikan rendah) dan juga wanita.42

UMKM memainkan peran penting di dalam pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang (NSB), tetapi juga di

40
Ade Resalawati, “Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap pertumbuhan
ekonomi pada sektor UKM Indonesia”, Skripsi (Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011), hlm. 31.
41
Departemen Koperasi, Data Usaha Mikro Kecil dan Menengah tahun 1999-2016,
(Departemen Koperasi, 2017).
42
Sudha Vankatesh and and Krishnaveni Muthiah, “SMEs in India: Importance and
Contribution”, Asian Journal Of Management Research, Volume 2 Issue 2, (2012), hlm. 793.
29

negara-negara maju (NM). Di negara maju, UMKM sangat penting, tidak hanya

kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan

usaha besar (UB), seperti halnya di negara sedang berkembang, tetapi juga

kontribusinya terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk domestik bruto

(PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar.43

Usaha kecil merupakan sektor usaha yang banyak mendapatkan perhatian

dari berbagai kalangan. Hal ini layak diterima usaha kecil karena perannya yang

sangat dominan dalam pembangunan nasional. Beberapa peranan usaha kecil

dalam pembangunan nasional Indonesia antara lain:

a. Menyerap Tenaga Kerja

Jutaan orang Indonesia bekerja pada sektor usaha kecil. Pada saat kesempatan

kerja yang dirasakan semakin terbatas dibuktikan dengan tingginya angka

pengangguran, usaha kecil telah mampu berperan aktif dalam menekan angka

pengangguran tersebut.

b. Penyedia Barang dan Jasa Bagi Masyarakat

Sebagai alat pemuas kebutuhan dan keinginan masyarakat, dipenuhi dari

barang dan jasa yang dihasilkan oleh usaha kecil. Seperti makanan, minuman,

peralatan rumah tangga, perabot dapur, berbagai jasa, dan lain-lain.

c. Mengurangi Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Banyak orang yang

pindah ke kota tanpa dibekali pengetahuan dan atau keterampilan yang

memadai. Maka dengan banyaknya usaha skala kecil yang didirikan sampai ke

43
Tulus Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting, hlm.
1.
30

pelosok desa, akan mengurangi kecenderungan untuk pindah ke kota.

Sehubungan dengan itu para pengusaha kecil yang membuka usaha di desa,

merupakan pahlawan bagi saudara dan tetangganya sehingga terhindar dari

kerasnya kehidupan di kota besar.

d. Mendayagunakan Sumber Ekonomi Daerah

Kesadaran yang muncul terutama dari para pemuda penerus bangsa telah

mengubah segalanya. Kekayaan daerah mampu dimanfaatkan oleh tangan-

tangan terampil pemuda setempat.

e. Menunjukkan Citra Diri Bangsa Indonesia

Usaha kerajinan rakyat khas daerah-daerah di Indonesia yang memperlihatkan

citra diri bangsa Indonesia ke berbagai negara di dunia adalah wujud nyata

peran usaha kecil. Makanan khas daerah, pakaian adat, kesenian daerah

menjadi perlambang bagi tingginya nilai budaya Indonesia. Para pengusaha

kecil telah berperan dalam menunjukkan jati dirinya sebagai pengusung nilai

luhur budaya Indonesia sampai ke berbagai penjuru dunia.44

3. Keunggulan dan Kelemahan UMKM

Keunggulan UMKM yaitu:

a. Usaha ini bertebaran di seluruh pelosok dengan berbagai ragam bidang usaha.

b. Usaha ini beroperasi dengan investasi modal untuk aktiva tetap pada tingkat

yang rendah.

c. Sebagian besar usaha bisa dikatakan sebagai usaha padat karya, hal ini

disebabkan karena penggunaan teknologi yang sederhana.

44
Suparyanto, Kewirausahaan Konsep dan Realita Pada Usaha Kecil, (Bandung, Penerbit:
Alfabeta, 2016), hlm. 31-38.
31

Kelemahan UMKM yaitu:

a. Kemungkinan kerugian pada saat investasi awal, disebabkan karena

penggunaan teknologi sederhana.

b. Pendapatan yang tidak teratur.

c. Diperlukan adanya kerja keras dan waktu yang lama sebelum usaha

berkembang.

d. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya sudah

berkembang.45

Perkembangan UMKM di Indonesia tidak lepas dari berbagai macam

masalah. Ada beberapa masalah yang umum dihadapi oleh pengusaha kecil dan

menengah seperti keterbatasan modal kerja atau modal investasi, kesulitan

mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau,

keterbatasan teknologi, sumber daya manusia dengan kualitas yang baik

(manajemen dan teknik produksi), informasi pasar dan kesulitan dalam

pemasaran. Tingkat intensitas dan sifat dari masalah-masalah tersebut bisa

berbeda tidak hanya menurut jenis produk atau pasar yang dilayani, tetapi juga

berbeda antar lokasi, antar wilayah, antar sentra, antar sektor atau antar subsektor,

jenis kegiatan dan antar unit usaha dalam kegiatan atau sektor yang sama.46

Mengembangkan UMKM tidak hanya skill yang dibutuhkan, melainkan

bagaimana pengusaha bisa menerapkan prinsip-prinsip yang terbaik dalam

membangun dan mengembangkan usaha, serta memudahkan para pelaku UMKM

45
Lies Indriyatni, “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha
Mikro dan Kecil,” Jurnal STIE Semarang, Vol 5, No 1 (Februari 2013) ISSN:2252-7826.
46
Tulus Tambunan, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting, hlm.
73.
32

untuk dapat membangun aktifitas ekonomi.UMKM sangat berperan penting

dalam pengembangan perekonomian suatu negara maupun daerah. Oleh sebab itu,

UMKM harus dikembangkan guna menciptakan masyarakat yang sejahtera.

Namun apakah cara dan jenis usaha yang ditempuh dalam memenuhi hajat hidup

itu sudah sesuai dengan aturan Islam, itulah yang menjadi persoalan dan harus di

perhatikan oleh pengusaha. Dalam menjalankan UMKM tentu saja ada batasan-

batasannya dalam memilah barang yang akan di produksi oleh pelaku usaha,

sebagaimana firman Allah QS al-Nahl/16: 115,

ُ ‫ٱض‬ ِ َّ ‫ير َو َمآ أ ُ ِه َّل لِ َغ أي ِر‬ ‫أ‬ ‫أ‬


َّ‫طر‬ ‫ٱَّلل ِب ِه ٰۖۦ َف َم ِن أ‬ ِ ‫إِ َّن َما َحرَّ َم َع َل أي ُك ُم ٱل َم أي َت َة َوٱل َّد َم َولَ أح َم ٱلخ‬
ِ ‫ِنز‬
‫ِيم‬ٞ ‫ور رَّ ح‬ َ َّ َّ‫اغ َو ََل َعادٖ َفإِن‬
ٞ ُ‫ٱَّلل َغف‬ ٖ ‫َغ أي َر َب‬
Terjemahnya:

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging


babi, dan (hewan) yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah,
tetapi barang siapa terpaksa (memakannya) bukan karena menginginkannya
dan tidak pula melampaui batas, maka sungguh Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang.47

UMKM merupakan suatu kegiatan usaha yang relatif mudah untuk

dijalankan oleh kalangan masyarakat, baik masyarakatyang ekonominya tinggi

maupun rendah sehingga masyarakat mampu memperbaiki kesejahteraan

hidupnya, salah satu UMKM yang sering di jalankan oleh masyarakat adalah

livelihood activitiesyang merupakan usaha kecil menengah yang digunakan untuk

mencari nafkahseperti pedagang kaki lima.

47
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Solo, Penerbit: Zigma, 2010), hlm. 102.
33

C. Jumlah Unit Usaha

1. Definis Jumlah Unit Usaha

Usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memperoleh

hasil berupa keuntungan, upah, atau laba usaha. usaha adalah kegiatan dengan

mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan

(perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Usaha kecil,

menurut surat edaran Bank Indonesia Nomor 26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993

perihal Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total aset

maksimum Rp 600 juta (enam ratus juta) tidak termasuk tanah dan rumah yang

ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha

swasta, dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp 600

juta.48

Badan Pusat Statistik mendefinisikan unit usaha adalah unit yang

melakukan kegiatan yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga

maupun suatu badan dan mempunyai kewenangan yang ditentukan berdasarkan

kebenaran lokasi bangunan fisik, dan wilayah operasinya. Secara umum,

pertumbuhan unit usaha suatu sektor dalam hal ini industri kecil dan menengah

pada suatu daerah akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Unit usaha atau unit produksi UMKM ialah suatu proses kegiatan usaha

yang dilakukan UMKM secara berkesinambungan, bersifat bisnis dengan

memberdayakan masyarakat dan lingkungan dalam bentuk unit usaha produksi

yang dikelola secara profesional. Karena unit produksi adalah wadah

48
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta, Penerbit: PT. Rineka cipta, 1997), hlm. 45.
34

kewirausahaan masyarakat maka ia harus dikelola secara bisnis dan dilembagakan

dalam suatu wadah usaha.49

2. Kaitan Unit Usaha UMKM dengan Pertumbuhan Ekonomi

Jumlah unit usaha berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi khususnya

UMKM. Semkin banyak jumlah unit usaha, maka semakin meningkat pula

pertumbuhan ekonomi suatu industri. Pentingnya sektor industri di Indonesia

terefleksi antara lain dari jumlah unit usahanya yang sangat banyak jauh melebihi

jumlah unit usaha dari kelompok industri.50 Secara umum, pertumbuhan unit

usaha suatu sektor dalam hal UMKM pada suatu daerah akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Jumlah unit usaha mempunyai pengaruh yang positif

terhadap pertumbuhan ekonomi, artinya jika unit usaha suatu industri ditambah

maka tingkat pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Semakin banyak unit usaha

yang berdiri maka akan semakin banyak pertumbuhan ekonomi.51

Semakin berkembangnya sektor industri khususnya UMKM, maka

semakin meningkat pula pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. UMKM terdiri dari

berbagai jenis industri yaitu industri makanan, furniture and meubel, pakaian

jadi/konveksi, bahan bangunan, pupuk alam/non sentesis, peng-olahan teh dan

kopi, dan masih banyak yang lainnya.52

49
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, hlm. 45.
50
Abdul Karib, “Analisis Pengaruh Produksi, Investasi dan Unit Usaha terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Sumatera Barat”, Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, (September 2012), hlm. 60-61.
51
Risma Handayani, “Pengaruh Jumlah Unit Usaha dan Upah Minimum Regional terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Bantaeng Tahun 2001-
2015”, Skripsi (Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UINAM, 2016), hlm. 41.
52
Hajrah H, “Pengaruh Nilai Produksi, Investasi, dan Jumlah Unit Usaha terhadap Pe-
nyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kota Makassar”, Skripsi
(Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UINAM, 2017), hlm. 39.
35

D. Ekspor Sektor UMKM

1. Definisi Ekspor

Ekspor adalah pembelian negara lain atas barang buatan perusahaan-

perusahaan di dalam negeri. Faktor terpenting yang menentukan ekspor adalah

kemampuan dari negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat

bersaing dalam pasaran luar negeri. Ekspor secara langsung mempengaruhi

pendapatan Nasional. Akan tetapi, hubungan yang sebaliknya tidak selalu berlaku,

yaitu kenaikan pendapatan Nasional belum tentu menaikkan ekspor oleh karena

pendapatan Nasional dapat mengalami kenaikan sebagai akibat dari kenaikan

pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan

penggantian barang impor dengan barang buatan dalam negeri.53

Ekspor merupakan suatu kegiatan perdagangan luar negeri (perdagangan

internasional) yang kegiatannya adalah mengeluarkan barang atau

memperdagangkan barang ke luar negeri sehingga dapat memberikan dampak

positif terhadap perekonomian suatu negara sehingga harapannya akan terjadi

peningkatan di dalam perekonomian tetapi dalam melakukan kegiatan tersebut

tentunya harus mentaati peraturan bidang ekspor yang sesuai dan yang telah

tersedia guna keberlangsungan kegiatan perdagangan luar negeri yang akan atau

telah terjalin. Namun kegiatan perdagangan luar negeri juga dapat memberikan

dampak negatif apabila terdapat hambatan dalam melakukan kegiatan tersebut.

