STIE Trisakti
ignes@dosen.stietrisakti.ac.id
Abstract: The purpose of this research is to analyze the influence of firm size,
profitability, firm growth, assets structure, tax paid, safety consideration, and
business risk toward capital structure and to analyze the influence of business risk
toward capital structure with managerial ownership as moderating variable,
among manufacturing companies included in the List of Islamic Securities.The
samples in this research are all of the manufacturing companies included in the
List of Islamic Securities, in the period 2010 until 2012. Only 50 companies meet
the criteria and taken as samples. The samples of this research collected using
purposive sampling and this research used multiple regression analysis to test the
hypothesis. The conclusion of this research shows that firm size, firm growth,
assets structure, safety consideration influence capital structure in the positive
sign while profitability and business risk influence capital structure in the negative
sign. On the other hand, tax paid do not influence capital structure. This research
also show that managerial ownership has proven as moderating variable that
strengthens the negative effect of business risk toward capital structure.
Keywords: firm size, profitability, firm growth, assets structure, tax paid, safety
consideration, business risk, managerial ownership, capital structure
195
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 18, No. 2 Desember 2017
Kata kunci: ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, struktur aset, tax paid,
safety consideration, risiko bisnis, kepemilikan manajerial, struktur
modal
196
ISSN: 1410 - 9875 Ignes Januar Cahyadi
dalam struktur keuangan jangka panjang seperti biaya hukum, dan biaya tidak langsung
perusahaan (Elim dan Yusfarita, 2010). berkaitan dengan pengurangan kepercayaan
penyedia dana dan penurunan nilai perusahaan.
Teori Miller dan Modigliani Semakin banyak hutang yang digunakan, maka
Miller dan Modigliani (1958) dalam semakin tinggi bankruptcy costs perusahaan
Mouamer (2011) menyatakan bahwa nilai tersebut. Agency cost pada teori ini merupakan
perusahaan yang memiliki hutang dengan biaya keagenan yang muncul dari hubungan
perusahaan yang tidak memiliki hutang adalah agen dan debtholders. Peningkatan jumlah
sama. Artinya, berapapun hutang perusahaan, hutang yang digunakan oleh perusahaan akan
nilai perusahaan akan tetap. Teori ini dikenal meningkatkan biaya pengawasan oleh
pula dengan sebutan capital structure debtholders untuk menjamin bahwa pokok
irrelevance yang mengandung mengandung hutang dan bunganya dapat dibayarkan tepat
pengertian bahwa tidak ada struktur modal yang waktu oleh perusahaan.
optimal. Inti dari teori yang dikembangkan oleh
Miller dan Modigliani (1958) adalah pemilihan Pecking Order Theory
komponen hutang ataupun ekuitas dalam Teori ini berusaha menjelaskan mengenai
struktur modal perusahaan tidak memiliki urutan preferensi perusahaan dalam keputusan
pengaruh yang material terhadap nilai pendanaannya. Perusahaan lebih menyukai
perusahaan. Teori ini memiliki kelemahan pendanaan internal atau berasal dari hasil
karena menggunakan beberapa asumsi yang operasi perusahaan (laba ditahan), dan apabila
tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. pendanaan eksternal diperlukan, maka
Asumsi yang digunakan adalah perfect capital perusahaan akan cenderung memilih untuk
market, symmetric information, tidak ada pajak menggunakan hutang jangka panjang
dan tidak ada biaya transaksi. dibandingkan penerbitan saham baru (Cosh dan
Hughes 1994 dalam Benkraiem dan Gurau
Trade-off Theory 2013).Strategi pendanaan berdasarkan pada
Trade-off theory mengemukakan bahwa pecking order theory memungkinkan
struktur modal perusahaan merupakan hasil manajemen untuk menjaga dan memelihara
keputusan rasional dengan mempertimbangkan kemandirian pengelolaan dan pengendalian
biaya dan manfaat penggunaan hutang. Manajer perusahaan karena sedikit melibatkan pihak
berusaha memaksimalkan nilai perusahaan eksternal (Jordan et al. 1998 dalam Bopkin dan
melalui rasio hutang optimal, dimana nilai marjin Arko 2009). Mayangsari (2001) menyatakan
keuntungan penerbitan hutang dapat menutupi bahwa pecking order theory mendasarkan
semua biaya yang dikeluarkan untuk pemilihan sumber pendanaan sesuai dengan
menerbitkan hutang (Myers, 2001 dalam Seppa, urutan risiko, yaitu laba ditahan, hutang dan
2008).Teori ini didasarkan pada tiga elemen terakhir penerbitan ekuitas.
