Anda di halaman 1dari 14

Global Financial Accounting Journal, Vol. Vol. 4, No.

1, April 2020
ISSN: 2655-836X
ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN RISIKO PADA
PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Arina Juwita* dan Teddy Jurnali*


*Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Internasional Batam
Email: arina.juwita@uib.edu; teddy@uib.ac.id

ABSTRACT
This investigation means to break down the impact of corporate governance, and
company size, on risk management in companies recorded on the Indonesia Stock Exchange.
Risk management which is a dummy variable estimated through the presence of a risk
management committee will be given an estimation of 1 and in the event that it doesn't have
an estimation of 0. The independent variable used is corporate governance by using the proxy
proportion of independent directors, board size, audit quality, company size and ownership
institutional. This examination utilizes secondary data types, and the total population is 563
companies found on the Indonesia Stock Exchange in 2015 to 2017, where the example was
chosen utilizing the purposive sampling method. Logistic regression analysis is a statistical
method that will be used in this test. The consequences of this investigation clarify that audit
quality has a significant negative effect, institutional ownership and firm size have a
significant positive effect on risk management. The proportion of independent directors and
the size of the board of commissioners do not affect risk.

PENDAHULUAN pengelolaan manajemen risiko yang baik


Pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mengurangi dan menghindari risiko
mengalami kenaikan pada tahun 2018 sebelum risiko tersebut terjadi. Suatu
sebesar 5.17% jika dibandingkan dengan perusahaan untuk dapat menyeimbangkan
tahun 2017 yang hanya sebesar 5.07% biaya dan keuntungan, perusahaan dapat
disebabkan oleh tingginya pertumbuhan memanfaatkan manajemen risiko yang bisa
investasi fisik dan pertumbuhan konsumsi menjamin perusahaan dan bertanggung
masyarakat (KEMENPERIN, 2019). jawab akan risiko yang akan dihadapi (Krus
Globalisasi dan perkembangan teknologi & Orowitz , 2009). Manajemen mempunyai
dalam transaksi bisnis tidak hanya peran penting untuk dapat menyeimbangkan
menjadikan situasi seperti keuntungan namun kedua hal tersebut untuk kelangsungan hidup
juga harus diwaspadai. Era ini merupakan perusahaan. Menerapkan manajemen risiko
masa yang sangat mudah berubah sehingga yang efektif (Enterprise Risk Management)
membuat perusahaan menghadapi tantangan akan menjadi motivasi baru bagi manajemen
yang kompleks dalam mengembangan Situasi ekonomi Indonesia saat ini, sedang
perusahaan. Membuat semua resiko ini harus menghadapi persoalan yang cukup sulit dan
diukur dan dikelola secara efektif oleh tidak bisa ditebak, baik dari sisi internal
perusahaan. Menurut Meizaroh dan bahkan eksternal. Perekonomian global yang
Lucyanda (2011) pengenalan manajemen saat ini dipaksakan adalah dampak kenaikan
risiko terstruktur secara resmi sangat penting ekonomi global yang tidak merata. Bias yang
bagi perusahaan. Namun, masih banyak berpotensi turun ini didorong oleh perkiraan
pihak manajemen perusahaan memandang pertumbuhan ekonomi AS.
sebelah mata untuk manajemen risiko yang Beberapa perusahaan besar di luar
menurut sebagian pihak hanya sebagai negeri maupun di Indonesia banyak
penghindaran dan menghilangkan risiko yang menghadapi masalah keuangan baik dari
dapat terjadi pada perusahaan, padahal pelaporan keuangan bahkan ada yang
38
Global Financial Accounting Journal, Vol. Vol. 4, No. 1, April 2020
ISSN: 2655-836X
mengalami kebangkrutan, ini menunjukkan yang bersamaan, kebutuhan untuk
penerapan ERM belum efektif diterapkan memperkuat praktik manajemen risiko telah
oleh perusahaan. Di Indonesia, kegagalan menjadi salah satu pelajaran utama dari krisis
perusahaan pada krisis moneter tahun 2008, keuangan. Meskipun hal ini disadari dengan
merupakan lembaran hitam bagi perusahaan baik oleh perusahaan, tetapi masih sedikit
karena harus memilih mengganti pemilik, perusahaan yang memperhatikan manajemen
mengatur alur keuangan perusahaan bahkan risiko
kebangkrutan menyebabkan beberapa
perusahaan besar yang harus melewati proses KAJIAN LITERATUR DAN
pemulihan keuangan, berganti pemilik PENGEMBANGAN HIPOTESIS
bahkan kepailitan. Menerapkan konsep Manajemen risiko merupakan unsur
corporate governance pada perusahaan, terpenting dalam mewujudkan good
transparasi tata kelola perusahaan akan corporate governance didalam suatu
banyak menguntungkan berbagai pihak perusahaan, karena saat penerapan
seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang manajemen risiko membaik, perusahaan akan
semakin berkembang (Nasution & Setiawan, menambah kontrol risiko pada core
2007). Solusi untuk mengembalikan competence dan competitive advantage
kepercayaan publik salah satunya dengan (Drew & Kendrick, 2005). Berikut
menerapkan manajemen risiko yang baik penjelasan pengaruh corporate governance
yang juga disertai tata kelola perusahaan. terhadap manajemen risiko.
Kewajiban perusahaan pada jaman sekarang
adalah menerapkan manajemen risiko dan Proporsi Dewan Komisaris
corporate governance dimulai dengan Komisaris independen artinya dewan
pengamatan, indentifikasi, antisipasi hingga komisaris yang berasal dari luar emitmen
meminimalisir risiko. Tingkat risiko juga atau perusahaan publik dan mencapai
berhubungan dengan rendahnya komitmen persyaratan untuk menjadi komisaris
manajemen dalam menerapkan prinsip good independen yang mensyaratkan tidak boleh
corporate governance. memiliki hubungan dengan perusahaan,
Penerapan manajemen risiko juga anggota direksi atau pemegang saham primer
mendorong terciptanya good corporate dan tidak memiliki kepentingan serta saham
governance karena manajemen risiko pada perusahaan tersebut (Peraturan Otoritas
merupakan salah satu jembatan untuk Jasa Keuangan No 33, 2014). Dewan
menyinergikan pihak dalam dan eksternal komisaris memiliki komposisi proporsi
perusahaan, ditambah lagi peran corporate komisaris independen yang tinggi akan
governance dan audit internal yang berperan sangat efektif dalam pemantauan karena
penting dalam suatu perusahaan sering mereka merupakan independent dari
terabaikan dalam penerapan manajemen manajemen dan akan tertarik untuk
risiko. Kesalahan mendasar bergantung pada melindungi reputasi mereka sehingga dewan
data masa lalu, dengan fokus pada risiko komisaris independen akan membantu
yang kecil dan mengabaikan risiko yang perusahaan untuk menghindari kerugian dan
lebih besar maupun risiko yang tersembunyi melindungi citra perusahaan (Pathan, 2009).
dan gagal mengelola risiko secara Neifar dan Jarbui (2017), Raymond
bersamaan. Meskipun manajemen risiko (2016), Badriyah et al., (2015), Ahmad et al.
memiliki perhatian yang lebih meningkat, (2015), Subramaniam et al. (2015),
namun riset akademik dibidang ini masih Wardhana (2013), Oliveira et al. (2011),
sedikit yang diketahui. Pengelolaan Desender (2009), Beasley et al, (2005)
manajemen risiko yang baik dapat menyatakan bahwa proporsi komisaris
meningkatkan kemakmuran pemegang saham independen berdampak signifikan positif
dan pihak-pihak terkait serta berperan dalam terhadap manajemen risiko. Hasil penelitian
kelangsungan hidup perusahaan. Pada saat yang sama ditunjukkan oleh Arifina (2017),