Ekspor merupakan salah satu sumber devisa yang sangat dibutuhkan oleh

negara atau daerah yang perekonomiannya bersifat terbuka seperti di Indonesia,

53
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta, Penerbit: Rajawali Pers,
2011), hlm. 350.
36

karena ekspor secara luas ke berbagai negara memungkinkan peningkatan jumlah

produksi yang mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga diharapkan dapat

memberikan andil yang besar terhadap pertumbuhan dan stabilitas

perekonomiannya. Berdasarkan hal tersebut dalam al-Quran dijelaskan bahwa

dalam kehidupan ini kita harus senantiasa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya

dan berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwa. Firman Allah swt dalam QS

Ash-Shaf/61: 10-11,

َ ‫ب أَل ِٖيم ُت أؤ ِم ُن‬


ِ َّ ‫ون ِب‬
‫ٲَّلل‬ ٍ ‫ِين َءا َم ُنو ْا َه أل أَ ُدلُّ ُكمأ َعلَ ٰى ت ٰ َِج َرةٖ ُتن ِجي ُكم م أِّن َع َذا‬ َ ‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ‬
ٰ
َ ‫ر لَّ ُكمأ إِن ُكن ُتمأ َت أعلَم‬ٞ ‫ٱَّلل ِبأ َ أم ٰ َولِ ُكمأ َوأَنفُسِ ُكمأِۚ َذ ِل ُكمأ َخ أي‬
‫ُون‬ ِ َّ ‫يل‬ َ ‫َو َرسُولِهِۦ َو ُت ٰ َج ِه ُد‬
ِ ‫ون فِي َس ِب‬
Terjemahnya:

Wahai orang-orang yang beriman, inginkah kalian Aku tunjukkan suatu


perniagaan yang dapat menyelamatkan kalian dari azab yang pedih? (Yaitu)
kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad dijalan Allah
dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagi kamu
mengetahuiinya.54

Ayat yang lalu menegaskan bahwa Allah akan hendak memenangkan

agama-Nya atas semua agama. Kehendak itu di wujudkan-Nya melalui

perjuangan kaum beriman bukan karena Dia tidak mampu mewujudkannya

sendiri, tetapi karena Dia hendak pula menguji keimanan manusia. Dari sini ayat-

ayat di atas dengan gaya bertanya memerintahkan kaum berjuang guna

mewujudkan kehendak Allah itu.

Peranan pemerintah dalam meningkatkan ekspor hendaknya mendapat

respon dari pihak UMKM. Keadaan ini dapat menggairahkan UMKM untuk

melakukan peningkatan usahanya memasuki pasar internasional. Hal ini terlihat

semenjak Indonesia merubah kebijakan perdagangan luar negerinya dari substitusi

54
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 263.
37

impor ke tahap promosi ekspor dengan menerbitkan sejumlah paket deregulasi,

memahami kultur, nilai, sikap, bahasa, kebiasaan, dan tata krama negara tujuan

dengan baik, setidaknya memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam

memperlancar produknya memasuki pasar negara tersebut.55

2. Kaitan Ekspor pada UMKM dengan Pertumbuhan Ekonomi

Ekspor merupakan suatu kegiatan perdagangan luar negeri yang

kegiatannya adalah mengeluarkan barang atau memperdagangkan barang ke luar

negeri sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian suatu

negara. Namun kegiatan perdagangan luar negeri juga dapat memberikan dampak

negatif apabila terdapat hambatan dalam melakukan kegiatan tersebut. Ketika

kegiatan ekspor tersebut memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku meliputi

hukum maka akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi

suatu daerah namun sebaliknya apabila kegiatan ekspor tersebut mendapati suatu

hambatan maka akan mempersulit kegiatan ekspor tersebut untuk bisa menembus

dan bersaing di dunia internasional. Jadi dapat dikatakan bahwa ekspor memiliki

pengaruh positif maupun negatif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.56

Keuntungan yang dapat dirasakan bagi negara pengekspor dari adanya

kegiatan perdagangan luar negeri, yaitu apabila telah terjadi perdagangan luar

negeri maka harga akan melonjak atau meningkat dan bisa harga suatu barang

bisa saja sebanding dengan harga internasional yang nantinya akan

menguntungkan bagi perekonomian negara pengekspor. Tetapi di samping itu

55
Simamora Bilson, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta, Penerbit: P.T Gramedia
Pustaka Utama, 2000), hlm. 167.
56
Yuliastri Hanni Riswara, “Pengaruh UKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 1999-2016,” Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, 2018),
hlm. 28.
38

terdapat kerugian yang berimbas pada konsumen di negara pengekspor, yaitu

apabila sudah terjadi perdagangan luar negeri maka konsumen akan merasakan

harga suatu produk lokal yang menjadi lebih mahal bahkan bisa saja sebanding

dengan harga produk di pasar internasional. Namun, produsen dari suatu barang

yang diperdagangkan ke luar negeri akan mengalami peningkatan keuntungan.57

E. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

1. Produk Domestik Regional Bruto Pengertian PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut Badan Pusat Statistik

adalah sebagai jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit usaha dalam

suatu wilayah domestik. Atau merupakan jumlah hasil seluruh nilai barang dan

jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah.58

PDRB merupakan salah satu indokator penting dalam pertumbuhan ekonomi di

suatu wilayah tertentu dan dalam suatu periode tertentu (setahun) yang dihasilkan

oleh seluruh kegiatan ekonomi dalam suatu negara atau suatu daerah, ada dua cara

dalam penyajian PDRB, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga

konstan.59

a. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang

dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan dan digunakan untuk

mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi dan struktur daerah ekonomi

suatu daerah.

57
Yuliastri Hanni Riswara, “Pengaruh UKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 1999-2016,” hlm. 29.
58
BPS, Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha (Kabupaten Pangkep:
Bps, 2019), Hlm. 1.
59
Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Sumatera Selatan. Vol. 14 No. 02
(2014), hlm. 2-3.
39

b. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa

tersebut dapat dihitung menggunakan harga barang yanng berlaku pada satu

tahun tertentu sebagai tahun dasar dan digunakan untuk mengetahui

pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun.

Menghitung angka-angka PDRB ada tiga pendekatan yang dapat digunakan

yaitu pendekatan produkdi, pendekatan pendapatan dan pendekatan

pengeluaran:60

a. Pendekatan Produksi, PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa

yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam

jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).

b. Pendekatan Pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima

oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu

daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).

c. Pendekatan Pengeluaran, PDRB adalah semua komponen permintaan akhir

yang terdiri dari:

1) Pengeluaran konsumsi rumahtangga dan lembaga swasta nirlaba,

2) Konsumsi pemerintah,

3) Pembentukan modal tetap domestik bruto,

4) Perubahan stok dan

5) Ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor).

Secara konsep tiga pendekatan tersebut akan menghasilkan angka yang

sama. Dalam publikasi ini disajikan PDRB dengan pendekatan produksi dimana

60
BPS, Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut
Lapangan Usaha (Jakarta: BPS, 2019), hlm. 8.
40

unit-unit produksi dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 17 ketegori

lapangan usaha.

2. Kegunaan Data PRDB

Data PDRB adalah salah satu indikator ekonomi makro yang dapat

menunjukkan kondisi perekonomian daerah setiap tahun. Manfaat yang dapat

diperoleh dari data ini antara lain:61

a. PDRB atas dasar harga berlaku (nominal) menunjukan kemampuan sumber

daya ekonomi yang dihasilkan suatu daerah. Nilai PDRB yang besar

menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga

sebaliknya.

b. PDRB atas harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap lapangan usaha dari

tahun ke tahun.

c. Distribusi PDRB atas harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan

struktur perekonomian atau peranan setiap lapangan usaha dalam suatu daerah.

Lapangan usaha yang mempunyai peran besar menunjukkan basis

perekonomian suatu daerah.

d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala

atau per satu orang penduduk.

e. PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui

pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu daerah.

61
BPS, Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut
Lapangan Usaha, hlm. 9.
41

3. PDRB dalam Islam

Banyak ahli ekonomi dan fiqih yang memberikan perhatian terhadap

persoalan PDRB yang menjelaskan bahwa maksud PDRB bukan hanya aktivitas

produksi saja. Lebih dari itu, PDRB merupakan aktivitas menyeluruh dalam

bidang produksi yang berkaitan erat dengan keadilan distribusi. PDRB bukan

hanya persoalan ekonomi, melainkan aktivitas manusia yang ditunjukkan untuk

pertumbuhan dan kemajuan sisi meteril dan spiritual manusia.62 Pemahaman

pertumbuhan ekonomi dalam Islam dapat dieksplorasi dari beberapa ayat Al-

Qur’an, diantaranya:

a. QS Nuh/71: 10-12:

            

        

Terjemahnya:
Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan
(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.63

b. QS al-A’raf/7: 96,

             

    

Terjemahnya:
Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi

62
Moch. Zainuddin, Pertumbuhan Ekonomi dalam Prespektif Ekonomi Islam, Jurnal:
STAIN Kediri (2017).
63
Kemenag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, hlm. 528.
42

mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka


disebabkan perbuatannya.64

PDRB merupakan bagian terpenting dalam kebijakan ekonomi di negara

maupun sistem ekonomi manapun. Secara menyeluruh, hal ini dapat diasumsikan

bahwa PDRB akan membawa peluang dan pemerataan ekonomi yang lebih besar.

Satu fakta yang tak terbantahkan, pertumbuhan ekonomi dunia selama dua abad

ini menimbulkan dua efek yang sangat penting, yaitu: pertama, semakin

meningkatnya kemakmuran atau taraf hidup yang dicaapai oleh masyarakat dunia,

kedua, terbukanya kesempatan kerja baru bagi penduduk yang semakin bertambah

jumlahnya.65

Meskipun demikian, ditengah pesatnya perkembangan dalam bidang

industri, sains dan revolusi teknologi, di negara-negara maju kemiskinan absolut

dan sejumlah permasalahan ekonomi lainnya masih terjadi. Sedangkan dinegara

berkembang, kondisinya lebih parah. Sampai saat ini, kesenjangan pendapatan,

pengangguran, kekurangan pangan dan beragam kesengsaraan hidup masih

mewarnai sebagian besar penduduk dunia. Dan kondisi ini diperparah kembali

dengan terjadinya krisis keuangan global yang memburuk kondisi ekonomi di

berbagai negara.

