Anda di halaman 1dari 117

DETERMINAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBIILTY : STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN


MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2015-2019

SKRIPSI

Oleh
AMIN
NIM 105731133516

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
DETERMINAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBIILTY : STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2015-2019

SKRIPSI

Oleh
AMIN
NIM 105731133516

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
(S.Ak) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021

ii
PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada:

❖ Kedua Orang Tua;

❖ Ketiga kakak saya; dan

❖ Almamater Biru Universitas Muhammadiyah Makassar

MOTTO HIDUP

Jika bukan sekarang kapan lagi…..

Hidup Cuma sekali, maka berbanyaklah berbuat kebajikan…

iii
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Telp. (0411) 866972 Makassar

HALAMAN PERSETUJUAN
UJIAN SKRIPSI

Judul Penelitian : “Determinan Pengungkapan Corporate Social


Responsibility: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015--2019”

Nama Mahasiswa : Amin


No. Stambuk/ NIM : 105731133516
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah diujiankan serta dipertahankan dihadapan penguji pada Ujian Skripsi


yang dilaksanakan pada Tanggal 30 Januari 2021 di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis di Ruangan IQ 7.1 Gedung Iqra Unismuh Makassar

Makassar, 30 Januari 2021

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Agus Salim HR.,SE.,MM Linda Arisanty Razak,SE.,M.Si.Ak.CA


NIDN. 0911115703 NIDN. 092006772

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi,

Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP


NBM. 107 3428

iv
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi atas Nama AMIN, NIM : 105731133516, diterima dan disahkan oleh
Panitia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar Nomor: /1442H/2021 M, Pada tanggal…... Januari
2021 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 17 Jumadil Akhir 1442 H


30 Januari 2021 M
PANITIA UJIAN

Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (……………..)


(Rektor Unismuh Makassar)

Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM (……………..)


(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

Sekretaris : Dr. Agus Salim HR., SE., MM (……………..)


(WD 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

Penguji :1. Dr. Muchriana Muchran, SE.,M.Si., Ak.CA (………..…....)

2. Linda Arisanty Razak, SE.,M.Si., Ak.CA (………...…...)

3. Nurul Fuada, S.ST., M.Si (…………......)

4. Samsul Rizal, SE., MM (…………......)

v
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Amin
Stambuk : 105731133516
Jurusan : Akuntansi
Dengan Judul :”Determinan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility: Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-
2019”

Dengan ini menyatakan bahwa :


Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya
sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 30 Januari 2021

Yang Membuat Pernyataan

AMIN
NIM. 105731133516

Diketahui Oleh:

Dekan, Ketua Program Studi Akuntansi,

Ismail Rasulong, SE., MM Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak.CA.CSP


NBM. 903 078 NBM. 107 3428

vi
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan

salam tak lupa saya kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para

keluarga,sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai

manakala penulisan skripsi yang berjudul “Determinan Pengungkapan

Corporate Social Responsibility : Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019”

Skripsi yang saya tulis ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama saya sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua saya bapak LA BOLO dan ibu WA DISA, yang senantiasa

memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak

pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan

memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas

segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi

keberhasilan saya dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan

kepada saya menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di

akhirat.

Saya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang

setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

vii
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar,

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar,

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA.CSP, selaku Ketua Program

Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar,

4. Bapak Dr. Agus Salim HR., SE., MM, selaku pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

Skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Linda Arisanty Razak, SE., M.Si., Ak., CA, selaku pembimbing II yang telah

berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya

kepada saya selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Angkatan 2016 terkhusus kelas AK16I yang selalu belajar bersama

yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

viii
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Makassar, Januari 2021

AMIN

ix
ABSTRAK

Amin, 2021. Determinan Pengungkapan Corporate Social Responsibility: Studi


Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019,
Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Agus Salim HR. dan
Pembimbing II Linda Arisanty Razak.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi


pengungkapan corporate social responsibility (CSR) antara lain kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, dan leverage. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatori.
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan
perusahaan tahun 2015-2019. Sampel yang digunakan berjumlah 31 perusahaan
manufaktur dengan total pengamatan berjumlah 155 pengamatan. Teknik analisis
data penelitian yaitu regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 22.
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, dan ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan
CSR, sedangkan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil
pengujian tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial yang besar
mampu meningkatkan luas pengungkapan CSR, hal ini karena kekayaan
manajemen secara pribadi terikat dengan kekayaan perusahaan sehingga
manajemen akan senantiasa meningkatkan kinerja perusahaan. Kepemilikan
institusional yang besar juga mampu meningkatkan luas pengungkapan CSR, hal
ini karena adanya monitoring yang besar pula yang dapat mendorong manajemen
untuk mengungkapkan CSR. Ukuran dewan komisaris juga mampu meningkatkan
luas pengungkapan CSR, hal ini karena jumlah dewan komisaris yang besar akan
semakin mudah mengendalikan manajemen dan monitoring yang dilakukan
semakin efektif dalam hal mengungkapkan CSR. Sedangkan leverage tidak
mempengaruhi luas pengungkapan CSR, hal ini karena perusahaan lebih
memandang tanggung jawabnya kepada stakeholder.

Kata Kunci : Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran Dewan


Komisaris, Leverage, Pengungkapan CSR

x
ABSTRACT

Amin, 2021. Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure:


Empirical Study of Manufacturing Companies on the Indonesia Stock Exchange
2015-2019, Thesis of Accounting Study Program, Faculty of Economics and
Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I Agus
Salim HR. and Second Advisor Linda Arisanty Razak.

This study aims to examine the factors that influence the disclosure of
corporate social responsibility (CSR), including managerial ownership, institutional
ownership, the board size, and leverage. This type of research used in this
research is explanatory research. The kind of data used is secondary data in the
form of company annual reports for 2015-2019. The sample used was 31
manufacturing companies with a total of 155 observations. The research data
analysis technique is multiple linear regression with the help of the SPSS 22
program. Based on the test results, it is known that managerial ownership,
institutional ownership, and board size affect CSR disclosure, while leverage does
not affect CSR disclosure. The test results show that sizeable managerial
ownership can increase the extent of CSR disclosure; this is because
management's wealth is personally tied to the company's wealth so that control will
always improve the company's performance. Broad institutional ownership can
also increase CSR disclosure; this is because there is also a large amount of
monitoring to encourage management to disclose CSR. The board of
commissioners' size is also able to increase the extent of CSR disclosure; this is
because a large number of commissioners will make it easier to control
management, and the monitoring is carried out more effectively in terms of
disclosing CSR. While leverage does not affect the extent of CSR disclosure, this
is because the company looks more at its responsibilities to stakeholders.

Keywords: Managerial Ownership, Institutional Ownership, Board Of


Commissioners Size, Leverage, CSR Disclosure

xi
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL .............................................................................................................i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................ii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTO .......................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................v
SURAT PERNYATAAN......................................................................................vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................................vii
ABSTRAK ...........................................................................................................x
ABSTRACT.........................................................................................................xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................7
A. LandasanTeori ....................................................................................7
1. Teori Stakeholder .........................................................................7
2. Teori Agensi..................................................................................8
3. Kepemilikan Manajerial ................................................................8
4. Kepemilikan Institusional ..............................................................9
5. Ukuran Dewan Komisaris .............................................................10
6. Leverage .......................................................................................11
7. Corporate Social Responsibiity ....................................................12
B. Penelitian Terdahulu...........................................................................20
C. Kerangka Pikir ....................................................................................24
D. Hipotesis .............................................................................................24

xii
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................29
A. Jenis Penelitian...................................................................................29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................29
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................29
D. Populasi dan Sampel..........................................................................31
E. Data dan Sumber Data .......................................................................33
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................33
G. Teknik Analisis Data ...........................................................................33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................37
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................37
B. Hasil Penelitian ...................................................................................40
1. Uji Statistik Deskriptif ....................................................................40
2. Uji Asumsi Klasik ..........................................................................42
3. Uji Hipotesis ..................................................................................45
C. Pembahasan.......................................................................................49
BAB V PENUTUP ...............................................................................................56
A. Kesimpulan .........................................................................................56
B. Saran ..................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................59
LAMPIRAN .........................................................................................................63

xiii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................ 20

Tabel 3.1 Seleksi Sampel Penelitian ....................................................... 32

Tabel 4.1 Sampel Perusahaan................................................................. 39

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif..................................................................... 40

Tabel 4.3 Uji Normaitas ............................................................................ 42

Tabel 4.4 Uji Multikolonieritas .................................................................. 43

Table 4.5 Uji Autokorelasi ........................................................................ 45

Tabel 4.6 Uji Regresi Linier Berganda ..................................................... 45

Table 4.7 Uji T .......................................................................................... 47

Table 4.8 Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 49

xiv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Carrol’s CSR Pyramid .....................................................13

Gambar 2.2 Kerangka Pikir .................................................................24

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BEI ..................................................38

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas ...................................................44

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Isu terkait sosial dan lingkungan akhir-akhir ini menjadi sorotan bagi

banyak pihak. Hal ini mencuat sebagai dampak dari aktivitas bisnis perusahaan.

Entitas bisnis didesak untuk tidak hanya berorientasi pada finansial dalam hal

ini profit saja, namun entitas bisnis juga harus berorientasi pada aspek sosial

dan lingkungan. Entitas bisnis juga bukan hanya bertanggung jawab seutuhnya

kepada pemilik modal namun juga harus bertanggung jawab kepada

masyarakat dimana perusahaan itu berada. Salah satu pertanggungjawaban

yang dilakukan entitas bisnis adalah dengan program CSR.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)

selanjutnya disebut CSR merupakan salah satu bentuk tanggung jawab

perusahaan untuk pembangunan ekonomi secara berkelanjutan dalam upaya

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan. Pelaksanaan

CSR dimunculkan lewat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas. Meskipun masih multitafsir, termaktub bahwa perseroan

yang menjalankan usahanya di bidang atau berkaitan dengan sumber daya

alam wajib bertanggung jawab terhadap masalah sosial, ekonomi dan

lingkungan.

Salah satu tujuan perusahaan dalam melakukan aktivitas CSR adalah

untuk menunjukkan kepada para stakeholders atau para pemangku

kepentingan (yaitu karyawan, pelanggan, pemasok, dan lain sebagainya)

bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap mereka. Pada awalnya,

1
2

perusahaan hanya berfokus pada pihak yang memberikan dana bagi

perusahaan, yaitu kreditur dan stockholders.

Ferrell et.al (2010) meyakini bahwa perusahaan harus bertanggung

jawab kepada para pemangku kepentingan. Selain itu, kegiatan CSR juga

menguntungkan dan bermanfaat bagi perusahaan sehingga dapat menarik

minat investor, meningkatkan motivasi karyawan, dan membantu memperbaiki

masalah sosial yang timbul akibat aktivitas bisnis yang dijalankan perusahaan.

Banyak kasus juga telah membuktikan bahwa CSR berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan perusahaan di masa mendatang atau jangka

panjang.

Hal ini mengindikasikan kepada perusahaan untuk tidak hanya berfokus

kepada para penyedia modal semata melainkan juga harus berfokus kepada

seluruh pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Contoh

kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan diantaranya adalah menyediakan air

bersih untuk daerah yang kekurangan dan meningkatkan kesejahteraan

karyawan melalui jaminan kesehatan.

Kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan diungkapkan selain dalam

website resmi perusahaan juga pada Laporan Berkelanjutan atau Sustainability

Report yang berdiri sendiri atau digabungkan dalam laporan tahunan

perusahaan yang terintegrasi. Laporan tersebut disajikan secara periodik,

biasanya secara tahunan.

Penyusunan laporan berkelanjutan atau laporan tahunan terkait CSR

yang terintegrasi didasarkan pada pedoman dari Global Reporting Initiative

(GRI). GRI menginisiasi pelaporan aktivitas sosial dan lingkungan organisasi

yang mengacu pada triple bottom line atau 3P (profit, people, planet). Pedoman
3

pelaporan keberlanjutan GRI dikembangkan untuk membantu organisasi dalam

melaporkan kinerja ekonomi, sosial dan lingkungannya serta untuk

meningkatkan akuntabilitas laporan tersebut.

Fenomena dewasa ini penerapan CSR di Indonesia menunjukkan tren

peningkatan yang cukup baik. Berbagai perusahaan sudah mulai menunjukkan

komitmennya untuk menerapkan tanggung jawab sosial kepada para

pemangku kepentingan (stakeholder). Hal ini dilihat dari total pengungkapan

CSR perusahaan manufaktur yang go publik di Indonesia tahun 2010 sampai

dengan tahun 2014 berturut-turut adalah 10,17%, 12,12%, 17,2%, 19,28%, dan

21,46% (Wati, 2018). Bisa dilihat bahwa terjadi peningkatan setiap tahunnya.

Finch (2005) menyatakan bahwa motivasi perusahaan dalam

melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial lebih banyak dipengaruhi

oleh komitmen untuk mengkomunikasikan kepada para stakeholder mengenai

usaha manajemen dalam mencapai manfaat bagi perusahaan dalam jangka

panjang. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR,

diantaranya adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran

dewan komisaris, dan leverage.

Struktur kepemilikan saham perusahaan dapat digolongkan menjadi

kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Shien et.al (2006)

menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham

oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham

yang dimiliki oleh manajemen. Sedangkan kepemilikan institusional merupakan

kepemilikan saham oleh institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi

luar negeri, serta institusi lainnya.


4

Aziz (2014), Singal dan Putra (2019) dan Anggraini (2006) menunjukkan

penelitianya bahwa terdapat pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap

luas pengungkapan CSR. Sedangkan Fitriana (2019), Singal dan Putra (2019),

serta penelitian Rohmah (2015) menyatakan bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan CSR.

Dewan Komisaris merupakan salah satu mekanisme corporate

governance yang diperlukan untuk mengurangi agency problem antara pemilik

perusahaan dan manajer. Penelitian Chelsya (2018), Oktavianawati dan Indah

(2018) dan Hafidzi (2019) menyatakan Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan CSR.

Leverage merupakan penggunaan pembiayaan melalui utang. Rasio

leverage menunjukkan seberapa besar total kewajiban perusahaan

dibandingkan dengan modal perusahaan sendiri. Penelitian Rahman et.al

(2011), Giannarakis (2014), serta penelitian dari Habbash (2015) menemukan

adanya pengaruh negatif antara leverage dengan luas pengungkapan CSR.

Berdasarkan pemaparan diatas penelitian ini bertujuan untuk menguji

variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap pengungkapan corporate

social responsibility antara lain kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, ukuran dewan komisaris, dan leverage dengan menjadikan

perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian. Alasan penggunaan

perusahaan manufaktur adalah melihat bahwa perusahaan ini menduduki

proporsi yang cukup banyak yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dibanding

dengan jenis perusahaan lain. Selain itu perusahaan manufaktur juga berkaitan

erat dengan penggunaan sumber daya alam dan memiliki dampak yang

signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat disekitar perusahaan.


5

Olehnya itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “DETERMINAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY: STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2015-2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap pengungkapan CSR

pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019?

2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap pengungkapan

CSR pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-

2019?

3. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan

CSR pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-

2019?

4. Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap

pengungkapan CSR pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2015-2019.
6

2. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap

pengungkapan CSR pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2015-2019.

3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap

pengungkapan CSR pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2015-2019.

4. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap pengungkapan CSR pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah cakrawala keilmuan di bidang

akuntansi mengenai corporate social responsibility.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen

dalam pengambilan keputusan untuk melakukan tanggung jawab

sosialnya.

b. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi investor

dalam menentukan investasinya.

c. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

pemerintah dalam membuat kebijakan terkait tanggung jawab sosial

perusahaan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Stakeholder

Teori stakeholder pertama kali digagas oleh R. Edward Freeman

pada tahun 1984. Teori stakeholder adalah teori yang menggambarkan

kepada pihak mana saja perusahaan bertanggung jawab (Freeman, 2001).

Perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholder-nya dengan

mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholder-nya, terutama

stakeholder yang mempunyai power terhadap ketersediaan sumber daya

yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja,

pasar atas produk perusahaan dan lain-lain (Chariri dan Ghozali, 2007).

Salah satu strategi yang digunakan perusahaan untuk menjaga

hubungan dengan para stakeholder nya adalah dengan pengungkapan

informasi sosial dan lingkungan. Pengungkapan ini diharapkan perusahaan

mampu memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan serta dapat

mengelola stakeholder agar mendapatkan dukungan oleh para stakeholder

yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini sesuai

dengan pendapat pengungkapan informasi keuangan, sosial, dan

lingkungan merupakan dialog antara perusahaan dengan stakeholder-nya

dan menyediakan informasi mengenai aktivitas perusahaan yang dapat

mengubah persepsi dan ekspektasi (Gray et.al, 1995 dalam Wati, 2019).

7
8

2. Teori Agensi

Teori keagenan menyatakan hubungan kontraktual antara

manajemen suatu usaha (agent) dan pemegang saham atau pemilik

perusahaan (principle). Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan

hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara satu atau lebih principle

yang melibatkan agent untuk melaksanakan beberapa layanan atas nama

principle dan memberikan wewenang kepada agen membuat keputusan.

Teori keagenan mengasumsikan bahwa setiap. individu bertindak atas

kepentingan masing-masing. Sehingga berpotensi terjadi konflik

kepentingan antara principle dan agent yang akan memicu timbulnya biaya

keagenan (agency cost). Jika principle dan agent mempunyai tujuan yang

sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agent akan

bertindak sesuai dengan kepentingan principle. Bentuk pertanggungjawaban

manajemen sebagai agent adalah mengungkapkan informasi

pertanggungjawaban sosial perusahaan untuk memenuhi seluruh keinginan

principle (Pakpahan dan Rajagukguk, 2018)

3. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan bahwa

manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer tersebut sekaligus

sebagai pemegang saham perusahaan ( Rustiarini, 2008). Pihak tersebut

adalah mereka yang duduk di dewan komisaris dan dewan direksi

perusahaan. Keberadaan manajemen perusahaan mempunyai latar

belakang yang berbeda, antara lain: pertama, mereka mewakili pemegang

saham institusi, kedua, mereka adalah tenaga- tenaga profesional yang

diangkat oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham.


9

Ketiga, mereka duduk di jajaran manajemen perusahaan karena turut

memiliki saham.

Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham perusahaan

oleh pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Susanti dan Riharjo (2013)

menyebutkan kepemilikan manajerial merupakan saham yang dimiliki

manajer dan direktur perusahaan. Ikbal (2012) menyebutkan peningkatan

atas kepemilikan manajerial akan membuat kekayaan manajemen, secara

pribadi, semakin terikat dengan kekayaan perusahaan sehingga manajemen

akan berusaha mengurangi resiko kehilangan kekayaannya. Hal ini

menjadikan pihak manajemen lebih giat dalam usahanya mengelola

perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan sesuai dengan

harapan semua pihak. Menurut Jensen dan Meckling (1976)

mengungkapkan bahwa semakin besar kepemilikan manajer dalam

perusahaan, manajer akan semakin banyak mengungkapkan informasi

sosial.

4. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah jumlah proporsi saham perusahaan

yang dimiliki oleh institusi seperti asuransi, bank, perusahaan investasi, dan

kepemilikan institusi lainnya (Diyah dan Erman, 2009) . Menurut

Triwahyuningtias (2012), adanya kepemilikan oleh institusional mendorong

peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen

perusahaan, sehingga potensi terjadinya financial distress dapat

diminimalisir karena perusahaan dengan kepemilikan institusional yang lebih

besar mengindikasi kemampuannya untuk memonitor manajemen.


10

Menurut Machmud dan Djakman (2008) dengan jumlah kepemilikan

institusional yang signifikan dapat memonitor manajemen sehingga dapat

meminimalisir masalah keagenan tersebut. Semakin besar kepemilikan

institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan

diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap kecurangan

yang dilakukan oleh manajemen. Hal ini berarti kepemilikan institusional

dapat menjadi pendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan

Corporate Social Responsibility.

5. Ukuran Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan

pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar

serta memberi nasehat kepada dewan direksi. Dewan komisaris melakukan

pengawasan atas kebijakan pengurusan pada umumnya, baik mengenai

perseroan maupun usaha perseroan dan memberi nasehat kepada direksi.

Pengawasan tersebut dilakukan untuk kepentingan perseroan dan sesuai

dengan maksud dan tujuan perseroan. pengawasan dan pemberian nasehat

yang dilakukan oleh dewan komisaris tidak untuk kepentingan pihak atau

golongan tertentu tetapi untuk kepentingan perseroan secara menyeluruh

(Fahmi, 2015)

Ukuran dewan komisaris merupakan dewan yang dibentuk

pemegang saham dan menjadi wakil pemegang saham dalam manajemen

perusahaan sebagai pengawas operasional. Semakin besar jumlah dewan

komisaris maka akan memudahkan perusahaan dalam melakukan

pengawasan dan monitoring terhadap aktivitas manajemen. Hal ini berarti,

dewan komisaris dapat melakukan pengawasan sehingga menjamin bahwa


11

manajemen bertindak sesuai dengan pemilik perusahaan (investor) dan

informasi yang dimiliki oleh manajemen akan diungkapkan semua kepada

para stakeholders, termasuk juga informasi mengenai praktik tanggung

jawab sosial perusahaan (Wulandari, 2018).

Sembiring (2005) dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa jika

jumlah anggota dewan komisaris makin besar, maka pengawasan yang

dilakukan tentunya semakin efektif sehingga tekanan terhadap manajemen

akan semakin besar dalam hal pengungkapan CSR.

6. Leverage

Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk dapat menjalankan

kegiatan operasionalnya. Sumber modal perusahaan dapat berasal dari

dalam perusahaan (internal) maupun dari luar perusahaan (eksternal).

Perusahaan akan meminjam dana dari pihak luar ketika modal yang dimiliki

oleh perusahaan tidaklah mencukupi untuk menjalankan kegiatan

operasionalnya.

Leverage merupakan penggunaan pembiayaan dengan utang.

Leverage memiliki implikasi penting (Brigham dan Houston, 2010):

a. Memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat

mempertahankan pengendalian atas perusahaan.

b. Kreditor melihat ekuitas atau dana yang disetor oleh pemilik sebagai

marjin pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan

sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian

besar akan berada pada kreditor.

Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan

dibiayai dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan


12

membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam

kategori extreme leverage (utang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam

tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut

(Fahmi, 2015)

Debt to equity ratio (DER) merupakan salah satu rasio yang dapat

digunakan untuk menghitung leverage. Marlina dan Danica (2009)

mengemukakan bahwa debt to equity ratio (DER) merupakan rasio utang

terhadap modal, yang digunakan untuk mengukur seberapa besar

perusahaan dibiayai dengan utang. Semakin tinggi DER, maka semakin

besar perusahaan didanai oleh utang sehingga menandakan gejala yang

kurang baik untuk perusahaan dan pada akhirnya menurunkan dividen bagi

pemegang saham.

Andrikopoulos dan Kriklani (2012) menyatakan bahwa perusahaan

dengan tingkat leverage yang cukup tinggi akan mengurangi luas

pengungkapan tanggung jawab sosial. Hal ini dikarenakan biaya pelaporan

yang mahal sehingga perusahaan yang memiliki leverage yang tinggi

cenderung lebih sedikit melakukan pengungkapan CSR, dan sebaliknya

perusahaan yang memiliki leverage yang rendah akan lebih leluasa dalam

membagi informasi CSR.

7. Corporate Social Responsibility

a. Definisi Corporate Social Responsibility

Carrol (1991) mendefinisikan CSR dengan responsibility

approach yang terdiri dari economic responsibility, legal responsibility,

ethical responsibility dan philanthropic responsibility. Carrol


13

menggambarkan CSR ke dalam empat dimensi yang dikenal dengan

CSR pyramids.

Gambar 2.1 Carrol’s CSR Pyramids

Sumber: www.aqa.org.uk, 2020

Carrol menjelaskan bahwa tujuan utama perusahaan adalah

menghasilkan keuntungan dari barang dan jasa yang dihasilkannya,

perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar

perusahaan dapat terus survive dan berkembang (economic

responsibilities). Namun, perlu diperhatikan juga bahwa perusahaan

memiliki tanggung jawab kepada para pemangku kepentingan. Hal lain

yang harus diperhatikan adalah legal responsibilities, yaitu bagaimana

perusahaan melakukan operasinya sesuai dengan peraturan yang

berlaku yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Peraturan ini dibuat untuk

menghindari adanya penyalahgunaan yang dilakukan oleh perusahaan.

Selanjutnya perusahaan juga harus menjalankan praktek bisnis yang

baik, adil dan fair, serta melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak

menimbulkan kerusakan (ethical responsibilities) dan yang terakhir

adalah perusahaan juga harus berusaha untuk menjadi perusahaan yang


14

baik (good corporate citizen) dan dapat memberi kontribusi yang dapat

dirasakan secara langsung bagi lingkungan sekitarnya.

b. Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering

juga disebut sebagai social disclosure, corporate social reporting, social

accounting (Mathews, 1995) atau corporate social responsibility

(Hackston dan Milne, 1996) merupakan proses pengkomunikasian

dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi

terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap

masyarakat secara keseluruhan (Sembiring, 2005).

Pengungkapan tanggung jawab sosial adalah informasi yang

dimaksudkan untuk pemangku kepentingan agar perusahaan dapat

memberikan informasi tentang tanggung jawab sosial yang telah

dilakukan pada periode tertentu. Peraturan tentang kegiatan tanggung

jawab sosial diatur dalam undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang

perusahaan terbatas, ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 74

(1) menyatakan: “Perusahaan yang melakukan kegiatan bisnisnya

berhubungan dengan sumber daya manusia wajib menjalankan sosial

dan tanggung jawab lingkungan ”.

Pengungkapan CSR dikatakan sebagai salah satu strategi

untuk menjaga hubungan baik dengan para stakeholder yang dapat

dilakukan dengan cara memberi informasi mengenai kinerja perusahaan

baik dalam aspek ekonomi, sosial maupun lingkungan. Dengan adanya

pengungkapan CSR diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan


15

informasi yang sedang dibutuhkan oleh para stakeholder (Sumaryono

dan Asyik, 2017).

Pengungkapan corporate social responsibility ini dituangkan

melalui laporan keberlanjutan perusahaan dalam konteks pembangunan

berkelanjutan (sustainable development) yang isinya terkait dengan

keadaan ekonomi, lingkungan sosial, kinerja perusahaan.

Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dilaksanakan secara

sukarela (voluntary disclosure) karena tidak tergolong bagian dari

laporan keuangan (pengungkapan minimum) yang disyaratkan oleh

standar akuntansi yang berlaku. Penjelasan tersebut menunjukkan

bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial masih belum memiliki

standar yang baku sehingga prosedur dan item pengungkapan

bergantung kepada kebijakan dari perusahaan (Suprasto dan Haryanti,

2019).

c. Tujuan Pengungkapan CSR

Tujuan perusahaan mengungkapkan aktivitas CSR dalam

bentuk Sustainability Report adalah untuk mendongkrak reputasi dan

citra merek perusahaan. Perusahaan diharapkan dapat melakukan

pengurangan biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah atau

gas industri. Pengungkapan melalui Sustainability Report akan

memperbaiki hubungan perusahaan dengan pihak-pihak yang terkait,

terutama stakeholders dan regulator. Bagi internal perusahaan,

peningkatan produktivitas akan mudah dicapai, karena karyawan merasa

diperhatikan dan dihargai. Pengungkapan Sustainability Report juga

memberi peluang bagi suatu organisasi atau perusahaan dalam


16

mendapatkan penghargaan, sehingga akan meningkatkan citra

perusahaan dimata stakeholders-nya (Syairozi, 2019 :13).

Dalam melaporkan laporan CSR, akuntabilitas merupakan

salah satu syarat utama dalam bentuk laporan, sehingga laporan yang

dihasilkan dapat dinyatakan sebagai salah satu syarat peminjaman atau

kredit yang diberikan bank. Secara umum, tujuan pengungkapan CSR

dalam bentuk laporan dapat dinyatakan sebagai salah satu upaya

perusahaan memenuhi harapan masyarakat akan perusahaan yang

berkinerja baik tidak hanya dalam masalah ekonomi saja, tetapi juga

dalam bidang sosial dan lingkungan (Syairozi, 2019 :14).

d. Manfaat Pengungkapan CSR

Penerapan CSR di suatu organisasi atau perusahaan dapat

mendatangkan manfaat di masa mendatang baik untuk internal maupun

eksternal perusahaan. Walaupun awalnya perusahaan menganggap

bahwa menerapkan dan melakukan aktivitas CSR adalah suatu yang

membebankan perusahaan, namun akhirnya perusahaan sadar bahwa

aktivitas CSR merupakan salah satu bentuk pelayanan dan juga

philanthropy perusahaan untuk menjalin hubungan yang baik kepada

masyarakat dan lingkungan. Anne et.al (2005 :48) dalam Syairozi (2019:

14) menjelaskan ada dua pondasi yang menjadi dasar dari CSR, yaitu:

1) Charity Principle

Kegiatan ini lebih berfokus untuk memberikan bantuan sukarela

kepada seseorang atau masyarakat yang membutuhkan. Bentuk

bantuannya biasanya bersifat kedermawanan seperti membentuk

yayasan yatim piatu.


17

2) Stewardship Principle

Kegiatan ini berfokus kepada bagaimana menjalankan hubungan

yang baik dengan para stakeholders, hal ini didasarkan bahwa

perusahaan juga memiliki ketergantungan kepada masyarakat

sekitar.Sehingga dengan melakukan suatu pendekatan tersebut

dapat menyeimbangkan dengan kepentingan dan kebutuhan setiap

kelompok yang bermacam-macam di masyarakat. Rusdianto

(2013:13) menjelaskan bahwa aktivitas CSR memiliki fungsi strategis

bagi perusahaan sebagai bagian dari manajemen risiko dalam katup

pengaman sosial. Oleh karena dengan menjalankan CSR,

perusahaan diharapkan tidak mencari keuntungan dalam jangka

waktu pendek tetapi dapat berkontribusi aktif dalam meningkatkan

kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan dalam

jangka panjang. Adapun manfaat CSR bagi perusahaan yang

menerapkannya, yaitu : (1) Membangun dan menjaga reputasi

(Goodwill) perusahaan, (2) Meningkatkan citra perusahaan, (3)

mengurangi risiko bisnis perusahaan, (4) melebarkan cakupan bisnis

perusahaan, (5) mempertahankan posisi merek perusahaan, (6)

mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas, (7)

kemudahan memperoleh akses terhadap modal (capital), (8)

meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis, (9)

mempermudah pengelolaan manajemen risiko. Selain mendapatkan

manfaat dari perusahaan, dengan menerapkan aktivitas CSR dapat

mendatangkan manfaat yang positif bagi masyarakat dan

pemerintah, yaitu:
18

a) Manfaat bagi masyarakat

Dapat meningkatkan untuk berbagai sektor seperti pengadaan

pendidikan yang layak dan berkualitas bagi masyarakat, sektor

ketenagakerjaan seperti meningkatkan pelatihan atau training

untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja masyarakat luas.

b) Manfaat bagi pemerintah

Aktivitas dari CSR sendiri berhubungan dengan masalah yang

ada di berbagai daerah seperti halnya masalah pendidikan,

kurangnya akses kesehatan bagi masyarakat sekitar,dan

pembangunan fasilitas umum untuk kepentingan orang banyak.