keuangan yaitu tax shield, bankruptcy costs dan
agency costs (Viviani, 2008). Peningkatan Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal
jumlah hutang perusahaan akan mengurangi Ukuran perusahaan merupakan gambaran
kewajiban pajak yang harus dibayarkan melalui kemampuan finansial perusahaan dalam suatu
pengurangan biaya bunga pada saat periode tertentu. Ukuran perusahaan yang besar
menghitung earnings before tax perusahaan. dianggap sebagai suatu indikator yang
Biaya kebangkrutan terdiri dari biaya langsung menggambarkan tingkat risiko bagi investor
dan tidak langsung. Biaya langsung berkaitan untuk melakukan investasi pada perusahan
dengan administrasi proses kebangkrutan tersebut, karena jika perusahaan memiliki
197
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 18, No. 2 Desember 2017
kemampuan finansial yang baik, maka diyakini Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Modal
bahwa perusahaan tersebut juga mampu Menurut pecking order theory,
memenuhi segala kewajibannya serta perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang
memberikan tingkat pengembalian yang tinggi harus lebih banyak mengandalkan pada
memadai bagi investor. Besar kecilnya modal eskternal berupa hutang jangka panjang,
perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur dikarenakan modal yang berasal dari internal
modal, semakin besar perusahaan maka akan perusahaan (laba ditahan) tidak cukup untuk
semakin besar pula kesempatan melakukan menopang tingkat pertumbuhan tersebut
investasi dan memperoleh akses sumber dana. (Firnanti 2011). Menurut Brigham dan Erhardt
Ukuran perusahaan yang besar akan (2005) dalam Tomasila (2009), perusahaan
memudahkan perusahaan dalam memperoleh dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan
pendanaan karena pada umumnya mereka bergantung pada modal eksternal dikarenakan
memiliki fleksibilitas dan aksesbilitas yang tinggi dana internal perusahaan tidak mencukupi untuk
melalui pasar modal (Tomasila, 2009). mendukung pertumbuhannya yang tinggi, lebih
Perusahaan besar akan memiliki lower cost of lanjut floating cost untuk mengeluarkan saham
borrowing yang lebih kecil dibandingkan dengan lebih tinggi jika dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Hal inilah yang menyebabkan mengeluarkan obligasi. Berdasarkan penjelasan
perusahaan besar memiliki hutang yang lebih di atas, maka hipotesis yang diambil adalah
tinggi dibandingkan perusahaan kecil (Chen dan H3 Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif
Hammes 2003 dalam Indrawati dan Suhendro terhadap struktur modal.
2006). Berdasarkan penjelasan di atas, maka
hipotesis yang diambil adalah : Struktur Aset dan Struktur Modal
H1 Ukuran perusahaan berpengaruh positif Struktur asetberhubungan dengan jumlah
terhadap struktur modal. kekayaan yang dapat dijadikan jaminan
perusahaan. Perusahaan yang memiliki struktur
Profitabilitas dan Struktur Modal aset yang baik akan cenderung menggunakan
Pada pecking order theory dikemukakan hutang lebih banyak daripada perusahaan yang
bahwa terdapat hubungan negatif antara strukturasetnya buruk. Hal ini sejalan dengan
profitabilitas dan hutang perusahaan. pernyataan dalam trade-off theory, yang
Mayangsari (2001) menyatakan bahwa pada mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki
perusahaan yang memiliki profitabilitas yang struktur aset yang baik akan memilih high target
tinggi akan mendasarkan pemilihan sumber debt ratio(Dincergok dan Yalciner, 2011).
pendanaan sesuai dengan urutan risiko, yaitu Perusahaan yang memiliki jumlah kekayaan
laba ditahan, hutang dan terakhir penerbitan yang tinggi sebagai jaminan perusahaan akan
ekuitas. Perusahaan dengan kinerja keuangan lebih mudah memperoleh dana dari pihak
yang baik akan meminjam uang yang lebih eksternal, terutama hutang jangka panjang.