F. Hubungan antar Variabel

1. Pengaruh Jumlah UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pemberdayaan UMKM dapat meningkatkan stabilitas ekonomi makro,

karena menggunakan bahan baku lokal. Pemberdayaan UMKM akan


64
Kemenag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, hlm. 102.
65
Rizal Muttaqin, Pertumbuhan Ekonomi dalam Perspektif Islam, Jurnal: STAI Yapata Al-
Jawami (2018), hlm. 118.
43

menggerakkan sektor riil, karena UMKM umumnya memiliki keterkaitan industri

yang cukup tinggi, dengan kata lain pemberdayaan UMKM akan memberikan

perluasan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan sehingga dapat

mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

UMKM merupakan penyumbang terbesar nasional. Semakin banyak jumlah

unit UMKM yang produktif dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh

pemerintah maka akan memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi suatu daerah namun apabila jumlah unit UMKM semakin bertambah

tetapi tidak produktif dan sumber daya manusianya rendah yang terdapat pada

para pelaku UKM maka tidak akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

suatu daerah karena tidak berkontribusi terhadap PDB suatu negara.66

Penelitian yang dilakukan Hanum (2010), yang menyatakan bahwa

peningkatan jumlah unit usaha dapat mengakibatkan semakin meningkatnya nilai

yang dihasilkan sehingga PDB pada sektor UMKM meningkat.67 Penelitian yang

dilakukan Raselawati (2011), yang menyatakan bahwa peningkatan jumlah unit

usaha akan meningkatkan PDB pada sektor UMKM.68

2. Pengaruh Nilai Ekspor UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Perdagangan luar negeri dapat memberikan beberapa sumbangan yang pada

akhirnya akan mempercepat perkembangan ekonomi suatu negara. Apabila

66
Yuliastri Hanni Riswara, “Pengaruh UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 1999-2016”,Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia Fakultas
Ekonomi , 2018), hlm. 34.
67
Wirda Hanum, “Analisis Pengaruh Perkembangan Industri UKM terhadap Pertumbuhan
Sektor Industri Sumatera Utara”, Skripsi (Sumatera Utara: Fakultas Ekonomi.Universitas Sumatera
Utara, 2010), hlm. 82.
68
Ade Resalawati, “Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap pertumbuhan
ekonomi pada sektor UKM Indonesia”, Skripsi (Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011), hlm. 86.
44

pandangan dari ketiga ahli ekonomi tersebut digabungkan, maka dapat dikatakan

bahwa ahli ekonomi klasik mengemukakan tiga sumbangan penting perdagangan

luar negeri dalam pembangunan ekonomi. Keuntungan yang pertama, yang

dikemukakan oleh Ricardo, menyatakan: apabila suatu negara sudah mencapai

tingkat kesempatan kerja penuh, perdagangan luar negeri memungkinkannya

mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi daripada yang mungkin dicapai

tanpa adanya kegiatan tersebut. Sedangkan Smith dan Mill mengemukakan dua

keuntungan lainya, yaitu: (1) memungkinkan suatu negara memeperluas pasar atas

hasil-hasil produksinya, (2) memungkinkan negara tersebut menggunakan

teknologi yang dikembangkan di luar negeri, yang lebih baik daripada yang

terdapat di dalam negeri.69

Penelitian yang dilakukan Rohman (2019), yang menyatakan bahwa ekspor

berpengaruh signifikan terhadap PDB di Indonesia periode penelitian tahun 1997-

2017. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyaknya ekspor yang dilakukan

berarti tingkat pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari pembentukan PDB akan

semakin meningkat.70

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2016), yaitu Pengaruh

Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Priode 2012-2015. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan UMKM terhadap


69
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, hlm. 32.
70
Rosyid Nur Rohman, “Analisis Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1997-2017”, Naskah Publikasi (Surakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah, 2019), hlm. 14.
45

pertumbuhan ekonomi daerah di Kabupaten Bogor. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah pertumbuhan UMKM dengan menggunakan variabel jumlah

unit UMKM, modal UMKM, laba UMKM dan tenaga kerja UMKM, sedangkan

variabel dependennya adalah pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan

variabel PDRB perkapita tahun 2012-2015. Penelitian ini menggunakan metode

regresi data panel dengan menggunakan data 40 kecamatan yang ada di

Kabupaten Bogor sebagai sampel dalam penelitian ini. Hasil pengujian secara

bersama-sama menunjukkan bahwa pertumbuhan UMKM berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bogor, dan pengujian secara parsial

menunjukkan bahwa jumlah UMKM, laba UMKM memiliki pengaruh signifikan

terhadap PDRB perkapita, sedangkan modal UMKM dan tenaga kerja tidak

berpengaruh signifikan terhadap PDRB perkapita.71

Penelitian Fitria (2019), yaitu Analisis Dampak Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi pada Sentra

Industri Kecil Roti Desa Kalimalang Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo).

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pola UMKM sentra industri kecil

roti Kalimalang terhadap kesejahteraan masyarakat, (2) menganalisis dampak

UMKM sentra industri kecil roti Kalimalang terhadap kesejahteraan masyarakat.

Teknik pengumpulan data ditekankan pada observasi, wawancara dan

dokumentasi. Yang menjadi subyek penelitian adalah informan atau pemilik dan

pekerja, sedangkan obyek penelitiannya adalah UMKM Sentra Industri Kecil Roti

Desa Kalimalang Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Hasil penelitian


71
Nurul Hidayati, “Pengaruh Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Priode 2012-2015”, (Jakarta: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016), hlm. 105.
46

dapat diketahui bahwa sentra industri kecil roti Kalimalang dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat menggunakan pola kekerabatan, dengan

menjadikan kerabat atau tetangga sekitar sebagai pekerja sehingga memberikan

dampak yang positif terhadap peningkatan kesejahteraan, yang dilihat dari

terpenuhinya beberapa indikator kesejahteraan masyarakat antara lain, mudahnya

pemanfaatan fasilitas kesehatan, tingkat pendidikan meningkat, peningkatan

pendapatan, perumahan atau lingkungan yang layak huni dan mudahnya akses

teknologi informasi dan komunikasi.72

Penelitian Riswara (2018), yaitu Pengaruh UKM terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia Tahun 1999-2016. Tujuan penelitian ini (1) Menganalisis

pengaruh jumlah unit UKM terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun

1999-2016, (2) Menganalisis pengaruh jumlah tenaga kerja pada UKM terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1999-2016 (3) Menganalisis

pengaruh nilai investasi UKM terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada

tahun 1999-2016, (4) Menganalisis pengaruh nilai ekspor UKM terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1999-2016. Pengumpulan data dalam

penelitian ini bersumber dari: (a) Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional, (b) Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Nasional (c)

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan (d) Departemen Koperasi

(Depkop). Analisis Data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa 1) Variabel jumlah unit UKM, variabel jumlah

72
Hanifah Afro Fitria, “Analisis Dampak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi pada Sentra Industri Kecil Roti Desa Kalimalang
Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo)”, (Ponorogo: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
IAIN, 2019), hlm. 89.
47

tenaga kerja UKM dan variabel investasi memiliki hubungan yang signifikan

sehingga dapat mempengaruhi variabel PDB sedangkan variabel ekspor tidak

memiliki hubungan yang signifikan. 2) Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

Indonesia pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2016 adalah variabel jumlah unit

UKM, variabel jumlah tenaga kerja UKM dan variabel investasi. Semakin banyak

jumlah unit UKM yang berkembang maka akan semakin banyak penyerapan

tenaga kerja. Dengan semakin banyaknya tenaga kerja yang dipekerjakan juga

dilatih untuk memperbaiki kualitas SDM maka akan berdampak positif terhadap

memproduksi suatu barang dan jasa sehingga nantinya akan meningkatkan

peningkatan PDB negara. Sedangkan apabila semakin banyak investasi dari para

investor yang disalurkan kepada sektor UKM maka akan memberi dampak positif

kepada sektor UKM sehingga nantinya akan meningkatkan produktivitas UKM

selain itu dari adanya permodalan atau investasi yang tinggi maka artinya sektor

UKM mendapatkan perhatian permodalan untuk mengembangkan usahanya.73

Penelitian Hapsari dkk (2014), yaitu Pengaruh Pertumbuhan Usaha Kecil

Menengah (UKM) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi di Pemerintah

Kota Batu). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji sejauh mana

hubungan antara Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Kota Batu. Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series. Data sekunder adalah

data yang diperoleh dari sumber yang tidak langsung dengan obyek yang diteliti

atau sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian dimana data ini

73
Yuliastri Hanni Riswara, Pengaruh UKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 1999-2016”, (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, 2018), hlm. 50.
48

diperoleh dari instansi atau lembaga terkait. Data diolah menggunakan metode

statistik deskriptif dan inferensial, kemudian dalam menentukan hasil penelitian,

penelitian ini menggunakan metode analisis regresi panel dengan data yang akan

diolah merupakan data time series. Hasil pengujian regresi panel secara bersama-

sama ditemukan bahwa Pemberdayaan UKM berpengaruh secara signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi daerah di Kota Batu. Dan dari hasil pengujian

secara parsial variabel jumlah UKM dan tenaga kerja UKM tidak ditemukan

pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Batu,

sedangkan untuk variabel Modal UKM dan Laba UKM ditemukan pengaruh yang

signifikan terhadap pertumbuhan Ekonomi di Kota Batu.74

Penelitian Rachman (2016), yaitu Analisis Pengaruh Perkembangan Usaha

Kecil dan Menengah Sektor Manufaktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota

Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis pengaruh kuantitas tenaga

kerja, nilai investasi dan nilai produksi UKM sektor manufaktur terhadap

pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar baik secara parsial maupun simultan.

Teknik analisis data menggunakan teknik kuantitatif dengan pendekatan statistik

desktriptif dan inferensial (Multiple Regression). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel yang merupakan indikator dari perkembangan Usaha Kecil dan

Menengah sektor manufaktur (indusri kecil) yang terdiri atas tenaga kerja, nilai

investasi dan nilai produksi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi di Kota Makassar. Hasil uji parsial

menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja, nilai investasi, dan nilai produksi
74
Pradnya Paramita Hapsari, Abdul Hakim dan Saleh Soeaidy, “Pengaruh Pertumbuhan
Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi di Pemerintah Kota
Batu)”, Wacana, Vol. 17, No. 2 (2014), hlm. 88.
49

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota

Makassar. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kota Makassar adalah variabel nilai produksi.75

Penelitian Suprapto (2015), yaitu Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) dalam Memperkuat Cadangan Devisa Negara melalui Ekspor. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) dalam memperkuat cadangan devisa negara melalui ekspor. Penelitian

ini menggunakan metode (1) Uji Korelasi, yaitu dapat melihat besarnya pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas ekspor (X), sedangkan

variabel terikat cadangan devisa (Y). (2) Library Research, yaitu penelitian

kepustakaan dengan menggunakan buku-buku, artikel-artikel imliah, jurnal,

majalah, data-data dari internet, dan sumber dokumentasi lain yang berhubungan

dengan penelitian (3) Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara

linier antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis

ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel

dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Hasil penelitian

diperoleh bahwa ekspor yang dilakukan UMKM berpengaruh positif dan

75
Siswati Rachman, “Analisis Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah Sektor
Manufaktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar”, Administrare, Vol. 3 No. 2,
(2016), hlm. 71.
50

signifikan terhadap cadangan devisa negara. Artinya, jika ekspor naik, maka

cadangan devisa negara akan bertambah.76

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No. Nama dan Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian


Tahun Penelitian
1 Nurul Pengaruh Penelitian
Hasil pengujian secara
Hidayati Pertumbuhan kuantitatif
bersama-sama
(2016) Usaha Mikro, menunjukkan bahwa
Kecil dan pertumbuhan UMKM
Menengah berpengaruh signifikan
(UMKM) terhadap pertumbuhan
terhadap ekonomi di Kabupaten
Pertumbuhan Bogor, dan pengujian
Ekonomi secara parsial menunjukkan
Daerah bahwa jumlah UMKM,
Kabupaten laba UMKM memiliki
Bogor Priode pengaruh signifikan
2012-2015. terhadap PDRB perkapita,
sedangkan modal UMKM
dan tenaga kerja tidak
berpengaruh signifikan
terhadap PDRB perkapita.
2 Hanifah Analisis Penelitian Hasil penelitian dapat
Afro Fitria Dampak Usaha kualitatif diketahui bahwa sentra
(2019) Mikro Kecil dan dengan sifat industri kecil roti
Menengah penelitian Kalimalang dalam upaya
(UMKM) deskriptif meningkatkan
Terhadap analisi kesejahteraan masyarakat
Kesejahteraan menggunakan pola
Masyarakat kekerabatan, dengan
(Studi pada menjadikan kerabat atau
Sentra Industri tetangga sekitar sebagai
Kecil Roti Desa pekerja sehingga
Kalimalang memberikan dampak yang
Kecamatan positif terhadap
Sukorejo peningkatan kesejahteraan,
Kabupaten yang dilihat dari
Ponorogo). terpenuhinya beberapa
indikator kesejahteraan
76
Hugo Aries Suprapto, “Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam
Memperkuat Cadangan Devisa Negara melalui Ekspor”, Journal of Applied Business and
Economics, Volume 2 Nomor 2 (Desember 2015), hlm. 150.
51