Dengan adanya kerja sama dari adanya kebijakan pemerintah

dengan perusahaan atau organisasi yang menerapkan CSR,

banyak masyarakat yang terbantu akan adanya pelaksanaan

CSR di sekitar mereka.

Berbagai manfaat-manfaat yang ada, perusahaan kini akan mudah

mendapatkan brand image mereka. Kebijakan pemerintah yang ada juga

mempermudah akses perusahaan dalam melakukan aktivitas CSR-nya.

Dalam ISO 26000 disebutkan beberapa manfaat CSR bagi perusahaan,

yaitu:

1) Mendorong lebih banyak informasi dalam pengambilan keputusan

berdasarkan peningkatan pemahaman terhadap ekspektasi

masyarakat, peluang jika kita melakukan tanggung jawab sosial

(termasuk manajemen risiko hukum yang lebih baik) dari risiko jika

tidak bertanggung jawab secara sosial.

2) Meningkatkan praktik pengelolaan risiko dari organisasi.


19

3) Meningkatkan reputasi organisasi dan menumbuhkan kepercayaan

publik yang lebih besar.

4) Meningkatkan daya saing organisasi.

5) Meningkatkan hubungan organisasi dengan para stakeholders dan

kapasitasnya untuk inovasi, melalui pasaran perspektif baru dan

kontrak dengan para stakeholders.

6) Meningkatkan loyalitas dan semangat kerja karyawan. Meningkatkan

keselamatan dan kesehatan baik karyawan laki-laki maupun

perempuan dan berdampak positif pada kemampuan organisasi

untuk merekrut, memotivasi dan mempertahankan karyawan.

7) Memperoleh penghematan terkait dengan peningkatan produktivitas

dan efisiensi sumber daya, konsumsi air dan energi yang lebih

rendah, mengurangi limbah, dan meningkatkan ketersediaan bahan

baku.

8) Meningkatkan keandalan dan keadilan transaksi melalui keterlibatan

politik yang bertanggung jawab, persaingan yang adil, dan tidak

adanya korupsi. Mencegah atau mengurangi potensi konflik dengan

konsumen tentang produk dan jasa.

9) Memberikan kontribusi terhadap kelangsungan jangka panjang

organisasi dengan mempromosikan keberlanjutan sumber daya alam

dan jasa lingkungan.

10) Kontribusi kepada masyarakat dan untuk memperkuat masyarakat

umum dan lembaga.


20

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Metode Hasil Penelitian


. Penelitian
1 Agustia( Pengaruh Variabel Kuantitatif Jumlah dewan
2013) Struktur independen yaitu komisaris
Ekuitas: Kepemilikan Dan Jumlah dewan berpengaruh
Jurnal Dewan Komisaris komisaris (X1), signifikan terhadap
Ekonomi Terhadap proporsi pengungkapan
dan corporate social kepemilikan publik CSR, proporsi
Keuanga Responsibility (X2), proporsi kepemilikan publik
n. vol. dan Reaksi Pasar kepemilikan dan proporsi
17, no. 3, manajerial (X3). kepemilikan
hal. Variabel manajerial tidak
379-390 dependen yaitu berpengaruh
pengungkapan terhadap
CSR (Y1) dan pengungkapan
Reaksi pasar (Y2) CSR.

2 Singal Pengaruh Variabel Kuantitatif Kepemilikan


dan Kepemilikan independen yaitu institusional dan
Putra Institusional, kepemilikan kepemilikan
(2019), Kepemilikan institusional (X1), manajerial
EJA : E- Manajerial, dan kepemilikan berpengaruh positif
Jurnal Kepemilikan manajerial (X2), terhadap
Akuntans Asing Pada dan kepemilikan pengungkapan
i, vol. 29, Pengungkapan asing (X3). CSR, sedangkan
no.1, hal. Corporate Social Variabel kepemilikan asing
468-484 Responsibility dependen yaitu berpengaruh negatif
Pengungkapan dan tidak signifikan
corporate social terhadap
responsibility (Y). pengungkapan CSR
3 Krisna Faktor-Faktor Variabel Kuantitatif Ukuran perusahaan,
dan yang independen yaitu dan komite audit
Suhardia Mempengaruhi ukuran memiliki pengaruh
nto Pengungkapan perusahaan (X1), positif terhadap
(2016) Tanggung Jawab profitabilitas (X2), pengungkapan
Jurnal Sosial leverage (X3), CSR. Tidak
Akuntans kepemilikan ditemukan bukti
21

i dan institusional (X4), pengaruh


Keuanga ukuran dewan profitabilitas,
n, vol. komisaris (X5), leverage,
18, no. 2 ukuran dewan kepemilikan
direksi (X6), dan institusional, ukuran
ukuran komite dewan komisaris,
audit (X7). dan ukuran dewan
Variabel direksi terhadap
dependen yaitu pengungkapan
luas CSR.
pengungkapan
CSR

4 Hantono Pengaruh Variabel Kuantitatif Likuiditas, ukuran


dan Likuiditas, Ukuran independen terdiri perusahaan dan
Hwee Perusahaan, dari likuiditas (X1), leverage
(2017), Leverage ukuran berpengaruh
Jurnal Terhadap perusahaan (X2), terhadap corporate
Manajem Profitabilitas dan leverage (X3). social responsibility.
en Bisnis Dengan Variabel
dan Corporate Social dependen yaitu
Inovasi, Responsibility Corporate social
vol.4, Sebagai Variabel responsibility (Y1)
no.3 Intervening Pada dan profitabilitas
Perusahaan (Y2)
Consumer Goods
Yang Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia
5 Ruroh Pengaruh Variabel Kuantitatif Profitabilitas,
dan Profitabilitas, independen yaitu leverage, ukuran
Latifah Leverage, Ukuran profitabilitas (X1), perusahaan dan risk
(2018), Perusahaan Dan leverage (X2), minimization
Jurnal Risk Minimization ukuran berpengaruh
Akademi Terhadap perusahaan (X3) terhadap
Akuntans Pengungkapan dan risk pengungkapan
i, vol.1, Corporate Social minimization corporate social
no.1 Responsibility (X4). Variabel responsibility.
(CSR) (Studi dependen yaitu
Empiris Pada pengungkapan
Perusahaan corporate social
Pertambangan responsibility (Y)
Yang Terdaftar Di
22

Bei Periode 2015-


2016
6 Pradnya Pengaruh Ukuran Variabel Kuantitatif Profitabilitas dan
ni dan Perusahaan, independen yaitu ukuran dewan
Sidnyani Profitabilitas, ukuran komisaris
(2015) Leverage, Dan perusahaan (X1), berpengaruh positif
E-Jurnal Ukuran Dewan profitabilitas (X2), terhadap
Akuntans Komisaris Pada leverage (X3), dan pengungkapan
i Pengungkapan Ukuran dewan tanggung jawab
Universit Tanggung Jawab komisaris (X4). sosial perusahaan,
as Sosial Variabel ukuran perusahaan
Udayana Perusahaan dependen yaitu dan leverage tidak
. vol. 11, pengungkapan berpengaruh
no. 2, tanggung jawab terhadap
hal. 384- sosial perusahaan pengungkapan
397 (Y) tanggung jawab
sosial perusahaan
7. Wati Faktor-Faktor Variabel Kuantitatif Good corporate
(2018) yang independen terdiri governance
Jurnal Mempengaruhi dari good (kepemilikan
Ecodemi Pengungkapan corporate manajerial),
ca, vol. Corporate Social governance profitabilitas
2, no. 2 Responsibility (GCG) (X1), perusahaan, dan
Dengan GRI 3 profitabilitas (X2), ukuran perusahaan
ukuran berpengaruh positif
perusahaan (X3), terhadap
pertumbuhan pengungkapan
perusahaan (X4), CSR. Pertumbuhan
usia perusahaan perusahaan dan
(X5). Variabel usia perusahaan
dependen yaitu tidak berpengaruh
Pengungkapan terhadap
Corporate Social pengungkapan
Responsibility (Y) CSR.
8 Sumilat Faktor-Faktor Variabel Kuantitatif Kepemilikan asing
dan Yang independen terdiri dan ukuran
Destrian Mempengaruhi dari Kepemilikan perusahaan
a (2017) Pengungkapan manajerial (X1), berpengaruh
Jurnal Corporate Social kepemilikan publik terhadap
Bisnis Responsibility (X2), kepemilikan pengungkapan
dan asing (X3), CSR. Sedangkan
Akuntans independensi kepemilikan
i, vol. 19, dewan direksi manajerial,
no. 1a, (X4), komite audit kepemilikan publik,
23

hal. 129- (X5), ukuran independensi


140 perusahaan (X6), dewan direksi,
umur perusahaan komite audit, umur
(X7), leverage perusahaan,
(X8), profitabilitas leverage,
(X9), likuiditas profitabilitas dan
(X10). Variabel likuiditas tidak
dependen yaitu berpengaruh
pengungkapan terhadap
CSR (Y) pengungkapan
CSR.
9 Anggrain Pengungkapan Variabel Kuantitatif Kepemilikan
i (2006) Informasi Sosial independen terdiri manajemen dan tipe
dan Faktor-Faktor dari kepemilikan industri
yang manajemen (X1), berpengaruh
Mempengaruhi leverage (X2), terhadap
Pengungkapan ukuran pengungkapan
Informasi Sosial perusahaan (X3), informasi sosial.
dalam Laporan tipe industry (X4), Sedangkan
Keuangan profitabilitas (X5). leverage, ukuran
Tahunan (Studi Variabel perusahaan, dan
Empiris pada dependen yaitu profitabilitas tidak
Perusahaan- pengungkapan berpengaruh
Perusahaan yang informasi social terhadap
terdaftar Bursa (Y) pengungkapan
Efek Jakarta) informasi sosial.
10 Ruroh Pengaruh Variabel Kuantitatif Profitabilitas,
dan Profitabilitas, independen terdiri leverage, ukuran
Latifah Leverage, Ukuran dari profitabilitas perusahaan dan risk
(2018), Perusahaan Dan (X1), leverage minimization
Jurnal Risk Minimization (X2), ukuran berpengaruh
Akademi Terhadap perusahaan (X3) terhadap
Akuntans Pengungkapan dan risk pengungkapan
i, vol.1, Corporate Social minimization (X4). corporate social
no.1 Responsibility Variabel responsibility.
(CSR) (Studi dependen yaitu
Empiris Pada pengungkapan
Perusahaan corporate social
Pertambangan responsibility (Y)
Yang Terdaftar Di
Bei Periode 2015-
2016
24

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.2

Kerangka Pikir

Kepemilikan Manajerial
(X1)

Kepemilikan Institisional Pengungkapan Corporate


(X2) Social Responsibility
(CSRDI)
Ukuran Dewan Komisaris (Y)
(X3)

Leverage
(X4)

D. Hipotesis

1. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan corporate social

responsibility

Berdasarkan pada teori keagenan terjadi perbedaan kepentingan

antara manajer dengan pemilik perusahaan sehingga berpotensi terjadinya

konflik kepentingan atau agency problem, untuk meminimalisir hal tersebut

dapat dilakukan dengan meningkatkan kepemilikan saham manajer di

perusahaan. Hal ini menjadikan manajer dengan pemilik perusahaan

mempunyai pandangan yang sama terhadap prospek perusahaan untuk

bagaimana meningkatkan nilai perusahaan. Pengungkapan tanggung

jawab sosial merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan nilai

perusahaan
25

Penelitian Aziz (2014) dan Singal dan Putra (2019) menyatakan

kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengungkapan corporate social responsibility. Menurut Jensen dan

Meckling (1976) mengemukakan bahwa untuk mengurangi agency problem

dapat dilakukan dengan meningkatkan kepemilikan manajer di perusahaan.

Ketika kepemilikan manajer dalam perusahaan meningkat, manajer akan

semakin produktif untuk meningkatkan nilai perusahaan sehingga

menurunkan agency cost. Selain itu, Jansen dan Meckling juga

mengungkapkan bahwa semakin besar kepemilikan manajer dalam

perusahaan, manajer akan semakin banyak mengungkapkan informasi

sosial. Berdasarkan uraian tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Diduga kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap pengungkapan

CSR pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-

2019.

2. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap pengungkapan corporate

social responsibility

Berdasarkan pada teori keagenan terdapat perbedaan

kepentingan antara manajer dengan pemilik perusahaan sehingga akan

berpotensi terjadinya masalah keagenan atau agency problem, dengan

jumlah kepemilikan saham oleh pihak institusional yang besar dapat

memonitor manajemen sehingga masalah keagenan tersebut dapat

diminimalisir Menurut Machmud dan Djakman (2008) Semakin besar

kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva

perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan

terhadap kecurangan yang dilakukan oleh manajemen. Hal ini berarti


26

kepemilikan institusional dapat menjadi pendorong perusahaan untuk

melakukan pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Penelitian Fitriana (2019), Singal dan Putra (2019) dan Rohmah

(2015) yang menyatakan kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif

terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Menurut Machmud

dan Djakman (2008) mengemukakan semakin besar kepemilikan

institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan

diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap kecurangan

yang dilakukan oleh manajemen. Hal ini berarti kepemilikan institusional

dapat menjadi pendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan

Corporate Social Responsibility. Berdasarkan uraian tersebut dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H2 : Diduga kepemilikan institusional berpengaruh terhadap pengungkapan

CSR pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-

2019.

3. Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan corporate

social responsibility

Dewan komisaris adalah perwakilan pemegang saham

perusahaan yang didirikan sebagai perseroan terbatas dan berfungsi

sebagai pengawas manajemen. Dikaitkan dengan teori keagenan

keberadaan dewan komisaris menjadi jawaban atas persoalan perbedaan

kepentingan antara manajer dan pemilik perusahaan untuk mewakili pemilik

perusahaan .

Penelitian Agustia (2013), Pradnyani dan Sidnyani (2015), dan

Oktavianawati dan Indah (2018) membuktikan ukuran dewan komisaris


27

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social

responsibility. Pengaruh yang kuat dapat diberikan oleh dewan komisaris

dengan menekan manajemen untuk mengungkapkan informasi sosial

mereka secara luas untuk mewujudkan akuntabilitas perusahaan. Semakin

besar ukuran dewan komisaris, pengawasan yang lebih baik akan dilakukan

oleh manajemen perusahaan. Pengawasan yang baik diharapkan untuk

memperluas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam

memenuhi kebutuhan informasi pemangku kepentingan dan untuk

meminimalkan informasi yang dapat disembunyikan oleh manajemen

perusahaan. Dukungan dari para pemangku kepentingan ini membantu

perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Diduga ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan

CSR pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-

2019.

4. Pengaruh leverage terhadap pengungkapan corporate social responsibility.

Berdasarkan teori keagenan, tingkat leverage mempunyai

pengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR. Perusahaan dengan

tingkat leverage yang tinggi cenderung mengurangi luas pengungkapan

CSR yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders.