sedikit walaupun mempunyai kesempatan untuk Kreditur akan lebih percaya dan memilih
meminjam lebih banyak. Hal ini terjadi bukan mendanai perusahaan yang memiliki struktur
karena perusahaan tersebut mempunyai target aset yang baik karena tingkat keamanan yang
debt ratio yang rendah, tetapi disebabkan lebih tinggi. Tingkat keamanan ini tercermin
karena perusahaan memang tidak dalam suatu hal perusahaan mengalami gagal
membutuhkan dana dari pihak eksternal bayar, maka jaminan dari aset perusahaan
(Tomasila 2009). Berdasarkan penjelasan di dapat digunakan untuk mengembalikan dana
atas, maka hipotesis yang diambil adalah pinjaman dari kreditur tersebut. Berdasarkan
H2 Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penjelasan di atas, maka hipotesis yang diambil
struktur modal. adalah:
198
ISSN: 1410 - 9875 Ignes Januar Cahyadi
H4 Struktur aset berpengaruh positif terhadap tinggi pula karena tingkat gagal bayar bunga
struktur modal. relatif kecil. Berdasarkan penjelasan di atas,
maka hipotesis yang diambil adalah:
Tax Paid dan Struktur Modal H6 Safety Consideration berpengaruh positif
Sesuai dengan trade-off theory, terdapat terhadap struktur modal.
hubungan positif antara beban pajak dengan
debt ratio perusahaan. Perusahaan yang Risiko Bisnis dan Struktur Modal
memiliki jumlah beban pajak yang tinggi Risiko bisnis merupakan salah satu risiko
diharapkan dapat mempergunakan hutang yang dihadapi oleh perusahaan ketika
dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan menjalankan kegiatan operasinya (Gitman,
pendanaan lainnya untuk mendapatkan 2012), yaitu kemungkinan ketidakmampuan
keuntungan penghematan pajak (Karadeniz et perusahaan untuk mendanai kegiatan
al. 2009).Penghematan terjadi ketika operasionalnya. Tingkat risiko bisnis suatu
perusahaan menggunakan hutang sebagai perusahaan dipengaruhi oleh stabilitas
sumber pendanaan, maka timbul suatu pendapatan dan struktur biaya operasionalnya.
konsekuensi bahwa perusahaan harus Perusahaan yang menghasilkan laba
membayar prinsipal hutang tersebut beserta berfluktuasi setiap periodenya menunjukkan
beban bunga. Pembayaran beban bunga ini bahwa perusahaan tersebut tidak mempunyai
akan mengurangi penghasilan kena pajak kepastian untuk mengumpulkan dana yang akan
perusahaan. Konsep inilah yang menarik bagi digunakan untuk pembayaran hutang setiap
perusahaan yang memiliki tingkat pembayaran periodenya. Pada trade-off theory, target debt
pajak yang tinggi untuk memilih sumber ratio dari setiap perusahaan akan berbeda-beda,
pendanaan hutang dalam jumlah yang tinggi perusahaan yang tidak mempunyai risiko tinggi
pula. Berdasarkan penjelasan di atas, maka akan lebih memilih high target debt ratio,
hipotesis yang diambil adalah: sementara perusahaan yang berisiko tinggi akan
H5 Tax paid berpengaruh positif terhadap lebih memilih pendanaan selain hutang atau low
struktur modal. target debt ratio (Dincergok dan Yalciner 2011).
Perusahaan dengan fluktuasi laba yang tinggi
Safety Consideration dan Struktur Modal tersebut akan menyadari bahwa penggunaan
Safety consideration menunjukkan hutang akan penuh dengan risiko dan akan
kemampuan perusahaan dalam membayar kurang menguntungkan apabila dibandingkan
bunga pinjamannya kepada kreditur dengan dengan ekuitas, sehingga perusahaan akan
menggunakan pendapatan operasionalnya. lebih memilih menggunakan ekuitas untuk
Risiko dari penggunaan hutang oleh perusahaan memenuhi pendanaan perusahaan guna
adalah biaya bunga yang harus dibayarkan menghindari financial distress (Seftianne dan
setiap periodenya sebagai imbal hasil atas dana Handayani 2011).Berdasarkan penjelasan di
yang dipinjaman kepada debitur (Sarma et al. atas, maka hipotesis yang diambil adalah:
2010).Perusahaan yang berencana untuk H7 Risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap
menggunakan pendanaan hutang dalam jumlah struktur modal.
