Anda di halaman 1dari 20

TEORI STRUKTUR MODAL

Moh. Ramdan Dorojatun1, Syara Syahidah2, Siti Munawaroh3


Program Studi Akuntansi
Universitas Islam Nusantara

Email: mrdj131299@gmail.com ; syarasyahidah@gmail.com ;


st.mnwrh06@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan paper ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi


permodalan perusahaan. Dalam kondisi ekonomi global yang terus maju pada saat
ini, akan dapat menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat. Hal ini akan
mendorong manajer perusahaan dalam meningkatkan produktivitas kegiatan
produksi, pemasaran dan strategi perusahaan. Kegiatan tersebut berkaitan dengan
usaha perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan di tengah persaingan
ekonomi global yang sangat ketat. Selain itu, manajemen perusahaan juga harus
memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder). Dalam pemenuhan
tujuan tersebut, maka diperlukan pengambilan keputusan yang tepat dari manajer
perusahaan baik keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan deviden.
Salah satu keputusan penting yang dihadapi manajer keuangan dalam kaitannya
dengan kegiatan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan. Dimana
keputusan pendanaan yang baik dari suatu perusahaan dapat dilihat dari struktur
modal, yaitu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi hutang, baik
hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek, saham preferen, dan saham biasa
yang akan digunakan oleh perusahaan. Dalam persaingan usaha yang ketat,
perusahaan harus memiliki keputusan pendanaan yang tepat, dimana perlu adanya
peran manajer dalam menentukan struktur modal yang paling optimal. Metode yang
digunakan pada paper ini menggunakan metode kualilitatif.

Kata kunci : Struktur Modal, Financial Leverage

ABSTRAC:

The purpose of this paper is to determine the factors that affect the company's
capital. In the current global economic conditions, it will lead to very tight business
competition. This will encourage company managers to increase the productivity
of the company's activities, marketing, and strategy. These activities are related to
the company's efforts to maximize profits in the midst of very tight global economic
competition. In addition, company management must also maximize the welfare of
shareholders. In meeting these objectives, it is necessary to make the right decisions
from company managers, both investment decisions, source decisions and dividend

1
decisions. One of the important decisions faced by financial managers in the
company's operating activities is the decision. Where the decisions of a company
can be seen from the capital structure, namely financial decisions related to debt,
both long-term and short-term debt, preferred stock, and common stock that will be
used by the company. In a fierce business competition, companies must have the
right decisions, where it is necessary to have a manager's role in determining the
most optimal capital structure. The method used in this paper uses a qualitative
method.

Keywords : Capital Structure, Financial Leverage

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Struktur modal yang optimal dari perusahaan akan mampu


meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan
(Entrepreneur, 2022). Beberapa ahli telah mengungkapkan teori-teori
mengenai struktur modal. Bhaduri (2002), Indrawati dan Suhendro (2006)
serta Ramlall (2009) menerangkan teori Modigliani-Miller, bahwa pada
perfect capital market ditemukan kondisi yang irrelevant. Dimana struktur
modal tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Sedangkan pada teori
Modigliani-Miller II, Indrawati dan Suhendro (2006) menjelaskan bahwa
teori Modigliani-Miller I diperbaiki oleh teori Modigliani Miller II dimana
dengan adanya factor interest tax-shield ternyata nilai perusahaan akan
meningkat sejalan dengan adanya hutang. Pada Static Trade Off-Theory,
Ramlall (2009) menyatakan bahwa struktur modal yang optimal terjadi
apabila interest tax shield seimbang dengan leverage related cost seperti
financial distress dan bankruptcy. Ramlall (2009) menjelaskan bahwa pada
Pecking Order Theory perusahaan cenderung menggunakan sumber
pembiayaan internal yaitu retained earning, kemudian beralih menggunakan
hutang dan terakhir menggunakan equity. Menurut Ramlall (2009), struktur
modal (capital structure), diukur melalui leverage. Dimana terdapat faktor-

2
faktor yang mempengaruhi leverage seperti growth, size, tangibility of
assets, profitability, liquidity, non-debt tax shield, age dan investment.
Selain itu, Bhaduri (2002) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi
capital structure adalah assets structure, non-debt tax shield, size, financial
distress, growth, profitability, age, signaling ,dan uniqueness. Sedangkan
menurut Indrawati dan Suhendro (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi
capital structure adalah size, growth, profitability dan ownership. Teker et
al. (2009) menyatakan faktorfaktor yang mempengaruhi capital structure
adalah tangibility of assets, size, profitability, growth opportunities dan non-
debt tax shield. Mengingat keputusan pendanaan sangat penting secara
langsung dalam menentukan kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam
persaingan, maka dapat dilakukan penelitian tentang faktorfaktor yang
mempengaruhi struktur modal pada industri manufaktur yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI) (RAMADHAN, 2010).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Yang Dimaksud Dengan Struktur Modal?