39
Global Financial Accounting Journal, Vol. Vol. 4, No. 1, April 2020
ISSN: 2655-836X
Sari (2013), Agustina (2014), Jatiningrum perusahaan juga merupakan peran penting
dan Fauzi (2012), Golshan et al. (2012), komite audit. Kualitas audit yang terdiri dari
Husaini (2013) dan Desender (2007). bebas, memiliki pengetahuan dan
H1: Proporsi komisaris independen memiliki pengalaman ilmu akuntansi dan keuangan
pengaruh terhadap manajemen risiko serta cerdas sehingga tugas dalam
pengawasan dapat berjalan dengan baik dan
Ukuran Dewan Komisaris adil (Husaini, 2013). Adanya desakan yang
Dewan komisaris berfungsi cukup banyak agar membuat suatu komite
melaksanakan pengawasan serta bertanggung manajemen risiko. Komite manajemen risiko
jawab atas peninjauan terhadap kebijakan dilihat sebagai bantuan dan nilai lebih saat
manejemen, alur pengelolaan pada auditor melakukan memonitoring risiko
umumnya, tentang emitmen maupun internal, sehingga auditor akan memutuskan
perusahaan publik serta memberi petuah untuk mengurangi kerugian reputasi dan
kepada direksi (Peraturan Otoritas Jasa tidak berhasilnya audit (Subramaniam et a.,
Keuangan No 33, 2014). 2009).
Dewan komisaris harus Sanusi et al. (2017), Mockhtar &
memperhatikan jumlah dari anggota dewan Mellet (2014), Agustina (2014), Sari (2013),
komisaris untuk melaksanakan tugasnya Husaini (2013), Syifa (2013), Putri (2013),
secara efektif karena makin banyak anggota Wardhana (2013), Golshan et al. (2012),
membuat kekuasaan yang lebih dalam Jatiningrum dan Fauzi (2012), Oliveira et al
pengendalian karena memiliki kekuatan (2011), Desender (2009) menunjukkan
dalam fungsi pengawasan karena terdapat bahwa tahap implementasi manajemen risiko
sumber daya yang besar (Subramaniam et al., secara positif dipengaruhi oleh kualitas
2009), sehingga diharapkan dapat bertukar komite audit. Sedangkan Raymond (2016),
keahlian, pikiran, informasi dan lebih mudah Sulityaningsih dan Gunawan (2016), Febryna
dalam mengawasi kebijakan dan laporan (2015) yang menyatakan bahwa kualitas
serta mendorong untuk penerapan komite audit tidak berdampak terhadap
manajemen risiko dan menentukan manajemen risiko.
keberadaan komite manajemen risiko. H3: Kualitas komite audit memiliki pengaruh
Arifina (2017), Mokhtar & Mellet terhadap manajemen risiko
(2014), Raymond (2016), Husaini (2013),
dan Jatiningrum & Fauzi (2012) menyatakan Kepemilikan Institusional
ukuran dewan komisaris berdampak positif Menurut Tarjo (2008), kepemilikan
terhadap manajemen risiko. Sedangkan jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh
Agustina (2014), Febryna (2015), Ravana et instansi keuangan maupun instusi lain
al., (2014), Elzahar dan Hussainey (2012), disebut sebagai kepemilikan institusional.
Donnelly dan Mulcahy (2008), Bassett et al., Kepemilikan institusional mempunyai makna
(2007), Cheng dan Courtenay (2006) yang utama untuk mengawasi manajemen
membuktikan bahwa variabel ini tidak dan menganjurkan penguatan dalam hal
berdampak terhadap manajemen risiko. pengamatan yang maksimal.
H2: Ukuran dewan komisaris memiliki Saat ini external stakeholder seperti
pengaruh terhadap manajemen risiko kepemilikan institusional akan meminta
informasi tentang risiko yang dilakukan
Kualitas Komite Audit perusahaan. Investor institusional
Mekanisme good corporate mempunyai kesanggupan lebih besar untuk
governance memiliki salah satu unsur yang mengendalikan kebijakan manajemen risiko
penting yaitu komite audit. Penyusunan perusahaan (Liebienberg et al., 2003).
laporan keuangan haruslah memiliki Tekanan dari pada pemangku kepentingan ini
kredibilitas yang tinggi sehingga dapat akan menjadi lebih intens ketika mereka akan
menjadi alat untuk mengawasi operasional menyetujui rencana modal untuk