yang tinggi harus mempertimbangkan
kemampuannya untuk membayar bunga atas Kepemilikan Manajerial memoderasi pengaruh
pinjaman yang diterimanya. Apabila perusahaan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal
memiliki kemampuan membayar bunga yang Menurut Wuryaningsih (2004),
tinggi, maka perusahaan dapat menggunakan manajemen sebagai pengelola perusahaan akan
pendanaan dengan hutang dalam jumlah yang lebih menyukai pendanaan perusahaan selain
199
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 18, No. 2 Desember 2017
hutang karena manajemen memiliki sifat yang yang tidak dapat menghasilkan laba secara
tidak menyukai risiko (risk adverse). Semakin konsisten. Kepemilikan manajerial akan
tinggi kepemilikan oleh manajemen maka memperbesar kemungkinan penggunaan hutang
manajer akan semakin menjadi risk adverse, yang lebih rendah pada perusahaan yang
artinya dengan meningkatkan kepemilikan oleh memiliki risiko tinggi. Berdasarkan penjelasan di
manajer akan menyebabkan mereka semakin atas, maka hipotesis yang diambil adalah:
berhati-hati dalam menggunakan hutang dan H8 Kepemilikan manajerial memperkuat
menghindari perilaku oportunistik, karena pengaruh negatif risiko bisnis terhadap
mereka ikut menganggung konsekuensi dari struktur modal.
setiap pengambilan keputusannya.Adanya
hutang dalam jumlah tinggiakan membuat tugas METODE PENELITIAN
manajemen dalam menjalankan perusahaan
semakin berat, karena manajemen Data yang digunakan dalam penelitian ini
harusmenyediakan dana yang akan digunakan sebanyak 131 dengan prosedur pemilihan
untuk pembayaran bunga dan cicilan pinjaman sampel disajikan sebagai berikut:
setiap periodenya disaat kondisi perusahaan
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel
Keterangan Perusahaaan Data
Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam Daftar
61 183
Efek Syariah secara konsisten dari tahun 2010 - 2012
Perusahaan yang tidak menerbitkanlaporan keuangan
(1) (3)
pada tanggal 31 Desember
Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan
(10) (30)
dalam mata uang asing
Total perusahaan sampel sebelum uji outlier 50 150
Total data yang dikeluarkan karena uji outlier (19)
Total data yang digunakan dalam penelitian 131
200
ISSN: 1410 - 9875 Ignes Januar Cahyadi
tertentu. Mengacu pada penelitian Benkraiem Tingkat modal dari hutang (D) =
dan Guaru (2013), ukuran perusahaan
diproksikan dengan natural logaritma (ln) dari
total penjualan. Pengukuran ukuran perusahaan
yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan
Tingkat modal dari ekuitas (E) =
skala rasio.
201
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 18, No. 2 Desember 2017
202
ISSN: 1410 - 9875 Ignes Januar Cahyadi
Tabel 2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel Mean Std. Deviation Minimum Maximum
SIZE 27,690983 1,4203831 24,8096 32,4985
PROF 0,18812 0,0174318 -0,0140 0,0670
GROWTH 0,140531 0,1439559 -0,2810 0,5937
FAR 0,330135 0,1920059 0,0110 1,0000
TAX 0,253666 0,0659252 0,0736 0,5393
SAFETY 2,906373 1,6766061 0,1500 6,7428
RISK 0,033829 0,0354330 0,0006 0,2242
MOWN 2,482348 4,9390467 0,0000 17,9705
RISK*MOWN 0,121381 0,3073673 0,0000 1,7271
DER 0,206774 0,2095121 0,0014 0,9077
Hasil pengujian hipotesis disajikan sebagai menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki
berikut: pengaruh positif terhadap struktur modal
perusahaan dapat diterima. Ukuran perusahaan
Tabel 3 juga berpengaruh terhadap lebih tertutup atau
Hasil Uji Statistik t terbukanya perusahaan dalam membagi
Variabel B t Sig. informasi kepada pihak eksternal. Bagi
(Constant) 0,183 0,572 0,569 perusahaan kecil, pemberian informasi kepada
SIZE 0,006 0,498 0,019 pihak eksternal memerlukan biaya yang besar.
PROF -1,501 -1,318 0,090 Hal ini akan menghambat penggunaan dana
GROWTH 0,156 1,480 0,041 eksternal dan meningkatkan kecenderungan
FAR 0,037 0,429 0,068 bagi perusahaan kecil untuk menggunakan
TAX 0,176 0,744 0,458 modal internal (Firnanti 2011).