1.2.2 Apa Fungsi dan Tujuan Struktur Modal?
1.2.3 Apa Peran dari Struktur Modal?
1.2.4 Apa Faktor yang mempengaruhi struktur Modal Perusahaan?
1.2.5 Apa Saja Teori Struktur Modal?
1.2.6 Apa Definisi dari Financial Leverage?
1.2.7 Apa Saja Jenis-Jenis Financial Leverage?
1.2.8 Apa Saja Dampak Positif dan Negatif Financial Leverage?
1.2.9 Bagaimana cara menghitung Break event Financial Leverage?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Dapat Mengetahui Definisi dari Struktur Modal


1.3.2 Dapat Mengetahui Fungsi dan Tujuan Struktur Modal
1.3.3 Dapat Mengetahui Peran dari Struktur Modal

3
1.3.4 Dapat Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan
1.3.5 Dapat Mengetahui Teori Struktur Modal
1.3.6 Dapat Mengetahui Definisi Financial Leverage
1.3.7 Dapat Mengetahui Jenis-Jenis dari Financial Leverage
1.3.8 Dapat Mengetahui Dampak Positif dan Negatif dari Financial
Leverage
1.3.9 Dapat Mengetahui Cara Menghitung Break Event Point Financial
Leverage

BAB II

TEORI PUSTAKA

2.1 Pengertian Struktur Modal

Struktur modal merupakan hal yang penting dalam sebuah


perusahaan dan menjadi salah satu masalah yang sering disoroti. Hal ini
tidak lain karena struktur modal menentukan komposisi modal yang akan
digunakan oleh perusahaan. Menurut Sansoethan & Suryono (2016)
struktur modal merupakan proporsi pembiayaan permanen perusahaan
dengan dana yang didapat dari kombinasi utang jangka panjang, modal
saham biasa, modal saham preferen, serta akumulasi laba ditahan.
Sedangkan menurut Martono dan Harjito (2014) struktur modal dapat
diartikan sebagai perimbangan jumlah utang jangka panjang perusahaan,
yang tercermin pada perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal
sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur modal adalah proporsi
sumber modal yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahan
Struktur modal dianggap sebagai masalah yang penting dalam perusahaan,
karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung
terhadap posisi finansial perusahaan. Sehingga disini perlu adanya analisis
yang tepat terkait komposisi struktur modal yang akan digunakan. Akankah
modal internal dari penerbitan saham dan laba ditahan harus lebih banyak

4
dari hutang atau sebaliknya. Dimana keputusan yang diambil memiliki
resiko masing-masing. Ketika perusahaan terlalu banyak menggunakan
modal sendiri dengan menerbitkan saham hal ini berarti kepemilikan
terhadap perusahaan tersebut akan semakin banyak tersebar pada investor,
sehingga laba yang didapat akan dibagi dengan jumlah yang lebih besar. Hal
tersebut, akan membuat laba per lembar saham yang akan dibagikan kepada
investor semakin turun, padahal laba per lembar saham menjadi salah satu
ukuran yang dipertimbangkan investor dalam mengevaluasi apakan
perusahaan itu sehat atau tidak. Dan penurunan laba saham tidak dianggap
sebagai perkembangan yang baik bagi perusahaan oleh para investor. Pada
hakikatnya, struktur modal merupakan kombinasi utang dan ekuitas dalam
struktur keuangan jangka panjang perusahaan lebih menggambarkan target
komposisi utang dan ekuitas dalam jangka panjang pada suatau perusahaan
(Bernstein dan Wild, 1998). Struktur modal pada tiap perusahaan ditetapkan
dengan memperhitungkan berbagai aspek atas dasar kemungkinan akses
dana, keberanian perusahaan menanggung risiko, rencana strategis pemilik,
serta analisis biaya dan manfaat yang diperoleh dari setiap sumber dana.
Pada setiap sumber dana yang dapat dipergunakan oleh perusahaan melekat
kelebihan dan kekurangannya terkait status perusahaan.

Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang memaksimalkan


nilai perusahaan atau harga saham perusahaan, dan meminimumkan biaya
modalnya. Hal ini sejalan dengan definisi menurut Martono & Harjito
(2014) Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal
yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya
modal rata-rata sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan.