masyarakat antara lain,


mudahnya pemanfaatan
fasilitas kesehatan, tingkat
pendidikan meningkat,
peningkatan pendapatan,
perumahan atau lingkungan
yang layak huni dan
mudahnya akses teknologi
informasi dan komunikasi
3 Yuliastri Pengaruh UKM Penelitian Hasil penelitian
Hanni terhadap kuantitatif menunjukkan bahwa 1)
Riswara Pertumbuhan dengan Variabel jumlah unit UKM,
(2018) Ekonomi struktur time variabel jumlah tenaga
Indonesia series kerja UKM dan variabel
Tahun 1999- investasi memiliki
2016 hubungan yang signifikan
sehingga dapat
mempengaruhi variabel
PDB sedangkan variabel
ekspor tidak memiliki
hubungan yang signifikan.
2) Faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan Indonesia
pada tahun 1999 sampai
dengan tahun 2016 adalah
variabel jumlah unit UKM,
variabel jumlah tenaga
kerja UKM dan variabel
investasi. Semakin banyak
jumlah unit UKM yang
berkembang maka akan
semakin banyak
penyerapan tenaga kerja.
Dengan semakin
banyaknya tenaga kerja
yang dipekerjakan juga
dilatih untuk memperbaiki
kualitas SDM maka akan
berdampak positif terhadap
memproduksi suatu barang
dan jasa sehingga nantinya
akan meningkatkan
peningkatan PDB negara.
Sedangkan apabila semakin
banyak investasi dari para
52

investor yang disalurkan


kepada sektor UKM maka
akan memberi dampak
positif kepada sektor UKM
sehingga nantinya akan
meningkatkan
produktivitas UKM selain
itu dari adanya permodalan
atau investasi yang tinggi
maka artinya sektor UKM
mendapatkan perhatian
permodalan untuk
mengembangkan usahanya.
4 Pradnya Pengaruh Penelitian Hasil pengujian regresi
Paramita Pertumbuhan kuantitatif panel secara bersama-sama
Hapsari, Usaha Kecil dengan ditemukan bahwa
Abdul Menengah menggunakan Pemberdayaan UKM
Hakim dan (UKM) metode berpengaruh secara
Saleh terhadap eksplorator signifikan terhadap
Soeaidy Pertumbuhan pertumbuhan ekonomi
(2014) Ekonomi daerah di Kota Batu. Dan
Daerah (Studi di dari hasil pengujian secara
Pemerintah parsial variabel jumlah
Kota Batu) UKM dan tenaga kerja
UKM tidak ditemukan
pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kota Batu,
sedangkan untuk variabel
Modal UKM dan Laba
UKM ditemukan pengaruh
yang signifikan terhadap
pertumbuhan Ekonomi di
Kota Batu
5 Siswati Analisis Penelitian Hasil penelitian
Rachman Pengaruh kuantitatif menunjukkan bahwa
(2016) Perkembangan dengan variabel yang merupakan
Usaha Kecil dan pendekatan indikator dari
Menengah statistik perkembangan Usaha Kecil
Sektor desktriptif dan Menengah sektor
Manufaktur dan manufaktur (indusri kecil)
terhadap inferensial yang terdiri atas tenaga
Pertumbuhan (Multiple kerja, nilai investasi dan
Ekonomi di Regression) nilai produksi secara
Kota Makassar simultan berpengaruh
positif dan signifikan
53

terhadap tingkat
pertumbuhan ekonomi di
Kota Makassar. Hasil uji
parsial menunjukkan
bahwa variabel tenaga
kerja, nilai investasi, dan
nilai produksi secara
parsial berpengaruh
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Kota Makassar. Variabel
yang paling dominan
berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Kota Makassar adalah
variabel nilai produksi.
6 Hugo Aries Peran Usaha Penelitian Hasil penelitian diperoleh
Suprapto Mikro Kecil dan kuantitatif bahwa ekspor yang
(2015) Menengah dengan uji dilakukan UMKM
(UMKM) dalam korelasi berpengaruh positif dan
Memperkuat signifikan terhadap
Cadangan cadangan devisa negara.
Devisa Negara Artinya, jika ekspor naik,
melalui Ekspor maka cadangan devisa
negara akan bertambah.
Sumber: Dari Berbagai Sumber Penelitian Terdahulu.

H. Kerangka Pikir

Jumlah unit usaha berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi khususnya

UMKM. Semkin banyak jumlah unit usaha, maka semakin meningkat pula

pertumbuhan ekonomi suatu industri. Ekspor merupakan suatu kegiatan

perdagangan luar negeri yang kegiatannya adalah mengeluarkan barang atau

memperdagangkan barang ke luar negeri sehingga dapat memberikan dampak

positif terhadap perekonomian suatu negara.

Indikator perekonomian suatu wilayah dilihat dari tingkat Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), baik atas harga berlaku maupun atas dasar harga
54

konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan

oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai

barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pikir

Jumlah UMKM (X1)


H1
PDRB (Y)
H3
Nilai Ekspor
UMKM (X2) H2

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yaitu dugaan sementara atau awal yang dilakukan dalam

penelitian. Hipotesis juga merupakan anggapan atau asumsi dari suatu hipotesis

berdasarkan data, teori ekonomi dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang

diajukan untuk diteliti adalah:

1. Diduga jumlah UMKM berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB

yang ada di Kabupaten Pangkep.

2. Diduga nilai ekspor UMKM berpengaruh positif dan signifikan terhadap

PDRB yang ada di Kabupaten Pangkep.

3. Diduga jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM berpengaruh positif dan

signifikan terhadap PDRB yang ada di Kabupaten Pangkep.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik,

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.77 Penelitian ini

bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen (bebas) yaitu jumlah unit

UMKM dan ekspor UMKM terhadap variabel dependen (terikat) pertumbuhan

ekonomi (PDRB) di Kabupaten Pangkep.

Metode penelitian ini tergolong asosiatif karena mengetahui hubungan dua

variabel atau lebih. Dalam penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori

yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu

gejala antar variabel yakni jumlah unit UMKM (X1), dan ekspor UMKM (X2)

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi (PDRB) (Y).78

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah objek penelitian dimana kegiatan penelitian

dilakukan Penentuan lokasi dimaksud untuk mempermudah dan memperjelas

objek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalahan tidak terlalu luas

77
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Cetakan Ke-22, (Bandung,
Penerbit: Alfabeta, 2015), hlm. 8
78
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Cetakan Ke-22, hlm. 55.

55
56

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Pangkep. Penelitian dilaksanakan

mulai tanggal 1 Oktober-1 November 2020.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Jenis Data

Jenis dan sumber data penelitian merupakan faktor yang penting yang

menjadi pertimbangan yang menentukan metode pengumpulan data. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat time series

dalam bentuk tahunan berupa jumlah unit UMKM dan ekspor UMKM. Data yang

dipakai dalam penelitian ini meliputi: a) Data jumlah unit UMKM, b) Data ekspor

UMKM dan c) Data PDRB Kabupaten Pangkep.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah data sekunder, merupakan data yang

diperoleh untuk melengkapi data primer berupa dokumen-dokumen atau laporan

yang dapat mendukung pembahasan dalam kaitannya dengan penelitian ini data

informan.79 Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data dari

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pangkep dan Dinas Koperasi Kabupaten

Pangkep.

D. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai

berikut:

79
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, Penerbit:
PT. Rineka Cipta, 2013), hlm. 38.
57

1. Library Research (Penelitian Kepustakaan)

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan

studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan,

dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Yaitu berkaitan dengan jumlah unit UMKM, ekspor UMKM dan PDRB

Kabupaten Pangkep.

2. Dokumentasi

Mendapatkan data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan

dokumentasi. Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data

berdasarkan dokumen-dokumen, studi pustaka, jurnal-jurnal ilmiah, dan

laporan tertulis lainnya yang ada hubungannya dengan industri kecil dan

menengah dan ketenagakerjaan, demikian pula referensi kepustakaan

yang berkaitan dengan penelitian

E. Metode Analisis Data

Analisa yang dimaksud untuk mengkaji dalam kaitannya dengan pengujian

hipotesis penelitian yang telah penulis rumuskan. Kegiatan dalam analisis data

adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menta-

bulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden menyajikan data tiap

rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
58

diajukan.80 Untuk menganalisa data, penulis menggunakan teknik analisis data

sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini digunakan untuk menguji kesalahan model regresi

yang digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik dilakukan dengan:

a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model dalam regresi variabel

dependen dan variabel independen semuanya memiliki kontribusi normal.

Untuk menguji apakah data-data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau

tidak dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut:

1) Metode grafik

Metode grafik yang handal untuk menguji normalitas data adalah

dengan melihat normal probability plot, sehingga hampir semua aplikasi

komputer statistic menyediakan fasilitas ini. Normal probability plot adalah

membandingkan distribusi komulatif data yang sesungguhnya dengan

distribusi komulatif dari distribusi normal (hypotheeical distribution).

Proses uji normalitas data dilakukan dengan meperhatikan penyebaran

data (titik) pada Norma P-Plot of Regression Standardized dari variable terikat

dimana: Jika data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau

mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

80
Sugiyono, Metode Penilitian Pendidikan: Pendekatan Kauntitatif, Kualitatif dan R&D,
hlm. 209.
59

2) Metode Statistik

Uji statistik sederhana yang sering digunakan untuk menguji asumsi

normalitas adalah dengan menggunakan uji normalitas dari Kolmogorov

Smirnov. Metode pengujian normal tidaknya distribusi data dilakukan dengan

melihat nilai signifikansi variable, jika signifikan lebih besar dari alpha 5%

maka menunjukkan distribusi data normal.81

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.

Variabel orthogonal dalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesame

variabel independen sama dengan nol.82 Aturan yang digunakan dalam

pengambilan keputusan adalah:

1) Jika nilai tolerance dan VIF mendekati angka 1, maka tidak terjadi problem

multikolinieritas.

2) Jika nilai tolerance dan VIF menjauhi angka 1, maka terjadi problem

multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
81
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistic Parametrik, (Jakarta, Penerbit: Alex
Media Komputer, 2010), hlm. 26.
82
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistic Parametrik, hlm. 27.
60

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi indikasi heteroskedastisitas adalah melalui grafik scatter

plot, dimana jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur, maka mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.

Sedangkan, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titiknya menyebar diatas

dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.83

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi berkaitan dengan pengaruh observer atau data dalam

satu variabel yang saling berhubungan satu sama lain. Besaran nilai sebuah

data dapat saja dipengaruhi atau berhubungan dengan data lainnya (atau data

sebelumnya). Misalkan untuk kasus jenis data time series data investasi tahun

ini sangat tergantung dari data investasi tahun sebelumnya. Kondisi inilah yang

disebut dengan autokorelasi. Regresi secara klasik mensyaratkan bahwa

variabel tidak boleh tergejala autokorelasi. Jika tergejala autokorelasi, maka

model regresi menjadi buruk karena akan menghasilkan parameter yang tidak

logis dan di luar akal sehat.84

Metode untuk mendeteksi gejala autokorelasi yaitu uji Durbin Watson

(DW Test). Dasar Pengambilan Keputusan Metode pengujian Durbin-Watson

(uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika nilai durbin-watson lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4- dL)

maka terdapat autokorelasi.

83
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistic Parametrik, hlm. 28.
84
Irwan Gani dan Siti Amalia, Alat Analisis Data; Aplikasi Statistik untuk Penelitian
Bidang Ekonomi dan Sosial, (Yogyakarta, Penerbit: Andi, 2015), hlm. 124.
61

2) Jika nilai durbin-watson terletak antara dU dan (4-dU), maka tidak ada

autokorelasi.

3) Jika nilai durbin-watson terletak antara dL dan dU atau diantara (4- dU) dan

(4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.

2. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda yaitu untuk menganalisis seberapa besar pengaruh

antara beberapa variabel independen dan variabel dependen. Bentuk umum per-

samaan regresi berganda ada sebagai berikut:85

LnY = β0 + Lnβ1X1 + Lnβ2X2 + ε


Keterangan:

Y : Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

β0 : konstanta

β1 : Koefisien regresi dari X1

β2 : Koefisien regresi dari X2

X1 : Jumlah Unit UMKM

X2 : Nilai Ekspor UMKM

ε : Kesalahan berdistribusi normal dengan rata-rata 0, tujuan

perhitungan e diasumsikan nol

3. Goodness of Fit Model Regresi

Digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regrsi sampel dalam menaksir

nilai aktual. Secara statistic, setidaknya hal ini dapat diukur dari nilai koefisien

determinasi, nilai statistic F dan nilai statistic t.