40
Global Financial Accounting Journal, Vol. Vol. 4, No. 1, April 2020
ISSN: 2655-836X
pengalokasian modal, mengembangkan (2013), Wardhana (2013), Syifa (2013), Sari
strategi bisnis dan dalam menetapkan (2013), Anisa (2012), Oliveira et al., (2011),
toleransi risiko perusahaan sehingga Pendapat Beastly et al., (2005) ukuran
perusahaan akan cenderung untuk membuat perusahaan memiliki pengaruh positif
komite manajemen risiko untuk mengatasi terhadap manajemen risiko. Sebaliknya,
risiko kedepannya. Hal ini membuat Sulistyaningsih dan Gunawan (2016),
perusahaan yang dipegang lebih oleh Agustina (2014), Arifina (2017) dan
kepemilikan institusional cenderung Mubarok (2013) menyatakan ukuran
memberikan infomasi secara sukarela dalam perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap
laporan tahunan mereka dan memastikan manajemen risiko.
mereka bertindak demi kepentingan H5: Ukuran perusahaan memiliki pengaruh
pemegang saham (Ghazali & Weetman, terhadap manajemen risiko
2006). Sanusi et al., (2017) Hoyt et al.
(2006) menemukan bahwa kepemilikan METODE PENELITIAN
institusional berpengaruh terhadap Analisi regresi logistik merupakan
manajemen risiko. Sedangkan Golshan et al. metode analisis yang akan diterapkan pada
(2012), Kristiono dan Al Azhar, et al. (2014), penelitian ini, dikarenakan variabel
Fathimiyah (2012), Siswanto (2013), Rizki dependennya berskala nominal (dummy
(2013) Oliveira et al. (2011) menyatakan variable). Data sekunder merupakan data
kepemilikan institusional tidak memiliki dipakai untuk penelitian yang didapat peneliti
pengaruh terhadap manajemen risiko. secara indirect atau menggunakan media
H4: Kepemilikan instititusional memiliki perantara (Indriantoro & Supomo, 2009).
pengaruh terhadap manajemen risiko Peneliti menggunakan laporan keuangan
tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa
Ukuran Perusahaan Efek Indonesia dari tahun 2015 sampai 2017.
Ukuran perusahaan diukur melalui Sampel pada perusahaan harus memiliki
jumlah asetnya. Dalam hal aset, perusahaan laporan keuangan yang telah diaudit serta
skala besar memiliki jumlah aset yang juga menggunakan mata uang rupiah yang
besar. Hal ini menggambarkan dalam diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia, serta
pendanaan, perusahaan besar memiliki lebih data yang lengkap dan tidak melakukan
banyak akses untuk menyediakan pendaaan delisting dari tahun 2015 hingga 2017 .
melalui pasar modal. Kecendurangan untuk
menggunakan dana eksternal juga akan Variabel Dependen
meningkat seiring dengan meningkatkan Desender (2009) dan Liebenberg &
ukuran perusahaan (Mirawati, 2014). Hoyt (2003) menggunakan adanya komite
Perusahaan yang memiliki ukuran manajemen risiko pada suatu perusahaan
yang besar juga mengarah untuk menerapkan sebagai proksi manajemen risiko. Pengukuran
praktek tata kelola lebih tepat dibandingkan variabel ini adalah bila perusahaan ada
perusahaan dengan ukuran kecil disebabkan komite manajemen risiko lalu akan diberikan
kian besar perusahaan akan kian besar pula nilai 1. Apabila perusahaan tidak ada komite
resiko yang akan dijalani. Hal ini manajemen risiko lalu diberi nilai 0.
berhubungan dengan tingginya tangungjawab
perusahan kepada para pemegang saham Variabel Independen
karena mempunyai saham yang lebih banyak. Variabel independent yang digunakan
Konsekuensinya perusahaan yang lebih besar dalam penelitian ini yaitu:
lebih memungkinkan untuk membentuk 1. Proporsi Komisaris Independen
komite manajemen risiko guna melewati Menurut Husain (2013) dalam
risiko yang ada (Badriyah et al., 2015). meningkatkan kualitas pengawasan
Febryna (2015), Kristiono dan Al diperlukannya kehadiran dewan komisaris
Azhar et al. (2014), Mokhtar dan Mellett independen karena tidak mempunyai afiliasi

41
Global Financial Accounting Journal, Vol. Vol. 4, No. 1, April 2020
ISSN: 2655-836X
pada perusahaan maka dapat mengambil Kantor Akuntan Publik yang termasuk dalam
langkah secara bebas dan tidak terikat. KAP Big Four akan diberikan nilai 1, namun
Proporsi komisaris independen mempunyai jika memakai jasa auditor eksternal selain
pengaruh terhadap tingkat perhatian risiko KAP Big Four lalu akan diberikan nilai 0.
yang akan dihadapi perusahaan karena
bertanggungjawab dalam melakukan 4. Kepemilikan Institusional
pengawasan atas penerapan tata kelola Kepemilikan jumlah saham
perusahaan. Menurut Husain (2013), Jamei perusahaan oleh instansi seperti perusahaan
(2017), Desender (2009) dan proporsi perusahaan reksa dana, perusahaan dana
komisaris independen dapat dihitung sebagai pensiun, perusahaan investasi, perusahaan
berikut: asuransi disebut kepemilikan institusional
Jumlah Komisaris Independen (Bernandhi, 2013).
PKI =
Jumlah Keseluruhan Dewan Komisaris Upaya pengamatan yang sangat ketat
oleh kelompok pemodal instansi dibutuhkan
2. Ukuran Dewan Komisaris jika tingkat kepemilikan institusional yang
Memastikan perusahaan menerapkan tinggi guna menghalangi perilaku
manajemen risiko yang efetif merupakan kecurangan. Rumus untuk mengukur
salah satu peran dewan komisaris. Menurut kepemilkan institusional:
Desender (2007) besarnya ukuran dewan
Jumlah Saham Institusional
komisaris dapat menguatkan kualitas KI =
penerapan manajemen risiko dengan adanya Total Saham Beredar
pertukaran informasi dan keahlian satu sama
lain. Pengukuran ukuran dewan komisaris 5. Ukuran Perusahaan
bisa dihitung dengan besarnya total anggota Klasifikasi besar atau kecilnya
yang terdapat pada dewan komisaris pada perusahaan bisa dibagi dengan ukuran
perusahaan (Husain, 2013). perusahaan. Perusahaan yang lebih besar
lebih cenderung menerapkan konsep
3. Kualitas Audit manajemen risiko terpadu daripada
Memelihara kredibilitas pada setiap perusahaan yang lebih kecil. Menurut
proses pembuatan laporan keuangan dan Golshlan & Rasid (2013) mengukur ukuran
pengawasan terhadap kebijakan perusahaan perusahaan adalah Natural Logaritma
merupakan tugas dari komite audit terhadap total aset perusahaan.
(Rachmawati, 2017). Menurut Husain (2013)
karakteristik komite audit dapat dihitung Ukuran perusahaan
dengan melihat reputasi audit yang digunakan = Ln (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡)
suatu perusahaan. Perusahaan yang memakai

HASIL PENELITIAN
Statistik Deskriptif
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Statistik Deskriptif
Variabel
Minimum Maksimum Rata-Rata Std. Deviasi
Proporsi komisaris independen 0.25 0.50 0.39 0.0791
Ukuran dewan komisaris 2.00 7.00 3.77 1.389
Kepemilikan institusional 0.00 1.00 0.5497 0.2879
Ukuran perusahaan (Jutaan) 28,864 61,433,000 18,585,233, 23,865,320,
N (Jumlah data) 932
Sumber: Data sekunder diolah (2019)