Penelitian Rahman et.al (2011), Giannarkis (2014) serta

penelitian Habbash (2015) yang menyatakan adanya pengaruh negatif

antara leverage dengan pengungkapan corporate social responsibility.

Habbash (2015) mengemukakan bahwa para pemangku kepentingan

sebaiknya tidak mengharapkan pengungkapan CSR yang luas dari


28

perusahaan dengan leverage yang tinggi. Hal ini dikarenakan perusahaan

tersebut akan lebih memilih untuk menghemat biaya dari pengungkapan

yang luas agar dapat membayar hutangnya dan menurunkan tingkat

leverage perusahaan. Andrikopoulos dan Kriklani (2012) mengemukakan

prosedur yang mahal juga menjadi alasan bagi perusahaan untuk tidak

melakukan pengungkapan CSR yang luas. Berdasarkan uraian tersebut

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H4 : Diduga leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan

eksplanatory, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh

antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel

mempengaruhi variabel lainnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan

memanfaatkan website resmi www.idx.co.id dan waktu penelitian diproyeksikan

memakan waktu selama 2 (dua) bulan yakni September-Oktober 2020.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

1. Variabel Independen

a. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh

manajer dan direktur dalam perusahaan. Dalam penelitian ini kepemilikan

manajerial diukur dengan melihat proporsi jumlah lembar saham yang

dimiliki oleh pihak manajemen dalam perusahaan dibagi dengan jumlah

saham yang beredar.

Jumlah Saham yang dimiliki Manajerial


KM =
Jumlah Saham Beredar

29
30

b. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh

pihak institusi baik institusi lokal maupun asing seperti perusahaan

asuransi, perbankan, perusahaan investasi dan institusi lainnya.

Kepemilikan institusional dapat diukur sesuai dengan proporsi

kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi atau lembaga dibagi

dengan jumlah saham yang beredar.

Jumlah Saham yang dimiliki Institusional


KI =
Jumlah Saham Beredar

c. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris merupakan jumlah anggota dewan

komisaris dalam perusahaan baik komisaris internal maupun independen.

Pengukuran ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini yaitu dilihat dari

banyaknya atau jumlah anggota dewan komisaris suatu perusahaan.

UDK = ∑ Anggota Dewan Komisaris

d. Leverage

Leverage merupakan rasio untuk mengukur besarnya aktiva

yang dibiayai oleh hutang. Debt to equity ratio (DER) atau rasio hutang

terhadap modal digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat

leverage.

Total Hutang
DER =
Total Modal
31

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan

corporate social responsibility. Pengukuran variabel ini mengacu pada

indeks pengungkapan CSR yang dilakukan oleh Sembiring (2006). Di dalam

penelitiannya, Sembiring (2006) mengacu pada indeks pengungkapan CSR

yang dilakukan oleh Hackston dan Milne (1999) yang telah dimodifikasi

sebelumnya yang membagi CSR ke dalam 7 kategori, yaitu lingkungan,

energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tentang tenaga kerja,

produk, keterlibatan masyarakat dan umum. Ketujuh kategori tersebut

berjumlah 78 item pengungkapan CSR.. Analisis konten digunakan untuk

melihat item-item pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam

laporan tahunan. Apabila item diungkapkan, diberikan skor 1, apabila tidak

diungkapkan diberikan skor 0.

Jumlah Item yang Diungkapkan


CSRDI =
78

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan jumlah secara keseluruhan perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019 yang

berjumlah 193 perusahaan.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian atau wakil dari populasi. Sampel

penelitian ini berjumlah 31 perusahaan. Penentuan sampel dalam penelitian

ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling


32

merupakan suatu cara penentuan sampel dengan mempertimbangkan atau

berdasarkan kriteria tertentu.

Kriteria-kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

b. Perusahaan yang tidak melakukan IPO pada periode tahun penelitian

yaitu tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

c. Perusahaan manufaktur yang mempubikasikan laporan tahunan atau

laporan keberlanjutan berturut-turut yakni tahun 2015, 2016, 2017, 2018

dan 2019.

d. Perusahaan manufaktur yang memiliki data lengkap berkaitan dengan

variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris,

leverage, dan corporate social responsibility.

Tabel 3.1 Seleksi Sampel berdasarkan kriteria

No. Kriteria-kriteria Jumlah


1 Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di 193
Bursa Efek Indonesia.
2 Perusahaan yang melakukan IPO pada periode tahun (54)
penelitian yaitu tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
3 Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan (12)
laporan tahunan atau laporan keberlanjutan berturut-turut
yakni tahun 2015, 2016, 2017, 2018 dan 2019.
4 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data lengkap (96)
berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti dalam
penelitian ini yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, ukuran dewan komisaris, leverage, dan
corporate social responsibility.
Perusahaan yang menjadi sampel 31
Jumlah Observasi (31 x 5 tahun) 155
Sumber : Data olahan peneliti
33

Berdasarkan tabel 3.1, setelah melalui proses seleksi sampel sesuai

dengan kriteria-kriteria yang ditentukan didapatkan jumlah sampel yaitu 31

perusahaan dan jumlah pengamatan yang dilakukan berjumlah 155.

E. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

data yang diperoleh peneliti dari sumber yang telah ada berupa laporan

tahunan perusahaan tahun 2015-2019 yang diperoleh dari laman resmi Bursa

Efek Indonesia www.idx.co.id.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka (Library Research)

Studi pustaka adalah penelitian yang dilakukan dengan jalan mendapatkan

buku-buku atau literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian peneliti.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data penelitian melalui dokumen,

yaitu berupa laporan tahunan perusahaan.

G. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu

menggambarkan suatu data yang terlihat dari nilai rata-rata, varian, standar

deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum.

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah data variabel terikat dan

variabel bebas pada persamaan regresi yang dihasilkan berdistribusi

normal atau berdistribusi tidak normal. Pengujian dilakukan dengan Uji


34

Kolmogorov Smirnov. Kriteria yang digunakan untuk menilai normal atau

tidaknya suatu data adalah melihat nilai probabilitasnya. Apabila nilai

probabilitas <0,05 maka distribusi data adalah tidak normal, sebaliknya

apabila nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi data adalah normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen). Metode

yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam

model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF). Jika nilai Tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak

terjadi multikolinearitas begitupun sebaliknya.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini

menggunakan Grafik Scatterplot. Data tidak terjadi heteroskedastisitas

apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2011).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2011).

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah


35

autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi

tidak baik atau tidak layak dipakai prediksi. Menurut Suntoyo (2016)

salah satu ukuran untuk menentukan ada tidaknya gejala autokorelasi

adalah dengan uji Durbin-Watson (DW) dengan kriteria sebagai berikut:

1) Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2).

2) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada di antara -2 dan +2

atau -2 < DW < +2.

3) Terjadi autokorelasi negatif jika DW diatas +2 atau DW > +2.

2. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear

antara satu variabel independen (X) dengan variabel. dependen (Y).

Persamaan regresi linier berganda dirumuskan sebagai berikut :

Y = α +β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+ ε

Keterangan :

Y = Pengungkapan corporate social responsibility (CSRDI)

α = Konstanta

β = Koefisien regresi

ε = Error

X1 = Kepemilikan manajerial

X2 = Kepemilikan institusional

X3 = Ukuran dewan komisaris

X4 = Leverage
36

b. Uji Parsial (Uji T)

Uji T bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Uji ini dilihat dari nilai t hitung dan t tabel.

Jika t hitung lebih besar dari t tabel pada taraf signifikansi 0,05 atau

5%, maka variabel independen mempunyai pengaruh signifikan.

Sebaliknya jika t hitung lebih kecil dari t tabel pada taraf lebih dari 5%,

maka variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi ini digunakan untuk melihat seberapa

besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel

terikatnya. Uji ini dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square. Nilai pada

R2 yang kecil artinya upaya variabel-variabel bebas atau independen

dalam usaha menjelaskan variabel dependen sangat kecil (Ghozali,

2011).
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Bursa Efek Indonesia (BEI) Indonesia Stock Exchange (IDX) adalah

pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem juga sarana untuk

mempertemukan penawaran jual dan beli Efek pihak-pihak lain dengan tujuan

memperdagangkan Efek di antara mereka. Bursa Efek Indonesia merupakan

bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek

Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah

memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham

dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif menjadi BEI.

Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.

Terdapat beberapa sektor perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di

Bursa Efek Indonesia yaitu:

1. Agriculture

2. Basic Industry and Chemicals

3. Consumer Goods Industry

4. Finance

5. Infrastructure, Utilities and Transportation

6. Mining

7. Miscellaneous Industry

8. Property, Real Estate, and Building Construction

9. Trade, Service and Investment

37
38

Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia

Visi : Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

Misi : Menciptakan infrastruktur pasar keuangan yang terpercaya dan kredibel

untuk mewujudkan pasar yang teratur, wajar, dan efisien, serta dapat

diakses oleh semua pemangku kepentingan melalui produk dan layanan

yang inovatif.

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia

Sumber : www.idx.co.id

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri atas 3 sektor yaitu Basic

Industry and Chemicals, Consumer Goods Industry, dan Miscellaneous Industry

berjumlah 193 perusahaan. Sampel yang digunakan berjumlah 31 perusahaan


39

yang telah diseleksi berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Berikut

merupakan sampel perusahaan yang dijadikan sebagai objek penelitian.

Tabel 4.1

Sampel Perusahaan

No KODE Nama Perusahaan


1 ALDO ALKINDO NARATAMA TBK.
2 ALKA ALAKASA INDUSTRINDO TBK.
3 ARGO ARGO PANTES TBK.
4 ASII ASTRA INTERNASIONAL TBK.
5 BRPT BARITO PASIFIC TBK.
6 BTON BETON JAYA MANUNGGAL TBK.
7 CTBN CITRA TUBINDO TBK.
8 IMPC IMPACK PRATAMA INDUSTRI TBK
9 INAI INDAL ALUMINIUM INDUSTRY TBK.
10 INCI INTAN WIJAYA INTERNASIONAL TBK.
11 INDF INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.
12 INDS INDOSPRIMA TBK.
13 KLBF KALBE FARMA TBK.
14 LMPI LANGGENG MAKMUR INDUTRI TBK.
15 MASA MULTISTRADA ARAH SARANA TBK.
16 MBTO MARTINA BERTO TBK.
17 MLIA MULIA INDUTRINDO TBK.
18 PBRX PAN BROTHERS TBK.
SUPREME CABLE MANUFACTURING
19 SCCO CORPORATION TBK
20 SMGR SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK
21 SMSM SELAMAT SEMPURNA TBK.
22 SRSN INDO ACIDATAMA TBK.
23 SULI SLJ GLOBAL TBK.
24 TBLA TUNAS BARU LAMPUNG TBK.
25 TFCO TIFICO FIBER INDONESIA TBK.
26 TPIA CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL TBK.
27 TRIS TRISULA INTERNASIONAL TBK.
28 TRST TRIAS SENTOSA TBK.
29 ULTJ ULTRA JAYA MILK INDUSTRY TBK.
30 UNVR UNILEVER INDONESIA TBK.
31 VOKS VIKSEL ELECTRICK TBK.
Sumber : www.idx.co.id
40

B. Hasil Penelitian

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu hasil

data olahan yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

minimum dan nilai maksimum. Mean digunakan untuk memperkirakan

besarnya rata-rata dari masing-masing variabel. Standar deviasi

digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari masing-masing variabel.

Nilai minimum dan maksimum digunakan untuk melihat nilai terendah dan

tertinggi dari masing-masing variabel. Berikut ini hasil uji statistik deskriptif

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KM 155 .00000010 .73200000 .0853840522 .15528934362


KI 155 .000500 .997760 .66732192 .292166685
UDK 155 2.00 12.00 4.4258 2.16209
LEV 155 -5.1200 94.0000 1.829434 7.8965781
CSRDI 155 .217948718 .833333333 .46741108347 .167511363313
Valid N
155
(listwise)
Sumber: Data olahan SPSS, 2020

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diinterpretasikan sebagai

berikut:

a. Nilai N adalah 155, artinya jumlah pengamatan yang diteliti sebanyak

155 pengamatan.

b. Kepemilikan manajerial secara keseluruhan memiliki nilai rata-rata

sebesar 0,085 atau 8,5% dengan nilai standar deviasi sebesar 0,1552,

nilai minimum sebesar 0,0000001 atau 0,00001% yang dimiliki oleh PT.

Semen Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2019 dan nilai maksimum
41

sebesar 0,732 atau 73,2% yang dimiliki oleh PT. Barito Pasific Tbk pada

tahun 2018

c. Kepemilikan Institusional secara keseluruhan memiliki nilai rata-rata

sebesar 0,667 atau 66,7% dengan nilai standar deviasi sebesar 0,292,

nilai kepemilikan institusional minimum sebesar 0,0005 atau 0,05%

yang dimiliki oleh PT. Beton Jaya Manunggal Tbk pada tahun 2019 dan

nilai maksimum sebesar 0,997 atau 99,7% dimiliki oleh PT. Citra

Tubindo Tbk pada tahun 2015.

d. Ukuran dewan komisaris secara keseluruhan memiliki nilai rata-rata

sebesar 4,42 dengan nilai standar deviasi sebesar 2.16, nilai ukuran

dewan komisaris minimum sebesar 2 yang dimiliki oleh PT. Beton Jaya

Manunggal Tbk., PT. Impack Pratama Industri Tbk., PT. Langgeng

Makmur Industri Tbk., dan PT. Selamat Sempurna Tbk dan nilai

maksimum sebesar 12 dimiliki oleh PT. Astra Internasional Tbk.

e. Leverage secara keseluruhan memiliki nilai rata-rata 1,829 atau 182,9%

dengan nilai standar deviasi 7,896, nilai leverage minimum sebesar -

5,12 dimiliki oleh PT. Argo Pantes Tbk. pada tahun 2015 dan nilai

maksimum sebesar 94 dimiliki oleh PT. SLJ Global Tbk. pada tahun

2017.

f. Indeks CSR secara keseluruhan mempunyai nilai rata-rata sebesar

0,467 atau 46,7% dengan standar deviasi sebesar 0,1675 atau 16,75%,

nilai pengungkapan CSR minimum sebesar 0,217 atau 21,7% dimiliki

oleh PT. Intan Wijaya Internasional Tbk. pada tahun 2015 dan nilai

maksimum sebesar 0,833 atau 83,3% dimiliki oleh PT. Semen Indonesia

(Persero) Tbk. pada tahun 2017.


42

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dengan tujuan melihat asumsi-asumsi

yang diperlukan dalam regresi linier terpenuhi. Uji asumsi klasik meliputi uji

normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai

distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah data

yang berdistribusi normal. Pengujian dilakukan dengan Uji Kolmogorov

Smirnov. Kriteria yang digunakan untuk menilai normal atau tidaknya

suatu data adalah melihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) nya. Apabila nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) <0,05 maka distribusi data adalah tidak normal,

sebaliknya apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) >0,05 maka distribusi

data adalah normal. Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan

Uji Kolmogorov Smirnov:

Tabel 4.3
Uji Normalitas

Unstandardized
Residual
N 155
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .12243874
Most Extreme Differences Absolute .064
Positive .064
Negative -.050
Test Statistic .064
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2020
43

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

sebesar 0,200 > 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data penelitian

berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen).

Metode yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas

dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan nilai Variance

Inflation Factor (VIF). Jika nilai Tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka

tidak terjadi multikolinieritas begitupun sebaliknya. Berikut hasil uji

multikolonieritas.