85
Ali Mauludi, Teknik Belajar Statistika 2, (Jakarta, Penerbit: Alim’s Publishing, 2016),
hlm. 124.
62

a. Koefisien determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel dependen amat terbatas. Sedangkan, nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Selain itu koefisien determinasi dipergunakan untuk mengetahui

presentase perubahan variable terikat (Y) yang disebabkan oleh variable bebas

(X).

b. Uji t (Uji Signifikan secara Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variable X

dan variable Y, apakah variable X1, X2, benar-benar berpengaruh terhadap

variable Y. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel

independen secara individu berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel

dependen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0 : β = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel jumlah unit

UMKM, dan ekspor UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi (PDRB)

Ha : β ≠ 0, ada pengaruh yang signifikan antara variabel variabel jumlah

unit UMKM, dan ekspor UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi

(PDRB)

Kriteria uji yang digunakan adalah jika t-test lebih besar dari nilai t-

tabel (t-test > t-tabel misalnya pada tingkat signifikan Level Of Significancy) 5%
63

maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak (rejected) artinya variabel

independen secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai t-test lebih kecil dari nilai t-tabel (t-

test < t-tabel) misalnya pada tingkat signifikan 5% maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada pengaruh secara parsial (individu) dari semua variabel

independen terhadap dependen.

c. Uji F (Uji Signifikan Secara Simultan)

Uji-F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen di

dalam model secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen

yang digunakan perumusan hipotesis pada Uji-F adalah:

H0 : β = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan variabel jumlah unit

UMKM, dan ekspor UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi (PDRB)

Ha : β ≠ 0, ada pengaruh yang signifikan antara variabel variabel jumlah

unit UMKM, dan ekspor UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi

(PDRB)

Kriteria ujian adalah jika Fhitung > Ftabel misalnya pada tingkat

signifikan 10%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak (rejected), artinya

variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai Fhitung < Ftabel

misalnya pada tingkat signifikan 10%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho

tidak ditolak (not rejected), artinya variabel independen secara bersama-sama

tidak mempunyai pengharuh yang signifikan terhadap variabel dependen.


64

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional dari masing-masing variabel:

1. Pertumbuhan Ekonomi, PDRB (Y)

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) menggambarkan perkembangan

perekonomian suatu wilayah dalam suatu tahun tertentu yang

dibandingkan dengan tahun sebelumnya dalam bentuk persentase

perubahan pendapatan. Data PDRB diperoleh dari nilai PDRB Kabupaten

Pangkep tahun 2004-2019.

2. Jumlah UMKM (X1)

Jumlah UMKM adalah keseluruhan jumlah unit usaha yang termasuk

dalam kriteria usaha kecil dan usaha menengah. Data jumlah unit UMKM

diperoleh dari keseluruhan jumlah UMKM Kabupaten Pangkep tahun

2004-2019.

3. Nilai Ekspor UMKM (X2)

Nilai Ekspor UMKM adalah total produk UMKM yang diperdagangkan

dengan cara mengeluarkan barang dari dalam ke luar negeri dengan

memenuhi ketentuan berlaku. Data ekspor UMKM diperoleh dari

keseluruhan nilai ekspor UMKM Kabupaten Pangkep selama 2004-2019.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Kabupaten Pangkep

1. Keadaan Geografis dan Iklim

Secara astronomis, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terletak di antara

4°40’LS-8°00’LS dan 110°BT-119°48’67” BT. Berdasarkan posisi geografisnya,

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan memiliki batas-batas:

a. Utara : Kabupaten Barru

b. Selatan : Kabupaten Maros

c. Timur : Kabupaten Maros dan Kabupaten Bone

d. Barat : Selat Makassar

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terletak di Pantai Barat Sulawesi

Selatan, berjarak sekitar 100 km arah utara Kota Makassar. Kabupaten

Pangkajene den Kepulauan memiliki luas wilayah seluas 1.112,29 km2 dengan

luas wilayah terluas berada di Kecamatan Balocci dan luas wilayah terkecil berada

di Kecamatan Mandalle. Dengan kondisi geografis yang ada, Kecamatan Liukang

Tangaya merupakan kecamatan terjauh yang berjarak ± 291 km dari ibukota

kabupaten. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan memiliki terdiri dari 13

Kecamatan dan 103 Desa/Kelurahan.

Rata-rata suhu udara tertinggi di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

pada tahun 2020 sebesar 28,3°C terjadi pada bulan Oktober dengan kelembaban

udara sebesar 77%, tekanan udara sebesar 1.010,0 mb, kecepatan angin 4,0 knots

dan penyinaran matahari sebesar 81%. Sedangkan, rata-rata suhu terendah terjadi

65
66

pada bulan Maret yaitu sebesar 26,9°C dengan kelembaban udara sebesar 85%,

kecepatan angin 3,0 knots, tekanan udara sebesar 1.011,1 mb, dan penyinaran

matahari sebesar 10%. Hari hujan paling banyak terjadi pada bulan Desember

yaitu 27 hari dengan curah hujan 966 mm3.

2. Pemerintahan

Secara administratif, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan memiliki 13

kecamatan yang terdiri dari 103 desa/kelurahan. Kecamatan Labakkang memiliki

pembagian desa/kelurahan terbanyak yaitu 13 desa/kelurahan, sedangkan

Kecamatan Balocci memiliki desa/kelurahan paling sedikit yaitu 5

desa/kelurahan.

Gambar 4.1
Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Liukang Tangaya
Liukang Kalmas
Lukang Tupabbiring
Liukang Tupabbiring Utara
Pangkajene
Minasatene
Balocci
Tondong Tallasa
Bungoro
Labakkang
Ma'rang
Segeri
Mandalle
0 2 4 6 8 10 12 14

Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan pada tahun 2020

memiliki 5.810 pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan 2.267 laki-laki (39,02 persen)

dan 3.543 perempuan (60,98 persen). Jumlah PNS tersebut menurun 0,45 persen
67

dibandingkan dengan tahun 2019. Pada tahun 2020, terdapat 5.216 PNS (89,78

persen) berpendidikan terakhir sarjana. Akan tetapi, masih ada 9 (0,15 persen)

PNS yang berpendidikan terakhir sampai dengan sekolah dasar.

Gambar 4.2
Persentase Pegawai Negeri Sipil Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan

sampai dengan SD SMP/Sederajat SMA/Sederajat Diploma I, II S1,S2,S3

3. Penduduk dan Ketenagakerjaan

Jumlah Penduduk di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan pada tahun

2020 adalah 345.775 jiwa, dimana penduduk paling banyak berada di Kecamatan

Labakkang (14,93 persen) dan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan

Tondong Tallasa (2,92 persen). Kecamatan dengan penduduk terpadat adalah

Kecamatan Pangkajene yaitu 1.027 per km2. Angka rasio jenis kelamin tahun

2020 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 96,10, yang

berarti bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah

penduduk laki-laki.
68

Gambar 4.3
Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan

16
14
12
10
8
6
4
2
0

Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan pada tahun

2020 adalah 161.910 di mana 8.389 (5,18 persen) adalah pengangguran terbuka.

Pengangguran terbuka didominasi oleh angkatan kerja dengan pendidikan

tertinggi yang ditamatkan adalah sekolah menengah atas yaitu sebanyak 3.956

(47,16 persen). Penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja, sebanyak 60.760

(39,58 persen) berstatus buruh/karyawan/pegawai di pekerjaan utama.

B. Deskripsi Variabel Penelitian

Gambaran tentang perkembangan variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian yaitu variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) sebagai variabel

dependen sedangkan jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM sebagai variabel

independen.
69

1. Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)


PDRB adalah jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang

dihasilkan dari semua kegiatan perekonomian di seluruh wilayah dalam periode

tahun tertentu yang pada umumnya dalam waktu satu tahun. PDRB harga konstan

adalah nilai suatu barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada

tahun tertentu yang dijadikan sebagai tahun acuan atau tahun dasar.

Tabel 4.1
Perkembangan PRDB Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tahun 1995-2019

No. Tahun PRDB


1 2019 25.990,11
2 2018 23.944,89
3 2017 22.293,96
4 2016 20.555,57
5 2015 18.426,11
6 2014 17.205,16
7 2013 16.168,91
8 2012 15.433,51
9 2011 14.477,29
10 2010 13.367,01
11 2009 12.419,76
12 2008 11.248,48
13 2007 10.288,64
14 2006 9.503,81
15 2005 8.652,63
16 2004 6.467,56
17 2003 18.652,63
18 2002 19.997,17
19 2001 18.015,46
20 2000 16.751,14
21 1999 15.970,74
22 1998 13.758,99
23 1997 11.766,21
24 1996 8.652,63
25 1995 9.997,17
Sumber: BPS Kabupaten Pangkep, 2020.
70

Data tersebut menunjukkan bahwa PDRB Kabupaten Pangkep dari tahun ke

tahun mengalami peningkatan. Dalam kondisi tersebut rata-rata peningkatan

PDRB dari tahun 1995-2019 mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan,

tetapi setiap tahunnya ada peningkatan walau peningkatannya tidak terlalu

banyak. Keberhasilan dalam pengelolaan ekonomi yang ditandai oleh PDRB yang

tinggi, pada satu waktu akan mampu dinikmati oleh kelompok masyarakat melalui

peningkatan pendapatan sehingga berhasil meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

2. Jumlah UMKM

Unit usaha atau unit produksi UMKM ialah suatu proses kegiatan usaha

yang dilakukan UMKM secara berkesinambungan, bersifat bisnis dengan

memberdayakan masyarakat dan lingkungan dalam bentuk unit usaha produksi

yang dikelola secara profesional. Dalam perekonomian suatu wilayah UMKM

memiliki peranan sebagai pemeran utama dalam kegiatan ekonomi, penyedia

lapangan kerja terbesar, pemain penting dalam pengembangan perekonomian

lokal dan pemberdayaan masyarakat.

Jumlah unit usaha berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi khususnya

UMKM. Semkin banyak jumlah unit usaha, maka semakin meningkat pula

pertumbuhan ekonomi suatu industri. Pentingnya sektor industri di Indonesia

terefleksi antara lain dari jumlah unit usahanya yang sangat banyak jauh melebihi

jumlah unit usaha dari kelompok industri. Secara umum, pertumbuhan unit usaha

suatu sektor dalam hal UMKM pada suatu daerah akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi.
71

Tabel 4.2
Jumlah UMKM Kabupaten Pangkep Tahun 2004-2019

No. Tahun Jumlah UMKM


1 2019 1.433
2 2018 1.354
3 2017 2.193
4 2016 650
5 2015 1.653
6 2014 1.511
7 2013 2.468
8 2012 1.786
9 2011 1.642
10 2010 1.564
11 2009 1.401
12 2008 1.373
13 2007 1.328
14 2006 1.547
15 2005 1.420
16 2004 1.389
17 2003 1.311
18 2002 2.168
19 2001 1.686
20 2000 1.242
21 1999 1.764
22 1998 1.101
23 1997 1.901
24 1996 973
25 1995 728
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM, 2020.

Data di atas menunjukkan bagaimana perkembangan jumlah UMKM dari

tahun ke tahun mengalami peningkatan yang fluktuatif. Dari tahun 1995 sampai

2019 UMKM mengalami peningkatan dalam hal jumlah unit usaha atau populasi

UMKM di Kabupaten Pangkep menunjukkan bagaimana perkembangan UMKM

semakin meningkat jika dilihat dari jumlah unit UMKM yang dari tahun ke tahun

lainnya.
72

3. Nilai Ekspor UMKM

Nilai ekspor UMKM atau kinerja ekspor UMKM mampu menggerakan

perekonomian Kabupaten Pangkep sesuai dengan peran usaha kecil dan

menengah (UKM) dalam perekonomian Kabupaten Pangkep sumbangannya

dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.

Tabel 4.3
Nilai Ekspor UMKM Kabupaten Pangkep Tahun 2004-2019

No. Tahun Jumlah UMKM


1 2019 19.640,93
2 2018 19.013,95
3 2017 17.197,84
4 2016 16.987,25
5 2015 15.168,19
6 2014 16.203,12
7 2013 18.463,98
8 2012 16.854,21
9 2011 16.597,43
10 2010 15.230,66
11 2009 16.056,70
12 2008 16.018,97
13 2007 15.895,28
14 2006 17.134,75
15 2005 16.486,14
16 2004 14.905,89
17 2003 11.168,19
18 2002 13.203,12
19 2001 12.463,98
20 2000 15.854,21
21 1999 12.597,43
22 1998 11.230,66
23 1997 9.640,93
24 1996 9.013,95
25 1995 6.597,43
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM, 2020.