42
Global Financial Accounting Journal, Vol. Vol. 4, No. 1, April 2020
ISSN: 2655-836X
Hasil uji statistik menunjukkan pada Variabel ukuran perusahaan
tabel 1 rata-rata komposisi komisaris mempunyai total aset rata-rata Rp
independen bernilai 0.39 atau 39%. 18,585,233,847,639. Berdasarkan peraturan
Berdasarkan peraturan OJK yang terdapat pada Badan Pengawas Pasar
33/POJK.04/2014 paling sedikit perusahaan Modal XI/PM/1997 setidaknya total asset
mempunyai 30% dari total keseluruhan perusahaan melebihi 100 Milyar akan
komisaris. Berdasarkan uji statistik deskriptif tergolong kedalam perusahaan besar.
ini menerangkan bahwa syarat yang tertera Maknanya bahwa rata-rata perusahaan yang
dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan tercatat pada Bursa Efek Indonesia
telah dipenuhi oleh perusahaan di Indonesia. merupakan perusahaan yang digolongkan
Variabel ukuran dewan komisaris ukuran besar yang mempunyai total asset
memiliki nilai minimum 2 dan nilai melebihi dari 100 Milyar.
maksimum 7 dengan rata-rata 4 anggota. Hasil uji statistik deskriptif pada tabel
Berdasarkan peraturan OJK nomor 1, kepemilikan institusional memiliki rata-
33/POJK.04/2014 jumlah dewan komisaris rata nilai sebesar 54.97% yang menunjukkan
yang wajib dimiliki oleh perusahaan adalah 2 mayoritas saham perusahaan yang tercatat di
orang. Hal ini menunjukkan bahwa syarat Bursa Efek Indonesia dimiliki setengahnya
yang tertera dalam peraturan Otoritas Jasa oleh institusi.
Keuangan telah dipenuhi oleh perusahaan di
Indonesia.

Tabel 2
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dummy
Variabel Kategori Frekuensi Persentase
Kualitas audit 0 = Non Big 4 664 71.2%
1 = Big 4 268 28.8%
Sumber: Data sekunder diolah, 2019.

Pada Tabel 2 menjelaskan frekuensi menunjukkan bahwa 664 sampel data atau
big four mengaudit perusahaan sebesar sebesar 71.2% diaudit oleh Kantor Akuntan
28.8% atau setara 268 sampel data dari Publik yang bukan anggota dari KAP big
jumlah data pengujian. Hasil penelitian juga four.

Tabel 3
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel dependen
Variabel Kategori Frekuensi Persentase
Manajemen risiko 0= Tidak memiliki Komite manajemen 622 66.7%
risiko
1 = Memiliki komite manajemen risiko 310 33.3%
Sumber: Data sekunder diolah, 2019.

Pada hasil pengujian statistik komite manajemen risiko lebih besar yaitu
menunjukkan perusahaan yang terdapat 66.7%. Menunjukkan kesadaran perusahaan
komite manajemen risiko sebesar 33.3%. masih kurang akan pentingnya manajemen
Sedangkan perusahaan yang belum memiliki risiko dalam suatu perusahaan.

2
Global Financial Accounting Journal, Vol. Vol. 4, No. 1, April 2020
ISSN: 2655-836X
Uji Multikoliniearitas
Tabel 4
Hasil Uji Multikoliniearitas
Collinearity Statistics
Variabel
Tolerance VIF
Proporsi komisaris independen 0.976 1.025
Kualitas komite audit 0.796 1.256
Ukuran dewan komisaris 0.789 1.267
Ukuran perusahaan 0.710 1.409
Kepemilikan institusional 0.983 1.018
Sumber: Data sekunder diolah (2019).

Pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa model penelitian ini tidak ada
nilai VIF kurang dari 10, hal ini berarti multikolonieritas antar variabel.

Analisis Regresi Logistik


Uji hipotesis ini diterapkan untuk Goodness of Fit Test, uji t dan uji R square
melihat hasil uji Hosmer and Lemeshow’s (Nagelkerke R Square).

Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test


Tabel 5
Hasil Uji Hosmer and Lemeshow
Effect Test Sig.
Hosmer and Lemeshow 0.237
Sumber: Data sekunder diolah (2019).

Tabel di atas memperlihatkan nilai nilai observasinya, dan model regresi ini
yang dihasilkan adalah 0.237 yang berarti > dianggap tepat dan dapat dipakai untuk
0.05. Hasil ini menerangkan tidak terdapat pengujian selanjutnya
perbedaan signifikan antara model dengan

Uji t
Tabel 6
Hasil Uji t
Variabel Koefisien Prob. Kesimpulan
Kontanta -12.805 0.000
Proporsi komisaris independen -1.216 0.212 Tidak signifikan
Ukuran dewan komisaris 0.014 0.813 Tidak signifikan
Kualitas audit -0.612 0.000 Signifikan negatif
Ukuran perusahan 0.438 0.000 Signifikan positif
Kepemilikan institusional 0.745 0.008 Signifikan positif
Sumber: Data sekunder diolah (2019).

a. Proporsi Komisaris Independen dalam peningkatan manajemen risiko pada


Terhadap Manajemen Risiko (H1) perusahaan (Meizaroh, 2011). Keberadaan
Berdasarkan Tabel 6, hasil penelitian komisaris independent tidak banyak
menerangkan bahwa proporsi komisaris mendorong perusahaan untuk membuat
independen tidak memiliki pengaruh pada komite manajemen risiko, karena dapat
manajemen risiko yang menunjukkan bahwa dilihat dari masih sedikit perusahan yang
adanya komisaris independen hanya sebatas mempunyai komite manajemen risiko di
untuk memenuhi kriteria dari good corporate Indonesia.
governance tetapi tidak cukup berperan