SAFETY 0,085 8,005 0,000 Profitabilitas (PROF) memiliki koefisien
RISK -0,106 -0,218 0,088 regresi sebesar -1,501 menunjukkan arah
MOWN -0,003 -0,585 0,060 pengaruh negatif profitabilitas terhadap struktur
RISK*MOWN -0,010 -0,106 0,055 modal. Nilai signifikan 0,090 lebih kecil dari
Adjusted R2 0,426 alpha (α = 0,10), maka dapat disimpulkan
F 11,734 bahwa variabel profitabilitas memiliki pengaruh
Sig 0,000 yang signifikan terhadap struktur modal. Oleh
karena itu, Ha2 yang menyatakan bahwa
Ukuran perusahaan (SIZE) memiliki profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap
koefisien regresi sebesar 0,006 menunjukkan struktur modal perusahaan dapat diterima. Hasil
arah pengaruh positif ukuran perusahaan penelitian ini konsisten dengan pecking order
terhadap struktur modal. Nilai signifikan 0,019 theory yang menyatakan bahwa semakin besar
lebih kecil dari alpha (α = 0,10), maka dapat profitabilitas perusahaan, maka sumber dana
disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan internal perusahaan akan semakin besar dan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penggunaan hutang semakin kecil
struktur modal. Oleh karena itu, H1 yang karena kebutuhan dana sudah terpenuhi dari
sumber dana internal tersebut. Mayangsari
203
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 18, No. 2 Desember 2017
(2001) menyatakan bahwa pada perusahaan high target debt ratio. Tangible assets yang
yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan tinggi akan meningkatkan jaminan atas
mendasarkan pemilihan sumber pendanaan pembayaran kembali pokok pinjaman dan
sesuai dengan urutan risiko, yaitu laba ditahan, mengurangi risiko debtholders sehingga
hutang dan terakhir penerbitan ekuitas. meningkatkan kesempatan perusahaan untuk
Perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik memperoleh pendanaan melalui hutang.
akan meminjam uang yang lebih sedikit Tax paid (TAX) memiliki koefisien regresi
walaupun mempunyai kesempatan untuk sebesar 0,176 menunjukkan arah pengaruh
meminjam lebih banyak. Hal ini terjadi bukan positif tax paid terhadap struktur modal. Nilai
karena perusahaan tersebut mempunyai target signifikan 0,458 lebih besar dari alpha (α =
debt ratio yang rendah, tetapi disebabkan 0,10), maka dapat disimpulkan bahwa variabel
karena perusahaan memang tidak tax paid tidak memiliki pengaruh yang signifikan
membutuhkan dana dari pihak eksternal terhadap struktur modal. Oleh karena itu, H5
(Tomasila 2009). yang menyatakan bahwa tax paid memiliki
Pertumbuhan penjualan (GROWTH) pengaruh positif terhadap struktur modal
memiliki koefisien regresi sebesar 0,156 perusahaan tidak dapat diterima. Pengaruh yang
menunjukkan arah pengaruh positif profitabilitas tidak signifikan mungkin disebabkan karena
terhadap struktur modal. Nilai signifikan 0,041 perusahaan di Indonesia masih mendasarkan
lebih kecil dari alpha (α = 0,10), maka dapat pola pengambilan keputusan pendanaan
disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan dengan pecking order theory. Pada dasarnya,
penjualan memiliki pengaruh yang signifikan perusahaan yang memiliki beban pajak yang
terhadap struktur modal. Oleh karena itu, H3 tinggi adalah perusahaan yang memiliki laba
yang menyatakan bahwa pertumbuhan sebelum pajak yang tinggi pula, sehingga
perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap dengan kata lain, memiliki tingkat profitabilitas
struktur modal perusahaan dapat diterima. Hasil yang tinggi pula. Hasil penelitian pada Ha2
penelitian ini konsisten dengan pecking order diketahui bahwa semakin besar profitabilitas
theory yang menyatakan bahwa perusahaan perusahaan maka penggunaan hutang akan
dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi harus semakin kecil karena pengambilan keputusan
lebih banyak mengandalkan pada modal pendanaan akan didasarkan pada urutan risiko
eskternal berupa hutang, dikarenakan modal yaitu laba ditahan sebagai pendanaan internal
yang berasal dari internal perusahaan (laba terlebih dahulu, kemudian baru diikuti
ditahan) tidak cukup untuk menopang tingkat pendanaan eksternal.