Keputusan struktur modal dalam perusahaan merupakan hal yang penting


pentingnya struktur modal ini karena adanya pilihan kebutuhan antara
memaksimalkan return atau menimilkan biaya modal dengan kemampuan
perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif. Struktur
modal perusahaan adalah kombinasi dari saham-saham yang berbeda

5
(saham biasa dan saham preferen) atau bauran seluruh sumber pendanaan
jangka panjang (ekuitas dan utang) yang digunakan perusahaan. Pada
umumnya, suatu perusahaan dapat memilih berbagai alternatif struktur
modal. Persoalannya adalah apakah perusahaan akan menggunakan utang
yang besar atau hanya menggunakan utang yang sangat kecil.
Sumbersumber pendanaan yang dapat digunakan antara lain: leasing,
warrant, convertible, bond, forward contracts atau trade bond swaps.
Persoalannya adalah banyaknya pilihan ini akan mendiring perusahaan
untuk melakukan berbagai alternatif kombinasi pendanaan.

2.2 Pengertian Financial Leverage

Menurut kamus bisnis Cambridge Business English Dictionary, financial leverage


adalah hubungan antara jumlah uang yang dimiliki perusahaan dengan nilai
perusahaan tersebut. Dalam Investopedia dijelaskan bahwa financial leverage
muncul ketika perusahaan memutuskan untuk membiayai sebagian besar asetnya
dengan utang.

Selain memperoleh aset tambahan, leverage keuangan dapat digunakan untuk


mendanai suatu proyek atau investasi. Utang diambil dari pinjaman yang
sumbernya bermacam-macam, khususnya bank. Sebagai imbalan, perusahaan
berjanji membayar kembali jumlah pokok dan bunga pinjaman tersebut.

Perusahaan melakukan strategi usaha ini karena tak dapat mengumpulkan modal
yang cukup lewat penerbitan saham di bursa untuk memenuhi kebutuhan usaha.
Ketika membutuhkan modal, perusahaan akan mencari pinjaman, kredit, atau
pilihan pembiayaan lain (Team, 2022).

Seperti yang kami sebutkan sebelumnya, Fiancial leverage adalah penggunaan uang
pinjaman (hutang) untuk membiayai pembelian aset dengan harapan pendapatan
atau capital gain dari aset baru akan melebihi biaya pinjaman, bisa diartikan pula
bahwa financial leverage adalah hutang dalam struktur modal suatu perusahaan.

6
Finansial leverage berkaitan dengan perbesaran keuntungan secara umum. Ini juga
dikenal sebagai gearing atau ‘trading on equity’. Konsep leverage keuangan tidak
hanya relevan dengan bisnis tetapi juga berlaku untuk individu. Hutang adalah
bagian integral dari perencanaan keuangan siapa pun baik itu perorangan, atau
perusahaan. Kami akan mencoba memahaminya dari sudut pandang bisnis.

Dalam suatu bisnis, hutang (jangka pendek atau panjang) diperoleh tidak hanya atas
dasar ‘kebutuhan modal’ tetapi juga diambil untuk memperbesar keuntungan yang
diperoleh para pemegang saham. Pengenalan hutang dalam struktur modal tidak
akan berdampak pada penjualan, laba operasi dll tetapi akan meningkatkan bagian
pemegang saham ekuitas, ROE% (Return on Equity).

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Teori Struktur Modal

Terdapat beberapa teori landasan untuk melaksanakan struktur


modal. Ada 5 teori yang perlu diketahui: Teori pendekatan tradisional, teori
pendekatan Modigliani dan Miller, teori trade off dalam struktur modal,
teori pecking order, serta teori asimetri informasi dan signaling, serta teori
keagenan (LATHIFA, 2021).

3.1.1 Teori Pendekatan Tradisional


Teori ini menyatakan adanya struktur modal yang optimal.
Artinya, struktur mempunyai pengaruh pada nilai perusahaan, yang
mana struktur dapat berubah-ubah agar mendapatkan nilai
perusahaan yang optimal.

3.1.2 Teori Pendekatan Modigliani dan Miller


Teori ini dinamakan oleh pencetusnya, yaitu Franco
Modigliani dan Merton Miller. Teori ini terbagi menjadi dua, yaitu
teori tanpa pajak dan teori dengan pajak.