2
Global Financial Accounting Journal, Vol. Vol. 4, No. 1, April 2020
ISSN: 2655-836X
Hasil penelitian yang sama juga Oliveira et al (2011), Desender (2009), Lopes
ditunjukkan oleh Sanusi, et al., (2017), & Rodrigues (2007).
Arfina (2017), Al-Maghzom et al. (2016),
Lofti and Malgharni (2013), Sari (2013), d. Kepemilikan Instititusional Terhadap
Agustina (2014), Jatiningrum & Fauzi Manajemen Risiko (H4)
(2012), Golshan et al., (2012), Husaini Hasil penelitian menunjukkan
(2013), Meizaroh (2011) dan Desender signifikan positif terhadap manajemen risiko.
(2007) yang menyatakan komisaris Hal ini menunjukkan besarnya kepemilikan
independen tidak berpengaruh terhadap institusional berdampak pada manajemen
manajemen risiko. risiko perusahaan dan mengurangi konflik
keagenan. Kepemilikan institusional
b. Ukuran Dewan Komisaris Terhadap dianggap mampu memainkan peran dalam
Manajemen Risiko (H2) memantau sehingga akan menganjurkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan untuk bisa memberikan informasi
ukuran dewan komisaris tidak memiliki tambahan secara sukarela, salah satunya
pengaruh terhadap manajemen risiko yang dengan cara membentuk komite manajemen
disebabkan oleh keahlian dewan komisaris risiko. Hasil tersebut konsisten dengan
yang sudah berpengalaman sehingga lebih penelitian sebelumnya yaitu sejalan dengan
efektif dan detail dalam memperhatikan penelitian sebelumnya Hoyt et al (2006),
risiko yang ada di perusahaan dan merasa Sanusi et al (2017).
tidak memerlukan komite manajemen risiko
dalam mengelola risiko yang ada di e. Ukuran Perusahaan Terhadap
perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten Manajemen Risiko (H5)
dengan peneliti sebelumnya Tai et al. (2018), Hasil penelitian menerangkan
Agustina (2014), Febryna (2015), Ravana et pengaruh signifikan positif terhadap
al. (2014), Elzahar & Hussainey (2012), manajemen risiko. Jenis ukuran perusahaan
Donnelly & Mulcahy (2008), Bessett et al. baik besar maupun kecil diharapkan bisa
(2007), Cheng & Courtenay (2006). mengidentifikasikan muslihat maupun risiko
yang mungkin bisa berlangsung pada
c. Kualitas Komite Audit Terhadap perusahaan. Perusahaan yang tergolong
Manajemen Risiko (H3) ukuran besar akan menerapkan tata kelola
Hasil penelitian menunjukkan negatif yang ketat dibandingkan perusahaan yang
terhadap manajemen risiko. KAP Big four tergolong ukuran kecil, hal ini akan membuat
telah mempunyai popularitas yang sangat perusahaan yang tergolong ukuran besar akan
baik dalam menyajikan kualitas audit bagi menganggap manajemen risiko ialah hal
perusahaan, dampaknya perusahaan yang yang utama untuk diperhatikan sehingga
menggunakan KAP Big Four cenderung tidak akan mengarahkan perusahaan agar membuat
membuat komite manajemen risiko komite manajemen risiko sebagai daya tarik
disebabkan auditor eksternal tersebut merasa juga bagi investor. Hasil penelitian sejalan
sudah bisa menangani risiko yang ada pada dengan penelitian Dupire dan Slagmulder
perusahaan. Hal tersebut konsisten dengan (2017), Febryna (2015), Kristiono dan Al
hasil penelitan Sanusi et al (2017), Mockhtar Azhar et al. (2014), Mokhtar dan Mellett
& Mellet (2014), Agustina (2014), Sari (2013), Wardhana (2013), Syifa (2013),
(2013), Husaini (2013), Syifa (2013), Putri Oliveira et al. (2011), Subramaniam et al.
(2013), Wardhana (2013), Golshan et al (2009), Beastly et al. (2005).
(2012), Jatiningrum dan Fauzi (2012),

45
Global Financial Accounting Journal, Vol. Vol. 4, No. 1, April 2020
ISSN: 2655-836X
Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Tabel 7
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Variabel dependen NagelkerkeR Square Cox & Snell R Square
Manajemen Risiko 0.203 0.146
Sumber: Data sekunder diolah (2019).

Pada regresi ini, nilai nagelkerke R ukuran perusahaan, manajemen risiko


square adalah 0.203. Hal ini menerangkan mampu menerangkan variabel manajemen
variabel independen proporsi komisaris risiko sebesar 20%, dan sebesar 80% dapat
independen, ukuran dewan komisaris, dijelaskan oleh faktor lain di luar model yang
kualitas audit, kepemilikan institusional, tidak digunakan pada penelitian ini.

KESIMPULAN
Tujuan penelitian ini adalah risiko. Hal ini menunjukkan bahwa KAP Big
menganalisis faktor yang mempengaruhi four memiliki reputasi yang baik dalam
manajemen risiko. Proporsi komisaris mengevaluasi perusahaan, sehingga merasa
independen, ukuran dewan komisaris, tidak membutuhkan komite manajemen
kualitas audit, kepemilikan institusional dan risiko untuk membantu mengelola risiko
ukuran perusahaan merupakan variabel yang terdapat pada perusahaan.
independen pada penelitian ini. Berdasarkan Kepemilikan institusional memiliki
hasil pengujian dan pembahasan, maka dapat pengaruh signifikan positif terhadap
disimpulkan bahwa, manajemen risiko. Hal ini menunjukkan
Proporsi komisaris independen tidak bahwa kepemilikan insitusional yang besar
memiliki pengaruh terhadap manajemen akan mendorong untuk lebih memperhatikan
risiko. Hal ini dikarenakan adanya komisaris manajemen risiko dalam pengambilan
independen hanya untuk memenuhi peraturan keputusan perusahaan agar tidak terjadi
untuk good corporate governance dan penyimpangan pada manajemen dan bisa
sehingga kemungkinan adanya manajemen mengelola risiko dengan tepat.
risiko pada perusahaan masih kecil. Ukuran perusahaan memiliki
Ukuran dewan komisaris tidak pengaruh signifikan positif terhadap
memiliki pengaruh terhadap manajemen manajemen risiko. Perusahaan dengan
risiko. Hal ini mungkin disebabkan dewan ukuran yang besar akan menganggap
komisaris yang sudah memiliki pengalaman, manajemen risiko adalah hal yang sangat
sehingga dewan komisaris merasa cukup penting dan merupakan daya tarik bagi para
untuk melakukan pengawasan dan tidak investor, sehingga kian besar ukuran suatu
membutuhkan komite manajemen risiko perusahaan akan lebih perhatian terhadap
sebagai bentuk dalam mengawasi dan manajemen risiko, dan mengarahkan untuk
mengelola risiko yang ada. membentuk komite manajemen risiko.
Kualitas audit memiliki pengaruh
signifikan negatif terhadap manajemen

Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa manajemen risiko. Nilai variabel manajemen
keterbatasan yaitu penelitian ini risiko yang di ukur menggunakan variabel
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dummy dianggap kurang mewakili
digunakan belum dapat membuktikan secara penerapan manajemen risiko.
jelas tentang faktor yang mempengaruhi

46
Global Financial Accounting Journal, Vol. Vol. 4, No. 1, April 2020
ISSN: 2655-836X
Rekomendasi
Berikut rekomendasi yang bisa di Subramaniam et al. (2015) seperti leverage,
sampaikan untuk penelitian selanjutnya jenis industri dan account receivable .
adalah Pengukuran manajemen risiko bisa Pada penelitian ini menggunakan data
menggunakan cara lain seperti ERM Frame sekunder, diharapkan pada penelitian
work by COSO, dan menambah variabel selanjutnya memakai data primer dengan
independen yang berbeda sebagai tambahan survey kuesioner atau wawancara mendalam
namun sudah dijelaskan di model penelitian agar memberikan wawasan yang lebih
bermakna terhadap temuan-temuan baru.