pertumbuhan tersebut. Safety consideration (SAFETY) memiliki
Struktur aset (FAR) memiliki koefisien koefisien regresi sebesar 0,085 menunjukkan
regresi sebesar 0,037 menunjukkan arah arah pengaruh positif safety consideration
pengaruh positif struktur aset terhadap struktur terhadap struktur modal. Nilai signifikan 0,000
modal. Nilai signifikan 0,068 lebih kecil dari lebih kecil dari alpha (α=0,10), maka dapat
alpha (α = 0,10), maka dapat disimpulkan disimpulkan bahwa variabel safety consideration
bahwa variabel struktur aset memiliki pengaruh memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
yang signifikan terhadap struktur modal. Oleh struktur modal. Oleh karena itu, H6 yang
karena itu, H4 yang menyatakan bahwa struktur menyatakan bahwa safety consideration
aset memiliki pengaruh positif terhadap struktur memiliki pengaruh positif terhadap struktur
modal perusahaan dapat diterima. Hasil modal perusahaan dapat diterima. Hasil
penelitian ini konsisten dengan trade off theory penelitian ini konsisten dengan trade off theory
yang menyatakan bahwa perusahaan yang yang menyatakan kesempatan perusahaan yang
memiliki struktur aset yang baik akan memilih memilki kemampuan membayar bunga yang
204
ISSN: 1410 - 9875 Ignes Januar Cahyadi
tinggi dalam memperoleh dana berupa hutang lebih memilih menggunakan ekuitas untuk
jangka panjang akan lebih besar dibandingkan memenuhi pendanaan perusahaan guna
perusahaan dengan kemampuan membayar menghindari financial distress (Seftianne dan
bunga yang rendah.Risiko dari penggunaan Handayani, 2011).
hutang oleh perusahaan adalah biaya bunga Moderasi (RISK*MOWN) memiliki
yang harus dibayarkan setiap periodenya koefisien regresi sebesar -0,010 menunjukkan
sebagai imbal hasil atas dana yang dipinjaman variabel moderasi memperkuat pengaruh negatif
kepada debitur (Sarma et al, 2010). Perusahaan risiko bisnis terhadap struktur modal. Nilai
yang berencana untuk menggunakan signifikan 0,055 lebih kecil dari alpha (α = 0,10),
pendanaan hutang dalam jumlah yang tinggi maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan
harus mempertimbangkan kemampuannya manajerial merupakan variabel moderasi pada
untuk membayar bunga atas pinjaman yang pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal
diterimanya. Apabila perusahaan memiliki perusahaan. Oleh karena itu, H8 yang
kemampuan membayar bunga yang tinggi, menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
maka perusahaan dapat menggunakan memperkuat pengaruh negatif risiko bisnis
pendanaan dengan hutang dalam jumlah yang terhadap struktur modal dapat diterima. Hasil
tinggi pula karena tingkat gagal bayar bunga penelitian ini konsisten dengan trade off theory
relatif kecil. Semakin tinggi kemampuan yang menyatakan bahwa perusahaan yang
perusahaan dalam membayar bunga berisiko tinggi akan lebih memilih pendanaan
pinjamannya, maka semakin besar pula selain hutang. Perusahaan dengan fluktuasi laba
kapasitas penggunaan hutang dalam struktur yang tinggi akan menyadari bahwa penggunaan
modalnya. hutang akan penuh dengan risiko dan akan
Risiko bisnis (RISK) memiliki koefisien kurang menguntungkan apabila dibandingkan
regresi sebesar -0,106 menunjukkan arah dengan ekuitas, sehingga perusahaan akan
pengaruh negatif risiko bisnis terhadap struktur lebih memilih menggunakan ekuitas untuk
modal. Nilai signifikan 0,088 lebih kecil dari memenuhi pendanaan perusahaan guna
alpha (α = 0,10), maka dapat disimpulkan menghindari financial distress. Kepemilikan
bahwa variabel risiko bisnis berpengaruh manajemen atas saham perusahaan akan
signifikan terhadap struktur modal. Oleh karena membuat mereka menjadi lebih berhati-hati
itu, H7 yang menyatakan bahwa risiko bisnis dalam menggunakan hutang sebagai sumber
memiliki pengaruh negatif terhadap struktur pendanaannya karena jumlah hutang yang tinggi
modal perusahaan dapat diterima. Hasil pada perusahaan yang tidak stabil perolehan
penelitian ini konsisten dengan trade off theory labanya akan membuat tugas manajemen dalam
yang menyatakan target debt ratio dari setiap menyediakan kepastian pembayaran bunga dan
perusahaan akan berbeda-beda, perusahaan cicilan setiap periodenya menjadi semakin berat.
yang tidak mempunyai risiko tinggi akan lebih Apabila perusahaan yang dipimpinnya collapse
memilih high target debt ratio, sementara maka manajer tidak hanya kehilangan pekerjaan
perusahaan yang berisiko tinggi akan lebih dan menurunkan reputasinya, tetapi juga akan
memilih pendanaan selain hutang atau low membuat mereka menanggung kerugian
target debt ratio (Dincergok dan Yalciner, 2011). perusahaan sesuai porsi kepemilikan sahamnya.