7
Teori pendekatan Modigliani dan Miller dengan pajak
menyatakan bahwa struktur tidak relevan dengan nilai perusahaan.
Nilai dua perusahaan yang identik akan tetap sama dan tidak akan
memengaruhi pilihan keuangan yang diadopsi untuk membiayai
aset. Modigliani dan Miller kemudian mengajukan asumsi untuk
membangun teorinya, beberapa di antaranya yaitu tanpa agency
cost, tanpa pajak, tanpa biaya kebangkrutan, investor dapat berutang
dengan suku bunga sama dari perusahaan, dan investor memiliki
informasi serupa manajemen tentang prospek perusahaan pada masa
depan. Teori ini juga menyatakan bahwa tidak ada biaya
kebangkrutan dalam struktur modal, aset dapat dijual dengan nilai
pasar jika terjadi kebangkrutan, earning before interest (EBIT) tidak
dipengaruhi utang, dan investor adalah price-takers.

Sedangkan teori pendekatan Modligiani dan Miller dengan


pajak menyatakan bahwa pajak dibayarkan untuk pemerintah,
artinya menjadi aliran kas keluar perusahaan. Utang perusahaan
menjadi pengurang pajak sehingga dapat menghemat pengeluaran
pajak.

3.1.3 Teori Trade-Off


Teori ini menentukan struktur yang optimal dengan
memasukkan beberapa faktor, seperti pajak, biaya keagenan, atau
kesulitan keuangan. Namun, tetap mempertahankan sebuah asumsi
symetric information dan efisiensi pasar. Jadi, pelaku usaha akan
berpikir untuk menghemat pajak dan kesulitan biaya pada keuangan.

3.1.4 Teori Pecking Order


Teori ini menyatakan bahwa tingkat keuntungan suatu
perusahaan yang lebih tinggi, akan memiliki tingkat utang yang
lebih kecil. Secara spesifik, perusahaan memiliki urutan preferensi
dalam penggunaan dana, dengan skenario sebagai berikut:

8
1. Perusahaan memilih pandangan internal yang diperoleh dari laba
hasil kegiatan perusahaan.
2. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran berdasarkan
perkiraan kesempatan investasi.
3. Adanya kebijakan konstan yang digabung dengan fluktuasi dan
kesempatan berinvestasi tanpa prediksi sehingga cash flow lebih
besar daripadan pengeluaran investasi.
4. Jika memerlukan pandangan eksternal, perusahaan akan
mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dahulu.
Itulah skenario yang digunakan sebagai referensi dalam penggunaan
dana pada teori pecking order.

3.1.5 Teori Asimetri Informasi dan Signaling


Teori struktur modal ini menyatakan bahwa pihak-pihak
yang berhubungan dengan perusahaan tidak memiliki informasi
yang sama tentang adanya risiko perusahaan.

Ada dua jenis teori di dalamnya, yaitu Myers dan Majluf serta
Signaling.

Menurut teori Myers dan Majluf, ada asimetri informasi yang terjadi
antara manajer dan pihak luar. Manajer memiliki informasi
perusahaan yang lebih lengkap ketimbang pihak luar.

Menurut teori Signaling, pengembangan modal dengan penggunaan


utang pada struktur itu merupakan sinyal yang disampaikan dari
manajer ke pasar. Manajer memastikan prospek perusahaan, baik
dengan saham yang meningkat, dan mengkomunikasikan kepada
investor.

3.1.6 Teori Keagenan


Teori ini menyatakan bahwa struktur dibuat untuk
mengurangi konflik antara kelompok yang memiliki kepentingan.

9
3.2 Tujuan dan Fungsi Struktur Modal

Pengelolaan capital structure bertujuan untuk memadukan sumber-


sumber dana permanen yang digunakan untuk kegiatan operasional, yang
akan memaksimalkan nilai perusahaan (LATHIFA, 2021).

Tidak hanya itu, pengaturan modal ini memiliki fungsi untuk perusahaan, di
antaranya:

3.2.1 Memaksimalkan Pengembalian


Pengaturan moal yang dirancang dengan baik memberikan ruang
lingkup untuk meningkatkan laba per saham sehingga dapat
memaksimalkan pengembalian bagi pemegang saham ekuitas dan
memulihkan biaya pinjaman.

3.2.2 Mengurangi Risiko Finansial


Struktur yang benar dapat menyeimbangkan utang dan ekuitas bisnis.
Dengan begitu, dapat membantu perusahaan untuk mengelola dan
mengurangi risiko keuangan.

3.2.3 Meminimalkan Biaya Modal


Struktur modal dapat menyediakan perencanaan modal utang jangka
panjang untuk perusahaan secara strategis. Dengan demikian, dapat
membantu meminimalkan biaya modal.