Implikasi Manajerial
Manajemen risiko merupakan hal komite manajemen risiko agar bisa mengatasi
yang perlu diperhatikan pada jaman sekarang risiko yang mungkin dihadapi kedepannya
dimana ekonomi yang mudah berubah-rubah. agar perusahaan bisa bertahan dengan
Manajemen risiko dapat menghasilkan value kondisi yang tidak menentu.
added untuk perusahaan dan merupakan Kualitas audit memiliki pengaruh
bagian dalam proses pengambilan keputusan. signifikan negatif terhadap manajemen
Penelitian ini menerangkan bahwa risiko. Perusahaan yang memakai jasa audit
perusahaan yang memiliki komite Big Four memiliki lebih banyak keahlian
manajemen risiko masih sangat rendah. dalam membantu perusahaan untuk
Masih rendahnya kesadaran perusahaan menerapkan manajemen risiko. Hal ini
untuk membuat komite khusus untuk sangat menguntungkan pihak perusahaan
menangani risiko yang ada, padahal dengan karena Big Four mengambil tindakan yang
manajemen risiko dapat menghindari diperlukan dengan memastikan kualitas
kerugian yang sangat besar karena tertinggi pelaporan keuangan sesuai dengan
penanganan yang lebih baik atas tugas-tugas peraturan dan standard, namun lebih baik
berisiko. Ketika manajemen risiko meresapi perusahaan juga membentuk komite
seluruh perusahaan, maka dapat mendorong manajemen risiko sebagai bentuk
manajemen lebih waspada setiap pengelolaan risiko perusahaan, sehingga
pengambilan keputusan. tidak bergantung pada pihak eksternal dalam
Peran dari tata kelola perusahaan juga mengawasi dan mengelola risiko.
sangat utama dalam penentu manajemen Hasil penelitian menerangkan
risiko pada perusahaan. Komposisi komisaris kepemilikan institusional memiliki pengaruh
independen ialah bagian yang penting agar signifikan positif terhadap manajemen risiko.
membantu perusahaan menerapkan Tingkat kepemilikan institusional dapat akan
manajemen risiko. Sebaiknya perusahaan meningkatkan pengawasan terhadap
harus lebih memperhatikan jumlah dan latar kebijkan-kebijakan dan laporan yang
belakang dalam menentukan komisaris diberikan perusahaan serta pengelolaan
independen, karena komisaris independen risiko. Sebaiknya perusahaan
akan mengevaluasi perusahaan dan kebijakan mempertahankan komposisi kepemilikan
perusahaan sehingga bisa mengurangi institusional yang cukup besar karena pihak
konflik keagenan pada perusahaan serta sadar tersebut akan lebih memperhatikan dalam
akan pentingnya pengelolaan manajemen pengelolaan risiko dan mendorong membuat
risiko yang baik. komite manajemen risiko. Namun,
Penetapan jumlah dari dewan perusahaan yang memiliki kepemilkan
komisaris bagi perusahaan harus lebih institusional yang rendah juga harus
diperhatikan dari segi latar belakang dan menyadari pentingnya membuat komite
pengalaman, sehingga dewan komisaris akan manajemen risiko sebagai bentuk
mendorong perusahaan menerapkan pencegahan risiko yang akan tejadi.
manajemen risiko dengann membentuk

47
Global Financial Accounting Journal, Vol. Vol. 4, No. 1, April 2020
ISSN: 2655-836X
Hasil penelitian menerangkan ukuran membantu perusahan untuk bisa bertahan
perusahaan memiliki pengaruh signifikan dengan kondisi yang tidak menentu.
positif terhadap manajemen risiko. Kian Secara keseluruhan corporate
besar ukuran suatu perusahaan, akan semakin governance ialah salah satu elemen utama
besar pula asset yang dimiliki perusahaan dalam peningkatan efisiensi ekonomi dan
akan membuat perusahan besar tersebut kelangsungan perusahaan dalam pengelolaan
harus lebih ketat dalam mengelola risiko risiko. Tata kelola yang tepat dan
yang ada, karena semakin banyak asset yang menerapkan prinsip tata kelola perusahaan
dimiliki maka lebih banyak pula risiko yang yaitu transparasi, akuntabilitas, tanggung
akan dijalani kemudian. Seharusnya jawab dan independensi akan menimbulkan
perusahaan yang memiliki ukuran manajemen risiko yang baik pula.
perusahaan yang besar mampu Keterkaitan ini akan memberikan landasan
mempertahankan perhatiannya tehadap risiko yang kuat dan tidak terpisahkan dari
yang ada sehingga perusahaan terdorong pelaksanaan tata kelola perusahaan terutama
untuk mengimplementasikan tatakelola yang pengelolaan manajemen risiko sehingga
tepat dengan membentuk komite manajemen dapat menjadi sarana dalam mewujudkan
risiko. Perusahaan besar maupun kecil tujuan perusahaan atas keberhasilan usaha
sebaiknya melihat manajemen risiko sebagai yang tidak tergantikan, manajemen yang
daya tarik bagi para investor dan juga akan efektif dan kelangsungan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, C. H. (2014). Pengaruh Kompetisi, Institusional, Kebijakan Deviden,
Corporate Governance, Struktur Leverage dan Ukuran Perusahaan
Kepemilikan Terhadap Pengungkapan terhadap Nilai Perusahaan. Semarang:
Risiko. Diponegoro Journal of Universitas Diponegoro.
Accounting, Vol. 3 (4), 1-13. Beasley, M. S., Clune, R., & Hermanson, D.
Ahmad, R. A., Abdullah, N., Jamel, N. S., & R. (2005). Enterprise risk management:
Omar , N. (2015). Board Characteristics An empirical analysis of factors
and Risk Management and Internal associated with the extent of
Control Disclosure Level: Evidence implementation. Journal of Accounting
from Malaysia. Procedia Economics and and Public Policy, 24(6), 521–531.
Finance. 31, 601-610. http://doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2005.
Akbar, S., Kharabsheh, B., Hughes, J. P., & 10.001
Ali Shah, S. Z. (2017). Board structure Bassett, M., Koh, Ping-Sheng, & Tutticci, I.
and corporate risk taking in the UK (2007). The Association between
financial sector. International Review of employee stock option disclosures and
Financial Analysis, Pages 101-110. corporate governance: Evidence from an
Arifina, Yessi. (2017). Peran Tata Kelola enchanced disclosure regime. The
Perusahaan dan Risiko Pelaporan British Accounting Review, Vol. 39(4),
Keuangan dalam Pembentukan Komite 303-322.
Manajemen Risiko yang Terpisah. Cheng E. C. M. & Courtenay S. M. (2006).
Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. XVI (1). Board Composition, Regulatory Regime
Badriyah, N., Sari, R. N., & Basri, Y. M. and Voluntary Disclosure. The
(2015). The Effect of Corporate International Journal fo Accounting, 41
Governance and Fim Characteristics on (3), 262-289.
Fim Performance and Risk Management COSO (Committee of Sponsoring
as an Invertening Variable. Procedia Organizations of the Treadway
Economic and Finance, 31, 868-875. Commission) (2009). Effective
Bernandhi, Riza (2013). Pengaruh Enterprise Risk Oversight: The Role of
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Board of Directors. 〈www.coso.org).