Tabel 4.4
Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

KM .660 1.514

KI .613 1.632

UDK .881 1.135

LEV .986 1.014


Sumber : Hasil Olahan SPSS, 2020

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai Tolerance

masing-masing variabel lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF masing-

masing variabel lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi

gejala multikolinieritas pada data penelitian.


44

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Pengujian heteroskedastisitas menggunakan grafik

Scatterplot. Data tidak terjadi heteroskedastisitas apabila tidak ada pola

yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada

sumbu Y.

Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2020

Berdasarkan Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik tidak

memiliki pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka

nol, maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan

Durbin-Watson. Penilaian pengujian ini dilakukan dengan ketentuan

nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 < DW < +2, apabila


45

memenuhi maka tidak terjadi gejala autokorelasi. Berikut merupakan

hasil uji autokorelasi.

Tabel. 4.5
Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 .752a
Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2020

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh nilai DW sebesar 0,752, nilai

ini berada diantara angka -2 dan +2 atau -2 lebih kecil dari nilai DW yaitu

0,752 dan nilai DW 0,752 lebih kecil dari +2 sehingga dapat disimpulkan

data penelitian tidak terjadi gejala autokorelasi.

3. Pengujian Hipotesis

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui sejauh

mana hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Tabel 4.6
Uji Regresi Linier Berganda

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) .149 .037 4.050 .000

KM .165 .079 .153 2.089 .038

KI .149 .044 .260 3.415 .001

UDK .046 .005 .595 9.350 .000

LEV .001 .001 .029 .477 .634


Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2020
46

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 22, maka

diperoleh hasil persamaan regresi sebagai berikut:

CSRDI = 0,149+0,165X1+0,149X2+0,046X3+0,001X4+e

Dari persamaan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1) Nilai konstanta adalah 0,149, artinya jika tidak terjadi perubahan

variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran

dewan komisaris, dan leverage (nilai X1, X2, X3, dan X4 adalah 0)

maka pengungkapan CSR adalah sebesar 0,149 atau 14,9%.

2) Nilai koefisien Kepemilikan Manajerial sebesar 0,165. Hal ini

mengandung arti bahwa setiap kenaikan kepemilikan saham oleh

manajerial 1% maka variabel pengungkapan CSR akan naik

sebesar 0,165 atau 16,5% dengan asumsi bahwa variabel

independen yang lain dari model regresi adalah tetap.

3) Nilai koefisien Kepemilikan Institusional sebesar 0,149. Hal ini

mengandung arti bahwa setiap kenaikan kepemilikan saham

institusional 1% maka variabel pengungkapan CSR akan naik

sebesar 0,149 atau 14,9% dengan asumsi bahwa variabel

independen yang lain dari model regresi adalah tetap.

4) Nilai koefisien Ukuran Dewan Komisaris sebesar 0,046. Hal ini

mengandung arti bahwa setiap kenaikan ukuran dewan komisaris

1% maka variabel pengungkapan CSR akan naik sebesar 0,046

atau 4,6% dengan asumsi variabel independen yang lain dari model

regresi adalah tetap.


47

5) Nilai koefisien Leverage sebesar 0,001. Hal ini mengandung arti

bahwa setiap kenaikan leverage 1% maka variabel pengungkapan

CSR akan naik sebesar 0,001 atau 0,1%.

b. Uji Parsial (Uji T)

Uji T bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Uji ini dilihat dari nilai Thitung dan Ttabel. Jika Thitung lebih

besar dari Ttabel pada taraf signifikansi 0,05, maka variabel independen

mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya jika T hitung lebih kecil dari

Ttabel pada taraf signifikansi lebih dari 0,05, maka vaiabel tersebut tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan. Berikut hasil pengujian dari Uji T.

Tabel 4.7
Uji T

Unstandardized Standardized KET.


Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) .149 .037 4.050 .000

KM .165 .079 .153 2.089 .038 H1 Diterima

KI .149 .044 .260 3.415 .001 H2 Diterima

UDK .046 .005 .595 9.350 .000 H3 Diterima

LEV .001 .001 .029 .477 .634 H4 Ditolak


Sumber: Hasil Olahan SPSS, 2020

Berdasarkan hasil uji T diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1) Kepemilikan Manajerial (X1) memiliki nilai sig. 0,038 < 0,05 dan nilai

Thitung 4,050 > Ttabel 1,975 sehingga dapat disimpulkan H1 yang

menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap


48

pengungkapan CSR diterima. Kepemilikan manajerial berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan CSR.

2) Kepemilikan Institusional (X2) memiliki nilai sig. 0,001 < 0,05 dan nilai

Thitung 2,089 > Ttabel 1,975 sehingga dapat disimpulkan H2 yang

menyatakan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap

pengungkapan CSR diterima. Kepemilikan institusional berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan CSR.

3) Ukuran Dewan Komisaris (X3) memiliki nilai sig. 0,000 < 0,05 dan

nilai Thitung 9,350 > Ttabel 1,975 sehingga dapat disimpulkan H3 yang

menyatakan ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap

pengungkapan CSR diterima. Ukuran dewan komisaris berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan CSR.

4) Leverage (X4) memiliki nilai sig. 0,634 > 0,05 dan nilai T hitung 0,477 <

Ttabel 1,975 sehingga dapat disimpulkan H4 yang menyatakan

leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR ditolak.

Leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk melihat seberapa

besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan varians

variabel terikatnya. Uji ini dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square. Nilai

pada R2 yang kecil artinya upaya variabel-variabel independen dalam

usaha menjelaskan variabel dependen sangat kecil. Berikut hasil uji

koefisien determinasi (R2):


49

Tabel 4.8
Uji Koefisien determinasi (R2)

Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate

1 .682a .466 .451 .124060513492


Sumber : Hasil Olahan SPSS, 2020

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa nilai Adjusted R Square

sebesar 0,451. Hal ini menunjukkan bahwa 45,1% pengungkapan CSR

dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, dan

leverage, sedangkan 54,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar

penelitian ini.

C. PEMBAHASAN

1. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan corporate

social responsibility.

Hasil pengujian variabel kepemilikan manajerial diketahui bahwa

nilai sig. 0,038 < 0,05 dan nilai Thitung 4,050 > Ttabel 1,975 sehingga dapat

disimpulkan kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan corporate social responsibility (CSR). Adanya pengaruh

antara kepemilikan manajerial dengan pengungkapan CSR mengandung

arti bahwa semakin besar kepemilikan saham oleh pihak manajemen suatu

perusahaan maka akan meningkatkan luas pengungkapan CSR. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2014),

Wati (2018), serta Singal dan Putra (2019) yang menyatakan kepemilikan

manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR.


50

Hasil ini sependapat dengan Shleifer dan Vishny (1986) yang

menunjukkan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi ekonomisnya

memiliki insentif untuk memonitor. Hal ini dapat terjadi karena dengan

memberikan saham kepada manajemen, maka manajemen sekaligus

merupakan pemilik perusahaan akan bertindak demi kepentingan

perusahaan, untuk itu kepemilikan manajerial dipandang sebagai alat untuk

menyatukan kepentingan manajemen dengan pemilik.

Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara

manajer dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik yang

biasa disebut dengan agency conflict. Konflik kepentingan antara manajer

dan pemegang saham menjadi semakin besar ketika kepemilikan

manajerial di dalam perusahaan semakin kecil. Sebaliknya, semakin besar

kepemilikan manajer didalam perusahaan maka manajer perusahaan akan

semakin produktif untuk meningkatkan nilai perusahaan sehingga biaya

kontrak dan biaya pengawasan akan rendah. Semakin besar kepemilikan

manajer dalam perusahaan, maka semakin banyak informasi sosial yang

akan diungkapkan oleh manajer. informasi sosial dalam rangka

meningkatkan citra perusahaan, walaupun manajer harus mengorbankan

sumber daya yang ada untuk aktivitas tersebut.

Berdasarkan hal tersebut penulis berpandangan bahwa dengan

meningkatnya kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan akan

membuat kekayaan manajemen secara pribadi semakin terikat dengan

kekayaan perusahaan sehingga manajemen akan berusaha mengurangi

resiko kehilangan kekayaannya. Hal ini menjadikan pihak manajemen lebih

giat dalam usahanya mengelola perusahaan untuk meningkatkan kinerja


51

sesuai dengan harapan semua pihak dalam hal ini mengungkapkan

informasi CSR.

2. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap pengungkapan

corporate social responsibility.

Hasil pengujian variabel kepemilikan institusional diketahui nilai sig.

0,001 < 0,05 dan nilai Thitung 2,089 > Ttabel 1,975 sehingga dapat disimpulkan

kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

corporate social responsibility (CSR). Adanya pengaruh antara kepemilikan

institusional terhadap luas pengungkapan CSR mengandung arti bahwa

semakin besar kepemilikan saham oleh pihak institusi suatu perusahaan

maka akan meningkatkan luas pengungkapan CSR. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmah (2015), Fitriana

(2019), serta Singal dan Putra (2019) yang menyatakan kepemilikan

institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar lebih

mampu untuk memonitor kinerja manajemen. Investor institusional memiliki

power dan experience serta bertanggung jawab dalam menerapkan prinsip

corporate governance untuk melindungi hak dan kepentingan seluruh

pemegang saham sehingga mereka menuntut perusahaan untuk

melakukan komunikasi secara transparan. Dengan demikian, kepemilikan

institusional dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pengungkapan

sukarela. Hal ini berarti kepemilikan institusional dapat mendorong

perusahaan untuk meningkatkan pengungkapan CSR. CSR biasanya

dipandang sebagai alat untuk meningkatkan reputasi perusahaan dan

menimbulkan goodwill diantara pelanggan.


52

Dikaitkan dengan teori keagenan jumlah kepemilikan saham

institusional yang besar dapat memonitor manajemen sehingga dapat

meminimalisir terjadinya masalah keagenan atau Agency Problem.

Semakin besar kepemilikan saham oleh institusional maka semakin efisien

pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak

sebagai pencegahan terhadap kecurangan yang dilakukan oleh

manajemen. Hal ini berarti kepemilikan institusional dapat menjadi

pendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan CSR.

3. Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan corporate

social responsibility.

Hasil pengujian variabel ukuran dewan komisaris diketahui nilai sig.

0,000 < 0,05 dan nilai Thitung 9,350 > Ttabel 1,975 sehingga dapat disimpulkan

ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

CSR. Adanya pengaruh antara ukuran dewan komisaris dengan

pengungkapan CSR mengandung arti bahwa semakin banyak jumlah

anggota dewan komisaris suatu perusahaan akan meningkatkan luas

pengungkapan CSR. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sembiring (2005) , Pradnyani dan Sidnyani (2015) serta

Oktavianawati dan Indah (2018) yang menyatakan ukuran dewan komisaris

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR.

Hasil penelitian ini juga berhasil mendukung teori agensi dan sesuai

dengan pendapat Coller dan Gregory (1999) yang menyatakan bahwa

semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin

mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan

semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial,


53

maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk

mengungkapkannya.

Dewan komisaris mempunyai peran sebagai seorang yang

bertugas mengawasi dan memberikan saran-saran kepada direksi dalam

lingkup pengelolaan perusahaan. Ukuran dewan komisaris yang besar

dalam suatu perusahaan akan meningkatkan pengawasan terhadap kinerja

direksi dalam mengelola perusahaan, termasuk dalam praktik dan

pengungkapan CSR sesuai dengan teori stakeholder karena dewan

komisaris sebagai wakil dari shareholder dan stakeholder perusahaan.

Semakin banyak komisaris maka semakin mudah dalam pengontrolan

kinerja manajer serta terciptanya efektivitas di perusahaan dalam

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

4. Pengaruh leverage terhadap pengungkapan corporate social

responsibility.

Hasil pengujian variabel leverage diketahui nilai sig. 0,634 > 0,05

dan nilai Thitung 0,477 < Ttabel 1,975 sehingga dapat disimpulkan leverage

tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Tidak adanya pengaruh

antara leverage dengan pengungkapan CSR mengandung arti bahwa besar

atau kecilnya tingkat leverage suatu perusahaan tidak akan mempengaruhi

luas pengungkapan CSR. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Rahman et.al (2011), Krisna dan Suhardianto (2016),

serta Habbash (2015) yang menyatakan tidak ada pengaruh leverage

terhadap luas pengungkapan CSR.

Ketergantungan perusahaan terhadap hutang dalam membiayai

kegiatan operasinya tercermin dalam tingkat leverage. Leverage ini juga


54

dengan demikian mencerminkan tingkat resiko keuangan perusahaan.

Berdasarkan teori agensi, tingkat leverage mempunyai pengaruh negatif

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Manajemen perusahaan

dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung mengurangi pengungkapan

tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para

debtholders.

Berdasarkan pada hasil pengujian yang dilakukan ditemukan

bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hal ini

berarti besar kecilnya tingkat leverage perusahaan tidak mempengaruhi

luas pengungkapan CSR, dengan demikian hasil penelitian ini tidak berhasil

mendukung teori agensi, akan tetapi jika dilihat dari karakteristik data, hal

ini mungkin sesuai dengan penelitian Kokubu et.al (2001) dalam sembiring

(2005) yang mengaitkan hal ini dengan hubungan yang baik antara

perusahaan dengan debtholders, walaupun mempunyai suatu derajat

ketergantungan yang tinggi pada hutang. Hubungan yang baik ini

menyebabkan debtholders tidak terlalu memperhatikan rasio DER

perusahaan, sehingga tinggi atau rendahnya tingkat leverage tidak akan

mempengaruhi luas pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan.

Perusahaan tidak memandang dari tingkat leverage dalam

mengungkapkan kegiatan CSR nya akan tetapi perusahaan memandang

bahwa CSR merupakan suatu keharusan yang mutlak dilakukan demi

pertanggungjawaban terhadap aspek sosial dan lingkungan serta para

stakeholder, hal ini sesuai dengan teori stakeholder yang mana perusahaan

harus bertanggung jawab terhadap para pemangku kepentingan

perusahaan. Dengan melakukan kegiatan CSR diharapkan dapat


55

meningkatkan citra baik perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai

perusahaan. Leverage yang tinggi bukan sebuah persoalan besar akan

tetapi perlu dikelola secara hati-hati dan dibarengi dengan hubungan baik

dengan para kreditur.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan corporate social responsibility. Hal ini karena dengan

kepemilikan saham oleh manajemen akan membuat kekayaan

manajemen secara pribadi semakin terikat dengan kekayaan

perusahaan sehingga manajemen akan senantiasa meningkatkan

kinerja perusahaan termasuk mengungkapakan kegiatan CSR.

2. Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan corporate social responsibility. Hal ini karena

kepemilikan saham institusional yang besar lebih mampu memonitor

kinerja manajemen dalam hal ini mengungkapkan kegiatan CSR yang

dipandang dapat meningkatkan reputasi perusahaan untuk jangka

panjang.

3. Ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan corporate social responsibility. Hal ini karena dengan

jumlah dewan komisaris yang besar akan mudah untuk mengendalikan

manajemen dan monitoring yang dilakukan semakin efektif dalam hal

juga mengungkapkan kegiatan CSR nya.

4. Leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social

responsibility. Hal ini karena perusahaan lebih memandang tanggung

56
57

jawabnya kepada para stakeholder, sehingga besar kecilnya tingkat

leverage tidak mempengaruhi luas pengungkapan CSR.