3.2.4 Mengoptimalkan Pemanfaatan Dana


Pengaturan modal yang baik dan tersusun secara sistematis membantu
perusahaan dalam menghasilkan output yang optimal dari dana yang
tersedia.

3.2.5 Membantu Perencanaan Pajak Perusahaan


Bagi perusahaan yang memilih dana utang, pengaturan modal yang baik
dapat membantu pengurangan pajak manfaat dan tabungan sehingga
mengurangi biaya pinjaman. Optimasi pajak perusahaan dapat dilakukan

10
dengan menggunakan aplikasi seperti OnlinePajak. Sebagai penyedia jasa
aplikasi perpajakan, OnlinePajak memiliki fitur-fitur yang dapat
mengoptimalkan pajak perusahaan serta menghindari risiko
ketidakpatuhan, sehingga dapat memaksimalkan modal perusahaan.

3.2.6 Fleksibilitas
Struktur modal yang baik dapat memfasilitasi ekspansi atau kontraksi modal
utang agar sesuai dengan strategi dan kondisi perusahaan.

3.2.7 Solvabilitas
Pengelolaan struktur yang baik dapat membantu menjaga likuiditas
perusahaan karena modal utang yang tidak direncanakan dapat
menyebabkan beban pembayaran bunga, yang dapat mengurangi kas
perusahaan.

3.2.8 Meningkatkan Nilai Perusahaan


Struktur modal yang sehat dapat menarik perhatian investor untuk
menanamkan saham di suatu perusahaan. Dengan begitu, dapat
meningkatkan nilai pasar dari saham dan sekuritas perusahaan.

3.4 Faktor yang Memengaruhi Struktur Modal

Ada beberapa faktor yang memengaruhi capital structure yang perlu


diketahui, di antaranya:

3.4.1 Struktur Aktiva (Tangibility)


Menurut Weston dan Brigham, struktur aktiva adalah perimbangan atau
perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva. Lalu, ada pula menurut
Syamsudin bahwa struktur aktiva adalah penentuan besar alokasi dana
untuk tiap-tiap komponen aktiva, baik aktiva tetap maupun aktiva lancar.

Umumnya, perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam


dalam aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan modal dari modal
permanen yang berarti modal sendiri. Sedangkan utang adalah bersifat

11
pelengkap. Perusahaan dengan aktiva yang semakin besar, terutama aktiva
lancar, akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan
utang. Ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur
modal suatu perusahaan.

3.4.2 Growth Opportunity


Growth opportunity adalah peluang perusahaan tumbuh di masa depan.
Namun menurut Kartini dan Arianto (2008), growth opportunity adalah
perubahan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Perusahaan memiliki
kesempatan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan.

3.4.3 Ukuran Perusahaan (Form Size)


Perusahaan besar cenderung melakukan diversifikasi atau
keanekaragaman produk, serta menentukan lokasi untuk mendapatkan
keuntungan sebanyak-banyaknya. Karena itu, perusahaan akan lebih siap
menghadapi krisis karena ukurannya yang besar. Sementara perusahaan
kecil sulit untuk melakukan hal ini sehingga menyebabkannya lebih rentan
bangkrut.

3.4.4 Profitabilitas
Perusahaan dengan profit yang tinggi umumnya memiliki dana
internal lebih banyak. Artinya, perusahaan memiliki utang lebih rendah
karena dana internal yang cukup. Hal ini dapat memengaruhi penataan
modal.

3.4.5 Risiko Bisnis


Faktor ini dapat menjadi salah satu alasan perusahaan mengalami
kesulitan untuk pendanaan eksternal, yang akan memberikan pengaruh
negatif kepada penggunaan aset atau dana perusahaan.