48
Global Financial Accounting Journal, Vol. Vol. 4, No. 1, April 2020
ISSN: 2655-836X
Desender, K. (2007). On the Determinants of multivariate dnegan program SPSS.
Enterprise Risk Management Semarang: Badan Penerbit Universitas
Implementation. Managing Worldwide Diponegoro.
Operations & Communications with Golshan, N. M., & Rasid, S. Z. (2012).
Information Technology, 115. Determinants of Enterprise Risk
Desender, K., & Lafuente, E. (2009). The Management Adoption: An Empirical
Influence of Board Composition, Audit Analysisof Malaysian Public Listed
Fees and Ownership Concentration on Firms. World Academy of Science,
Enterprise Risk Management. SSRN Engineering and Technology, 62.
Electronic Journal. Huang, Y.S. & Wang, C.-J., (2014).
Drew, S. A., & Kendrick, T. (2005). Risk Corporate Governance and Risktaking of
Management: The Five Pillars of Chinese Firms: The Role of Board Size,
Corporate Governance. Journal of International Review of Economics and
General Management , 31 (2), 19 - Finance.
36. Husaini., Saiful., Fadli., & Aisya S. (2013).
Donnelly, R., & Mulcahy M. (2008). Corporate Governance and Enterprise
Ownership and Voluntary Disclosure in Risk Management: An Empirical
Ireland. Evidence from The Unique Two Tier
Corporate Governance: An Boards System of Indonesia Public
International Review, 16, pp. 416-429. Listed Companies. Proceedings of World
Dupire, M., & Slagmulder, R. (2017). Risk Business and Social Science Research
Governance of Financial Institutions: The Conference.
Effect Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang.
of Ownership Structure and Board (2009). Metodologi Penelitian Bisnis
Independence. Finace Research untuk Akuntansi dan Manajemen Edisi
Letter, Vol. 28, 227 – 237. Pertama. Yogyakarta: BPFE
Elzahar, H. & Hussainey, K. (2012). Jamei, R. (2017). Tax Avoidance and
Determinants of narrative risk disclosures in Corporate Governance Mechanisms:
UK Interim Evidence from Tehran Stock Exchange.
Reports. Journal of Risk Finance, International Journal of Economics and
Vol. 13(2), 133-147. Financial Issues, 638-644.
Fathimiyah, Venny. (2012). Pengaruh Jatiningrum & Fauzi. (2012) Pengaruh
Struktur Kepemilikan Terhadap Risk Corporate Governance dan Konsentrasi
Management Kepemilikan pada Pengungkapan
Disclosure (Studi Survei Industri Enterprise Risk Management.FEA
Perbankan yang Listing di BEI tahun Universitas Lampung.
2008-2010). Symposium Nasional Kementrian Perindustrian Republik
Akuntansi XV. Indonesia (2019). Analisis
Febryna, Desi (2015). Pengaruh Karakteristik Perkembangan Industri. Edisi I.
Dewan Komisaris, Karakteristik Perusahaan Kleffner, A., Lee, R., & McGannon, B.
dan Pengendalian Eksternal Terhadap (2003). The Effect of Corporate
Keberadaan Risk Management Governance on The Use of Enterprise
Committee. Jurnal Akuntansi Bisnis. Risk Management Evidence from
Vol. 13(26). ISSN: 2541-5204. Canada. Risk Management and
Firth, M. and O.M. Rui. 2007. Voluntary Insurance Review, 6(1), 53-73.
Audit Committee Formation and Agency Komite Nasional Kebijakan Governance
Costs. International Journal of (KNKG). 2012. Pedoman Penerapan
Accounting, Auditing and Performance Manajemen Risiko Berbasis
Evaluation, 4 (2), 142-160 Governance. Jakarta: KNKG.
Ghozali, I. (2001). Aplikasi analisis Kritiono, Zulbahridar & AL Azhar. (2014).