Data di atas menunjukkan bahwa pada pada periode tahun 1995- 2019 nilai

ekspor UMKM di Kabupaten Pangkep mengalami fluktuatif yang di mana pada


73

tahun 2004 ekspor UMKM di Kabupaten Pangkep mengalami penurunan dan

mengalami kenaikan pada tahun 2005. Hingga tahun 2019 nilai ekspor UMKM di

Kabupaten Pangkep mengalami kenaikan. Kondisi fluktuatif ekspor UMKM di

Kabupaten Pangkep memang dilatar belakangi oleh beberapa faktor yang di

antaranya ekspor masih bergantung pada input impor, penggunaan teknologi

dalam produksi produk UMKM masih rendah dan juga akses terhadap pasar serta

pemasaran yang masih kurang dimiliki oleh pelaku UMKM di Kabupaten

Pangkep.

C. Analisis Regresi

1. Uji Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif yang

menghasilkan nilai rata-rata, maksimum, minimum, dan standar deviasi untuk

mendeskripsikan variabel penelitian sehingga secara kontekstual mudah

dimengerti.

Tabel 4.4
Deskriptif Variabel Penelitian

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
LOG_Jumlah_UM
25 0 3 2.63 1.065
KM
LOG_Nilai_Ekspor 25 6 6 6.16 .113
LOG_PDRB 25 5 6 6.16 .267
Valid N (listwise) 25
Sumber: Data Primer diolah, 2021.
74

Berdasarkan tabel statistik di atas dapat dilihat mengenai nilai minimum,

nilai maksimum, nilai mean, dan standar deviasi semua variabel penelitian.

Analisis deskriptif dapat dijelaskan seperti berikut:

a. Jumlah UMKM

Jumlah UMKM memiliki nilai maksimum sebesar 3 dan nilai minimum

sebesar 0 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 2,63 dan standar deviasi sebesar

1,065. Dari pemaparan data statistik deskriptif di atas, diketahui bahwa indeks

jumlah UMKM sebagai variabel independen terbebas dari outlier.

b. Nilai Ekspor UMKM

Nilai ekspor UMKM memiliki nilai maksimum yaitu sebesar 6 dan nilai

minimum yaitu sebesar 6 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 6,16 dan

standar deviasi adalah sebesar 0,113. Dari pemaparan data statistik deskriptif di

atas, diketahui bahwa indeks nilai ekspor UMKM sebagai variabel independen

(bebas) terbebas dari outlier.

c. PDRB

PDRB memiliki nilai maksimum yaitu sebesar 6 dan nilai minimum yaitu

sebesar 5, dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 6,16 dan standar deviasi adalah

sebesar 0,267. Dari pemaparan data statistik deskriptif di atas, diketahui bahwa

indeks PDRB sebagai variabel dependen (terikat) terbebas dari outlier.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalis

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi data yang normal atau
75

tidak. Model regresi dalam uji normalitas dianggap berkualitas jika distribusi data

normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan fasilitas histogram, normal probability plot dan uji Kolmogorov-

Smirnov. Jika menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, maka data yang normal

memiliki Asymp.sig. lebih besar dari 0,05.

Tabel 4.5
Uji Normalis Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 25
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .16281873
Most Extreme Differences Absolute .172
Positive .126
Negative -.172
Test Statistic .172
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .056

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data Primer diolah, 2021.

Berdasarkan hasil uji normalitas one sample kolmogorov-smirnov dapat

disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini dibuktikan dengan

hasil uji statistik menggunakan nilai Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat bahwa

nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,056 yang lebih dari 0,05, sehingga data dalam

penelitian ini terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat ada atau

tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model
76

regresi linear berganda. Multikolinearitas adalah suatu kondisi hubungan linear

antara variabel independen yang satu dengan yang lainnya dalam model regresi.

Jika VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
a
Coefficients
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -
-4.692 1.899 .022
2.471
LOG_Jumlah_UMKM .071 .033 .284 2.187 .040 .999 1.001
LOG_Nilai_Ekspor 1.732 .309 .730 5.613 .000 .999 1.001
a. Dependent Variable: LOG_PDRB
Sumber: Data Primer diolah, 2021.

Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan oleh tabel uji

multikolinearitas di atas, dapat diketahui bahwa nilai tolerance masing-masing

variabel lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF berada di bawah 10. Pada variabel

jumlah UMKM diketahui bahwa nilai tolerance adalah 0,999 > 0,1 sedangkan

nilai VIF adalah 1,001 < 10. Pada variabel nilai ekspor UMKM diketahui bahwa

nilai tolerance adalah 0,999 > 0,1 sedangkan nilai VIF adalah 1,001 < 10.

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas secara keseluruhan antara variabel bebas

dan variabel terikat tidak terjadi multikolinearitas. Oleh karena itu model

penelitian yang digunakan cocok dan koefisien regresi partial dapat terukur secara

presisi.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah uji statistik yang bertujuan untuk menguji apakah

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
77

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi

dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson (DW test).

Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .793 .629 .595 .170 1.010
a. Predictors: (Constant), LOG_Nilai_Ekspor, LOG_Jumlah_UMKM
b. Dependent Variable: LOG_PDRB
Sumber: Data Primer diolah, 2021.

Berdasarkan hasil uji autokorelasi berdasarkan tabel di atas, diketahui

bahwa nilai Durbin Watson (DW) adalah 0,625. Nilai batas atas (dU) dan batas

bawah (dL) pada tabel statistik dengan nilai sampel = 25 dan jumlah variabel (k) =

3 diperoleh nilai dU= 0,8572 dan nilai dL= 1,7277. Sehingga nilai (4-dU) =

2,6221 dan (4-dL) = 3,1428. Berdasarkan persyaratan uji statistik autokorelasi

diketahui bahwa jika nilai DW tidak terletak di antara dU dan (4-dU) maka tidak

terjadi autokorelasi. Oleh karena itu berdasarkan hasil perhitungan uji Durbin

Watson (DW) dalam penelitian ini nilai DW < dU dan nilai DW < (4-dU) atau

0,625 < 0,8572 < 3,1428, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

autokorelasi dalam model penelitian ini dan layak untuk diuji regresi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Regresi yang baik adalah regresi yang berada dalam posisi homoskedastisitas

dan bukan kondisi heteroskedastisitas. Variabel dinyatakan dalam posisi tidak


78

terjadi heteroskedastisitas jika penyebaran titik-titik observer di atas dan atau di

bawah angka nol pada sumbu Y mengarah kepada satu pola yang tidak jelas.

Gambar 4.4
Hasil Uji heteroskedastisitas

Berdasarkan output Scatterplot pada gambar 4.4 di atas, terlihat bahwa titik-

titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini.

Artinya data dalam penelitian ini bersifat homoskedastisitas.

3. Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan

antara variabel jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM, dan variabel dependen

PDRB. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefisient berdasarkan

output SPSS versi 22 terhadap kedua variabel independen yaitu jumlah UMKM

dan nilai ekspor UMKM terhadap PDRB di Kabupaten Pangkep ditunjukkan pada

tabel 4.8.
79

Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Linear Berganda

a
Coefficients
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.692 1.899 -2.471 .022
LOG_Jumlah_UMKM .071 .033 .284 2.187 .040
LOG_Nilai_Ekspor 1.732 .309 .730 5.613 .000
a. Dependent Variable: LOG_PDRB
Sumber: Data Primer diolah, 2021.

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai konstanta β0 sebesar -4,692

dan koefisien regresi β1 0,071, β2 1,732. Nilai konstanta dan koefisien regresi (β0,

β1, β2) ini dimasukkan dalam persamaan regresi linier berganda berikut ini:

Y = β0 + β1 + β2 + ε

Sehingga persamaan regresinya menjadi sebagai berikut:

LnY = Ln-4,692 + Ln0,071X1 + Ln1,732X2 + ε


Dari persamaan regresi berganda di atas dapat dilihat sebagai berikut:

a. Nilai Konstanta

Nilai konstanta sebesar -4,692 berarti jika jumlah UMKM (X1), dan nilai

ekspor UMKM (X2), nilainya 0 atau konstan maka PDRB (Y) nilainya sebesar

-4,692.

b. Jumlah UMKM (X1)

Nilai konstanta regresi investasi 0,071 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1% jumlah UMKM maka akan menyebabkan peningkatan jumlah PDRB di

Kabupaten Pangkep sebesar 7,1%. Arah hubungan antara jumlah UMKM

dengan PDRB adalah positif (+), artinya terjadi hubungan positif antara jumlah
80

UMKM dengan PDRB karena semakin banyak UMKM maka PDRB semakin

meningkat.

c. Nilai Ekspor UMKM (X1)

Nilai konstanta regresi investasi 1,732 menyatakan bahwa setiap peningkatan

1% nilai ekspor UMKM maka akan menyebabkan peningkatan jumlah PDRB

di Kabupaten Pangkep sebesar 17,32%. Arah hubungan antara nilai ekspor

UMKM dengan PDRB adalah positif (+), artinya terjadi hubungan positif

antara nilai ekspor UMKM dengan PDRB karena semakin tinggi ekspor

UMKM maka PDRB semakin meningkat.

4. Goodness of Fit Model Regresi

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel bebas dalam menerapkan variabel berikut. Nilai determinasi

ditentukan dengan nilai adjusted R Square. Hasil analisis koefisien determinasi

dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .793 .629 .595 .170 1.010
a. Predictors: (Constant), LOG_Nilai_Ekspor, LOG_Jumlah_UMKM
b. Dependent Variable: LOG_PDRB
Sumber: Data Primer diolah, 2021.

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai adjusted R Square adalah

0,595, hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menjelaskan variabel

independen yang diproksikan oleh jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM
81

terhadap variabel dependen yaitu PDRB sebesar 59,5%, sedangkan sisanya 40,5%

dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel independen tersebut.

b. Uji Parsial (uji-t)

Uji T ini digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual dengan tingkat

kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5%. Pengujian statistik jenis ini terdapat

beberapa kriteria sebagai berikut:

1) Jika t hitung > t tabel maka terdapat pengaruh variabel independen (bebas)

terhadap variabel dependen (terikat).

2) Jika signifikansi t lebih kecil dari taraf nyata (5%) maka terdapat pengaruh

variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat).

Di bawah ini adalah tabel hasil uji-t, yang ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 4.10
Hasil Uji t

a
Coefficients
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.692 1.899 -2.471 .022
LOG_Jumlah_UMKM .071 .033 .284 2.187 .040
LOG_Nilai_Ekspor 1.732 .309 .730 5.613 .000
a. Dependent Variable: LOG_PDRB
Sumber: Data Primer diolah, 2021.

Berdasarkan tabel di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa:

1) Hipotesis 1: Jumlah UMKM berpengaruh terhadap PDRB

Pengujian hipotesis yang pertama bertujuan untuk mengetahui pengaruh

dari jumlah UMKM terhadap PDRB. Dari hasil uji t-test dapat dilihat

bahwa nilai t hitung (2,187) > t tabel (2,065), signifikannya 0,040 < 0,05
82

dan bertanda positif. Maka jumlah UMKM berpengaruh secara signifikan

dan positf terhadap PDRB. Sehingga pada penelitian ini H1 diterima.

2) Hipotesis 2: Nilai Ekspor UMKM berpengaruh terhadap PDRB

Pengujian hipotesis yang kedua bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari

nilai ekspor UMKM terhadap PDRB. Dari hasil uji t-test dapat dilihat

bahwa nilai t hitung (5,613) > t tabel (2,065), signifikannya 0,000 < 0,05

dan bertanda positif. Maka nilai ekspor UMKM berpengaruh secara

signifikan dan positf terhadap PDRB. Sehingga pada penelitian ini H2

diterima.

c. Uji Simultan (uji-f)

Uji f pada dasarnya menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang

dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen.