3.5 FINANCIAL LEVERAGE

12
Adalah Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya sejalan
dengan pengembangan yang dialami, selalu membutuhkan tambahan modal.
Pada saat perusahaan didirikan, pemilik bisamenentukan sumber modal apa
yang dipakai, apakah semuanya bersumber dari modal saham biasa atau perlu
ada hutang jangka panjang (financial leverage). Setiap keputusan yang
diambil tentangsumber modal selalu ada dampaknya. Misalnya bila sumber
modal saham biasa adakewajiban membayar dividen dan keputusan-
keputusan kebijakan atau pengelolaan dari pemegang saham perlu
diperhatikan. Bila sumber modal dari saham prefern ada kewajiban
membayar dividen yang harus diprioritaskan demikian pula dalam keadaan
perusahaandilikuidasi maka pemegang saham prefern akan didahulukan
peningkatan nilai sahamnya. Jika sumber modal berasal dari hutang jangka
panjang ada kewajiban membayar bunga dan pengembalian hutang pada saat
jatuh tempo. Ada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari perusahaan dalam
mengaturperpaduan sumber modal mana akan dipakai. Misalnya suatu
perusahaan tidak menyukai manajemen perusahaannya dikelola oleh banyak
pemilik, karena itu keputusan sumbermodal yang dipakai untuk
pengembangan berikut adalah dari hutang jangka panjang.Arti leverage
secara harfiah (literal) menurut Hanafi (2004:327) adalah pengungkit.
Pengungkit biasanya digunakan untuk membantu mengangkat beban yang
berat. Dalam keuangan, leverage juga mempunyai maksud yang serupa.
Lebih spesifik lagi,leverage bisa digunakan untuk meningkatkan tingkat
keuntungan yang diharapkan. Kemampuanperusahaan untuk menggunakan
aktiva atau dana untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi
pemilik perusahaan dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini
akanberarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return yang akan
diperoleh akansemakin tinggi pula, tetapipada saat yang sama hal tersebut
akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage ini
bisa saja berbeda-beda antara perusahaanyang satu dengan perusahaan
lainnya, atau dari satu periode ke periode lainnya di dalamsatu perusahaan,
tetapi yang jelas, semakin tinggi tingkatleverageakan semakin tinggi

13
risikoyang dihadapi serta semakin besar return atau penghasilan yang
diharapkan.Jika seorang investor atau suatu perusahaan dihadapkan pada
suatu peluang untukmemulai bisnis, maka investor atau perusahaan tersebut
merupakan bagian dari pasarindustrial tertentu, yang akan dihadapkan pada
dua keputusan utama. Pertama, perusahaan harus menentukan jumlah biaya
tetap dan kedua adalah perusahaan harus dapatmenentukan penjualannya.

“Financial leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam


menggunakan kewajiban-kewajiban finansial yang sifatnya tetap untuk
memperbesar pengaruh EBIT terhadap pendapatan per lembar saham biasa
(Earning Per Share)”. (Syamsuddin, 2013:113) Financial leverage dapat
timbul akibat penggunaan hutang sebagai sumber dana atau pembiayaan
perusahaan. Penggunaan financial leverage yang semakin besar akan
membawa dampak positif apabila pendapatan yang diterima dari
penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban keuangan yang
dikeluarkan, sedangkan dampak negatif dari penggunaan financial leverage
yang besar akan menyebabkan biaya yang ditanggung perusahaan, seperti
baiaya beban bunga yang menjadi semakin besar pula. Financial leverage
dapat diukur dengan berbagai cara, diantaranya menggunakan Degree of
Financial Leverage (DFL), Debt Ratio (DR), Debt to Equity Ratio (DER),
dan Time Interest Earned Ratio (TIER).

Penggunaan financial leverage kenyataannya memberikan pengaruh


terhadap profitabilitas. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur laba,
menilai posisi laba, serta perkembangan laba yang diperoleh perusahaan
pada periode tertentu. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka
semakin tinggi efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan fasilitas
perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diukur dengan rasio profitabilitas.
Rasio profitabilitas mengukur efisiensi perusahaan berdasarkan nilai laba
yang diperoleh dibagi dengan komponen internal perusahaan seperti aktiva
dan modal.

14
3.5.1 Jenis-Jenis Financial Laverage

1. Time Interest Earned Ratio

Rasio time interest earned ratio, merupakan rasio antara laba sebelum pajak dan

bunga (EBIT) dengan beban bunga. Jenis rasio ini mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi beban tetapnya berupa bunga, atau mengukur

seberapa jauh laba dapat berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan

keuangan karena tidak mampu membayar bunga (Harmony, 2021).

Contoh Rumus: Time Interest Earned Ratio = Debit/interest

2. Rasio Fixed Coverage

Rasio Fixed charge coverage, merupakan rasio yang mengukur berapa besar

kemampuan perusahaan untuk menutup beban tetapnya termasuk pembayaran

dividen, bunga, saham preferen angsuran pinjaman, dan sewa. Karena tidak jarang

perusahaan menyewa aktivanya dari perusahaan leasing dan harus membayar

angsuran tertentu.

Contoh Rumus: Fixed change coverage ratio = Laba operasi + pembayaran leasing

/ Biaya bunga + pembayaran leasing

3. Debit Ratio

Debit Ratio merupakan debit rasio yang Semakin tinggi rasio yang dimiliki maka

semakin besar resiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan

yang semakin tinggi. Debit rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal

sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva.