B. Saran

1. Bagi pemilik perusahaan atau pemegang saham

Distribusi kepemilikan saham secara proporsional sangat

penting bagi perusahaan untuk menciptakan iklim good corporate

governance. Olehnya itu melalui forum RUPS pemegang saham dapat

merumuskan program kepemilikan saham oleh manajemen dan juga

kepada karyawan sehingga motivasi mereka dapat meningkat untuk

meningkatkan nilai perusahaan.

2. Bagi Direksi Perusahaan

Direksi perusahaan diharapkan untuk senantiasa

mengungkapkan kegiatan tanggung jawab social nya. Selain sebagai

tanggung jawab nya terhadap sosial dan lingkungan, CSR dapat

meningkatkan citra perusahaan dalam jangka panjang yang berimbas

pada peningkatan nilai perusahaan

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat

menggunakan variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

b. Menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, tidak hanya sebatas pada perusahaan manufaktur saja

dengan penggunaan teknik pengambilan sampel yang

proporsional, dengan kata lain masing-masing sektor perusahaan

mewakili untuk dijadikan sebagai sampel.


58

c. Penelitian ini menggunakan indeks pengungkapan CSR

berdasarkan pada item-item Global Reporting Initiative (GRI) 3.

Peneliti selanjutnya dapat menggunakan item-item pengungkapan

CSR berdasarkan pada GRI 4 yang lebih update sebagai bahan

perbandingan.

d. Menambah periode tahun penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Agustia, D. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Dewan Komisaris Terhadap


corporate social Responsibility dan Reaksi Pasar. Ekuitas : Jurnal Ekonomi
dan Keuangan. vol. 17, no. 3, hal. 376-390.

Anggraini, R. 2006. PengungkapaniInformasi SosialiDan Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosia Dalam Laporan Keuangan
Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang

Aziz, A. 2014. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance (Gcg) Terhadap


Kualitas Pengungkapan Sustainability Report (Studi Empiris Pada
Perusahaan Di Indonesia Periode Tahun 2011-2012). Jurnal Audit dan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura. vol.3, no.2, hal. 65-
84

Brigham dan Houston. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 1 Edisi 11.
Jakarta: Salemba Empat.

Burusman, Y.S. 2016. Determinant Of Corporate Social Responsibility: Case From


Indonesia. EKUITAS: Jurnal Ekonomi dan Keuangan, vol. 20, no.1, hal. 37-
52

Carroll, A.B. 1991. The Pyramid of Corporate Social Responsibility: Toward the
Moral Management of Organizational Stakeholders. Business Horizons,
vol. 34, no. 4, hal. 39-48.

Chariri, A da Ghozali, I. 2007. Teori Akuntansi. Fakultas Ekonomi:Universitas


Diponegoro Semarang.

Chernev, A., & Blair, S. (2015). Doing Well by Doing Good: The Benevolent Halo
of Corporate Social Responsibility. Journal of Consumer Research, 41(6),
1412–1425.

Coller, P., and A. Gregory, (1999), “Audit Committee Activity and Agency Costs”,
Journal of Accounting and Publik Policy, Vol 18 (4-5) pp 311-332

Diyah, P., dan Erman, W. 2009. Pengaruh Struktur kepemilikan terhadap Nilai
Perusahaan: Keputusan Keuangan Sebagai variabel Intervening. Jurnal
Ekonomi Bisnis dan Ventura, Vol. 12. No.1, hal 71-86.

Fahmi, I. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Ferrell, O.C., Hult, G.T.M., dan Padron, T.G. 2010. From Market Orientation to
Stakeholder Orientation. Journal of Publik & Marketing, vol.29, no. 1, hal.
93-96.

59
60

Finch, N. 2005. The Motivations for adopting Sustainability Disclosure. Macquaarie


Graduate School of Management. Social Science Research Network.

Freeman, R.E. 2001. Strategic Management : A Stakeholder Approach. Pitman


Publishing. Boston

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengna Program SPSS 19. Badan
Penerbit Universits Diponegoro: Semarang.

Giannarakis, G. 2014. Corporate Governance and Financial Characteristic effects


on the Extent of Corporate Social Responsibility Disclosure. Social
Responsibility Journal, vol. 10, no. 4.

Gray, R., Owen, D., dan Adams, C. 1996. Accounting and Accountability : Changes
and Challenges in Corporate Social and Environmental Reporting. Prentice
Hall Europ, Hemel Hempstead.

Gray, Rob; Reza Kouhy and Simon Lavers. 1995. Methodological Themes:
Constructing a Research Database of Social and Environmental Reporting
by UK Companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 8,
No. 2, p. 78-101

Hasanah, H., dan Rudyanto, A. 2019. Determinan Pengungkapan Corporate


Social Responsibility Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia. Equity. vol. 22,
no. 22, hal. 215-238.

https://www.aqa.org.uk/resources/business/as-and-a-level/business-7131-
7132/teach/teaching-guide-carrolls-corporate-social-responsibility-pyramid
diakses tanggal 01 Mei 2020.

Habbash, M. 2015. Corporate Governance and Corporate Social Responsibility


Disclosure: Evidence from Saudi Arabia. Economic and Social
Development: Book of Proceedings: 267-282.

Ikbal, M. 2012. Hubungan Karakteristik Perusahaan dan Profitabilitas dengan


Praktik Pengungkapan Sosial dan Lingkungan ( Suatu Telaahan Empiris
dan Teoritis). Jurnal Kinerja. vol.9, no.2, hal. 25-36

Jensen, MC., dan Meckling, WH. 1976. “Theory of The Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs, and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics
3. hal 305-360.

Khan, A., Mutttakin, BM., dan Siddiqui, J. 2013 Corporate Governance and
Corporate Social Responsibility Disclosure: Evidence from an Emerging
Economy. Journal of Business Ethics 114:207–223.

Krisna, A.D., dan Suhardianto, N. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
vol. 18, no. 2, hal. 119-128
61

Machmud, N., & Djakman, C. D. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap


Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada
Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Publik
yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006. Simposium Nasional
Akuntansi, 11, 50–63.

Marlina, L. dan Danica C. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity
Ratio dan Return On Assets terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal
Manajemen Bisnis Vol. 2 No. 1.

Matoussi, H., & Chakroun, R. (2008). “Board Composition, ownership Structure


and Voluntary Disclosure in Annual Reports: Evidence from Tunisia”.
Laboratoire Interdisciplinaire de Gestion Universite- Enterprise (LIGUE).
Labarotoire Interdisciplinaire de Gestion Université-Enterprise (LIGUE).,
(January).

Oktavianawati, L dan Sri, I.F.W. 2018. The Factors that Influence the Disclosure of
Corporate Social Responsibility (CSR). Accounting Analysis Journal. vol. 7,
no. 2, hal. 119-126.

Pakpahan, Y dan Rajagukguk, L. 2018. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran


Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, Dan Media Exposure Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Jurnal Akuntansi. vol. 18, no. 2,
hal. 197-218.

Pradnyani, I.G.A.A. dan Sidnyani, E.A. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan,


Profitabilitas, Leverage, Dan Ukuran Dewan Komisaris Pada
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. E-Jurnal Akuntasi
Universitas Udayana. vol. 11, no. 2, hal. 384-397.

Rohmah, D. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate


Social Responsibility Di Dalam Laporan Sustainability. Jurnal Bisnis Dan
Manajemen, vol. 5, no. 2, hal. 243–262.

Ruroh, I.N., dan Latifah, SW. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran
Perusahaan Dan Risk Minimization Terhadap Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) (Studi Empiris Pada Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2015- 2016). Jurnal Akademi
Akuntansi. vol.1, no.1, hal. 42-53

Rusdianto, U. 2013. CSR Comunications A Framework for PR Practitioners. Graha


Ilmu: Yogyakarta.

Sembiring, E. R. 2005. Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung


Jawab Sosial: Study Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa
Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII, 6 September, hal. 379–
395.
62

Singal, P.A., dan Putra, I.N.W.A. 2019. Pengaruh Kepemilikan Institusional,


Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Asing Pada Pengungkapan
Corporate Social Responsibility. E-Jurnal Akuntansi, vol. 298, no.1, hal.
468-484.

Shleifer, Andrei and Robert W. Vishny, Robert W,. (1986) ."Large Shareholders
and Corporate Control," Journal of Political Economy. 94, 461-488.

Sumaryono, A., & Asyik, N. F. (2017). Pengaruh Size, Profitabilitas dan


Leverage terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Jurnal Ilmu Dan Riset AKuntansi, 6, 1–17.

Suntoyo, D. 2016. Metodologi Penelitian Akuntansi. Refika Aditama Bandung:


Bandung.

Susanti, S., dan Riharjo, I. B. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance


terhadap Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Cosmetics and
Household. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, vol. 1, no. 1, hal: 152-167.

Syairozi, M.I. 2019. Pengungkapan CSR Pada Perusahaan Manufaktur dan


Perbankan. Tidar Media: Magelang.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Wati, L.N. 2019. Model Corporate Responsibility (CSR). Myria Publisher:


Ponorogo Jawa Timur.

Wati, L.N. 2018. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate


Social Responsibility dengan GRI 3. Jurnal Ecodemica, vol. 2, no. 2, hal.
240-252.

Widiastuti, H., Utami, E.R., Handoko, R. 2018. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Tipe
Industri, Growth, Dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2015). Jurnal Riset Akuntansi dan
Keuangan Indonesia. vol. 3, no. 2, hal. 107-117.

Wulandari, W. 2018. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Ukuran


Dewan Komisaris, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial P Erusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan
BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2013-2015).
JOM FEB. vol. 1, no. 1.
63

N
Lampiran 1

Daftar Populasi Penelitian Perusahaan Manufaktur

No. KODE NAMA PERUSAHAAN


Basic Industry and Chemicals
1 ADMG Polychem Indonesia Tbk
2 AGII Aneka Gas Industri Tbk.
3 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
4 ALDO Alkindo Naratama Tbk.
5 ALKA Alakasa Industrindo Tbk
6 ALMI Alumindo Light Metal Industry
7 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk.
8 APLI Asiaplast Industries Tbk.
9 ARNA Arwana Citramulia Tbk.
10 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk.
11 BRNA Berlina Tbk.
12 BRPT Barito Pacific Tbk.
13 BTON Betonjaya Manunggal Tbk.
14 CAKK Cahayaputra Asa Keramik Tbk.
15 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
16 CPRO Central Proteina Prima Tbk.
17 CTBN Citra Tubindo Tbk.
18 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
19 EKAD Ekadharma International Tbk.
20 EPAC Megalestari Epack Sentosaraya
21 ESIP Sinergi Inti Plastindo Tbk.
22 ESSA Surya Esa Perkasa Tbk.
23 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk
24 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk.
25 FPNI Lotte Chemical Titan Tbk.
26 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk.
27 GGRP Gunung Raja Paksi Tbk.
28 IFII Indonesia Fibreboard Industry
29 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk
30 IMPC Impack Pratama Industri Tbk.
31 INAI Indal Aluminium Industry Tbk.
32 INCF Indo Komoditi Korpora Tbk.
33 INCI Intanwijaya Internasional Tbk
34 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
35 INOV Inocycle Technology Group Tbk.
36 INRU Toba Pulp Lestari Tbk.
37 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tb
38 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk
39 ISSP Steel Pipe Industry of Indones
40 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk.
31 INAI Indal Aluminium Industry Tbk.
32 INCF Indo Komoditi Korpora Tbk.
33 INCI Intanwijaya Internasional Tbk
34 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
35 INOV Inocycle Technology Group Tbk.
36 INRU Toba Pulp Lestari Tbk.
37 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tb
38 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk
39 ISSP Steel Pipe Industry of Indones
40 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk.
51 MDKI Emdeki Utama Tbk.
52 MLIA Mulia Industrindo Tbk
53 MOLI Madusari Murni Indah Tbk.
54 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk.
55 PBID Panca Budi Idaman Tbk.
56 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
57 PURE Trinitan Metals and Minerals T
58 SAMF Saraswanti Anugerah Makmur Tbk
59 SINI Singaraja Putra Tbk.
60 SIPD Sreeya Sewu Indonesia Tbk.
61 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk.
62 SMCB Solusi Bangun Indonesia Tbk.
63 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
64 SMKL Satyamitra Kemas Lestari Tbk.
65 SPMA Suparma Tbk.
66 SRSN Indo Acidatama Tbk
67 SULI SLJ Global Tbk.
68 SWAT Sriwahana Adityakarta Tbk.
69 TALF Tunas Alfin Tbk.
70 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk.
71 TDPM Tridomain Performance Material
72 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk
73 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
74 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk.
75 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk
76 TRST Trias Sentosa Tbk.
77 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk.
78 WSBP Waskita Beton Precast Tbk.
79 WTON Wijaya Karya Beton Tbk.
80 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk
Consumer Goods Industry
81 ADES Akasha Wira International Tbk.
82 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
83 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk.
84 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk
85 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk.
86 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk
87 CBMF Cahaya Bintang Medan Tbk.
88 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
89 CINT Chitose Internasional Tbk.
90 CLEO Sariguna Primatirta Tbk.
91 COCO Wahana Interfood Nusantara Tbk
92 DLTA Delta Djakarta Tbk.
93 DMND Diamond Food Indonesia Tbk.
94 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk.
95 ENZO Morenzo Abadi Perkasa Tbk.
96 FOOD Sentra Food Indonesia Tbk.
97 GGRM Gudang Garam Tbk.
98 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tb
99 HMSP H.M. Sampoerna Tbk.
100 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk.
101 HRTA Hartadinata Abadi Tbk.
102 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
103 IIKP Inti Agri Resources Tbk
104 IKAN Era Mandiri Cemerlang Tbk.
105 INAF Indofarma Tbk.
106 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
107 ITIC Indonesian Tobacco Tbk.
108 KAEF Kimia Farma Tbk.
109 KEJU Mulia Boga Raya Tbk.
110 KICI Kedaung Indah Can Tbk
111 KINO Kino Indonesia Tbk.
112 KLBF Kalbe Farma Tbk.
113 KPAS Cottonindo Ariesta Tbk.
114 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk.
115 MBTO Martina Berto Tbk.
116 MERK Merck Tbk.
117 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
118 MRAT Mustika Ratu Tbk.
119 MYOR Mayora Indah Tbk.
120 PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tb
121 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk.
122 PEHA Phapros Tbk.
123 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
124 PYFA Pyridam Farma Tbk
125 RMBA Bentoel Internasional Investam
126 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.
127 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk.
128 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido
129 SKBM Sekar Bumi Tbk.
130 SKLT Sekar Laut Tbk.
131 SOFA Boston Furniture Industries Tb
132 SOHO Soho Global Health Tbk.
133 STTP Siantar Top Tbk.
134 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk.
135 TCID Mandom Indonesia Tbk.
136 TOYS Sunindo Adipersada Tbk.
137 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk.
138 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tra
139 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
140 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk.
141 WOOD Integra Indocabinet Tbk.
Miscellaneous Industry
142 AMIN Ateliers Mecaniques D Indonesi
143 ARGO Argo Pantes Tbk
144 ARKA Arkha Jayanti Persada Tbk.
145 ASII Astra International Tbk.
146 AUTO Astra Otoparts Tbk.
147 BATA Sepatu Bata Tbk.
148 BELL Trisula Textile Industries Tbk
149 BIMA Primarindo Asia Infrastructure
150 BOLT Garuda Metalindo Tbk.
151 BRAM Indo Kordsa Tbk.
152 CCSI Communication Cable Systems In
153 CNTX Century Textile Industry Tbk.
154 ERTX Eratex Djaja Tbk.
155 ESTI Ever Shine Tex Tbk.
156 GDYR Goodyear Indonesia Tbk.
157 GJTL Gajah Tunggal Tbk.
158 GMFI Garuda Maintenance Facility Ae
159 HDTX Panasia Indo Resources Tbk.
160 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk.
161 IMAS Indomobil Sukses Internasional
162 INDR Indo-Rama Synthetics Tbk.
163 INDS Indospring Tbk.
164 JECC Jembo Cable Company Tbk.
165 JSKY Sky Energy Indonesia Tbk.
166 KBLI KMI Wire & Cable Tbk.
167 KBLM Kabelindo Murni Tbk.
168 KPAL Steadfast Marine Tbk.
169 KRAH Grand Kartech Tbk.
170 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
171 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk.
172 MYTX Asia Pacific Investama Tbk.
173 NIPS Nipress Tbk.
174 PBRX Pan Brothers Tbk.
175 POLU Golden Flower Tbk.
176 POLY Asia Pacific Fibers Tbk
177 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tb
178 PTSN Sat Nusapersada Tbk
179 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk
180 SBAT Sejahtera Bintang Abadi Textil
181 SCCO Supreme Cable Manufacturing &
182 SCNP Selaras Citra Nusantara Perkas
183 SLIS Gaya Abadi Sempurna Tbk.
184 SMSM Selamat Sempurna Tbk.
185 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk.
186 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk
187 STAR Buana Artha Anugerah Tbk.
188 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk.
189 TRIS Trisula International Tbk.
190 UCID Uni-Charm Indonesia Tbk.
191 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
192 VOKS Voksel Electric Tbk.
193 ZONE Mega Perintis Tbk.
Sumber: www.idx.co.id
LAMPIRAN 2