Perusahaan dengan fluktuasi laba yang tinggi
tersebut akan menyadari bahwa penggunaan PENUTUP
hutang akan penuh dengan risiko dan akan
kurang menguntungkan apabila dibandingkan Tujuan penelitian ini adalah untuk
dengan ekuitas, sehingga perusahaan akan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh
205
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 18, No. 2 Desember 2017
ukuran perusahaan (SIZE), profitabilitas high target debt ratio. Tangible assets yang
(PROF), pertumbuhan perusahaan (GROWTH), tinggi akan meningkatkan jaminan atas
struktur aset (FAR), tax paid (TAX), safety pembayaran kembali pokok pinjaman dan
consideration (SAFETY), dan risiko bisnis mengurangi risiko debtholders sehingga
(RISK) terhadap struktur modal serta untuk meningkatkan kesempatan perusahaan untuk
memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh memperoleh pendanaan melalui hutang. Tax
risiko bisnis (RISK) terhadap struktur modal paid (TAX) tidak berpengaruh terhadap struktur
(DER) dengan kepemilikan manajerial (MOWN) modal. Pengaruh yang tidak signifikan mungkin
sebagai variabel moderasi (RISK*MOWN). disebabkan karena perusahaan di Indonesia
Berdasarkan hasil uji statistik t, diperoleh masih mendasarkan pola pengambilan
kesimpulan sebagai berikut: ukuran perusahaan keputusan pendanaan dengan pecking order
(SIZE) berpengaruh positif terhadap struktur theory. Perusahaan yang memiliki beban pajak
modal perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten yang tinggi adalah perusahaan yang memiliki
dengan trade off theory yang menyatakan laba sebelum pajak yang tinggi pula, sehingga
bahwa perusahaan besar cenderung dengan kata lain, memiliki tingkat profitabilitas
menggunakan hutang dalam struktur modalnya yang tinggi pula. Pecking order theory
karena memiliki lower cost of borrowing jika menyatakan bahwa semakin besar profitabilitas
dibandingkan dengan perusahaan kecil. perusahaan, maka sumber dana internal
Semakin besar perusahaan maka semakin perusahaan akan semakin besar dan tingkat
banyak dana yang dibutuhkan untuk penggunaan hutang semakin kecil karena
menjalankan operasi perusahaan, dengan salah kebutuhan dana sudah terpenuhi dari sumber
satu alternatif pendanaan berupa hutang. dana internal tersebut.
Profitabilitas (PROF) berpengaruh negatif Safety consideration (SAFETY)
terhadap struktur modal perusahaan. Hasil berpengaruh positif terhadap struktur modal.
penelitian ini konsisten dengan pecking order Hasil penelitian ini konsisten dengan trade off
theory yang menyatakan bahwa semakin besar theory yang menyatakan kesempatan
profitabilitas perusahaan, maka sumber dana perusahaan yang memilki kemampuan
internal perusahaan akan semakin besar dan membayar bunga yang tinggi dalam
tingkat penggunaan hutang semakin kecil memperoleh dana berupa hutang jangka
karena kebutuhan dana sudah terpenuhi dari panjang akan lebih besar dibandingkan
sumber dana internal tersebut. Pertumbuhan perusahaan dengan kemampuan membayar
perusahaan (GROWTH) berpengaruh positif bunga yang rendah. Rrisiko bisnis (RISK)
terhadap struktur modal perusahaan. Hasil berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
penelitian ini konsisten dengan pecking order Hasil penelitian ini konsisten dengan trade off
theory yang menyatakan bahwa perusahaan theory yang menyatakan target debt ratio dari
dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi harus setiap perusahaan akan berbeda-beda,
lebih banyak mengandalkan pada modal perusahaan yang tidak mempunyai risiko tinggi
eskternal berupa hutang, dikarenakan modal akan lebih memilih high target debt ratio,
yang berasal dari internal perusahaan (laba sementara perusahaan yang berisiko tinggi akan
ditahan) tidak cukup untuk menopang tingkat lebih memilih pendanaan selain hutang atau low
pertumbuhan tersebut. target debt ratio. Moderasi (RISK*MOWN)
Struktur aset (FAR) berpengaruh positif terbukti signifikan dalam memperkuat pengaruh
terhadap struktur modal perusahaan. Hasil negatif risiko bisnis terhadap struktur modal.