Contoh Rumus: Debit Ratio = Total kewajiban / total aktiva.

15
3.5.2 Dampak Positif dan Negatif Financial Leverage

Dampak Positif

Keuntungan financial leverage akan cukup berpengaruh terhadap


perusahaan dan pemegang saham jika iklim bisnis sedang dalam kondisi yang baik.
Jika kondisi penjualan dalam keadaan yang sangat tinggi dan keuntungan operasi
juga tinggi, maka financial leverage juga akan tinggi yang akan langsung
berpengaruh ke EPS yang tinggi juga (Prastya, 2019).

Namun penerapan tersebut juga bisa sangat beresiko jika kondisi iklim bisnis
sedang suram. Karena pada intinya jika perusahaan menggunakan dana hutang
untuk memberikan biaya kepada perusahaan maka sangat berbahaya dan berisiko.

Dampak Negatif

Secara umum leverage keuangan merupakan aktiva pada sebuah perusahaan yang
dibiayai dengan sebuah utang atau juga harta dari perusahaan yang didorong dengan
utang. Jika tingkat utang yang dimiliki semakin besar maka juga akan
meningkatkan risiko yang akan dihadapi oleh sebuah perusahaan.

Sehingga kerugian financial leverage akan menyebabkan perusahaan tersebut


masuk masa yang berbahaya terutama jika iklim bisnis sedang pada masa yang
buruk. Karena tingkat peluang keuntungan operasional yang didapatkan tidak akan
bisa untuk membayarkan bunga yang muncul dari pinjaman. Total utang
perusahaan dibagikan dengan total aktiva maka akan muncul yang disebut dengan
leverage faktor atau (LF) atau juga debt ratio.

Risiko yang dihadapi oleh perusahaan dikonversikan menjadi bentuk lain yaitu
keuangan dan biasanya keberhasilan pemimpin dari sebuah perusahaan
mendapatkan hasil seperti apa yang diharapkan diakibatkan oleh hutang yang
digunakan untuk membiayai perusahaan. Jika tingkat hutang semakin tinggi maka

16
bunga yang muncul dari hutang tersebut juga akan semakin tinggi dan berdampak
ke risiko keuangan yang tinggi juga.

3.5.3 Perhitungan Financial Leverage

Financial leverage mengukur pengaruh perubahan penjualan terhadap pendapatan


per lembar saham (EPS). Ukuran tingkat financial leverage adalah degree of
financial leverage (DFL), dengan rumus sbb (Titikefnita, 2010):

𝐷𝑂𝐿 𝑋(𝑃−𝑉)−𝐹
𝑥 𝑢𝑛𝑖𝑡=
𝑋(𝑃−𝑉)−𝐹−𝑖

X = Unit yang dihasilkan

P = Harga Jual Per unit

V= Biaya Variable Per unit

F = Biaya Tetap Per Period (th)

I = Bunga

Misalkan dari contoh PT.X di atas, dimana perusahaan memperoleh laba operasi
sebesar Rp 500.000, perusahaan menggunakan utang yang menyebabkan
perusahaan harus membayar bunga sebesar Rp 100.000,-. Jumlah lembar saham
yang dimiliki adalah sebanyak 1000 lembar Pajak 30 Pertanyaan:

Hitung DFL PT.X Dengan meningkatnya penjualan sebesar 20%, mengakibatkan


laba operasi (EBIT) naik 60%, berapakah peningkatan EPS dan Buktikan !!
15.000 ( 200−100)−1.000.000
a. DFL = 15.000 (200−100)−1.000.000−100.000 = 1,25

b. Peningkatan EPS = (60%) (1,25) = 75%


Sebelum Kenaikan Setelah Kenaikan
Penjualan 20% Penjualan 20%
Penjualan Rp 3.000.000 Rp 3.600.000
Biaya variable RP 1.500.000 Rp 1.800.000
Laba kotor Rp 1.500.000 Rp 1.800.000
Biaya tetap Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Laba Usaha (EBIT) Rp 100.000 Rp 800.000
Bunga Rp 500.000 Rp 100.000
EBT Rp 400.000 Rp 700.000