Item-item pengungkapan CSR

KATEGORI

Lingkungan
1 Pengendalian polusi kegiatan operasi; pengeluaran riset dan
pengembangan untuk pengurangan polusi
2 Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak
mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan
polusi;
3 Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan
dikurangi;
4 Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan sumber
alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi;
5 Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air dan
kertas;
6 Penggunaan material daur ulang;
7 Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang dibuat
perusahaan;
8 Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan;
9 Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan
10 Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah
11 Pengolahan limbah
12 Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan
perusahaan;
13 Perlindungan lingkungan hidup.
Energi
1 Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi;
2 Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi;
3 Mengungkapkan penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang;
4 Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi;
5 Pengungkapan peningkatan efisiensi energi dari produk
6 Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk;
7 Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan.
Kesehatan Dan Keselamatan Tenaga kerja
1 Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja;
2 Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental;

3 Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja;


4 Mentaati peraturan standard kesehatan dan keselamatan kerja
5 Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja;
6 Menetapkan suatu komite keselamatan kerja
7 Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja;
8 Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja
Lain-lain tentang Tenaga kerja
1 Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat
2 Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat dalam
tingkat managerial;
3 Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat dalam
pekerjaan
4 Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat

5 Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja

6 Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan

7 Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja.

8 Mengungkapkan bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam


proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan
9 Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah karyawan;

10 Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi

11 Pengungkapkan persentase gaji untuk pensiun;

12 Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam perusahaan

13 Mengungkapkan jumlah tenaga kerja dalam perusahaan

14 Mengungkapkan tingkatan managerial yang ada

15 Mengungkapkan disposisi staff - di mana staff ditempatkan

16 Mengungkapkan jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka;

17 Mengungkapkan statistik tenaga kerja, mis. penjualan per tenaga kerja;

18 Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut.

19 Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja;

20 Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain.

21 Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan tenaga kerja dalam


meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja;
22 Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan
perusahaan;
23 Membuat laporan tenaga kerja yang terpisah;

24 Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh

25 Melaporkan gangguan dan aksi tenaga kerja

26 Mengungkapkan informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan.

27 Peningkatan kondisi kerja secara umum;

28 Informasi re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja;

29 Informasi dan statistik perputaran tenaga kerja

1 Pengungkapan informasi pengembangan produk perusahaan, termasuk


pengemasannya,
2 Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk;
3 Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk

4 Pengungkapan bahwa produk memenuhi standard keselamatan;


5 Membuat produk lebih aman untuk konsumen;
6 Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan
7 Pengungkapan peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan dan
penyiapan produk;
8 Pengungkapan informasi atas keselamatan produk perusahaan
Pengungkapan informasi mutu produk yang dicerminkan dalam
penerimaan penghargaan
10 Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat
(Misalnya ISO 9000).
Keterlibatan Masyarakat
1 Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas
masyarakat, pendidikan dan seni
2 Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari mahasiswa/pelajar
3 Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat;
4 Membantu riset medis;
5 Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran seni
6 Membiayai program beasiswa
7 Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat;
8 Mensponsori kampanye nasional;
9 Mendukung pengembangan industri local
Umum
1 Pengungkapan tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan
tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.
2 Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain
yang disebutkan di atas
Sumber: Dimodifikasi dari Hackston dan Milne (1999) dalam Sembiring (2005)
Lampiran 3

Data Pengugkapan CSR

No KATEGORI Tahun PERUSAHAAN

LINGKUNGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

2015 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
Pengendalian polusi kegiatan 2016 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
operasi; pengeluaran riset dan
pengembangan untuk 2017 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
pengurangan polusi.
2018 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

1 2019 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2015 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pernyataan yang menunjukkan
bahwa operasi perusahaan tidak 2016 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
mengakibatkan polusi atau
memenuhi ketentuan hukum dan 2017 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
peraturan
2018 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 2019 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2015 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1

2016 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
Pernyataan yang menunjukkan
bahwa polusi operasi telah atau 2017 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
akan dikurangi
2018 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1

3 2019 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1

Pencegahan atau perbaikan 2015 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1


kerusakan lingkungan akibat
2016 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1
pengolahan sumber alam,
misalnya reklamasi daratan atau 2017 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1
reboisasi;
4 2018 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
2019 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1

2015 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0

Konservasi Sumber alam, 2016 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0


misalnya mendaur ulang kaca,
besi, minyak, air dan kertas 2017 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0

2018 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0

5 2019 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1

2015 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0

2016 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0
penggunaan material daur ulang 2017 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0

2018 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0

6 2019 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0

2015 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0

Menerima penghargaab 2016 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0


berkaitan dengan program
lingkungan yang dibuat 2017 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
perusahaan
2018 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1

7 2019 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1

2015 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0

2016 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
Merancang fasilitas yang
harmonis dengan lingkungan 2017 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0

2018 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0

8 2019 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0

2015 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1

2016 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1
Kontribusi dalam seni yang
bertujuan untuk memperindah 2017 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1
lingkungan
2018 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1

9 2019 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1
2015 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
Kontribusi dalam pemugaran
bangunan sejarah 2017 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0

2018 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 2019 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1

2015 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0

2016 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
Pengolahan limbah 2017 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0

2018 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0

11 2019 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

2015 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1

2016 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
mempelajari dampak lingkungan
untuk memonitor dampak 2017 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
lingkungan perusahaan
2018 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1

12 2019 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1

2015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

2016 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
Perlindungan lingkungan hidup 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

2018 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

13 2019 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

No KATEGORI Tahun PERUSAHAAN

ENERGI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

2015 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
Menggunakan energi secara
2016 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
lebih efisien dalam kegiatan
operasi 2017 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1

1 2018 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
2019 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

2015 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

2016 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
memanfaatkan barang bekas
untuk memproduksi energi; 2017 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

2 2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

2015 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0

2016 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0
Mengungkapkan penghematan
energi sebagai hasil produk daur 2017 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0
ulang;
2018 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0

3 2019 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1

2015 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1

2016 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
Membahas upaya perusahaan
dalam mengurangi konsumsi 2017 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
energi;
2018 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1

4 2019 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1

2015 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0

2016 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Pengungkapan peningkatan
efisiensi energi dan produk; 2017 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0

2018 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0

5 2019 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1

2015 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

2016 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Riset yang mengarah pada
peningkatan efisiensi energi dan 2017 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
produk
2018 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

6 2019 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
2015 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1

2016 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1
Mengungkapkan kebijakan
energi perusahaan 2017 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1

2018 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1

7 2019 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

KESEHATAN DAN KESELAMATAN TENAGA KERJA

2015 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

2016 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
Mengurangi polusi, iritasi, atau
1 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
resiko dalam lingkungan kerja;
2018 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

2019 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

2015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2016 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Mempromosikan tenaga kerja
dan kesehatan fisik atau mental; 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2018 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 2019 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2015 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0
Mengungkapkan statistik
kecelakaan kerja 2017 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0

2018 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0

3 2019 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0

2015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2016 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
menaati peraturan standar
kesehatan dan keselamatan 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
kerja;
2018 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 2019 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2015 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0

2016 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
menetapkan suatu komite
keselamatn kerja 2017 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0

2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0

5 2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0

2015 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Melakukan riset untuk
meningkatkan keselamatan kerja 2017 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2018 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 2019 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2015 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

2016 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
Mengungkapkan pelayanan
kesehatan tenaga kerja 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

2018 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
7 2019 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2015 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Menerima penghargaan
berkaitan dengan keselamatn 2017 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
kerja
2018 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 2019 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

No KATEGORI Tahun PERUSAHAAN

LAIN-LAIN TENTANG TENAGA KERJA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

2015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

perekrutan atau memanfaatkan 2016 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1


tenaga kerja wanita/orang cacat
2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 2018 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2019 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2015 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0

2016 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
Mengungungkapkan persentase/
jumlah tenaga kerja wanita/orang 2017 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
cacat dalam tingkat manajerial
2018 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0

2 2019 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0

2015 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mengungkapkan tujuan 2016 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


penggunaan tenaga kerja
wanita/orang cacat dalam 2017 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pekerjaan
2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2015 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Program untuk kemajuan tenaga
kerja wanita/orang cacat 2017 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 2019 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2016 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pelatihan tenaga kerja melalui
program tertentu ditempat kerja 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2018 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5 2019 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2015 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
memberikan bantuan keuangan
pada tenaga kerja dalam bidang 2017 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pendidikan
2018 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 2019 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2015 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

2016 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
mendirikan suatu pusat
pelaitihan tenaga kerja 2017 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

2018 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

7 2019 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

2015 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
mengungkapkan bantuan atau
2016 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
bimbingan untuk tenaga kerja
yang dalam proses 2017 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
mengundurkan diri atau yang
telah membuat kesalahan 2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2015 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
mengungkapkan perencanaan
kepemilikan rumah karyawan; 2017 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2018 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 2019 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

2015 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0

2016 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
mengungkapkan fasilitas untuk
aktivasi rekreasi 2017 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1

2018 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1

10 2019 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1

2015 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pengungkapan persentase gaji
untuk pensiun; 2017 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 2015 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0
2016 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1

mengungkapkan kebijakan 2017 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1


penggajian dalam perusahaan
2018 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1

2019 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1

2015 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

2016 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
mengungkapkan jumlah tenaga
kerja dalam perusahaan 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2018 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

13 2019 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

2016 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
mengungkapkan tingkatan
manajerial yang ada 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

2018 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

14 2019 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

2015 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0

2016 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
mengungkapkan disposisi staff-
dimana staff ditempatkan 2017 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0

2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0

15 2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0

2015 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0

2016 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
mengungkapkan jumlah staff,
masa kerja dan kelompok usia 2017 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
mereka;
2018 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 2019 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
mengungkapkan statistik tenaga
2015 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0
kerja, mis. Penjualan per tenaga
17 kerja; 2016 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0
2017 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0

2018 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0

2019 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0

2015 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0

2016 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
mengungkapkan kualifikasi
tenaga kerja yang direkrut 2017 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1

2018 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1

18 2019 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1

2015 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
mengungkapkan rencana
kepemilikan saham oleh tenaga 2017 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
kerja
2018 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 2019 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2015 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0

2016 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1
mengungkapkan rencana
pembagian keuntungan lain 2017 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1

2018 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1

20 2019 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1

2015 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0
mengungkapkan informasi
2016 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1
hubungan manajemen dengan
tenaga kerja dalam 2017 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1
meningkatkan kepuasan dan
motivasi kerja; 2018 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1

21 2019 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1

2015 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
mengungkapkan informasi
stabilitas pekerjaan tenaga kerja 2016 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
dan masa depan perusahaan
22 2017 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
2018 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

2019 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

2015 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
membuat laporan tenaga kerja
yang terpisah; 2017 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

23 2019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2015 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0

2016 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
melaporkan hubungan
perusahaan dengan serikat 2017 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
buruh
2018 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1

24 2019 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1

2015 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
melaporkan gangguan dan aksi
tenaga kerja; 2017 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2018 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

25 2019 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2015 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0

2016 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0
mengungkapkan informasi
bagaimana aksi tenaga kerja 2017 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0
dinegosiasikan
2018 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0

26 2019 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0

2015 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0

peningkatan kondisi kerja secara 2016 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0


umum
2017 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0

27 2018 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0
2019 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0

2015 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

2016 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
informasi re-organisasi
perusahaan yang mempengaruhi 2017 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
tenaga kerja;
2018 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

28 2019 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

2015 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
informasi dan statistik perputaran
tenaga kerja 2017 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0

2018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0

29 2019 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1

No KATEGORI Tahun PERUSAHAAN

PRODUK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

2015 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0

pengungkapan informasi 2016 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1


pengembangan produk
perusahaan, termasuk 2017 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
pengemasanya;
2018 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

1 2019 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

2015 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
gambaran pengeluaran riset dan
pengembangan produk 2017 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2018 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 2019 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2015 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
pengungkapan informasi proyek
riset perusahaan untuk 2016 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
memperbaiki produk
3 2017 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
2018 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0

2019 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0

2015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2016 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pengungkapan bahwa produk
memenuhi standard 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
keselamatan;
2018 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 2019 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2016 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
membuat produk lebih aman
untuk konsumen; 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2018 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5 2019 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2015 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0

2016 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
melaksanakan riset atas tingkat
keselamatan produk perusahaan 2017 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0

2018 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0

6 2019 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0

2015 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2016 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pengungkapan peningkatan
kebersihan/kesehatan dan 2017 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pengolahan penyiapan produk;
2018 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

7 2019 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2015 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

pengungkapan informasi atas 2016 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1


keselamatan produk perusahaan
2017 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

8 2018 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2019 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

2015 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2016 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pengungkapan informasi mutu
produk yang dicerminkan dalam 2017 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
penerimaan penghargaan
2018 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

9 2019 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2015 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2016 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
informasi yang dapat diferifikasi
bahwa mutu produk telah 2017 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
meningkat (misalnya ISO 9000)
2018 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 2019 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

KETERLIBATAN MASYARAKAT

2015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

Sumbangan tunai, produk, 2016 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1


pelayanan untuk mendukung
1 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
aktivitas masyarakat, pendidikan
dan seni
2018 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2019 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2015 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

2016 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
tenaga kerja paruh waktu (part-
time employment) dari 2017 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
mahasiswa/pelajar
2018 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

2 2019 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0

2015 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0

sebagai sponsor untuk proyek 2016 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1


kesehatan masyarakat;
2017 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

3 2018 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
2019 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

2015 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
membantu riset medis 2017 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2018 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 2019 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2015 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0

2016 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0
sebagai sponsor untuk
konferensi pendidikan, seminar, 2017 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1
atau pameran seni
2018 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1

5 2019 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1

2015 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0

2016 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
membiyayai program beasiswa 2017 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1

2018 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1

6 2019 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1

2015 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0

2016 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
membuka fasilitas perusahaan
untuk masyarakat 2017 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0

2018 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
7 2019 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0

2015 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

2016 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
mensponsori kampanye nasional 2017 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0