Tabel 4.11
Hasil Uji f
a
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 1.078 2 .539 18.639 .000
Residual .636 22 .029
Total 1.714 24
a. Dependent Variable: LOG_PDRB
b. Predictors: (Constant), LOG_Nilai_Ekspor, LOG_Jumlah_UMKM
Sumber: Data Primer diolah, 2021.

Dari hasil regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.11, pengaruh variabel

jumlah UMKM (X1) dan nilai ekspor UMKM (X2) terhadap PDRB (Y), maka

diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
83

jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap variabel PDRB. Sehingga pada penelitian ini H3 diterima.

D. Pembahasan

1. Pengaruh jumlah UMKM terhadap PDRB

Hipotesis (H1) yang diajukan dalam penelitian ini adalah jumlah UMKM

berpengaruh terhadap PDRB. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien beta

unstandarized variabel struktur modal sebesar 0,071 dan (sig.) t sebesar 0,040 di

mana lebih kecil dari 0,05. Artinya, jumlah UMKM berpengaruh positif dan

signifikan terhadap PDRB. Hal ini berarti semakin banyak jumlah UMKM maka

nilai PDRB juga semakin besar.

Jumlah UMKM yang semakin bertambah dari tahun ke tahun maka akan

meningkatkan nilai produksi. Peningkatan produksi dipengaruhi oleh permintaan

atas barang-barang dan jasa-jasa, dengan demikian akan memperbesar keuntungan

UMKM. Semakin besar keuntungan UMKM maka akan semakin besar pula nilai

PDRB. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hanum (2010), yang

menyatakan bahwa peningkatan jumlah unit usaha dapat mengakibatkan semakin

meningkatnya nilai yang dihasilkan sehingga PDB pada sektor UMKM

meningkat.86 Penelitian yang dilakukan Raselawati (2011), yang menyatakan

86
Wirda Hanum, “Analisis Pengaruh Perkembangan Industri UKM terhadap Pertumbuhan
Sektor Industri Sumatera Utara”, Skripsi (Sumatera Utara: Fakultas Ekonomi.Universitas Sumatera
Utara, 2010), hlm. 82.
84

bahwa peningkatan jumlah unit usaha akan meningkatkan PDB pada sektor

UMKM.87

Pembinaan dan perlindungan UMKM yang dilakukan oleh pemerintah,

terutama pada kondisi ekonomi saat ini sangat strategis karena diperkirakan akan

dapat menghasilkan nilai tambah (value added) yang memadai karena jumlah unit

usahanya cukup banyak. Dengan UMKM, akan terserap banyak tenaga kerja

melalui usaha padat karya (labour intensive), dan dapat memperluas kesempatan

berusaha dan memperoleh pemerataan pendapatan nasional yang selama ini

didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar dan padat modal (capital

intensive).88

Penyediaan lapangan kerja yang besar diperlukan untuk mengimbangi

pertumbuhan penduduk. Perbaikan kualitas sumber daya manusia juga mutlak

diperlukan karena merupakan modal pembangunan. Tersedianya tenaga kerja

yang besar jika dimanfaatkan, dibina, dan dikerahkan untuk bisa terserap di sektor

ini dan menciptakan tenaga kerja yang efektif akan menjadi modal yang besar

dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor. Keberhasilan suatu

pembangunan ekonomi yaitu dilihat dari kesanggupan dalam penyediaaan

lapangan pekerjaan. Karena apabila seseorang bisa memperoleh pekerjaan maka

akan memperoleh pendapatan dan dari pendapatan tersebut dapat dilihat tingkat

kesejahteraan masyarakat. Seperti yang tertera dalam QS al-Jumu’ah/62: 10,

87
Ade Resalawati, “Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap pertumbuhan
ekonomi pada sektor UKM Indonesia”, Skripsi (Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011), hlm. 86.
88
Kristiyanti, Mariana, “Peran Strategis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Dalam
Pembangunan Nasional”, Majalah Ilmiah Informatika, Vol. 3 No. 1, (Januari 2012), hlm. 68.
85

ُ ْ ‫ه‬ ْ َ ْ َُْ َ َْ َ ْ َ ُ َّ َ ُ َ َ
َ ْ
ُ ِ ‫ف ِاذا ق ِضي ِت الصلوة فانت ِش ُر ْوا ِفى الار ِض وابتغوا ِمن فض ِل‬
‫اّٰلل واذكروا‬ ْ

َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ َّ َ َّ ً ْ َ َ ‫ه‬
‫اّٰلل ك ِثيرا لعلكم تف ِلحون‬
Terjemahnya:

Apabila salat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi,

carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu

beruntung.89 Berdasarkan ayat tersebut Allah swt menyerukan kepada hambanya

untuk bertebaran di muka bumi ini untuk bekerja dan mencari nafkah. Seruan

Allah swt kepada umat Islam yang telah selesai menunaikan shalat diperintahkan

Allah untuk berusaha atau bekerja agar memperoleh karunia-Nya, seperti ilmu

pengetahuan, harta benda, kesehatan dan lain-lain. Dimana pun dan kapanpun

kaum muslimin berada serta apapun yang mereka kerjakan, mereka dituntut oleh

agamanya agar selalu mengingat Allah.

2. Pengaruh nilai ekspor UMKM terhadap PDRB

Hipotesis (H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah nilai ekspor

UMKM berpengaruh terhadap PDRB. Hasil analisis menunjukkan bahwa

koefisien beta unstandarized variabel nilai ekspor UMKM sebesar 1,732 dan

(sig.) t sebesar 0,000 di mana lebih kecil dari 0,05. Artinya, nilai ekspor UMKM

berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB. Hal ini berarti semakin tinggi

nilai ekspor UMKM maka nilai PDRB juga semakin besar.

Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara nilai ekspor UMKM

dengan PDRB di Kabupaten Pangkep disebabkan Kabupaten Pangkep sebagai

89
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Solo, Penerbit: Zigma, 2010), hlm. 22.
86

daerah mempunyai cabang industri yang cukup banyak. Oleh karenanya, bisa

dimaklumi jika perkembangan nilai ekspor UMKM di Kabupaten Pangkep,

khususnya industri pangan dan kerajinan umum mampu memberikan kontribusi

terhadap PDRB. Kenaikan nilai ekspor UMKM akan menyebabkan kenaikan

PDRB, begitu pula sebaliknya penurunan nilai ekspor UMKM juga akan

menyebabkan penurunan PDRB.

Hal ini sejalan dengan teori beberapa ahli ekonomi David Ricardo, Adam

Smith dan Mill yang telah menunjukan bahwa perdagangan luar negeri dapat

memberikan beberapa sumbangan yang pada akhirnya akan mempercepat

perkembangan ekonomi suatu negara. Apabila pandangan dari ketiga ahli

ekonomi tersebut digabungkan, maka dapat dikatakan bahwa ahli ekonomi klasik

mengemukakan tiga sumbangan penting perdagangan luar negeri dalam

pembangunan ekonomi. Keuntungan yang pertama, yang dikemukakan oleh

Ricardo, menyatakan: apabila suatu negara sudah mencapai tingkat kesempatan

kerja penuh, perdagangan luar negeri memungkinkannya mencapai tingkat

konsumsi yang lebih tinggi daripada yang mungkin dicapai tanpa adanya kegiatan

tersebut. Sedangkan Smith dan Mill mengemukakan dua keuntungan lainya, yaitu:

(1) memungkinkan suatu negara memeperluas pasar atas hasil-hasil produksinya,

(2) memungkinkan negara tersebut menggunakan teknologi yang dikembangkan

di luar negeri, yang lebih baik daripada yang terdapat di dalam negeri.90

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rohman

(2019), yang menyatakan bahwa ekspor berpengaruh signifikan terhadap PDB di

90
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta, Penerbit: Rajawali Pers,
2011), hlm. 350.
87

Indonesia periode penelitian tahun 1997-2017. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin banyaknya ekspor yang dilakukan berarti tingkat pertumbuhan ekonomi

yang dilihat dari pembentukan PDB akan semakin meningkat.91

3. Pengaruh jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM terhadap PDRB

Hipotesis (H3) yang diajukan dalam penelitian ini adalah jumlah UMKM

dan nilai ekspor UMKM berpengaruh terhadap PDRB. Hasil analisis diperoleh

nilai signifikan 0,000 < 0,05. Artinya, jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM

berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB. Penelitian ini berbeda dengan

penelitian Senja (2016) yang menunjukkan bahwa variabel jumlah unit UMKM

dan nilai investasi UMKM mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sedangkan variabel tenaga kerja

UMKM dan nilai ekspor UMKM tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia.92

Adanya UMKM di Kabupaten Pangkep diharapkan dapat membantu

mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pangkep melalui kontribusi

sumbangan UMKM terhadap PDRB di Kabupaten Pangkep. Banyaknya jumlah

UMKM di Kabupaten Pangkep menunjukkan adanya trend peningkatan jumlah

tiap tahunnya seharusnya dapat memberikan sumbangan yang tinggi terhadap

PDRB Kabupaten Pangkep. Ekspor juga tidak kalah pentingnya sebagai pemicu

peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pendapatan dari perdagangan yang dilakukan

91
Rosyid Nur Rohman, “Analisis Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1997-2017”, Naskah Publikasi (Surakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah, 2019), hlm. 14.
92
Mahardea Puspa Senja, “Analisis Pengaruh Jumlah UMKM, Jumlah Tenaga Kerja
Umkm, Ekspor UMKM dan Investasi UMKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Skripsi
(Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2016), hlm, vii.
88

oleh UMKM ini dapat meningkatkan pendapatan Kabupaten Pangkep sehingga

dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Teori pertumbuhan Schumpeter mengungkapkan bahwa pertumbuhan

ekonomi dapat diwujudkan melalui peran pengusaha. Pengusaha merupakan

golongan yang akan terus-menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam

kegiatan ekonomi dan ini merupakan cikal bakal tumbuhnya UMKM. Inovasi dari

pengusaha untuk mengembangkan UMKM adalah dengan memperkenalkan

barang-barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan

suatu barang, memperluas barang ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan

sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan

organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan.

Berbagai kegiatan inovasi ini akan memerlukan investasi baru. Oleh karena itu,

UMKM merupakan sektor yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi

dengan efek multipier yang diberikan dari peningkatan jumlah UMKM dan nilai

ekspor UMKM tersebut.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka penelitian ini ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Jumlah UMKM berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB. Hal

ini berarti semakin banyak jumlah UMKM maka nilai PDRB juga semakin

besar. Jumlah UMKM yang semakin bertambah dari tahun ke tahun maka

akan meningkatkan nilai produksi. Peningkatan produksi dipengaruhi oleh

permintaan atas barang-barang dan jasa-jasa, dengan demikian akan

memperbesar keuntungan UMKM.

2. Nilai ekspor UMKM berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB.

Hal ini berarti semakin tinggi nilai ekspor UMKM maka nilai PDRB juga

semakin besar. Kenaikan nilai ekspor UMKM akan menyebabkan

kenaikan PDRB, begitu pula sebaliknya penurunan nilai ekspor UMKM

juga akan menyebabkan penurunan PDRB.

3. Jumlah UMKM dan nilai ekspor UMKM berpengaruh positif dan

signifikan terhadap PDRB. Banyaknya jumlah UMKM menunjukkan

adanya trend peningkatan jumlah tiap tahunnya seharusnya dapat

memberikan sumbangan yang tinggi terhadap PDRB, Ekspor juga tidak

kalah pentingnya sebagai pemicu peningkatan pertumbuhan ekonomi.

89
90

B. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini ditujukan kepada:

1. Untuk pemerintah sebagai pembuat kebijakan perlu menerapkan peraturan

serta memberikan pelayanan yang lebih kepada sektor UMKM, diharapkan

nantinya sektor UMKM ini mampu memberikan sumbangannya terhadap

PDRB lebih dari sektor-sektor lain. Hal ini perlu dilakukan karena sektor

UMKM mempunyai kemampuan untuk mampu bersaing dengan usaha

yang lebih besar.

2. Pelaku UMKM harus lebih berinovasi dalam mengembangkan usahanya.

Kreatifitas adalah kunci bagi mereka untuk bersaing dengan UMKM lain.