penelitian ini konsisten dengan trade off theory Hasil penelitian ini konsisten dengan trade off
yang menyatakan bahwa perusahaan yang theory yang menyatakan bahwa risiko bisnis
memiliki struktur aset yang baik akan memilih berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
206
ISSN: 1410 - 9875 Ignes Januar Cahyadi
Perusahaan dengan fluktuasi laba yang tinggi saham perusahaan akan membuat mereka
akan menyadari bahwa penggunaan hutang menjadi lebih berhati-hati dalam menggunakan
akan penuh dengan risiko dan akan kurang hutang sebagai sumber pendanaannya karena
menguntungkan apabila dibandingkan dengan apabila perusahaannya collapse, manajer bukan
ekuitas, sehingga perusahaan akan lebih hanya kehilangan pekerjaan dan reputasinya,
memilih menggunakan ekuitas untuk memenuhi tetapi juga turut menanggung kerugian
pendanaan perusahaan guna menghindari perusahaan sesuai dengan porsi saham yang
financial distress. Kepemilikan manajemen atas dimilikinya.
REFERENSI:
Benkraiem, R., & Gurau, C. 2013. How do corporate characteristic affect capital structure decisions of French
SME’s?. International Journal of Entrepreneurial Behaviour & Research, 19 (2): 149-164
Bokpin, G.A., & Arko, A.C. 2009. Ownership Structure, Corporate Governance, & Capital Structure Decisions of
Firms. Studies in Economic & Finance, 26 (4): 246-256
Dincergok, B., & Yalciner, K. 2011. Capital Structure of Manufacturing Firm’s in Developing Countries. Middle
Eastern Finance and Economics, 12 (12)
Dwiwinarno, T. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (Studi Kasus pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi. 1 (1): 54-66
Elim, M.A., & Yusfarita. 2010. Pengaruh Struktur Aktiva, Tingkat Pertumbuhan Penjualan dan Return on Assets
terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Efektif Jurnal Bisnis dan
Ekonomi, 1 (1): 88-103
Firnanti, Friska. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnsis dan Akuntansi, 13 (2): 119-128
Gitman, L.J. 2012. Principles of Managerial Finance. Thirteenth edition. Prentice Hall
Hanafi, M.M., & Halim, A. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Imanta dan Satwijo, R. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemilikan Manjarial. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, 13 (1) 67-80
Indrawati, T., & Suhendro. 2006. Determinasi Capital Structure pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta Periode 2000-2004. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3 (1): 77-105
Karadeniz, E., Kandir, S.Y., Balcilar, M., & Onal, Y.B. 2009. Determinants of Capital Structure: Evidence from
Turkish Lodging Companies. International Journal of Contemporary Hospitality Management, 21 (5):
594-609
Mayangsari, S. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pendanaan Perusahaan: Pengujian
Pecking Order Hyphotesis. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, 1(3): 1-26
Mouamer, F.M. (2011). The Determinants of Capital Structure of Palestine-Listed Companies. The Journal of
Risk Finance, 12 (3): 226-241
Sarma, L.V.L.N, Lellapalli, S., Lellapalli R.V. 2010. Factors Influencing Capital Structure: An Analysis of
Companies In Malaysia. Unitair e-journal, 6 (2).
Seftianne & Handayani. R. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengarhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik
Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 13 (1): 39-56
Seppa, R. 2008. Capital Structure Decisions: Research in Estonian Non-financial Companies. Baltic Journal of
Management, 3 (1): 55-70
Sheikh, N.A., & Wang, Z. 2011. Determinants of Capital Structure: An Empirical Study of Firm in Manufacturing
Industry of Pakistan. Managerial Finance Journal, 37 (2): 117-133
207
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 18, No. 2 Desember 2017
Shidiq, N.A. 2012. Pengaruh EVA, Rasio Profitabilitas, dan EPS terhadap Harga Saham pada Perusahaan
Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro. Semarang
Sukmaningtyas, J., & Salamatun. A. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Telekomunikasi di Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis (Fokus), 1 (2): 1-16
Tomasila, M. 2009. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Peluang FE UKIM Ambon, 3 (1): 1-18
Viviani, J.L. 2008. Capital Structure Determinants: An Empricial Study of French Companies in the Wine Industry.
International Journal of Wine Business Research. 20 (2): 171-194
Wuryaningsih. 2004. Pengujian Pengaruh Capital Structure pada Debt Policy. Benefit, 8 (2): 139-150.
208