2018 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
8 2019 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
2015 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1

2016 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1
mendukung pengembangan
industri local 2017 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1

2018 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1
9 2019 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1

UMUM

2015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pengungkapan tujuan/kebijakan
2016 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
perusahaan secara umum
1 berkaitan dengaan tanggung 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
jawab sosial perusahaan kepada
masyarakat 2018 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2019 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2015 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Informasi berhubungan dengan 2016 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1


tanggung jawab sosial
perusahaan selain yang 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
disebutkan diatas
2018 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 2019 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2015 33 28 24 53 22 22 55 34 22 17 59 18 55 27 21 42 24 27 17 64 24 31 32 43 32 46 26 20 33 58 26
2016 33 32 23 53 21 23 54 35 22 21 59 21 56 27 27 38 25 27 18 64 29 40 34 43 33 50 31 21 33 58 37
TOTAL PENGUNGKAPAN 2017 33 35 23 55 42 22 53 37 27 21 59 21 55 28 34 41 31 29 19 65 30 40 34 43 33 51 32 21 33 60 40
2018 33 35 22 55 49 22 54 34 29 28 59 23 55 28 32 40 31 31 17 64 30 40 39 43 33 51 37 21 33 60 39
2019
33 37 21 55 53 22 57 37 34 31 59 21 59 33 31 39 40 29 17 64 30 43 39 42 38 47 37 27 33 60 46
Sumber: Analisis konten peneliti, 2020
LAMPIRAN 4

Data Analisis Penelitian

VARIABEL X VARIABEL Y
No. KODE Nama Perusahaan Tahun
KM KI UDK LEV. CSR
2015 0.1432 0.6255 4 1.14 0.423076923
2016 0.1432 0.5841 3 1.04 0.423076923
1 ALDO ALKINDO NARATAMA TBK. 2017 0.1457 0.5841 3 1.17 0.423076923
2018 0.1902 0.5841 3 0.99 0.423076923
2019 0.0974 0.7781 3 0.73 0.423076923
2015 0.0007 0.9491 4 1.33 0.358974359
2016 0.00012 0.6188 3 1.235 0.41025641
2 ALKA ALAKASA INDUSTRINDO TBK. 2017 0.00012 0.9341 3 2.88 0.448717949
2018 0.00012 0.9341 3 5.44 0.448717949
2019 0.00008 0.9356 3 4.77 0.474358974
2015 0.0242 0.4459 5 -5.12 0.307692308
2016 0.0242 0.4459 5 -3.04 0.294871795
3 ARGO ARGO PANTES TBK. 2017 0.0242 0.4459 5 -2.36 0.294871795
2018 0.0056 0.4572 5 -2.1 0.282051282
2019 0.0056 0.4572 5 -1.98 0.269230769
2015 0.0004 0.9621 11 0.9 0.679487179
2016 0.0004 0.9654 12 0.9 0.679487179
4 ASII ASTRA INTERNASIONAL TBK.
2017 0.0004 0.9621 12 0.9 0.705128205
2018 0.0005 0.9566 10 1 0.705128205
2019 0.0006 0.9507 10 0.9 0.705128205
2015 0.016 0.6861 3 0.88 0.282051282
2016 0.01601 0.6887 3 0.77 0.269230769
5 BRPT BARITO PASIFIC TBK. 2017 0.7119 0.1572 3 0.98 0.538461538
2018 0.732 0.24232 3 0.98 0.628205128
2019 0.7182 0.2835 4 0.92 0.679487179
2015 0.0958 0.0192 2 0.2281 0.282051282
2016 0.0958 0.0199 2 0.2352 0.294871795
6 BTON BETON JAYA MANUNGGAL TBK. 2017 0.0958 0.0198 2 0.1866 0.282051282
2018 0.0958 0.013 2 0.1868 0.282051282
2019 0.0958 0.0005 2 0.25 0.282051282
2015 0.00039 0.99776 6 0.76 0.705128205
2016 0.00039 0.99776 6 0.36 0.692307692
7 CTBN CITRA TUBINDO TBK. 2017 0.00003 0.99776 8 0.42 0.679487179
2018 0.00003 0.99773 6 0.58 0.692307692
2019 0.00001 0.9977 6 0.7 0.730769231
2015 0.0158 0.6738 2 0.53 0.435897436
2016 0.0165 0.9173 3 0.86 0.448717949
8 IMPC 2017 0.0171 0.9127 2 0.78 0.474358974
IMPACK PRATAMA INDUSTRI TBK
2018 0.0171 0.898 2 0.73 0.435897436
2019 0.0171 0.898 2 0.78 0.474358974
2015 0.005 0.6726 4 4.55 0.282051282
2016 0.0071 0.6726 4 4.19 0.282051282
9 INAI INDAL ALUMINIUM INDUSTRY TBK.
2017 0.0088 0.6726 4 3.38 0.346153846
2018 0.0093 0.6726 3 3.61 0.371794872
2019 0.0099 0.6726 3 2.8 0.435897436
2015 0.1392 0.0212 3 0.1 0.217948718
2016 0.3358 0.0211 3 0.11 0.269230769
INTAN WIJAYA INTERNASIONAL
10 INCI 2017 0.3358 0.0219 3 0.1319 0.269230769
TBK.
2018 0.3361 0.0211 3 0.2232 0.358974359
2019 0.3373 0.0136 3 0.1921 0.397435897
2015 0.0002 0.9846 8 1.13 0.756410256
2016 0.0002 0.9846 8 0.87 0.756410256
11 INDF INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. 2017 0.0002 0.982 8 0.88 0.756410256
2018 0.0002 0.9798 8 0.93 0.756410256
2019 0.0002 0.9841 8 0.77 0.756410256
2015 0.0044 0.9031 3 0.331 0.230769231
2016 0.0044 0.9031 3 0.198 0.269230769
12 INDS INDOSPRIMA TBK. 2017 0.0044 0.9031 3 0.135 0.269230769
2018 0.0044 0.9031 3 0.131 0.294871795
2019 0.0041 0.9153 3 0.102 0.269230769
2015 0.0001 0.9529 7 0.25 0.705128205
2016 0.0001 0.9562 7 0.22 0.717948718
13 KLBF KALBE FARMA TBK. 2017 0.0001 0.9506 7 0.19 0.705128205
2018 0.0008 0.9257 6 0.186 0.705128205
2019 0.0029 0.918 7 0.21 0.756410256
2015 0.0001 0.8564 2 0.98 0.346153846
2016 0.0001 0.8564 2 0.99 0.346153846
14 LMPI LANGGENG MAKMUR INDUTRI TBK.
2017 0.6828 0.2417 2 1.22 0.358974359
2018 0.6828 0.2414 2 1.38 0.358974359
2019 0.6828 0.2414 2 1.55 0.423076923
2015 0.1581 0.4358 5 0.73 0.269230769
2016 0.1585 0.7691 5 0.8 0.346153846
15 MASA MULTISTRADA ARAH SARANA TBK. 2017 0.19283 0.7093 5 0.95 0.435897436
2018 0.2195 0.6843 6 1.02 0.41025641
2019 0.0033 0.9965 6 1.31 0.397435897
2015 0.0009 0.6682 3 0.49 0.538461538
2016 0.0008 0.6682 3 0.61 0.487179487
16 MBTO MARTINA BERTO TBK. 2017 0.0008 0.6775 3 0.89 0.525641026
2018 0.0008 0.6775 3 1.15 0.512820513
2019 0.0008 0.6775 3 1.51 0.5
2015 0.0006 0.7826 5 5.39 0.307692308
2016 0.0003 0.8558 5 3.79 0.320512821
17 MLIA MULIA INDUTRINDO TBK. 2017 0.086 0.6994 5 1.96 0.397435897
2018 0.086 0.6994 5 1.35 0.397435897
2019 0.0003 0.6725 5 1.27 0.512820513
2015 0.002 0.7955 3 1.05 0.346153846
2016 0.0417 0.7436 3 1.28 0.346153846
18 PBRX PAN BROTHERS TBK. 2017 0.034 0.7301 3 1.44 0.371794872
2018 0.0383 0.7488 3 1.31 0.397435897
2019 0.0419 0.7924 3 1.49 0.371794872
2015 0.05766 0.7988 3 0.92 0.217948718
SUPREME CABLE
2016 0.05658 0.7988 3 1.01 0.230769231
19 SCCO MANUFACTURING CORPORATION
TBK 2017 0.04785 0.8321 3 0.47 0.243589744
2018 0.04785 0.839 3 0.43 0.217948718
2019 0.04785 0.8425 3 0.39 0.217948718
2015 0.000027 0.4752 7 0.225 0.820512821
2016 0.000027 0.47029 7 0.216 0.820512821
SEMEN INDONESIA (PERSERO)
20 SMGR 2017 0.000027 0.47029 7 0.32 0.833333333
TBK
2018 0.00000059 0.48015 7 0.31 0.820512821
2019 0.0000001 0.49145 7 0.93 0.820512821
2015 0.083003 0.100428 3 0.54 0.307692308
2016 0.0799 0.088 3 0.43 0.371794872
21 SMSM SELAMAT SEMPURNA TBK. 2017 0.0798 0.0804 2 0.34 0.384615385
2018 0.0798 0.0717 2 0.3 0.384615385
2019 0.0797 0.0774 2 0.27 0.384615385
2015 0.1159 0.8233 8 0.688 0.397435897
2016 0.1159 0.7252 8 0.78 0.512820513
22 SRSN INDO ACIDATAMA TBK. 2017 0.3451 0.3731 8 0.57 0.512820513
2018 0.2903 0.4226 8 0.4374 0.512820513
2019 0.2792 0.4414 6 0.5143 0.551282051
2015 0.0096 0.6175 4 4.93 0.41025641
2016 0.2463 0.2713 4 6.929 0.435897436
23 SULI SLJ GLOBAL TBK. 2017 0.2568 0.329 4 94 0.435897436
2018 0.2568 0.3364 4 19.3 0.5
2019 0.2569 0.3484 4 22.01 0.5
2015 0.0008 0.9185 3 1.523 0.551282051
2016 0.0008 0.9185 3 1.653 0.551282051
24 TBLA TUNAS BARU LAMPUNG TBK.
2017 0.0008 0.9185 3 1.412 0.551282051
2018 0.0008 0.9006 3 1.518 0.551282051
2019 0.0008 0.9006 3 1.425 0.538461538
2015 0.0009 0.9885 3 0.1 0.41025641
2016 0.0009 0.9885 3 0.11 0.423076923
25 TFCO TIFICO FIBER INDONESIA TBK. 2017 0.1168 0.6725 3 0.12 0.423076923
2018 0.1168 0.6725 4 0.09 0.423076923
2019 0.1168 0.5046 4 0.08 0.487179487
2015 0.0006 0.9578 7 1.1 0.58974359
2016 0.0006 0.9886 7 0.9 0.641025641
CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL
26 TPIA 2017 0.0009 0.8441 7 0.8 0.653846154
TBK.
2018 0.0014 0.8489 8 0.8 0.653846154
2019 0.0017 0.8574 7 1 0.602564103
2015 0.0108 0.8959 3 0.745 0.333333333
2016 0.007 0.8959 3 0.846 0.397435897
27 TRIS TRISULA INTERNASIONAL TBK. 2017 0.00701 0.8959 3 0.53 0.41025641
2018 0.007 0.8968 3 0.77 0.474358974
2019 0.0024 0.9728 3 0.73 0.474358974
2015 0.0286 0.5669 4 0.71 0.256410256
2016 0.0714 0.5669 4 0.7 0.269230769
28 TRST TRIAS SENTOSA TBK. 2017 0.0627 0.5777 3 0.68 0.269230769
2018 0.0627 0.5777 3 0.91 0.269230769
2019 0.0627 0.5778 3 1 0.346153846
2015 0.179 0.7636 3 0.265 0.423076923
2016 0.1149 0.7431 3 0.21 0.423076923
29 ULTJ ULTRA JAYA MILK INDUSTRY TBK.
2017 0.3385 0.5093 3 0.23 0.423076923
2018 0.3451 0.5312 3 0.16 0.423076923
2019 0.3602 0.5266 4 0.1686 0.423076923
2015 0.00001 0.989 4 2.259 0.743589744
2016 0.0000011 0.9889 5 2.56 0.743589744
30 UNVR UNILEVER INDONESIA TBK. 2017 0.0000001 0.9902 5 2.65 0.769230769
2018 0.0000011 0.9885 5 1.576 0.769230769
2019 0.0000011 0.987 5 2.9 0.769230769
2015 0.0009 0.5346 5 2.01 0.333333333
2016 0.0009 0.6309 7 1.49 0.474358974
31 VOKS VIKSEL ELECTRICK TBK. 2017 0.002 0.6376 6 1.59 0.512820513
2018 0.002 0.64006 6 1.69 0.5
2019 0.1429 0.5405 7 1.72 0.58974359
Sumber : Tabulasi Data Penulis, 2020
Lampiran 5

Output SPSS

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 155
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .12243874
Most Extreme Differences Absolute .064
Positive .064
Negative -.050
Test Statistic .064
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) .149 .037 4.050 .000

KM .165 .079 .153 2.089 .038 .660 1.514

KI .149 .044 .260 3.415 .001 .613 1.632

UDK .046 .005 .595 9.350 .000 .881 1.135

LEV .001 .001 .029 .477 .634 .986 1.014

a. Dependent Variabel: CRDI


Uji Heteroskedastisitas

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 .752a
a. Predictors: (Constant), LEV, KI, UDK, KM

b. Dependent Variabel: CSRD

Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KM 155 .00000010 .73200000 .0853840522 .15528934362


KI 155 .000500 .997760 .66732192 .292166685
UDK 155 2.00 12.00 4.4258 2.16209
LEV 155 -5.1200 94.0000 1.829434 7.8965781
CRDI 155 .217948718 .833333333 .46741108347 .167511363313
Valid N (listwise) 155

Uji Regresi Linier Berganda


Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .149 .037 4.050 .000

KM .165 .079 .153 2.089 .038

KI .149 .044 .260 3.415 .001

UDK .046 .005 .595 9.350 .000

LEV .001 .001 .029 .477 .634

a. Dependent Variabel: CSRD

Uji T

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .149 .037 4.050 .000

KM .165 .079 .153 2.089 .038

KI .149 .044 .260 3.415 .001

UDK .046 .005 .595 9.350 .000

LEV .001 .001 .029 .477 .634

a. Dependent Variabel: CSRD

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .682a .466 .451 .124060513492

a. Predictors: (Constant), LEV, UDK, KM, KI


b. Dependent Variabel: CRDI
BIOGRAFI PENULIS

Amin lahir di Lombe, Kecamatan Gu Kabupaten Buton

Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 08

September 1997 dari Pasangan Ayahanda La Bolo dan Ibunda

Wa Disa. Penulis merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara.

Pendidikan Formal penulis dimulai pada jenjang Sekolah

Dasar di SDN Abepantai Kota Jayapura dan lulus pada tahun 2010, kemudian

melanjuktakn pendidikan ke jenjang SMP Negeri 4 Kota Jayapura dan lulus pada

tahun 2013, kemudian pendidikan dilanjutkan kembali ke tingkat Sekolah

Menengah di SMA Negeri 1 Gu Kabupaten Buton Tengah dan lulus pada tahun

2016, setelah lulus dari SMA Negeri 1 Gu melanjutkan studi S1 pada tahun 2016

di Perguruan Tinggi Swasta ternama di Sulawesi Selatan yaitu Universitas

Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) dan mengambil konsentrasi program studi

Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Anda mungkin juga menyukai