Penguasaan teknologi yang mumpuni akan membuat mereka selangkah

lebih maju dengan UMKM lain. Pengelolaan keuangan yang baik juga

merupakan kunci dalam berwirausaha dan membuat usaha mereka

bertahan lebih lama.

3. Penelitian ini hanya menganalisis pengaruh jumlah UMKM dan nilai

ekspor UMKM maka dengan tema penelitian yang sama sebaiknya dapat

mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi PDRB.


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. “Meneropong Konsep Pertumbuhan Ekonomi (Telaah Atas


Kontribusi Sistem Ekonomi Islam atas Sistem Ekonomi Konvensional)”.
Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 7 No.2 (Desember 2012).
Anoraga, Pandji. Manajemen Bisnis. Jakarta, Penerbit: PT. Rineka cipta, 1997.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta,
Penerbit: PT. Rineka Cipta, 2013.
Arsyad, Lincolin. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta, Penerbit: STIE YKPN,
2011.
Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat. Statistik Indonesia Tahun 2010. Jakarta Pusat,
Penerbit: Badan Pusat Statistik, 2010.
_______. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia
Menurut Lapangan Usaha. Jakarta: BPS, 2019.
_______. Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha. Kabupaten
Pangkep: BPS, 2019.
Bank Indonesia. Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Sumatera Selatan. Vol. 14
No. 02 (2014).
Bilson, Simamora. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta, Penerbit: P.T
Gramedia Pustaka Utama, 2000.
Bustam, Nur Hasanah. “Pengaruh Jumlah Unit, PDB dan Investasi UMKM
terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia Periode 2009-2013”,
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol. 19, No.2 (Juli-
Desember 2016.
Departemen Koperasi. Data Usaha Mikro Kecil dan Menengah tahun 1999-2016.
Departemen Koperasi, 2017.
Fajar, Mukti. UMKM di Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi. Yogyakarta,
Penerbit: Pustaka Pelajar, 2016.
Fitria, Hanifah Afro. “Analisis Dampak Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Studi pada Sentra Industri
Kecil Roti Desa Kalimalang Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo)”.
Ponorogo: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN, 2019.
Gani, Irwan dan Siti Amalia. Alat Analisis Data; Aplikasi Statistik untuk
Penelitian Bidang Ekonomi dan Sosial. Yogyakarta, Penerbit: Andi, 2015.

91
92

Hajrah H. “Pengaruh Nilai Produksi, Investasi, dan Jumlah Unit Usaha terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Kecil dan Menengah di Kota
Makassar”. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UINAM,
2017.
Hamzah, Lies Maria. “Devi Agustien, Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah terhadap Pendapatan Nasional pada Sektor UMKM di
Indonesia”. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 8 No 2 (Juli 2019).
Handayani, Risma. “Pengaruh Jumlah Unit Usaha dan Upah Minimum Regional
terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil dan Menengah di
Kabupaten Bantaeng Tahun 2001-2015”. Skripsi. Makassar: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, UINAM, 2016.
Hanum, Wirda. “Analisis Pengaruh Perkembangan Industri UKM terhadap
Pertumbuhan Sektor Industri Sumatera Utara”. Skripsi. Sumatera Utara:
Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, 2010.
Hapsari, Pradnya Paramita, Abdul Hakim dan Saleh Soeaidy. “Pengaruh
Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Daerah (Studi di Pemerintah Kota Batu)”. Wacana, Vol. 17, No. 2
(2014).
Hidayati, Nurul. “Pengaruh Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Priode
2012-2015”.Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, 2016.
Indriyatni, Lies. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh terhadap
Keberhasilan Usaha Mikro dan Kecil,” Jurnal STIE Semarang, Vol 5, No 1
(Februari 2013).
Jhingan, M.L. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta, Penerbit:
Rajawali Pers, 2012..
Juniddin, Zakaria. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta, Penerbit: Gaung
Persada Press, 2009.
Karib, Abdul “Analisis Pengaruh Produksi, Investasi dan Unit Usaha terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor Industri Sumatera Barat”. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 3, Nomor 3, (September 2012).
Kemenag RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Solo, Penerbit: Zigma, 2010.
Kristiyanti, Mariana, "Peran Strategis Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam
Pembangunan Nasional." Majalah Ilmiah Informatika Vol. 03 No.01, (2012).
Lutfiyah. "Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Usaha Mikro Kecil Menengah
(Umkm) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten
93

Bangkalan". Jurnal Ekonomi Pendidikan Dan Kewirausahaan, Vol. 4 No. 2


(2017)
Mauludi, Ali. Teknik Belajar Statistika 2. Jakarta, Penerbit: Alim’s Publishing,
2016.
Muttaqin, Rizal. Pertumbuhan Ekonomi dalam Perspektif Islam. Jurnal: STAI
Yapata Al-Jawami (2018).
Rachman, Siswati. “Analisis Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah
Sektor Manufaktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Makassar”.
Administrare, Vol. 3 No. 2, (2016).
Raselawati, Ade. Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah terhadap
Pertumbuhan Ekonomi pada Sektor UKM di Indonesia. Skripsi. Jakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
2011.
Riswara, Yuliastri Hanni. “Pengaruh UKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Tahun 1999-2016,” Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi,
Universitas Islam Indonesia, 2018.
Rohman, Rosyid Nur. “Analisis Pengaruh Perkembangan Usaha Mikro Kecil
Menengah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 1997-2017”.
Naskah Publikasi. Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah, 2019.
Roy, Mochamad Indrajit. Analisis Pertumbuhan Pembiayaan UMKM terhadap
Pertumbuhan Laba Bersih BPRS di Indonesia. Islamiconomic: Jurnal
Ekonomi Islam, Vol 08, No 01, (2017).
Rustiono, Dedy. “Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran
Pemerintahterhadap Pertumbuhan Ekonomidi Propinsi Jawa Tengah”. Tesis.
Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2008.
Sani, Abdillah, And Widyaiswara Madya, “Kendala Komunikasi Pemasaran
dalam Mensukseskan Bisnis Ekspor Usaha Kecil dan Menengah,
Academia.edu Vol.02 No. 01, (2018).
Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistic Parametrik. Jakarta, Penerbit: Alex
Media Komputer, 2010.
Senja, Mahardea Puspa. Analisis Pengaruh Jumlah UMKM, Jumlah Tenaga Kerja
UMKM, Ekspor UMKM dan Investasi UMKM terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro, 2016).
94

Septiyanti, Nuratmi Eka. Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kota makassar Tahun 2002-2013. Skripsi. Makassar:
UINAM, 2013.
Suci, Yuli Rahmini, "Perkembangan UMKM (Usaha mikro kecil dan menengah)
di Indonesia." Cano Ekonomos Vol. 06 No.01, (2017).
Sugiarto. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta, 2002.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Cetakan Ke-22.
Bandung, Penerbit: Alfabeta, 2015.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta, Penerbit: Rajawali
Pers, 2011.
Suparyanto. Kewirausahaan Konsep dan Realita Pada Usaha Kecil. Bandung:
Penerbit: Alfabeta, 2016.
Suprapto, Hugo Aries. “Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam
Memperkuat Cadangan Devisa Negara melalui Ekspor”. Journal of Applied
Business and Economics, Volume 2 Nomor 2 (Desember 2015).
Tambunan, Tulus. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu
Penting. Jakarta, Penerbit: Salemba Empat, 2012.
Tika, Moh. Pabundu. Metode Penelitian Geografi. Jakarta, Penerbit: PT. Bumi
Aksara, 2005.
Tunggaluh, Hartini. Teori Ekonomi Makro. Makassar: tp, 2012.
Vankatesh, Sudha and and Krishnaveni Muthiah. “SMEs in India: Importance
and Contribution”, Asian Journal Of Management Research, Volume 2 Issue
2, (2012).
Zainuddin, Moch. Pertumbuhan Ekonomi dalam Prespektif Ekonomi Islam.
Jurnal: STAIN Kediri (2017).
95

Lampiran 1

DATA PENELITIAN

Nilai Ekspor
No. Tahun Jumlah UMKM PDRB
UMKM
1 2019 1.433 19.640,93 25.990,11
2 2018 1.354 19.013,95 23.944,89
3 2017 2.193 17.197,84 22.293,96
4 2016 650 16.987,25 20.555,57
5 2015 1.653 15.168,19 18.426,11
6 2014 1.511 16.203,12 17.205,16
7 2013 2.468 18.463,98 16.168,91
8 2012 1.786 16.854,21 15.433,51
9 2011 1.642 16.597,43 14.477,29
10 2010 1.564 15.230,66 13.367,01
11 2009 1.401 16.056,70 12.419,76
12 2008 1.373 16.018,97 11.248,48
13 2007 1.328 15.895,28 10.288,64
14 2006 1.547 17.134,75 19.503,81
15 2005 1.420 16.486,14 18.652,63
16 2004 1.389 14.905,89 16.467,56
17 2003 1.311 11.168,19 18. 652,63
18 2002 2.168 13.203,12 19.997,17
19 2001 1.686 12.463,98 18. 015,46
20 2000 1.242 15.854,21 16 .751,14
21 1999 1.764 12.597,43 15.970,74
22 1998 1.101 11.230,66 13.758,99
23 1997 1.901 9.640,93 11.766,21
24 1996 973 9.013,95 8.652,63
25 1995 728 6.597,43 9.997,17
96

DATA Ln

Jumlah UMKM Nilai Ekspor PDRB


3.16 6.29 6.41
3.13 6.28 6.38
3.34 6.24 6.35
2.81 6.23 6.31
3.22 6.18 6.27
3.18 6.21 6.24
3.39 6.27 6.21
3.25 6.23 6.19
3.22 6.22 6.16
3.19 6.18 6.13
3.15 6.21 6.09
3.14 6.20 6.05
3.12 6.20 6.01
3.19 6.23 6.29
3.15 6.22 6.27
3.14 6.17 6.22
3.12 6.05 6.27
3.34 6.12 6.30
3.23 6.10 6.26
3.09 6.20 6.22
3.25 6.10 6.20
3.04 6.05 6.14
3.28 5.98 6.07
2.99 5.95 5.94
2.86 5.82 6.00
97

Lampiran 2

Uji Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LOG_Jumlah_UMKM 25 0 3 2.63 1.065


LOG_Nilai_Ekspor 25 6 6 6.16 .113
LOG_PDRB 25 5 6 6.16 .267
Valid N (listwise) 25

Uji Regresi
a
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 LOG_Nilai_Eks
por,
. Enter
LOG_Jumlah_U
b
MKM

a. Dependent Variable: LOG_PDRB


b. All requested variables entered.

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .793 .629 .595 .170 1.010

a. Predictors: (Constant), LOG_Nilai_Ekspor, LOG_Jumlah_UMKM


b. Dependent Variable: LOG_PDRB

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 1.078 2 .539 18.639 .000

Residual .636 22 .029

Total 1.714 24

a. Dependent Variable: LOG_PDRB


b. Predictors: (Constant), LOG_Nilai_Ekspor, LOG_Jumlah_UMKM
98

a
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) -
-4.692 1.899 .022
2.471

LOG_Jumlah_UMKM .071 .033 .284 2.187 .040 .999 1.001

LOG_Nilai_Ekspor 1.732 .309 .730 5.613 .000 .999 1.001

a. Dependent Variable: LOG_PDRB


99

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 25
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .16281873
Most Extreme Differences Absolute .172
Positive .126
Negative -.172
Test Statistic .172
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .056

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
100

Lampiran 3

DOKUMENTASI
101
102

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Makmur Mulya Arief, biasa di panggil makmur, lahir di


pangkajene 06 Agustus 1996. Penulis lahir dari pasangan
Muh. Arief F dan Ely Suhaely sebagai anak pertama dari
tiga bersaudara. Penulis ini menempuh pendidikan dasarnya
mulai dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1/2 Pangkajene dan
lulus pada tahun 2008, melanjutkan ke Sekolah Menengah
Pertama Negeri (SMPN) 1 Bungoro dan lulus pada tahun
2011, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas
Negeri (SMAN) 1 Bungoro dan lulus paa tahun 2014. Setelah lulus dari bangku
Sekolah Menengah Atas penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam.

Anda mungkin juga menyukai