49
Global Financial Accounting Journal, Vol. Vol. 4, No. 1, April 2020
ISSN: 2655-836X
Pengaruh Struktur Kepemilikan Struktur Haji.
Modal, dan Ukuran Perusahaan terhadap Mokhtar, E. S., & Mellet, H. (2013).
Risk Management Disclosure pada Competition, corporate governance,
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di ownership structure and risk reporting .
Bursa Efek Indonesia. JOM FEKON, Managerial Auditing Journal, 28(9) .838
Vol. 1 (2). – 865.
Krus, C.M., and H. L. Orowitz. 2009. The Mubarok, M. A. (2013). Pengaruh
Risk-Adjusted Board : How Should The Karakteristik Perusahaan dan
Board Manage Risk?. Corporate Mekanisme Corporate Governance
Governance Advisor, 17(2), 1-6. Terhadap Pengungkapan Risiko dala
Liebenberg, A. P., & Hoyt, R. E. (2003). The Laporan Keuangan Interim. Diponegoro
Determinants of Enterprise Risk Journal of Accounting.
Management: Evidence From the Nasution, M., & Setiawan, D. (2007).
Appointment of Chief Risk Officers. Pengaruh Corporate Governance
Risk Management and Insurance terhadap Manajemen di Industri
Review, 6(1), 37–52. Perbankan Indonesia. Simposium
Lofti, S., & Malgharni, A. M (2014). The Nasional Akuntansi X, Makasasar,
Relationship between Ownership AKPM-05.
Structure and Risk Management Neifar, Souhir, & Jarboui, Anis. (2017).
Evidence from Iran. International Corporate governance and operational
Journal of Academic Research in risk voluntary disclosure: evidence from
Business and Social Science, 4(2), 53- Islamic banks. Research in International
62. Business and Finance. Vol. 46, 43-54.
Lopes P. & Rodrigues L. L. (2007). Oliveira, J.S., L.L. Rodrigues, and R. Craig.
Accounting for Financial instruments: 2011a. Risk-related disclosure practices
An Analysis of the determinants of in the annual reports of Portuguese credit
disclosure in the Portuguese stock institutions: an exploratory study.
exchange. The International Journal of Journal of Banking Regulation, 12 (2),
Accounting, Vol. 42(1), 25-56. pp. 100-118
Maruhun, E. N. S., Abdullah, W. R. W., Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (2014),
Atan, R., & Yusuf, S. N. S. (2018). The Direksi dan Dewan Komisaris Emiten
Effects of Corporate Governance on atau Perusahaan Publik. Nomor:
Enterprise Risk Management: Evidence 33/PJOK.04/2014
from Malaysian Shariah-Compliant Putri, E. E. (2013). Pengaruh Komisaris
Firms. International Journal of Academic Independen, Komite Manajemen Risiko,
Research in Business and Social Reputasi Auditor dan Konsentrasi
Sciences, 8(1), 865–877. Kepemilikan Terhadap Pengungkapan
Meizaroh & Lucyanda, J. (2011). Pengaruh Enterprise Risk Management (Dimensi
Corporate Governance dan Konsentrasi COSO Erm Framework). Universitas
Kepemilikan pada Pengungkapan Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Enterprise Risk Management. Rachmawati, I. A. Br. (2017). Pengaruh
Simposium Nasional Akuntansi, XIV. Dewan Direksi, Dewan Komisaris,
Aceh: Universitas Bakrie Jakarta, pp. 1- Komite Audit dan Corporate Social
30. Responsibility terhadap Kinerja
Mirawati. (2014). Pengaruh Strukur Keuangan Perusahaan. Jurnal Akuntansi
Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan & Ekonomi FE. UN PGRI Kediri Vol. 2
terhadap Profitabilitas pada Perusahaan (2). ISSN: 2541-0180
Property dan Real Estate yang terdaftar Rasid, S. Z., Rahman, A. R., & Ismail, W. K.
di Bursa Efek Indonesia. Fakultas (2011). Management accounting and risk
Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali management in Malaysian financial

50
Global Financial Accounting Journal, Vol. Vol. 4, No. 1, April 2020
ISSN: 2655-836X
institutions An exploratory study. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang
Journal of Islamic Accounting and Memengaruhi Risk Management
Business Research, 2(2), 153-176. Disclosure (Studi Empiris pada
Raymond, A. H. (2016). Analisis Pengaruh Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Good Corporate Governance dan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
Konsentrasi Kepemilikan terhadap 2014. Journal UMS Vol.1(1).
Pengungkapan Enterporse Risk Syifa, L. (2013). Determinan Pengungkapan
Management. Fakultas Ekonomika Enterprise Risk Management pada
dan Bisnis Universitas Diponegoro. Perusahaan Manufaktur di Indonesia.
Riski, Afdal. (2013). Pengaruh Faktor-Faktor Accounting Analysis Journal. Vol.2(3),
Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan 286-294.
Institusi Domestik, Kepemilikan Institusi Tarjo. (2008). Pengaruh Konsentrasi
Asing, Kepemilikan Publik dan Tingkat Kepemilikan Institusional dan Leverage
Profitabilitas terhadap Risk Management terhadap Manajemen Laba, Nilai
Disclosure. Fakultas Ekonomi Pemegang Saham serta Cost of Equity
Universitas Bung Hatta. Capital. Simposium Nasional Akuntansi
Sanusi, Z. M., Nia, S. M., Roosle, A. N., XI.
Sari, R. N., & Harjitok, A. (2017). Tao, N. B., & Hutchinson, M. (2013).
Effects of Corporate Governance Corporate governance and risk
Structure on Enterprise Risk management: The role of risk
Management Practices in Malaysia. management and compensation
International Journal of Economics and committees. Journal of Contemporary
Financial Issues, 7(1), 6-13. Accounting & Economics, 9(1), 83-99.
Sari F, J. (2013). Implementasi Enterprise V.W. Tai, Y-H. Lai, T-H. Yang, (2018) .The
Risk Management pada Perusahaan Role of the Board and the Audit
Manufaktur Indonesia Lag. Accounting Committee in Corporate Risk
Analysis Journal. Vol. 2(2). Management, North American Journal of
Siswanto, Ekiana. (2013). Pengaruh Struktur Economics & Finance.
Kepemilikan dan Tingkat Profitabilitas Wardhana, A. A (2013). Pengaruh
terhadap Risk Managemetn Disclosure Karakteristik Perusahaan terhadap
pada Perusahaan manufaktur. Fakultas Tingkat Pengungkapan Risiko (Studi
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Empiris pada Perusahaan Non Keuangan
Yogyakarta. yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
Subramaniam, N., & Muttakin M. B (2015). Diponegoro Journal of Accounting Vol.2
Firm Ownership and board (3), 1-14. ISSN 2337-3806.
characteristics: Do they matter for Wu, J., Wu, Z., (2013) Integrated risk
corporate social responsibility disclosure management and product innovation in
of Indian Companies? Sustainability China: The moderating role of board of
Accounting, Management and Policy directors. Technovation, Vol. 34, 466-
Journal, 6(2), 138-165. 476.
Subramaniam, N., L. McManus, and Y-L. Chen, Y-W. Chuang, H-G. Huang, J-Y.
J.Zhang. (2009). Corporate Governance, Shih. (2019) The Value of Implementing
Firm Characteristics, and Risk Enterprise Risk Management: Evidence
Management Committee Formation in from Taiwan’s Financial Industry, North
Australia Companies. Managerial American Journal of Economics &
Auditing Journal, 24(4), 316-339. Finance
Sulistyaningsih & Gunawan, Barbara.

51

Anda mungkin juga menyukai