17
Pajak Rp 120.000 Rp 210.000
EAT Rp 280.000 Rp 490.000
Jml Lembar Saham 1.000 lembar 1.000 lembar
EPS Rp 280 Rp 490

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil review dapat disimpulkan bahwa penentu penting dari


struktur modal adalah sebagai berikut: atribut yang disarankan oleh berbagai
teori struktur modal dapat memengaruhi pilihan ekuitas-utang perusahaan.
Atribut-atribut ini dilambangkan dengan assetstructure, non-debt tax
shields, growth, uniqueness, industry classification, size, earnings volatility,
and profitability. Atribut, tersebut hubungannya dengan pilihan struktur
modal yang optimal.Sebagian besar teori struktur modal berpendapat bahwa
jenis aset yang dimiliki oleh perusahaan dalam beberapa cara
mempengaruhi pilihan struktur modalnya. DeAngelo dan Masulis
menyajikan model struktur modal optimal yang menggabungkan dampak
pajak perusahaan, pajak pribadi, dan perisai pajak perusahaan yang tidak
terkait utang. Mereka berpendapat bahwa pengurangan pajak untuk
depresiasi dan kredit pajak investasi adalah pengganti untuk manfaat pajak
dari pembiayaan hutang. Akibatnya, perusahaan dengan perisai pajak non-
utang besar relatif terhadap arus kas yang diharapkan termasuk lebih sedikit
utang dalam struktur modal mereka. Biaya yang terkait dengan hubungan
keagenan ini kemungkinan akan lebih tinggi untuk perusahaan di industri
yang sedang tumbuh, yang memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam pilihan
investasi masa depan mereka. Pertumbuhan yang diharapkan di masa depan
karenanya harus berhubungan negatif dengan tingkat hutang jangka
panjang. Myers, bagaimanapun, mencatat bahwa masalah keagenan ini

18
dikurangi jika perusahaan mengeluarkan hutang jangka pendek dan bukan
jangka Panjang. Pelanggan, pekerja, dan pemasok perusahaan yang
menghasilkan produk unik atau khusus mungkin menderita biaya yang
relatif tinggi jika mereka dilikuidasi. Pekerja dan pemasok mereka mungkin
memiliki keterampilan dan modal untuk pekerjaan tertentu, dan pelanggan
mereka mungkin merasa kesulitan untuk mencari layanan alternatif untuk
produk mereka yang relatif unik. Untuk alasan ini, keunikan diharapkan
berhubungan negatif dengan rasio hutang.Titman menyatakan bahwa
perusahaan yang membuat produk yang membutuhkan ketersediaan servis
khusus dan suku cadang akan menghadapi likuidasi mahal. Ini
menunjukkan bahwa perusahaan yang memproduksi mesin dan peralatan
harus dibiayai dengan hutang yang relatif lebih sedikit.Biaya kebangkrutan
tampaknya merupakan proporsi yang lebih besar dari nilai perusahaan
ketika nilai itu menurun.

DAFTAR PUSTAKA

19
Entrepreneur, J. (2022, September 7). Struktur Modal Perusahaan : Pengertian, Faktor
dan Teori. Retrieved from Jurnal Indonesia:
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-faktor-teori-struktur-modal-
perusahaan/

Harmony. (2021, Februari 24). Financial Leverage: Pengertian, Fungsi, Manfaat Dan
Contohnya. Diambil kembali dari Harmony:
https://www.harmony.co.id/blog/financial-leverage-pengertian-fungsi-manfaat-
dan-contohnya

LATHIFA, D. (2021, Desember 9). Pengertian, Fungsi, dan Teori Struktur Modal Pada
Perusahaan, Simak Penjelasannya Di Sini. Diambil kembali dari online pajak:
https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/struktur-modal-
perusahaan#:~:text=Struktur%20modal%20dapat%20menyediakan%20perenca
naan,dapat%20membantu%20meminimalkan%20biaya%20modal.&text=Pengat
uran%20modal%20yang%20baik%20dan,optimal%20dari%20dana%20yang%2

Prastya, Y. (2019, Desember 17). Apa Keuntungan dan Kerugian dari Financial Leverage
Bagi Sebuah Perusahaan. Diambil kembali dari inforexnews:
https://www.inforexnews.com/berita/forex/apa-keuntungan-dan-kerugian-dari-
financial-leverage-bagi-sebuah-perusahaan

RAMADHAN, F. M. (2010). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI . JURNAL BISNIS


DAN AKUNTANSI, 120.

Team, S. (2022, Juni 17). Fungsi, Contoh, Cara Hitung, dan Risikonya. Diambil kembali
dari Spenmo.com: https://blog.spenmo.com/id/financial-leverage-adalah

Titikefnita. (2010, Mei 16). Analisis Leverege. Diambil kembali dari slideshare:
https://www.slideshare.net/titikefnita/analisis-leverage

20

Anda mungkin juga menyukai